Anda di halaman 1dari 22

TUGAS BIOLOGI REPRODUKSI

FISIOLOGI LAKTASI

Kelompok 3

B/BD/II

Anggota :

1. Aplonia lakulo (122100221)


2. Arina amalia (122100224)
3. Arista pratiwi (122100225)
4. Maryati (122100237)
5. Restu vinta R (122100246)
6. Retna wulandari (122100247)
7. Rina lestari (122100249)
8. Susi taroci benu (122100251)
9. Suyati (122100254)
10. Uswatun khasanah (122100256)
11. Vany rahayu (122100257)
12. Yeni kusrini (122100258)
13. Eka titin riansari (122100263)

PRODI D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “YOGYAKARTA”

TAHUN AJARAN 2012/2013


FISIOLOGI LAKTASI

Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara
bertambah besar. Untuk mempersiapkan payudara agar pada waktunya dapat
memberikan ASI, estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam
bentuk poliferasi, deposit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat semakin banyak dan
miopitel di sekitar kelenjar mammae semakin membesar.sedangkan progesterone
meningkat kematangan kelenjar mammae dengan hormone lain. Bersamaan dengan
membesaranya kehamilan perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI
semakin tampak, payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol
pembuluh darah semakin tampak, dan areola mammae makin hitam.

Pada kehamilan lima bulan lebih, kadang-kadang dari ujung putting mulai
keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh
hormone laktogen dari plasenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofise.
Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar prolaktin cukup
tinggi pengaruhnya di hambat oleh estrogen.

Setelah partus, pengaruh penekanan dari estrogen dan progesterone terhadap


hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon - hormon hipofisis kembali, antara lain
lactogenic hormone. (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah
dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar susu
berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.

Pada seorang wanita menyusui ( laktasi ) kedua dan selanjutnya cenderung


lebih baik dari pada yang pertama, menunjukan bahwa seperti halnya pada semua
fungsi reproduksi, di perlukan “trial runs” ( latihan) sebelum mencapai kemampuan
yang optimal. Pada umumnya wanita yang lebih muda kemampuanya lebih baik dari
pada yang tua.

FISIOLOGI LAKTASI 2
A. PENGERTIAN LAKTASI
Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang
membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang
telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat
ASI mengalira dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang
berlokasi dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja
melalui dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalamlarutan protein, laktosa, dan garam-
garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari kehamilan bulan 7-8
memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Dengan
perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan
cepat berubah sehingga kurang menarik dan puting tidak akn lecet sewaktu dihisap
bayi.

Gambar 1 : Produksi Laktasi / ASI

FISIOLOGI LAKTASI 3
B. HORMON YANG MEMPENGARUHI LAKTASI
Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah Sebagai
berikut : Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang
menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:
1. Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat
progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2. Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen
menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap
menyusui[9]. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal
berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone (LH)
3. Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Prolaktin
merupakan suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini
memiliki peran penting untuk memproduksi ASI, dan meningkat selama
kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada ahir proses persalinan
akan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur menurun sampai
tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkanya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan
menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi adalah ada malam hari dan penghentian
pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari.
4. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran
susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection
reflex.
5. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting,
dan areola sebelum melahirkan.Pada bulan kelima dan keenam kehamilan,
payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa
kehamilan (induced lactation).

FISIOLOGI LAKTASI 4
C. SIKLUS LAKTASI
1. Laktogenesis stadium 1 ( kehamilan ) : penambahan dan pembesaran lobulus
alveolus.
2. Laktogenesis stadium 2 ( ahir kehamilan 2-3 hari postpartum ) : produksi ASI
3. Laktogenesis stadium 3 ( galaktopoeisis ) : mulai 40 hari setelah berhenti
menyusui.

D. PROSES PEMBENTUKAN LAKTOGENESIS


Laktogenesis I :Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki
fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan
kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah
produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil
mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan
indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.
Laktogenesis II:Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya
tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon
prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal
dengan fase Laktogenesis II.Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam
darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level
sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi
sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI
itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi
apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun
level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.Hormon lainnya, seperti insulin,
tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut
belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II
dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan
payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang
produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.Kolostrum dikonsumsi
bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi
yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin
A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman
memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan . Dalam dua minggu pertama

FISIOLOGI LAKTASI 5
setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI
sebenarnya.
Laktogeneses III :Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI
selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI
mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.
Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI
dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan
secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian,
produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap,
dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.

E. REFLEK LAKTASI
Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu
refleks prolaktin dan reflek saliran yang timbul akibat perangsangan puting
susu dikarenakan isapan bayi.

1. Refleks prolaktin
2. Refleks saliran (let down reflek)

 Reflek-reflek Menyusui pada Ibu dan Bayi


Pada saat menyusui akan terjadi beberapa refleks pada ibu an bayi yang
penting pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui. Refelks yang terjadi pada
ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap puting susu
diantaranya:
1. REFLEKS PROLAKTIN
Refleks prolaktin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon
prolaktin), hormon ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI. makin sering bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang
lepas makin banyak pula ASI yang diproduksi. maka cara yang terbaik
mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalah menyusui bayi sesering
mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada mulut bayi
untuk bisa dihisap bayinya.

FISIOLOGI LAKTASI 6
Pascapersalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi
korpusluteum maka estrogen dan progesterone juga berkurang. Hisapan
bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung
saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan
menekan pengeluaran factor penghambat sekresi prolactin dan sebaliknya
merangsang pengeluaran factor pemicusekresi prolaktin akan merangsang
hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan
setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan
ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu
tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu ke 2 –3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan
meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anastesi,
operasi dan rangsangan puting susu.

Gambar 2 : Proses pengaliran ASI / refleks Prolaktin

FISIOLOGI LAKTASI 7
2. REFLEKS ALIRAN (ALIRAN (LET DOWN REFLEK)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan kehipofise posterior
(neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga
menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari selakan memeras air susu yang telah
terbuat, keluar dari alveoli dan masuk kesistem duktus dan selanjutnya
mengalir melalui duktus lactiferus masuk kemulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah : melihat bayi,
mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:
keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.

 Refleks Oksitosin
Refleks oksitosin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon
oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan
kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu
keluar menuju putting susu. Ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena
kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari
putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak.
Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu.
biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi
kadang-kadang juga menghambatnya. Perasaan yang bisa menghentikan
refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu
kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu.
Refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya
menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh.
Manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari
rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.

 Pengeluaran ASI (Oksitosin)


Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan
menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandulapituitaria

FISIOLOGI LAKTASI 8
posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-
selmiopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk
dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh
isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus
melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

Gambar 3 : Proses pengaliran ASI/ refleks oksitosin

 Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi


1. Refleks menangkap (rooting refleks)
2. Refleks menghisap (Sucking Refleks)
3. Refleks menelan (Swallowing Refleks)

1. RefleksMenangkap (Rooting Refleks)


Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh
kearah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan
membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
2. RefleksMenghisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar
puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi.
Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara
gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
3. RefleksMenelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

FISIOLOGI LAKTASI 9
F. PROSES PRODUKSI AIR SUSU
1. Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirim pesan ke
hipotalamus.
2. Ketika menerima pesan itu, hipotalasmus melepas “rem” proklaktin.
3. Untuk memulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari
merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI


Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada
kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi.

1. Frekuensi Penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi
ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama
bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi
prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN,
1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu
pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup
(de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini
direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal
setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan
stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

2. Berat Lahir
Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume
ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama
penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan
usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang
mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat
formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi
dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14hari pertama setelah lahir.

FISIOLOGI LAKTASI 10
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang
lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan
mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan
yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan
mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi
ASI.

3. Umur Kehamilan saat Melahirkan


Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga
produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya
kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang
rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

4. Stres dan Penyakit Akut


Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga
mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.
Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan
nyaman.. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu
proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

5. Konsumsi Rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu
hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan
menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat
pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan
adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI
tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan
bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6 – 12 minggu setelah
melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok
sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit
perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa ibu

FISIOLOGI LAKTASI 11
yang merokok lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50%
lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding
dengan yang tidak merokok.
6. Konsumsi Alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat
ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun
disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat
penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8
gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal,
dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal
(Matheson, 1989).

7. Pil Kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin
berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan
Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya
mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO
Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991).
Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu
menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.
Ada dua cara untuk mengukur produksi ASI yaitu penimbangan berat
badan bayi sebelum dan setelah menyusui; dan pengosongan payudara. Kurva
berat badan bayi merupakan cara termudah untuk menentukan cukup tidaknya
produksi ASI (Packard, 1982). Dilihat dari sumber zat gizi dalam ASI maka
ada 3 sumber zat gizi dalam ASI yaitu : 1) disintesis dalam sel secretory
payudara dari precursor yang ada di plasma; 2) disintesis oleh sel-sel lainnya
dalam payudara; 3) ditransfer secaralangsung dari plasma ke ASI (Butte,
1988). Protein, karbohidrat, dan lemak berasal dari sintesis dalam kelenjar
payudara dan transfer dari plasma ke ASI, sedangkan vitamin dan mineral
berasal dari transfer plasma ke ASI. Semua fenomena fisiologi dan biokimia
yang mempengaruhi komposisi plasma dapat juga mempengaruhi komposisi
ASI. Komposisi ASI dapat dimodifikasi oleh hormon yang mempengaruhi
sintesis dalam kelenjar payudara (Vaughan, 1999).

FISIOLOGI LAKTASI 12
Aspek gizi ibu yang dapat berdampak terhadap komposisi ASI adalah
intik pangan aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam penggunaan zat gizi.
Perubahan status gizi ibu yang mengubah komposisi ASI dapat berdampak
positif, netral, atau negatif terhadap bayi yang disusui. Bila asupan gizi ibu
berkurang tetapi kadar zat gizi dalam ASI dan volume ASI tidak berubah
maka zat gizi untuk sintesis ASI diambil dari cadangan ibu atau jaringan ibu.
Komposisi ASI tidak konstan dan beberapa faktor fisiologi dan faktor non
fisiologi berperan secara langsung dan tidak langsung. Faktor fisiologi
meliputi umur penyusuan, waktu penyusuan, status gizi ibu, penyakit akut,
dan pil kontrasepsi. Faktor non fisiologi meliputi aspek lingkungan, konsumsi
rokok dan alkohol (Matheson, 1989).

H. KEUNGGULAN DAN MANFAAT ASI


ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan
pertama kehidupan.
Keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :
1. ASI praktis, ekonomis,dan hygienis.
2. Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
3. Dapat diberikan dimana aja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas
bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.
4. Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.
5. Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit
daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.
6. Mengandung imunoglobulin.
7. Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.
a) Manfaat Asi Untuk Bayi
1. Nutrisi yang sesuai untuk bayi
2. Mengandung zat protektif
3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
4. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
5. Mengurangi kejadian karies dentis
6. Mengurangi kejadian maloklusi

FISIOLOGI LAKTASI 13
b) Manfaat Asi Untuk Ibu
1. Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis.Oksitosin membantu involusi dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan
2. Aspek keluarga berencana
Menyusui secara murni(eksklusif) dapat menjarangkan
kehamilan.Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24
bulan,sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan.
3. Aspek psikologi
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,tetapi juga
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan
oleh semua manusia.

 Manfaat Asi Untuk Keluarga


1. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu beli,sehingga dana yang seharusnya digunakanunuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. Aspek psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah,karena kelahiran lebih
jarang,sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan
hubungan bayi dengan keluarga.
3. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis,karena dapat diberikan dimana
saja.keluarga tidak erlu repo menyiapkan air masak,botol dan dot yang
harus selalu di bersihkan.

c) Manfaat Asi Untuk Negara


1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI mnjamin
status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian menurun.

FISIOLOGI LAKTASI 14
2. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang,karena rawat gabung akan
meperpendek lama rawat inap ibu dan bayi,serta mengurangi biaya yang di
perlukan untuk perawatan anak sakit
3. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula
Jika semua ibu menyusui,maka pengeluaran devisa yang seharusnya di
pergunakan untuk membeli susu formula dapat di tabung sebagai kekayaan
nasional.
4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal,
sehingga kulitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

d) Kerugian Air Susu Buatan/Formula


Air susu buatan/formula mempunyai beberapa kerugian yaitu:
1. pengenceran yang salah
Pengenceran yang salah dapat diartikan 2 hal yaitu melarutkan susu
formula lebih encer dari seharus nya atau lebih pekat dari seharus
nya.keduanya akan menimbulkan masalah pada bayi dan anak.penyebabnya
adalah anturan yang tertera pada label kaleng susu formula tidak dapat di
mengerti oleh ibu-ibu.
2. kontaminasi mikroorganisme
Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin bebas dari
kontaminasi mikroorganisme patogen.
3. Menyebabkan alergi
Kejadian alergi susu sapi bukannya tidak jarang, prevalensinya
dilaporkan antara 0,5 -1 %. Tetapi tidak banyak petugas kesehatan yang
menyadari.
4. Susu sapi dapat menyebabkan diare kronis
Ada dugaan bahwa diare akut dapat berlanjut menjadi kronis pada anak
yang minum susu sapi.Diduga kerusakan mukosa usus yang terjadi pada
diare akut menyebabkan terjadinya akut menyebabkan terjadinya diare
kronis melalui mekanisme peningkatan absorsi antigen melalui mukosa

FISIOLOGI LAKTASI 15
yang rusak yang selanjutnya terjadi sensitisasi terhadap protein susu sapi
dan dan terjadi enteropati yang akhirnya akan memperberat kerusakan
mukosa.
5. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah
Saat ini banyak susu formula yang beredar dipasaran.Ada diantaranya
yang digunakan untuk penyakit tertentu atau keadaan tertentu.
6. Tidak Mempunyai manfaat ASI
Dari uraian manfaat ASI di atas dapatlah dikatakan bahwa kekurangan
lain dari susu formula adalah, bahwa susu formula tidak mempunyai
manfaat seperti halnya ASI.
 Jadi air susu buatan / formula :
1. Nutriennya tidak sesempurna ASI
2. Tidak mengandungzat protektif
3. Mudah menimbulkan alergi
4. Lebih mudah menimbulkan karies dentis
5. Lebih mudah menimbulkan maloklusi
6. Kurang menimbulkan efek psikologis yang menguntungkan
7. Tidak merangsang involusi rahim
8. Tidak berefek men4jarangkan kehamilan
9. Tidak mengurangi insiden karsinoma mammae
10. Tidak praktis
11. Tidak ekonomis
12. Bagi negara menambahkan beban anggaran yang harus
dikeluarkan untuk membeli susu formula, biaya perawatan ibu dan
anak.

I. PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI


Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil
dan para ibu hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk
meningkatkan pemberian ASI/ menyusui.

FISIOLOGI LAKTASI 16
Klinik Antenatal
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :

1. Gizi ibu hamil


Dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan
yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas
dan metabolisme tubuh ibu, dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta
zat gizi dari ASI itu sendiri.
2. Perilaku ibu hamil.
a. Kecukupan istirahat
Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan
dan gerakannya sehari hari harus memperhatikan perubahan fisik dan
mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu tersebut harus
adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.
b. Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda.
Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi
dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk
menyerap kalsium dan zat besi.
3. Obat-obatan
Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau
dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak
berpengaruh terhadap laktasi.
4. keluhan lain
Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi /mulut, infeksi lainya.
5. Hygiene personal dan lingkungan.
Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian
untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan
mudah menyerap keringat.
6. Pendukung
Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah
menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya.
Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus
di bina.

FISIOLOGI LAKTASI 17
J. PERAWATAN PAYUDARA
Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini
secara teratur .Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak
produksi asi cukup.tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik
setelah menyusui.
Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami
pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di
permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar.
kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.
Perawatan Payudara antara lain :
1. Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra
yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan
payudara.
2. Latihan otot-otot yang menopang payudara.
3. Hygiene payudara

Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah


papila dan aerola pada saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk
menghindari keadan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan
kelenjar Montgomery.Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya
lecet dan infeksi.

Gambar 4 : Perawatan payudara

FISIOLOGI LAKTASI 18
K. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut :
1. Persiapan mental dan fisik ibu menyusui
Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum
segelas air sebelum menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan
haus. Sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan
sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang
menggendong bayi.
2. Hygiene personal ibu menyusui
Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih.
Sebelum menyusui, tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari
sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan
areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua
payudara.
3. Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi
Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan
dijadwalkan. Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam
sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan
secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara
sisi terakhir yang disusui sebelumnya.
4. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.
Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi.
Biarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini
berguna untuk mencegah lecet.
5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah.
Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep
menyusui dengan mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap,
puting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih
penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya
harus dihindari.

FISIOLOGI LAKTASI 19
Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara
yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk
hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting
hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan berhenti menyusui dalam
keadaan ini. Apabila bayi telah menyusu dengan benar ,maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut :

1. Bayi tampak tenang Badan.


2. Bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
5. Sebagian areaola masuk kedalam mulut bayi,areola bawah lebih
banyak masuk.
6. Bayi nampak menghisap dengan ritmen perlahan-lahan.
7. Puting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada stu garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengandah.

Gambar 5 : Langkah-langkah menyusui yang baik.

FISIOLOGI LAKTASI 20
L. DUKUNGAN BIDAN
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI dengan cara :
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera susudah lahir selama beberapa jam
pertama
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberikan ASI
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan cara :
a. Posisi berbaring miring
b. Posisi duduk
c. Posisi tidur telentang
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
Manfaat rawabg gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik,
fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
6. Memberikan kolostrum dan ASI saja
7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”

FISIOLOGI LAKTASI 21
DAFTAR PUSTAKA

Asfuah, Siti. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha medika.

Marimbi, Hanum. 2011. Biologo Reproduksi. Nuha Medika. Yogyakarta

Marmi, S.ST.2011.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khumaira, marsha. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra pustaka Yogyakarta.

Riyadi, sujono.2012. biologi Reproduksi. Yogyakarts: Pustaka pelajar.

Maryunani, Anik. 2010. Biologi reproduksi dalam kehamilan. CV Trans Info Media. Jakarta

Wulanda,Ayu febri. 2012. Biologi reproduksi. salemba medika. Jakarta

Kuliah Bidan. 2008. Manajemen Laktasi. Jakarta : Depkes RI

Rochmawati, lusa. 2009. Fisiologi Laktasi. 2 Maret 2013. www. Lusa.web.id.

http://wiyati.wordpress.com/2008/06/25/managemen-laktasi/

http:\\id.wikipedia.org\wiki\menyusui

Bote, 2009. ASI dan Laktasi . 2 Maret 2013. Betofilia.com.

FISIOLOGI LAKTASI 22

Anda mungkin juga menyukai