Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KERJA PRAKTIK

REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT


DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL
AIRPORT PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia untuk Memenuhi


Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana (S1) Teknik
Lingkungan

Pelaksana Kerja Praktik:


R. H. Muhammad Azzam Shidiq (17513171)

Dosen Pembimbing KP:


Luqman Hakim, S.T., M.Si.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
LAPORAN KERJA PRAKTIK

REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT


DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Disusun oleh:
R. H. Muhammad Azzam Shidiq (17513171)

Menyetujui,
Koordinator Kerja Praktik, Dosen Pembimbing,

Azham Umar Abidin, SKM., MPH. Luqman Hakim S.T., M.Si.


NIK. 165131303 NIK. 005130101

Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Lingkungan,

Eko Siswoyo, ST., M.Sc.ES., Ph.D.


NIK. 025100406
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. WB
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat serta hidayah-Nya, tidak lupa juga shalawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek
di Yogyakarta International Airport Kulon Progo, D.I. Yogyakarta ini dengan
baik. Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, penyusun banyak mendapatkan
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tak
langsung, oleh karena itu penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Eko Siswoyo, ST, Msc.ES., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Teknik
Lingkungan, FTSP Universitas Islam Indonesia
2. Bapak Azham Umar Abidin, SKM., MPH. selaku Koordinator Kerja Praktek
dan Bapak Luqman Hakim, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktek yang telah memberikan bantuan dan penjelasan sehingga Kerja
Praktek ini dapat saya laksanakan dengan baik.
3. Bapak Panggih selaku Manager di Airport Environment Section Yogyakarta
International Airport yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama
kerja praktik ini berlangsung.
4. Mba Dirra dan Mas Kiki selaku pembimbing baik dilapangan dan pembuatan
laporan. Terima kasih atas bimbingannya, pengalaman dan data-data yang
telah diberikan kepada Saya. Saya memohon maaf jika selama ini Saya
banyak merepotkan dan menyita waktu Mas dan Mba sekalian.
5. Kedua orang tua kami, yang telah melahirkan Kami dan selalu memberikan
perhatian kepada kami baik secara materi dan do’a dengan tulus dan ikhlas.
Wassalammualikum. Wr.Wb

Kulon Progo, 15 Oktober 2020


Hormat Kami,

Penyusun

ii
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 TUJUAN...................................................................................................2
1.3 MANFAAT...............................................................................................2
1.4 LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN............................................2
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................3
BAB 2......................................................................................................................4
2.1 BANDARA...............................................................................................4
2.2 WILDLIFE HABITAT..............................................................................4
2.3 BIRD STRIKE..........................................................................................5
BAB 3......................................................................................................................6
3.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN...............................................6
3.2. VISI, MISI, DAN TATA NILAI PERUSAHAAN...............................8
3.2.1. VISI....................................................................................................8
3.2.2. MISI...................................................................................................8
3.2.3. TATA NILAI PERUSAHAAN.........................................................9
3.3. LOGO PERUSAHAAN........................................................................9
3.4. ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN PATUNGAN...........9
3.5. HABITAT, SIFAT DAN BAHAYA YANG DITIMBULKAN.........12
3.6. PENANGANAN DAN PENDEKATAN SOLUSI.............................17
BAB 4....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

iii
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kerja praktek adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung oleh
seseorang yang belum pernah berkecimpung dalam dunia kerja untuk bisa
mengasah dan mendapatkan pengalaman kerja sesuai dengan bidang yang
dipelajari. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan perkuliahan mahasiswa dimana
ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan dapat terealisasikan dan melihat
secara langsung bagaimana ilmu teori itu dipraktekan dalam dunia kerja. Sehingga
kegiatan kerja praktek seperti ini sangat penting sebagai bekal pengalaman bagi
akademisi (mahasiswa) ketika lulus dan akan terjun ke dunia kerja.
Berbicara tentang dunia kerja begitu banyak bidang pekerjaan yang tersedia,
termasuk bidang teknik lingkungan. Teknik lingkungan merupakan salah satu
cabang ilmu keteknikan yang memanfaatkan prinsip dan praktek rekayasa serta
manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan
manusia, makhluk hidup lainnya, serta lingkungan yang terdiri dari air, tanh,
udara secara keseluruhan. Adapun salah satu penggunaan ilmu teknik lingkungan
ini dalam dunia kerja adalah di jasa penerbangan atau biasa disebut bandar udara.
Salah satu bandara terbesar di Indonesia adalah Yogyakarta International Airport
(YIA) PT. Angkasa Pura I (Persero) yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo,
D.I. Yogyakarta. Dibandara ini khususnya dibagian officenya terdapat bidang
Airport Environment Section, yang menangani pengelolaan persampahan, limbah
cair domestik, limbah B3, air bersih dan Wildlife Habitat di lingkungan YIA.
Adapun dalam pengelolaan wildlide habitat masih belum maksimal, dengan
dimasih sering ditemuinya gangguan hewan liar di area Airside bandara yang
sangat bisa membahayakan operasional dari pesawat yang ada.
Oleh karena itu, dari penjelasan dan permasalahan diatas dilakukan suatu
kegiatan kerja praktek di bandara YIA dengan judul “Rekayasa Manajemen
Wildlife Habitat di Lingkungan Yogyakarta International Airport PT. Angkasa

1
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Pura I (Persero). Harapannya didapatkan suatu hasil perencanaan yang sistematis


dan menjawab permasalahan gangguan hewan liar di lingkungan bandara YIA.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik ini adalah:
1. Mengidentifikasi gangguan hewan yang paling sering terjadi di area
bandara.
2. Merencanakan pendekatan yang dapat dilakukan sebagai penanganan
hewan liar di area bandara.

1.3 MANFAAT
Manfaat dari Kerja Praktik ini adalah :
1. Terjalin hubungan kerja sama yang baik antara PT. Angkasa Pura I
(Persero) kantor Cabang YIA dengan prodi Teknik Lingkungan UII.
2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja yang
dibutuhkan sebagai bekal di dunia profesional kedepannya.
3. Membantu kegiatan PT. Angkasa Pura I (Persero) kantor Cabang YIA
dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi berdasarkan ilmu yang
diperleh di bangku perkuliahan.

1.4 LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN

Lokasi dan waktu pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai berikut :


Nama Perusahaan : PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara
Interasional Yogyakarta
Alamat Head Office : Jl. Wates Km. 42, Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta (55282)
Nama Site : www.yogyakarta-airport.co.id
Waktu Pelaksanaan : 14 September – 14 Oktober 2020

2
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Adapun sistematika dalam pembuatan laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan merupakan bab pendahuluan yang berisi mengenai latar
belakang, tujuan kegiatan, ruang lingkup kegiatan, manfaat kegiatan, waktu dan
lokasi pelaksanaan, serta sistematika penulisan.
Bab 2 Gambaran Umum memaparkan secara singkat profil perusahaan. Bab
ini mencakup deskripsi, struktur organisasi, logo dan sejarah perusahaan,
kegiatan di PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional
Yogyakarta dan kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan.
Bab 3 Tinjauan Pustaka di dalam bab ini akan dipaparkan teori-teori yang
berkaitan dengan tema kerja praktik berdasarkan literatur-literatur terkait. Teori-
teori dasar terkait mengenai manajemen wildlife habitat.
Bab 4 Analisis dan Pembahasan analisis dilakukan berdasarkan data sekunder
yang ada, berkaitan dengan flora dan fauna kehidupan liar dilingkungan bandara.
Kemudian, menganalisa bagaimana fauna dalam mencari makan dan memilih
tempat tinggal juga berdasarkan data sekunder yang tersedia. Analisis dilakukan
dengan membandingkan kondisi eksisting dengan teori dan data sekunder yang
didapatkan. Hasil dari analisis ini berupa rekomendasi perencanaan manajemen
wildlife habitat yang sesuai dengan regulasi keamanan dan kenyamanan di area
bandar udara Internasional Yogyakarta PT. Angkasa Pura I (Persero), serta
rekomendasi yang diperkirakan dapat diterapkan.
Bab 5 Penutup membahas mengenai hasil analisa dan perencanaan yang telah
dilakukan diharapkan dapat menjadi referensi bagi PT. Angkasa Pura I (Persero)
bandar udara YIA dalam menangani permasalahan wildlife habitat dilingkungan
bandara. Selain itu juga berisi kata ucapan terimakasih penulis terhadap
selesainya laporan kegiatan kerja praktik ini kepada semua pihak yang telah
mendukung.

3
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2 BANDARA
Bandara atau Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atai perairan
dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang lainnya (Dephub, 2019). Bandar udara sendiri terbagi dalam
2 (dua) jenis pelayanan rute penerbangan, yaitu domestik dan rute internasional
atau penerbangan dari dan ke luar negeri. Di Indonesia khususnya provinsi D.I.
Yogyakarta terdapat bandara internasional yang terletak di kabupaten Kulon
Progo yaitu Yogyakarta International Airport (YIA).
Yogyakarta International Airport merupakan salah 1 dari 13 bandara
yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) dan baru diresmikan pada
anggal 28 Agustus 2020. Mempunyai kode bandara YIA/WAHI, bandara ini
berlokasi di dekat tepi pantai kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, D.I.
Yogyakarta. Bandara YIA terletak Berdiri diatas lahan seluas 600 ha dengan
memilik luas terminal sebesar 210.000 m2. Memiliki landasan Pacu sepanjang
3.250 m yang di proyeksikan dapat melayani hingga 20 juta penumpang
pertahun.

3 WILDLIFE HABITAT
Kehidupan liar di alam terdiri dari kehidupan unsur nabati (tumbuhan)
dan unsur hewani (satwa). Menurut Undang-undang RI No. 5 tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, hewan atau
satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau
di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun
yang dipelihara oleh manusia. Dari unsur nabati (tumbuhan) juga terdapat
tumbuhan liar yang merupakan tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau

4
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya. Satwa dan tumbuhan


liar ini biasanya hidup secara alami di habitatnya. Adapun pengertian dari
habitat adalah lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan
berkembang secara alami.
4 BIRD STRIKE
Bird strike atau bird hazard merupakan hal yang sangat berkaitan erat
dengan dunia penerbangan. Menurut International Civil Aviation Organization
(ICAO) Bird Strike adalah serangan yang terjadi sebagai akibat dari tabrakan
antara pesawat dan burung. Adapun menurut International Bird Strike
Committe (IBSC) Bird Strike adalah setiap (laporan) tabrakan antara burung
atau satwa liar lainnya dengan pesawat. Sehingga dapat dikatakan Bird Strike
adalah setiap gangguan burung baik secara berkelompok maupun tunggal
terhadap pesawat terbang pada saat proses penerbangan. Dari tahun 1912
hingga saat ini Bird Strike masih menjadi perhatian khusus yang perlu
ditangani. Berbagai kasus yang sering terjadi seperti benturan burung ke
pesawat, masuknya burung ke mesin pesawat baik saat take off, terbang
diudara dan atau saat landing. Sehingga hal ini masih menjadi permasalahan
yang terus ditangani dan dicari solusinya.

5
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

BAB 3
HASIL PENGAMATAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN


PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang memberikan pelayanan lalu lintas udara dan bisnis
bandar udara di Indonesia yang menitikberatkan pelayanan pada Kawasan
Indonesia bagian tengah dan timur. Sejarah PT Angkasa Pura I (Persero) -
atau dikenal juga dengan Angkasa Pura Airports - sebagai pelopor
pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia bermula sejak
tahun 1962. Ketika itu Presiden RI Soekarno baru kembali dari Amerika
Serikat. Beliau menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan
Menteri Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara
dengan lapangan terbang di negara maju.
Tanggal 15 November 1962 terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33
Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura
Kemayoran. Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan mengusahakan
Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-satunya
bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri
selain penerbangan domestik.
Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20
Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih secara
penuh aset dan operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta dari
Pemerintah RI. Tanggal 20 Februari 1964 itulah yang kemudian ditetapkan
sebagai hari jadi perusahaan. Pada tanggal 17 Mei 1965, berdasarkan PP
Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan Tambahan PP Nomor 33 Tahun
1962, PN Angkasa Pura Kemayoran berubah nama menjadi PN Angkasa
Pura, dengan maksud untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar
udara lain di wilayah Indonesia.

6
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai (Denpasar), Pelabuhan


Udara Halim Perdanakusumah (Jakarta), Pelabuhan Udara Polonia (Medan),
Pelabuhan Udara Juanda (Surabaya), Pelabuhan Udara Sepinggan
(Balikpapan), dan Pelabuhan Udara Hasanuddin (Ujungpandang) kemudian
berada dalam pengelolaan PN Angkasa Pura. Selanjutnya, berdasarkan PP
Nomor 37 tahun 1974, status badan hukum perusahaan diubah menjadi
Perusahaan Umum (Perum).
Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan
PP Nomor 25 Tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986, nama Perum Angkasa Pura
diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura I. Hal ini sejalan dengan
dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang sebelumnya bernama Perum
Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, secara khusus bertugas untuk
mengelola Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.
Kemudian, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum diubah
menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh
Negara Republik Indonesia sehingga namanya menjadi PT Angkasa Pura I
(Persero). Saat ini, Angkasa Pura Airports mengelola 15 (lima belas) bandara
di Indonesia, yaitu:
1. Bandara I Gusti Ngurah Rai - Denpasar
2. Bandara Juanda - Surabaya
3. Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar
4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan
5. Bandara Frans Kaisiepo - Biak
6. Bandara Sam Ratulangi - Manado
7. Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin
8. Bandara Jenderal Ahmad Yani - Semarang
9. Bandara Adisutjipto - Yogyakarta
10. Bandara Adi Soemarmo - Surakarta
11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah
12. Bandara Pattimura - Ambon
13. Bandara El Tari - Kupang
14. Bandara Internasional Yogyakarta - Kulon Progo

7
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

15. Bandara Sentani – Jayapura


Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak
perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT
Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail.
 Sejarah Bandar Udara Internasional Yogyakarta

Pada 27 Januari 2017 Groundbreaking pembangunan Bandara


Internasional Yogyakarta di Kulonprogo oleh Presiden RI Joko Widodo.
Bandar Udara Internasional Yogyakarta saat ini berdiri di tanah seluas 600
Ha. Bandara ini akan memiliki terminal seluas 210.000 m2 dengan kapasitas
20 juta penumpang per tahun. Selain itu, bandar udara tersebut diperkirakan
bakal memiliki hanggar seluas 371.125 meter persegi yang direncanakan
bakal sanggup menampung hingga sebanyak 28 unit pesawat. Bandara ini
juga, bisa menampung pesawat berbadan lebar, seperti B777, B747, A380.

3.2. VISI, MISI, DAN TATA NILAI PERUSAHAAN

3.2.1. VISI
Menjadi penghubung dunia yang lebih dari sekadar operator
bandar udara dengan keunggulan layanan yang menampilkan
kerahmahtamahan khas Indonesia.

3.2.2. MISI
 Memberikan layanan berskala global dalam standar keselamatan,
keamanan, dan kenyamanan terbaik.
 Meningkatkan nilai pemangku kepentingan.
 Menjadi mitra pemerintah dan penggerak pertumbuhan ekonomi
 Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreativitas dan inovasi.
 Memberikan kinerja pelayanan bandar udara yang prima dalam memenuhi
harapan stakeholder melalui pengelolaan sumber daya manusia yang
unggul.
 Memberikan konstribusi positif pada kelestarian lingkungan.

8
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

3.2.3. TATA NILAI PERUSAHAAN


 Sinergis  - Menghargai keragaman dalam meningkatkan nilai tambah dan
kontribusi kepada perusahaan.
 Adaptif - Kesiapan hati, pikiran, dan semangat dalam menghadapi
perubahan untuk kemajuan perusahaan.
 Terpercaya - Memiliki integritas dan kejujuran dalam menjalankan tugas.
 Unggul – Antusias dalam belajar dan meningkatkan daya saing untuk
kemajuan perusahaan .
Akronim dari Tata Nilai PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah SATU,
dengan proses pembentukan akronim sebagai berikut :
Sinergis, Adaptif, Terpercaya, Unggul.

3.3. LOGO PERUSAHAAN

Gambar 3.1 Logo Angkasa Pura I (Persero)

Sumber : https://ap1.co.id/id
Makna dan Filosofi
1. Warna hijau melambangkan bisnis yang membumi dipadu warna biru
yang melambangkan angkasa.
2. Dua tangan bersalaman juga melambangkan give and take atau memberi
dan menerima serta together stronger yaitu Bersatu semakin teguh.

3.4. ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN PATUNGAN


a. Anak Perusahaan
1. PT. Angkasa Pura Logistik
2. PT. Angkasa Pura Properti
3. PT. Angkasa Pura Supports
4. PT. Angkasa Pura Hotel

9
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

5. PT. Angkasa Pura Retail


b. Joint Ventures
1. PT. Gapura Angkasa
a. Bisnis Utama : Penyedia jasa ground handling
2. PT. Jasa Marga Bali Tol
a. Bisnis Utama : konsorsium investasi pembangunan jalan
3. Yakkap I
a. Bisnis Utama : Yayasan di bidang sosial dan kemanusiaan
4. Dapenra
a. Bisnis Utama : Program pensiun pegawai Angkasa Pura Airports
c. Fasilitas Infrastruktur
 Runway sepanjang 3.250 m x 45 m dengan ketebalan pavement
classification number (PCN) 107
 Luas terminal penumpang 219.000 m2 mampu menampung 20 juta
penumpang per tahun
 22 parking stand
 10 garbarata
 Terminal kargo dengan kapasitas kargo 500 ton per hari
 Underpass
1. Lounge dengan fasilitas
 VIP room (6seat)
 Seating Area (36 seat)
 Smoking room
 Musholla
 Rest room

3. Gedung Pendukung
 Mobile airnav

10
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Struktur Organisasi Kantor Cabang PT Angkasa Pura I

B. GANGGUAN HEWAN DI AREA BANDARA YIA


Konflik antara manusia dengan satwa liar begitu sering terjadi. Seperti di
lingkungan Bandara YIA telah beberapa kali didapatkan laporan terkait
adanya gangguan hewan liar, baik itu di area Landside (terminal, GWT) dan di
area Airside. Berdasarkan laporan yang diterima oleh Airport Environment

11
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Section, gangguan hewan yang pernah terjadi seperti gangguan serangga


Tomcat (Paederus fuscipes) yang mengganggu salah seorang petugas di area
Apron bandara. Selain itu diterima juga laporan terkait gangguan tikus di area
terminal, serta adanya laporan kucing liar yang masuk dan mengganggu
kenyamanan dari pada penumpang di area terminal. Kemudian, gangguan
hewan yang menjadi salah satu yang sangat diperhatikan adalah gangguan
burung diarea Airside yang bisa membahayakan hingga mengakibatkan
kecelakaan pesawat yang melintas. Permasalahan oleh burung di area bandara
ini biasa disebut sebagai Bird Strike. Beberapa permasalahan dengan hewan
liar di area bandara ini kemungkinan besar di karenakan aktifitas bandara yang
tergolong masih belum lama beroperasi serta lokasi bandara yang sebelumnya
merupakan area persawahan, tambak-tambak ikan, serta pemukiman penduduk
di pesisir pantai selatan kabupaten Kulon Progo.

3.5. HABITAT, SIFAT DAN BAHAYA YANG DITIMBULKAN


3.5.1. TOMCAT (PAEDERUS FUSCIPES)
Kumbang tomcat bersifat kosmopolit (berada di mana-mana) dan
berhabitat di tanah lembap pada pertanaman padi dan palawija. Tomcat
berkembang biak ditanah. Di dalam tanah, telur diletakan secara tunggal.
Setelah telurmenetas, larva mengalami dua kali pergantian kulit sebelum
menjadi pupa. Setelah dewasa kumbang tomcat keluar dari dalam tanah
kemudian hidup pada tajuk tanaman untuk mencari mangsa yang umumnya
adalah kelompok serangga hama. Perkembangan dari telur menjadi dewasa
berlangsung 13-19 hari (Singh dan Ali, 2007). Lama hidup serangga ini untuk
betina 113,8 hari dan jantan 109,2 hari. Kelompok burung merupakan
predator bagi larva dan kumbang tomcat. Kumbang tomcat aktif pada siang
hari dan tertarik dengan cahaya terang pada malam hari. Sifat inilah yang
diduga memicu masuknya kumbang ke permukiman, selain karena
berubahnya habitat tomcat. Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir
musim hujan (Maret dan April), yang kemudian berkurang dengan cepat
seiring munculnya cuaca kering pada bulan-bulan berikutnya.

12
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Tomcat sering dirasa berbahaya karena cairan hemolimpfa yang ada dalam
rongga tubuhnya yang disebut paederin. Racun ini bereaksi antara 12-36 jam
setelah berkontakan dengan kulit. Akibatnya terjadi iritasi kulit yang terlihat
seperti melepuh. Rumus kimia paederin adalah C24H45O9N dimana jumlah
molekul H yang dominan dan menjadikan senyawa ini sangat asam sehingga
bersifat korosif. Pada area bandara YIA Kulonprogo sudah beberapa kali
menerima laporan adanya gangguan tomcat, sehingga bahaya tomcat ini
sangat mengganggu kenyamanan baik dari pekerja ataupun pengunjung
nantinya.
3.5.2 TIKUS RUMAH (RATTUS RATTUS DIARDII)
Tikus rumah merupakan salah satu jenis tikus yang sering ditemui pada
bangunan yang dihuni manusia seperti rumah, kantor, hotel dan bangunan
lainnya. Tikus jenis ini hidupnya sangat bergantung pada kehidupan manusia.
Secara biologis tikus memiliki gigi seri yang mengalami pertumbuhan
sepanjang hidup, sehingga sifat mengeratnya untuk memotong atau
memendekan gigi seri tersebut. Tikus senang hidup pada areal yang jarang
disentuh manusia seperti, pada tempat-tempat gelap, lembab, kotor,
tersembunyi, dan dekat dengan sumber makanan. Tikus merupakan hewan
kosmopolitan yang sangat cerdik, tahu mengajarkan dan memperkenalkan
bahaya bagi keturunannya (Lydia, 2016). Tikus memiliki indera penciuman
yang sangat baik untuk mendeteksi kondisi serta bahaya yang ada
disekitarnya. Begitu juga dengan indera pendengaran pada tikus berkembang
sangat baik, hal ini memungkinkan tikus memiliki tanggap akustik dan
berkomunikasi dengan suara ultrasonik (Rahmadayani, 2019).
Selain itu, ternyata tikus memiliki efek negatif seperti mengerat peralatan,
tembok dan menjadi vektor pembawa penyakit dari hewan ke manusia.
Melalui kutu, urin, dan fases ketika terkontaminasi dengan makanan, bahan
makanan, atau air pencuci bahan makanan, piring atau air mandi. Hal ini
serupa dengan laporan yang diterima Airport Environment Section bahwa
terdepat beberapa tembok toko yang dilubangi dan merusak beberapa
makanan yang terdapat di toko tersebut, sehingga potensi gangguan tikus

13
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

diarea bandara YIA sudah nyata dan perlu adanya penanganan yang sesuai
dengan lingkungan bandara YIA.

3.5.3 KUCING (FELIS SILVESTRIS CATUS)


Kucing merupakan hewan yang paling sering ditemui dilingkungan. Tidak
terkecuali di area bandara YIA. Kucing adalah sejenis karnivora kecil dari
keluarga felidae yang sudah dijinakan selama ribuan tahun. Kemampuan
kucing beradaptasi di suatu daerah sangat baik, sehingga kucing mampu
bertahan hidup dalam berbagai habitat (mulai dari daerah panas hingga daerah
dingin, dari daerah tandus hingga hutan belantara). Hewan ini dilengkapi
dengan cakar yang kuat untuk menangkap mangsanya. Cakar dan telapk kaki
tersebut berguna untuk melompat, lari dan menahan tubuhnya serta sebagai
alat peraba yang sangat sensitif (Sari, 2008). Akan tetapi keberadaan kucing-
kucing liar ini sering kali mengganggu aktifitas manusia, termasuk di area
bandara YIA. Seperti diterimanya laporan beberapa kali adanya kucing masuk
ke area bandara yang bisa mengacak beberapa tempat sampah, kemudian
mengganggu pengunjung yang sedang makan di area terminal. Bahkan pernah
ditemukan jejak kucing di area AHU terminal kedatangan internasional, hal
ini bisa saja mengakibatkan kucing masuk menyelinap kedalam peralatan
penting di bandara YIA.
3.5.4 BURUNG-BURUNG
Burung merupakan salah satu satwa liar yang cukup dominan dan sering
ditemui di area bandara. Hal ini dikarenakan kawasan Bandara YIA dibangun
pada area dekat pantai Kulon Progo yang merupakan tempat habitat bagi
beberapa jenis burung yang ada di Indonesia. Berdasarkan data sekunder yang
didapat dari Kajian AMDAL Bandara YIA, diketahui bahwa ada berbagai
jenis burung yang ditemukan dilingkungan sekitar bandara. Seperti data
dibawah ini:

14
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

No NAMA INDONESIA NAMA LATIN Famili J.O J.I Status


.
1 Bentet Kelabu Lanius schach Laniidae 1 1
2 Cakakak sungai Todirhamphus chloris Alcedinidae 1 1 Dilindungi
3 Raja -Udang Biru Alcedo coerulescens Alcedinidae 2 2 Dilindungi
4 Walet Linchi Collocalia linchi Apodidae 4 13
5 Walet Sarang-Hitam Collocalia maxima Apodidae 1 2
6 Blekok sawah Ardeola speciosa Ardeidae 1 2 Dilindungi
7 Layang-layang Delichon dasypus Hirundinidae 1 1
Rumah
8 Cangak Laut Ardea sumatrana Ardeidae 1 1
9 Kuntul Besar Egretta alba Ardeidae 1 1 Dilindungi
10 Kuntul Kerbau Bubulcus ibis Ardeidae 1 30 Dilindungi
11 Cabak Kota Caprimulgus affinis Caprimulgidae 1 1
12 Cici Padi Cisticola juncidis Cisticolidae 1 2
13 Perkutut Jawa Geopelia striata Columbidae 1 1
14 Tekukur Streptopelia chinensis Columbidae 5 6
15 Bubut alang-alang Centropus bengalensis Cuculidae 1 1
16 Bubut besar Centropus sinensis Cuculidae 1 1
17 Kekep Babi Artamus leuorynchus Cuculidae 1 1
18 Wiwik Uncuing Cocomantis sepulcralis Cuculidae 3 4
19 Cabai Jawa Dicaeum trochileum Dicaeidae 1 1
20 Bondol Jawa Lonchura Estrildidae 3 18
leucogastroides
21 Bondol Taruk Lonchura molucca Estrildidae 2 41
22 Layang-layang Batu Hirundo tahitica Hirundinidae 1 2
23 Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis Nectariniidae 2 2 Dilindungi
24 Burung Gereja Erasia Passer mntanus Ploceidae 2 7
25 Kutilang Pycnotus aurigaster Pycnonotidae 4 8
26 Merbah Cerukcuk Pycnonotus golavier Pycnonotidae 3 3
27 Kareo Padi Amaurornis phoenicurs Rallidae 1 1
28 Cinenen Pisang Orthotomus sutorius Silviidae 1 1
29 Gemak Loreng Turnix suscitator Turnicidae 1 1
30 Kacamata Jawa Zosterops flavus Zosteropidae 1 2
Total 10 158

Berdasarkan data tersebut, diketahui terdapat 6 jenis burung dilindungi PP


No. 7 tahun 1999. Dan terdapat 1 jenis elang yang dilindungi yaitu Elang
Bondol (Haliastur indus). Kemudian, dari data diatas juga diketahui terdapat
beberapa jenis burung yang sering ditemui dan ini sesuai dengan yang pernah
terlihat di area Airside bandara seperti burung Kuntul kerbau (Bubulcus ibis),
Bondol jawa (Lonchura leucogastroides), Bondol Taruk (Lonchura molucca),

15
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

dan Walet Linchi (Collocalia linchi), dan Tekukur (Streptopelia chinensis)


Adapun burung yang juga pernah teramati adalah burung elang bondol yang
sedang melayang di atas area Landside bandara.
Daerah lapangan hijau yang luas dan kaya akan sumber makanan
adalah daerah yang dijadikan habitat oleh burung, dimana daerah tersebut
jarang adanya pemangsa bagi burung tersebut. Lingkungan bandara YIA pada
umumnya adalah kawasan yang terdiri dari lapangan hijau yang luas. Burung
tertarik dengan lingkungan bandara sebagai sumber makanan (serangga &
biji-bijian) dan air serta ketersediaan tempat berlindung, dimana hewan
tersebut dengan aman dapat beristirahat, bersarang, dan bertengger (Transport
Canada, 2007). Menurut Richard dan Deacon (2003) lahan basah telah
menyebabkan resiko penerbangan. Karena lahan basah pada lingkungan
bandara adalah lahan yang tergenang saat hujan dimana lahan tersebut
memiliki sumber makanan yang melimpah sehingga jenis burung air maupun
burung pantai secara khusus tertarik pada lahan ini sebagai mencari makan.
Keberadaan burung diarea bandara sungguh menjadi ancaman karena
Bird Strike sering terjadi saat pesawat dalam posisi ketinggian rendah seperti
saat take off, movement area, dan landing. Menurut Barras (2002) sebanyak
90% gangguan burung terjadi pada lingkungan bandara selama landing dan
take off. Insiden bird strike yang terjadi biasanya adalah burung menabrak
windshield/ badan pesawat dan tersedotnya burung ke mesin pesawat,
sehingga mengakibatkan mesin pesawat berhenti, hancur dan bahkan menjadi
terbakar. Meskipun hal ini belum pernah terjadi di Bandar udara YIA, tetap
harus menjadi perhatian karena hal ini akan selalu mengancam keselamatan
dan keamanan bagi penerbangan.

3.6. PENANGANAN DAN PENDEKATAN SOLUSI


3.6.1. TOMCAT
Kumbang tomcat secara alamiah memiliki kemampuan untuk
mengatur populasi hama dipersawahan. Namun ketika lingkungan sawah
atau habitat aslinya berubah fungsi, maka kumbang tomcat akan berpindah

16
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

mencari habitatnya terutama pada malam hari tomcat akan terbang


menghampiri sumber cahaya, dan bangunan bercahaya umumnya di
tempati oleh pegawai di bandara YIA.
Langkah penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani
gangguan tomcat ini adalah sebagai berikut:
 Penanganan dengan hewan biokontrol menggunakan predator
alamiah seperti burung-burung pemakan serangga.
 Penyemprotan insektisida gedung yang selalu terbuka dengan area
tanah lapang, karena pada area ini tomcat lebih mudah
menghampiri pada malam hari. Penyemprotan dilakukan secara
rutin 3 bulan sekali, mengingat umur tomcat bisa mencapai 110
hari (disarankan pada bulan (Maret, April, Juli, Oktober,
Desember). Pada bulan Maret-april dilakukan 2 kali penyemprotan
karena pada bulan ini merupakan akhir musim penghujan, sehingga
tomcat lebih sering berkembang biak.
 Pengedukasian kepada pegawai apabila melihat tomcat untuk tidak
membunuhnya dengan tangan. Apabila racun paederus dari tomcat
sudah mengenai kulit untuk segera dicuci menggunakan air
mengalir dan sabun (karena nilai pH racun paederus tomcat sangat
rendah/ asam).
3.6.1. TIKUS
Secara alamiah tikus memang akan rutin melakukan penggerogotan
berbagai alat disekitarnya. Hal ini tikus lakukan untuk menjaga kedua gigi
serinya yang terus tumbuh sepanjang hidupnya. Namun, upaya
penanganan untuk mengatasi tikus diarea bandara YIA ini bisa dilakukan
dengan cara kimiawi dan fisika, yaitu:
 Secara kimiawi menggunakan racun/ rodentisida, baik dengan
fumigasi ruangan/ area ataupun dengan menggunakan umpan
makanan beracun.
 Penanganan secara fisika menggunakan jebakan-jebakan tikus, dan
juga dapat menggunakan pemancar gelombang suara ultrasonik

17
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

pada frekuensi tertentu. Dimana pemancar suara ultrasonik ini


dapat dikendalikan secara manual, atau secara otomatis
menggunakan pendeteksi gerak. Efektifitas gelombang ultrasonik
terhadap tikus yang mempunyai jangkauan pendengaran 5-60 kHz
seperti dijelaskan tabel pada jurnal penelitian Denny dkk (2017)
yaitu :
Frekuensi
No. Tikus 1 Tikus 2 Tikus 3
(kHz)
Agak menjauh
1 20 Sedikit menjauh Agak menjauh
dan tidak makan
Terganggu,
Bingung dan
2 50 bingung, tidak Mencakar-cakar
menjauh
makan
Tidak Tidak Tidak
3 100
terpengaruh terpengaruh terpengaruh
Sangat tidak Tidak Tidak
4 150
terpengaruh terpengaruh terpengaruh

Penggunaan frekuensi suara ultrasonik ini harus dirubah-ubah


nilainya, sehingga tidak ada kesempatan bagi tikus untuk
menyesuaikan diri.
3.6.2. KUCING
Kucing merupakan hewan yang memiliki penciuman yang tajam dan
sensitif dari jarak yang cukup jauh. Terlebih kucing merupakan hewan
yang eksploratif dan suka menjelajah. Sehingga akan sangat mudah bagi
kucing untuk mencari sumber makanan. Meski sumber makanannya
tersebut berada didalam bungkusan sampah-sampah, kucing akan
menggunakan cakarnya untuk mengeluarkan makanan yang dia cari.
Sehingga langkah penanganan yang sekiranya dapat dilakukan terhadap
gangguan kucing di area bandara YIA, yaitu :
 Penutupan akses pada pagar pembatas, saluran drainase yang terbuka
di lingkungan bandara.
 Pengelolaan tempat sampah yang tertutup dan dikelola supaya
tempat sampah tidak overload.

18
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

 Penggunaan bahan-bahan aromatik berbau menyengat seperti parfum


aromatik jeruk, lemon, lavender, sereh, dan aromatik menyengat lain
yang tidak di senangi oleh kucing.

3.6.3. BURUNG-BURUNG
Bandara YIA merupakan area yang memiliki lahan terbuka yang luas
dan dipenuhi oleh rerumputan. Terlebih lagi area bandara YIA berlokasi di
dekat pesisir pantai selatan Kulon Progo dan dekat dengan pantai trisik
yang merupakan pusat imigrasi berbagai burung di asia dan australia.
Sehingga potensi ancaman Bird Strike oleh burung terhadap pesawat
sangat nyata. Sehingga pengelolaan lingkungan untuk menghindari
burung-burung mendarat dan mencari makan area Airside harus dilakukan.
Adapun langkah-langkah yang sekiranya dapat dilakukan, yaitu:
 Penanganan tidak langsung :
a. Melakukan kajian studi yang lebih lanjut mengenai jalur imigrasi
tahunan burung-burung di area pantai selatan Kab. Kulonprogo,
mengingat dengan adanya bandara yang sudah beroperasi, bisa
saja terjadinya pola imigrasi burung yang harus di perbaharui
sebagai bentuk pertimbangan untuk dasar keputusan pengelolaan
Wildlife Habitat Manajemen kedepannya.
b. Pembuatan habitat buatan diluar area bandara YIA yang
lingkungan buatannya disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik dari burung yang ingin dialihkan.
c. Landscaping dan renovasi vegetasi rumput diseluruh area airside
untuk menghilangkan tanaman semak, dan rerumputan berbiji
untuk diganti dengan rumput/tanaman jenis Tall Fescue (Festuca
arundinacea) karena menurut Schmidt dan Osborn (1993)
tanaman ini mampu menghasilkan alkaloids ataupun tannin yang
dapat mengakibatkan malnutrisi untuk, mengurangi reproduksi,
dan beberapa penyakit untuk serangga dan mamalia kecil yang
sering hidup di rerumputan.

19
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

d. Pemantauan dan perbaikan drainase air hujan supaya tidak


terbentuk genangan air saat hujan di area airside, salah satunya
bisa dengan pembuatan biopori.
 Penanganan langsung :
a. Perawatan secara berkala untuk menjaga tumbuhan di area
airside tingginya maksimal berkisar antara 18-25 cm (Brian and
Thomas, 2004).
b. Pengusir burung dengan Bioacustic frekuensi tertentu, karena
burung dapat mendengar pada frekuensi 100-29.000 kHz. Hal ini
sudah diterapkan di bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.
Sumber suara bisa tetap(jarak antar sumber disesuaikan dengan
kekuatan suara) dan mobile sumber suara.
c. Adapun pengusir lainnya seperti lasser penembak, Anjing,
Falconary, Drone, Gass Cannon (Ahmed, 2019).

20
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari laporan kerja praktek ini dapat diketahui bahwa di area Yogyakarta
International Airport terdapat berbagai macam gangguan hewan liar seperti
adanya gangguan dari kumbang tomcat (Paederus fuscipes) di area Apron dan
GWT, Tikus (Rattus rattus diardii) di area terminal khususnya pada kawasan
pertokoan, Kucing (Felis silvestris catus) di area terminal dan ditemukannya jejak
kucing di ruang AHU terminal internasional, serta gangguan di area airside oleh
burung-burung jenis Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Bondol jawa (Lonchura
leucogastroides), Bondol Taruk (Lonchura molucca), Walet Linchi (Collocalia
linchi), dan Tekukur (Streptopelia chinensis).
Pada laporan ini juga didapatkan beberapa data sekunder dan refrensi
mengenai langkah dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan
menghilangkan gangguan wildlife di area Bandara YIA. Namun, dari keseluruhan
saran yang ada perlu adanya penelitian dan uji coba yang lebih komprehensif.
Mengingat bandara YIA adalah bandara baru dan merupakan bandara yang berdiri
dilingkungan yang ekosistemnya variatif seperti persawahan, delta, muara, pesisir.
Semoga laporan tertulis ini dapat menjadi langkah awal untuk adanya pengelolaan
wildlife habitat yang berkelanjutan di lingkungan Yogyakarta International
Airport PT. Angkasa Pura I (Persero).

Kontak:
Program Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Jalan Kaliurang Km. 14,5, Kec. Ngaglik, Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta, 55584
Tel. (0274) 896440 ext. 3210
Fax. (0274) 895330
E-mail: environment@uii.ac.id
Website: environment.uii.ac.id

21
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed F. El-Sayed. 2019. Bird Strike in Aviation: Statistics, Analysis and


Management, Edisi Pertama. John Wiley & Sons Ltd.

Arifin, Muhammad. 2012. Pengelolaan Kumbang Tomcat Sebagai Predator Hama


Tanaman dan Penular Penyakit Dermatitis. Pengembangan Inovasi
Peretanian 5(1), hal: 58-64. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian. Bogor.

Brian, E. W., and Thomas, W. S. 2004. Management of Vegetation to Reduce


Wildlife Hazards at Airports. University of Nebraska. Lincoln

Denny, Wijanarko. Ika W., Widya, A. 2017. Gelombang Ultrasonik Sebagai Alat
Pengusir Tikus Menggunakan Mikrokontroler Atmega. Jurnal Teknologi
Informatika dan terapan Vol. 04, No. 01. ISSN: 235-838X.

Federal Aviation Administration. 1993. Airport Wildlife Hazard Management.


Office of Airport Safety and Standards. Advisory Circular AC150/5200-32.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang


Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Rahmadayani, F. 2019. Survei Keberadaan Tikus di Gudang Pelabuhan Belawan


Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Medan Tahun
2019. Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan. Kabangjahe.

Sari, Citra. 2008. Deteksi Antibodi Avian Influenza Subtipe H5 Pada Kucing
Jalanan (Felis silbestris catus) di Beberapa Pasar dan Perumahan di
Surabaya dengan Uji Hemaglutinasi Inhibisi (HI Test). Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.

Singh, G. and S.Y. Ali. 2007. Paederus dermatitis. Indian J. Dematol. Venereol.
Leprol. 73(1): 13-5.

Schmidt, S. P., and Osborn, T. G., Effects of Endophyte-infected tall fescue on


animal performance. Agriculture, Ecosystems, and Environment, Vol. 44,
pp. 233-262.

22
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

LAMPIRAN

Kegiatan Yang dilakukan selama Kerja Praktek di YIA

N
KEGIATAN YANG DILAKUKAN TANGGAL
O
1 Meresume MOM Birdstrike dan membuat Power Point 16-17 September 2020
2 Meresume dan mengisi ACI 17-21 September 2020
Membuat IK pengelolaan Sampah dan Air Limbah
3 18-22 September 2020
Domestik
Meresume SNI pengambilan air limbah, udara ambien,
4 5-6 Oktober 2020
dan kebisingan
5 Membuat diagram pengelolaan sampah YIA 29 September 2020
6 Membuat 4 artikel tentang lingkungan 22 Sept-12 Okt 2020
7 Mendesain 4 poster tentang lingkungan 22 Sept-12 Okt 2020
8 Membuat desain titik penaatan influen dan effluent STP 12-15 Oktober 2020
9 Meresume teknis layout gedung B3 13-14 Oktober 2020
Kunjungan dan survey ke area :
 STP,
 TPS,
 Ruang AHU terminal Internasional, dan
10 18 Sept- 13 Okt 2020
 Gedung GWT, RWT YIA
 Airside
 Gedung Pemadam Kebakaran
 Terminal Keberangkatan
11 Mempresentasikan Laporan Topik Kerja Praktek 15 Oktober 2020

23
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

LAMPIRAN

Gambar1. Pengecekan dan Pembersihan Gambar2. Penambahan Chemical di


AHU Terminal GWT

Gambar 3. RWT Barat Terminal Gambar 4. Sistem air


bersih GWT

24
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Gambar 5. TPS 3R Gambar 6. Sampling air limbah STP

Gambar 7. Survey titik Penaatan air limbah Gambar 8. AHU Terminal


International

25
Laporan Kerja Praktik
REKAYASA MANAJEMEN WILDLIFE HABITAT
DI LINGKUNGAN YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT
PT. ANGKASA PURA I (PERSERO)

Gambar 9. Diskusi IPLC dengan SATKER Gambar 10. Presentasi Laporan


Kerja Praktek

Gambar 11. Sidang KP dengan Pembimbing di Jurusan

26

Anda mungkin juga menyukai