Anda di halaman 1dari 3

Apa itu Dana Desa dan Alokasi

Dana Desa ?
Faktanya, masih banyak diantara kita
yang belum bisa membedakan
antara Dana Desa dan Alokasi Dana
Desa. Baik itu, dalam segi istilah,
fungsi ataupun segi sumber asal
pengalokasian.
Padahal jika flashback kebelakang.
Dana Desa itu mulai dikucurkan
pertama kali pada tahun 2015,
setelah disahkan UU Desa akhir
tahun 2014.
Kalau di hitung-hitung dan tidak ada
kendala, maka diakhir tahun 2020,
pengalokasian Dana Desa berjalan
sudah hampir enam tahun.
Sedangkan untuk Alokasi Dana Desa
sendiri. Itu sudah lama sekali
dikucurkan, bahkan sebelum
disahkanya Undang-Undang Desa.
Akan tetapi, jumlah tidak sebesar
seperti saat ini.
Berbekal dari berbagai alasan yang
sering sekali saya jumpai, salah
satunya yang telah saya sebutkan di
paragraf pembuka.
Maka, pada hari ini saya akan
mengulas sejelas-jelasnya, tentang
apa itu Dana Desa dan Alokasi Dana
Desa.
Agar nantinya kita tidak gagal lagi,
baik dalam memahami istilah
perbedaan,sumber alokasi, dan
untuk apa saja penggunaannya.
Untuk mempersingkat waktu, mari
kita mulai saja membahasanya.
1. Pengertian Dana Desa dan Alokasi
Dana Desa
Sering kita menjumpai masyarakat
yang menyebut ADD sebagai DD
dan DD sebagai ADD, karena istilah
singkatan tersebut yang memang
hampir sama.
Meskipun, ya keduanya sama-sama
diperuntukan untuk desa dan
menjadi sumber pendapatan desa.
Namun, alangkah baiknya, jika kita
yang sudah mengerti lebih dulu
perbedaan akan keduanya bisa
mengingatkan.
Bahwa antara DD dan ADD itu jelas
berbeda, baik dalam segi sumber
alokasi ataupun arah penggunaanya.
A. Pengertian Dana Desa (DD)
Dalam Undang-Undang Desa yang
dituangkan lagi dalam Peraturan
Pemerintah (PP) dan telah
mengalami beberapa kali perubahan
sebagai pelaksana dari amanat UU
Desa.
Disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah nomor 43 tahun 2014,
pasal 1 angka 8 bahwa pengertian
Dana Desa atau disingkat (DD)
adalah :
Dana Desa adalah dana yang
bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang diperuntukkan bagi
desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten/Kota
untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat ( PP 43 tahun 2014, bab
I pasal 1 angka 8 ).
Selanjutnya, untuk Prioritas
Penggunaan Dana Desa sendiri itu
biasanya akan diatur dalam
Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi yang terbit tiap tahun
sebelum tahun anggaran berikutnya
berjalan.
A. Pengertian Alokasi Dana Desa
(ADD)
Selanjutnya untuk pengertian Alokasi
Dana Desa atau disingkat (DD)
diatur dalam Peraturan Pemerintah
nomor 43 tahun 2014, pasal 1 angka
9 yang berbunyi sebagai berikut :
Alokasi Dana Desa adalah dana
perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) setelah dikurangi Dana
Alokasi Khusus (DAK).
Untuk besaran Alokasi Dana Desa
sendiri diatur dalam pasal 96 ayat 1
dan 2 PP 47 tahun 2015 perubahan
atas PP 43 tahun 2014 sebagai
peraturan pelaksana UU Desa yang
berbunyai sebagai berikut :
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
mengalokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) untuk ADD setiap tahun
anggaran.
ADD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dialokasikan paling sedikit
10% (sepuluh per seratus) dari dana
perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
setelah dikurangi Dana Alokasi
Khusus.
2. Perbedaan Dana Desa dan Alokasi
Dana Desa
Kalau kita lihat serta mengamati dari
uraian pengertian Dana Desa dan
Alokasi Dana Desa diatas. Seharunya
dengan mudah kita sudah bisa
menarik sebuah kesimpulan,
perbedaan antara Dana Desa dan
Alokasi Dana Desa.
Ya, kan ?
Dana Desa merupakan kewajiban
dari Pemerintah Pusat yang
dialokasikan dalam APBN kemudian
ditransfer Rekening Kas Desa (RKD)
melalui Rekening Kas Umum Daerah
(RKUD) sebagai penyimpanan
sementara Dana Desa.
Dan seperti yang telah sebutkan
diatas, untuk arah penggunaan Dana
Desa itu sendiri akan diatur melalui
Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Sedangkan, untuk Alokasi Dana Desa
merupakan kewajiban Pemerintah
Kabupaten/Kota mengalokasikan
kedalam APBD melalui dana
perimbangan setelah dikurangi Dana
Alokasi Khusus (DAK) untuk
kemudian ditransfer ke Rekening Kas
Desa (RKD).
Jenis dana perimbangan sendiri
dibagi menjadi empat :
- Dana Bagi Hasil (DBH),
- Dana Alokasi Umum (DAU),
- Dana Alokasi Khusus (DAK), dan
- Transfer lainya ( Dana
Perimbangan dari Provinsi).
Untuk besaran alokasi tiap desa
dalam menerima ADD, itu biasanya
tidak sama rata.
Tergantung dari perhitungan yang
dibuat Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan memperhatikan tata cara
yang telah diatur oleh Peraturan
Pemerintah (PP) yang kemudian
dituangkan dalam Peraturan Bupati/
Wali Kota.
3. Digunakan Untuk Apa Saja Dana
Desa dan Alokasi Dana Desa ?
Menurut Permendesa nomor 11
tahun 2019 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun
2020.
Seperti yang telah disebutkan dalam
bab II pasal 5 ayat (1) dan (2),
bahwa prioritas penggunaan Dana
Desa ialah untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan
dibidang pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa.
Program dan kegiatan seperti yang
tertuang dalam prioritas penggunaan
Dana Desa, harus dan wajib
memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi masyarakat yang
berupa :
- Peningkatan kualitas hidup,
- Peningkatan kesejahteraan,
- Penanggulangan kemiskinan,
dan
- Peningkatan pelayanan publik.

Uraian lebih, mengenai digunakan


untuk apa saja Dana Desa beserta
jenis kegiatan dari keempat aspek
yang telah saya sebutkan diatas.
Anda bisa memahami dan membaca
artikel yang telah saya tulis secara
lengkap sebelumnya, dengan judul :
Prioritas Dana Desa 2020
Sedangkan, untuk Alokasi Dana Desa
sendiri digunakan untuk apa ?
Sekali lagi, itu biasanya diatur oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota yang
tentunya di masing-masing
Kabupaten/Kota tidak akan sama
tergantung dari Prioritas
Kabupaten/Kota tersebut.
Tapi, yang menjadi sorotan saat ini,
ya seputar mengenai Siltap dan
Tunjangan Kades dan Perades stara
2A.
Hal inipun sudah tertuang dalam
Peraturan Pemerintah nomor 11
tahun 2019 perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah nomor 43
tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai