Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat pandemic semua aktivitas utamanya berada di rumah. Situasi

ini merupakan realitas baru yang juga dialami dunia pendidikan utamanya

terjadi pada pelajar. Mau tidak mau, suka atau tidak, semua pihak mulai guru,

orangtua, dan murid harus siap menjalani kehidupan baru (new normal) lewat

pendekatan belajar menggunakan teknologi informasi dan media elektronik

agar proses pengajaran dapat berlangsung dengan baik. Pada konteks yang lain,

semua pihak diharapkan tetap bisa optimal menjalankan peran barunya dalam

proses belajar-mengajar di masa pandemi ini.

Pembelajaran dari rumah tidaklah mudah. Terbiasa melakukan

pembelajaran di kelas secara langsung, lantas kini dilakukan secara tidak

langsung, dari jarak jauh, perlu strategi sendiri. Peran seorang guru diperlukan

agar orang tua di rumah dapat membimbing anak-anaknya tetap melakukan

aktivitas pembelajaran.

Pendidik yang cerdas harus pandai dalam memilih media pembelajaran

yang sesuai dengan materi. Saat ini kebanyakan peserta didik menyukai

kemajuan teknologi interaktif (bersifat saling melakukan aksi) dalam artian ada

banyak gerakan animasi pada display (tampilan). Oleh karena itu, pendidik

yang tugasnya sebagai fasilitator, pendidik harus bisa memahami keinginan

peserta didik yang sesuai dengan zamannya.

Pada saat ini kemajuan informatika berkembang pesat. Aneka produk

1
teknologi membanjiri deras dipasaran. Dunia pendidikan pun sudah semestinya

bisa memanfaatkan teknologi informatika tersebut. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah berpengaruh terhadap penggunaan alat-alat

bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga- lembaga pendidikan lainnya.

Bagi sekolah-sekolah yang sudah maju dan mampu, telah menggunakan alat-

alat tersebut sebagai alat bantu mengajar, sehingga pembelajaran menjadi lebih

efektif dan efisien. Perkembangan teknologi yang semakin pesat harus

dimanfaatkan sedemikian rupa untuk mendukung proses pembelajaran, salah

satunya adalah teknologi komputer. Kehadiran komputer dan aplikasinya

sebagai bagian dari teknologi informasi dan komunikasi, ini dapat mengubah

paradigma sistem pembelajaran yang semula berbasis tradisional dengan

mengandalkan tatap muka, beralih menjadi sistem pembelajaran yang tidak

dibatasi oleh ruang dan waktu. Teknologi komputer adalah sebuah penemuan

yang memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk stimulus

sehingga pembelajaran lebih optimal.

Alasan peneliti memilih kelas IX B, karena siswa kelas IX B

SMP ......................... sudah menerima materi yang berkaitan dengan pidato

Persuasif dan menulis pidato Persuasif yaitu pada kompetensi dasar 3.1

Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan

aktual yang didengar dan dibaca dan 4.1 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan

atau pesan dalam pidato lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman

budaya secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur kebahasaan.

Oleh karena itu, peneliti berharap siswa lebih mampu dalam menulis teks

2
pidato khususnya menulis teks pidato persuasif. Alasan kedua, peneliti ingin

mengetahui apakah siswa sudah memahami penulisan teks pidato persuasif,

yang membedakan dengan jenis teks pidato yang lain.

Kemampuan menulis teks pidato membutuhkan pengetahuan dan daya

nalar yang cukup sebelum menulis. Dalam melaksanakan kegiatan menulis teks

pidato, siswa harus memperhatikan sistematika pidato, isi pesan, dan

memperhatikan kaidah penulisan bahasa, yaitu menguasai kosakata,

penggunaan ejaan, dan menyusun kalimat yang baik dan benar agar mampu

serta terampil menulis teks pidato. Oleh karena itu, siswa perlu mendapatkan

pengetahuan mengenai pembelajaran menulis teks pidato di sekolah.

Karena pembelajaran masih di laksanakan secara daring atau online maka

peneliti berinisiatif menggunakan Google classroom dalam meningkatkan

keaktifan belajar siswa menulis teks pidato persuasif bahasa indonesia di masa

pandemi. Google Classroom (Ruang Kelas Google) adalah suatu serambi

aplikasi pembelajaran campuran secara online yang dapat digunakan secara

gratis. Pendidik bisa membuat kelas mereka sendiri dan membagikan kode

kelas tersebut atau mengundang para siswanya. Google Classroom ini

diperuntukkan untuk membantu semua ruang lingkup pendidikan yang

membantu siswa untuk menemukan atau mengatasi kesulitan pembelajaran,

membagikan pelajaran dan membuat tugas tanpa harus hadir ke kelas.

Tujuan utama Google Classroom adalah untuk merampingkan proses

berbagi file antara guru dan siswa Google Classroom menggabungkan Google

Drive untuk pembuatan dan distribusi penugasan, Google Docs, Sheets, Slides

3
untuk penulisan, Gmail untuk komunikasi, dan Google Calendar untuk

penjadwalan. Siswa dapat diundang untuk bergabung dengan kelas melalui

kode pribadi, atau secara otomatis diimpor dari domain sekolah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih mendalam tentang “Upaya Meningkatkan

Keaktifan Belajar Siswa Menulis Teks Pidato Persuasif Bahasa Indonesia di

Masa Pandemi Menggunakan Google Classroom Kelas IX B Semester 1 Tahun

Pelajaran 2020/2021 SMP ........................., ........................., .........................”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah penelitian

adalah:

1. Apakah google classroom dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa

menulis teks pidato persuasif bahasa Indonesia di Masa Pandemi Kelas IX

B Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 SMP .........................?

2. Bagaimana penggunakan google classroom dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa menulis teks pidato persuasif bahasa Indonesia di Masa

Pandemi Kelas IX B Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021

SMP .........................?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Apakah google classroom dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa

4
menulis teks pidato persuasif bahasa Indonesia di Masa Pandemi Kelas IX

B Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021 SMP ..........................

2. Bagaimana penggunakan google classroom dapat meningkatkan keaktifan

belajar siswa menulis teks pidato persuasif bahasa Indonesia di Masa

Pandemi Kelas IX B Semester 1 Tahun Pelajaran 2020/2021

SMP ..........................

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang penulis paparkan, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya media pembelajaran yang lebih modern dan tidak

membosankan diharapkan penelitian ini dapat mendukung majunya

pendidikan di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Guru

1) Dapat meningkatkan profesionalitas guru, khususnya guru mata

pelajaran.

2) Dapat menjadi kreatifitas guru dalam menyajikan pembelajaran.

3) Dapat memperoleh media pembelajaran yang tepat dalam menyajikan

media pembelajaran.

b. Untuk Siswa

1) Meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan penjelasan

5
guru.

3) Melalui media pembelajaran yang inovatif, memudahkan siswa dalam

memahami materi pelajaran.

c. Untuk Sekolah

1) Memberikan kemajuan mutu pendidikan sekolah kaitannya bidang

teknologi.

2) Sekolah yang maju, akan membuka peluang untuk menambah jumlah

peserta didik.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1) Keaktifan Belajar

1. Pengertian Keaktifan Belajar

Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat

(Kamus Besar Bahasa Indonesia: 17). Aktif mendapat awalan ke- dan –

an, sehingga menjadi keaktifan yang mempunyai arti kegiatan atau

kesibukan. Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta

didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah

yang menunjang keberhasilan belajar siswa.

Keaktifan tersebut tidak hanya keaktifan jasmani saja, melainkan juga

keaktifan rohani. Menurut Sriyono, dkk (1992: 75) keaktifan jasmani dan

rohani yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar

adalah sebagai berikut:

a. Keaktifan indera; pendengaran, penglihatan, peraba, dan sebagainya.

Peserta didik harus dirangsang agar dapat menggunakan alat

inderanya sebaik mungkin. Mendikte dan menyuru mereka menulis

sepanjang jam pelajaran akan menjemukan. Demikian pula dengan

menerangkan terus tanpa menulis sesuatu di papan tulis. Maka

pergantian dari membaca ke menulis, menulis ke menerangkan dan

seterunya akan lebih menarik dan menyenangkan.

b. Keaktifan akal; akal peserta didik harus aktif atau dikatifkan untuk

7
memecahkan masalah, menimbang, menyusun pendapat dan

mengambil keputusan.

c. Keaktifan ingatan; pada saat proses belajar mengajar peserta didik

harus aktif menerima bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru,

dan menyimpannya dalam otak. Kemudian pada suatu saat ia siap dan

mampu mengutarakan kembali.

d. Keaktifan emosi dalam hal ini peserta didik hendaklah senantiasa

berusaha mencintai pelajarannya, karena dengan mencintai

pelajarannya akan menambah hasil belajar peserta didik itu sendiri.

Sebenarnya semua proses belajar mengajar peserta didik mengandung

unsur keaktifan, tetapi antara peserta didik yang satu dengan yang

lainnya tidak sama. Oleh karena itu, peserta didik harus berpartisipasi

aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan belajar mengajar. Keaktifan

peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya peserta didik dalam

memperoleh pengalaman belajar, yang mana keaktifan belajar peserta

didik dapat ditempuh dengan upaya kegaiatan belajar kelompok maupun

belajar secara perseorangan.

2. Jenis-Jenis Keaktifan Belajar

Perbuatan belajar merupakan perbuatan yang sangat kompleks dan

proses yang berlangsung pada otak manusia. Dengan melakukan

perbuatan belajar tersebut peserta didik akan menjadi aktif di dalam

kegaiatn belajar Jenis-jenis keaktifan belajar siswa dalam proses belajar

sangat beragam. Curiculum Guiding Commite of the Winsconsin

8
Cooperative Educational Program dalam Oemar Hamalik (2009: 20-21)

mengklasifikasikan aktivitas peserta didik dalam proses belajar menjadi:

(1) kegiatan penyelidikan: membaca, berwawancara, mendengarkan

radio, menonton film, dan alat-alat AVA lainnya; (2) kegiatan penyajian:

laporan, panel and round table discussion, mempertunjukkan visual aid,

membuat grafik dan chart; (3) kegiatan latihan mekanik: digunakan bila

kelompok menemui kesulitan sehingga perlu diadakan ulangan dan

latiha; (4) kegiatan apresiasi: mendengarkan musik, membaca,

menyaksikan gambar; (5) kegiatan observasi dan mendengarkan: bentuk

alat-alat dari murid sebagai alat bantu belajar; (6) kegiatan ekspresi

kreatif: pekerjaan tangan, menggambar, menulis, bercerita, bermain,

membuat sajak, bernyanyi, dan bermain musik, (7) bekerja dalam

kelompok: latihan dalam tata kerja demokratis, pembagian kerja antara

kelompok dalam melaksanakan rencana, (8) percobaan: belajar

mencobakan cara-cara menegrjakan sesuatu, kerja laboratorium dengan

menekankan perlengkapan yang dapat dibuat oleh peserta didik di

samping perlengkapan yang telah tersedia, serta (9) kegiatan

mengirganisasi dan menilai: diskriminasi, menyeleksi, mengatur dan

menilai pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka sendiri.

Lebih lanjut, Mohammad Ali membagi jenis keaktifan siswa dalam

proses belajar ada delapan aktivitas, yaitu: mendengar, melihat,

mencium, merasa, meraba, mengilah ide, menyatakan ide, dan

melakukan latihan. Secara sederhana kedelapan aktivitas tersebut dapat

9
dijelaskan sebagai berikut:

a. Mendengar, dalam proses belajar yang sangat menonjol adalah

mendengar dan melihat. Apa yang kita dengar dapat menimbulkan

tanggapan dalam ingatan-ingatan, yang turut dalam membentuk jiwa

sesorang.

b. Melihat, peserta didik dapat mneyerap dan belajar 83% dari

penglihatannya. Melihat berhubungan dengan penginderaan terhadap

objek nyata, seperti peragaa atau demonstrasi. Untuk meningkatkan

keaktifan peserta didik dalam belajar melalui proses mendengar dan

melihat, sering digunakan alat bantu dengar dan pandang, atau yang

sering di kenal dengan istilah alat peraga.

c. Mencium, sebenarnya penginderaan dalam proses belajar bukan hanya

mendengar dan melihat, tetapi meliputi penciuman. Seseorang dapat

memahami perbedaan objek melalui bau yang dapat dicium.

d. Merasa, yang dapat memberi kesan sebagai dasar terjadinya berbagai

bentuk perubahan bentuk tingkah laku bisa juga dirasakan dari benda

yang dikecap.

e. Meraba, untuk melengkapi penginderaan, meraba dapat dilakukan

untuk membedakan suatu benda dengan yang lainnya.

f. Mengolah ide, dalam mengolah ide peserta didik melakukan proses

berpikir atau proses kognisi. Dari keterangan yang disampaikan

kepadanya, baik secara lisan maupun secara tulisan, serta dari proses

penginderaan yang lain yang kemudian peserta didik mempersepsi dan

10
menanggapinya. Berdasarkan tanggapannya, dimungkinkan terbentuk

pengetahuan, pemahaman, kemampuan menerapkan prinsip atau

konsep, kemampuan menganalisis, menarik kesimpulan dan menilai.

Inilah bentuk-bentuk perubahan tingkah laku kognitif yang dapat

dicapai dalam proses belajar mengajar.

g. Menyatakan ide, tercapainya kemampuan melakukan proses berpikir

yang kompleks ditunjang oleh kegiatan belajar melalui pernyataan

atau mengekspresikan ide. Ekspresi ide ini dapat diwujudkan melalui

kegiatan diskusi, melakukan eksperimen, atau melalui proses

penemuan melalui kegiatan semacam itu, taraf kemmapuan kognitif

yang dicapai lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan dengan hanya

sekedar melakukan penginderaan, apalagi penginderaan yang

dilakukan hanya sekedar mendengar semata-mata.

h. Melakukan latihan: bentuk tingkah laku yang sepatutnya dapat dicapai

melalui proses belajar, di samping tingkah laku kognitif, tingkah laku

afektif (sikap) dan tingkah laku psikomotorik (keterampilan). Untuk

meningkatkan keterampilan tersebut memerlukan latihan-latihan

tertentu. Oleh karena itu kegiatan proses belajar yang tujuannya untuk

membentuk tingkah laku psikomotorik dapat dicapai dengan melalui

latihan-latihan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa jenis-jenis kegiatan keaktifan peserta didik dalam proses belajar

dapat dikelompokkan menjadi keaktifan jasmani dan keaktifan rohani, di

11
mana bentuk dari kedua jenis keaktifan tersebut sangat beragam,

diantaranya adalah: keaktifan panca indera, akal, ingatan, dan emosional.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekatifan Belajar

Belajar merupakan aktifitas yang berlangsung melalui proses,

tentunya tidak terlepas dari pengaruh baik dari dalam individu yang

mengalaminya. Keaktifan belajar peserta didik dalam proses kadang-

kadang berjalan lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat

menangkap apa yang dipelajari, dan kadang-kadang terasa amat sulit.

Berjalannya proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh banyak

faktor yang sangat berpengaruh terhadap keaktifan belajar peserta didik.

Muhibbin Syah (2012: 146) mengatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik dapat digolongkan menjadi

tiga macam, yaitu faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), faktor

eksternal (faktor dari luar peserta didik), dan faktor pendekatan belajar

(approach to learning).Secara sederhana faktor-faktor yang

mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik tersebut dapat diuraiakan

sebagai berikut:

(1) Faktor internal peserta didik, merupakan faktor yang berasal dari

dalam diri peserta didik itu sendiri, yang meliputi:

a. aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan

otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan

sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

12
peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

b. aspek psikologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis.

Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja

mempengaruhi belajar seseorang. Adapun faktor psikologis peserta

didik yang mempengaruhi keaktifan belajarnya adalah sbegai

berikut: (1) inteligensi, tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ)

peserta didik tidak dapat diragukan lagi dalam menentukan

keaktifan dan keberhasilan belajar peserta didik. Ini bermakna

bahwa semakin tinggi tingkat inteligensinya maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses, begitu juga sebaliknya; (2) sikap,

adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang

relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik

secara positif maupun negatif; (3) bakat, adalah potensi atau

kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir yang berguna untuk

mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan

kapasitas masing-masing; (4) minat, adalah kecenderungan atau

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu;

dan (5) motivasi, adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah

kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.

(2) Faktor eksternal peserta didik, merupakan faktor dari luar siswa yakni

kondisi lingkungan di sekitar siswa. Adapaun yang termasuk dari

13
faktor ekstrenal di anataranya adalah: (a) lingkungan sosial, yang

meliputi: para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas;

serta (b) lingkungan non sosial, yang meliputi: gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan

peserta didik.

(3) Faktor pendekatan belajar, merupakan segala cara atau strategi yang

digunakan peserta didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi

proses pembelajaran materi tertentu.

Hal yang sama dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2008: 78) bahwa

faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik

diklasifikasikan menjadi dua macam, yakni: (1) faktor intern (faktor dari

dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi faktor fisiologis dan

psikologi; serta (2) faktor ektern (faktor dari luar manusia) yang meliputi

faktor sosial dan non sosial. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan peserta didik dalam proses

belajar adalah faktor internal (faktor dari dalam peserta didik) dan faktor

eksternal (faktor dari luar peserta didik).

4. Cara Peningkatan Keaktifan Dalam Belajar

Keaktifan sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan

pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif

memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif pelajar

dituntut untuk aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Implikasi

14
prinsip keaktifan bagi siswa berwujud pada prilaku-prilaku seperti

mencari sumber informasi yang dibutuhkan menganalisis hasil

percobaan, membuat karya tulis dan sebagainya. Siswa dituntut selalu

aktif mencari, memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya. Adapun

implikasi dari prinsip ini adalah sebagai berikut:

a. menggunakan multimedian dan multimetode,

b. memberikan tugas secara individual dan kelompok,

c. memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam

kelompok kecil,

d. memberikan tugas dan memberikan bahan belajar,

e. mengadakan tanya jawab dan diskusi.

Anak adalah mahluk yang aktif, mempunyai dorongan untuk berbuat

sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa

dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada

orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami

sendiri. John Dewey mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut

apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif

harus datang dari siswa sendiri (Riyanto,2008:50)

Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip oleh Utomo dan Ruijter

(1994:177) dijelaskan bahwa ”Belajar secara aktif dengan cara-cara yang

bervariasi (berlainan) sambil memperhatikan strukturnya akan dimengerti

lebih baik dan diingat lebih lama”. Penekanan dari pendapat tersebut

adalah cara belajar dengan banyak variasi yang menjadikan siswa aktif

15
dan senang belajar. Oleh karena itu, untuk dapat mengaktifkan siswa

dalam kegiatan belajar tersebut, maka guru juga dituntut untuk aktif

dalam mengajarnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Muhadjir bahwa

Wawasan dari cara belajar yang menjadikan siswa aktif merupakan

proses belajar sepanjang hayat menekankan pengkonsepsian

keseimbangan antara otoritas pendidik dengan kedaulatan subyek didik,

dan keseimbangan antara aktivitas belajarnya siswa dengan mengajarnya

guru”(Muhadjir, 2003:137).

2) Menulis Pidato Persuasif

1. Pengertian Pidato Persuasif

Pidato persuasif adalah pidato yang digunakan untuk meyakinkan

audiensi atau pendengar agar percaya hingga mau melakukan sesuatu

dalam suatu topik tertentu. Persuasi adalah bagian dari eksposisi.

Eksposisi digunakan untuk meyakinkan pendengar atau pembaca dengan

menyajikan argumen dari satu sudut pandang yang dibuktikan

kebenarannya.

Berikut adalah salah satu contoh terbaik dari pidato yang dibuat

untuk memersuasi orang-orang untuk ikut bergerak memperhatikan dan

menyelesaikan masalah pemanasan global (global warming) yang

dibawakan oleh Greta Thunberg di 2019 UN Climate Action Summit

atau KTT Iklim yang diadakan di kantor pusat PBB.

16
2. Contoh Pidato Persuasif Greta Thunberg: Pemanasan Global

Aktivis remaja Swedia Greta Thunberg menimbulkan kegemparan

di PBB pada hari Senin, 23 September 2019, pidatonya sempat viral

karena kritik pedasnya atas kurangnya tindakan para pemimpin dunia

terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global.

Berikut adalah naskah pidatonya dipilah berdasarkan unsur dan struktur

isi teks pidato.

Pembukaan

Jika Anda bertanya pada saya, apa pesan saya, maka pesan saya

adalah bahwa kami akan mengawasi Anda. Ini semua salah. Saya

seharusnya tidak di sini. Saya seharusnya berada di kelas sekolah, di

seberang lautan sana. Namun Anda semua datang kepada kami, kaum

muda untuk menaruh harapan. Beraninya kau!

Anda telah mencuri impian dan masa kecil saya dengan omong

kosong Anda. Namun saya salah satu orang yang masih beruntung.

Sementara di luar sana, orang-orang menderita, orang-orang sekarat,

seluruh ekosistem runtuh. Kita berada di awal kepunahan massal,

sementara yang bisa Anda bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang

pertumbuhan ekonomi abadi. Beraninya kau!

Selama lebih dari 30 tahun, sains sudah membuktikan dengan

sangat jelas. Berani-beraninya Anda terus memalingkan muka dan datang

ke sini mengatakan bahwa Anda sudah melakukan hal yang cukup, ketika

jalan politik dan solusi yang dibutuhkan masih tidak terlihat.

17
Anda mengatakan bahwa Anda mendengar kami dan bahwa Anda

memahami urgensi iklim. Tetapi tidak peduli betapa sedih dan marahnya

saya, saya tidak mempercayai semua itu. Karena jika Anda benar-benar

memahami situasinya dan masih terus gagal bertindak, maka Anda

semua adalah orang jahat. Dan saya tetap menolak untuk percaya.

Tahap Argumen

Gagasan populer untuk memangkas emisi udara hingga

setengahnya dalam 10 tahun hanya memberi kita peluang 50% untuk

tetap berada di bawah suhu 1,5 derajat Celsius, dan memiliki risiko untuk

memicu reaksi berantai yang tidak dapat diubah di luar kendali manusia.

Lima puluh persen mungkin dapat diterima oleh Anda. Tetapi

angka-angka itu tidak termasuk titik kritis, sebagian besar putaran umpan

balik, dan pemanasan tambahan lainnya yang disebabkan oleh polusi

udara beracun yang merupakan aspek keadilan dan hukum iklim. Mereka

juga mengandalkan generasi saya yang harus menghisap ratusan miliar

ton CO2 dari udara dengan teknologi yang nyaris tidak ada.

Jadi, risiko 50% sama sekali tidak dapat diterima oleh kami yang

harus hidup dengan konsekuensinya.

Untuk memiliki peluang 67% agar tetap berada di bawah kenaikan

suhu global 1,5 derajat, usaha terbaik yang diberikan oleh Panel

Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, dunia masih memiliki 420

gigaton CO2 yang tersisa untuk dipancarkan kembali pada 1 Januari

2018. Bahkan, saat ini angka itu sudah turun hingga kurang dari 350

18
gigaton saja.

Penguatan Pernyataan Posisi

Beraninya Anda berpura-pura bahwa ini semua dapat diselesaikan

hanya dengan “bisnis seperti biasa” dan beber apa solusi teknis kecil

lainnya? Dengan tingkat emisi saat ini, sisa anggaran CO2 akan

sepenuhnya hilang dalam waktu kurang dari delapan setengah tahun.

Tidak akan ada solusi atau rencana yang disajikan sesuai dengan

angka-angka ini, di sini, hari ini, karena angka-angka ini tidaklah cukup.

Anda semua seakan masih belum cukup dewasa untuk mengatakannya

dengan apa adanya.

Penutup

Anda mengecewakan kami. Tetapi para pemuda mulai memahami

pengkhianatan Anda. Mata semua generasi mengenai masa depan menuju

pada Anda. Dan jika Anda memilih untuk mengecewakan kami, saya

katakan: Kami tidak akan pernah memaafkan Anda.

Kami tidak akan membiarkan Anda lolos begitu saja. Di sini, saat

ini adalah di mana kita menarik garis. Dunia sedang bangun. Dan

perubahan akan datang, suka ataupun tidak.

Terima kasih.

Analisis Contoh Pidato

Luar biasa menggugah bukan? Poin penting dari pidato di atas,

selain menggunakan data yang akurat untuk menyokong argumen

19
persuasinya adalah bagaimana Greta memanfaatkan kecaman sebagai

motivasi terhadap semua kalangan.

Motivasi tersebut berupa ajakan untuk ikut berjuang terhadap kaum

muda dan kritik tajam yang objektif terhadap para pemimpin yang tidak

hanya menyudutkan seseorang atau suatu instansi saja. Sehingga, dapat

disimpulkan pesan terhadap keduk generasi sama saja, tidak ada yang

disudutkan.

Pidato persuasif Greta pada intinya adalah motivasi ajakan yang

menggugah emosi namun disampaikan melalui cara yang berbeda bagi

kedua audiensi. Yakni berupa ajakan untuk berjuang bersama bagi

generasi muda dan kritik tajam bagi generasi mapan yang telah menjadi

pemimpin negara.

Terkadang, pidato yang terlalu menggebu-gebu seperti itu kurang

cocok atau pantas untuk dibawakan. Kita dapat melakukan pendekatan

lain, misalnya justru tidak menggugah emosi, namun menggunakan etika

melalu sendirian halus yang lebih elegan namun tetap mengena. Gunakan

gaya yang menurut kita lebih cocok digunakan dengan karakter diri kita

sendiri.

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk

memersuasi seseorang atau audiensi selain menggugah emosinya.

Berikut adalah penjelasannya.

Cara Memersuasi

Berikut adalah beberapa pendekatan untuk memersuasi audiensi.

20
Etika, gunakan pendekatan etika yang berarti menyentuh audiensi

lewat nilai-nilai moral dan kebenaran yang harus ditegakkan.

Emosi, sentuh perasaan audiensi dengan cara membakar

semangatnya atau justru membuat pendengar merasa terharu akan suatu

kenyataan.

Logika, berarti memanfaatkan logika untuk memberikan efek

setuju karena argumen masuk akal dan dapat dibuktikan secara ilmiah

(Kemdikbud, 2017, hlm.37).

Pada akhirnya, Greta juga menggunakan eksposisi yang berusaha

mengubah sikap atau pandangan seseorang mengenai suatu hal. Dalam

hal ini, pandangan dan sikap tersebut adalah mengenai isu pemanasan

global.

Jenis Eksposisi

Selain eksposisi yang digunakan dalam pidato persuasif Greta,

terdapat jenis eksposisi lain pula. Berikut adalah jenis-jenis eksposisi

yang dapat digunakan dalam pidato persuasif.

Eposisi yang dapat mengubah sikap orang atau mengubah

pandangan orang tentant suatu hal.

Eksposisi yang dimanfaatkan untuk mempromosikan atau menjual

produk, jasa hingga suatu kegiatan atau aktivitas (konser amal, pentas

seni, dsb).

Eksposisi yang digunakan untuk membela suatu kasus tertentu.

Tujuan Pidato Persuasif

21
Pidato persuasif bertujuan untuk meyakinkan pendengar atau audiensi

untuk melakukan sesuatu. Contoh nyatanya adalah bagaimana pidato Greta di

atas menginginkan audiensinya agar mengubah pandangan, sikap dan tindakan

para pemimpin agar lebih memperhatikan kembali mengenai isu pemanasan

global. Pidato persuasif adalah cara yang efektif untuk mengubah dan

menggugah audiensi.

3. Unsur Pidato Persuasif

Untuk mencapai tujuan pidato persuasif, dibutuhkan keutuhan

unsur-unsur yang membentuk pidato itu sendiri. Berikut adalah unsur-

unsur yang harus diperhatikan agar menciptakan pidato persuasif yang

baik. Tentunya, unsur-unsur ini juga dapat dikaji jika kita ingin

menyimpulkan dan mengidentifikasi pidato persuasif (reverse

engineering).

1) Pembukaan

Terdapat lima aspek yang harus diperhatikan dari pembukaan:

 Merebut perhatian

Merebut perhatian audiensi tetap harus dilakukan agar pesan yang

kita sampaikan benar-benar didengar dengan seksama.

 Hubungan dengan audiensi

Berarti menggunakan sesuatu (kisah) yang membuat audiensi

terkait dan merasakan apa yang dimaksud oleh pembawa pidato

(relatable).

22
 Kelayakan

Tunjukkan bahwa kita sebagai pembicara pidato layak berbicara

mengenai topik yang dibawakan. Beri tahu pengalaman atau

kemampuan yang kita miliki dengan cara yang santun dan data

nyata tanpa menjadi sombong.

 Tujuan

Jelaskan apa yang kita harapkan setelah pidato selesai dibawakan

atau dibacakan.

 Peta jalan

Berarti memberitahukan apa sajak pokok pikiran yang akan

dibawakan dalam pidato.

2) Isi

Pastikan setiap isi terpilah sebagai pokok pikiran yang selalu disertai

alasan logis, meyakinkan dan didukung oleh data yang memadai dan

valid. Susun secara logis, gunakan sumber tepercaya, contoh nyata

yang membuat audiensi terkait dengan kehidupan sehari-harinya

(relatable).

3) Penutup

Penutup sebaiknya dibuat dengan menarik dan mampu meninggalkan

kesan, sehingga isi pidato akan diingat dengan lebih baik oleh

audiensi (Kemdikbud, 2017, hlm.38).

23
3) Google Classroom

1. Mengenal Apa itu Google Classroom

Google Classroom (Ruang Kelas Google) adalah suatu serambi

aplikasi pembelajaran campuran secara online yang dapat digunakan

secara gratis. Pendidik bisa membuat kelas mereka sendiri dan

membagikan kode kelas tersebut atau mengundang para siswanya.

Google Classroom ini diperuntukkan untuk membantu semua ruang

lingkup pendidikan yang membantu siswa untuk menemukan atau

mengatasi kesulitan pembelajaran, membagikan pelajaran dan membuat

tugas tanpa harus hadir ke kelas.

Tujuan utama Google Classroom adalah untuk merampingkan proses

berbagi file antara guru dan siswa Google Classroom menggabungkan

Google Drive untuk pembuatan dan distribusi penugasan, Google Docs,

Sheets, Slides untuk penulisan, Gmail untuk komunikasi, dan Google

Calendar untuk penjadwalan. Siswa dapat diundang untuk bergabung

dengan kelas melalui kode pribadi, atau secara otomatis diimpor dari

domain sekolah.

Setiap kelas membuat folder terpisah di Drive masing-masing

pengguna, dimana siswa dapat mengirimkan pekerjaan untuk dinilai oleh

guru. Aplikasi ini tersedia bagi pengguna seluler perangkat iOS dan

Android yang memungkinkan pengguna mengambil foto dan

melampirkan penugasan, berbagi file dari aplikasi lain dan mengakses

informasi secara offline. Guru dapat memantau kemajuan untuk setiap

24
siswa, dan setelah dinilai, guru dapat kembali bekerja bersama dengan

komentar.

2. Fungsi dan keunggulan Google Classroom

Ada beberapa fungsi dan keunggulan yang bisa didapatkan dari

Google Classroom dalam pemanfaatannya sebagai Learning

Management System (LMS), yaitu :

a. Proses setting pembuatan kelas yang cepat dan nyaman

Proses pembuatan kelas pada Google Classroom sangat cepat dan

nyaman jika dibandingkan harus menginstall LMS lokal atau

mendaftarkan ke provider LMS. Guru hanya tinggal mengakses

aplikasi Google Classroom dan bisa memulai membagikan tugas-

tugas dan bahan ajar. Pengajar dapat menambahkan daftar siswa atau

berbagi kode unik yang memungkinkan akses ke kelas pada Google

Classroom. Interface Google Classroom lebih sederhana dan mudah

untuk digunakan (user friendly), sehingga akan ideal digunakan bagi

setiap pengajar dengan tingkat pengalaman eLearning yang beragam.

b. Hemat dan efisiensi waktu

Peserta kelas atau siswa tidak lagi harus mendownload tugas yang

diberikan guru. Guru membuat dan mendistribusikan dokumen untuk

peserta didik mereka secara online serta juga dapat menentukan

peringkat, memberikan umpan balik untuk semua tugas dan

melakukan penilaian menggunakan aplikasi Google Classroom.

Dengan demikian, ada potensi untuk penghematan waktu dari kedua

25
belah pihak baik peserta didik maupun gurunya. Semuanya dilakukan

secara paperless (bebas kertas), sehingga tidak ada waktu yang

terbuang untuk mendistribusikan dokumen fisik dan peserta didik

dapat menyelesaikan tugas mereka dengan tepat secara online,

sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memenuhi deadline waktu

yang diberikan dan belajar secara online dapat disesuaikan dengan

jadwal sehari-hari mereka.

c. Mampu meningkatkan kerjasama dan komunikasi

Salah satu manfaat paling penting dari menggunakan Google

Classroom adalah kolaborasi online yang efisien. Guru dapat

mengirimkan pemberitahuan ke peserta atau siswa mereka untuk

memulai diskusi online atau memberitahu mereka tentang kegiatan

pembelajaran online tertentu. Di sisi lain, peserta didik memiliki

kesempatan untuk memberikan umpan balik kepada rekan-rekan

mereka dengan mengunggah postingan langsung ke dalam diskusi di

Google Classroom.

Dengan demikian, jika mereka membutuhkan bantuan karena

kesulitan memahami suatu tugas atau ingin mempelajari lebih lanjut

tentang topik tertentu, mereka bisa mendapatkan masukan langsung

disaat yang bersamaan dari teman sekelas virtual mereka. Pada

dasarnya, Google Classroom berfungsi untuk meningkatkan aspek

pembelajaran sosial pendidikan online yang memungkinkan siswa

untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman dan keterampilan

26
rekan belajar mereka.

d. Penyimpanan data yang terpusat

Hanya pada satu tempat yakni Google Classroom, semua

pembelajaran berada dalam satu lokasi terpusat. Siswa dapat melihat

semua tugas-tugas mereka dalam folder tertentu, guru dapat

menyimpan bahan eLearning dan kegiatan untuk tahun ajaran secara

cloud dan semua peringkat atau nilai dapat dilihat dalam aplikasi.

Kedua belah pihak tidak perlu khawatir mengenai dokumen atau

penilaian yang hilang, karena semuanya tersimpan dalam LMS yang

gratis ini.

e. Berbagi sumber daya yang efisien, praktis dan cepat

Fasilitator atau guru online dan pelatih memiliki kemampuan untuk

berbagi informasi dan sumber daya online dengan peserta mereka

secara langsung langsung. Dibandingkan harus memperbarui kursus

eLearning atau mengirim email individu untuk setiap siswa, cukup

dengan mengakses aplikasi Google Classroom, guru dapat

mendistribusikan link ke sumber daya online dan materi eLearning

tambahan yang dapat menguntungkan siswa mereka. Cara ini

memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh update

tepat waktu yang berhubungan dengan pelajaran saat ini, sehingga

mereka dapat lebih memahami materi dan akses peralatan multimedia

yang dapat meningkatkan pengalaman eLearning mereka.

27
3. Fitur- fitur Google Classroom

Google Classroom mempunyai banyak kemudahan seperti Google Drive,

Google Docs, Sheets and Slides, dan Gmail yang akan membantu lembaga

pendidikan untuk lebih mudah dalam mengajar tanpa materi fisik seperti

kelas, papan tulis dan alat tulis. Berikut beberapa fitur- fitur yang sangat

menunjang pembelajaran online ini :

a. Tugas (Assignments)

Setiap tugas yang diunduh akan disimpan dan dinilai pada rangkain

aplikasi produktivitas Google yang telah memunkinkan kolaborasi

online ini. Daripada hanya berbagi dokumen yang berada di Google

Drive siswa dengan guru, file di-host di Drive siswa dan kemudian

dikirim untuk dinilai. Guru dapat memilih file sebagai templat sehingga

setiap siswa dapat mengedit salinan mereka sendiri dan kemudian

kembali untuk mendapatkan nilai sehingga semua siswa bisa melihat,

menyalin, atau mengedit dokumen yang sama. Siswa juga dapat

memilih untuk melampirkan dokumen tambahan dari Drive mereka ke

tugas.

b. Penilaian (Grading)

Google Classroom mendukung banyak cara penilaian yang berbeda.

Guru memiliki opsi untuk memantau kemajuan setiap siswa pada tugas

di mana mereka dapat membuat komentar dan mengedit. Tugas yang

diubah dapat dinilai oleh guru dan dikembalikan dengan komentar

untuk memungkinkan siswa merevisi tugas dan dikembalikan. Setelah

28
dinilai, tugas hanya dapat diedit oleh guru kecuali guru mengembalikan

tugas.

c. Komunikasi yang lancar

Pengumuman dapat diposting oleh guru ke aliran kelas yang dapat

dikomentari oleh siswa yang memungkinkan komunikasi dua arah

antara guru dan siswa. Siswa juga dapat memposting ke kelas tetapi

tidak akan setinggi prioritas sebagai pengumuman oleh guru dan dapat

dimoderasi. Berbagai jenis media dari produk Google seperti video

YouTube dan file Google Drive dapat dilampirkan ke pengumuman dan

pos untuk berbagi konten. Gmail juga menyediakan opsi email bagi

guru untuk mengirim email ke satu atau lebih siswa di antarmuka

Google Classroom. Kelas dapat diakses di web atau melalui aplikasi

seluler Kelas Android dan iOS

d. Laporan Orisinalitas

Laporan orisinalitas diperkenalkan pada Januari 2020 yang

memungkinkan pendidik dan siswa untuk melihat bagian dan bagian

dari karya yang diajukan yang berisi kata-kata yang persis atau mirip

dengan yang dari sumber lain. Untuk siswa, ini menyoroti bahan

sumber dan tanda kutip yang hilang untuk membantu siswa dalam

meningkatkan tulisan mereka. Guru juga dapat melihat laporan

orisinalitas, memungkinkan mereka untuk memverifikasi integritas

akademik dari karya siswa yang disampaikan. Di G Suite for Education

(gratis), guru dapat mengaktifkan laporan orisinalitas untuk 3 tugas.

29
Pembatasan ini dicabut pada Google Apps for Education (berbayar).

e. Arsip pembelajaran

Ruang Kelas memungkinkan instruktur untuk mengarsipkan kursus

pada akhir semester atau tahun. Ketika sebuah kursus diarsipkan, maka

akan dihapus dari beranda dan ditempatkan di area Kelas Arsip untuk

membantu para guru mengatur kelas mereka saat ini. Saat sebuah

kursus diarsipkan, guru dan siswa dapat melihatnya, tetapi tidak akan

dapat mengubahnya hingga dipulihkan.

f. Aplikasi seluler

Aplikasi seluler Google Classroom, diperkenalkan pada Januari 2015,

tersedia untuk perangkat iOS dan Android. Aplikasi memungkinkan

pengguna mengambil foto dan melampirkannya ke tugas mereka,

berbagi file dari aplikasi lain, dan mendukung akses offline.

g. Keamanan Pribadi

Berbeda dengan layanan konsumen Google, Google Classroom, sebagai

bagian dari G Suite for Education, tidak menampilkan iklan apa pun

dalam antarmuka untuk siswa, guru, dan guru, dan data pengguna tidak

dipindai atau digunakan untuk tujuan periklanan.

4. Langkah-langkah membuat kelas maya dengan menggunakan Google

Classroom

a. Langkah-langkah membuat kelas maya dengan menggunakan Google

Classroom

b. Masukkan password kemudian kilik tombol Masuk/ Sign in

30
c. Cari aplikasi Google Classroom pada kelompok aplikasi Google

d. Jika tidak ada shortcut aplikasi Google Classroom, tuliskan saja di web

address browser Anda alamat

e. Kita bisa berperan sebagai siswa dan juga berperan sebagai guru. Pilih

sesuai dengan peran kita masing-masing. Untuk Bapak/ Ibu Guru pilih

sebagai Teacher

f. Klik tanda + di pojok kanan atas untuk membuat kelas baru (Create

Class) ataupun untuk gabung ke kelas (Join Class) yang sudah ada.

Klik Create Class untuk membuat kelas baru

g. Tulis nama kelas Anda yang akan dibuat dan keterangan

pendukungnya kemudian klik Create

h. Tunggu beberapa saat dan tampilan kelas Anda sebagai guru akan

muncul

i. Berikut tampilan menu Student. Berbeda ketika sebagai siswa, menu

ini akan berubah menjadi Classmates (Langkah No. .....). Berikan

kode kelas kepada siswa kelas tersebut untuk gabung ke kelas Anda

j. Untuk gabung ke kelas, dari jendela utama Classroom, klik Join Class

k. Selanjutnya masukkan kode kelas kemudian klik Join

l. Akan tampil jendela siswa

m. Kembali ke Jendela Guru, pada Menu About Anda bisa

menambahkan bahan materi pembelajaran melalui menu Add

Materials

n. Tulis judul bahan/ materi pembelajaran yang akan di upload. Materi

31
bisa berupa lampiran file, link dari Google Drive, Video ataupun link

Web. Klik Post setelah selesai melampirkan bahan/ materi

o. Selesai dan Bapak/ Ibu Guru tinggal memerintahkan siswa untuk

mengakses materi dan kemudian berdiskusi melalui menu Stream

B. Penelitian Terdahulu

Dalam kajian pustaka peneliti menemukan beberapa judul yaitu:

1. Penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Pidato

Melalui Model Pembelajaran Inquiry Training (Penelitian Tindakan pada

Siswa Kelas X SMA Global Persada Mandiri Bekasi) oleh Hafizah Hafizah.

Hasilnya adalah Penilain hasil tes menulis menggunakan penilaian menulis

naskah pidato. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran inquiry training dalam pembelajaran dapat meningkatkan

keterampilan menulis naskah pidato siswa. Rerata skor pada tes awal adalah

62,3. Hasil ini menunjukkan hanya 25% siswa yang memeroleh skor ≥75.

Pada tes akhir, rerata skor yang diperoleh adalah 86,65 dan 90% siswa

memeroleh skor ≥75. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan

model pembelajaran inquiry training mampu meningkatkan keterampilan

menulis naskah pidato siswa. Kata kunci: Model pembelajaran inquiry

training, keterampilan menulis naskah pidato, penelitian tindakan

2. Penelitian dengan judul PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE

CLASSROOM DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMA JURUSAN IPS

32
Oleh YUDA DARMAWAN. Hasilnya adalah peningkatan peresentase hasil

belajar siswa dari sebelum tindakan, siklus I sampai siklus II. Pada pra

siklus jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 48% atau 14 siswa,

meningkat 18% pada siklus I menjadi 66% atau 19. Pada siklus II jumlah

siswa yang mencapai KKM meningkat sebanyak 23% menjadi 89% atau 25

siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi

Google Classroom dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

matematika dikelas X IPS 3 SMA Batik 2 Surakarta tahun 2020/2021.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka pikir itu penting untuk membantu dan mendorong peneliti

memusatkan usaha penelitiannya untuk memahami hubungan antar variabel

tertentu yang telah dipilihnya, mempermudah peneliti memahami dan

menyadari kelemahan/keunggulan dari penelitian yang dilakukannya

dibandingkan penelitian terdahulu

Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah:

33
Pra Siklus: Sebelum Keaktifan belajar
menggunakan google siswa menulis teks
classroom pidato persuasif masih
Rendah

Siklus I: Sesudah
menggunakan google Keaktifan belajar
classroom Tahap I siswa menulis teks pidato
persuasif mulai meningkat

Siklus II: Sesudah


menggunakan google Keaktifan belajar
classroom Tahap II siswa menulis teks pidato
persuasif
meningkat pesat

Gambar 1 Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis diartikan sebagai dugaan sementara pada penelitian yang akan

dilakukan. Termasuk dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, hipotesis

34
dibutuhkan sebagai acuan peneliti, yang disebut dengan hipotesis tindakan.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah google classroom dapat

menignkatkan keaktifan belajar siswa menulis teks pidato persuasif bahasa

indonesia di masa pandemi pada siswa kelas IX B semester I

SMP ......................... Tahun Pelajaran 2020/2021.

35
FILE WORD 0856-42-444-991

36

Anda mungkin juga menyukai