Anda di halaman 1dari 7

Modul Manajemen Keuangan I

PERTEMUAN KE-13

O P S I ( OPTION )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1.1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian opsi
1.2. Mahasiswa mampu memahami dan menghitung opsi call
1.3. Mahasiswa mampu memahami dan menghitung opsi puts
1.4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi harga pasar opsi

B. URAIAN MATERI.

Definisi dan Pengertian Opsi


Opsi  pemberian hak kepada pemegangnya (pembelinya) untuk melakukan
sesuatu, pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan perjanjian yang tertera
dalam opsi tersebut.
Dua opsi yang lazim dikenal di pasar modal yaitu :
- Opsi Eropa  bila saat untuk memperoleh hak ditetapkan pada titik waktu, misal
tanggal  pemegang opsi hanya bisa memperoleh haknya pada tanggal tersebut.
- Opsi Amerika  bila saat memperoleh hak ditetapkan dalam periode waktu
tertentu sampai titik tertentu  lebih leluasa dibanding opsi eropa.

Istilah penting dalam Opsi :

1. Investor  mereka yang membeli saham yang diterbitkan emiten


2. Emiten  pengguna dana
3. Penerbit (Writers)  Investor yang menerbitkan Opsi
4. Jatuh tempo  waktu yang disepakati kedua investor untuk melaksanakan
haknya.
5. Harga jatuh tempo  harga yang ditawarkan oleh penerbit kepada investor
apabila investor menggunakan haknya.
6. Calls option (opsi call, OC)  penerbitnya memberikan hak untuk membeli
saham yang menjadi jaminannya dengan harga dan waktu tertentu.
7. Puts option (opsi puts, OP)  penerbitnya memberikan hak kepada
pembelinya untuk menjual saham yang menjadi jaminannya dengan harga dan
waktu tertentu pula.
8. Nilai jatuh tempo  selisih antara harga jatuh tempo dan harga pasar saham
yang dijadikan jaminan.
Nilai jatuh tempo OC harga pasar saat jatuh tempo dikurangi harga jatuh
tempo, Nilai jatuh tempo OP harga jatuh tempo dikurangi harga pasar saham
saat jatuh tempo.

97
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I

Contoh :
Harga saham saat perolehan Rp 10.000.000
Harga jatuh tempo OC Rp 16.000.000
Harga jatuh tempo OP Rp 19.000.000
Harga pasar saham saat jatuh tempo Rp 18.000.000

Maka OC :

Nilai jatuh tempo = harga pasar saham – harga jatuh tempo


= Rp 18.000.000 – Rp 16.000.000
= Rp 2.000.000
OP :
Nilai jatuh tempo = Nilai jatuh tempo – harga pasar saham
= Rp 19.000.000 – Rp 18.000.000
= Rp 1.000.000

9. Premium  kelebihan dari nilai jatuh temponya


Dari contoh di atas diketahui OC di atas mempunyai nilai jatuh tempo Rp
2.000.000 jika dipasar OC tersebut dijual dengan harga Rp 2.500.000 maka OC
tersebut menghasilkan premium sebesar Rp 500.000.

Harga pasar Opsi

Metode yang dikenal dalam menentukan harga pasar opsi :

1. Metode risiko netral (risk neutral method)


Investor menghadapi risiko yang indiferen terhadap suku bunga yang berlaku 
investor bersedia menerima bunga investasi opsi sebesar suku bunga yang berlaku
saat itu.

Contoh :
A menjual OC (Opsi Call) yang jatuh tempo setahun yang akan datang kepada B
dengan nilai jatuh tempo sebesar Rp 16.000. sedangkan harga saham saat ini
sebesar Rp 14.000. jika harga saham turun dengan harga terendah Rp 11.000 dan
kenaikan tertinggi Rp 21.000 sedangkan suku bunga yang berlaku umum setahun
10%. Berapa harga opsi saham yang diterbitkan A.

Pertama : menentukan kemungkinan


Harga Harga setahun yang
sekarang akan datang

98
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I

11.000 21.000
Saham 14.000
Nilai penurunan/kenaikan (Rp) - 3.000 7.000
% - 21,5 50
Opsi 16.000
Nilai jatuh tempo 0 5.000

Kedua : menentukan probabilitas kenaikan OC


Kemungkinan penurunan 21,5 % dan kemungkinan kenaikan 50% karena investor
menerima suku bunga yang belaku (indiferen) atas investasi opsi maka dapat
dirumuskan sbb :
𝑟−𝑑
Hasil yg diharapkan (Probabilitas Kenaikan Opsi Call, PKOC) = 𝑢−𝑑
Dimana :
Hasil yang diharapkan (PKOC) = suku bunga yang berlaku sekarang
r = suku bunga yang berlaku umum
d = persentase kemungkinan penurunan harga saham
u = persentase kemungkinan kenaikan harga saham
10−(−21,5) 31,5
PKOC = 50−(−21,5) =71,5= 0,44 atau 44%

Ketiga : menentukan hasil yang diharapkan


Berdasarkan langkah pertama diketahui harga meningkat menjadi Rp 21.000 nilai
OC Rp 5.000 sedangkan harga turun menjadi Rp 11.000 nilai adalah 0
Hasil yang diharapkan = (PKOC x KKHOC) + ((1-PKOC) x KPHOC)
KKHOC = kemungkinan kenaikan harga OC
KPHOC = kemungkinan penurunan harga OC
Sehingga = (0,44 x 5.000) + (0,56 x 0)
= Rp 2.200
Keempat = menentukan harga pasar OC
Harga pasar OC = hasil yang diharapkan : 1+ suku bunga
= 2.200 : 1,10
= 2.000

2. Metode Black-Scholes
Perhitungan dengan metode black scholes :
V = P {N(d1)} – Xert {N(d2)}
d1 = In(P:X) + {r + (σ2:2)} t
σ√t
d2 = d1 - σ√t
dimana :
V = harga pasar opsi
P = harga pasar saham

99
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I

N(d1) = probabilitas deviasi kurang dari d1 akan terjadi pada standar


distribusi normal, dengan demikian N(d1) dan N(d2) menunjukan daerah dibawah
fungsi standar distribusi normal.
X = harga jatuh tempo
e = exponensial, dengan nilai 1
r = suku Bungan umum
t = periode waktu hingga opsi diekskusi pada waktu jatuh tempo
In(P:X) = antilog P:X
σ2 = varian rate of return dari saham, ini dapat dicari dengan cara persentase
perubahan harga saham harian selama setahun yang lalu.

Berdasarkan contoh di atas jika B selaku pemegang saham yang dibeli dari A
menggunakan saham yang dimiliki untuk menjamin OC yang diterbitkan, harga
pasar saham (P) Rp 20.000 dan B akan menjual OC dengan harga jatuh tempo Rp
20.000 juga, waktu jatuh tempo 3 bulan. Dari data yang lalu diketahui bahwa
perubahan harga saham tahun lalu 0,16 dan suku bunga yang berlaku umum 12%.

d1 = In (20.000:20.000) + {0,12 + (0,16 : 2)} (0,25)  3 bulan


0,40 (0,50)
= 0 + 0,05
0,20
= 0,25
d2 = d1 – 0,20
= 0,05

Mencari nilai dari d1 dan d2 untuk menentukan probabilitas  dari table


probabilitas. Dalam table d1 = 0,25 tidak ada yang ada 0,24 dan 0,26 untuk
mencari probabiltas 0,25 dilihat dari probabilitas 0,24 dan 0,26 : 2. (probabilitas
0,24 = 0,5948, 0,25 = 0,6026) maka probabilitas 0,25 = (0,5948 + 0,6026) : 2 =
0,5987.
Untuk probabilitas d2 0,05 juga tidak ditemukan, yang ditemukan adalah
probabilitas 0,04 dan 0,06 sehingga untuk mencari probabilitas 0,05 =
probabilitas 0,04 + probabilitas 0,06 : 2.
Probabilitas 0,05 = 0,5160 dan probabilitas 0,06 = 0,5239) jadi probabilitas 0,05 =
(0,5160 + 0,5239) : 2 = 0,5199

Jadi :
V = 20.000 (0,5987) – 20.000 e-(0,12)(0,25) (0,5199)
= 11.974 – 20.000 (0,9700)(0,5199)
= 11.974 – 10.086
= 1.888
Kedua perhitungan tersebut adalah untuk menghitung Opsi Call, bagaimana
dengan perhitungan Opsi Puts-nya ?
Dari data di atas diketahui bahwa OC = Rp 20.000 nilai ini kita gunakan sebagai
nilai jatuh tempo (OP), harga pasar saham Rp 20.000.

100
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I

Harga pasar OP = harga pasar OC + PV dari harga jatuh tempo – harga pasar
saham.
Jadi OP saham diatas = 1.888 + 20.000 : (1+0,12) 0,25 - 20.000
= 1.888 + 19.417 – 20.000
= 21.305 – 20.000
= 1.305

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga pasar Opsi :

- Harga Pasar Saham


- Harga Jatuh Tempo
- Waktu Jatuh Tempo
- Tingkat suku bunga bebas risiko
- Varian

Berdasarkan pada contoh diatas maka kita dapat mengetahui perubahan harga
pasar opsi yang berhubungan dengan faktor-faktor tersebut, hal ini dapat kilihat
pada table derikut :
Dampak perubahan faktor-faktor yang berpengaruh pada harga pasar opsi. (dalam
ribuan rupiah)
HP HJ NJT WJ SBB Varia HP Premiu
S T T R n O m
1 2 3=( 4 5 6 7 8=(7-3)
2-1)
20 20 0 0,2 12 0,16 1,8 1,88
5 8
25 20 5 0,2 12 0,16 5,8 0,81
5 1
20 25 0 0,2 12 0,16 0,3 0,39
5 9
20 20 0 0,5 12 0,16 2,8 2,81
0 1
20 20 0 0,2 16 0,16 1,9 1,99
5 9
20 20 0 0,2 12 0,25 2,2 2,27
5 7

- Harga Pasar Saham  HPS 20 menjadi 25  HPO 1,88 menjadi 5,81


- Harga Jatuh Tempo  HJT 20 menjadi 25  HPO 1,88 menjadi 0,39
- Waktu Jatuh Tempo  WJT 0,25 menjadi 0,50  HPO 1,88  2,81
- Tingkat suku bunga bebas risiko  12 menjadi 16 HPO 1,88  1,99
- Varian  0,16 menjadi 0,25  HPO 1,88 menjadi 2,27

101
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I

Menetukan nilai Delta Opsi


Nilai delta sering disebut hedge ratio  nilai konversi opsi thd saham
Berapa banyak opsi harus duterbitkan untuk mendapatkan satu lembar saham.

Pada dasarnya delta opsi dapat dihitung dengan menggunakan trik kombinasi
antara membeli saham secara langsung dangan menggunakan pinjaman bank
sebesar harga terendah yang mungkin terjadi saat jatuh tempo dibandingkan
membeli opsi. Hasil investasi pada OC opsi harus sama dengan nilai investasi
membeli satu lembar saham dengan pinjaman bank.

Contoh :

Diketahui A menjual OC dengan harga Rp 16.000, saat ini harga pasar saham
yang mejamin OC tersebut adalah Rp 14.000. umur OC satu tahun. Untuk satu
tahun ke depan ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu jika harga turun
harga terendah Rp 11.000 dan jika terjadi kenikan harga tertinggi Rp 21.000
dengan suku bunga bebas resiko 10%.

Kalau membeli 1 OC
Jika harga saham Rp 11.000 Rp 21.000
Nilai jatun tempo Rp 16.000 Rp 16.000
--------------- ---------------
Maka nilai opsi Rp 0 Rp 5.000

Kalau membeli 1 saham dengan meminjam di bank Rp 10.000


Harga saham Rp. Harga saham Rp
11.000 21.000
Nilai saham 11.000 21.000
Pembayaran utang (10.000) (10.000)
Bunga (1.000) (1.000)
Total 0 10.000

Hasil investasi pembelian saham secara langsung dengan menggunakan pinjaman


bank adalah sama dengan hasil investasi OC.
selisih kemungkinan harga opsi
Maka delta opsi = selisih kemungkinan harga saham
5.000−0 5.000 1
= 21.000−11.000 =10.000 = 2 = 1 : 2

Artinya 1 lembar saham sebanding dengan 2 lembar OC


Atau :
Jadi nilai 2 OC = harga pasar saham – pinjaman bank
= Rp 14.000 – Rp 10.000
2 OC = Rp 4.000

102
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan I

1 OC = Rp 2.000 berarti harga pasar 1 OC = Rp 2.000

Penghasilan opsi
Penghasilan opsi adalah jika investor mempunyai kesempatan menggunakan
haknya, dan pada saat menggunakan haknya tersebut keadaan pasar cenderung
mendekati apa yang diperkirakan oleh investor yaitu akan terjadi selisih
menguntungkan antara nilai opsi dan harga saham yang menjadi penjaminnya.

Contoh :

A Harga saham yang diterbitkan untuk OC per lembar Rp 16.000 jangka waktu
satu tahun, pada saat penerbitan harga pasar saham Rp 14.000. OC tersebut
ditawarkan kepada B, menurut perhitungan B setahun yang akan datang harga
saham tersebut akan turun paling rendah Rp 11.000 dan naik paling tinggi Rp
21.000.
Jika harga saham benar-benar menjadi Rp 21.000 dan OC yang dipegang
menjelang jatuh tempo maka B akan menggunakan haknya dan menikmati
keuntungan yaitu :
(nilai jatuh tempo = selisih antara harga jatuh tempo dan harga pasar saham)
harga pasar Rp 21.000 harga jatuh tempo Rp 16.000 = Rp 5.000.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Apa yang dimaksud dengan opsi beli dan opsi jual? Berapakah nilai
maksimum opsi beli ?

2. Harga saham Rp 200 perlembar saham dan tahun yang akan datang mungkin
akan meningkat 10 % atau turun 20%. Jika tingkat keuntungan bebas risiko
adalah 6% dan harga penyerahan Rp 150. Berapakah harga opsi beli tersebut ?

D. DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono, Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, BPFE Yogyakarta,


2010

Agus Harjito dan Martono, Manajemen Keuangan, Edisi 2, Penerbit Ekonisia,


Yogyakarta, 2013

Brigham, Eugene dan Houston Joel. Dasar dasar manajemen Keuangan, Salemba
Empat, Jakarta , 2011

103
S1 Manajemen Universitas Pamulang

Anda mungkin juga menyukai