Anda di halaman 1dari 20

Q

TUGAS BESAR 1
PERENCANAAN TATA LETAK
DAN FASILITAS

Dosen : Hernadewita, Dr, M.Si

Kelompok 10 :

1. Mohamad Alfianto 41617120084


2. Asep Awaludin 41617120042

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2021
1. Pendahuluan

lndustri sepatu di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup berarti.


Kondisi tersebut diawali dengan produsen sepatu dalam negeri yang pada umumnya
merupakan industri kecil (home industrl) dengan kualitas yang masih rendah, kini telah
berkembang menjadi produsen sepatu berskala besar yang mampu memproduksi sepatu
berstandar internasional.
Memiliki perusahaan sepatu merupakan bisnis yang menguntungkan mengingat
bertambah jumlah penduduk, taraf hidup, bergesernya gaya hidup, dan semakin
sadarnya manusia akan kesehatan, maka permintaan sepatu olah raga juga mengalami
peningkatan. Salah satu bentuk perkembangan sepatu olahraga tersebut adalah semakin
banyaknya desain dan pilihan fungsi misalkan salah satu sepatu outdor yang dirancang
untuk lebih mudah dipijak dan mudah dilalui oleh medan alam sekitar, karena
persaingan di era globalisasi semakin ketat maka produsen-produsen sepatu olahraga
terkemuka masing-masing mengembangkan desain dan varian fungsi sebagai ciri khas
dari masing masing produsen sepatu olahraga tersebut.

1.1 Rencana Pendirian Pabrik

Dalam pembuatan pabrik memerlukan biaya, dan komitmen dari perusahaan,


oleh karena itu perlu dilakukan analisa/studi tentang kelayakan pendirian sebuah pabrik
secara hati-hati, agar jangan sampai investasi yang sudah terlanjur ditanam tetapi tidak
menguntungkan. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendirikan suatu pabrik antara
lain:

a. Manfaat Ekonomis/manfaat finansial secara mikro: keuntungan jauh lebih besar


dari resiko.
b. Manfaat ekonomis bagi negara (manfaat makro).
c. Manfaat sosial.

Setelah semua itu terpenuhi, hal yang penting dalam mendirikan sebuah pabrik
adalah lokasi. Berikut faktor-faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
menentukan lokasi pabrik:
1. Lokasi Pasar

Lokasi dimana potensi pembeli berada adalah satu faktor yang harus
diperhatikan didalam proses penentuan lokasi pabrik, Jika lokasi pasar tersebar dalam
beberapa wilayah tertentu maka posisi pabrik yang ideal adalah berada ditengah-tengah
(titik berat) dari posisi-posisi pasar. Dan jika lokasi pasar terpusat pada wilayah tertentu
maka lokasi pabrik dapat didirikan mendekati wilayah tersebut.

2. Lokasi Sumber Bahan Baku

Beberapa industri karena sifat dan keadaan dari proses produksinya memaksa
untuk menempatkan pabriknya dengan sumber bahan baku, Seperti pabrik benang jenis
tekstil, mengharuskan lokasi pabrik berada didaerah yang memiliki sumber bahan baku
benang.

3. Alat Angkutan

Tersedianya alat transportasi yang layak akan sangat mempengaruhi proses


produksi, jenis fasilitas  dan biaya relatif dari masing-masing alat transportasi dilokasi
alternatif harus memberikan biaya transportasi yang minimal.

4. Sumber Energi

Faktor ini sangat vital dalam penetuan lokasi karena keberadaannya mutlak
diperlukan, Secara umum sebagian perusahaan membeli energi (listrik) daripada harus
membuat instalasi pembangkit energi.

5. Pekerja dan Tingkat Upah

Pemilihan lokasi akan mempertimbangkan tersedianya tenaga kerja yang cukup


yang tidak saja dilihat dari ketersediaan jumlah pekerja akan tetapi juga kemampuan
dan keterampilan pekerja dan tentu saja akan mempertmbangkan tingkat upah rata-rata
pada lokasi alternatif.

6. Undang-undang dan pajak

Beberapa aspek dari operasi suatu pabrik yang umum diatur oleh undang-undang
seperti jam kerja maksimal, usia kerja maksimal dan kondisi kerja lainnya, Dan besar
kecilnya pajak yang harus disetorkan oleh suatu industri akan berbeda-beda pula
tergantung lokasinya.

7. Sikap masyarakat

Sosial kultural, adat istiadat, tradisi dan tingkat pendidikan rata-rata dari anggota
masyarakat sekitar lokasi alternatif menjadi pertimbangan utama dalam penyelesaian
masalah-masalah perburuhan, perselisihan/persengketaan dan masalah hubungan
industri dengan masyarakat sekitar.

8. Air dan limbah industri

Memilih lokasi dengan suplai air yang cukup sangat penting bagi hampir semua
industri, Dan masalah pengolahan dan pengendalian limbah industri merupakan hal
harus dipertimbangkan dalam penentuan dan perencanaan pembangunan industri.

Dalam rencana pendirian lokasi pabrik kelompok kami memiliki 3 lokasi


potensial yang dijadikan sebagai pertimbangan pada penentuan lokasi pabrik yaitu,
Provinsi Banten di Serang, Provinsi Jawa Barat di Cikarang, dan Provinsi Jawa Tengah
di Semarang. Dalam menentukan alternatif lokasi pabrik, kelompok kami menggunakan
metode kualitatif, dan kami telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menguraikan semua faktor yang relevan.


2. Menentukan bobot bagi masing-masing faktor (untuk menunjukkan tingkat
pentingnya suatu faktor).
3. Memberi skor lokasi yang potensial, kalikan skor dengan faktor bobot.
4. Menjumlahkan nilai tiap lokasi.
5. Memilih lokasi dengan nilai total terbesar.

Berikut adalah hasil perhitungan dari metode kualitatif dalam menentukan lokasi pabrik
kelompok kami:
Serang Cikarang Semarang
Bobot
Faktor-faktor relevan Sko Sko Sko
faktor Bobot skor Bobot skor Bobot skor
r r r
Ongkos Produksi 0,31 55 17,1 55 17,05 50 15,5
Pasokan Bahan Baku 0,26 60 15,6 70 18,2 65 16,9
Tenaga Kerja 0,20 50 10,0 65 13 45 9
Biaya Hidup 0,05 55 2,8 60 3 50 2,5
Lingkungan 0,03 45 1,4 45 1,35 45 1,35
Pasar 0,15 50 7,5 60 9 50 7,5
Total 1   54,4   62,05   52,75

Dari perhitungan metode kualitatif pada tabel diatas, lokasi yang memiliki nilai
total terbesar yaitu di Cikarang, dimana pasokan bahan baku lebih mudah didapatkan
karena lokasi yang strategis, jumlah tenaga kerja dengan sumber daya manusia yang
terampil lebih banyak dan kedekatan dengan pasar / konsumen lebih memiliki relasi
yang cenderung lebih dekat karena Cikarang berdekatan dengan pusat dari
perekonomian di Indonesia berada dikota DKI Jakarta, Cikarang memiliki bobot skor
yang paling tinggi yaitu 61,6 dibandingkan dua kota lainnya yang memiliki total nilai
yang lebih rendah, sehingga kelompok kami memilih lokasi pendirian pabrik berada di
Provinsi DKI Jakarta.

1.2 Bill Of Material

Bill Of Material atau sering disingkat BOM merupakan gambaran atau definisi


produk terakhir yang terdiri dari item, bahan, atau material yang dibutuhkan untuk
merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir. BOM terdiri dari beberapa bentuk
dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam proses industri manufaktur atau
lainnya. BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh
manufacturing engineer untuk menentukan item yang harus dibeli atau diproduksi.

Bill of Material (BOM) yang tradisional memperlihatkan daftar komponen


tersebut dalam bentuk struktur produk dan dinyatakan dalam level manufaktur. Masing-
masing komponen pada BOM di tempatkan dalam level-level yang didasari logika
berpikir sebagai berikut:

Level 0: Sebuah produk jadi yang tidak digunakan sebagai komponen pembentuk dari
produk lain.

Level 1: Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 0. Pada
waktu bersamaan, komponen ini juga dapat merupakan sebuah produk jadi. Sebagai
gambaran, ban mobil juga dapat dijual terpisah sebagai produk jadi yang siap pakai.

Level 2:  Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 1.
Sebagaimana level 1, komponen pada level 2 juga dapat digumakan sebagai komponen
pembentuk langsung pada level 0 atau sebagai produk jadi.

Level 3: Selanjutnya dapat didefinisikan dengan penjelasan yang sama.

Penggambaran Bill of Material dalam bentuk struktur produk itu memang lebih mudah
dimenegerti tetapi apabila jumlah dan level komponen sangat banyak maka
penggambaran dengan struktur produk menjadi tidak efisien. Berikut terdapat bill of
material dari produk cat otomotif yang kami buat:

Cat Otomotif Level 0

Level 1
12 Kaleng Cat 1 Kardus

Level 2
12 Liter cat Kaleng kosong

Binder Thinner Anti Setling Pasta


NC Level 3
Solution

Resin Addttif NC Level 4


Solvent Solvent Solvent Pigmen Resin Solvent Additif Solvent
powder Powder Powder
Level 3

2. Perencanaan Tata Letak dan Fasilitas (Plant Layout)


Plant Layout atau Tata Letak Fasilitas Pabrik adalah suatu pengaturan dan
penempatan yang optimal terhadap Fasilitas Pabrik termasuk Tenaga Kerja, peralatan
produksi, ruang penyimpanan, peralatan penanganan material dan semua layanan
pendukung lainnya dengan desain struktur terbaik untuk menampung semua fasilitas
tersebut.

Tujuan Utama dalam Pengoptimalan Tata Letak Fasilitas Pabrik atau Plant
Layout tentunya adalah untuk memaksimalkan Laba bagi Perusahaan. Dengan tata letak
atau layout yang optimal, biaya-biaya pengangkutan dan penanganan material dalam
proses manufakturing dapat ditekan seminimal mungkin sehingga laba perusahaan dapat
ditingkatkan. Pergerakan Tenaga Kerja dalam bekerja juga dapat diminimalisasi
sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan dan memberikan kontribusi positif
terhadap laba perusahaan.

Berikut ini adalah 7 Prinsip yang wajib dipertimbangkan pada saat merencanakan Tata
Letak Fasilitas Pabrik (Plant Layout).

1. Prinsip Integrasi (Principle of Integration), Suatu Tata Letak yang baik adalah


mengintegrasikan manusia, material, mesin dan layanan pendukung lainnya
untuk mendapatkan pemanfaatan yang optimal  terhadap sumber daya yang
dimilikinya.
2. Prinsip Kedekatan Jarak (Principle of minimum distance), Prinsip ini
berkaitan dengan perpindahan atau pergerakan manusia dan material. Tata Letak
harus diatur sedekat mungkin untuk meminimalisasi perjalanan dan pergerakan.
Perlu diingat bahwa jarak yang jauh dapat meningkatkan penggunaan waktu
kerja yang juga akan meningkatkan biaya operasional.
3. Prinsip Pemanfaatan Ruang (Principle of Space Utilisation), Sebuah Layout
atau tata letak yang baik adalah memanfaatkan keseluruhan ruang baik ruang
Horizontal maupun ruang Vertikal-nya. Pemanfaatan optimal bukan saja pada
lantai ruangan saja, namun juga meliputi tinggi ruangan (pemanfaatan tiga
dimensi).
4. Prinsip Aliran (Principle of Flow), Layout atau Tata letak yang baik adalah
Layout yang dapat memperlancar aliran perpindahan material hingga tahap
penyelesaiannya.
5. Prinsip Fleksibilitas Maksimum (Principle of Maximum Flexibility), Sebuah
Layout atau Tata Letak yang baik adalah Layout yang tidak memakan biaya
besar dan waktu lama saat terjadi perubahaan. Kebutuhan masa depan
seharusnya dijadikan salah satu pertimbangan dalam melakukan perancangan
Layout atau tata letak fasilitas pabrik.
6. Prinsip Keselamatan, Keamanan dan Kepuasan (Principle of Safety, Security
and Satisfaction), Sebuah layout atau tata letak yang baik adalah Layout yang
mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kepuasan tenaga
kerja serta keamanan fasilitas seperti menghindari terjadinya kebakaran dan
kemalingan.
7. Prinsip Penanganan minimum (Principle of minimum handling), sebuah
Layout atau tata letak yang baik adalah layout yang dapat meminimalisasi
penanganan material

Hal - hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak dan fasilitas:

 Pertimbangan Desain Fasilitas


 Biaya Lahan dan Bangunan
 Sistem Komunikasi Dalam Pabrik
 Keamanan
 Kebutuhan-kebutuhan Ruangan
 Peralatan Penanganan Bahan
 Penentuan luas lantai
 Alat angkut
 Cara pengangkutan
 Cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk / dirak)
 Aliran bahan
 Allowance (kelonggaran)
Berikut penentuan luas lantai meliputi :

 Luas lantai Gudang bahan baku


 Luas lantai area produksi
 Luas lantai Gudang jadi
 Luas lantai perkantoran

2.1 Penghitungan Luas Lantai Departemen Produksi

Penentuan luas ruangan yang diperlukan untuk aktivitas produksi sangatlah


bergantung pada masing-masing area yang ada. Kebutuhan untuk luas area ini harus
dipertimbangkan untuk seluruh aktivitas yang ada di dalam pabrik. Untuk menghitung
kebutuhan luas area maka data-data yang perlu di tentukan adalah :
• Dimensi tiap mesin
• Dimensi area untuk tiap mesin oprator (toleransi)
• Dimensi bahan baku dan bahan jadi yang dihasilkan
Mesin yang digunakan dalam proses pembuatan cat otomotif terdiri dari 3 mesin yaitu
Mesin Basketmill, Mesin horizontal mill dan Mesin mixer. Berikut adalah prinsip kerja
dari masing-masing mesin.

1. Mesin Basketmill

Motor yang berputar menggerakkan pin dan disk pendispersi untuk berputar
dengan kecepatan tinggi, yang membuat bagian atas disk pendispersi dan ruang
penggilingan bagian dalam menjadi vakum. Media penggilingan yang digerakkan oleh
pin penggerak di dalam chember menghasilkan gaya ke segala arah, yang menempatkan
material di bawah aksi tabrakan dan gesekan untuk memperkecil ukuran partikel dan
mempersempit kisaran ukuran partikel. Aliran pusaran yang dihasilkan oleh disc
pendispersi rotasi kecepatan tinggi menyerap material keluar dari chember dan material
yang digiling diserap kembali, hasil pendispersi dan penggilingan yang sangat baik akan
dicapai.

2. Mesin Horizontal mill

Mesin pabrik bead horizontal adalah mesin gerinda kontinu tertutup efisiensi
tinggi untuk bahan cair, dirancang dengan ruang pencampuran horisontal dan dengan
turbin dalam dengan memutar rotos dan juga media penggilingan, itu adalah pilihan
yang baik untuk produksi penggilingan bahan cair, beroperasi mudah dan mudah
dibersihkan dan menggantikan berbagai jenis bahan atau warna yang berbeda., Seal
mekanis ganda-akting dan sistem pelumasan sendiri membuat mesin dengan kualitas
yang dapat diandalkan dan kondisi kerja yang stabil.
Mesin bead mill untuk cat, pigmen tinta banyak diadopsi, ini menyediakan
dengan produksi terus menerus, meningkatkan efisiensi dan juga menjaga kualitas
dengan tingkat tinggi dan juga dengan operasi ekonomi dan mudah, itu menjadi
peralatan yang diperlukan untuk pabrik-pabrik tersebut.

3. Mesin Mixer

Melalui disk pendispersi rotasi kecepatan tinggi, meterial akan menjadi aliran
bentuk annular, menghasilkan aliran pusaran yang kuat, yang turun ke bagian bawah
pusaran dalam keadaan spiral. Selama proses, material terdispersi, dilarutkan, dicampur
dan diemulsi secara efisien karena benturan dan gesekan geser yang kuat di antara
partikel. Pompa hidrolik menggerakkan silinder hidrolik naik dan turun, yang
menggerakkan seluruh transmisi dan mengatur kerja ke atas dan ke bawah.

Berikut penghitungan luas area untuk departemen Produksi


 Bagian pembuatan pasta terdapat 2 mesin yaitu:
1. Mesin Basketmill: 1 m x 1,5 m = 1,5 m². Toleransi untuk setiap sisi 1 m
sehingga dimensi area untuk 1 buah mesin basketmiil dengan operator
untuk melakukan aktivitas : 3 m x 3,5 m = 10,5 m²,
Luas area mesin basketmiil 10,5 x 6 mesin = 63 m²

2. Mesin Horizontal mill : 1,5 m x 1,2 m = 1,8 m².

Dimensi untuk 1 buah mesin Horizontal miil dengan operator untuk


melakukan aktivitas : 3,5 m x 3,2 m = 11,2 m².
Luas area mesin Horizontal miil : (11,2 x 1 mesin) = 11,2 m²

 Bagian pembuatan cat terdapat 1 mesin yaitu:


1. Mesin Mixer : 1,2 m 1,6 m = 1,92 m²
Dimensi area untuk 1 buah mesin Mixer dengan operator untuk melakukan
aktivitas : 3,2 m x 3,6 m = 11,52 m².
Luas area mesin Mixer : (11,52 x 3 mesin) = 34,56 m²

 Dimensi tempat penyimpanan pada :


1. Area Penyimpanan Bahan Baku : 30 m x 50 m = 1.500 m²
2. Area Penyimpanan Produk Jadi : 30 m x 60 m = 1.800 m²
Luas area tempat penyimpanan : 1.500 m² + 1.800 m² = 3.300 m².
Total luas area adalah : (63 + 11,2 +34,56) + 3.300 = 3.408,76 m².
Berikut table luas area departemen produksi :

Mesin Mesin + Toleransi Luas Jumlah Total Luas


No Departemen Nama Mesin Subtotal
(m x m) (m x m) (m2 ) mesin Area

1 Basketmiil 1 x 1,35 3 x 3,5 10,5 6 63


2 Horizontal miil 1,5 x 1,2 3,5 x 3,2 11,2 1 11,2
Produksi 108,76 m²
3 Mixer 1,2 x 1,6 3,2 x 3,6 11,52 3 34,56

2.2 LayOut
Dengan layout yang diatur menurut aliran produk, maka mesin dan fasilitas
produksi dapat diatur berdasarkan prinsip “machine after machine”. Dengan
menggunakan tata letak produk (product layout), maka fasilitas–fasilitas untuk proses
produksi akan diletakkan berdasarkan garis aliran (flow line). Berikut adalah gambar
Producy Layout dari produksi cat otomotif :

G
G
Mixer Horizontal
U
A Pasta Miil / Basket
U D
Mill
D A
A N
N B G
G A P
S A
B Mixer E C
A B Binder K D
H C I
A O N
N A G
T J
B A
A
Anti
Mixer D
K C I
U Settling

3. Penerapan Perencanaan Tata Letak dan Fasilitas

Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup
ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Dalam membangun suatu perusahaaan harus
sesuai dengan perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan syarat pendirian suatu
perusahaan. Dengan adanya perencanaan dan perancangan tata letak fasilitas ini,
diharapkan agar aliran proses serta pemindahan bahan yang ada di dalam suatu
perusahaan berjalan dengan lancar. Kelancaran proses produksi dapat meminimumkan
biaya dan mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh. Selain itu, perencanaan dan
perancangan tata letak fasilitas ini juga berguna untuk mengoptimalkan hubungan antar
aktivitas. 

Berikut adalah Peta Proses Operasi produk kami


Anti Settling Pasta Binder

10' 2' 10'


Mengambil bahan di Mengambil pigmen di Mengambil resin
RM-001 WH RM P-001 WH RM RP-001
powder di WH RM

5' 2' 5'


Mengambil solven di Mengambil solven di Mengambil solven di
S-003 S-001 S-001 WH RM
WH RM WH RM

5' 2' 5'


Menuang dan
Masukkan bahan anti Mengambil resin di
AS-001 R-001 S-001 menimbang solven di
settling ke dalam tanki WH RM
tanki

30' 2' 5' Memasukkan resin powder


AS-001 Mixer hingga homogen A-001 Mengambil addiktif PB-001 sesuai dengan formulasi
secara perlahan sambil di
mixer
10' 20'
Memasukkan resin,
PM-001 solven, addiktif dan PB-001 Mixer sampai homogen
pigmen kedalam tanki

20'
5'
Masukkan additif sesuai
PM-001 Mixer hingga homogen A-001 dengan formulasi

240' Masukkan premix pasta 10'


PA-001 ke mesin horizontal mill PB-001 Mixer hingga homogen
untuk di granding

10'
Mengambil sample pasta
PA-001 yang sudah di granding
untuk di cek kehalusan

Pasta yang sudah halus


PA-001 siap digunakan untuk
membuat cat

5'
Masukkan resin/binder
B-001 sesuai dengan formulasi
Kedalam tanki

5'
Masukkan pasta sesuai
PA-001 dengan formulasi
kedalam tanki

5'
Masukkan anti setling
AS-001 sesuai dengan formulasi
kedalam tanki

10'
Mixer hingga homogen
BC-001

5'
Ambil sample untuk
BC-001 pengecekan kualitas

10'
Melakukan pengecekan
BC-001 viscositas / kekentalan

5'
Melakukan pengecekan
BC-001 berat jenis

5'
Melakukan pengecekan
BC-001 Warna / drow down

30'
Melakukan pengecekan
BC-001 Solid conten

2' Menginformasikan ke
BC-001 bagian produksi bahwa
produk release

60'
BC-001 Melakukan packaging

2'
Mengambil 1 produk yang
BC-001 sudah d packaging
sebagai pertinggal sample

10' Mengirim produk


BC-001 kebagian gudang

4. Manfaat Perencanaan Tata Letak dan Fasilitas


 Dapat Menaikkan output produksi

Tata letak yang baik akan memberikan output yang lebih besar dengan


ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan jam kerja pegawai yang lebih
kecil dan jam kerja mesin yang lebih kecil.

 Dapat Mengurangi delay

Pengaturan yang baik akan mengurangi waktu tunggu atau delay yang


berlebihan yang dapat disebabkan oleh adanya gerakan balik (back-tracking),
gerakan memotong (cross-movement), dan kemacetan (congestion) yang
menyebabkan proses perpindahan terhambat.

 Dapat Mengurangi jarak perpindahan barang

Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti terjadi.


Mulai dari bahan baku memasuki proses awal, pemindahan barang setengah jadi,
sampai barang jadi yang siap untuk dipasarkan disimpan dalam Gudang. Dengan
adanya perancangan tata letak yang baik akan meminimalkan biaya perpindahan
barang tersebut.

 Dapat Menghematan Pemanfaatan area

Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan pemakaian


ruang yang berlebihan.

 Dapat memaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas produksi


lainnya.

 Proses manufaktur yang lebih singkat


Dengan memperpendek jarak antar proses produksi maka waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan suatu produk akan lebih singkat.

 Mengurangi resiko kecelakaan kerja

Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan


lingkungan kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang terkait di
dalamnya.

 Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman

Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib,


pencahayaan yang baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana kerja
yang baik akan tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para pekerja akan
meningkat. Hal ini berpengaruh pada kinerja karyawan yang juga akan
meningkat sehingga produktivitas kerja akan terjaga.

 Mempermudah aktivitas supervisor

Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk


mengamati jalannya proses produksi. Dalam PTLF ini pada dasarnya akan
merupakan proses pengurutan dari suatu perencanaan tata letak yang sistematis. 

4.1 Design Tata Letak Proses Produksi Cat Otomotif


1 6

2
2

2
4 4 4 4 4 4

Keterangan Layout :

1 = Gudang Bahan Baku


2 = Mixer
3 = Horizontal Mill
4 = Basket Mill
5 = Tempat WIP
6 = Gudang Barang Jadi

= Forklift

= Handpallet

= Drum porter

= Tenaga Kerja

= Panel Listrik

4.2 Flow Process Chart


Flow Process Chart atau Peta aliran proses adalah suatu diagram yang
menunjukkan urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan
penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung, serta
didalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti
waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan. Walau biasanya dinyatakan dalam jam
dan jarak perpindahan biasanya dinyatakan dalam meter. Kegunaan Peta Aliran Proses
(FPC) (Sofyan, 2002) :
a. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan, aktivitas orang atau aliran kertas
dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
b. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses
atau prosedur.
c. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau
dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metoda kerja

Berikut adalah Peta aliran proses kelompok kami :

Anda mungkin juga menyukai