Anda di halaman 1dari 25

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum


2.1.1 Data
Menurut Connoly dan Begg, data merupakan komponen yang paling penting
dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end-user.
Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara komponen manusia
dengan komponen mesin (Connolly dan Begg, 2015, p68).

2.1.2 Pengertian Basis Data


Pengembangan sistem dalam kasus ini diperlukan tempat penyimpanan data
maka dibutuhkan sebuah basis data atau juga yang disebut dengan database .
Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 65), basis data adalah koleksi bersama data
secara logis terkait dan deskripsi, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi dari suatu organisasi. Sedangkan menurut (Satzinger, Jackson, & Burd,
2010, p. 488), basis data adalah koleksi terpadu dari data yang tersimpan yang
terpusat dikelola dan dikendalikan.
Berdasarkan definisi pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan perngertian
basis data di atas adalah kumpulan data-data teroganisir yang telah disimpan pada
satu tempat untuk mempermudah dalam pengelolaan data. Untuk mempermudah
dalam pengelolaan data, dibutuhkan sebuah perancangan basis data sesuai dengan
struktur yang ada.

2.1.3 Pengertian Perancangan Basis Data


Pengembangan basis data dalam kasus ini membutuhkan sebuah rancangan
untuk menyusun sebuah database yang lebih terstruktur, Menurut (Connolly & Begg,
2010, p. 320), perancangan basis data adalah proses menciptakan desain yang akan
mendukung rumusan misi dan tujuan misi perusahaan untuk sistem basis data yang
diperlukan. Sedangkan menurut (Hegazi, 2014, p. 376), perancangan basis data
adalah tugas sulit yang membutuhkan pemahaman penuh dari aplikasi dan
menerjemahkan persyaratan desain ke dalam model konseptual.Tujuan dari
perancangan basis data adalah untuk memenuhi kebutuhan isi informasi,

8
9

memberikan struktur alami dan mudah untuk memahami informasi dan pengolahan
dukungan persyaratan dan tujuan setiap kinerja.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan pengertian perancangan basis data
untuk mempermudah dalam proses pengolahan data yang diperlukan disetiap kinerja
perusahaan butuhkan.

2.1.4 Pengertian Database Management System (DBMS)


Menurut Connolly dan Begg (2015:64), Database Management System
(DBMS) adalah suatu software yang yang memungkinkan user untuk
mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis data.

Gambar 2.1 Komponen DBMS

a. Perangkat Keras (Hardware)


Untuk menjalankan DBMS dan aplikasi dibutuhkan suatu perangkat keras
yang dapat digunakan, yaitu seperti Personal Computer (PC), Mainframe,
dan Jaringan Komputer.
b. Perangkat Lunak (Software)
Komponen dari perangkat lunak adalah DBMS dan aplikasi bersama
dengan sistem operasinya, termasuk perangkat lunak jaringan apabila DBMS
digunakan pada jaringan tersebut.
c. Data
Komponen yang paling penting dalam DBMS adalah data, karena data
bertindak sebagai jembatan penghubung antara komponen manusia dengan
mesin.
d. Prosedur (Procedures)
Prosedur mengacu terhadap aturan dan intruksi dalam mengatur desain
dan penggunaan basis data.
10

e. Manusia (People)
Manusia adalah komponen terakhir yang terlibat ke dalam sistem.

2.1.5 Keuntungan dan Kerugian Database Management System


Menurut Connolly dan Begg (2010: 77) keuntungan dari DBMS, yaitu :
• Mengendalikan redundansi data
• Konsistensi data
• Mendapatkan informasi lebih banyak dari data yang sama
• Penggunaan data bersama
• Meningkatkan integritas data
• Meningkatkan keamanan
• Standardisasi
• Menyeimbangkan kebutuhan user
• Meningkatkan tingkat akses dan respon data
• Meningkatkan produktifitas
• Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data
• Meningkatkan konkurensi
• Meningkatkan fasilitas backup dan recovery data

Menurut Connolly dan Begg (2010: 80) kerugian dari DBMS yaitu :
• Kompleksitas
• Ukuran
• Biaya DBMS
• Biaya hardware tambahan
• Biaya konversi
• Performance
• Dampak kegagalan yang besar

2.1.6 Dashboard
Dashboard merupakan salah satu decision support system (Arnott & Pervan,
2005 dalam Yigitbasioglu & Velcu, 2012 : 41) dan dashboard juga dapat di
definisikan sebagai alat tampilan visual dan manajemen peforma yang interaktif yang
menampilkan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai satu atau lebih tujuan dari
suatu individu atau organisasi dalam satu layar dan memperbolehkan pengguna
11

untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan mengkomunikasikan masalah yang


membutuhkan aksi korektif (Yigitbasioglu & Velcu, 2012 : 41).
Menurut Few(2016: 219) mendefinisiklan dashboard sebagai sebuah tampilan
visual dari informasi penting yang dibutuhkan untuk mencapai satu tujuan atau lebih.
Tampilan tersebut dikonsolidasikan dan ditata dalam satu layar sehingga informasi
yang ada dapat dimonitor dalam satu kali lihat.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan Dashboard adalah alat
tampilan visual dari berbagai informasi yang diolah menjadi output yang dibutuhkan
untuk mencapai suatu tujuan dan dapat digunakan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan diperusahaan atau organisasi.

2.1.7 Kegunaan Dashboard


Berikut adalah 4 kegunaan dashboard menurut (Yigitbasioglu & Velcu, 2012
: 42):
1. Monitoring
Pemantauan mengacu pada day-to-day evaluation dari metrik yang
dimana akan menghasilkan tindakan korektif. Pemantauan dapat dianggap
sebagai dashboard fungsi yang paling mendasar.
2. Consistency
Konsistensi berhubungan dengan keselarasan langkah-langkah dan
prosedur pengukuran yang digunakan di seluruh departemen dan unit bisnis.
3. Planning
Dashboard juga dapat digunakan untuk perencanaan yang mengingat
bahwa analisis skenario hadir di antara fitur-fiturnya.
4. Communication
Dashboard berkomunikasi baik kinerja dan nilai-nilai organisasi
kepada para pemangku kepentingan melalui pilihan metrik.

2.1.8 Pengertian Internet


Menurut Connolly dan Begg (2015:1048), Internet adalah sekumpulan
jaringan komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan. Internet dibuat
terpisah namun saling berhubungan untuk komersial, pendidikan, pemerintahan dan
Internet Service Providers (ISPs).
12

2.1.9 Web Programming


2.1.9.1 Pengertian Web
Menurut Connolly dan Begg (2015:1052), web adalah sistem berbasis
hypermedia yang menyediakan sarana browsing informasi di Internet dengan cara
non sekuensial dengan menggunakan hyperlink.

2.1.9.2 HTML (Hyper Text Markup Language)


HTML adalah format dokumen bahasa yang digunakan untuk merancang
halaman web. HTML merupakan sistem untuk menandai atau tagging sebuah
dokumen sehingga dapat dipublikasikan di dalam sebuah web (Connolly & Begg,
2015:1052).

2.1.9.3 CSS (Cascade Style Sheet)


CSS adalah template di balik suatu halaman HTML yang menggambarkan
penyajian data dan tata letak teks dan data yang terdapat di dalam sebuah halaman
HTML. CSS memberikan keuntungan bagi web developer karena perubahan yang
dibuat di style sheet akan tercermin di halaman HTML (Ullman & Dykes, 2007:10).
Beberapa keuntungan menggunakan style sheet antara lain (Tittel & Noble,
2011:130):
1. Mengontrol setiap aspek dari tampilan halaman
Menentukan jumlah ruang antara garis, karakter spasi, margin
halaman, penempatan gambar dan juga dapat menentukan posisi elemen pada
halaman web yang dibuat.
2. Menerapkan perubahan secara global
Memastikan desain yang konsisten di seluruh seluruh situs web
dengan menerapkan style sheet yang sama untuk setiap halaman web. Untuk
memodifikasi tampilan seluruh situs, hanya perlu mengubah satu dokumen
(style sheet) dan bukan markup pada setiap halaman.
3. Memerintahkan browser untuk mengontrol penampilan
Memberikan informasi yang lebih banyak pada web browser
mengenai tampilan yang diinginkan pada halaman web yang dibuat dari pada
menggunakan HTML.
13

4. Membuat halaman web yang dinamis


Menggunakan JavaScript atau bahasa scripting lain dan digabungkan
dengan style sheet untuk membuat teks dan konten lainnya yang dapat
bergerak, tampil, atau menghilang dalam menanggapi tindakan pengguna
sehingga dapat membuat tampilan web yang dinamis.

2.1.9.4 Pengertian XAMPP


Menurut Wicaksono (2008:7), xampp adalah suatu perangkat lunak yang
berfungsi untuk menjalankan website yang berbasis PHP serta menggunakan
MySQL sebagai pengolah data pada localhost.

2.1.9.5 Pengertian PHP (PHP : Hypertext Preprocessor)


Menurut Connolly dan Begg (2015:1067), php adalah open source yang
populer lainnya seperti HTML-embedded scripting language yang didukung oleh
banyak Web Server termasuk Apache HTTP Server dan Microsoft Internet
Information Server, dan diutamakan menggunakn Linux Web scripting language.

2.1.9.6 Pengertian MySQL


Menurut Boronczyk, et al (2009:13), mysql adalah pembuatan database yang
memungkinkan PHP dan Apache berkerja secara bersama-sama untuk mengakses
dan menampilkan data sesuai dengan format yang dapat dibaca oleh browser.

2.2 Teori Khusus


2.2.1 Pengertian Database Lifecycle
Menurut Connolly dan Begg (2010:313) Database Lifecycle merupakan
bagian yang terpenting dari sistem basis data karena berhubungan dengan sistem
informasi yang ada.
14

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam Database Lifecycle:

Gambar 2.2 Database Lifecycle (Connolly dan Begg, 2010:314)

2.2.1.1 Database Planning


Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 313), database planning adalah kegiatan
manajemen yang memungkinkan tahapan siklus pengembangan sistem database
untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan database harus
terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem informasi organisasi.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa database planning adalah
kegiatan manajemen dalam mengembangkan sistem database yang dilakukan sesuai
dengan tahap siklus untuk menciptakan efisiensi dan keefektifan dalam
pengembangan sistem database.
15

2.2.1.2 System Definition


Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 316), system definition adalah
menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari aplikasi database dan pandangan
pengguna utama.

2.2.1.3 Requirements Collection and Analysis


Menurut (Connolly & Begg, 2010, p. 316), requirements collection and
analysis adalah proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian
dari organisasi yang akan didukung oleh sistem database, dan menggunakan
informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru.
Beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis ini
adalah fact-finding techniques yang terdiri dari:
1. Memeriksa Dokumentasi
Menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dari perusahaan untuk
mengetahui sistem yang sedang berjalan.
2. Wawancara
Proses pengumpulan informasi berupa fakta-fakta yang dilakukan
dengan tanya jawab dengan narasumber.
3. Observasi
Metode yang dilakukan dengan cara mengamati langsung jalannya
sistem dalam perusahaan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail.
4. Penelitian
Mencari informasi yang berhubungan menggunakan jurnal-jurnal,
buku referensi dan sumber internet.
5. Kuisioner
Pengumpulan data dengan menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan proses bisnis. Ada dua tipe kuisioner yaitu open-ended
question dan close-ended question.

2.2.1.4 Database Design


Menurut Connolly dan Begg (2010:320) Database design adalah sebuah
proses dalam menciptakan perancangan untuk database yang akan mendukung
operasi dan tujuan perusahaan.
16

Ada 4 pendekatan dalam perancangan database yaitu:


a. Top-down
Pembentukan model data yang berisi entitas high-level dan relasi
yang kemudian menggunakan pendekatan top-down secara berturut-turut
untuk mengidentifikasi entitas lower level, relasi, dan atribut lainnya.
b. Bottom-up
penggabungan antar atribut yang dikelompokkan ke dalam suatu
relasi yang merepresentasikan tipe dari entitas dan relasi antar entitas.
c. Inside-out
Berhubungan dengan bottom-up tetapi sedikit berbeda dengan
identifikasi awal entitas utama yang kemudian menyebar ke entitas, relasi,
dan atribut terkait lainnya yang diidentifikasi terlebih dahulu.
d. Mixed
Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian
yang berbeda digabungkan.

Menurut Connolly dan Begg (2015:354), tahapan dalam Database Design


adalah :
a. Conceptual Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:356), conceptual database
design adalah suatu proses pembuatan model dari data yang akan
digunakan oleh perusahaan.
b. Logical Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:357), logical database design
adalah suatu proses pembuatan model dari data yang akan digunakan oleh
perusahaan yang berdasarkan pada model data yang spesifik dan
independen dari DBMS tertentu serta pertimbangan fisik lainnya.
c. Physical Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:358), physical database design
adalah proses dalam menghasilkan suatu deskripsi mengenai implementasi
dari basis data pada penyimpanan sekunder, penjelasan tentang relasi
dasar, file organisasi dan indeks yang akan digunakan untuk akses data
yang efisien serta apapun yang terkait dengan integrity constraint dan
keamanan.
17

2.2.1.5 DBMS Selection (Optional)


Menurut Connolly dan Begg (2015:359), DBMS selection adalah proses
pemilihan DBMS yang dapat mendukung sistem basis data yang akan dibuat. DBMS
selection terjadi diantara fase conceptual database design dan logical database
design.
a. Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2015:363), application design adalah
proses mendesain user interface (antarmuka pengguna) dan program aplikasi
yang akan digunakan untuk memproses basis data.
b. Prototyping (Optional)
Menurut Connolly dan Begg (2015:367), prototyping adalah suatu
proses membangun model kerja dari sistem basis data. Tujuan utama dari
pengembangan sistem basis data prototype adalah untuk memungkinkan
pengguna menggunakan prototype dan mengidentifikasi fitur dari sistem
dapat bekerja dengan baik atau tidak.
c. Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2015:367), implementation adalah suatu
proses merealisasikan fisik dari sistem basis data dan desain aplikasi yang
telah dibuat.
d. Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2015:368), data conversion and loading
adalah suatu proses mentransfer data yang ada ke dalam database baru dan
mengkonversi aplikasi yang ada untuk dijalankan pada database baru.
e. Testing
Menurut Connolly dan Begg (2015:268), testing adalah proses
menjalankan sistem database dengan tujuan menemukan kesalahan dari
sistem tersebut.
f. Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2015:369), operational maintenance
adalah suatu proses monitoring dan memelihara sistem database setelah
instalasi dilakukan.
18

2.2.2 Metodologi Perancangan Database


Menurut Connolly dan Begg (2015:506), metodologi perancangan database
terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Conceptual database design
Menurut Connolly dan Begg (2015:356), conceptual database design
adalah suatu proses pembuatan model dari data yang akan digunakan oleh
perusahaan.
Menurut Connolly dan Begg (2015:508-523), langkah-langkah dalam
conceptual database design yaitu :
Step 1 Membangun conceptual data model, yaitu untuk membangun
conceptual data model dari data yang diperlukan oleh perusahaan.
Step 1.1 mengidentifikasi tipe entitas, yaitu untuk mengidentifikasi
tipe entitas yang dibutuhkan.
Step 1.2 mengidentifikasi tipe hubungan, yaitu untuk
mengindentifikasi tipe hubungan yang penting diantara
tipe entitas.
Step 1.3 mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan
entitas atau tipe hubungan, yaitu untuk
menghubungakan atribut dengan entitas atau tipe
hubungan yang sesuai.
Step 1.4 menentukan domain atribut, yaitu untuk menentukan
domain atribut dalam conceptual data model.
Step 1.5 menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key,
yaitu untuk mengidentifikasi candidate key untuk
setiap tipe entitas dan jika terapat lebih dari satu
candidate key, memilih satu untuk dijadikan primary
key dan yang lainnya menjadi alternate key.
Step 1.6 mempertimbangkan penggunaan peningkatan konsep
pemodelan (tahapan opsional), yaitu untuk
mempertimbangkan penggunaan peningkatan konsep
pemodelan sebagai specialization/generalization,
aggregation dan composition.
Step 1.7 memeriksa redudansi pada model, yaitu untuk memeriksa
adanya redudansi pada suatu model.
19

Step 1.8 memvalidasi conceptual data model pada transaksi


pengguna, yaitu untuk memastikan bahwa conceptual
data model mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Step 1.9 meninjau conceptual data model dengan pengguna, yaitu
untuk meninjau conceptual data model dengan
pengguna untuk memastikan bahwa model representasi
menjadi “benar” dari kebutuhan data perusahaan.

2. Logical database design for the relational model


Menurut Connolly dan Begg (2015:357), logical database design
adalah suatu proses pembuatan model dari data yang akan digunakan oleh
perusahaan yang berdasarkan pada model data yang spesifik dan independen
dari DBMS tertentu serta pertimbangan fisik lainnya.
Menurut Connolly dan Begg (2015:528-555), langkah-langkah dalam
Logical database design yaitu :
Step 2 Membangun logical data model, yaitu untuk menerjemahkan
conceptual data model menjadi logical data model dan
memvalidasi data tersebut untuk diperiksa agar mampu
mendukung transaksi yang diperlukan.
Step 2.1 memperoleh hubungan untuk logical data model,
yaitu untuk membuat hubungan untuk
merepresentasikan entitas, hubungan dan atribut
logical data model yang telah diidentifikasi.
Step 2.2 memvalidasi hubungan menggunakan normalisasi,
yaitu untuk memvalidasi hubungan pada logical data
model menggunakan normalisasi.
Step 2.3 memvalidasi hubungan terhadap transaksi user, yaitu
untuk memastikan hubungan logical data model
mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Step 2.4 memeriksa integrity constraints, yaitu untuk
memeriksa apakah integrity constraints
direpresentasikan dalam logical data model.
Step 2.5 meninjau logical data model dengan pengguna, yaitu
untuk meninjau logical data model dengan pengguna
20

dengan memastikan bahwa mereka


mempertimbangkan model untuk merepresentasikan
kebenaran data yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Step 2.6 menggabungkan logical data model ke dalam global
model (tahapan opsional), yaitu untuk
menggabungkan logical data model menjadi single
global logical data model yang menampilkan semua
tampilan pengguna dalam database.
Step 2.7 memeriksa pertumbuhan dimasa yang akan datang,
yaitu untuk menentukan apakah ada perubahan yang
signifikan di masa mendatang dan untuk mengakses
apakah logical data model dapat mengakomodasi
perubahan tersebut.

3. Physical database design for relational database


Menurut Connolly dan Begg (2015:358), physical database design
adalah proses dalam menghasilkan suatu deskripsi mengenai implementasi
dari basis data pada penyimpanan sekunder, penjelasan tentang relasi dasar,
file organisasi dan indeks yang akan digunakan untuk akses data yang efisien
serta apapun yang terkait dengan integrity constraint dan keamanan.
Menurut Connolly dan Begg (2015:564-582), langkah-langkah dalam
physical database design yaitu :
Step 3 Menerjemahkan logical data model untuk target DBMS, yaitu untuk
menghasilkan hubungan skema database dari logical data model
yang dapat diimplementasikan untuk target DBMS.
Step 3.1 mendesain hubungan dasar, yaitu untuk memutuskan
bagaimana menampilkan hubungan dasar yang diidentifikasi
dalam logical data model untuk target DBMS.
Step 3.2 mendesain representasi data yang diperoleh, yaitu untuk
memutuskan bagaimana merepresentasikan data yang
diperoleh ditampilkan dalam logical data model untuk target
DBMS.
Step 3.3 mendesain general constraint, yaitu untuk mendesain general
constraint untuk target DBMS.
21

Step 4 Mendesain file organisasi dan indeks, yaitu untuk menentukan file
organisasi yang optimal untuk menyimpan hubungan dasar dan
indeks yang diperlukan agar mencapai kinerja yang baik di mana
relasi dan tuple akan disimpan pada penyimpanan sekunder.
Step 4.1 menganalisa transaksi, yaitu untuk memahami fungsi dari
transaksi yang akan berjalan dalam database dan untuk
menganalisa transaksi penting.
Step 4.2 memilih file organisasi, yaitu untuk menentukan file
organisasi yang efisien dari setiap hubungan dasar.
Step 4.3 memilih indeks, yaitu untuk menentukan apakah
tambahan indeks akan meningkatkan kinerja dari sistem.
Step 4.4 memperkirakan kebutuhan disk space, yaitu untuk
memperkirakan jumlah dari disk space yang akan
diperlukan oleh database.
Step 5 Mendesain tampilan pengguna, yaitu untuk mendesain tampilan
pengguna yang diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan
menganalisa tahapan database system development life cycle.
Step 6 Mendesain mekanisme keamanan, yaitu untuk mendesain mekanisme
keamanan dari database sebagaimana yang telah ditentukan oleh
pengguna selama pengumpulan kebutuhan pada tahapan database
system development life cycle.

2.2.3 Mission Statement


Menurut Connolly dan Begg (2015:349), mission statement adalah tujuan
utama dari sistem database. mereka mengontrol proyek database dalam organisasi
(seperti direktur atau pemilik). mission statement membantu untuk memperjelas
tujuan dari sistem database dan memberikan jalur yang lebih jelas agar sistem
database yang diperlukan dapat efisien dan efektif.

2.2.4 Mission Objectives


Menurut Connolly dan Begg (2015:349), mission objectives adalah harus
mengidentifikasi tugas tertentu bahwa sistem database harus didukung. mission
objectives dan mission statement bisa disertai dengan beberapa informasi tambahan
untuk menentukan pekerjaan yang harus dilakukan, sumber daya yang dapat
digunakan dan uang untuk membayar semuanya
.
22

2.2.5 Entity Types


Menurut Connolly dan Begg (2010:372), entity type adalah sekelompok objek
yang mempunyai sifat yang sama dan diidentifikasi oleh suatu perusahaan sebagai
objek yang memiliki keberadaan yang independen. Entity type mempunyai dua jenis
entitas yaitu strong dan weak. Entity type dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a) Strong Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:383), strong entity type adalah entitas
yang tidak tergantung pada keberadaan beberapa entitas lainnya. Strong entity
type biasa disebut dengan parent, owner, atau dominant entities.
b) Weak Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2010:384), weak entity type adalah entitas
yang bergantung pada keberadaan beberapa entitas lainnya. Weak entity type
biasa disebut dengan child, dependent, atau subordinate entities.

2.2.6 Relational Types


Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relational type adalah hubungan
antara satu atau lebih entitas. Sedangkan relationship occurrence adalah hubungan
yang unik seperti suatu kejadian antara entitas.
• Unary
Tipe hubungan ini berbarti hubungan yang terjadi antara dirinya sendiri
dlam sebuah entitas
• Binary
Tipe hubungan ini berbarti hubungan yang terjadi antara 2 entitas
• Ternary
Tipe hubungan ini berbarti hubungan yang terjadi antara 3 entitas
• Quaternary
Tipe hubungan ini berbarti hubungan yang terjadi antara 4 entitas

2.2.7 Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2010:378), attribute adalah suatu sifat yang ada
dalam suatu entitas. Contohnya seperti entitas siswa yang memiliki atribut siswa id,
nama, dan nilai. Attribute terbagi menjadi lima yaitu :
23

1. Simple Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal yang
independen dan tidak dapat dibagi menjadi lebih kecil. Biasanya disebut
dengan atomic attribute.
2. Composite Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen dan
masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen.
3. Single-value Attribute, yaitu atribut yang memiliki beberapa nilai untuk setiap
entitas.
4. Multi-value Attribute, yaitu atribut yang memiliki banyak nilai untuk setiap
entitas.
5. Derived Attribut, yaitu atribut yang memiliki nilai yang berasal dari suatu
atau beberapa atribut lainnya yang saling berhubungan dan tidak harus
berasal dari tipe entitas yang sama.

2.2.8 Key
• Candidate key
Set atribut minimal yang secara unik mengidentifikasi setiap kejadian dari
suatu entitas.(Connolly & Begg, 2010:381)
• Primary key
Candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi secara unik setiap
kejadian dari suatu entity. Tipe entitas dapat memiliki lebih dari satu
candidate key. Pilihan key utama untuk entitas didasarkan pada pertimbangan
panjang atribut, jumlah minimal atribut yang diperlukan, dan masa depan
tentu keunikan.(Connolly & Begg, 2010:381)
• Composite key
Candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. Dalam beberapa kasus,
key dari suatu entitas terdiri dari beberapa atribut yang nilai-nilainya sama-
sama unik untuk setiap kejadian entitas .(Connolly & Begg, 2010:382)

2.2.9 Structural Constraint


Menurut Connolly dan Begg (2010:385), structural constraint adalah batasan
dalam sebuah relationship pada basis data. Tipe utama constraint dalam relationship
adalah multiplicity.
24

2.2.9.1 Multiplicity
Menurut Connoly dan Begg (2015:419), multiplicity adalah jumlah
kemungkinan kejadian dari suatu entitas yang mungkin berhubungan dengan
kejadian tunggal dari suatu entitas yang terkait melalui hubungan tertentu.
1. One-to-One (1:1) Relationship
Anggota entitas A hanya diperbolehkan berpasangan dengan satu anggota
entitas B. Sebaliknya, anggota entitas B hanya diperbolehkan
berpasangan dengan satu anggota entitas A.

2. One-to-Many (1:*) Relationship


Anggota entitas A diperbolehkan berpasangan lebih dari satu anggota
entitas B. Sebaliknya, anggota entitas B hanya diperbolehkan
berpasangan dengan satu anggota entitas A.
3. Many-to-Many (*:*) Relationship
Anggota entitas A diperbolehkan berpasangan dengan banyak anggota
entitas B. Sebaliknya, anggota entitas B juga diperbolehkan berpasangan
dengan banyak anggota entitas A.

2.2.10 Specialization/Generalization
Menurut Connolly dan Begg (2010: 398), konsep
specialization/generalization dikaitkan dengan tipe khusus dari entitas yang dikenal
sebagai superclass dan subclass, dan proses attribute inheritance.
a. Superclass
Sebuah tipe entitas yang mengandung satu atau lebih kelompok
kejadian dimana dibutuhkan untuk menggambarkan sebuah model data.
b. Subclass
Penjelasan kelompok kejadian sebuah entitas, dimana dibutuhkan
untuk menggambarkan sebuah model data.
c. Attribute Inheritance
Suatu entitas dalam subclass yang benar-benar menggambarkan objek
nyata yang terdapat dalam superclass.
d. Specialization
25

Proses pembedaan secara maksimum antara anggota suatu entitas


yang diidentifikasikan oleh perbedaan karakteristik.
e. Generalization
Proses pembedaan secara minimum antara entitas yang
diidentifikasikan oleh karakteristik umum.

Terdapat 2 batasan dalam menerapkan specialization/generalization, yaitu:


a. Participation constraints
Batasan yang menentukan setiap anggota superclass harus menjadi
bagian dalam subclass Sifat Participation constraints dapat mandatory atau
optional.
b. Disjoint constraints
Batasan yang menjelaskan hubungan antara anggota subclass, dimana
anggota tersebut merupakan bagian superclass yang menjadi anggota satu
subclass atau lebih. Sifat Disjoint constraints dapat disjoint atau not-disjoint.

Gambar 2.3 Contoh Specialization/Generalization

2.2.11 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2015:452), normalisasi adalah suatu teknik
untuk memproduksi suatu set hubungan dengan sifat yang diinginkan serta
26

memberikan data yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tujuan dari normalisasi adalah
untuk mengidentifikasi sebuah relasi yang sesuai dengan kebutuhan data perusahaan.
Normalisasi memiliki beberapa tahapan yaitu :
1. Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connolly dan Begg (2015:466), unnormalized form adalah
sebuah tabel yang memiliki satu atau lebih data yang berulang.
2. First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2015:466), first normal form adalah
sebuah hubungan yang setiap baris dan kolom berisikan satu dan hanya satu
nilai.

3. Second Normal Form (2NF)


Menurut Connolly dan Begg (2015:470), second normal form adalah
sebuah hubungan yang ada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan primary
key sepenuhnya bergantung kepada primary key.
4. Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly dan Begg (2015:471), third normal form adalah
sebuah hubungan yang ada pada 1NF dan 2NF dan atribut yang bukan
primary key bergantung transitif kepada primary key.

2.2.12 Structured Query Language (SQL)


Menurut Connolly dan Begg (2010:184), SQL adalah bahasa yang dirancang
menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan. SQL
memiliki 2 komponen utama:
1. Data Definition Language (DDL) : digunakan untuk menentukan struktur
database dan mengontrol akses ke data. Perintah SQL pada DDL, yaitu :
a. CREATE TABLE : untuk membuat tabel.
b. ALTER TABLE : untuk menambah atau memindahkan kolom,menambah
atau menghapus default kolom.
c. DROP TABLE : untuk memindahkan atau menghapus tabel.
d. CREATE VIEW : untuk membuat view.
e. DROP VIEW : untuk memindahkan atau menghapus view.
2. Data Manipulation Language (DML) : digunakan untuk mendapatkan
kembali (retrieve) dan memperbarui data (update).
27

a. SELECT : untuk memilih data dalam database.


b. INSERT : untuk memasukkan data ke dalam tabel.
c. UPDATE : untuk memperbaharui data dalam tabel.
d. DELETE : untuk menghapus data dalam tabel.

2.2.13 Entity Relationship Diagram/ Modeling


Menurut Connolly dan Begg (2010:371), entity relationship modeling adalah
suatu model yang digunakan untuk memberikan penjelasan tentang data yang akan
digunakan dalam suatu perusahaan. Dalam perancangan basis data entity relationship
modeling adalah pendekatan top-down dimana perancangan awal dimulai dengan
mengidentifikasi data penting yang disebut entitas dan hubungan antara data yang
harus dipresentasikan kedalam model.
Sedangkan menurut (Satzinger, 2010:57). ERD adalah analisis terstruktur
dan rekayasa informasi dari model data yang diperlukan oleh sistem dan
konseptualisasi yang lebih tinggi mengenai data daripada tabel
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Entity Relationship Diagram
merupakan sebuah model data yang berkutat pada hubungan antara satu entitas
dengan entitas lainnya. Dengan menggunakan beberapa notasi untuk
menggambarkan hubungan antara satu entitas dengan lainnya. Entity Relationship
Diagram merupakan bentuk perancangan dari tahap pembuatan basis data.

Gambar 2.4 Contoh Entity Relationship Diagram


(Satzinger, 2010:57)

2.2.14 Activity Diagram


Menurut Satzinger (2005:144), Activity diagram adalah sebuah tipe workflow
diagram yang menggambarkan kegiatan pengguna dan aliran sekuensial. Activity
diagram merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai aktivitas
28

pengguna atau aktivitas sistem, menjelaskan orang yang melakukan setiap


kegiatannya, dan menjelaskan aliran aktivitas secara berurutan.

Gambar 2.5 Simbol Activty Diagram


(Satzinger, 2005:145)

Dapat disimpulkan bahwa activity diagram adalah salah satu jenis diagram
dalam Unified Modelling Language yang menjelaskan serangkaian aktivitas-aktivitas
dalam proses kegiatan bisnis dari sebuah sistem secara berurutan.
29

Gambar 2.6 Activity Diagram


(Satzinger 2009:146)

2.2.15 STD
Menurut Harel and Moore (2011) State Transition Diagram digunakan untuk
membuat pemodelan berorientasi objek. Hal yang mendasarainya adalah untuk
mendefinisikan suatu sistem yang memiliki sejumlah states. Suatu sistem menerima
kejadian dari interaksi yang ada di luar, dan masing-masing kejadian tersebut
menyebabkan perpindahan dari satu state ke state lainnya.

2.2.16 User Interface


Menurut Satzinger (2010:492) user interface terdiri dari input dan output
yang melibatkan pengguna sistem secara langsung.
User-centered design merupakan koleksi teknik yang meletakkan pengguna
di tengah-tengah proses pengembangan user interface. Ada tiga prinsip penting user-
centerd design, yaitu sebagai berikut:
1. Fokus awal pada pengguna dan pekerjaan mereka.
2. Evaluasi desain untuk memastikan kegunaan.
3. Gunakan pengembangan ulang.

2.2.17 Delapan ATURAN Emas


Sebagai pedoman dalam perancangan aplikasi, pengembang menggunakan 8
aturan emas yang dikemukakan oleh Shneiderman dan Plaisant (2010). 8 Aturan
menjadi landasan perancangan dalam hal interaksi manusia dan komputer.
Berikut penjelasan 8 aturan emas:
1. Konsistensi
Konsistensi urutan tindakan pada program, dalam hal ini yaitu:
tampilan, jenis tulisan, istilah-istilah yang digunakan pada prompt, menu.

2. Memenuhi kegunaan yang universal


Kenali kebutuhan dari macam-macam pengguna dan membuat desain
yang dapat berubah sesuai kebutuhan konten.

3. Memberikan umpan balik yang informatif


30

Memberikan umpan balik pada saat operator melakukan operasi.


Umpan balik sebaiknya dibagi dikelompokan berdasarkan pada tingkat
kepentingan dari suatu operasi.
4. Merancang dialog untuk menghasilkann suatu penutupan
Mengorganisir urutan tindakan menjadi beberapa bagian seperti
bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir. Memberikan umpan balik yang
sesuai dengan hasil dari suatu operasi, agar pengguna mengetahui hasil
pengoperasian dan dapat melanjutkan ketahapan selanjutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan


Pada pembuatan aplikasi, sistem dibuat agar pengguna tidak
melakukan kesalahan yang fatal. Apabila terjadi kesalahan system dapat
memberikan mekanisme penanganan, sehingga pengguna dapat
mengatasinya.

6.Mudah kembali ke tindakan sebelumnya


Fitur ini meringankan pengguna ketika pengguna mengetahui terdapat
kesalahan. Sehingga dapat kembali ke tindakan sebelum kesalahan itu terjadi.

7.Mendukung tempat pengendalian internal


Menjadikan pengguna sebagai pengontrol system bukan sebaliknya,
dengan cara merancang sistem sedekemian rupa, sehingga pengguna dapat
dengan leluasa menggunakan sistem.

8.Mengurangi beban ingatan jangka pendek


Ingatan manusia memiliki keterbatasan, oleh karena itu perancang
harus mempertimbangkan dalam membuat tampilan yang sederhana
contohnya yaitu memberikan tampilan halaman yang berisikin dari beberapa
menu yang disatukan.

2.2.18 Sekolah
Yusuf (2001:54) mengungkapkan bahwa sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bombingan,
mengajar, dan latihan dalam ragka membantu siswa agar mampu mengembangkan
31

potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional,


maupun sosial.
32

Anda mungkin juga menyukai