Anda di halaman 1dari 47

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang

yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau

adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan

bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling

menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya

terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai

tujuan bersama. (Friedman, 1998)

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang

atau lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di

satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran

masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

7
2. Ciri-ciri Keluarga

a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi,

2008)

1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.

3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)

termasuk perhitungan garis keturunan.

4) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh

anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

5) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah

tangga.

b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008)

1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat

gotong royong.

2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan

dilakukan secara musyawarah.

3. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

8
a. Pola dan proses komunikasi

1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

a) bersifat terbuka dan jujur.

b) selalu menyelesaikan konflik keluarga.

c) berfikiran positif.

d) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

a) Karakteristik pengirim

Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa

yang

disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan

menerima

umpan balik.

b) Karakteristik penerima

Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan

validasi.

b. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi

atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya

sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini

9
tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.

Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua

mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.

c. struktur kekuatan

kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah

perilaku orang lain kearah positif

ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :

1) Legimati power

Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama

bahwa

dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk

mengontrol

tingkah laku anggota keluarga yang lain.

2) Referent power

Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang

lain karena

identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif

seorang

anak dengan orang tua (role mode).

10
3) Reward power

Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan

diterima oleh

seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena

kepatuhan

seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.

4) Coercive power

Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum

dengan

paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.

5) Affectif power

kekuasaan yang diberikan melalui

manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi

atau

kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan

suami

istri.

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara

11
sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu

budaya.

Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi

perkembangan norma

dan peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut

masyarakat

berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah

kumpulan dari

pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan

dengan tujuan

untuk menyelesaikan masalah.

4. Tipe Keluarga

Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri

dari ayah, ibu dan anak-anak.

2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di

tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan,

saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari

suami dan istri tanpa anak.

12
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu

orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini

dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri

seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian

tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege mather

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan

anak dari hubungan tanpa nikah

2) The Stepparent Family

Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune Family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber

dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi

anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan

anak bersama.

13
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan

tanpa melelui pernikahan.

5) Gay And Lesbian Family

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama

sebagaimana suami – istri (marital partners).

6) Cohibiting Couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan

karena beberapa alas an tertentu.

7) Group-Marriage Family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga

bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu

termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

8) Group Network Family

Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup

bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling

menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,

pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

14
9) Foster Family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga

atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya.

10) Homeless Family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan

yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

11) Gang.

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang

muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang

mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan

criminal dalam kehidupannya.

5. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga,

sebagai berikut:

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal

keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif

15
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan

melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan

kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga

saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat

dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam

keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan

fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan

konsep diri positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam

melaksanakan fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima,

saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih

sayang dan dukungan dari anggota yang lain. Maka

kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat,

yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling

mendukung. Hubbungan intim didalam keluarga merupakan modal

dasar dalam memeberikan hubungan dengan orang lain diluar

keluarga/ masyarakat.

2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan

mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

16
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan

tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga

dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada

berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus

mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-

anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang

tuanya.

Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan

kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau

masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak

dapat terpenuhi.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang

dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar

berperan dalam lingkungan sosial.

Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan

tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru

lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di

sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi

17
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan

penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu

dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota

keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan

menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu

perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada

pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan

keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan

makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita

lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri,

hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan

praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan

kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan

keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status


18
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga

yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas

kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang

kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka

apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan

erjadinya, perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar

perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau

19
bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya

meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama

atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

7. Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8

tahap perkembangan, yaitu:

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Menetapkan tujuan bersama.

20
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok

social.

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

5) Persiapan menjadi orang tua.

6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan

menjadi orang tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan

krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua

dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :

1) Suami merasa diabaikan.

2) Peningkatan perselisihan dan argument.

3) Interupsi dalam jadwal kontinu.

4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan

kegiatan).

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua

terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).

4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.


21
5) Konseling KB post partum 6 minggu.

6) Menata ruang untuk anak.

7) Biaya / dana Child Bearing.

8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.

9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak

pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak

sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan

keluarga pada saat ini adalah :

1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

2) Membantu anak bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.

5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan

lingkungan lebih luas.

2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.


22
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.

4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.

5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang

dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa

muda dan mulai memiliki otonomi).

2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari

perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota

keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota

keluarga.

f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri

dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber

yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalh :

23
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman.

3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian

anaknya.

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak –

anaknya.

g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat

social dan waktu santai.

2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.

3) Keakrapan dengan pasangan.

4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

5) Persiapan masa tua/ pension.

h. Keluarga Lanjut Usia.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.

2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.


24
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

4) Melakukan life review masa lalu.

8. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga

Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan

kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh

perawat antara lain adalah

a. Pengenal kesehatan (health monitor)

Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari

keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara

objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam

perkembangan keluarga.

b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan

memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan

keluarga, yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan

keluaraga baik secara berkelompok maupun individu.

d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu

mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan

pemecahannya.

e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku

tidak sehat menjadi perilaku sehat.

25
f. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk

tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga.

Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat

tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja

sama dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga

dengan baik.

9. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga

Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu

diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :

a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat

sebagai tujuan utama.

c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai

peningkatan kesehatan keluarga.

d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan

peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan

keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.

e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan

preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

26
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga

memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk

kepentingan kesehatan keluarga.

g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga

secara keseluruhan.

h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan

Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan

masalah dengan menggunakan proses keperawatan.

i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan

keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan

kesehatan dasar atau perawatan dirumah.

j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang

kesehatan antara lain adalah :

1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan

masalah :

a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.

b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah

kesehatan sendiri.

c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga

dengan penyakit keturunan.

27
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :

a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).

b) Menderita kekurangan gizi (anemia).

c) Menderita hipertensi.

d) Primipara dan Multipara.

e) Riwayat persalinan atau komplikasi

3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :

a) Lahir prematur (BBLR).

b) Berat badan sukar naik.

c) Lahir dengan cacat bawaan.

d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.

e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan

anaknya.

4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga

a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk

digugurkan.

b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan

sering timbul cekcok dan ketegangan.

c) Ada anggota keluarga yang sering sakit

d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari

meninggalkan rumah.

28
B. Konsep Tuberkulosis

1. Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit infeksius,yang terutama menyerang

parenkin paru. Tuberculosis dapat juga di tularkan kebagian tubuh lainnya

termasuk meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Smeltzer, 2001)

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. (Price, 2005)

Tuberculosis adalah suatau penyakit granulomatosa kronis menular

yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya

menyerang paru, tetapi mungkin menyerang semua organ atau jaringan

ditubuh. (Vinay Kumar, 2007)

2. Klasifikasi

Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien tuberculosis

memerlukan suatu definisi kasus yang meliputi empat hal , yaitu:

a. Lokasi atau organ tubuh yang sakit, paru atau ekstra paru

1) Tuberkulosis paru yaitu tuberkulosis yang menyerang jaringan

(parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar

pada hilus

2) Tuberkulosis ekstra paru yaitu tuberkulosis yang menyerang organ

tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput

29
jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit,

usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.

b. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis) BTA

positif atau BTA negative

1) Tuberkulosis paru BTA positif

2) Tuberkulosis paru BTA negatif

c. Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat

1) TB paru BTA negatif foto toraks positif dibagi berdasarkan tingkat

keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat

bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan

paru yang luas dan atau keadaan umum pasien buruk.

2) TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan

penyakitnya, yaitu:

a) TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe , pleuritis

eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi,

dan kelenjar adrenal.

b) TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis,

peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, ,

TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin.

d. Riwayat pengobatan TB sebelumnya, baru atau sudah pernah diobati

1) Kasus baru

30
2) Kasus kambuh (Relaps)

3) Kasus setelah putus berobat (Default )

4) Kasus setelah gagal (Failure)

( Depkes RI, 2007)

3. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 1.1

Sumber : http1.bp.blogspot.com-

EHsQprlEHS0Ttb7_FvrkDIAAAAAAAAAjEEOxNkkGC0nYs1600respirasi1.jpg

Saluran pernafasan sebelum mencapai paru-paru dimulai dari hidung,

faring, laring, trakea, bronkusdan brnkeolus. Hidung atau naso atau nasal

merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum

nasi), di pisahkan oleh sekat hidung (sptum nasi). Didalam hidung

31
terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan

kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.

Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan

pernafasan dan jalan makanan, terdapat dibawah tengkorak, dibelakang

rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Terdapat 2 buah

tonsil kiri dan kanan tekak, dibelakang tekak terdapat epiglottis (empang

tenggorok) yang berfungsi menutup faring pada waktu menelan makanan.

Rongga tekak di bagi dalam 3 bagian , bagian sebelah atas disebut

nasofaring, bagian tengah disebut orofaring, bagian bawah sekali

dinamakan laringofaring.

Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak

sebagai pembentukan suara, terletak didepan bagian faring sampai

ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalm trakea dibawahnya.

Laring dilapisi oleh selaput lender, kecuali pita suara dan bagian epiglottis

yang dilapisi oleh sel epithelium berlapis.

Paru-paru terletak di rongga dada (toraks), dibagian tengah terdapat

tampuk paru atau hilus. Paru-paru dibungkus olehselaput yang bernama

pleura, pleura dibagi menjadi dua, yang pertama pleura viseral yaitu

selaputa paru yang langsung membungkus paru-paru, yang kedua pleura

parietal yaitu selaput paru yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara

kedua pleura ini terdapat rongga yang disebut kavum pleura, pada keadaan

32
normal kavum pleura ini hampa udara sehingga paru-paru dapat

berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang

berguna untukmeminyaki permukaannya (pleura), menghindarkan

gesekan antara paru-paru dan dada sewaktu ada gerakan bernafas.

Didalam paru juga terdapat gelembung alveoli, gelembung ini terdiri dari

sel-sel epitel dan endotel. Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2

masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya alveoli

paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru kiri dan kanan).

proses terjadinya pernafasan terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi dan

ekspirasi, hal ini dilakukan secara bergantian, teratur,berirama dan terus-

menerus. Reflek bernafas ini diatur oleh pusat pernfasan yang terletak

didalam sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena

seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat nafasnya

berarti bahwa reflek nafas juga dibawah pengaruh korteks selebri. Pusat

pernafasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan

kekurangan dalam darah. Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut

keperluan. Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau

tidak mendapat oksigen selam 4 menit akan mengakibakan kerusakan

pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian.

Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran

dan anoreksia selebralis, misalnya orang bekerja pada ruangan yang

33
sempit, tertutup, ruangan kapal, ketel uap, dan lain-lain. Bila oksigen tidak

mencukupi maka warna darah merahnya akan menjadi kebiru-biruan

misalnya terjadi pada bibir, telinga, dan kaki atau disebut sianosis.

(Syaifuddin, 2006)

4. Etiologi

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis , suatu

basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara. Pada semua kasus

infeksi tuberkulosis didapat melalui inhalasi parikel kuman yang cukup

kecil sekitar 1-5 µm. (Niluh Gede Yasmin Asih, 2004)

5. Patofisiologi

Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan terinfeksi.

Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak

diri, basil juga dipindahkan melalui system limfe dan pembuluh darah ke

area paru lain dan bagian tubuh lainnya.

Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.

Fagosit menelan banyak bakteri, limfosit specific tuberculosis melisis

basil dan jaringan normal, sehingga mengakibatkan penumpukkan eksudat

dalam alveoli dan menyebabkan bronkopnemonia.

Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan

yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif.

Granuloma diubah menjadi massa jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya

34
disebut tuberkel Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik,

membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi,

memebentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa

perkembangan penyakit aktif. Individu dapat mengalami penyakit aktif

karena gangguan atau respon inadekuat system imun, maupun karena

infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel Ghon

memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian

menyebar di udara, mengakibatkan mengakibatkan bronkopnemonia lebih

lanjut. Turberkel yang memecah menyembuh membentuk jarungan parut

dan paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak sehingga

mengakibatkan bronco pneumonia lebih lanjut. (Smeltzer, 2001).

35
6. Pathways
Mycobacterium tuberculosis

Airbone/ inhalasi droplet

Saluran pernafasan
Saluran pernafasan atas paru-paru

Bakteri yang bertahan di bronkus saluran pernafasan


bawah
Peradangan bronkus Alveolus
mengalami Alveolus
Penumpukan secret konsolidasi
Terjadi
Batuk efektif Batuk tidak efektif Gangguan perdarahan
pertukaran
Sekret keluar sekret sulit dikeluarka gas penyebaran bakteri
saat batuk secara limfatogen

Airbone/ inhalasi droplet obstruksi Anoreksia keletihan


malaese
Terhisap orang sehat Gangguan pola mual muntah intoleransi
Nafas tidak aktivitas
Resiko penyebaran infeksi efektif perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Bersihan jalan
nafas tidak efektif

Sumber : Sylvia A. Price and Lourraine & Doengoes

36
7. Tata laksana TB pada anak

Diagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis

baik overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak-anak batuk bukan

merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit,

maka diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistem

skor .

Setelah dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang, maka dilakukan pembobotan dengan sistem skor.

Pasien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan 6 (>6), harus

ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT (obat anti

tuberkulosis). Bila skor kurang dari 6 tetapi secara klinis kecurigaan

kearah TB kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya

sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal,

pungsi pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, CT-Scan, dan lain-

lainnya.

Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang

TB:

Parameter 0 1 2 3 jumlah
Kontak TB Tidak Laporan BTA positif
jelas keluarga,
BTA
negatif
atau
37
tidak tahu,
BTA tidak
jelas
Uji tuberkulin Negatif Positif (≥ 10
mm, atau ≥ 5
mm pada
keadaan
imunosupresi)
Berat badan/ Bawah garis
Keadaan gizi merah (KMS)
atau BB/U
<80%
Demam tanpa > 2 minggu
sebab jelas
Batuk ≥3 minggu

Pembesaran >1 cm,


kelenjar limfe jumlah >1,
koli, aksila, tidak nyeri
inguinal
Foto toraks Normal/ Kesan TB
toraks tidak
jelas
Pembengkakan Ada
tulang/sendi pembengkakan
panggul, lutut,
falang
Jumlah

Catatan :

a) Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter.

b) Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk

kronik

lainnya seperti Asma, Sinusitis, dan lain-lain.

c) Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien

dapat langsung didiagnosa TB

d) Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname).--> lampirkan

table badan badan.

38
e) Foto toraks toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak

f) Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi lokal timbul < 7 hari

setelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.

g) Anak didiagnosis TB jika jumlah skor > 6, (skor maksimal 14)

h) Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi

lebih lanjut. ( Depkes Ri, 2007 )

8. Manifestasi Klinis

Tuberculosis paru termasuk insidious, sebagian besar pasien

menunjukan demam tingkat rendah, keletihan, anoreksia, penurunan berat

badan, berkeringat malam hari, nyeri dada, dan batuk menetap. Pada

awalnya batuk mungkin non produktif akan tetapi akan berkembang

kearah pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptisis.

Penyakit ini dapat mempunyai manifestasi atipikal pada lansia, seperti

perilaku tidak biasa dan perubahan status mental, demam, anoreksia, dan

penurunan berat badan. Basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam

keadaan dorman. (Smeltzer, 2001)

9. Penatalaksanaan

a. Pengobatan

Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis

adalah eradikasi cepat Mycobacterium tuberculosis, mencegah

resistensi, dan mencegah terjadinya komplikasi.

39
Jenis OAT :

1) Isoniazid (INH)

Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap

kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang

berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis

perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan

dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik.

Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-

gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai

dosis.

2) Rifampisin (RIF)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman

(persisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi

demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warna

merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus

diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi

cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme

obat dan tidak berbahaya.

40
3) Streptomisin (SM)

Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah

nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan

dengan keseimbangan dan pendengaran.

4) Pirazinamid (PZA)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel

dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah

hiperurikemia, hepatitis, atralgia.

5) Ethambutol (EMB)

Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan

penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta

warna merah dan hijau, maupun optic neuritis. (Smeltzer, 2001)

Preparat baris kedua (Yasmin, 2004)

1) Capreomisin

Amati terjhadap nefrotoksisitas ototoksisitas, dosis 15-30

mg/kg/hari dosis maksimum 1g/ hari, harus diberikan IM.

2) Kenamisin

Pantau fungsi pendengaran selam penggunaan obat ini, amati

terhadap tanda toksisitas ginjal, dosis 15-30 mg/kg/hari dosis

maksimum 1g/kg/hari, diberikan IM.

41
3) Asam paraamino salisiklat

Kelembapan akan menyebabkab tablet menjadi rusak. Jangan

gunakan tablet yang warnanya sudah menjadi kecoklatan atau

ungu. Gunakan hati-hati pada pasien deangan ulkus peptikum,

penyakit ginjal, atau penyakuit hepar. Dosis 15mg/kg/hari dosis.

4) Sikloserin

Amati terhadap kejang ingatkan klien bahwa penggunaan alkohol

dapat meningkatkan potensi kejang, pantau hasil uji hepar dan

ginjal. Dosis 15-30 mg/kg/hari dosis maksimum 1mg/hari.

b. Pembedahan

Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan

mengangat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk

memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip

granulomatosa tuberculosis atau untuk reaksi bagian paru yang rusak.

Pasien-pasien yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru),

adalah:

1) Untuk TB paru:

Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan cara

konservatif.

42
a) Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat

diatasi secara konservatif.

b) Pasien MDR TB dengan kelainan paru yang terlokalisir.

2) Untuk TB ekstra paru:

Pasien TB ekstra paru dengan komplikasi, misalnya pasien TB tulang

yang disertai kelainan neurologik.

c. Pencegahan

Pencegahan bisa dilakukan dengan imunisasi BCG untuk

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil

tuberculosis virulen, menghindari kontak dengan individu yang

terinfeksi tuberculosis, mempertahan status kesehatan dengan asupan

nutrisi yang adekuat, jika memeungkinkan isolasi penderita, sendirika

alat makan bagi penderita penyakit tuberculosis.

d. Pengawasan Menelan Obat (PMO)

Salah satu komponen DOST adalah pengobatan OAT jangka

pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan

pengobatan diperlukan seorang PMO.

1) Persyaratan PMO

Seseorang yang dikenal, dipercaya, dan disetujui, baik oleh

petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan


43
dihormati oleh pasien, seseorang yang tinggal dekat dengan pasien,

bersedia membantu pasien dengan sukarela, bersedia dilatih dan

atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien.

2) Siapa yang bisa menjadi PMO

Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di

Desa, Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasian, dan lain-

lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO

dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau

tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga.

3) Tugas seorang PMO

Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai

selesai pengobatan, menberi dorngn kepada pasien agar mau

berobat teratur, mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak

pada waktu yang telah ditentukan, memberi penyuluhan pada

anggota keluarga pasein TB yang mempunyai gejala-gejala

mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit

Pelayanan Kesehatan.

4) Informasi penting yang harus dipahami PMO untuk disampaikan

kepada pasien dan keluarga adalah:

44
TB disebabkan kuman bukan penyakit keturunan atau kutukan, TB

dapat disembuhkan dengan berobat teratur, cara penularan TB,

gejalagejala yang mencurigakan dan cara pencegahannya, cara

penberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan),

pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur,

kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera

meminta pertolongan ke UPK ( Unit Pelayanan Kesehatan ).

( Depkes Ri, 2007 )

10. Prioritas keperawatan Tb paru

Mempertahankan oksigenasi adekuat, mempertahankan intake nutrisi

yang adekuat mencegah penyebaran infeksi, mendukung perilaku

mempertahankan kesehatan, meningkatkan strategi koping efektif,

member informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan

pengobatan.

11. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah :

a. Terjadi perdarahan pada saluran pernafasan bagian bawah, hal ini

dapat menyebabkan syock hipovolemi yang dapat menyebabkan

kematian atau perdarahan juga mampu menyebabkan obstruksi

jalan nafas.

45
b. Penyebaran infeksi ke organ tubuh lain karena infasi aliran darah

oleh basilus turberkel ( tuberkel ghon ) misalnya ke meninges,

ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Smeltzer, 2001)

12. Fokus Pengkajian Keperawatan

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan

yang perlu

dikaji adalah:

a. Aktivitas/ istirahat

Gejalanya adalah Kelelahan umum dan kelemahan, Dispnea saat kerja

maupun istirahat, Kesulitan tidur pada malam hari atau demam pada

malam hari, menggigil dan atau berkeringat, Mimpi buruk sedangkan

Tandanya biasanya seperti Takikardia, takipnea/dispnea pada saat

kerja, Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)

b. Integritas ego

Gejalanya adalah gejala-gejala stres yang berhubungan lamanya

perjalanan penyakit, masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus

asa, menurunnya produktivitas. Sedangkan Tandanya adalah

menyangkal (khususnya pada tahap dini), Ansietas, ketakutan.

46
c. Makanan dan cairan

Gejalanya adalah kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan.

Sedangkan Tandanya adalah turgor kulit buruk, kering, bersisik,

Kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan

d. Nyeri dan Kenyamanan

Nyeri dada meningkat karena batuk berulang, hati-hati pada area yang

sakit, bisa ditandai dengan perilaku distraksi atau gelisah.

e. Pernafasan

Gejalanya adalah batuk (produktif atau tidak produktif), napas pendek,

riwayat terpajan tuberkulosis dengan individu terinfeksi. Sedangkan

tandanya adalah peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan kerja

napas, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada, leher, retraksi

interkostal, ekspirasi abdominal kuat, pengembangan dada tidak

simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada pneumothorax

perkusi hiperresonan di atas area yang telibat, bunyi napas

menurun/tidak ada secara bilateral atau unilateral, bunyi napas tubuler

atau pektoral di atas lesi, crackles di atas apeks paru selama inspirasi

cepat setelah batuk pendek (crackels posttussive), karakteristik sputum

hijau purulen, mukoid kuning atau bercak darah, deviasi trakeal.

47
f. Keamanan

Gejalanya adalah kondisi penurunan imunitas secara umum

memudahkan infeksi sekunder. Sedangkan Tandanya adalah demam

ringan atau demam akut.

g. Interaksi Sosial

Gejalanya adalah perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit

menular, perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas

fisik untuk melaksanakan peran.

h. Penyuluhan/pembelajaran

Gejalanya adalah riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status

kesehatan buruk, gagal untuk membaik/kambuhnya TB, tidak

berpartisipasi dalam terapi.

13. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan

dan, mengatasi kebutuhan spesifik[asien serta respons terhadap masalah

actual dan resiko tinggi. Diagnosa yang mungkin timbul pada individu

yang terkena TB antara lain (Doenges, 2000)

a. Berikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

sekret, kelemahan upaya batuk

48
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mukopurulen dan

kekurangan upaya batuk

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan

efek paru. Kerusakan membran di alveolar, kapiler, sekret kevtal dan

tebal

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual, muntah, anoreksia.

e. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan dan

inadekuat oksigen untuk aktivitas.

f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan

pencegahan berhubungan dengan jalan interpretasi inibrasi,

keterbatasan kognitif

g. Risiko tinggi infeksi terhadap penyebaran berhubungan dengan

pertahan primer adekuat, kerusakan jaringan penakanan proses

inflamasi,malnutrisi

49
14. Rencana keperawatan

Diagnosa Tujuan Rencana keperawatan Intervensi


keperawatan
Kriteria Standart

Bersihan jalan nafas Umum : setelah dilakukan


tidak efektif pada tindakan keperawatan
keluarga diharapkan keluarga mampu
berhubungan merawat memodifikasi
dengan ketidak lingkungan dan
mampuan keluarga memanfaatkan pelayanan
merawat, kesehatan
memodifikasi
lingkungan dan Khusus : setelah dilakukan
memanfaatkan tindakan keperawatan
pelayanan keluarga mampu :
kesehatan
1. Mengenal masalah TB 1.1.1. Kaji pengetahuan keluarga tentang TB paru,
paru dengan Respon Tuberculosis adalah penyakit 1.1.2. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian
a. Menyebutkan verbal TB paru dengan menggunakan lembar balik,
infeksius,yang terutama menyerang
pengertian Tb paru 1.1.3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang
parenkin paru. Tuberculosis dapat
hal-hal yang belum jelas
juga di tularkan kebagian tubuh
1.1.4. Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang
lainnya termasuk meningen, ginjal, telah disampaikan
tulang, dan nodus limfe. (Smeltzer, 1.1.5. Beri reinforcement positif atas jawaban yang
2001) benar

b. Menyebutkan tanda Respon 1.2.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang tanda dan
dan gejala TB paru verbal Tanda dan gejala TB paru : gejala TB paru
1.2.2 Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan
a. Batuk terus menerus dan gejala TB Paru dengan menggunakan lembar
berdahak selama 3 minggu atau balik
lebih 1.2.3 50 tentang
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
b. Sesak nafas dan nyeri dada
c. Berkeringat dingin waktu malam hal-hal yang belum jelas
d. Demam lebih dari 1 bulan 1.2.4 Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang
e. Nafsu makan menurun telah disampaikan
f. Batuk darah 1.2.5 Beri reinforcement positif atas
jawaban yang benar

c. Menyebutkan Respon Tuberkulosis disebabkan oleh 1.3.1. Kaji pengetahuan keluarga penyebab TB paru
penyebab TB paru verbal Mycobacterium Tuberkulosis , suatu 1.3.2. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab TB
basil aerobik tahan asam yang Paru dengan menggunakan lembar balik
ditularkan melalui udara. Pada semua 1.3.3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang
kasus infeksi tuberkulosis didapat hal-hal yang belum jelas
melalui inhalasi parikel kuman yang 1.3.4. Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang
cukup kecil sekitar 1-5 µm. telah disampaikan
1.3.5. Beri reinforcement positif atas jawaban yang
benar

2. Mengambil keputusan 1.1.1. Kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut


Respon Akibat lanjut dari Tb paru adalah
dalam melakukan dari TB paru
verbal dapat menyebar ke anggota tubuh
tindakan yang tepat 1.1.2. Diskusikan dengan keluarga tentang akibat lanjut
lain dan menyebabkan batuk darah
dengan : TB Paru dengan menggunakan lembar balik
a. menyebutkan akibat 1.1.3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang
lanjut dari TB paru hal-hal yang belum jelas
1.1.4. Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang
telah disampaikan
1.1.5. Beri reinforcement positif atas jawaban yang
benar

b. Keluarga mampu Pencegahan dan penularan TB paru : 1.2.1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pencegahan
mengambil Respon dan penularan TB paru
keputusan untuk afektif a. Anjurkan penderita untuk 1.2.2. Diskusikan dengan keluarga tentang pencegahan
merawat anggota menutup mulut saat batuk atau dan penularan TB Paru dengan menggunakan
keluarga yang bersin lembar balik
menderita TB paru b. Membuang ludah atau dahak 1.2.3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang
pada wadah tertutup yang telah hal-hal yang belum jelas
di beri larutan disinfektan 1.2.4. Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang
c. Memeriksakan anggota keluarga telah disampaikan
yang lain apakah juga terkena 1.2.5. Beri reinforcement positif atas jawaban yang
51
TB paru benar
d. Makan makanan yang bergizi
e. Memisahkan alatmakan dan
minum,pakaian, dan
handukpenderita

Perawatan TB paru 3.1. Kajipengetahuan keluarga tentang cara perawatan TB


3. Merawat anggota keluarga Respon
dengan TB paru paru
psikomotor a. Mengawasi anggota keluarga 3.2. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan
yang sakit TB paru untuk minum TB Paru dengan menggunakan lembar balik
obat secara teratur 3.3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-
b. Mengetahui adanya efek hal yang belum jelas
samping obat dan merujuk bila 3.4. Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah
diperlukan disampaikan
c. Memberi makanan bergizi 3.5. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
d. Memberikan waktu istirahat
yang cukup, minimal 8 jam
e. Mengingatkan anggota keluarga
yang sakit untuk memeriksakan
ulang dahak

1.1. Anjurkan keluarga untuk sering membuka jendela


4. Memodifikasi lingkungan Lingkungan untuk penderita TB paru
Respon pada pagi hari agar sirkulasi udara dapat diganti dan
untuk penderita TB paru: :
verbal sinar matahari dapat masuk kedalam rumah
1.2. Anjurakn keluarga untuk menjemur tempat tidur 2
a. Ventilasi cukup
minggu sekali
b. Pencahayaan sinar matahari
cukup
c. Tidak lembab

5. Keluaarga mampu Respon


verbal Menjelaskan manfaat fasilitas
memanfaatkan fasilitas 1.1.1. Kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat
kesehatan seperti kesehatan yang dapat digunakan
fasilitas kesehatan
puskesmas untuk mendapatkan pengobatan TB
1.1.2. Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat
a. Menyebutkan paru.
pelayanan kesehatan
manfaat fasiitas 1.1.3. Anjurkan keluarga untuk peroksa kepelayanan
kesehatan kesehatan
52
b. Memanfaatkan Respon Kunjungan keluarga kefasilitas 1.2.1. Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjngi
fasilitas pelayanan psikomotor kesehatan untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.
kesehatan pengobatan TB paru 1.2.2. Motivasi keluarga memenfaatkan pelayanan
kesehatan untuk kunjungan selanjutnya

53

Anda mungkin juga menyukai