Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wanda Mardiyana Putri

Tingkat : 2B

NIM : P20620119077

Mata Kuliah : Pelayanan Prima dalam Keperawatan

Masalah-masalah Pelayanan Prima dalam Keperawatan

A. Dampak Teknologi dalam Pelayanan Prima


1. Resiko terjadinya penyakit baru.
Penggunaan alat-alat canggih menyimpan resiko yang mengancam kesehatan. Misalnya
pada laboratorium diagnostik dengan tingkat radiasi yang tinggi. Bukan hanya alat yang
canggih, bahkan komputer yang setiap hari digunakan juga memiliki efek radiasi.
2. Pemberitaan yang kurang tepat
Perkembangan TI membuat mudahnya transfer informasi, hingga tiba ke tangan
masyarakat. Namun tidak menutup kemungkinan akan ada pemberitaan yang tidak tepat
dan tidak bertanggung jawab, sehingga memberikan pengetahuan yang salah kepada
masyarakat.
3. Kesalahan persepsi
Informasi banyak disampaikan melalui berbagai media. Setiap orang belum tentu
memiliki pemahaman yang sama dengan yang dimaksudkan oleh pembuat informasi.
Hal ini menyebabkan kesalahan persepsi, sehingga esensi penyampaian informasi tidak
tercapai. Bisa jadi karena pemilihan tata bahasa atau cara penyampaian yang tidak tepat.
4. Biaya mahal
5. Sebagai konsekuensi dari penggunaan teknologi canggih, ada jumlah biaya yang harus
dikeluarkan.
Dalam hal ini disinilah kita sebagai mahasiswa harus berperan lebih aktif lagi dalam
proses kemajuan dan perkembangan teknologi. Kita dapat lebih peka, terutama kita
sebagai petugas pelayanan kesehatan dimana masyarakat banyak membutuhkan kita.
Kita bisa lebih aktif dalam mempelajari perkembangan teknologi dalam meminimalisir
kesalahan dan dampak-dampak negatif yang di timbulkan teknologi informasi sekarang.
Misalnya dengan kita memahami peran kita di tengah-tengah masyarakat kita bisa
membangun kesehatan yang berkualitas dengan intelektual dan keterampilan kita.
Seperti pada jurusan Rekam Medis yang mempelajari tentang “Teknologi Informasi
Pada Pelayanan Kesehatan” mahasiswa dapat mempelajari tentang pelayanan kesehatan
lebih dalam lagi. Seperti menggunakan keterampilan dalam mendesaign formulir-
formulir atau sistem komputerisasi yang diperlukan untuk melayani pasien dalam
pelayan kesehatan di rumah sakit, puskesmas, klinik, dll. Ini dapat mempermudah
pekerjaan dalam melayani masyarakat yang dapat mengefisiensiasikan waktu dan
meningkatkan efetifitasnya. Disinilah mahasiswa dapat mengasah keterampilan dan ide-
ide kreatif mereka yang bisa sangat berguna dalam pelayanan kesehatan baik sekarang
atau pun masa depan. Dan dari hal-hal yang kecil yang bisa kita perbuat untuk memberi
keuntungan pada masyarkat sebagai petugas pelayanan kesehatan maka bisa berdampak
baik di kemudian harinya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan Terima Kasih.
B. Komunikasi antar budaya
1. Miss communication
Dokter Amerika dan pasien Iran, pasien iran yang tidak bisa bahasa inggris dan dokter
Amerika yang tidak memahami budaya iran, ketika pasien Iran duduk di lantai komat
kamit dan berperilaku aneh menurut dokter Amerika sedang sakit kemudian dibantu
namun pasien Iran tersebut merasa terganggu karena dia sedang berdoa.

C. Masalah dalam pelayanan prima

Dalam proses pelayanan prima dapat timbul suatu permasalahan. Dalam menyelesaikan
permasalahan dapat dengan menggunakan pendekatan sistem, apakah masalah pelayanan
dikarenakan adanya masalah dalam input (M1-M6), proses pemberian pelayanan itu sendiri,
output atau hasil pelayanan yang tidak memuaskan maupun masalah dampak pelayanan
yang merugikan. Penyelesaian masalah dapat menggunakan model Siklus Problem Solving
dan dengan metode siklus PDCA yang secara garis besar adalah :
 Identifikasi masalah dan menetapkan masalah prioritas.
 Mencari sebab – sebab masalah dan sebab masalah yang menonjol.
 Mencari solusi dan merencanakan solusi utama (Plan).
 Melaksanakan solusi yang tepat (Do).
 Memeriksa hasil pelaksanaan (Check).
Menjaga dengan baik apabila solusi telah selesai dan tepat untuk meningkatkan mutu
pelayanan serta membuat standar – standar atau pedoman – pedoman, serta
mengkomunikasikan standar – standar pelayanan yang bagus ini kepada pelanggan (Action).

Dalam memberikan pelayanan prima di Rumah Sakit, petugas diperhadapkan dengan


berbagai Tipe Pasien sulit yaitu:
1. Pasien yang ekspresif yaitu pasien yang mempunyai sifat tegas, terlihat seperti pemarah
2. karena mungkin kesal dengan sesuatu/seseorang,
3. Pasien Penggertak yaitu pasien yang mempunyai kecenderungan untuk memojokkan dan
memaksa lawan bicara untuk mempertahankan diri,
4. Pasien Keras Kepala yaitu pasien yang tidak mudah menyatakan setuju, berpegang teguh
pada pemikirannya sendiri meskipun terkadang salah.
5. Pasien serba tahu yaitu pasien yang memiliki pengetahuan yang luas mengenai pelayanan
di RS, dan banyak bertanya.
6. Pasien yang analitis yaitu pasien yang menginginkan info sebanyak-banyaknya,
mempunyai kekuatan logika dalam berpikir.
Langkah-langkah umum untuk menghadapi situasi sulit atau pelanggan yang sulit adalah

 T- Tenangkan diri

 U-Upayakan mendengar dan mengerti

 N-Nyatakan pengertian

 T-Telusuri masalah

 A-Ajukan solusi

 S-Selesaikan masalah dengan positif

Adapun aspek yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan Kualitas Pelayanan Prima
adalah berupa :
 Aspek terlihat yaitu pengguna jasa RS dapat menggunakan indra penglihatan untuk
menilai suatu kualitas pelayanan,

 Aspek Kepercayaan, yaitu kemampuan pemberi layanan untuk memberikan pelayanan


seperti yang telah dijanjikan,

 Aspek Tanggap dan Cekatan, yaitu kecepatan pelayanan merupakan tuntutan dari
pelanggan yang begitu menghargai waktu,

 Aspek Kepedulian yaitu memberikan perhatian penuh kepada pelanggan sehingga dapat
melakukan pelayanan melebihi apa yang diharapkan.

Menurut Donabedian mutu pelayanan rumah sakit merupakan mata rantai interaksi dan
keterkaitan yang rumit antara sistem struktur yang ada di rumah sakit, proses yang terjadi di
rumah sakit dan outcome / masih akhir yang terjadi. Struktur pada dasarnya adalah sumber
daya yang ada dan pengaturannya, proses meliputi berbagai rangkaian kegiatan yang dijalani
di rumah sakit yang antara lain dinilai dari tercapai tidaknya efisiensi optimal serta hasil
akhir dapat berupa derajat kesehatan dan atau kepuasan pelanggan. Sementara itu, menurut
Lisa Ford (2003) terdapat 5 syarat untuk berlangsungnya pelayanan prima yaitu :

 Dapat dipercaya (reliability)


Kalau sudah janji, tepati.

 Responsif (responsiveness)
Segera beraksi bila diperlukan, bahkan sebelum diminta.

 Buat pelanggan merasa dihargai (makes customer feel valued)


Pelanggan ingin dianggap penting.

 Empati (empathy)
Kita berada disisi yang sama dengan pelanggan.

 Kompetensi (competency)
Pekerja di semua level menguasai bidangnya.
Untuk dapat melakukan pelayanan prima tentu juga harus ada “shift”, perubahan pola pikir
dan perilakun dari pemberi layanan. Dalam hal ini ada 10 pola pikir yang “sehat” dan sesuai
dengan perkembangan masa kini, yaitu :
1. From provider to customer orientation
2. From tolerance to higher standard
3. From director to empowerment
4. From employee as expendable resources to employee as customer
5. From reactive to proactive
6. From traditional & safety to experimentation & risk
7. From process – result to satisfaction
8. From turf protection to teamwork across line
9. From we – they thinking to win – win situation
10. From cynicism to optimism

Sumber

https://www.moedjito.com/index.php/news/detail/4

https://www.blogpress.id/cara-download-ppt-di-slideshare/

https://slideplayer.info/slide/13099744/

Anda mungkin juga menyukai