Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG TEKNOLOGI SMART CARD

DI RUMAH SAKIT

Disusun Oleh:

Nurul Rika Octavia


NIM: 23181004

AKADEMI KEPERAWATAN ANTARIKSA JAKARTA


2020/2021
KATA PENGANTAR

Rasa syukur  kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
yang diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Salam dan  salawat semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW.

Makalah yang berjudul Smart Card ini dapat kami selesaikan dengan


baik, tak lepas dari banyaknya pihak-pihak yang turut membantu. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan banyak terima kasih. Namun, kami
pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran dan
kritik dari para pembacalah yang kami harapkan demi perbaikan makalah ini
kedepannya. Semoga makalah dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan bagi kita semua.

Jakarta, 14 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................... i
Daftar isi...............................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.............................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................
1.3 Tinjauan....................................................................................
1.4 Manfaat.....................................................................................

BAB II Pembahasan......................................................................
2.1 Pengertian Smart Card...............................................................
2.2 Cara kerja Smart Card...............................................................
2.3 Cara pengoperasian alat Smart Card.........................................
2.4 Manfaat aplikasi Smart Card....................................................
2.5 Kelebihan dari Smart Card.......................................................
2.6 Hambatan Smart Card.............................................................

BAB III Penutup.........................................................................


3.1 Kesimpulan...............................................................................
3.2 Saran.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rumah sakit sebagai pusat layanan kesehatan harus dapat memberikan
pelayanan yang baik serta harus meminimalkan setiap kesalahan, baik
layanan administrasi maupun layanan medisnya. Rekam medis sangat penting
selain untuk diagnosis, pengobatan juga untuk evaluasi pelayanan kesehatan,
peningkatan efisiensi kerja melalui penurunan kematian serta perawatan
penderita yang lebih sempurna. Rekam medis adalah berkas yang berisi
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan pasien.
Keberadaan rekam medis sangat penting, rekam medis dapat
digunakan sebagai indikator dalam melihat kualitas pelayanan kesehatan, yang
oleh Benyamin (1980) disebutkan bahwa pelayanan kesehatan yang baik secara
umum berarti memiliki rekam medis yang baik pula.
Rekam medis merupakan salah satu pijakan awal dalam mengambil
tindakan medis. Kesalahan dalam pencatatan dapat berakibat pada
kesalahan dalam pengambilan tindakan medis. Keterlambatan dalam
mendapatkan data medis yang dibutuhkan juga dapat berakibat pada
keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan
penanganan yang cepat dan tepat.
Masalah lain yang seringkali muncul adalah tidak adanya keterkaitan antar
masing-masing rumah sakit pada rekam medis, padahal pasien bisa saja
melakukan pemeriksaan kesehatan pada rumah sakit yang berbeda. Jika tidak
ada keterkaitan antar masing-masing rumah sakit, pemeriksaan akan terjadi
berulang-ulang. Padahal rekam medis sebelumnya sangat berguna pada
pemeriksaan kesehatan selanjutnya. Hal ini amat membantu mengurangi
kemungkinan salah diagnosa.
Bentuk rekam medis yang sering dijumpai berupa berkas serta lampiran-
lampiran dokumen yang tidak sederhana dan tidak bisa di bawa kemana-mana
karena bentuknya tidak baku dan mudah rusak. Rekam medis kertas yang
digunakan tidak selalu mampu memberikan data yang diinginkan pada
waktunya. Hal ini menurunkan efisiensi kerja tenaga medis yang seharusnya
lebih mengedepankan upaya perawatan pasien.Jika dokumen rekam medis
hilang atau rusak, akan menimbulkan masalah dalam menangani pasien lebih
lanjut.
Penyimpanan berkas rekam medis yang terkomputerisasi dapat
memudahkan pengolahan data yang cepat dan akurat, sehingga dapat
menghasilkan informasi dalam bentuk laporan-laporan statistik perkembangan
pelayanan kesehatan maupun statistik penyakit. Untuk membantu pencarian data
rekam medis pasienyang terkomputerisasiagar lebih efisien waktudapat digunakan
teknologi smart card.
Smart Card diciptakan untuk menjadi solusi bagi problem tersebut.
Teknologi ini menawarkan banyak manfaat signifikan bagi para penyedia dan
pengguna jasa termasuk dalam institusi kesehatan. Dengan adanya sistem ini
maka akan sangat memudahkan pekerjaan dokter saat melakukan pemeriksaan.
Kartu yang digunakan akan memberikan informasi tentang data id pasien agar
lebih mudah dalam pencariannya secara digital dengan menggunakan teknologi
smart card.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Banyak dijumpai permasalahan yang terjadi pada sistem pendaftaran
pasien di poliklinik rumah sakit, baik pasien yang melakukan registrasi baru atau
pasien yang mendaftar untuk memeriksakan kesehatannya, antara lain :

1. Antrian pasien yang panjang


2. Membutuhkan banyak pegawai di bagian pendaftaran, karena
pendaftaran untuk pasien baru dan lama biasanya dipisah.
3. Proses untuk mendaftar ke dokter harus melewati bagian
pendaftaran pasien, baru setelah itu pasien masih harus melewati
suster yang menjadi asisten dokter.
Dari permasalahan tersebut, dapat diantisipasi pemecahannya dengan
menggunakan Smart Card untuk membuat Kartu Pasien, yang didalamnya
berisi data pasien.

1.3 TINJAUAN
Dari masalah-masalah diatas menunjukan adanya kebutuhan akan rekam
medis yang penyajian datanya baku, bentuknya sederhana, mudah dibawa
kemana-mana dan mudah diakses pada rumah sakit manapun. Adapun tujuan
yang ingin di capai adalah:

1. Menerapkan sistem untuk saling bertukar informasi data rekam medis


pada rumah sakit manapun. Hal ini dapat memudahkan rumah sakit
mengetahui data rekam medis walaupun dalam rumah sakit yang
berbeda sehingga lebih efisien dalam melakukan tindak lanjut kepada
pasien.
2. Membangun aplikasi sistem Electronic Medical Record (EMR) atau
rekam medis elektronik sehingga lebih efektif dan efisien dalam
penggunaan waktu, tenaga dan sarana.
3. Membuat EMR yang dapat mengelola fungsi pendaftaran pasien, dan
data rekam medis pasien.
4. Mengembangkan kartu akses smartcarddengan teknologi RFID untuk
pelayanan kesehatanguna memudahkan pencarian data pasien dalam
aplikasi tersebut.

1.4 MANFAAT

a. Bagi Rumah Sakit:


1. Memudahkan pertukaran informasi dari rumah sakit lain.
2. Mempercepat mendapatkan informasi data rekam medis pasien.
3. Memudahkan pencarian data rekam medis pasien yang nantinya
memudahkan dokter untuk memberikan diagnose berdasarkan
history dari data rekam medis yang telah ada.
4. Mempercepat penanganan medis kepada pasien.
b. Bagi Masyarakat
 Memudahkan masyarakat memeriksa kesehatan di rumah sakit
manapun dengan data rekam medisyang sudah ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN

Smart card didefinisikan sebagai sebuah kartu dengan IC (Integrated


Circuit) yang tertanam didalamnya, dimana IC tersebut digunakan untuk
melakukan proses informasi, juga memiliki media penyimpanan dengan kapasitas
tertentu. Pada Smart Card, komponen IC pada. Smart Card umumnya terdapat
didalam kartu atau berupa lempengan chip kecil. Smart Card adalah suatu
program berupa kartu data pasien yang bersifat elektrik. Seperti halnya dengan
kartu ATM, Semua rekam medic pasien akan disimpan oleh Rumah Sakit di
computer. Rekam medic yang berisi data pasien, biasanya hanya dapat dimiliki
oleh rumah sakit yang dahulunya pasien pernah kunjungi. Akan tetapi, dengan
adanya Smart Card ini semua data akan bisa diperoleh apabila pasien membawa
kartu ini.
Smart Card mempunyai sistem yang sama seperti kartu ATM. Hanya saja
kalau ATM berisi saldo uang pemilik, sedangkan untuk Smart Card ini akan berisi
data mengenai kesehatan pemiliknya (pasien). Jadi, setiap rumah sakit akan
memiliki mesin yang akan digunakan untuk mengoperasikan Smart Card ini.
Mesin yang digunakan untuk Smart Card ini merupakan mesin yang khusus.
Semua orang dapat memiliki Smart Card dengan cara melakukan pendaftaran di
Rumah Sakit yang menjalankan program Smart Card. Pasien yang ingin memiliki
Smart Card harus mengisi persetujuaan atau bersedia kemudian akan dilakukan
pengkajian mengenai kesehatan klien. Pembuatan Smart Card tidak ada ketentuan
usia. Maka dari itu, dianjurkan untuk semua orang memiliki kartu ini, tidak hanya
orang yang sakit saja. Oleh sebab itu, ketika seseorang yang sakit hendak ingin
berobat ke rumah sakit maka hasilnya pengkajian atau riwayat penyakit pasien
dapat dimasukkan Smart Card.

2.2 CARA KERJA


Alat untuk men-scan data dari Smart Card ini akan ada pada rumah sakit,
dan hanya rekam medis dan perawat yang merawat bisa langsung melihat isi dari
data pasien pada Smart Card.
Sedangkan untuk cara kerja alat ini adalah sebagai berikut:
1. Pasien akan menyerahkan Smart Card nya kepada perawat, kemudian
perawat akan menyerahkannya kepada petugas rekam medis.
2. Petugas rekam medis akan memasukkan Smart Card tersebut ke alat
scanner untuk dapat dibaca.
3. Setelah itu data pasien akan muncul pada monitor yang sudah terhubung
dengan alat scanner pembaca Smart Card.
4. Kemudian, perawat akan mencatat hal-hal penting yang diperlukan dari
data pasien.
5. Jika telah selesai, maka petugas rekam medis akan mengeluarkan Smart
Card tersebut dengan mengklik tombol close pada monitor.
6. Smart Card yang sudah selesai digunakan, dikembalikan lagi pada pasien
untuk disimpan.

2.3 CARA PENGOPERASIAN ALAT SMART CARD


Untuk menyimpan data, kartu telephone dan identifikasi individu digital.
Aplikasi ini dapat berupa; identifikasi pelanggan, kartu perpustakaan, kunci
pintu, dan juga untuk menyimpan data rekam medis pasien. Ada beberapa versi
dari smart card yang dapat digunakan untuk menyimpan data-data, Microprocesor
card dan Memory card. Perbedaan kedua sistem ini terletak pada ada tidaknya
chip mikroprosesor di dalam smart card. Untuk proses membacanyajuga ada dua
tipe, Contact smart carddan Contactless cmart card. Pada system contact smart
card digunakan smart card reader yang langsung membaca kartu sedangkan
contactless smart card digunakan gelombang radio (Radio Frequency ID)
sebagai teknologi komunikasinya. Pada system ini digunakan memori card
dengan tipecontact smart card yang menggunakan standar ISO/IEC 7816 dan
ISO/IEC 7810. Standar ini yang menentukan:

1. Bentuk fisik smart card


2. Posisi dan bentuk dari konektor listriknya
3. Karakteristik kelistrikan
4. Protocol komunikasi
5. Format perintah yang dikirim dan direspon oleh smart card
6. Kehandalan dari kartu
7. Fungsionilitas

Adanya standar pada system ini berarti smart card yang berisi data-
data pasien dapat dibaca dimanapun oleh smart card reader yang mempunyai
standar yang sama. Kelebihan smart card mampu menyimpan data sampai
256 kb. Jumlah data ini lebih baik dari teknologi pita magnetic yang
digunakan dahulu. Selain itu data yang disimpan dapat diproteksi dari akses dan
manipulasi yang tidak diijinkan.

2.4 MANFAAT APLIKASI DARI PENGADOPSIAN

a. Membantu dalam pertukaran informasi keperawatan antar perawat.


b. Membantu perawat dalam mendata paien, mengklasifikasi pasien, catatan
personal mengenai riwayat penyakit pasien serta laporan bertahap
mengenai kondisi dari pasien yang dirawat.
c. Membantu pembuatan Sistem Klasifikasi Pasien. Dimana Sistem
Klasifikasi Pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan
perawatan yang dapat diobservasikan oleh perawat.
d. Membantu dalam penerapan rekam medis. Dimana rekam medis ini
merupakan dokumen untuk mencatat semua data medis maupun
keperawatan bahkan hasil pemeriksaan laboratoriummaupun interpretasi
klinis.
e. Meningkatkan mutu pelayanan.
f. Mempermudah perawat dalam memasukkan data pasien dan sharing
bersama antar perawat.
g. Dengan adanya teknologi informatika dalam keperawatan ini, maka
peningkatan gizi buruk, peningkatan kejadian malaria, diare, demam
berdarah, dapat terdeteksi lebih dini melalui perangkat teknologi
informatika dalam keperawatan yang bergerak (m-Health).
h. Membantu mengatasi masalah langkanya tenaga ahli di daerah dengan
menerapkan pengobatan jarak jauh, seperti konsultasi. Bahkan yang saya
tahu sekarang pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti:
institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pelaku industri telah
mengembangkan pengobatan jarak jauh.
i. Dengan penerapan teknologi informatika dalam keperawatan telah
mengubah pola juru medis dan keperawatan untuk mengetahui riwayat
penyakit pasien, yaitu dengan sistem berbasis kartu cerdas (smart card)
dapat digunakan untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang
ke rumah sakit karena dalam kartu tersebut para juru medis dan
keperawatan mengetahui riwayat penyakit pasien.
j. Untuk membantu proses operasi pembedahan serta penggunaan komputer
hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh
pasien.

2.5 KELEBIHAN
1. Lebih handal dari pada kartu magnetik (kartu magnetik)
Kehandalan dari smartcard disebabkan oleh proteksi terhadap keamanan
data yang
disimpan. Keamanannya tidak hanya tergantung pada chip, namun juga
keseluruhan system termasuk aplikasi serta proses pembuatan dari
smartcard itu sendiri. Chip menjamin keamanan data yang disimpan di
dalam smartcard disebabkan adanya mekanisme enkripsi sehingga tidak
mudah dibaca oleh pihak yang tidak berwenang.
2. Lebih banyak menyimpan informasi daripada kartu magnetik.
Kapasitas memori dari smartcard lebih besar dibanding kartu magnetik.
Smartcard mempunyai ukuran memory bermacam-macam, misalnya dari 1
Kbyte (CP1 dari ASE(Alladin Smartcard Environment)), 2 Kbyte (CC1 dari
ASE(Alladin Smartcard Environment)), 22 Kbyte (JavaCard) dan 31
Kbyte(MSC0402 dari Motorola). Selain berisi informasi, smartcard juga
berisi sistem operasi yang mengendalikan seluruh proses yang terjadi di
smartcard.
3. Lebih sulit untuk ditiru daripada kartu magnetik
Kartu magnetik mempunyai pita magnetik pada permukaaannya. Peng-
copy-an terhadap kartu magnetik dilakukan dengan meng-copy pita
magnetik tersebut ke kartu lain. Pada smartcard peng-copy-an terhadap
kartu sulit dilakukan, ini disebabkan karena setiap kartu memiliki nomor
seri yang unik, tidak ada 2 buah kartu yang memiliki nomor seri yang sama.
Jika pengaman dari kartu dilakukan dengan menghitung hash dari nomor
seri kartu, maka peng-copy-an kartu tidak mungkin dilakukan.
4. Dapat melakukan banyak fungsi di berbagai area industri
Walapun kartu magnetik telah banyak dimanfaatkan di berbagai sektor,
misalnya sektor perbankan dan sektor telekomunikasi, tetapi fungsi yang
dapat dilakukan terbatas atau disebut single function. Karena keistimewaan
yang dimiliki oleh smartcard, yaitu dalam hal kapasitas simpan dan
kemampuan untuk melakukan proses, smartcard menawarkan skema multi-
function, yaitu satu kartu untuk berbagai layanan.
5. Selalu mengalami evolusi (sesuai dengan perkembangan chip komputer dan
memori).
Smartcard mempunyai standar mikroprosesor 8-bit, namun saat ini mulai
dikembangkan mikroprosesor 32-bit yang mempunyai keuntungan, yaitu
memungkinkan melakukan pemrograman dengan menggunakan bahasa
tingkat tinggi dan meningkatkan kekuatan komputasi untuk fungsi
matematika yang kompleks. Dan yang paling penting, peningkatan MIPS
(million instruction per second) memungkinkan industri smartcard
memanfaatkan kemajuan teknologi biometri dan kriptografi.

2.6 HAMBATAN DARI PENGADOPSIAN TEKNOLOGI


Pengembangan Sistem Informasi dan Hambatan-hambatannya:
Pengelolaan data Rumah Sakit yang sangat besar baik data medik pasien
maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga
mengakibatkan :

1. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan


duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak dan
pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat
filing yang cukup luas.
2. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan
data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian mempunyai
asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit
/Instalasi.
3. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual
menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar dan
tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan
banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan berdasarkan
sesuka perawan/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan
mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat itu, misal yang berobat
adalah sodaranya makan dengan seenaknya dokter/perawat memberikan
discont tanpa melalu prosedur yang tepat. Dan menimbulkan kerugian
pada rumah sakit.
4. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi
harus direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi terlambat
dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.

Era globalisai yang ditandai dengan adanya Perdagangan bebas


mengharuskan sektor Kesehatan terutam Rumah Sakit untuk meningkatkan
daya saing dengan memberikan pelayanan yg sebaik-baiknya kepada
pelanggan ataupun pasien bahkan penyajian laporang yang akurat bagi para
pengambil keputusan, bakan rumah sakit vertical cenderung untuk segera
merubah tatana rumah sakit menjadi sebuah badan layanan umum, sehingga
lebih mudah dalam penataan administrasinya.

Guna mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di


Rumah Sakit, keberadaan “Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit” sangat
dibutuhkan, sebagai salah satu strategik manajemen dalam  meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan persaingan bisnis.

Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data


berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan
prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang
tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan
manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru
guna menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan
baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Smartcard merupakan salah satu aplikasi teknologi informasi yang paling


diminati di masa mendatang pada berbagai bidang kehidupan, khususnya
bidang kesehatan. Selain mempunyai fungsi menyimpan, transfer dan
pengolahan data dengan akurat, ia juga mempunyai sisi praktis dan efisien
sehingga dapat dibawa kemana-mana. Smartcard juga dilindungi sebuah sistem
yang dapat menjamin keamanan dari data di dalamnya.
Pemakaian smartcard di Indonesia masih terbatas, khususnya dibidang
kesehatan dan keperawatan walaupun sangat memungkinkan dapat digunakan
dalam proses pelayanan kesehatan. Selain SDM yang kurang, sarana dan
prasarana serta pendanaan belum menunjang untuk dilakukannya sistem ini.

3.2 SARAN

Sangat penting menciptakan kondisi dimana sistem informasi kesehatan


berbasis teknologi sangat diperlukan sabagai alat yang tepat pada pengambilan
keputusan yang tepat dan akurat bagi pemegang kebijakan, untuk itu perlu
kiranya sosialisasi yang berkelanjutan melalui media yang paling akontabel
yaitu riset dan penelitian tentang teknologi ini, khususnya smartcard.
Penelitian berkelanjutan yang bersifat eksperimen pada aplikasi smartcard
dibidang keperawatan dapat dijadikan sebagai pilot projek untuk menilai
tingkat keberhasilan dan efektivitas pemakaian di lapangan. Tentunya
ditambah dengan sistem evaluasi yang valid dan reliabel sebagai alat koreksi
bagi penyempurnaan aplikasi sistem ini di masa-masa mendatang pada dunia
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai