Anda di halaman 1dari 23

Nematoda Pada Kuda

Strongylus
• Cacing Strongylus menyerang kuda dan
sebangsanya dan disebut juga cacing
strongil besar kuda. Ada tiga spesies yang
menyerang kuda yaitu S. equinus. S.
edentatus, S. vulgaris. Ketiga cacing ini
dibedakan berdasarkan ukuran, struktur
kepala, bentuk gigi dan bursa kopulatrik
mereka.
Strongylus equinus
• Penyebab helmintosis, strongylosis dan kholik pada kuda.
• Cacing strongil besar pada kuda, mempunyai mulut
sangat besar, kapsula bukalis berbentuk globular dan
bibir yang termodifikasi menjadi struktur seperti sisir yang
disebut dengan korona radiata (mahkota daun).
• Cacing jantan panjangnya 26-35 mm, betina 38-55 mm.
• Berwarna abu-abu merah tua.
• Bagian kepala mempunyai dua mahkota daun, pada
sebelah luar ujung anterior dan pada bagian dalam ujung
posterior dan lebih kecil.
• Telur berkulit tipis, licin dan berukuran 75-92 x 41-54 µm.
Siklus Hidup (Langsung)
• Telur dikeluarkan bersama feses kuda berisi 16 sel dan menetas
dalam waktu 1 atau 2 hari mengeluarkan larva I.
• Biasanya Larva III yang terbungkus dihasilkan dalam tempo
seminggu atau dua minggu pada suhu udara rendah. Larva III dapat
dihasilkan dalam tempo 2 atau 3 hari pada temperatur 350C.
Setelah larva III tertelan bersama rumput atau air, ia akan memasuki
dinding usus. Masing-masing spesies Strongylus pada titik ini akan
berbeda dalam perkembangannya pada induk semang.
• Untuk S. equinus, larvanya bermigrasi ke dalam dinding usus
sampai ke lapisan serosa atau yang lebih luar dan disini mereka
tumbuh dan menyilih. Setelah 11 hari mereka bermigrasi ke hati
atau pancreas atau menetap di ruang peritoneum. Mereka kembali
ke usus dan dewasa di kolon dan saekum 118 hari setelah infeksi.
Strongylus edentatus
• Kepalanya seperti terpisah karena adanya
penyempitan di daerah leher.
• Bagian dalam mulut tidak mempunyai gigi
tetapi mempunyai parit dorsal.
• Cacing jantan panjangnya 23 – 28 mm
sedangkan yang betina 33 – 44 mm.
• Telurnya berukuran 78-88 x 48-52 m
Siklus Hidup
• Larva melewati dinding usus dan menuju kebawah lapisan
peritoneum dalam rongga perut dan tinggal selama 3 bulan.
• Mereka kemudian kembali ke usus besar dimana mereka
membentuk nodul hemoragis yang akhirnya akan pecah
melepaskan cacing yang hampir dewasa ke lumen.
• Masa prepatennya berkisar antara 280 sampai 355 hari. Marquard
dan Demare, 1985; Levine 1990).
• Akan tetapi Urquhart dkk (1985) menyatakan bahwa sebelum
kejadian seperti yang diatas setelah penetrasi ke mukosa usus, L3
menuju system portal dan sampai ke parenkhim hati dalam
beberapa hari.
• Setelah beberapa minggu kemudian larva menyilih menjadi L4 dan
migrasi terus berlanjut sampai ke subperitoneum dekat ligamen
hepatorenal pada minggu ke 6-8 setelah infeksi.
• Dari sini larva terus bermigrasi dibawah peritoneum kebanyak
tempat tapi predileksinya adalah daerah flank dan ligamen hepatic.
• Penyilihan akhir terjadi setelah 5 bulan menjadi L5 yang bermigrasi
subperitoneum ke usus besar dan membentuk nodul purulen. Nodul
ini kemudian pecah dan mengeluarkan cacing dewasa.
Strongylus vulgaris
• Rongga mulut mempunyai gigi dorsal berbentuk seperti
telinga yang mempunyai parit dorsal yang mencapai
ujung anterior kapsula.
• Ukuran tubuh lebih kecil yang jantan hanya 11 – 16 mm
dan betina 20 – 25 mm. Warna abu-abu kecoklatan dan
bentuk tubuh kaku. Habitat larva di arteri mesenterica
cranialis yang mensuplai darah ke usus. Cacing dewasa
di saekum dan kolon
• Larva lebih sering bermigrasi dari jaringan usus ke
arteriole di dalam usus dan menuju ke hulu ke arteri
mesentrika, melekat di dinding arteri tersebut dan tinggal
selama 6 – 7 bulan. Setelah itu, mereka turun ke kolon,
masuk ke lumen dan mulai bertelur.
• Masa prepaten sekitar 200 hari.
Life Cycle
• The life cycles of all three large strongyles have similar preparasitic phases. Adults
are found in the cecum and colon of infected horses and donkeys. Strongyle-type
eggs are laid by mature females and pass to the outside in host feces. Hatching and
larval development to infective L3s will occur within a temperature range of 8-38 °C.
Development from egg to the L3 will take about one week in mid summer in
temperate climates. Infection is by ingestion of the ensheathed L3s.
Click on the image of the gastrointestinal track (A) to get a close up diagram of
larval migrations inside host.
• ( ) After ingestion, S. vulgaris L3s exsheath in the small intestine,
penetrate the intestinal mucosa and moult to L4s by 7 days after infection(B). These
L4s penetrate submucosal arteries and migrate along the endothelium to the cecal
and colic arteries (by 14 days post infection) and then to the root of the cranial
mesenteric artery and its main branches (C) which they reach by day 21 after
infection. After a period of development of 3-4 months, the larvae have molted to
immature adults (L5s) but retain the fourth-stage cuticle as an external sheath. They
return to the intestinal wall via the lumen of arteries. Nodules are formed around the
L5s mainly in the wall of the cecum and colon (D) Subsequent rupture of these
nodules releases the young adult parasites into the lumen of the intestine where they
mature in another 6 to 8 weeks.
( ) Adult male and females copulate and females lay eggs which reach the
external environment in host feces.
• The prepatent period is 6 to 7 months.
Strongil Kecil Kuda

• Strongil kecil kuda ada 16 genus (Marquart dan


Demaree, 1985) sedangkan Levine (1990)
mengatakan ada 17 genus dan 48 spesies dan
terdapat di usus besar (kolon dan rektum).
• Beberapa spesies diantaranya adalah
Oesophagodontus robustus, Cylicocercus
alveatus, Triodontophorus serratus,
Cyathostomum coronatum, Cylicocyclus
elongatus dan lain-lain.
• Distribusi parasit ini umumnya kosmopolitan
walaupun beberapa spesies ditemukan hanya
dibeberapa tempat.
Morfologi.

• Kebanyakan spesies cacing ini berukuran antara


10 – 20 mm akan tetapi beberapa jantan
panjangnya hanya sekitar 5 mm dan mempunyai
bentuk tubuh yang gempal. Strongil kecil adalah
anggota dari famili Strongylidae akan tetapi
mempunya kapsula bukalis yang kecil. Variasi
terdapat pada mahkota daun dan alat kelamin
jantan yang merupakan dasar dari identifikasi
baik untuk genus maupun spesies.
Siklus hidup
• Siklus hidup cacing strongil kecil ini langsung
seperti Strongylus. Larva infektif tidak
meninggalkan usus tetapi masuk ke jaringan dan
bertumbuh kembang, kemudian mereka kembali
lumen usus besar.
• Masa prepaten mereka yang paling pendek
adalah 6 minggu pada beberapa spesies
sedangkan spesies yang lain paling panjang 50
minggu.
• Sebagian besar populasi larva dapat terus
tinggal di jaringan usus besar dan hanya
sebagian kecil yang mencapai dewasa.
Oxyuris equi
• Berbadan tebal berwarna keputihan. Cacing
jantan panjangnya 9 – 12 mm sedangkan yang
betina 40 – 50 mm. Cacing betina dewasa
mempunyai ekor yang pipih. Telurnya menipis di
satu sisi90 x 42 micron dan mempunyai katup
disalah satu ujung.
• Habitatnya di usus besar ( saekum dan kolon).
Cacing jantan and cacing betina muda hidup
dibagian anterior usus besar sedangkan cacing
betina yang gravid dibagian posterior.
Siklus Hidup (langsung)
• Cacing betina yang gravid turun ke rektum dan merayap dengan bagian
anteriornya ke luar anus dengan vulva yang terbuka.
• Telur yang berwarna krim dan mempunyai alat perekat diletakkan dalam
kelompok-kelompok dan melekat di daerah kulit perienal. Telur menjadi
infektif dalam waktu 3 - 5 hari.
• Mereka bisa tetap menempel di kulit dan menyebabkan rasa gatal yang
sangat atau jatuh ke lantai. Telur-telur yang jatuh ke lantai ini dapat
bertahan beberapa minggu pada kondisi lingkungan yang lembab atau
segera mati kalau kekeringan.
• Kuda menjilat anus karena gatal (autoinfeksi) atau tertelan oleh kuda lain
bersama rumput atau jerami. Telur yang telah berembryo menetas dalam
usus halus dan larva infektif menuju usus besar (saekum dan kolon),
melekatkan diri di membrana mukosa dan menghisap darah. Ada
kemungkinan juga bahwa cacing dewasa menghisap isi usus besar.
• Iritasi karena pruritus bisa membuat kesehatan hewan memburuk sehingga
hewan menjadi emasiasio. Hewan menggosok-gosokkan pinggulnya ke
benda-benda keras menyebabkan rambut di pinggulnya pecah-pecah
sehingga terlihat seperti tak terurus.
Habronema
• Habronema dapat menyebabkan gastritis
kataral akan tetapi tidak dianggap patogen
yang penting sementara Draschia
merangsang pembentukan nodul fibrous
yang besar.
• Kepentingan utama parasit ini adalah
karena ia bertanggung jawab dengan apa
yang disebut “cutaneus habronemiasis”
atau “summer sore” pada negara-negara
panas.
Habronema muscae
Morfologi
• Terdapat di lambung kuda, cacing jantan berukuran 8 – 14 mm dan
betina 13 – 22 mm.
• Ada dua bibir lateral dan masing-masing mempunyai tiga lobus.
Parings silindris dan mempunyai garis kutikula yang tebal.
• Cacing jantan mempunyai kaudal alae yang lebar, empat pasang
papila di prekloaka dan satu atau dua papila dibelakang kloaka.
• Daerah kloaka dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan kecil kutikula.
• Spikula kiri ramping dan berukuran 2,5 mm yang kanan lebih
gempal dan pendek (0,5 mm).
• Vulva cacing betina terletak didekat pertengahan tubuh dan terbuka
secara dorsolateral.
• Vagina terdapat memanjang di dinding tubuh. Telur mempunyai
kerabang yang tipis dan berukuran 40 – 50 mikron x 10 – 12 mikron.
• Telur atau larva dapat ditemukan dalam feses.
Habronema majus
• Cacing ini juga merupakan cacing lambung kuda
dan sangat mirip dengan H. Muscae akan tetapi
lebih besar.
• Jantan berukuran 16 – 22 mm dan betina 15 –
22 mm.
• Faring mempunyai satu gigi dorsal dan satu
ventral pada bagian anteriornya.
• Jantan mempunyai 4 pasang papila prekloaka.
• Spikula kiri berukuran 0.76 -0,8 mm dan kanan
0,35 – 0,39 mm.
• Terdapat diseluruh dunia.
Habronema megastoma
• Terdapat dalam nodul di dinding lambung dan jarang
bebas dalam lambung kuda di seluruh dunia.
• Cacing ini dapat dengan mudah dikenali dari kepalanya
yang bisa di “constricted off” dari tubuh.
• Bibir palsu tidak berlobus.
• Paringnya berbentuk corong.
• Jantan mempunyai empat pasang papila prekloaka.
• Spikula kiri panjangnya 0,46 mm dan kanan 0,24 mm.
• Bersifat viviparus.
SIKLUS HIDUP
Strongyloides
• Beberapa spesies yang berparasit pada hewan domestik.
• Bentuk parasitiknya bersifat partenogenetik dan telurnya dapat
langsung menjadi infektif untuk parasit selanjutnya atau untuk
cacing betina dan jantan dewasa yang hidup bebas.
• Bentuk esofagus dari cacing yang hidup bebas adalah rabditiform.
Vulva terdapat ditengah tubuh, telur ada beberapa tetapi beasr dan
dindingnya tipis.
• Generasi non parasit menghasilkan generasi yang bersifat parasit.
Bentuk esofagus yang bersifat parasit silindris tanpa bulbus
posterior (filariform).
• Generasi parasit mampu menembus kulit induk semang, menuju
paru-paru, trakhea, paring dan akhirnya ke usus.
• Cacing dewasa yang bersifat parasitik ditandai dengan organ
kelamin betina dan esofagus yang panjang.
Strongyloides westeri

• Cacing ini panjangnya 9 mm dan tebal


0.08 – 0,095 mm.
• Esofagus panjangnya 1,2 – 1,5 mm dan
• Telur berukuran 40 – 52 X 32 – 40 mikron.
Trichostrongylus axei
Sinonim: S. extenuatus
Habitat: abomasum hewan ruminansia, lambung
kuda, babi, keledai dan manusia.

Morfologi.
• Cacing ini panjangnya 7 mm dengan ciri yang paling
khas adalah lekukan di daerah esofagus
• Spikula tebal dan tidak sama panjang dan tidak simetris
• Ekor yang betina mengecil secara tiba-tiba dan tidak ada
penutup vulva.
• Telur diatur sedemikian rupa sehingga berjajar teratur,
ujung yang satu dengan yang lainnya berlekatan secara
longitudinal.

Anda mungkin juga menyukai