Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPEMIMPINAN DAN PELAYANAN

(SERVANT LEADERSHIP)

Mata Kuliah : Kepemimpinan Sektor Publik

Dosen : Dr.Ida Farida,M.Si.

Disusun Oleh :1.Julita Rosa 17111044


2.Mega Oki Anjani 17111005
3.Ni wayan Mita Sawitri 17111046
4.Atep Kurniawan 17111049

ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih
memahami dan mengerti tentang kepemimpinan dan pelayanan .
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Bandar Lampung, 10 Mei 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Servant leadership atau kepemimpinan pelayan adalah suatu
kepemimpinan yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati
untuk melayani, menempatkan kebutuhan pengikut sebagai prioritas,
menyelesaikan sesuatu bersama orang lain dan membantu orang lain dalam
mencapai suatu tujuan bersama.
Konsep Servant Leadership pertama kali dikenalkan oleh Robert K.
Greenleaf pada tahun 1970 dalam bukunya The Servant as Leader. Robert K.
Greenleaf adalah Vice President American Telephone and Telegraph Company
(AT&T). Menurut Greenleaf, Servant Leadership adalah seseorang yang
menjadi pelayan lebih dahulu. Dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang
yang ingin melayani, harus terlebih dulu melayani. Kemudian pilihan secara
sadar membawa seseorang untuk memimpin.
B.     Rumusan Masalah
-      apa itu kepemimpinan dan apa itu pelayanan…!
- apa itu kepemimpinan pelayanan..!
-      karakteristik kepemimpinan pelayanan (servant leadership)…!
-      bagaimana dimensi servant leadership…!
- apa indikator dan ciri-ciri servant leadership…!

C.    Tujuan penulisan
Mengetahui tentang apa itu kepemimpinan pelayanan,karakteristik
kepemimpinan pelayanan,serta dapat mengetahui bagaimana dimensi servant
leadership dan indicator dan cirri-ciri servant leadership
BAB II
PEMBAHASAN

A.DEFINISI KEPEMIMPINAN DAN PELAYANAN


1.Kepemimpinan
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok .Kepemimpinan adalah seni untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas (Field Manual 22-100).
Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut.

 Wahjosumidjo (1987)

“Pengertian Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang yang meliputi


kepribadian, kemampuan serta kesanggupan yang tidak dapat dipisahkan
dengan kedudukan, gaya dan perilaku pemimpin serta interaksinya terhadap
pengikut dan situasi.”

 P. Siagian

“kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan keterampilan seseorang


ketika menduduki sebagai pimpinan dalam suatu organisasi atau perusahaan
untuk mempengaruhi perilaku orang lain, khususnya bawahannya agar berpikir
dan bertindak sedemikian rupa sehingga bisa memberikan sumbangan nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi.”

 George R. Terry (1972)

“Pengertian kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain


agar diarahkan untuk mewujudkan tujuan organisasi.”

 Hemhiel dan Coons (1957)


“kepemimpinan merupakan perilaku seseorang individu dalam memimpin
kegiatan dalam sebuah organisasi atau kelompok dalam mencapai tujuan
bersama (shared goal).”

2.Pelayanan
Pelayanan (customerservice) secara umum adalah setiap kegiatan yang
diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan,
melalui pelayanan ini keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat
terpenuhi.Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan adalah
sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain, sedangkan melayaniyaitu
membantu menyiapkan (membantu apa yangdiperlukan seseorang) pada
hakekatnya pelayanan adalah serangkaian kegiatan yang merupakan proses.
Sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan
meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat,proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain.
Menurut R.A Supriyono pelayanan adalah kegiatan yang diselenggarakan
organisasi menyangkut kebutuhan pihak konsumen dan akan menimbulkan
kesan tersendiri, dengan adanya pelayanan yang baik maka konsumen akan
merasa puas,dengan demikian pelayanan merupakan hal yang sangat penting
dalam upaya menarik konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan.Sedangkan definisi yang lain menyatakan bahwa pelayanan atau
service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang diberikan suatu pihak kepada
pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat
pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan
suatu produk fisik.Selanjutnya Munir juga mengatakan pelayanan umum adalah
kegiatanyang oleh seseorang (sekelompokorang) dengan landasan faktor
material melalui sistem, prosedur dan metode dalam rangka usaha memenuhi
kepentingan orang lainya sesuai dengan haknya. Munir mengemukakan bahwa
pelaksanaan pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar
baik dalam waktu yang diperlukan maupun hasilnya. Dengan adanya standar
manajemen dapat merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan pelayanan agar hasil akhir memuaskan kepada pihak-pihak yang
mendapatkan pelayanan.

B. DEFINISI SERVANT LEADERSHIP


Gaya kepemimpinan servant leadership berasal dari kata leader dan
servant adalah dua kata yang bertolak belakang. Leader berarti pemimpin
dengan tugas utama memimpin. Servant berarti pelayan yang dituntut untuk
melayani. Servant Leadership adalah budaya kepemimpinan di mana pemimpin
tidak sungkan untuk melayani walaupun dalam posisinya sebagai seorang
pemimpin.
Definisi servant leadership menurut beberapa sumber yaitu:

 Menurut Sendjaya dan Sarros (2002:57), Servant Leadership adalah


pemimpin yang mengutamakan kebutuhan orang lain, aspirasi, dan
kepentingan orang lain atas mereka sendiri. Servant leader memiliki
komitmen untuk melayani orang lain. 
 Menurut Spears (2002:255), pemimpin yang melayani (Servant
Leadership) adalah seorang pemimpin yang mengutamakan pelayanan,
dimulai dengan perasaan alami seseorang yang ingin melayani dan untuk
mendahulukan pelayanan. Selanjutnya secara sadar, pilihan ini membawa
aspirasi dan dorongan dalam memimpin orang lain. 
 Menurut Trompenaars dan Voerman (2010:3), Servant Leadership adalah
gaya manajemen dalam hal memimpin dan melayani berada dalam satu
harmoni, dan terdapat interaksi dengan lingkungan. Seorang servant
leader adalah seseorang yang memiliki keinginan kuat untuk melayani
dan memimpin, dan yang terpenting adalah mampu menggabungkan
keduanya sebagai hal saling memperkuat secara positif. 
 Menurut Poli (2011), Servant Leadership adalah proses hubungan timbal
balik antara pemimpin dan yang dipimpin dimana di dalam prosesnya
pemimpin pertama-tama tampil sebagai pihak yang melayani kebutuhan
mereka yang dipimpin yang akhirnya menyebabkan ia diakui dan
diterima sebagai pemimpin. 
 Menurut Vondey (2010), Servant Leadership merupakan seorang
pemimpin yang sangat peduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan
pengikut, dirinya serta komunitasnya, karena itu ia mendahulukan hal-hal
tersebut daripada pencapaian ambisi pribadi (personal ambitious) dan
kesukaannya semata.
C. KARAKTERISTIK SERVANT LEADERSHIP
Menurut Spears (2002:27-29), terdapat sepuluh karakteristik Servant
Leadership, yaitu sebagai berikut:

1. Mendengarkan (Listening). Servant-leader mendengarkan dengan


penuh perhatian kepada orang lain, mengidentifikasi dan membantu
memperjelas keinginan kelompok, juga mendengarkan suara hati dirinya
sendiri. 
2. Empati (Empathy). Pemimpin yang melayani adalah mereka yang
berusaha memahami rekan kerja dan mampu berempati dengan orang
lain. 
3. Penyembuhan (Healing). Servant-leader mampu menciptakan
penyembuhan emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan dengan
orang lain, karena hubungan merupakan kekuatan untuk transformasi dan
integrasi. 
4. Kesadaran (Awareness). Kesadaran untuk memahami isu-isu yang
melibatkan etika, kekuasaan, dan nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi
yang seimbang yang lebih terintegrasi. 
5. Persuasi (Persuasion). Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan
orang lain daripada memaksa kepatuhan. Ini adalah satu hal yang paling
membedakan antara model otoriter tradisional dengan servant leadership. 
6. Konseptualisasi (Conceptualization). Kemampuan melihat masalah dari
perspektif konseptualisasi berarti berfikir secara jangka panjang atau
visioner dalam basis yang lebih luas. 
7. Kejelian (Foresight). Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari
masa lalu, realitas saat ini, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan
untuk masa depan. 
8. Keterbukaan (Stewardship). Menekankan keterbukaan dan persuasi
untuk membangun kepercayaan dari orang lain. 
9. Komitmen untuk Pertumbuhan (Commitment to the Growth of
People). Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan
pertumbuhan profesional karyawan dan organisasi.
10.Membangun Komunitas (Building Community). Mengidentifikasi cara
untuk membangun komunitas.

D. DIMENSI SERVANT LEADERSHIP


Kerangka diusulkan oleh Barbuto dan Wheeler (2006) (dalam
Muhammad Aji 2015) menggabungkan 8 karakteristik Spears (2002) dengan
dimensi keinginan yang alami untuk melayani orang lain , yang menjadi dasar
untuk Servant leadership disebutkan dalam tulisan-tulisan dari Greenleaf.
Keinginan untuk melayani adalah tertanam dalam semua konsep servant
leadership. Dimensi dari Servant Leadership menggunakan pengembangan
dimensi dari Barbuto dan Wheeler (2006), serta Wong and Page (2003) dimensi
Servant Leadership adalah sebagai berikut:

1)Tindakan (Altruistic calling) Menggambarkan hasrat yang kuat dari


pemimpin untuk membuat perbedaan positif pada kehidupan orang lain dan
meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri dan akan
bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan bawahannya.

2)Empati (Emotional healing) Menggambarkan komitmen seorang pemimpin


dan keterampilannya untuk meningkatkan dan mengembalikan semangat
bawahan dari trauma atau penderitaan.

3)Bijaksana (Wisdom) Menggambarkan pemimpin yang mudah untuk


menangkap tanda-tanda di lingkungannya, sehingga memahami situasi dan
memahami implikasi dari situasi tersebut.

4)Mencari solusi (Persuasive mapping) Menggambarkan sejauhmana


pemimpin memiliki keterampilan untuk memetakan persoalan dan
mengkonseptualisasikan kemungkinan tertinggi untuk terjadinya dan mendesak
seseorang untuk melakukan sesuatu ketika mengartikulasikan peluang.

5)Tumbuh (Organizational stewardship) Menggambarkan sejauh mana


pemimpin menyiapkan organisasi untuk membuat kontribusi positif terhadap
lingkungannya melalui program pengabdian masyarakat dan pengembangan
komunitas dan mendorong pendidikan tinggi sebagai satu komunitas.

6)Berjiwa Sosial (Humility) Mengambarkan kerendahan hati pemimpin, serta


menempatkan dan menghargai prestasi orang lain lebih daripada prestasi
sendiri.

7)Visioner (Vision) Menggambarkan sejauhmana pemimpin mencari komitmen


semua anggota organisasi terhadap visi bersama dengan mengajak anggota
untuk menentukan arah masa depan organisasi dan menuliskan visi bersama.

8)Melayani (Service) Menggambarkan sejauhmana pelayanan dipandang


sebagai inti dari kepemimpinan dan pemimpin menunjukkan perilaku
pelayanannya kepada bawahan Maka servant Leadership dapat dipahami
sebagai konsep kepemimpinan yang menekankan pada peran pemimpin sebagai
pelayan bagi bawahan atau karyawannya. Pemimpin sebagai pelayan
ditunjukkan dengan berbagai perilakunya seperti berupaya membangun
komitmen serta kualitas kinerja karyawan.

E. INDIKATOR DAN CIRI-CIRI SERVANT LEADERSHIP


Menurut Dennis (2004), Servant Leadership dapat diukur melalui Servant
Leadership Assement Instrument (SLAI). Berdasarkan hal tersebut indikator
Servant Leadership adalah sebagai berikut:
1)Kasih Sayang (Love)Karakteristik pertama dalam servant leadership adalah
kepemimpinan yang mengasihi berdasarkan kasih sayang.Winston (2002)
menyatakan bahwa kasih sayang (love) mengacu pada bahasa Yunani yaitu
cinta moral (agapao love).Cinta berarti melakukan hal yang benar pada waktu
yang tepat untuk alasan yang benar.
2)Pemberdayaan (Empowerment)Pemberdayaan menempatkan penekanan pada
kerja sama yaitu mempercayakan kekuasaan kepada orang lain, dan
mendengarkan saran dari follower (Dennis,2004; dalam Irving, 2005).
3)Visi (Vision)Visi merupakan arah kemana organisasi dan orang-orang yang
dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin. Visi pemimpin akan
menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan, pengaruhnya
lebih kuat terhadap orang-orang yang bekerja untuk kepentingan organisasi.
4)Kerendahan hati (Humility) Dennis (2004; dalam Irving, 2005) mengatakan
bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menjaga kerendahan hati
dengan menunjukkan rasa hormat terhadap karyawan serta mengakui kontribusi
karyawan terhadap tim.
5)Kepercayaan (Trust) Servant leadership adalah orang-orang pilihan diantara
sejumlah orang lain dan pilihan itu didasarkan pada beberapa kelebihan tertentu
yang menyebabkan servant leadership tersebut mendapatkan kepercayaan untuk
menjadi pemimpin.
Dari beberapa tulisan Greenleaf, Spears (1996) dalam Very Widodo
(2014) menyimpulkan bahwa sedikitnya terdapat sembilan ciri khas
kepemimpinan pelayan yang paling dominan, yaitu :

1)Mendengarkan (Listening receptively to what others have to say)Secara


tradisional, pemimpin dihargai karena keahlian komunikasi dan kemampuan
mereka dalam pembuatan keputusan. Pemimpin pelayan harus memperkuat
keahlian yang penting ini dengan menunjukkan komitmen yang mendalam
dalam mendengarkan secara intensif ide-ide atau kata-kata orang lain.
Pemimpin pelayan berusaha mengenali dan memahami dengan jelas kehendak
kelompok. Mereka berusaha mendengarkan secara tanggap apa yang dikatakan
(dan tidak dikatakan). Mendengarkan dan memahami apa yang
dikomunikasikan oleh tubuh, jiwa, dan pikiran.

2)Menerima orang lain dan Empati (Acceptance of others and having


empathy for them)Pemimpin pelayan berusaha keras memahami dan
memberikan empati kepada orang lain. Orang perlu diterima dan diakui sebagai
suatu individu yang istimewa dan unik. Setiap individu tidak ingin
kehadirannya dalam suatu organisasi/perusahaan ditolak oleh orang lain yang
berada di sekitar dirinya. Pemimpin pelayan yang paling sukses adalah mereka
yang mampu menjadi seorang pendengar yang penuh dengan empati.

3)Kemampuan meramalkan (foresight and intuition)Kemampuan untuk


memperhitungkan kondisi yang sudah terjadi atau meramalkan kemungkinan
hasil suatu situasi sulit didefinisikan, tetapi mudah dikenali.Orang mengetahui
kalau melihatnya. Kemampuan meramalkan adalah ciri khas yang
memungkinkan pemimpin pelayan bisa memahami pelajaran dari masa lalu,
realita masa sekarang dan kemungkinan konsekuensi sebuah keputusan untuk
masa depan. Hal ini menanamkan inti permasalahan sampai jauh ke dalam
pikiran intuitif.Jadi kemampuan meramalkan adalah salah satu cirri khas
pemimpin pelayan yang dibawa sejak lahir.Semua ciri khas lainnya bisa
dikembangkan secara sadar.Kesadaran (Awareness and perception). Kesadaran
akan diri sendiri dan keberadaan orang lain dapat turut memperkuat pemimpin
pelayan. Kesadaran juga membantu dalam memahamipersoalan yang
melibatkan etika dan nilai-nilai.Hal ini memungkinkan orang dapat memandang
sebagian besar situasi dari posisi yang lebih terintegrasi.

4)Membangun kekuatan Persuasif (Having highly develoved power of


persuasion)Ciri khas kepemimpinan pelayan lainnya adalah mengandalkan
kemampuan meyakinkan orang lain, bukannya wewenang karena kedudukan,
dalam membuat keputusan di dalam organisasi. Pemimpin pelayan berusaha
meyakinkan orang lain, bukannya memaksakan kepatuhan. Elemen ini
memberikan perbedaan yang paling jelas antara model wewenang tradisional
dan model kepemimpinan pelayan.Pemimpin pelayan efektif dalam membangun
konsensus dalam kelompok.

5)Konseptualisasi (An ability to conceptualize and to communicate


concepts)Pemimpin pelayan berusaha memelihara kemampuan mereka untuk
“memiliki impian besar”.Kemampuan untuk melihat kepada suatu masalah
(atau sebuah organisasi) dari persfektif konseptualisasi berarti bahwa orang
harus berpikir melampaui realita dari hari ke hari.Manajer tradisional
disibukkan oleh kebutuhan untuk mencapai tujuan operasional jangka
pendek.Seorang manajer yang ingin menjadi pemimpin pelayan harus mampu
mengoptimalkan pemikirannya sampai mencakup pemikiran konseptual yang
mempunyai landasan lebih luas (visioner).Pemimpin pelayan harus
mengusahakan keseimbangan yang rumit antara konseptualisasi dan fokus
sehari-hari.

6)Kemampuan Menyembuhkan (ability to exert a healing influence upon


individual and institutions)Belajar menyembuhkan merupakan daya yang kuat
untuk perubahan dan integrasi. Salah satu kekuatan besar kepemimpinan
pelayan adalah kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri dan orang lain.
Banyak orang yang patah semangat dan menderita karena berbagai masalah
emosional. Walaupun hal tersebut merupakan sesuatu yang alami dalam
kehidupan manusia, akan tetapi seorang pemimpin pelayan harus mampu dan
mempunyai kesempatan menggerakkan hati dan memberi semangat kepada
orang-orang yang berhubungan dengan mereka.

7)Kemampuan Melayani,Peter Block (pengarang buku Stewardship dan


Empowered Manager) mendefinisikan kemapuan melayani
(stewardship)dengan pengertian “memegang sesuatu dengan kepercayaan orang
lain”. Dalam suatu organisasi, setiap level manajemen, dari top management
sampai shoop floor semuanya mempunyai peranan penting dalam memegang
organisasi mereka dengan kepercayaan kepada kebaikan masyarakat yang lebih
besar. Kepemimpinan pelayan, seperti kemampuan melayani, yang pertama dan
terutama adalah memiliki komitmen untuk melayani kebutuhan orang lain. Hal
ini tentunya menekankan adanya keterbukaan dan kejujuran, bukan
pengendalian atau pengawasan.

8)Memiliki Komitmen pada Pertumbuhan Manusia Pemimpin pelayan


berkeyakinan bahwa manusia mempunyai nilai intrinsik yang melampaui
sumbangan nyata yang telah mereka berikan selama ini.Dalam sifatnya yang
seperti ini, pemimpin pelayan sangat berkomitmen terhadap pertumbuhan
pribadi, profesional dan spiritual setiap individu di dalam organisasi. Dalam
prakteknya hal ini bisa dikembangkan dengan cara melakukan pengembangan
pribadi dan profesional, menaruh perhatian pribadi pada gagasan dan saran
karyawan atau anggota, memberikan dorongan kepada keterlibatan pekerja
dalam pengambilan keputusan, toleran terhadap kesalahan dan sebagainya.

9)Membangun komunitas/masyarakat di tempat kerja (Building community


in the workplace)Membangun komunitas ini mencakup membangun komunitas
yang baik antar karyawan, antar pimpinan dan bawahan dan membangun
komunitas masyarakat dan pelanggan.Pemimpin pelayan menyadari bahwa
pergeseran komitme lokal ke suatu lingkungan yang lebih besar merupakan
pembentuk utama kehidupan manusia. Lingkungan kerja yang kondusif secara
internal dan eksternal diharapkan akan meningkatkan performansi organisasi
secara maksimal. Kemampuan pemimpin pelayan dalam menciptakan suasana
rasa saling percaya akan membentuk kerjasama yang cerdas dalam suatu tim
kerja. Dengan ketulusan dan keteladan yang dimiliki oleh pemimpin pelayan,
rasa saling percaya dapat ditumbuhkan.

Ciri khas kepemimpinan pelayan seperti yang telah disebutkan di atas


bukanlah suatu harga mati, masih banyak ciri lain yang dimiliki oleh seorang
pemimpin pelayan. Salah satu yang penting disini adalah bahwa kepemimpinan
pelayan itu dimulai dari diri sendiri, artinya seorang pemimpin dapat
melaksanakan kepemimpinan pelayan jika ada semangat yang tulus dalam
dirinya untuk menjadi yang terdepan dalam pelayanan. Dengan kata lain
keteladanan juga menjadi faktor kunci bagi keberhasilan model kepemimpinan
pelayan. Keinginan akan falsafah manajemen yang merangsang unjuk kerja
yang baik oleh semua karyawan dengan meningkatkan keadaan yang
menguntungkan bagi tanggung jawab, peran serta dan rasa ikut memiliki semua
individu menjadai salah satu ciri pelaksanaan kepemimpinan pelayan.
Harus disadari pula bahwa membina kekuatan dalam sebuah bisnis
datang secara alami kalau pemimpin puncak menerima kenyataan bahwa proses
paling baik dimulai dalam diri sendiri. Organisasi yang paling produktif adalah
organisasi di tempat yang terdapat sejumlah tindakan sukarela, orang
melakukan hal-hal yang tepat, hal-hal yang mengoptimalkan efektivitas total,
pada waktu yang tepat, sebab mereka mengerti apa yang harus dilakukan,
mereka percaya bahwa ada hal yang tepat untuk dilakukan dan mereka
mengambil tindakan yang dianggap perlu tanpa diberi perintah.
Hal yang paling penting bagi seorang pemimpin untuk membangun
organisasi yang kuat dan sukses adalah memasukkan keyakinan ke dalam hati
bahwa “manusia adalah yang pertama”.Kalau pemimpin mendahulukan
manusia dan organisasi dapat bekerja secara produktif, dia harus bersedia
menerima perubahan dalam peranan dari seorang pemimpin menjadi primus
inter pares, yang pertama di antara yang sederajat. Seorang pemimpin harus
memenuhi peranan memudahkan dan mendukung kemampuan kepemimpinan
orang lain, bukannya merasa terancam oleh kemungkinan perkembangan orang
lain.
Pelaksanaan konsep kepemimpinan pelayan dengan dilandasi prinsip
keagamaan, etika dan norma diharapkan mampu mengembalikan kondisi
organisasi perusahaan bahkan Bangsa Indonesia dari keterpurukkannya selama
ini dengan lebih melaksanakan bisnis yang dilandasi etika dan norma.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Kepemimpinan yang melayani adalah suatu kepemimpinan yang berawal
dari perasaan tulus yang timbul dari hati yang berkehendak untuk melayani,
yaitu untuk menjadi pihak pertama yang melayani (Autry, 1977; dalam
Greenleaf, 2002). Servant leaders memiliki hati hamba. Ketika pemimpin
menegur, maka pemimpin akan melakukan dengan cara pendekatan dan
penyelesaian dengan damai, serta tidak memaksakan kehendaknya pada orang
lain. Drury (2004; dalam Washington, dkk. 2007) menyatakan bahwa servant
leadership berhubungan dengan kinerja karyawan, sehingga kinerja erat
kaitannya dengan servant leadership. Servant leaders mempunyai tanggung
jawab untuk melayani kepentingan pengikut agar mereka menjadi lebih
sejahtera, sebaliknya para pengikut memiliki komitmen penuh dalam bekerja
untuk mencapai tujuan organisasi dan keberhasilan pemimpin. Hal ini yang
membuat keduanya saling berhubungan satu sama lain.
Servant leadership berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan.
Yang artinya bahwa dalam hal ini kinerja akan menjadi meningkat atau
menurun itu tergantung dari servant leadership yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

 Sendjaya, S. dan Sarros, J. C. 2002. Servant leadership: Its Origin,


Development and Application in Organizations. Journal Of Leadership
and Organization Studies.
 Spears, Larry. 2002. Character and Servant Leadership: Ten
Characteristics of Effective, Caring Leaders. The Journal of Virtues &
Leadership.
 Trompenaars, Fons dan Voerman, Ed. 2009. Servant Leadership Across
Cultures: Harnessing the strength of the world's most powerful
leadership philosophy. New York: Infinite Ideas Limited.  
 Poli, W.I.M. 2011. Kepemimpinan Stratejik; Pelajaran dari Yunani
Kuno hingga Bangladesh. Makassar: Universitas Hasanuddin.
 Vondey, M. 2010. The Relationships among Servant Leadership,
Organizational Citizenship Behavior, Person-Organization Fit, and
Organizational Identification. International Journal of Leadership
Studies.
 Barbuto, JE. dan Wheeler DW. 2006. Scale development and construct
clarification ofservant leadership. Group & Organization Management.
 Dennis, R. 2004. Development of the Servant Leadership Assesment
Instrumen. Leadership & Organization Development Journal.
 https://www.kajianpustaka.com/2017/12/pengertian-karakteristik-dan-
indikator-servant-leadership.html
 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16096/f.
%20BAB%20II.pdf?sequence=7&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai