Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi diare

Patofisiologis menjadi diare non- inflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin di kolon
dengan manifestasi sindrom disentri dengan diare disertai lendir dan darah. Gejala klinis berupa mulas sampai nyeri seperti kolik, mual,
muntah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin makroskopis ditemukan lendir dan/ atau
darah, mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear (Farthing ddk (2013) ; Zein ( 2014) ; Farrar (2013)).

Diare, nausea, vomitus

Terapi oral simptomatik


Terapi rehidrasi

Resolusi
Pengkajian
Durasi (>1 hari)
Tidak
Derajat penyakit (dehidrasi,
demam, darah, penurunan berat Berlanjut atau
kambuh
badan)
Y
a

Riwayat penyakit: Demam, tenesmus, darah, makanan laut, penggunaan


antibiotik, penurunan berat badan, perjalanan wisata, wabah, hubungan
seksual, nyeri abdomen, imunosupresi.
Periksa feses lengkap leukosit (atau laktoferin fekal)

Non-inflamasi (tidak ada leukosit). Inflamasi (leukosit atau laktoferin atau


Contoh: penyakit berlanjut). Contoh: Shigella,
Vibrio, E. coli, C. perfringens, S. Salmonella,C. jejuni, E. coli (EIEC),
aureus, B. cereus
Cytotoxic C. difficile
Melanjutkan terapi simptomatik:
Pertimbangan: Evaluasi lanjutan Kultur: Shigella,
Salmonella, C. jejuni

Pertimbangan: Sitotoksin
C. difficile

Pertimbangan: Terapi antimikrobial


empirik

Gambar. Pendekatan umum diare infeksi bakteri (Farthing dkk, 2013)


Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri setidaknya ada dua
mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus. Infeksi bakteri
menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Infeksi
bakteri yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses (Farthing ddk
(2013) ; Zein ( 2014) ; Farrar (2013)).
Pada dasarnya, mekanisme diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada
sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau
sitotoksin. Satu jenis bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut untuk
dapat mengatasi pertahanan mukosa usus (Farthing ddk (2013) ; Zein ( 2014) ; Farrar (2013)).

DAFTAR PUSTAKA:
Farthing M, Salam MA, Lindberg G, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, et al. Acute diarrhea
in adults and children: A global perspective. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. J
Clin Gastroenterol. 2013; 47(1): 12-20.
Zein U. Diare akut infeksius pada dewasa. e-USU Repository [Internet]. 2004. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3388/1/penydalam-umar4.pdf

Farrar J, Hotez FJ, Junghanss T, Kang G, Lalloo D, White N. Acute diarrhea. Manson’s Tropical
Diseases. Elsevier; 2013.

Anda mungkin juga menyukai