Anda di halaman 1dari 34

LECTURE 4.

PATHOGENESIS OF GLOMERULONEPHRITIS & ACUTE TUBULAR INJURY

LIGHT GREEN : DOKTER WINARTI, Sp.PA


A. INTRODUCTION

- Kalo kita liat struktur histologinya kan ada glomerulus (kalo banyak namanya

glomeruli), ada tubulus, ada jaringan interstitium dan ada pembuluh darah

- Penyakit ginjal lebih mudah dipelajari dengan membaginya menjadi empat


komponen:

 Glomeruli

 Tubulus  kalo tubulus sama interstitium biasanya jadi 1 karena saling

mempengaruhi
 Interstitium

 Pembuluh darah

- Kalo udah sampe ke stadium lanjut, maka yang sitenya di glomerulus juga akan

kena ke yang lainnya


- Pendekatan tradisional ini bermanfaat karena

 Manifestasi awal penyakit yang mempengaruhi masing-masing

kompartemen ini cenderung berbeda


 Beberapa struktur tampaknya lebih rentan terhadap bentuk spesifik dari cedera

ginjal  jadi dari patogenesis juga ternyata beda penyakit yang diawali di

tubulus dengan yang diawali di interstitial

 glomeruli  sebagian besar dimediasi secara imunologis


 gangguan tubular dan interstitial  agen toksik atau infeksi

1|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
B. GLOMERULUS

- Glomerulus ini adalah anyaman kapiler yang dilapisi endotel yang khas karena ada
fenestratednya, dan endotel itu nanti melekat pada membran basal dimana sebelah

luar membran basal diisi oleh sel-sel podosit

- Posodit itu juga merupakan epitel dan punya morfologi yang khas yaitu
interdigitating antara satu dengan lain diantara itu ada celah (slit filtration atau slit

diaphragma) itu diisi oleh protein yang namanya nephrin, jadi nephrin itu yang

menjaga permeabilitas dari barrier itu sehingga tidak semua zat akan bocor ke

urine
- Setiap ada injury/jejas pada glomerulus akan menyebabkan penyakit pada

glomerulus, jadi disebut glomerulonephritis atau ada buku yang menyebut

glomerulopathy (karena gak semua penyakit pada glomerulus itu asalnya inflamasi)

GLOMERULONEPHRITIS/GLOMERULOPATHY
A. PENYEBAB

- Penyebabnya ada reaksi imun di glomerulus ada juga non immune

1. Immune mechanisme
 Doposit kompleks antigen-antibodi yang bersirkulasi di dinding kapiler

glomerulus atau mesangium (mesangium itu yang melekatkan antar kapiler) 

jadi terbentuk antigen antibodi komplek di dalam tubuh seseorang kemudian


ikut sirkulasi (jadi terbentuknya di suatu tempat di organ lain bukan di ginjal)

2|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
habistu ikut sirkulasi dan menempel atau terjebak di dalam glomerulus dan

menyebabkan injury pada glomerulus


 Antibodi bereaksi in situ di dalam glomerulus, baik dengan antigen

glomerulus tetap (intrinsik) atau dengan molekul ekstrinsik yang ditanam di

glomerulus tapi berasal dari luar  jadi glomerulusnya mengandung antigen

duluan, kemudian baru terbentuk antibodi sehingga pada akhirnya ada juga
komplek antigen-antibodi

 Aktivasi jalur komplemen alternatif yang tidak diatur  komplement

pathway (classical, alternative dll) kaskade komplemen sampe merangsang

inflamasi dsb (baca buku robbin lagi). Kalo ada ikatan antara antigen dengan
antibodi dia akan mengaktifkan sistem komplemen, jadi ada yang classical

pathway ini melalui C1 dan ada yang alternative pathway yang melalui C3 

pada hasil akhrinya adalah inflamasi tapi jalurnya beda. Disini gak ada antibodi

antigen komplek tapi kalo ada kerusakan pada komplemen oleh apapun itu
juga bisa mengakibatkan injury pada glomerulus

2. Non immune

 Podosit injury
 Nephron loss  jadi kalo ½ ginjal kena penyakit maka yang lagi ½ nya itu juga

bisa mengalami glomerulonephritis

- Glomeruli mungkin terluka dalam perjalanan


penyakit sistemik  penyakit glomerular

sekunder. Kalo kerusakan glomerulus itu

akibat efek dari adanya penyakit sistemik dan

kemudian berimbas pada glomerulusnya itu


kita sebut dengan penyakit glomerulus

sekunder

- Jika ginjal adalah satu-satunya atau organ


dominan yang terlibat  penyakit

glomerulus primer. Tapi kalo dari hasil

pemeriksaan, tidak ditemukan penyakit lain

3|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
yang mendasari kerusakan pada glomerulus itu yang primer

- Kalo penyakitnya primer, maka pemberian namanya sesuai dengan gambaran PA


 Minimal change disease  artinya dibawah mikroskop gak keliatan ada

kelainan

 Focal segmental  adanya sklerosis pada glomerolus yang fokal dan

segmental. Dalam 1 ginjal ada 1jt nephron (glomerulus juga segitu kira-kira
jumlahnya)

 Focal  kalo kurang dari 50% glomerulus mengalami sklerosis kalo lebih

diffuse, jadi kalo focal itu lawannya diffuse. Jadi kita mengitung semua

glomerulus baru bisa bilang focal atau diffuse


 Segmental  dalam 1 glomerulus, semua segmennya kena penyakit

(sklerosis) itu disebut global, kalo <50% itu segmental

 Kalo focal segmental sklerosis itu artinya sklerosis pada glomerulus yang

terjadi <50% glomerulus dan pada masing-masing glomerulus <50% dari


glomerular tak?

 Membranous nephropathy  yang mengalami masalah adalah membran

basalnya dimana mengalami penebalan


 Acute postinfection  glomerulonephritis yang mengikuti adanya infeksi, jadi

BUKAN sekarang infeksi sekarang glomerulonephritis kan butuh waktu untuk

terbentuk imun kompleks setelah beberapa minggu baru muncul

 Membrano proliferative  membran menebal, dan selnya juga nambah dalam


1 glomerulus bisa kita cek dibawah mikroskop dan bandingkan dengan

glomerulus normal

 IgA nephropathy  penyakit pada glomerulus akibat deposit IgA

 Dense deposit dan C3 itu sama-sama kerusakan komplement akibat


kebanyakan deposisi C3

- Kalo rusaknya sekunder disesuikan dengan underlying diseasesnya

 SLE  salah satu manifestasinya ada di ginjal paling sering di glomerulus


makanya kita sebut nephrotic lupus

 Pada DM  diabetic nephropathy

- Ada juga penyakit glomerulus karena emang herediter karena genetik

4|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
B. GLOMERULONEPHRITIS CAUSED BY CIRCULATING IMMUNE COMPLEXES

1. Introduction
- Endapan kompleks imun yang bersirkulasi dalam glomerulus mengawali aktivasi

komplemen (dan / atau reseptor Fc) yang dimediasi leukosit, menghasilkan injury

glomerulus. Karena muatannya yang berbeda atau ukuran molekulnya yang besar

suatu saat bisa terjebak di glomerulus. Kalo udah terjebak disana maka akan terjadi
aktivasi komplemen akan menyebabkan leukosit teraktivasi, selain karena

komplemen leukosit ini juga bisa mengalami aktivasi melalui ikatannya dengan

receptor Fc pada leukosit

- Kompleks dapat dibentuk dengan


 antigen endogen, seperti dalam systemic lupus erythematosus (SLE)  ini kan

penyakit autoimmune, jadi antigen nya dikenali oleh antibodi tubuhnya sendiri

sebagai benda asing, salah satu aktivasinya di glomerulus

 eksogen, seperti pada infeksi oleh


 bakteri (streptokokus)

 virus (hepatitis B)  paling sering

 parasit (Plasmodium falciparum malaria)


 spirocheta (Treponema pallidum)  sifilis

2. Morfologi

- LM: infiltrat leukosit dan proliferasi variabel sel epitel mesangial dan parietal

- EM: deposit imun padat elektron di satu atau lebih dari tiga lokasi:
 antara sel endotel dan GBM (endapan subendotelial)  inflamasi

 antara permukaan luar GBM dan podosit (endapan subepitel)  non inflamasi

 mesangium.

- IF: granular, “lumpy-bumpy”

5|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
- Untuk membuktikkan adanya deposit immune complex maka lakukan biopsi pada
ginjal, lalu di pulas dengan cat khusus untuk pemeriksaan IF (jadi dengan
mikroskop flourescence di lapangan gelap kita akan melihat pendaran warna hijau)

itu menandakan emang ada deposit antigen antibodi komplek


- Gambar kanan itu mikroskop cahaya biasa. Karena ada depositnya itu membuat
morfologi glomerulus sangat berubah  jadi bisa kita liat disini ada infiltrasi

leukosit PMN adanya proliferasi sel mesangium (harusnya sel mesangium itu dalam

1 area tidak lebih dari 3 sel) ada penambahan sel epitel parietal

- Atau kalo punya bisa juga dibuktikkan dengan mikroskop elektron

3. Example

- GN terkait infeksi poststreptokokus atau akut

6|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
 antigen inciting berumur pendek dan complex kompleks imun akhirnya

dapat dibersihkan oleh degradasi atau fagositosis  reaksi inflamasi kemudian


dapat mereda  sebagian kecil ada yang berkembang menjadi kronis tapi

sebagian besar akan sembuh

- GN terkait dengan infeksi virus hepatitis B atau SLE

 paparan antigenik kronis  siklus berulang pembentukan kompleks imun,


deposisi, dan injury  GN kronis  pada pasien ini sulit disembuhkan

- GN Membranoproliferatif  seringkali antigen yang memicu tidak diketahui

C. GLOMERULONEPHRITIS CAUSED BY IMMUNE COMPLEXES FORMED IN SITU


1. Introduction

- Kompleks imun dibentuk oleh pengendapan antibodi spesifik untuk antigen tetap

(intrinsik) atau ditanam (dari luar) dalam glomerulus. Kalo untuk yang in situ jadi

antigen nya ada dulu di glomerulus kemudian memicu terbentuknya antibodi lalu
membentuk ikatan antigen-antibodi

 Fixed Ag (antigen yang emang ada disana)  ex. Antigen diekspresikan oleh

podosit  membranous nefropati


 "planted" antigen non glomerular, termasuk: ini antigennya bukan dari

glomerulus, tapi dari organ lain yang kemudian tertanam di glomerulus

 nukleosom kompleks, terutama berasal dari pemecahan sel-sel apoptosis,

pada pasien dengan SLE. Jadi SLE itu bisa men-injury glomerulus melalui 2
jalur (circulating antigen-antibodi atau in situ)

 produk bakteri, seperti endostreptosin, protein yang diekspresikan oleh

streptokokus grup A

 protein agregat besar (mis., imunoglobulin G [IgG] agregat)


- IF: granular pattern of deposition  granular itu artinya tidak continou

2. Anti-Glomerular Basement Membrane Antibody–Mediated


Glomerulonephritis

- GN yang diperantarai oleh antibodi merupakan hasil dari pengendapan glomerulus

autoantibodi yang diarahkan terhadap komponen protein GBM.

7|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
- Contoh: GN crescentic mediated anti-GBM (Goodpasture disease). Nama

penyakitnya kita sebut goodpasture syndrome dan gambaran PA nya kita sebut
cresentric glomerulonephritis

 Antigen target: rantai α3 dari kolagen tipe IV GBM  ini merupakan penyakit

yang antigennya normal dari glomerular basal membran yaitu kolagen tipe 4

dari rantai alpha 3 itu dianggap antigen oleh tubuhnya kemudian terbentuk
antibodi kemudian antibodinya menempel secara linier (karena basal membran

itu kan emang gak terputus)

 IF: linear pattern of staining

8|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
- Kalo terbentuk immune complex circulating, lalu dia tertanam pada glomerulus

maka kemungkinannya dia tertanam di sub-epitel (diantara epitel dengan basal


membran) bisa juga tertanam di subendotel (antara basal membran dengan

endotel kapiler) bisa juga di mesangium dimana gambaran IF nya akan sama yaitu

granular  membedakannya hanya dengan mikroskop elektron

- Kalo in situ, ada antigen yang melawan antibodi di podosit itu pasti di daerah sub-
epitel ini juga tampilan IF nya granular

- Kemudian kelompok yang kedua ada anti GBM diseases jadi letak antibodinya di

sepanjang glomerular basal membran dan secara IF dia akan tampak gambaran

linier

D. GLOMERULAR DISEASES CAUSED BY COMPLEMENT ACTIVATION

1. Introduction
- Ini terjadi kelainan pada aktivasi komplement

- Penyebab utama:

 aktivasi jalur komplemen alternatif yang tidak diatur  jadi ada individu yang
mengalami gangguan proses jalur komplement alternative efeknya muncul

dense deposit dan C3 GN

 dipicu oleh

 autoantibodi yang diperoleh terhadap komponen komplemen  walaupun


dikatakan acquired tapi faktornya tidak diketahui

 kelainan bawaan dari protein regulator komplemen

- Examples: dense deposit disease and C3 GN

9|Ur i n ar y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya
2. Mediators of Immune Injury

- Kalo ada deposisi antibodi  terbentuk immune complex  terjadi aktivasi

komplemen dan komplement yang bisa menimbulkan kerusakan pada glomerulus


adalah c5a dan C5b-9 (membran attach complex)

- Komplement 5 ini sifatnya chemoattactant karena itu dia menarik neutrofil,

harusnya kan ada di dalam darah kemudian masuk ke glomerulus  lalu teraktivasi
dan mengeluarkan protease dan oksidan paling banyak itulah yang merusak

struktur glomerulus

- Pada membranous nephropathy dia melalui jalur C5b-9  ini dampaknya bukan
merekrut neutrofil tapi langsung menimbulkan injury jadi merusak membran epitel,
endotel dan mesangial  selain merusak itu dia juga melepaskan banyak mediator

(kotak pink)  mediator itulah yang menimbulkan jejas langsung pada glomerulus

- Antibodi tersendiri juga kalo berlebihan tertanam disana langsung menyebabkan

sitotoksik pada ketiganya itu


- Ada penelitian juga yang mengungkapkan adanya peranan dari sel imun T (perlu

dibuktikan lebih lanjut) dimana jalur yang dipake adalah jalur makrofage dan

aktivasi mesangial dan melepaskan berbagai mediator tadi sehingga sama juga

mengakibatkan injury pada glomerulus

10 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


E. NON-IMMUNE MECHANISMS OF GLOMERULAR INJURY (4) PODOCYTES INJURY

1. Introduction
- Cedera podosit (secara langsung tanpa melibatkan kompleks antigen-antibodi dan

tanpa melibatkan komplemen) dapat disebabkan oleh :

 antibodi terhadap antigen podosit  ini masuk ke kelompoknya membranous

nephropathy
 Racun

 sitokin tertentu

 faktor sirkulasi yang berkarakter buruk

- Cedera podosit menghasilkan perubahan morfologis termasuk


 effacement of foot processes  kita tau kan kalo podosit itu ada foot processes

dan itu hilang (datar)

 Vakuolisasi  sitoplasma dari podosit mengandung vakuola

 retraksi dan detasemen sel dari GBM  Proteinuria  kita bayangkan kalo
podositnya gak nempel di basal membran maka akan terjadi kebocoran pada

ginjal.

 Contoh: Minimal change ds  Detachment dari foot processes ini gak bisa
dibuktikan dengan mikroskop biasa makanya disebut minimal change ds,

hanya bisa dibuktikkan dengan mikroskop elektron

- Mutasi germline dalam komponen struktural celah diafragma, seperti nephrin dan

podocin  perubahan fungsional  bentuk turun temurun GN. Adanya mutasi dari
nephrine dan podocin, nephrine itu kan protein yang bekerja pada slit filtration

kalo itu mutasi maka akan terjadi kelainan maka akan bocor juga. Podocin itu

temennya nephrine, yang menghubungan nephrin dengan organel organel di

podosit, podosit kalo mengalami gangguan juga mengalami kebocoran

11 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


F. NON-IMMUNE MECHANISMS OF GLOMERULAR INJURY (5) NEPHRON LOSS

- Mekanisme kedua yang non-immune lainnya karena nephrone loss

- Kalo ada penyakit ginjal, entah itu glomerulus, tubulo interstitial atau penyakit lain,

kalo GFR nya 30-50% dari normal dan terjadi penurunan berat GFR  maka
glomerulus yang normal mengalami proses adaptasi berupa hipertropi (jadi

berusaha agar GFR bisa ditingkatkan) dengan cara membengkakkan diri  jadi

dengan hal itu harapannya terjadi peningkatan aliran darah ke ginjal dan sebagai
efeknya terjadi peningkatan tekanan kapiler disana (tapi ini bukan suatu yang

sehat, ini adaptasi yang lama-lama mengakibatkan kondisi patologis)

- Efeknya adalah kalo itu terjadi secara terus menerus maka akan ada injury pada

epitel dan endotel  kalo ada injury otomatis permeabilitas dari glomerulus akan
meningkat (albumin bisa lewat, globulin bisa lewat) maka terjadi proteinuria

- Kalo udah proses lama, mungkin ada deposisi disana bisa melekat pada

mesangium atau melekat pada basal membran glomerulus yang akhirnya

memadat dan membentuk jaringan hialin  lama-lama hialin ini akan merangsang
terbentuknya fibrosis. Jadi di glomerulus akan terjadi proses glomerulosklerosis

(bisa segmental bisa focal) ini biasanya proses yang terus berlanjut

12 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Gambar atas itu hasil IF dengan pattern granular (ini pada yang immune complex)

- Yang dibawah itu kan terus nyambung jadi itu pattern linier (pada pastouer

syndrome)

- Karena ada deposisi itulah mengakibatkan adanya perubahan morfologi dari


glomerulus tersebut

G. 4 BASIC HISTOLOGIC ALTERATIONS IN GLOMERULAR DISEASES


1. Hypercellularity  selnya nambah bisa diakibatkan oleh hal dibawah ini

 Mesangial cells proliferation

 Endocapillary proliferation

 Epithelial cells proliferation


 Leukocytes infiltration

2. Thickening of basal membrane

3. Hyalinization

4. Sclerosis

13 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Gambar paling kiri itu gabungan dari Mesangial cells proliferation, Endocapillary

proliferation dan Leukocytes infiltration


- Gambar kedua dari kiri itu epitelial proliferation, ini kita bisa perhatikan urinary

space nya dipenuhi oleh sel jadi bentuknya kek bulan sabit yang kita sebut

cresentric jadi ini gambaran pada penyakit good pasteour ds.

- Ketiga dari kiri itu penebalan pada basal membrane  ini pada membranous
glomerulopathy yang bisa kita liat membran basal dari glomerulusnya tebal tebal

- Gambar paling kanan itu gabungan hyalinisasi dan sklerosis, jadi sebagian dari

glomerulo plak nya ketutup sama massa merah homogen : ini yang kita sebut

dengan segmental

H. CLINICAL MANIFESTATIONS OF GLOMERULAR DISEASES

Histologic and/or functional alteration of glomeruli

- Nephrotic syndrome
- Nephritic syndrome

- Asimptomatic hematuria and/or proteinuria

- Rapidly progressive glomerulonephritis

1) Nephrotic syndrome

 Proteinuria (daily protein loss in the urine of 3.5 g or more in adults) kalo

masih <3,5 kita sebut proteinuria non nephrotic range. Akibat dari proteinuria
akan mengakibatkan hipoalbuminemia

 Hypoalbuminemia (plasma albumin levels <3 g/dL)

 Generalized edema  karena ada hipoalbumin (berhubungan dengan tekanan

hidrostatik dan onkotik yang menjaga keseimbangan cairan). Kalo ada


hipoalbuminemia maka tekanan onkotik intravascular akan menurun efeknya

cairan keluar maka terjadi edema. Karena proteinuria dan hipoalbuminnya

sangat banyak maka dia general edema


 Hyperlipidemia and lipiduria  ini bisa terjadi kaitannya dengan proteinuria

tadi, kalo ada proteinuria maka tubuh akan melakukan kompensasi jadi liver

digenjot untuk memproduksi protein  protein itu kan pengangkutnya lipid

jadi lipid ikut di produksi, sehingga ada gangguan di lipid selain di protein. Kalo

14 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


udah sangat berlebihan di darah maka akan dikeluarkan juga lewat urine

(lipiduria)
2) Nephritic syndrome  disini ada hematuria dan hipertensi

 Hematuria (red cells and red cell casts in urine)

 Proteinuria (usually in the subnephrotic range) with or without edema

 Azotemia(elevation of blood urea nitrogen and creatinine levels)  azotemia


itu penanda fungsi GFR mulai menurun yang ditandai dengan peningkatan

BUN dan SC

 Hypertension

3) Rapidly progressive glomerulonephritis (RPGN)


 Rapid loss of renal function in a few days or weeks  gejala dari good pasteour

- Jadi pada MCD itu umumnya gejalanya nephrotic syndrome


- Kalo ada anak-anak hematuria recurrent pikirkan IgA nephropathy

I. MINIMAL CHANGE DISEASE

- Gangguan relatif jinak, responsif terhadap terapi steroid


- Penyebab paling sering dari sindrom nefrotik pada anak-anak

 Dapat berkembang pada usia berapa pun, paling sering 1-7 tahun

- Mikroskopi
 LM : normal

 IF : no deposit

15 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


 ME : diffuse effacement of podocyte foot processes

- Patogenesis: beberapa molekul sirkulasi melukai podosit

A) Ketika dilihat dengan mikroskop cahaya, glomerulus bernoda methenamine

perak tampak normal, dengan membran dasar halus.


B) Diagram skematik menggambarkan efek difus dari proses kaki podosit tanpa

deposit imun.

- Ini tidak ada deposit karena pada dasarnya adlah podosit injury, dibawha
mikroskop biasa gaada masalah tapi begitu diliat dibawah mikroskop elektron ada

16 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


foot processes yang hilang, ada vakuolisasi epitel dan tambahannya lagi terbentuk

mikrovili  hal itu semuanya mengakibatkan gangguan fungsi dari proses filtrasi
- Terjadi increased filtration of plasma protein sehingga terjadi albuminuria 

karena banyak yang bocor maka di darah jumlahnya sedikitjadi hipoalbuminemia

 kondisi ini mengakibatkan edema dan merangsang peningkatan sintesis

lipoprotein di hepar sehingga pada pasien dengan kebocoran ginjal juga terjadi
hiperliloproteinemia

J. FOCAL SEGMENTAL GLOMERULOSCLEROSIS

- Ditandai dengan sklerosis dari beberapa (tetapi tidak semua) glomeruli yang hanya
melibatkan sebagian glomerulus yang terkena.

- Ini adalah penyebab yang semakin umum dari sindrom nefrotik pada orang dewasa

dan tetap menjadi penyebab yang sering pada anak-anak.

- Mungkin primer (idiopatik) atau sekunder


- FSGS sekunder dapat disebabkan oleh:

 Infeksi HIV (HIV nephropathy)

 Penyalahgunaan heroin (heroin nephropathy)


 Sekunder terhadap bentuk GN lainnya (mis., Nefropati IgA)

 Sebagai maladaptasi kehilangan nefron

 Inherited forms

- Patogenesis: cedera podosit (lihat patogenesis yang terkait dengan kehilangan


nefron)

- Tanda klinis: sindrom nefrotik, proteinuria rentang non nefrotik

17 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Focal >< diffuse

 Focal : <50% glomeruli involved


 Diffuse : > 50% glomeruli involved

- Segmental >< global

 Segmental : <50% segments of one glomerulus involved

 Global : >50% segments of one glomerulus involved


- In FSGS : The sclerosis is FOCAL and SEGMENTAL

K. MEMBRANOUS NEPHROPATHY

- Ditandai dengan penebalan dinding kapiler yang difus


- Usia 30 dan 60 tahun

- Tidak sabar (indolent) dan lambat progresif.

- Tanda klinis: sindrom nefrotik

- Hingga 80% kasus nefropati membranosa adalah primer


- Bentuk sekunder disebabkan oleh:

 Infeksi (hepatitis B kronis, sifilis, schistosomiasis, malaria)

 Neoplasma ganas, terutama karsinoma paru-paru dan usus besar serta


melanoma

 Penyakit autoimun, terutama lupus erythematosus sistemik

 Paparan garam anorganik (emas, merkuri)

 Obat-obatan (penicillamine, captopril, agen antiinflamasi nonsteroid)


- Patogenesis: glomerulonefritis kompleks imun kronis yang diinduksi oleh antibodi

yang bereaksi in situ terhadap antigen glomerulus endogen atau yang ditanam.

18 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


A) Penebalan difus membran basal glomerulus (pewarnaan asam-Schiff periodik)
B) Diagram skematik menggambarkan endapan subepitel, penipisan foot processes,
dan adanya lonjakan bahan membran dasar antara deposit imun.

L. MEMBRANOPROLIFERATIVE GLOMERULONEPHRITIS

- Perubahan pada proliferasi sel glomerulus GBM & mesangium


- Tanda klinis:

 Sindrom nefrotik

 Hematuria

 Proteinuria dalam kisaran nonnefrotik


 Gabungan gambar nefrotik-nefritik.

- Patogenesis: deposisi kompleks imun yang bersirkulasi atau dengan pembentukan

kompleks imun in situ dengan antigen yang ditanam.

19 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- (A) Proliferasi sel mesangial, duplikasi membran dasar, infiltrasi leukosit, dan

aksentuasi arsitektur lobular.


- (B) Representasi skematis dari dua pola MPGN.

 Dalam tipe I, ada endapan subendotelial;

 Pada tipe II, sekarang disebut penyakit deposit padat, deposit padat berciri

intramembran terlihat.

M. ACUTE POSTINFECTIOUS (POSTSTREPTOCOCCAL) GLOMERULONEPHRITIS

- Disebabkan oleh deposisi glomerulus kompleks imun yang mengakibatkan

proliferasi dan kerusakan sel glomerulus dan infiltrasi leukosit, terutama neutrofil.
- Pola klasik terlihat pada GN post-streptococcal.

- Organisme lain:

 infeksi pneumokokus dan stafilokokus

 penyakit virus yang umum seperti gondok, campak, cacar air, dan hepatitis B
dan C.

- Kasus khas GN poststreptococcal

 terjadi pada anak 1 hingga 4 minggu setelah ia sembuh dari infeksi


streptokokus grup A.

 Hanya strain "nefritogenik" tertentu dari streptokokus β-hemolitik yang

membangkitkan penyakit glomerulus.

- Presentasi klinis yang paling umum adalah sindrom nefritik akut.

20 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Misalnya pada seorang anak sekarang dia mengalami faringitis (jadi khusus

faringitis yang disebabkan oleh bakteri streptococcus beta hemoliticus grup A yang

nephrogenic)  kalo itu terjadi mungkin pada pasien keliatannya sembuh tapi

kompleks antigen-antibodi itu ada di dalam darah dan beredar akibat infeksi
tersebut  lalu suatu saat 2-4 minggu kemudian dia akan implantasi di dalam

glomerulus dan menimbulkan injury pada glomerulus baru kemudian muncul

gejala GN. Jadi ada jarak antara faringitis dengan GN


- Imun complex formation dan deposisinya pada GBM  akan menyebabkan aktivasi

komplemen sistem buktikan dengan cek serum komplemennya. Adanya aktivasi

komplemen ini mengakibatkan injury oleh imun (C5a) banyak masuk dan proliferasi

disana, neutrofil kemudian menghasilkan berbagai macam mediator efek mediator


itu merusak GBM sehingga darah bisa masuk ke membran basal terjadilah

hematuria dan proteinuria

- Injury akibat imun ini juga mengakibatkan proliferasi seluler (sebagai efek dari

kompensasi), kemudian lumen dari kapiler mengalami obliterasi  karena efek


obliterasi maka darah yang mengalir kesana akan menurun  GFR menurun

(oliguri dan azotemia) karena GFR menurun maka terjadi kompensasi yaitu terjadi

reabsorpsi sodium di tubulus distal menyebabkan ditariknya air kedalam plasma


menyebabkan volume darah meningkat ini yang menyebabkan hipertensi dan

edema

21 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


N. IgA NEPHROPATHY
1. Introduction

 Salah satu penyebab paling umum dari hematuria mikroskopik berulang atau

gross hematuria

 Penyakit glomerulus yang paling umum diungkapkan oleh biopsi ginjal di


seluruh dunia.

 Biasanya menyerang anak-anak dan remaja

 Dimulai sebagai episode hematuria berat yang terjadi dalam 1 atau 2 hari
setelah infeksi saluran pernapasan atas yang tidak spesifik.

 Ciri khas penyakit ini adalah deposisi IgA di mesangium.

2. Patogenesis

 Imunoglobulin glikosilasi abnormal glikosilasi (mis., Defisiensi galaktosa IgA1


[Gd-IgA1]) diperkirakan memainkan peran sentral dalam patogenesis.

 Gd-IgA1 menghasilkan respons autoimun  membentuk kompleks imun besar

dengan deposit α yang beredar di mesangium glomerulus

3. Hasil pewarnaam
 LM: Lesi pada nefropati IgA sangat bervariasi.

 IF: deposisi mesangial IgA

 EM: mengonfirmasi keberadaan endapan padat elektron di mesangium.

22 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


O. RAPIDLY PROGRESSIVE GLOMERULONEPHRITIS
- Ditandai dengan kehadiran crescent (GN crescentic) dan dalam banyak kasus

tampaknya dimediasi secara imunologis.

- Secara klinis: ditandai oleh

 hilangnya fungsi ginjal dengan cepat


 Temuan laboratorium khas sindrom nefritik

 oliguria parah.

- Jika tidak diobati, itu dapat dengan cepat menyebabkan gagal ginjal dalam periode
minggu hingga bulan.

- Patogenesis

 beberapa terbatas pada ginjal dan sistemik lainnya.

 RPGN dapat dikaitkan dengan sejumlah penyakit, sebagai berikut:


 Type I: Anti-GBM antibody–mediated crescentic GN (Goodpasture disease)

 Type II: Immune complex–mediated crescentic GN

 Type III: Pauci-immune type crescentic GN

1) GN crescentic mediated anti-GBM (penyakit Goodpasture)


 Dicirikan oleh deposit linear IgG dan, dalam banyak kasus, C3 dalam GBM.

 Pada beberapa pasien, antibodi anti-GBM juga mengikat membran basal


kapiler alveolar paru olar perdarahan paru (Goodpasture syndrome)

23 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


 IF: pola linear pewarnaan GBM

2) GN crescentic mediated complex yang dimediasi


 dapat mempersulit nefritida kompleks imun, termasuk

 GN pasca-streptokokus

 lupus erythematosus sistemik

 Nefropati IgA
 Henoch-Schönlein purpura

 IF: pola pewarnaan GBM dan / atau mesangium untuk imunoglobulin dan / atau

komplemen

3) GN crescentic tipe Pauci-imun


 didefinisikan oleh kurangnya antibodi anti-GBM atau endapan kompleks imun

yang signifikan.

- Ini cresentric glomerlonephritis klinisnya berupa rapid and progresive GN

penyakitnya namanya good pasteur


- Crescent formation:

 Proliferation of epithelial cells


 Migration of monocytes/macrophages into Bowman space

DISEASES AFFECTING TUBULES AND INTERSTITIUM


A. INTRODUCTION

- Sebagian besar bentuk cedera tubular juga melibatkan interstitium, sehingga


keduanya dibahas bersama

24 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Terdiri dari

1) keterlibatan inflamasi tubulus dan interstitium (tubulointerstitial nephritis)


2) cedera tubular iskemik atau toksik  cedera tubular akut, cedera ginjal akut

B. TUBULOINTERSTITIAL NEPHRITIS

- Tubulointerstitial nephritis (TIN) mengacu pada sekelompok penyakit radang ginjal


yang terutama melibatkan interstitium dan tubulus.

- Glomeruli dapat dihindarkan sama sekali atau hanya terpengaruh pada akhir saja.

- TIN yang disebabkan oleh infeksi bakteri, pelvis ginjal secara nyata terlibat 

pielonefritis. Kalo penyebabnya bakteri, biasanya pelvisnya ikut terlibat menjadi


pyelonephritis

- TIN yang berasal dari nonbakteri  nefritis interstitial

 Tubular injury resulting from drugs

 Metabolic disorders such as hypokalemia


 Irradiation

 Viral infections

 Immune reactions.
- TIN dapat dibagi menjadi kategori akut dan kronis

C. ACUTE PYELONEPHRITIS

- Peradangan supuratif (inflamasi bernanah banyak sel radang PMN) umum pada
ginjal dan pelvis ginjal

- Disebabkan oleh infeksi bakteri

 Basil gram negatif enterik

 Escherichia coli >>>>


 Proteus, Klebsiella, Enterobacter, dan Pseudomonas

 Staphylococci dan Streptococcus faecalis <<<

- Rute
 Ascending infeksi  dari UTI (mosttttt)

 Infeksi hematogen (kurang umum)  atau bisa juga mengalami infeksi di

tempat lain lalu mengalami spread, misalnya infeksi di paru-paru kemudian

25 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


kuman dan toksinnya ikut beredar dalam sirkulasi nemplok di ginjal

mengakibatkan pyelonephritis

- Kalo yang ascending itu dari bawah bisa dari buli kemudian sampe ke ginjal

- Kalo yang hematogen dia mengalami septicemia dulu baru sampe ke ginjal

- Kalo ascending biasanya berupa lesi yang besar-besar agak massive kalo
hematogenic agak bercak-bercak

26 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Gambar kiri : ini kalo udah di op akan kita liat fokus-fokus pernanahannya

- Kanan : kita bisa liat di jaringan interstitial penuh dengan sel radang terutama PMN

- Glomerulus itu sangat tahan terhadap infeksi kecuali infeksinya sangat berat

D. CHRONIC PYELONEPHRITIS AND REFLUX NEPHROPATHY

- Pielonefritis kronis adalah entitas klinisopatologis di mana peradangan interstitial

dan jaringan parut pada parenkim ginjal berhubungan dengan jaringan parut yang
terlihat dan deformitas sistem pelvicalyceal pada pasien dengan riwayat ISK.

- Kronik itu terjadi karena ada faktor predisposisi yang terjadi pada orang tersebut

- Dua bentuk:

 pielonefritis obstruktif kronis  mungkin mengalami obstruksi karena BPH


 Obstruksi  infeksi berulang  serangan berulang peradangan ginjal dan

jaringan parut  pielonefritis kronis.

 Bilateral  Kelainan kongenital uretra, mis., Katup uretra posterior

 Kalkuli unilateral dan lesi obstruktif unilateral ureter


 pielonefritis terkait refluks kronis  biasanya pada kelainan kongenital

 Penyebab paling umum dari pielonefritis kronis.

 Hasil dari superimposisi ISK pada refluks vesikoureter kongenital dan refluks
intrarenal.

 Unilateral atau bilateral

27 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Kalo yang akut tadi kan ada bercak-bercak, kalo yang kronis itu ada cekung-
cekungan (fibrosis) fibrosis itu kan karena inflamasi kronis

- Kalo diliat dibawah mikroskop sel radangnya berbeda dominan limfosit dan sel
plasma

- Kalo yang kronis biasanya tubulusnya sudah atropi, epitel jadi pipih dan di

dalamnya itu ada hialin cast ini yang kita sebut tiroidisasi atau piloidisasi pada
tubulus

- Cast ini bukan Cuma PNC tapi pada GMC (glomerulonephritis chronic) juga

- Intinya kalo dia PNC sel radangnya mononuclear, ada fibrosis ada tiroidisasi

- Kalo yang ANC sel radangnya PMC

E. DRUG-INDUCED TUBULOINTERSTITIAL NEPHRITIS

- TIN yang diinduksi obat akut terjadi sebagai reaksi negatif terhadap salah satu dari

semakin banyak obat.


- It is associated most frequently with

 penicillins (methicillin, ampicillin)

 other antibiotics (rifampin)

 diuretics (furosemide)
 proton pump inhibitors (omeprazole)

 nonsteroidal anti-inflammatory agents

 other drugs (phenindione, cimetidine, immune checkpoint inhibitors)

28 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Pathogenesis

 Mekanisme kekebalan tubuh  Reaksi hipersensitivitas tipe I (cepat) dan


tipe IV (lambad) jadi sebelum memberi obat selalu KIE

 periode laten antara pajanan obat dan perkembangan lesi

 eosinofilia dan ruam

 sifat khas reaksi obat (yaitu, kurangnya ketergantungan dosis)


 kambuhnya reaksi setelah paparan kembali terhadap obat yang sama atau

orang lain dari struktur yang sama.

 Kadar IgE serum meningkat  menunjukkan hipersensitivitas langsung (tipe I)

 Sifat infiltrat inflamasi dan adanya tes kulit positif terhadap obat 
menunjukkan hipersensitivitas yang dimediasi sel T (tipe IV)

- Manifestasi klinis

 Penyakit ini dimulai sekitar 15 hari setelah terpapar obat

 Ditandai dengan demam, eosinofilia (yang mungkin bersifat sementara), ruam


(pada sekitar 25% individu), dan kelainan ginjal.

 Temuan kemih termasuk

 hematuria, proteinuria minimal atau tidak ada, dan leukositosis (kadang-


kadang termasuk eosinofil).

 Peningkatan kreatinin serum atau cedera ginjal akut dengan oliguria terjadi

pada sekitar 50% kasus, terutama pada pasien yang lebih tua.

- Drug-induced interstitial nephritis, with prominent eosinophilic and mononuclear


infiltrate (gambar dibawah)

29 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Sama juga bintik-bintik tapi ada yang merah-merah itu adalah eusiofil karena
mekanisme dasarnya hipersensitivitas. Jadi TIN ini karena sebab obat maka reaksi

radangna campura dan dengan keterlibatan eosinofil

ACUTE TUBULAR INJURY

A. INTRODUCTION
- Cedera tubular akut (ATI) adalah entitas klinisopatologis yang ditandai dengan

kerusakan sel epitel tubular dan penurunan fungsi ginjal akut, sering dikaitkan

dengan pelepasan gips granular dan sel tubular ke dalam urin.

 Dokter menggunakan istilah nekrosis tubular akut  kalo orang klinis seneng
dipake ATN kalo orang PA sukanya ATI (kenapa gak disebut nekrosis karena di

mikroskop belum tentu nemu nekrosis). Klinisnya ada tanda tanda nekrosis

 Ahli patologi lebih suka istilah cedera tubular akut

- ATI adalah penyebab paling umum dari cedera ginjal akut dan dapat
menghasilkan oliguria (didefinisikan sebagai keluaran urin <400 mL / hari).

- Dua bentuk ATI

 ATI iskemik

 ATI toksik

30 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


B. ISCHEMIC ATI

- Hasil dari periode aliran darah yang tidak memadai ke semua atau beberapa
organ perifer seperti ginjal,

 Dalam setting ditandai hipotensi dan syok.

 trauma berat

 kehilangan darah
 pankreatitis akut

 septicemia

- Penurunan aliran darah intrarenal, seperti pada

 poliangiitis mikroskopis
 hipertensi maligna

 mikroangiopati trombotik.

- Transfusi darah yang tidak cocok dan krisis hemolitik lainnya, serta mioglobinuria,

juga menghasilkan gambaran klinis yang menyerupai ATI iskemik.

C. NEPHROTOXIC

- ATI nefrotoksik disebabkan oleh berbagai racun, termasuk


 Logam berat (mis., merkuri)

 Pelarut organik (mis., karbon tetraklorida)

 Banyak obat-obatan seperti gentamisin dan antibiotik lainnya  obat bukan

Cuma menyebabkan hipersensitivitas tapi juga bisa menyebabkan ATI


 Agen kontras radiografi.

31 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Iskemik itu akan menyebabkan afferent alveolar mengalami vasokonstriksi
sehingga aliran darah berkurang dan terjadi injury pada epitel

- Kalo agen toksik langsung mengakibatkan injury pada sel epitel

 Kalo ada injury epitel, maka epitel akan mengalami nekrosis (lepas) dari

tempatnya di basal membran efeknya membentuk cast dan menyumbat


tubulus  karena tubulusnya tersumbat maka muncullah obstruksi 

mengakibatkan penurunan produksi urine dan GFR turun

 Injury pada epitel juga menyebabkan urine yang harusnya keluar, karena
epitelnya rusak maka dia balik ke jaringan interstitial  efeknya juga penurunan

urine output

 Juga menyebabkan lepasnya sitokin, kemokin dan molekul adhesi 

merangsang inflamasi  GFR turun

32 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


- Pada iskemik itu pathcy (bercak-bercak) kalo toksik itu agak luas

- Kalo pada iskemik cepet dilakuin reperfusi dia bisa cepet kembali, kalo toksin susah

- Jadi ada sel-sel epitel yang mengalami nekrosis kemudian nekrosisnya itu nyumbat

di bagian tubulus di lumennya

33 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya


SUMMARY

- Pathogenesis of Glomerulonephritis and Acute Tubular Injury


 GNs are mainly mediated by immune mechanism, while ATI by ischemia and

toxic agents

 Clinical manifestations of GNs:

 Nephrotic syndrome
 Nephritic syndrome

 Asymptomatic hematuria/proteinuria

 Rapidly progressive GN

- ATI, a most common form of AKI, characterized clinically by decreased of GFR and
oligouria

34 | U r i n a r y and Male Genital System and Disorders |Kristian Dwi Cahya

Anda mungkin juga menyukai