Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AKHIR MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

“TANGGAPAN PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA TERHADAP


MARAKNYA POLITIK PRAKTIS DAN PENGARUHNYA DI
MASYARAKAT”

Oleh :

Kevin Arya Pradana

3312417016

ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018


INTISARI

Fenomena politik praktis yang abnormal ini membuat masyarakat menjadi


bingung. Dalam kondisi yang lebih ekstrem tingkah laku para politisi ini dapat
berdampak langsung secara psikis terhadap masyarakat. Selain menyerang kondisi
psikis masyarakat, perbuatan para aktor politik ini kemudian menimbulkan stigma
negatif yang seolah – olah sistem politik adalah mainan bagi para aktor politik.

Melalui observasi yang dilakukan dengan narasumber kader Partai Solidaritas


Indonesia yang bertempat di DPW PSI Jawa Tengah Semarang diharapkan dapat
memperoleh segala informasi yang dibutuhkan terkait pembuatan karya ilmiah ini.
Observasi yang dilakukan bersifat secara tatap muka dengan sistem seperti
wawancara kepada para narasumber yang telah dilakukan. Menurut Aristoteles
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama. Dengan kata lain kegiatan politik merupakan proses yang dilalui sebagai
wujud dari usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

Hasil observasi ini menunjukkan bahwa, pada observasi yang dilakukan


terhadap tanggapan dari Partai Solidaritas Indonesia akan maraknya fenomena politik
praktis yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu Partai Solidaritas Indonesia
beranggapan bahwa fenomena politik praktis ini harus dihindari karena tidak sesuai
dengan konsep vital organisasi yang memandang kaderisasi memegang peran besar
dalam berjalannya keseharian suatu organisasi maupun organisasi politik.

Kata kunci : Politik, Kaderisasi, Partai, Kader


DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................1
INTISARI...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Kegiatan.......................................................................................................5
1.4 Manfaat Praktis dan Teoritis...................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI..............................................6
2.1 Tinjauan Pustaka......................................................................................................6
2.1.1 Politik.................................................................................................................6
2.1.2 Partai Politik......................................................................................................6
2.1.3 Kader..................................................................................................................6
2.1.4 Politik Praktis....................................................................................................6
2.2 Landasan Teori.........................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................8
3.1 Jenis Penelitian.........................................................................................................8
3.2 Objek Penelitian.......................................................................................................8
3.3 Metode Analisis........................................................................................................8
3.4 Sistematika Penyajian..............................................................................................9
BAB IV ANALISIS..............................................................................................................10
BAB V PENUTUP................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
5.2 Saran.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partai Solidaritas Indonesia atau yang biasa disingkat PSI adalah partai politik
di Indonesia yang baru didirikan pasca Pemilu tahun 2014. PSI didirikan tepatnya
pada tanggal 16 November 2014. Partai ini diketuai oleh mantan presenter berita
Grace Natalie. Partai Solidaritas Indonesia berasaskan Pancasila dan memiliki visi
yaitu mewujudkan Indonesia yang berkarakter kerakyatan, berkemanusiaan,
berkeragaman, berkeadilan, berkemajuan dan bermartabat.

Partai Solidaritas Indonesia memiliki pendirian yang kuat untuk mendorong


kemerdekaan Indonesia dan manusia Indonesia seutuhnya. Partai baru ini tergolong
aktif terlibat dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. PSI
banyak dihuni oleh kaum pemuda sebagai anggota dan juga pengurusnya.

Saat ini di Indonesia sudah memasuki tahun politik dimana persaingan antara
kandidat calon serta partai politik berkompetisi untuk mengambil simpati masyarakat
dengan berbagai macam cara agar bisa tercapai tujuan politiknya. Banyaknya cara
dan juga fenomena yang terjadi di Indonesia menjelang pemilu menyisakan satu hal
yang sangat menarik yaitu adanya politik praktis.

Politik yang terjadi di Indonesia banyak macamnya sejak sebelum sampai


setelah reformasi. Ada perbedaan signifikan dalam keseharian politik di kedua zaman
tersebut. Perbedaan dari keduanya bisa didapatkan dari berubahnya aktor-aktor
politik yang terlibat maupun suasana atau atmosfer yang sudah tak lagi sama karena
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maraknya fenomena yang biasa disebut dengan politik praktis mencuri
perhatian berbagai golongan masyarakat di Indonesia. Hal ini bisa dijadikan strategi
oleh masing-masing partai politik untuk memenuhi apa yang harus dicapai dan tujuan
politik dari partai tersebut. Akhirnya politik praktis pun menjadi semakin sering
dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Keterlibatan PSI dalam dunia politik Indonesia memiliki sikap dan pandangan
tersendiri

a. Apakah Partai Solidaritas Indonesia setuju dengan adanya politik praktis?


b. Bagaimana tanggapan Partai Solidaritas Indonesia terhadap politik praktis?
c. Apa pengaruh bagi masyarakat menurut Partai Solidaritas Indonesia?

1.3 Tujuan Kegiatan


Tujuan dari kegiatan observasi di lingkungan DPW Jawa Tengah Partai
Solidaritas Indonesia

a. Partai Solidaritas Indonesia tidak setuju dengan adanya politik praktis.


b. Merusak demokrasi partai yang murni.
c. Membuat pilihan dari masyarakat menjadi rentan.

1.4 Manfaat Praktis dan Teoritis


Adanya politik praktis memberikan kesempatan bagi para calon dan kandidat
agar tidak perlu bergabung dengan partai politik sejak awal. Membuat tata struktur
kepartaian menjadi kurang jelas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Politik
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional. Politik juga dapat diartikan sebagai usaha yang ditempuh
warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

2.1.2 Partai Politik


Partai Politik adalah suatu organisasi yang disusun secara rapi dan stabil yang
dibentuk oleh sekelompok orang secara sukarela dan mempunyai kesamaan
kehendak, cita-cita, dan persamaan ideologi tertentu dan berusaha untuk mencari dan
mempertahankan kekuasaan melalui pemiliham umum untuk mewujudkan alternatif
kebijakan atau program-program yang telah mereka susun.

2.1.3 Kader
Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga
kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi
sebagai pemihak dan membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut.

2.1.4 Politik Praktis


Politik praktis adalah suatu kegiatan, aktifitas atau gerakan dari satu orang
atau sekelompok orang yang dapat mempengaruhi pandangan, pendapat (opini)
masyarakat tentang suatu keputusan/kebijakan pemerintah, atau bahkan dapat
merubah keputusan pemerintah.
2.2 Landasan Teori
Teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari penomena yang
bersifatpolitik. Dengan kata lain teori politik adlah bahasan atas, a) tujuan dari
kegiatan politik, b) cara-cara mencapai itu, c) kemungkinan dan kebutuhan yang
ditimbulkan situasi politik yang tertentu dan d) kewajiban-kewajiban yang
diakibatkan oleh tujuan politik itu. Konsep-konsep yang dibahas dalam teori politik
mencakup antara lain, masyarakat, kelas sosial, negara, kekuasaan, kedaulatan, hak
dan kewajiban, kemerdekaan, lembaga-lembaga negara, perubahan sosial,
pembangunan politik, modernisasi dan lain sebagainya. (Budiharjo, 1992:30)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah deskripsi kualitatif yang dapat
diartikan metode untuk menyelidiki objek yang tidak dapat diukur dengan angka-
angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Dapat juga diartikan sebagai riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif.

3.2 Objek Penelitian


Dalam mencari data pendukung yang berkaitan dengan permasalahan politik
praktis :

Narasumber : Yunika Erma Puspita dan Amelia Ulfa

Jabatan : Pengurus PSI Jawa Tengah

Tempat : Kantor DPW PSI Jawa Tengah Jl. Jatingaleh I No. 205,
Ngesrep, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah 50261

3.3 Metode Analisis


Dalam memperoleh data saat penelitian menggunakan metode wawancara
yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka dengan narasumber. Alat pengumpulan data ini menggunakan
wawancara guide agar wawancara lebih terpandu dengan baik untuk pengambilan
hasil wawancara.
3.4 Sistematika Penyajian
BAB I : Bab pertama berisi latar belakang dari masalah serta rumusan
masalah yang ada dan juga tujuan penelitian masalah

BAB II : Bab kedua berisi landasan teori yang berkaitan dengan masalah
penelitian

BAB III : Bab ketiga berisikan metode dalam mengolah data penelitian

BAB IV : Bab keempat berisi hasil analisis penelitian tentang masalah yang ada
secara rinci

BAB V : Bab kelima berisi kesimpulan terhadap penelitian serta saran untuk
menyelesaikan masalah yang ada
BAB IV

ANALISIS

Partai Solidaritas Indonesia memiliki keinginan untuk merasakan apa yang


dirasakan masyarakat dan terjun langsung untuk melihat situasi yang sedang terjadi
pada medan sebenarnya. Semangat anak muda yang dimiliki para kader PSI membuat
mereka lebih bergairah untuk terjun ke masyarakat dan bertindak cepat atau
merencanakan agar ada perubahan yang lebih baik untuk kesejahteraan rakyat.

Dari hasil wawancara kepada para narasumber yang merupakan anggota atau
kader Partai Solidaritas Indonesia, mereka mengatakan bahwa PSI tidak setuju
dengan adanya politik praktis di Indonesia. Adanya politik praktis membuat sesuatu
yang sudah direncanakan dalam kurun waktu lama untuk long term prospect akan sia-
sia berkat adanya kegiatan atau fenomena politik praktis.

Ketidaksetujuan itu bercermin kepada internal partai sendiri yang sangat


berpegang teguh pada pendirian-pendirian partai. PSI menganggap suatu proses
kaderisasi itu adalah hal yang sangat penting dalam tubuh organisasi dan dalam hal
ini adalah partai politik. Kaderisasi memiliki tujuan mencetak kader yang diharapkan
nantinya dapat berguna bagi partai, masyarakat, bangsa dan negara. Perencanaan
dalam kaderisasi dirasa sangat penting, apalagi PSI merupakan partai politik baru di
Indonesia tapi memiliki perkembangan signifikan dalam jumlah kadernya dari tahun
ketahun, serta lonjakan popularitas partai yang termasuk signifikan.

Pihak Partai Solidaritas Indonesia memiliki tekad agar yang menjadi anggota
partai itu golongan muda. Golongan muda dianggap cocok untuk adanya suatu proses
kaderisasi yang berkualitas dengan bimbingan dari kader-kader yang sudah lebih
berpengalaman. Bimbingan diutamakan agar kader memiliki kualitas yang mumpuni
agar berjalannya partai dalam keseharian dan juga dalam kompetisinya di ranah
politik berjalan secara optimal sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua
anggota dari Partai Solidaritas Indonesia.

Wawancara yang dilakukan kepada pihak PSI juga menjawab bahwa Partai
Solidaritas Indonesia lebih mengedepankan pengusungan kader yang belum pernah
terlibat politik sama sekali. Hal ini memiliki alasan yaitu sebagai salah satu cara
pencegahan korupsi yang menjalar di dunia perpolitikan Indonesia. Dengan memiliki
cara ini sebagai cara tersendiri yang sebenarnya merupakan tantangan dan jika
tantangan ini berhasil maka hasil yang didapatkan sangat luar biasa.

PSI beranggapan bahwa adanya politik praktis dapat menghasilkan pemikiran


yang sempit. Seperti statement PSI yang mengatakan bahwa masyarakat harus bisa
membedakan mana yang termasuk ke dalam politik kebangsaan dan politik praktis.
Partai ini juga mengungkapkan bahwa masjid harus steril dan jangan sampai masjid
dimasuki oleh politik sempit, politik sempit yang dimaksud disini adalah politik
praktis yang dibawa ke dalam masjid. Tsamara selaku kader Partai Solidaritas
Indonesia meminta untuk para elite politik agar mampu menahan diri untuk
mengeluarkan pernyataan yang sekiranya tidak perlu untuk diungkapkan yang
nantinya memancing politik parsipan untuk aktif.

Fokus utama yang harus digencarkan itu adalah menunjukkan kedewasaan


dalam berpolitik. Kedewasaan yang dimaksudkan adalah untuk lebih fokus pada
pertarungan ide serta gagasan untuk dikemukakan sebagai solusi dari masalah yang
ada, bukannya menambah masalah pengemukaan pendapat yang dapat memanaskan
situasi dan kondisi atmosfer politik di masyarakat.

Pengaruh yang dikhawatirkan oleh partai ini jika politik praktis berjalan di
sela-sela kehidupan masyarakat adalah munculnya stigma yang nantinya bisa
menyudutkan salah satu pihak yang berkompetisi dan membuat persaingan dalam
kancah pesta demokrasi menjadi persaingan yang tidak sehat. Maka dari itu PSI
memiliki keinginan untuk membuka wawasan masyarakat yang masih awam akan
dunia perpolitikan di Indonesia menjadi masyarakat yang open minded. Masyarakat
yang memiliki sifat open minded diharapkan dapat lebih cerdas dan cermat dalam
mengelola pilihannya. Pemikiran yang matang dan pertimbangan yang cerdas bisa
membuat para pemilih apalagi para pemilih perdana untuk berperan serta dalam ajang
Pemilu. Karena biasanya pemilih perdana dan yang masih awam sering menimbulkan
problematika. Problematika itu adalah munculnya swing voter. Swing voter adalah
perilaku pemilih yang berubah atau berpindah pilihan partai atau calon dari satu
Pemilu ke Pemilu berikutnya. Ini merupakan hasil dari belum siapnya mental berupa
sifat labil dalam memilih yang akhirnya membuat perbedaan hasil saat survey dengan
tahap akhir Pemilu bisa melonjak drastis.

Dalam sejarah, perilaku memilih Indonesia sejak Pemilu demokratis kembali


hidup tahun 1999 swing voter sangat besar. Tiga kali pemilu menghasilkan tiga partai
berbeda sebagai pemenang suara terbanyak. Ini juga bagaimana besarnya swing voter
dari satu Pemilu ke Pemilu berikutnya.

Harapan dari munculnya Partai Solidaritas Indonesia sejak tahun 2014 adalah
menumbuhkan serta mengembangkan wawasan di masyarakat agar terciptanya
pemilih yang benar-benar paham akan penting memilih dan suara yang akan
digunakan sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya negara pada satu periode ke
depan. Agar setiap keputusan yang diambil dapat membuahkan hasil yang dicita-
citakan dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Partai Solidaritas Indonesia hadir untuk membenahkan kehidupan politik di
Indonesia yang masih kurang tertata. Dengan terjun langsungnya tiap kader ke dalam
masyarakat, berharap agar politik praktis tidak dijadikan sebagai jalan atau cara
utama dalam berpolitik di negara demokrasi ini.

Munculnya politik praktis dapat menimbulkan keresahan dalam negara karena


bisa membuat suatu penggiringan opini oleh perorangan maupun kelompok orang
yang senang memanfaatkan situasi yang sedang tidak kondusif untuk mendapatkan
keuntungan bagi dirinya maupun kelompoknya.

5.2 Saran
Dengan maraknya fenomena politik praktis di Indonesia semoga dari semua pihak
baik dari pemerintah, instrumen-instrumen hukum maupun masyarakat untuk lebih
membuka mata dan dapat bersiap diri dengan sikap masing-masing agar dapat
menyikapi suatu hal baru dengan analisis lebih dalam dan dapat mengambil
keputusan yang matang dan dapat dipertanggungjawabkan untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Armen Halim Naro. 2014. Untukmu Yang Berjiwa Hanif. Jakarta. Pustaka Imam Asy-
Syafi’i.

Her Suganda. 2015. Jejak Soekarno di Bandung (1921-1934). Jakarta. Penerbit Buku
Kompas.

Margaret M. Poloma. 2007. Sosiologi Kontemporer. Jakarta . Yayasan Solidaritas


Gadjah Mada.

Mochtar Lubis. 2001. Manusia Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

https://psi.id/

https://psi.id/berita/2018/05/07/9709/

http://politik.rmol.co/read/2015/09/14/217153/Cegah-Kutu-Loncat,-Relawan-
Ingatkan-PSI-Pentingnya-Kaderisasi-

https://www.viva.co.id/vbuzz/284912-politik-praktis-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai