LAPORAN MAGANG
(PT. Inti Indosawit Subur, Pelalawan)
Oleh:
Mengesahkan,
Pembimbing Perusahaan
RONI SINULINGGA
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
LAPORAN MAGANG
(PT. Inti Indosawit Subur, Pelalawan)
Oleh:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
iv
LAPORAN MAGANG
DI PT. INTI INDOSAWIT SUBUR
Oleh :
Rizki Hadi Kurniawan1) Wresni Anggraini, ST., MM2)
ABSTRAK
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang disajikan oleh Program Studi Teknik
Industri, Fakultas sains dan teknologi, Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN
SUSKA) sehingga semua mahasiswa Teknik Industri wajib mengikutinya. Dalam hal ini
mahasiswa memanfaatkan kerja praktek sebagai ajang melatih diri sesuai dengan kemampuan
yang telah dipelajari didalam perkuliahan, untuk itu mahasiswa kerja praktek melakukan magang
di PT.Inti Indosawit Subur. PT. Inti Indosawit Subur merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri pengolahan kelapa sawit. Adapun jenis produk yang diproduksi
oleh PT. Inti Indosawit Subur diantaranya crude palm oil (CPO), kernel palm oil (PKO) danpalm
kernel expeller (PKE). Produk-produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan Standar
Mutu untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan pangsa pasar. PT. Inti Indosawit Subur berada di
Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Pelaksanaan kerja
praktek dilakukan pada proses produksi Palm Kernel Oil (PKO). Adapun masalah yang ada selama
melaksanakan kerja praktek adalah: 1) Target produksi palm kernel oil yang tidak tercapai, 2)
Breakdown mesin daya energi, 3) Tandan buah segar terlewat masak (over ripe), 4) kedisiplinan
karyawan , 5) penggunaan sarung tangan safety. Dari masalah yang ada, solusi yang ditawarkan
adalah: 1) meminimalisir breakdown mesin dan mengawasi agar mesin screw press berjalan
dengan baik, 2) Membuat SOP agar pengalihan daya lebih teratur. 3) Melakukan penjadwalan
produksi untuk mencapai target penyelesaian pengolahan TBS. 4) Memberikan reward kepada
karyawan disiplin agar dapat meningkatkan kedisipinan dan semangat dalam bekerja serta
melaksanakan K3, 5) melakukan perancangan ulang sarung tangan yang lebih ergonomi.
1)
Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.
2)
Dosen Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ................................................. I-1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ............................................................... I-2
1.3 Batasan Kerja Praktek ............................................................. I-3
1.4 Manfaat Kerja Praktek ............................................................. I-3
ix
2.8 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1 ....... II-4
2.9 Struktur Organisasi PT. IIS PMKS UKUI 1 ............................ II-5
2.10 Luas dan Letak Areal Pabrik .................................................... II-5
2.11 Sumber Bahan Baku ................................................................. II-6
2.12 Strategi Pencapaian Hasil Industri yang Berkesinambungan ... II-6
2.13 K3 dan Perlindungan dari Kebakaran....................................... II-7
2.14 Pengelolahan Lingkungan ........................................................ II-7
2.15 Manfaat Ekonomi ..................................................................... II-8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. V-1
5.2 Saran ........................................................................................ V-6
DAFTAR PUSTAKA
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah yang Maha Kuasa Tuhan
Semesta Alam atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kerja Praktek ini dilaksanakan selama satu bulan dimulai dari tanggal 20
januari 2017 sampai dengan 28 Februari 2017, di PT. Inti Indosawit Subur..
Dalam laporan ini penulis membahas tentang “LAPORAN MAGANG DI PT.
INTI INDOSAWIT SUBUR, PELALAWAN”.
Kerja praktek ini merupakan suatu kesempatan bagi mahasiswa untuk
dapat menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapat dalam perkuliahan dan juga
sebagai sarana untuk mengetahui dunia kerja dalam kondisi nyata. Laporan kerja
praktek ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan Tugas Akhir
di Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Banyak sekali pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun
laporan kerja praktek, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ismu Kusumanto, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Ibu Wresni Anggraini, ST., MM, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk berkonsultasi dalam penyelesaian laporan ini.
3. Bapak Muhammad Ihsan Hamdy, ST., MT, selaku koordinator Kerja
Praktek Jurusan Teknik Industri.
4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Industri yang telah banyak
memberikan masukan dan meluangkan waktu untuk transfer ilmu guna
menyelesaikan laporan ini.
5. PT. Inti Indosawit Subur (Asian Agri group) yang telah memberikan saya
kesempatan untuk melakukan kegiatan kerja praktek.
vii
6. Bapak Roni Sinulingga, selaku pembimbing lapangan sewaktu melakukan
kegitan kerja praktek.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua serta seluruh keluarga yang selalu
mendoakan untuk kesuksesan dan memberikan motivasi hingga selesainya
laporan kerja praktek ini.
8. Terkhusus untuk orang-orang tersayang yang telah banyak membantu serta
memberikan masukan dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
Tanpa campur tangan mereka, laporan ini mungkin tidak dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
9. Teman-teman Teknik Industri angkatan 2014 dan teristimewa teman-
teman seperjuangan kelas C angkatan 2014 yang telah memberikan
dukungannya dalam penyelesaian laporan ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Industri dan teman-teman
seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
memberikan dorongan, masukan kepada penulis untuk menyelesaikan
laporan ini.
Akhirnya kepada semua pihak, penulis hanya dapat men-do’akan semoga
bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan kiranya dibalas oleh Allah
yang maha Kuasa, Amin.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharap kritik serta saran yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini dan agar lebih baik
dimasa yang akan datang.
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 struktur Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1....... II-5
3.1 Lokasi Pabrik Kelapa Sawit ............................................................ III-1
3.2 Diagram proses pengolahan kelapa sawit ....................................... III-3
3.3 Diagram proses pengolahan CPO dan PKO.................................... III-4
3.4 selesai briefing pagi......................................................................... III-5
3.5 Mesin Splitter .................................................................................. III-5
3.6 Mesin Steam Sterilizer .................................................................... III-6
3.7 Mesin Tresher ................................................................................. III-6
3.8 Mesin Digester Pres........................................................................ III-7
3.9 Mesin Cake Breaker Conveyor (CBC)............................................ III-7
3.10 Mesin Depericarper ........................................................................ III-8
3.11 Mesin Nut Polishing Drum ............................................................. III-8
3.12 Mesin Ripple mill ............................................................................ III-9
3.13 Mesin Kernel Polishing Drum ........................................................ III-9
3.14 Mesin Hydrocyclon ......................................................................... III-10
3.15 Mesin Kernel Silo Drier .................................................................. III-10
3.16 Mesin Kernel Crusher ..................................................................... III-11
3.17 Mesin Vibrating Screen................................................................... III-11
3.18 Mesin Filter Leaf............................................................................. III-12
3.19 Mesin Pompa Minyak ..................................................................... III-12
3.20 Jembatan Timbang .......................................................................... III-13
3.21 Sortir Area....................................................................................... III-13
3.22 loading ramp conveyor.................................................................... III-13
3.23 Buah Sawit dan Brondolan.............................................................. III-14
3.24 Sawit Hasil Rebusan........................................................................ III-14
3.25 Brondolan hasil penebahan (Thresing) ........................................... III-15
3.26 Proses di Tabung Digester .............................................................. III-15
3.27 Serat dab Nut Hasil Press................................................................ III-16
xii
3.28 Pemisahan Fiber dengan Nut .......................................................... III-16
3.29 Tabung Fiber Bahan Bakar Boiler .................................................. III-17
3.30 Proses Mesin Hydrocyclon.............................................................. III-18
3.31 bunker kernel................................................................................... III-18
3.32 Penampungan Cangkang Kernel ..................................................... III-19
3.33 Proses Kernel di Mesin Crusher Stage1 ......................................... III-19
3.34 Proses bungkil di Mesin Crusher Stage 2 ....................................... III-20
3.35 Gudang Bungkil .............................................................................. III-20
3.36 Proses vibrating screen dan kolam Sedimentasi ............................. III-21
3.37 Pompa Minyak Menuju Storage Tank ............................................ III-21
3.38 PKO Storage Tank .......................................................................... III-22
3.39 Packing Palm Kernel Oil ................................................................ III-22
3.40 Kegiatan Sortir yang diaw asi Pihak Pekebun ................................ III-24
3.41 Pembantu Operator mencunkil Rebusan ......................................... III-26
3.42 Operator Menyungkil Penyumbatan ............................................... III-27
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 .. II-4
2.2 Luas dan Letak Areal Pabrik ........................................................... II-5
3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek ........................................................ III-1
3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek (Lanjutan) ...................................... III-2
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
I-2
5. Untuk memberikan solusi dan saran kepada perusahaan terhadap masalah
yang ada dengan menggunakan ilmu yang telah di peroleh dibangku
perkuliahan.
I-3
c. Sebagai tambahan referensi untuk koleksi perpustakaan fakultas
maupun Universitas.
3. Bagi Perusahaan
a. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan kepada masyarakat.
b. Mengetahui profesi keilmuan teknologi khususnya dibidang teknik
industri.
c. Hasil analisa yang dilakukan selama kerja praktek dapat menjadi
bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakasanaan
perusahaan di masa yang akan datang.
d. Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia, terutama calon tenaga kerja sehingga memudahkan dalam
proses pencarian tenaga kerja profesional.
I-4
BAB II
PROFIL INDUSTRI KELAPA SAWIT
2.3.2 Misi
Adapun visi dari PT.Inti Indosawit Subur yaitu:
1. Profesionalisme dengan integritas tinggi
2. Kepemimpinan
3. Berorientasi pada hasil kerja
4. Memupuk kepedulian tanggung jawab terhadap
lingkungan.
II-2
2.4 Faktor yang Menentukan Tercapainya Visi dan Misi
Adapun faktor yang menentukan tercapainya visi dan misi, sebagai
berikut:
1. Sumber daya Manusia yang berkualitas dan profesional
2. Sumber bahan baku yang berkualitas
3. Dukungan eksternal seluruh pihak yang terlibat
4. Kapasitas dan komitmen Manajemen
5. Target yang tercapai
6. Memegang teguh keselamatan dan kesehatan dalam bekerja
II-3
5. Memiliki dan mampu menciptakan ide-ide cemerlang untuk kemajuan
perusahaan
6. Memiliki komitmen untuk menciptakan sumberdaya yang unggul
2.8 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1
Pekerjaan Jumlah (Orang)
Pengawas perusahaan 1
Manager pabrik 1
Asisten Kepala Pabrik 1
Asisten Pabrik 4
Asisten Akuntansi dan administrasi 1
Karyawan Proses / Pengolahan 50
Karyawan Laboratorium 27
Karyawan Bengkel 27
Karyawan Kantor 6
Karyawan Umum dan Keamanan 19
Jumlah Tenaga Kerja 138
II-4
2.9 Struktur Organisasi PT. IIS PMKS UKUI 1
Adapun struktur Organisasi Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS
UKUI 1, Sebagai Berikut:
Gambar 2.1 Struktur Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1
II-5
2.11 Sumber Bahan Baku
Adapun Sumber Bahan Baku yang di peroleh yaitu:
1. Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Perkebunan Ukui 1
2. Perkebunan kelapa sawit plasma masyarakat yang bekerja sama dengan
Koperasi Unit Desa dan pengelola didampingi pihak perusahaan
3. Perusahaan berusaha memperbaharui perkebunan dengan cara penanaman
kembali untuk perkebunan yang sudah tua dan tidak produktif.
II-6
3. Aspek Sosial dan Ekonomi
Adapun aspek sosial dan ekonomi sebagai berikut:
a. Saling mengenal dan menjalin komunikasi yang baik sesama karyawan
maupun staff
b. Menciptakan peluang usaha serta meningkatkan perekonomiannya
4. Aspek Teknologi
Adapun aspek teknologi sebagai berikut:
a. Perawatan setiap mesin yang digunakan
b. Pengecekkan secara berkala untuk mengidentifikasi masalah yang
berpotensi terjadi
c. Penerapan teknologi yang lebih efisien dan produktif
II-7
2.15 Manfaat Ekonomi
Adapun manfaat ekonomi sebagai berikut:
1. Peningkatan pendapatan masyarakat tempatan
2. Terciptanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar
3. Memberikan kontribusi pendapatan daerah ataupun pusat
4. Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana sosial
II-8
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
III-2
3.2 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek yaitu terjun
kelapangan berpartisipasi langsung dengan segala kegiatan yang terjadi dilantai
produksi. Dalam melakukan kerja praktek mahasiswa kerja praktek berusaha
mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menyusun laporan kerja praktek
beberapa cara untuk mendapat informasi dan data yang diperlukan untuk
menyusun laporan dengan melakukan serangkaian wawancara terhadap pihak
perusahaan baik manager, asisten perusahaan , maupun karyawan yang ada pada
lokasi kerja praktek. Mahasiswa kerja praktek juga mendapat informasi dan data
melalui inisiatif diri untuk melakukan pengamatan terhadap kondisi lapangan,
mahasiswa kerja praktek juga menerima instruksi langsung oleh assisten
perusahaan untuk melakukan pekerjaan membantu karyawan sesuai perintah yang
diberikan kepada mahasiswa kerja praktek.
III-3
Produksi PKO dan CPO dilakukan melalui masing – masing tahapan, mulai dari
masuknya TBS kestasiun penerimaan kemudian pada proses threshing
(pemisahan) antara brondolan dan tandan kosong, tandan kosong masuk kestasiun
bunch press untuk diambil kandungan minyak CPO pada tandan kosong tersebut
untuk dikirim kestasiun klarifikasi. Brondolan masih akan diolah pada stasiun
digester dan press proses ini memisahkan nut dan serat serta diambil kandungan
CPO dari serat (sludge), stasiun klarifikasi merupakan stasiun selanjutnya untuk
pengolahan CPO. Kemudian nut diproses oleh stasiun kernel untuk dipisahkan
cangkang (shells) dengan biji kernel, dan biji kernel diekstraksi pada stasiun
kernel crushing plan (KCP) untuk mendapatkan PKO.
III-4
pabrik yang sedang bermasalah. Serta mengenal dan mengamati mesin-mesin
produksi, mengamati Proses produksi dan proses kerja sebagai berikut:
III-5
2. Mesin Steam Sterilizer (Perebusan)
Mesin Steam Sterilizer berfungsi untuk merebus sawit yang berbentuk
brondolan dan tandan buah segar (TBS) selama 20-30 menit, mesin ini
memiliki kapasitas rebusan sebesar 25 Ton untuk setiap tabung nya.
III-6
4. Mesin Digester dan Mesin Press
Mesin ini berfungsi untuk merebus kembali brondolan sekaligus
melumatkannya dan melepaskan serat-serat (ampas) dari brondolan
dengan mata pisau yang ada dalam mesin digester, kemudian di peras atau
dipress untuk mengekstrak minyak sawit dari hasil proses digester.
Kapasitas dari tabung Digester sebesar 15 ton dan diperas secara
continous. Suhu yang diperlukan pada digerster mencapai 950C
III-7
6. Mesin Depericarper
Mesin ini berfungsi untuk memisahkan nut (biji) dari fibre (serabut)
berdasarkan prinsip perbedaan masa jenis dengan menggunakan blower.
III-8
8. Mesin Ripple mill
Mesin ini merupakan mesin yang digunakan untuk memecahkan nut, yaitu
memisahkan biji kernel dengan cangkang. Cara kerja mesin ini yaitu
penggilasan nut di dalam plat besi yang bergerigi, bekerja secara continous
untuk memecahkan nut yang ada pada nut silo berkapasitas 25 ton untuk
masing-masing tabung nut silo.
III-9
10. Mesin Hydrocyclon
Mesin ini berfungsi untuk Memisahkan cangkang yang masih ada dalam
inti sawit (kernel) dengan menggunakan media air berdasarkan berat
jenis (Hydrocyclon).
III-10
12. Mesin Kernel Crusher
Mesin ini berfungsi mengekstrak inti sawit menghasilkan minyak inti
sawit dan bungkil (palm expeller).
III-11
Gambar 3.18 Mesin Filter Leaf
III-12
kendaraan ditimbang kembali setelah sawit dibongkar, hal ini untuk
mengetahui seberapa besar berat yang diterima pabrik kelapa sawit
denag menghitung selisih berat awal dan berat akhir.
III-13
4. buah sawit dicuci dengan semprotan air untuk menghilagkan kotoran
seperti lumpur atau pasir yang menempel pada buah sawit.
5. Setelah di cuci buah sawit melewati mesin splitter untuk memisahkan
brondolan dengan buah sawit agar memudahkan proses perebusan.
III-14
7. Setelah proses perebusan selesai, sawit yang sudah direbus ini dikirim
menuju stasiun Treshing, untuk pemisahan Brondolan dengan
janjangan sawit menggunakan mesin threser.
8. kemudian brondolan dan janjangan yang sudah terpisah menuju
masing-masing stasiun yaitu stasiun press untuk brondolan dan stasiun
bunch press untuk mengolah janjangan yang masih mengandung
minyak.
III-15
Hasil proses digester langsung masuk kedalam mesin press untuk
mengekstrak minyak dari brondolan yang sudah terpisah dari daging
buah, serat dan nut. Kemudian fiber (ampas dan nut) langsung menuju
stasiun Kernel melalui conveyor sedangkan minyak kasar yang
dihasilkan dari proses ini menuju stasiun klarifikasi.
III-16
Setelah itu fiber masuk kedalam mesin depericarper untuk
memisahkan fiber dengan nut, fiber yang berat massanya lebih ringan
akan terhisap blower, dan membawa fiber untuk bahan bakar boiler.
dan nut yang massanya lebih berat masuk ke nut polishing drum.
III-17
cangkang masuk kedalam mesin hydrocyclon untuk mengutip kembali
inti sawit yang terbawa cangkang ndan mengurangi kadar kotoran.
III-18
Cangkang dari proses pemecahan nut akan terlempar kepenampunagan
cangkang melalui pipa blower.
11. Setelah proses di stasiun kernel, inti sawit (kernel) yang berada
didalam bunker di transport menggunakan kernel conveyor menuju
stasiun kernel crushing plan di stasiun ini kernel di masukkan kedalam
tabung kernel stage 1 kemudian masuk kedalam mesin kernel crusher
stage 1 untuk proses penghancuran kernel yang dapat menghasilkan
minyak kernel (palm oil) dan bungkil (expeller).
III-19
akan masuk kedalam tabung stage 2 dan diproses kembali
menggunakan mesin crusher stage 2, tidak hanya itu mesin crusher
stage 2 juga memproses bungkil yang mengendap pada kolam
sedimentasi.
III-20
masuk kekolam sedimentasi terlebih dulu minyak ini diayak
menggunakan vibrating screen, untuk memisahkan minyak dari
kotoran, seperti pasir-pasir maupun sisa-sisa bungkil yang terbawa,
setelah selesai diayak barulah minyak masu kedalam sedimentasi.
III-21
Minyak kernel (paml kernel oil) siap dipompa menuju storage tank
sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum palm kernel oil
didistribusikan.
III-22
3.4 Proses Kerja Produksi PKO
Adapun proses pengerjaan memproduksi palm kernel oil (PKO) sebagai
berikut:
1. Timbangan TBS dan Timbangan CPO/PKO
Kapasitas timbangan di PT Inti Indoosawit Subur PMKS Ukui 1mencapai
40 ton, rata-rata TBS yang masuk mencapai kurang lebih 600 ton/hari,
operator timbangan menerima kwitansi (DO) untuk mencatat TBS yang
masuk dan keluar sebagai cek untuk bembayaran TBS yang diterima pihak
perkebunan. Begitu pula untuk menimbang minyak yang akan keluar area
pabrik untuk di distribusikan, hal ini untuk menge tahui berapa minyak yang
didistribusikan. Kapasitas timbangan PKO ini mencapai 60 Ton. Hal yang
harus diperhatikan saat menimbang yaitu posisi kendaraan yang membawa
TBD ataupun minyak tepat pada posisinya agar mendapat hasil timbangan
yang baik dan akurat
2. Penyortiran TBS
Ada beberapa aturan pada saat penyortiran yang dilakukan sebagai berikut:
a. Sortasi mutu panen TBS dilakukan oleh karyawan pabrik bersama wakil
perkebunan ataupun kelembagaan perkebunan
b. Sortasi TBS dilakukan dengan 2 (dua) cara antara lain: Pemeriksaan
secara acak, minimal 5% dari ttruk yang datang dari setiap bagian kebun
di loading ramp pabrik, TBS dalam truk yang di sortasi, dibongkar dan
dituang atau pemeriksaan secara total, pemeriksaan secara total
dilakukan masing-masing truk yang masuk dalam loadng ramp pabrik
dibongkar dan dituang serta disortasi dalam alat sortasi oleh petugas
pabrik yang di awasi oleh pihak perkebunan maupun pihak kelembagaan
perkebunan.
c. Hasil sortasi disampaikan secara resmi oleh perusahaan inti kepada
pekebun melalui kelembagaan pekebun
d. TBS yang diterima di pabrik harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
III-23
1) Brondolan harus dikirim kepabrik dan jumlah brondolan minimal
12,5% dari TBS keseluruhan yang diterima pabrik.
2) Tandan yang berisi buah mentah harus 0% jika terdapat akan
dikembalikan, buah matang minimal 95% dan buah terlewat matang
maksimal 5%.
3) Tandan tidak boleh bergagang panjang
4) Tidak ada tandan yang kosong
5) Tandan maupun brondolan yang ada dalam karung harus bebas dari
sampah, tanah, pasir ataupun kotoran lainnya.
6) Tidak terdapat TBS yang dikirim kepabrik beratnya kurang dari 3kg
per tandan.
Setelah dilakukan penyortiran dengan kriteria yang sesuai maka TBS
dimasukkan kedalam bidang miring yang ada pada loading ramp untuk
dimasukkan kedalam conveyor menuju perebusan
3. Perebusan (Sterilizer)
Kualitas mutu minyak yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit ditentukan
pada saat proses streilizer (perebusan), proses perebusab ini merupakn
proses pengolahan awal sebelum buah kelapa sawt diolah menjadi CPO dan
inti sawit diolah menjadi PKO. Perebusan selama 20-30 menit ini memiliki
tujuan sebagai berikut:
III-24
a. Memudahkan proses pelepasan brondolan dari tandan
b. Melunakkan brondolan bertujuan untuk memudahkan pemisahan daging
buah dan biji pada proses selanjutnya.
c. Mempermudahkan pelepasan sel minyak saat diekstraksi distasiun
klarifikasi
d. Mengurangi kadar air untuk mempermudahkan pemecahan pada proses
selanjutnya
e. Mengurangi minyak yang berpotensi terbuang (losis)
f. Membunuh mikroorganisme
TBS pada proses ini dimasukkan kedalam tabung Steam sterilizer melalui
TBS conveyor yang dikerjakan langsung oleh operator, operator dibantu
oleh 2 orang pembantu operator, operator mengatu`r TBS yang masuk yang
dan mengendalikan TBS yang diolah dan mengatur seberapa lama
seharusnya TBS diolah, operator mengecek tabung yang terisi TBS setelah
penuh operator menutup tutup atas tabung setelah itu melakukan perebusan
dengan mengatur suhu dan tekanan yang diperlukan, setelah monitor
menunjukkan TBS telah masak operator merubah tekanan ketitik 0 dan
kemudian membuka tutup tabung bagian bawah kegiatan operator ini
dengan menggunakan tombol-tombol operator yang dilengkapi monitor.
Pada saat perebusan terdapat nyala lampu merah dan lampu hijau yang
menyala untuk mengetahui bahwa perebusan telah selesai dan saat lampu
hijau menyala saat itu pula tutup tabung bagian bawah terbuka kemudian
pembantu operator mengecek pintu yang terbuka jika terjadi penyumbatan
pada pintu tabung para pembantu operator akan mencungkil hasil rebusan
menggunakan stick pencungkil secara manual agar rebusan TBS dari tabung
langsung jatuh kedalam conveyor untuk langsung dikirim ke mesin thresser.
Tumpukan buah hasil rebusan tidak boleh tertimpuk terlalu banyak karena
dapat meningkatkan kadar minyak pada tandan kosong sehingga rendemen
minyak brondolan menjadi berkurang.
III-25
Gambar 3.41 Pembantu Operator mencunkil Rebusan
4. Thressher (Bantingan)
Proses ada mesin thresser bertujuan untuk memisahkan tandan dengan
buahnya. Pada proses ini pabrik memiliki 3 mesin tressher, mesin nomor 2
dan 3 mengolah buah yang berasal dari perebusan dan menghasilkan tandan
dan buah, tandan langsung menuju mesin nomor 1 untuk kembali di
tresshing bertujuan memisahkan kembali brondolan yang masih terdapat
pada tandan kemudian tandan kosong masuk kedalam empty bunch
conveyor untuk membawa tandan kosong menuju bunch press sedangkan
buah hasil tresshing masuk kedalam fruit conveyor untuk diangkut menuju
mesin digester dan press. Kapasitas stasiun ini dapat mencapai 40-50 ton
per jam dan memiliki kecepatan putaran drum ± 25 rpm. Pada stasiun ini
operator melakukan pengoperasian mesin dengan menggunakan papan
kendali dan selalu mengecek keadaan mesin tressher.
5. Press (Pengempaan)
Pada proses pengempaan ini operator wajib mengecek setiap mesin digester
dan press pabrik memiliki 8 mesin digester dan press, pengecekkan
dilakukan agar mendapatkan hasil pengempan yang maksimal dan tidak
terjadi kendala yang tidak diinginkan, hal yang dilakukan operator biasanya
mengecek oli hirolik dan mata pisau tabung digester setelah keadaan
dipastikan baik dimulai proses pengempaan brondolan dimulai dari
III-26
melumatkan brondolan menggunakan mesin digester yang memiliki
o
putaran mata pisau 25 rpm, temperatur yang dibutuhkan 95-100 C
membutuhkan waktu pelumatan sekitar 20-25 menit bagian bawah tabung
terdapat minyak hasil digester dan langsung masuk ke dalam sand
trapmelalui pipa, kemudian brondolan masuk kedalam mesin press untuk
diekstraksi minyaknya hal yang perlu diperhatikan yaitu tekanan yang
diberikan oleh mesin yakni 40-50 bar hal ini agar memaksimalkan minyak
hasil pengempaan sehingga kadar minyak dalam ampas sedikit dan
memudahkan saat masuk kestasiun kernel. Operator perlu memperhatikan
mesin press yang mengalami penyumbatan dan mengambil tindakan untuk
menyungkil serat dan biji yang menyumbat dengan menggunakan stick fibre
hal ini agar memperlancar masuknya ampas (fibre) dan biji masuk kedalam
Cake Breaker Conveyor (CBC).
Proses kerja pada stasiun ini perlu diperhatikan karena mesin press yang
digunakan mempengaruhi kadar minyak yang terkandung dalam ampas
buah.
6. Proses Kernel
Proses pada stasiun ini mengolah biji sawit bertujuan untuk memperoleh
inti sawit dengan cara pemisahan dengan cangkang serta memiliki fungsi
untuk mengurangi kadar air dan kadar kotoran yang ada pada inti sawit.
III-27
Ada beberapa tahap yang dilakukan Para operator dan pembantu operator
di stasiun ini, antaralain:
a. Mengecek cake breaker conveyor agar pemisahan ampas dan biji
berjalan dengan baik. Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal
ulir yang cara kerjanya mengaduk ampas press dengan memutar dan
mendorong ampas keujung talang untuk memisahkan biji dan serabut
sekaligus mengeringkan ampas di mesin depericarper. Yang terdiri
dari separating coloum dan polishing drum
b. Mesin destroner mengangkut biji-biji untuk masuk kedalam nut silo,
dengan sistem isap untuk memisahkan batu, besi bekas pengelasan
orang bengkel dengan sistem magnet serta membersihkan kotoran
berupa kayu-kayu yang terbawa dan sebagainya.
c. Biji yang berda dalam nut silo kemudian dipecahkan untuk
memisahkan cangkang dan inti sawit pemecahan ini dilakukan dengan
cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan
menyebabkan biji pecah, efisiensi ripple mill dipengaruhi oleh
kecepatan putaran rotor, plat bergerigi dan ketajaman gerigi. Putaran
rotor dapat mencapai 250 rpm dan kapasitas dapat mencapai 6ton/jam
d. Setelah dilakukan pemecahan terhadap nut selanjutnya proses
pemisahan kembali inti sawit dari cangkangnya menggunakan media
air, dengan menggunakan prinsip berat jenis, cangkang berat jenisnya
lebih berat akan turun kebawah sedangkan inti sawit yang berat
jenisnya lebih ringan akan naik keatas untuk masuk kedalam
dewatering drum untuk dilakukan pencucian inti kernel.
e. Proses selanjutnya mengeringkan inti mengguakan kernel drier preses
ini dilakukan didalam kernel silo. Proses pengeringan ini dilakukan
dengan tujuan mengurangi kadar air agar tidak berpotensi berjamur
yang dapat mempengaruhi kualitas.
f. Setelah pengerjaan inti sawi di kernel drier selesai inti sawit disimpan
kedalam bunker kernel.
III-28
7. Proses ekstraksi inti sawit menjadi palm kernel oil (PKO)
Sebelum melakukan pengolahan PKO operator dan pembantu operator
mengecek mesin dan mengecek persedian inti sawit yang berada pada
stasiun kernel crushing plan jika persediaan kurang dan tidak mencapai
target maka akan dipasok dari bunker kernel, Target pengolahan PKO ini
mencapai 100 ton inti sawit perhari untuk menghasilkan PKO. Adapun
proses kerja untuk memproses PKO sebagai berikut:
a. Melakukan ekstraksi inti sawit di stage 1 menghasilkan oil dan
bungkil yang masih mengandung minyak, dan bungkil yang masih
mengandung minyak tadi di ekstraksi kembali di stage 2 proses ini
menghasilkan oil dan bungkil kering dimana bungkil kering akan
dimasukkan kedalam bunker expeller.
b. Minyak kemudian disaring disaringan bergetar (vibrating screen)
untuk memisahkan dari kotoran yang yang terbawa. Setelah bersih
minyak masuk kedalam kolam sedimentasi untuk mengendapkan
bungkil halus yang masih terkandung dalam minyak.
c. Minyak yang sudah diendapkan kemudian dilakukan filtrasi, sebelum
melakukan filtrasi operator dan pembantu operator membersihkan
saringan yang ada dalam tabung filtrasi dari debu-debu bungkil yang
menempel pada saringan dengan menggunakan semprotan angin
kompresor, hal ini agar hasil filtrasi tidak mengandung debu bungkil
lagi.
d. Hasil proses filtrasi kemudian masuk kedalam clean oil tank untuk
membersihkan minyak dan pengontrolan kualitas minyak, minyak
ditempatkan sementara di clean oil tank serta menghitung minyak
yang dihasilkan dari stasiun KCP. Setelah itu minyak dipompakan
menuju palm kernel oil storage tank.
e. Minyak yang berada di PKO storage tank kemudian didistribusikan
keperusahaan pengolahan produk lanjutan dengan menggunakan
kendaraan truk tangki, pengisian tangki dilakukan oleh operator
distasiun pengisian PKO.
III-29
BAB IV
MASALAH DAN PEMBAHASAN
IV-2
listrik area pabrik dan perumahan di sekitar pabrik. Mahasiswa kerja praktek
mewawancarai operator dan asisten produksi mengenai breakdown mesin, saat
transisi daya dari boiler ke PLTB sering terjadi stop engine yang menyebabkan
berhentinya proses produksi dan membutuhkan beberapa waktu untuk
menjalankannya kembali, akibat dari berhenti bekerjanya mesin produksi maka
proses produksi akan berhenti pula.
Daya energi yang bagus dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi
yang sedang berlangsung, namun Breakdown Mesin ini kerap terjadi pada saat
proses produksi berlangsung hal ini sangat merugikan perusahaan. Breakdown
Mesin biasanya terjadi apabila terjadi transisi daya dari menggunakan daya boiler
beralih menggunakan daya PLTB. Transisi daya dilakukan untuk meminimalkan
kinerja boiler namun kerap terjadi kurang stabilnya daya sehingga menyebabkan
Breakdown Mesin dan stop produksi.
Dilihat dari pengamatan mahasiswa kerja praktek hal ini terjadi karena
kurangnya koordinasi saat akan melakukan peralihan ataupun transisi daya oleh
seluruh operator disetiap stasiun. Dan kurang stabilnya pada saat transisi daya
yang dilakukan.
Solusi yang dapat ditawarkan kepada perusahaan, sebagai berikut:
1. Pihak stasiun daya (energi) melakukan koordinasi ataupun pemberitahuan
sebelum melakukan transisi daya.
2. Untuk menghindari Breakdown Mesin peralihan ataupun transisi daya
harus dilakukan secara bertahap sampai daya yang dialirkan stabil, setelah
stabil dan mencukupi maka akan dialihkan seluruh daya ke energi yang
diinginkan. Cara bertahap ini dapat dilakukan dengan peralihan daya
perstasiun ataupun permesin, ketika ini dapat dilakukan maka Breakdown
Mesin tidak akan terjadi dan akan memperlancar proses produksi.
3. Membuat SOP agar pengalihan daya lebih teratur
IV-3
memastikan buah yang mentah dikembalikan kepihak perkebunan kemudian
menerima buah yang masak untuk di proses, dan buah yang terlewat masak untuk
didahulukan diproses di pabrik, namun pada kenyataan dilapangan masih sering
terdapat buah yang yang terlewat masak. Menurut hasil wawancara dengan asisten
produksi hal ini dapat mempengaruhi kadar minyak yang terkandung pada saat
proses perebusan dan dapat meningkatkan condensate kadar minyak akan
terbuang bersama penguapan saat proses perebusan.
Pada Stasiun Reception (penerimaan) TBS permasalahan yang kerap
terjadi ialah penumpukan buah sehingga buah sawit menunggu lama untuk
diproduksi hal ini membuat buah menjadi over ripe. Dilihat dari sudut pandang
mahasiswa kerja praktek penyebab terjadinya over ripe ini akibat terlalu
banyaknya buah dari pekebun yang masuk sehingga terjadi penumpukan buah.
Penumpukan buah yang terjadi tidak diimbangi dengan psoses produksi yang
maksimal tidak maksimal dalam hal ini yaitu mesin yang digunakan tidak semua
bekerja
Solusi yang dapat ditawarkan ke perusahaan, sebagai berikut:
1. Karyawan distasiun sortir lebih disiplin dalam melakukan pemilahan buah
sawit dan memisahkan buah yang mengalami over ripe.
2. Memaksimalkan kinerja mesin-mesin proses produksi dan melakukan
perawatan secara berkala sehingga dapat tercapai kelancaran produksi dan
dapat memproses seluruh buah dan tidak terjadi penumpukkan buah sawit
di stasiun penerimaan.
3. Mendahulukan memproses buah yang over ripe.
4. Melakukan penjadwalan produksi untuk mencapai target penyelesaian
pengolahan TBS.
5. Menggunakan sistem perencanaan kebutuhan material atau master
requirement planning (MRP). Dengan tujuan untuk menentukan
kebutuhan dan jadwal, serta pembelian material untuk memenuhi
kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kebutuhan akan
diperngaruhi oleh tingkat kesediaan ditangan (on hand inventory) dan
jadwal penerimaan berdasarkan tahap waktu sehingga lot-lot produksi
IV-4
dapat dijadwalkan untuk produksi atau diterima pada saat dibutuhkan.
Dimana MRP memiliki 4 kemampuan yang menjadi ciri utamanya, yaitu
adalah sebagai berikut:
a) Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.
b) Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item
c) Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
d) Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal
yang sudah direncanakan.
IV-5
1. Pekerja jenuh dan ingin cepat-cepat pulang kerumah masing-masing
2. Kurangnya kesadaran akan keselamatan diri
3. Tidak terbiasa menggunakan alat pelindung diri yang malah dianggap
merepotkan dalam melakukan pekerjaan
Adapun solusi yang dapat ditawarkan keperusahaan adalah sebagai
berikut:
1. Mengukur beban kerja fisik dan mental menggunakan nasa TLX untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kelelahan karyawan agar pihak
perusahaaan dapat mengevaluasi kinerja dan kedisiplinan karyawan.
2. Melakukan Penelitian kerja dan analisis kerja pada yang dasarnya akan
memuaskan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan.
Dengan mengaplikasikan prinsip dan teknik pengaturan cara kerja yang
optimal dalam sistem kerja tersebut, maka akandiperoleh alternatif metode
pelaksanaan kerja yang dianggap memberikan hasil yang paling efektif
dan efisien. Pekerjaan telah dapat dikerjakan secara efisien waktu
penyelesaian berlangsung paling singkat, untuk itu perlu diterapkannya
prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja. Pengukuran kerja ini
akan berlangsung dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini sangat
diperlukan terutama untuk (Wignjosoebroto, 2006) :
a) Perencanaan kebutuhan tenaga kerja.
b) Estimasi biaya-biaya untuk upah tenaga kerja.
c) Penjadwalan produksi dan penganggaran.
d) Indikasi keluaran produk yang mampu dihasilkan seorang tenaga
kerja.
e) Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan
berprestasi. Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan seorang
pekerja yang memiliki kemampuan rata-rata dalam penyelesaian suatu
pekerjaan.
3. Melakukan pengukuran kerja misalnya menggunakan metode Sampling
kerja atau Work Sampling teknik untuk mengadakan sejumlah besar
IV-6
pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja /
operator. Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja ini seperti
halnya pengukuran kerja dengan jam henti (stop-watch time study)
diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung karena
pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung ditempat kerja
yang diteliti.
Secara garis besar metode sampling kerja ini akan dapat digunakan untuk :
a) Mengukur “Ratio Delay” dari sejumlah mesin, karyawan/operator, atau
fasilitas kerja lainnya.
b) Menetapkan “Performance Level” dari seseorang selama waktu
kerjanya berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau tidak
bekerja terutama sekali untuk pekerjaan-pekerjaan manual.
c) Menentukan waktu baku untuk suatu proses / operasi kerja seperti
halnya yang bisa dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya.
4. Memberikan reward kepada karyawan disiplin agar dapat meningkatkan
kedisipinan dan semangat dalam bekerja
5. Memberikan alarm kepada seluruh pekerja untuk mengingatkan pergantian
jam kerja maupun penanda jam kerja telah selesai
6. Merancang ulang slogan-slogan mengenai kedisiplinan waktu dan
keselamatan kerja
7. Perusahaan memberikan pengarahan mengenai betapa pentingnya
menggunakan alat pelindung diri dan menerapkan penggunaan nya
terhadap seluruh karyawan yang ada.
8. Melaksanakan pelatihan k3 secara rutin
IV-7
Pentingnya menggunakan sarung tangan safety untuk melindungi tangan
pada saat bekerja namun dilihat dari tinjauan saat dilapangan timbul potensi
kecelakaan kerja yang diakibatkan sari sarung tangan ini, hal ini dikarenakan
desain sarung tangan yang besat dan daya genggam sarung tangan tidak terlalu
kuat sehingga dapat membahayakan pengguna.
Dilihat dari permasalahan yang ada solusi yang dapat ditawarkan adalah
perusahaan ataupun pihak yang bertanggung jawab dapat mendesain ulang sarung
tangan agar lebih aman dan efisien pada saat digunakan. Desain dapat dilakukan
dengan menyesuaikan kebutuhan karyawan dan mengukur data antropometri agar
dapat merancang sarung tangan yang lebih ergonomi serta lebih nyaman dan
aman saat digunakan oleh karyawan.
IV-8
BAB IV
MASALAH DAN PEMBAHASAN
4.1 Masalah
Setiap perusahaan pasti memiliki permasalahan, untuk itu mahasiswa kerja
praktek akan membahasa masalah yang terjadi pada perusahaan selama kerja
praktek berlangsung. Adapun uraian masalah yang terjadi sebagai berikut:
4.2 Pembahasan
Permasalahan-permasalahan yang ada telah diuraikan diatas dan
mahasiswa kerja praktek menawarkan solusi dari setiap permasalahan yang ada di
perusahaan. Penawaran solusi sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan aktivitas kerja praktek dan
hasil pembahasan adalah sebagaiberikut:
1. PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 adalah perusahaan yang
bergerak dibidang industri pengolahan kelapa sawit adapun Jenis-jenis
produk yang dihasilkan PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1
diantaranya crude palm oil (CPO), palm kernel oil (PKO), Bungkil atau
palm kernel expeller (PKE), limbah cair untuk pembangkit listrik
tenaga biogas dan limbah padat. Kemudian Mesin-mesin yang
digunakan dalam proses produksi PKO di PT. Inti Indosawit Subur
PMKS Ukui 1, sebagai berikut:
a. Mesin Splitter
b. Mesin Steam Sterilizer
c. Mesin Thresser
d. Mesin Digester dan Mesin Press
e. Mesin Cake Breaker Conveyor (CBC)
f. Mesin Depericarper
g. Mesin Nut Polishing Drum
h. Mesin Ripple Mill
i. Mesin Kernel Polishing Drum
j. Mesin Hidricyclon
k. Mesin Kernel Silo Drier
l. Mesin Kernel Crusher
m. Mesin Vibrating Screen
n. Mesin Filter Leaf
o. Mesin Pompa Minyak
2. Produk yang dihasilkan PT. Inti Indosawit Subur diantaranya Clude
Palm Oil (CPO), produk ini dapat digunakan untuk dijadikan bahan
makanan seperti minyak goreng, margarine, lemak nabati dan lain lain
seperti biodiesel, salah satu perusahaan yang mengolah produk CPO
menjadi bahan makanan adalah perusahaan Wilmar Group yaitu PT.
Wilmar Nabati Indonesia Dumai. Selain itu PT. Inti Indosawit Subur
juga memasok CPO ke anak Perusahaan Asian Agri PT.Asianagro
Agung Jaya untuk diolah menjadi biodiesel. Kemudian produk Palm
Kernel Oil (PKO) PT. Inti Indosawit Subur lebih banyak digunakan
untuk produk sabun, deterjen, bahan pelembut dan penghalus serta
bahan kosmetik lainnya sehingga PKO dikirim ke PT. Unilever
Oleochemical Indonesia (UOI) Medan, untuk diolah menjadi bahan
baku pembuatan sabun, shampo maupun deterjen. Tidak hanya itu PT.
Inti Indosawit Subur juga menghasilkan Palm Kernel Expeller (PKE)
yang digunakan untuk bahan pakan ternak yang memiliki gizi tinggi
untuk hewan ternak.
3. Adapun alur proses produksi Palm Kernel Oil (PKO) di PT. Inti
Indosawit Subur PMKS Ukui 1 sebagai berikut:
a. Stasiun Reception (penerimaan)
Stasiun Reception ini memproses buah sawit dengan cara
penyortiran, sesuai kriteria yang telah ditentukan perusahaan.
b. Stasiun Sterilizer (Perebusan)
Stasiun perebusan dilakukan untuk mempermudahkan proses
pemisahan antara brondolan dan janjangan.
c. Stasiun Thresser (penebahan / bantingan)
Proses distasiun ini yaitu pemisahan brondolan dan janjangan
dengan cara dibanting didalam drum tersser yang berputar
d. Stasiun Press
Pada stasiun ini brondolan akan dipisahkan daging buah dan nut
kemudian dipress untuk diekstraksi minyak CPO. Stasiun ini
menghasilkan minyak buah sawit dan biji sawit untuk
dikirimkestasiun selanjutnya.
V-2
e. Stasiun Kernel
Proses distasiun ini yaitu pemisahan serat-serat dengan biji
kemudian biji dipecahkan untuk memisahkan cangkangnya dengan
inti sawit.
f. Stasiun Kernel Crushing Plan
Proses pada stasiun ini yaitu mengekstraksi intisawit untuk
mendapatkan Palm Kernel Oil (PKO) dan Bungkil ataupun Palm
Kernel Expeller (PKE).
4. Masalah yang terjadi pada saat mahasiswa kerja praktek berapda di PT.
Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1, sebagai berikut:
a. Target produksi palm kernel oil yang tidak tercapai
b. Stop Engine
c. Masih terdapat buah yang terlalu masak (Over ripe)
d. Masih kurangnya kedisiplinan waktu dan keselamatan diri
e. Masih kurangnya kemanan menggunakan sarung tangan safety
5. Solusi yang ditawarkan keperusahaan terhadap masalah yang ada,
sebagai berikut:
a. Dilihat dari permasalahan mengenai Target produksi palm kernel oil
yang tidak tercapai mahasiswa kerja praktek memberikan solusi
untuk perusahaan sebagai berikut:
1) Operator dan pekerja harus meningkatkan kedisiplinan
2) Karyawan proses lebih berkoordinasi dan lebih mengecek agar
seluruh mesin press berjalan dengan baik sehingga dapat
mencapai target produksi yang telah ditetapkan perusahaan.
3) Melakukan perawatan yang rutin terhadap mesin-mesin yang ada,
serta dilakukannya pengecekan secara berkala pada saat proses
produksi untuk menghindari stop production ataupun kerusakan-
kerusakan pada saat proses produksi.
4) Membuat penjadwalan berkala dengan menggunakan tabel check
dalam perbaikan atau maintenance control.
V-3
5) Membuat SOP mesin untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi
pada mesin.
6) Melakukan rekondisi terhadap worm screw press
7) Menyediakan worm screw press untuk cadangan sehingga dapat
langsung diganti saat terjadi kerusakan
8) meminimalisir breakdown mesin pada saat proses produksi, untuk
itu pihak yang berada di bagian energi harus lebih bertanggung
jawab untuk menstabilkan daya yang diperlukan.
b. Solusi yang dapat ditawarkan kepada perusahaan terhadap masalah
stop engine, sebagai berikut:
1) Pihak stasiun daya (energi) melakukan koordinasi ataupun
pemberitahuan sebelum melakukan transisi daya.
2) Untuk menghindari Breakdown Mesin peralihan ataupun transisi
daya harus dilakukan secara bertahap sampai daya yang dialirkan
stabil, setelah stabil dan mencukupi maka akan dialihkan seluruh
daya ke energi yang diinginkan. Cara bertahap ini dapat dilakukan
dengan peralihan daya perstasiun ataupun permesin, ketika ini
dapat dilakukan maka Breakdown Mesin tidak akan terjadi dan
akan memperlancar proses produksi.
3) Membuat SOP agar pengalihan daya lebih teratur
c. Solusi yang dapat ditawarka ke perusahaan mengenai masalah
Masih terdapat buah yang terlalu masak (Over ripe), sebagai
berikut:
1) Karyawan distasiun sortir lebih disiplin dalam melakukan
pemilahan buah sawit dan memisahkan buah yang mengalami
over ripe.
2) Memaksimalkan kinerja mesin-mesin proses produksi dan
melakukan perawatan secara berkala sehingga dapat tercapai
kelancaran produksi dan dapat memproses seluruh buah dan tidak
terjadi penumpukkan buah sawit di stasiun penerimaan.
3) Mendahulukan memproses buah yang over ripe.
V-4
4) Melakukan penjadwalan produksi untuk mencapai target
penyelesaian pengolahan TBS.
5) Menggunakan sistem perencanaan kebutuhan material atau
master requirement planning (MRP)
d. Adapun solusi yang dapat ditawarkan keperusahaan mengenai
masalah Masih kurangnya kedisiplinan waktu dan keselamatan diri
adalah sebagai berikut:
1) Mengukur beban kerja fisik dan mental menggunakan nasa TLX
untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelelahan karyawan agar
pihak perusahaaan dapat mengevaluasi kinerja dan kedisiplinan
karyawan.
2) Melakukan Penelitian kerja dan analisis kerja pada yang dasarnya
akan memuaskan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan akan
diselesaikan.
3) Melakukan pengukuran kerja misalnya menggunakan metode
Sampling kerja atau Work Sampling
4) Memberikan reward kepada karyawan disiplin agar dapat
meningkatkan kedisipinan dan semangat dalam bekerja
5) Memberikan alarm kepada seluruh pekerja untuk mengingatkan
pergantian jam kerja maupun penanda jam kerja telah selesai
6) Merancang ulang slogan-slogan mengenai kedisiplinan waktu dan
keselamatan kerja
7) Perusahaan memberikan pengarahan mengenai betapa pentingnya
menggunakan alat pelindung diri dan menerapkan penggunaan
nya terhadap seluruh karyawan yang ada.
8) Melaksanakan pelatihan k3 secara rutin
e. Dilihat dari permasalahan mengenai masih kurangnya kemanan
menggunakan sarung tangan safety solusi yang dapat ditawarka
adalah perusahaan ataupun pihak yang bertanggung jawab dapat
mendesain ulang sarung tangan agar lebih aman dan efisien pada
saat digunkan.
V-5
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan mahasiswa magang, ada
beberapa saran untuk perusahaan yaitu:
1. Menerapkan kedisiplinan kepada seluruh karyawan agar dapat
melakukan pekerjaan sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan oleh
perusahaan
2. Memberikan reward kepada karyawan yang berprestasi dan memiliki
kinerja yang baik agar setiap karyawan memiliki motivasi yang lebih
dalam bekerja
3. Membuat program perkumpulan seluruh karyawan yang bertujuan
untuk menambah kekompakkan kepada seluruh karyawan dan dapat
menjalin komunikasi yang baik saat didalam maupun diluar
lingkungan kerja
V-6
DAFTAR PUSTAKA
.
Ginting, Rosnaini. SISTEM PRODUKSI, Medan, Sumatra Utara: Penerbit Graha
Ilmu, 2007.
Jono. Pengukuran beban kerja tenaga kerja dengan metode work sampling studi
kasus PT. XY Yogyakarta. Jurnal Teknik Industri – Universitas Widya
Mataram Yogyakarta. 2015.
LAMPIRAN A
ABSEN KEGIATAN
Waktu
No. Pelaksanaan kerja praktek pendamping
pelaksanaan
Jumat / Penerimaan mahasiswa kerja
1 Edi Suriono
20-januari-2017 praktek oleh humas Perusahaan
Konfirmasi pelaksanaan kerja
Sabtu / praktek kepada asisten produksi
2 Ilham Rizal
21-Januari-2017 dan Pengarahan oleh asisten
produksi
3 Senin / Memahami arahan dan peraturan
23-Januari-2017 perusahaan serta perkenalan Ilham Rizal
dengan karyawan perusahaan.
4 Selasa / Mengamati proses produksi
Roni Sinulingga
24-Januari 2017 secara umum dilantai produksi
5 Rabu / Kegiatan peninjauan stasiun
Zulkifli Tambunan
25-Januari-2017 penerimaan dan sortir area
6 Kamis / Kegiatan peninjauan Stasiun
26-Januari-2017 Sterilizer dan membantu operator Irwan Sinaga
stasiun ini
7 Jum’at / Melakukan pengecatan di area
27-Januari 2017 Stasiun Sterilizer untuk persiapan Roni Sinulingga
peninjauan tim audit
8 Sabtu / Peninjauan Stasiun Sterilizer
28-Januari-2017 mengontrol buah sawit yang
masuk kedalam tabung dan Irwan Sinaga
membantu perbaikan selang
steam
9 Senin / Peninjauan stasiun threshing
30-Januari-2017 (penebahan) dan membantu Roni Sinulingga
memeperbaiki conveyor
10 Selasa / Peninjauan stasiun bunch press
31-Januari 2017 dan membantu karyawan Roni Sinulingga
mengecat area stasiun ini
11 Rabu / Melakukan pengecekan fungsi
01-Februari2017 perangkap tikus dan metal Roni Sinulingga
detektor
12 Kamis / Meninjau stasiun boiler, mesin
02-Februari- genset dan PLTG Jumadi
2017
13 Jum’at / Peninjauan stasiun press dan
03-Februari- membantu operator. Andi Saputra
2017
14 Sabtu / Membantu mekanik
19-Februari- memperbaiki tabung digester Jhon genta
2017 pada stasiumn press
15 Senin / Peninjauan stasiun kernel dan
06-Februari- membantu operator. Tukijan
2017
16 Selasa / Membantu mekanik mengelas
07-Februari- Cake breaker conveyor dan
2017 membersihkan tumpahan biji Roni Sinulingga
kernel yang tumpah kelantai
produksi
17 Rabu / Peninjauan stasiun klarifikasi dan
08-Februari- membantu operator. Suryanto
2017
18 Kamis / Peninjauan stasiun Kernel
09-Februari- Crushing Plan dan membantu Roni Sinulingga
2017 operator.
19 Jum’at / Membantu mekanik
10-Februari- memperbaiki mesin crusher dan Git Sugianto
2017 membersihkan mesin filter leaf
20 Sabtu / Meninjau bengkel dan membantu
11-Februari- orang bengkel merekondisi dan Jhon genta
2017 memperbaik alat alat mesin
21 Senin / Cuti
13-Februari- -
2017
22 Selasa / Stay dikantor membantu asisten
14-Februari- produksi mempersiapkan Roni Sinulingga
2017 penyambutan tim audit
23 Rabu / Meninjau dan membantu
15-Februari- karyawan mengontrol minyak di Supri panjaitan
2017 storage tank
24 Kamis / Meninjau laboratorium pabrik
16-Februari- Supri panjaitan
2017
25 Jumat / Stay dikantor dan meninjau
17-Februari- ulang stasiun proses produksi Roni Sinulingga
2017 PKO
26 Sabtu / Berpamitan kepada karyawan
19-Februari- perudahaan yang telah membantu
Ilham Rizal
2017 pelaksanaan kegiatan kerja
praktek
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI