Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PENGGUNAAN

BAHASA INDONESIA

MAKALAH
Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

disusun oleh:
Suku Asmat
Bryan Handovi 201850318
Dimas Prabowo 201850579
Kristina Wulandari 201850324
Tha Tha Kurniawan 201850017
Vena Melinda 201850325

JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRISAKTI
JAKARTA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi yang pesat berpengaruh terhadap cara
seseorang dalam berkomunikasi melalui kemunculan berbagai media
sosial. Media sosial tersebut antara lain seperti Facebook, Instagram,
YouTube, WhatsApp, Line, dan yang lainnya. Media sosial menjadi
sarana komunikasi utama yang digunakan sehari-hari. Masyarakat
dunia khususnya masyarakat Indonesia tidak terlepas dari
penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial dalam
kehidupan sehari-hari contohnya seperti orang yang mengunggah foto
di akun media sosialnya ketika sedang bertamasya atau bepergian,
membagikan informasi, membuat status di media sosial untuk
mencurahkan isi hati mereka di saat merasa senang, sedih, atau
bimbang, dan yang terutama untuk berkomunikasi dengan
sesamanya. Beberapa orang bahkan mengalami kecanduan atau
ketergantungan terhadap media sosial terutama para generasi muda.
Mereka dapat mengakses media sosial di mana saja dan kapan saja
selama memiliki akses internet yang memadai.
Orang yang berkomunikasi di media sosial umumnya tidak
menggunakan tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa
yang digunakan dalam Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Twitter
biasanya menggunakan bahasa Indonesia yang dicampur dengan
bahasa inggris atau bahasa asing lainnya, atau bahasa gaul yang
disingkat-singkat yang tidak memperhatikan penggunaan tanda baca
yang tepat dan kaidah tata bahasa Indonesia. Banyak orang
berpendapat bahwa bahasa Indonesia sudah tidak cocok untuk
zaman yang sudah modern ini. Menurut mereka, bahasa Indonesia
terkesan sangat formal dan kaku.
Berikut ini adalah beberapa fenomena yang dapat
menggambarkan sekaligus memberikan contoh mengenai
penggunaan bahasa gaul dan pencampuran bahasa Indonesia
dengan bahasa asing pada media sosial. Komedian Indonesia Ernest
Prakasa membagikan postingannya di twitter “Gua lahir di jakbar,
gede di jaksel. So ya gua ga problem whatsoever sama becandaan lu
orang, cengil2 aja. Ga worth it aja gitu kita orang baper sama
begituan, a little bit bokamguan IMO”. Lalu terdapat postingan di
Facebook dari seorang anak bernama Muhamad Adrianto “nunggu
org yang lu suka, putus ama pacarnya itu ibarat “nonton adu
layangan”.. udh lama nunggu smpe putus, stelah putus..lu bru sadar
trnyata yg ngjar dia itu,bkn cuma lu doang :v”. Selain itu ada balasan
dari D3N15 atas postingan denisjonathan08 “@L_MarshaJKT48 hai
marsha met malam, take care yah pulangnya, oo iya ada pap foto
Cinderella wa Damasarenai gak nih marsha kalau gak ada yg lain jg
gpp he2”.
Pada fenomena di atas, campuran bahasa (dari bahasa Indonesia
dengan bahasa asing) dan singkatan kata merupakan hal yang wajar
pada media sosial. Dalam fenomena tersebut dapat ditemukan
penggunaan bahasa gaul seperti (gua atau lu, cengil-cengil) dan
bahasa asing (worth it, a little bit, whatsoever). Selain itu terdapat
kata-kata yang disingkat seperti “Baper” yang berarti bawa perasaan
(contoh lainnya: smpe,met,udh) yang tentunya tidak sesuai dengan
aspek bahasa dan dapat merusak eksistensi serta orisinalitas bahasa
Indonesia. Hal tersebut tidak hanya dilakukan postingan media sosial,
tetapi juga saat saling bercakap atau memberikan balasan di media
sosial. Akibatnya hal ini dapat menjadi kebiasaan dan terbawa pada
praktik nyata dalam kehidupan.
Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar dalam
media sosial akan menjadi ancaman secara tidak langsung terhadap
bahasa itu sendiri. Penerapan bahasa campuran dan singkatan kata
dalam berkomunikasi di media sosial jika dibiarkan akan menjadi hal
yang normatif sehingga menjadi kebiasaan yang diterapkan oleh
masyarakat. Kebiasaan tersebut akan berdampak pada semakin
sulitnya masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi secara langsung
maupun secara tidak langsung.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti ingin
menganalisis penelitian ini dan menuangkan hasil penelitian ini
dengan judul “Pengaruh Media Sosial terhadap Penggunaan Bahasa
Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat peranan media sosial terhadap penggunaan
bahasa Indonesia?
2. Apa penyebab terjadinya penggunaan bahasa Indonesia yang
tidak baik dan benar dalam media sosial?
3. Apa solusi untuk mengurangi penggunaan bahasa Indonesia yang
tidak baik dan benar dalam media sosial?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pemaparan yang sudah diberikan, maka penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai:
1. Peranan media sosial terhadap penggunaan bahasa Indonesia.
2. Penyebab terjadinya penggunaan bahasa Indonesia yang tidak
baik dan benar dalam media sosial.
3. Cara untuk mengurangi penggunaan bahasa Indonesia yang tidak
baik dan benar dalam media sosial.

Anda mungkin juga menyukai