Anda di halaman 1dari 13

Bismillahirahmanirahim,

KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI (SERVANT LEADERSHIP)

 Kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership) adalah sebuah paradox, suatu


pendekatan untuk kepemimpinan yang bertentangan dengan realisme yang ada.
 Kepemimpinan yang melayani menekankan pada bahwa pemimpin perhatian pada
masalah pengikut mereka, empati dengan mereka, serta mengembangkan mereka.

Definisi menurut para ahli :


- Menurut Robert K. Greenleaf (1970), Servant Leadership adalah seseorang yang
menjadi pelayan lebih dahulu. Dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang yang
ingin melayani, harus terlebih dulu melayani. Kemudian pilihan secara sadar
membawa seseorang untuk memimpin.
- Menurut Trompenaars dan Voerman (2010:3), Servant Leadership adalah gaya
manajemen dalam hal memimpin dan melayani berada dalam satu harmoni, dan
terdapat interaksi dengan lingkungan. Seorang servant leader adalah seseorang yang
memiliki keinginan kuat untuk melayani dan memimpin, dan yang terpenting adalah
mampu menggabungkan keduanya sebagai hal saling memperkuat secara positif.
- Servant Leadership menempatkan kepentingan pengikut di atas kepentingan diri
sendiri dan menekankan perkembangan pengikut (Hale & Fields, 2007).

Dasar Historis dari Kepemimpinan yang Melayani (Historical Basis of Servant


Leadership)
Kepemimpinan yang melayani pertama kali dicetuskan oleh Robert K. Greenleaf
pada tahun 1970 lewat karyanya, “The servant as leader”. Empat tahun sebelumnya (1964)
dia adalah pensiunan perusahaan terkemuka dunia “AT & T” (perusahaan telpon dan
elektronik). Saat menjadi eksekutif di AT & T dia sudah menerapkan kepemimpinan yang
melayani, dan sukses, karena itu setelah pensiun dia mulai mengkaji hingga menulis karya
pertamanya “The servant as leader”. Ternyata tulisan ini menginspirasi banyak pihak
terutama peneliti kepemimpinan, meskipun tidak secara luas. Pada tahun 1972 ia menulis
tentang “The Institution as servant”, dan pada tahun 1977 Greenleaf mulai mantap dan
menulis, “The servant leadership”.
Munculnya konsep “The servant leadership” atau kepemimpinan yang melayani
itu diakui Greenleaf (1970) terinspirasi oleh novel menarik karya Herman Hesse yang
berjudul “The Journey to the East”. Novel ini bercerita tentang sekelompok pelancong
yang ditemani seorang pelayan. Pelayan ini sangat membantu para anggota kelompok.
Pelayan ini tidak hanya menyemangati pelancong selama perjalanan yang membosankan
tetapi juga sering menghibur dengan bernyanyi. Kehadiran pelayan itu memiliki dampak
yang luar biasa. Ketika sang pelayan tersesat, terpisah dari kelompok, para pelancong
menjadi panik dan bergegas meninggalkan perjalanan itu. Tanpa pelayan mereka tidak
mampu melanjutkan. Pelayanlah yang akhirnya memimpin kelompok. Dia muncul sebagai
pemimpin lewat perhatiannya kepada para pelancong, tanpa mementingkan diri sendiri.
10 Karakter dari Pemimpin yang Melayani (Ten Characteristics of Servant Leadership)
1. Mendengarkan (Listening). Servant-leader mendengarkan dengan penuh perhatian
kepada orang lain, mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan kelompok,
juga mendengarkan suara hati dirinya sendiri.
2. Empati (Empathy). Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha
memahami rekan kerja dan mampu berempati dengan orang lain.
3. Penyembuhan (Healing). Servant-leader mampu menciptakan penyembuhan
emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena hubungan
merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi.
4. Kesadaran (Awareness). Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan etika,
kekuasaan, dan nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi yang seimbang yang lebih
terintegrasi.
5. Persuasi (Persuasion). Persuasi adalah komunikasi yang jelas dan konsisten itu
meyakinkan orang lain untuk berubah. Sebagai lawan dari paksaan, yang
memanfaatkan otoritas posisi untuk memaksa kepatuhan, persuasi menciptakan
perubahan dengan menggunakan argument non-penilaian yang lembut.
6. Konseptualisasi (Conceptualization). Konseptualisasi merujuk pada kemampuan
individu untuk menjadi orang yang berpandangan jauh ke depan bagi suatu organisasi,
dan memberi pemahaman yang jelas akan tujuan dan arah. Karakteristik ini melebihi
pemikiran operasional berhari-hari untuk berfokus pada “gambaran besar”.
Konseptualisasi juga melengkapi pemimpin yang melayani guna merespon masalah-
masalah organisasi yang kompleks dalam cara yang kreatif, sehingga memungkinkan
mereka untuk menghadapi kompleksitas organisasi dalam hubungannya dengan
tujuan jangka penjang
7. Prediksi (Foresight). Kemampuan pemimpin yang melayani untuk mengetahui masa
depan. Ini adalah kemampuan untuk menduga hal apa yang akan terjadi berdasarkan
pada apa yang terjadi di masa sekarng dan apa yang terjadi di masa lampau. Bagi
Greenleaf, prediksi memiliki dimensi etis karena dia percaya pemimpin seharusnya
bertanggungjawab untuk segala kegagalan, guna mengantisipasi apa yang secara
masuk akal dapat diramalkan dan bertindak atas pemahaman itu.
8. Tugas untuk mengurus (Stewardship). Tugas untuk mengurus adalah tentang
mengambil tanggungjawab untuk peran yang dipercayakan kepada pemimpin.
Pemimpin yang melayani menerima tanggungjawab untuk mengelola secara hati-hati
orang dan organisasi yang meraka pimpin. Selain itu, mereka mempercayaiorganisasi
untuk kebaikan masyarakat yang lebih besar.
9. Komitmen untuk Mengembangkan Orang (Commitment to the Growth of
People). Pemimpin yang melayani memiliki komitmen untuk membantu setiap orang
di dalm organisasi agar bisa tumbuh, baik secara pribadi maupun professional.
Komitmen isa memiliki banyak bentuk, termasuk menyediakan bagi pengikut peluang
pengembangan karier, membantu mereka mengembangkan keterampilan kerja baru,
menghilangkan kepentingan pribadi dalam ide mereka, serta melibatkan mereka
dalam pengambilan keputusan (Spears, 2002).
10. Membangun Komunitas (Building Community). Kepemimpinan yang melayani
memperkuat perkembangan komunitas. Suatu komunitas adalah kumpulan individu
yang memiliki kepentingan serta upaya bersama dan merasakan kesatuan serta
keterkaitan. Komunitas memungkinkan pengikut untuk memihak sesuatu yang lebih
besar dari diri mereka yang mereka hargai. Pemimpin yang melayani membangun
komunitas untuk menyediakan tempat di mana orang bisa merasa aman dan terhubung
dengan orang lain, tetapi tetap diperkenankan untuk mengapresiasikan individualitas
mereka.

Membangun Teori tentang Kepemimpinan yang Melayani (Building a Theory about


Servant Leadership)
- Kepemimpinan yang melayani merupakan suatu kumpulan karakteristik dan prinsip
normatif yang didefinisikan secara bebas. Hal ini diterima secara luas sebagai
pendekatan kepemimpinan daripada teori, yang memiliki nilai heuristik dan praktis
yang kuat. Pujian untuk kepemimpinan berasal dari berbagai penulis kepemimpinan
terkenal, termasuk Bennis (2002), Blanchard and Hodges (2003), Covey(2002),
DePree (2002), Senge (2002), dan Wheatley (2002).
- Kepemimpinan yang melayani diadopsi sebagai filosofi administratif dalam banyak
organisasi terkenal seperti The Toro Company. Herman Miller, Synovus Financial
Corporation, Service Master Company, Men’s Wearhouse, Southwest Airlines dan
TD Industries (Spears, 2002).
- Peneliti telah mulai menganalisis konsep dasar dari kepemimpinan yang melayani
dalam upaya untuk membangun teori tentang hal tersebut.
Contoh:
 Russell dan Stone (2002) mengembangkan model praktis dari kepemimpinan yang
melayani dengan 20 karakteristik, 9 karakteristik fungsional (perilaku khusus yang
diamati di tempat kerja), dan 11 karakteristik tambahan yang meningkatkan perilaku
ini.
 Patterson (2003) menciptakan model berbasis nilai dari kepemimpinan yang melayani
dengan 7 hipotesis terkenal, yang menggambarkan ciri dan bentuk perilaku pemimpin
yang melayani.
 Model Kepemimpinan yang Melayani (Building a Model of Servant Leadership)
MODEL KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Memiliki 3 komponen utama : kondisi yang ada, perilaku pemimpin yang melayani, dan hasil
kepemimpinan model ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan tentag fenomena
kepemimpinan yang melayani dan memeberi kerangka kerja untuk memahami
kompleksitasnya.

Kondisi Yang Ada


Tiga kondisi yang ada memiliki dampak pada kepemimpinan yagn melayani ; kontek dan
budaya, sifat pemimpin, daya penerimaan pengikut. Kondisi ini tidak mencakup semua
kondisi yang memenagaruhi kepemimpinan yang melayani, tertapi mewakili sejumlah factor
yang dapat memengaruhi proses kepemimpinan.

Konteks Dan Budaya. Kepemimpinan yang melayani tidak muncul dalam situasi kosong,
tetapi terjadi dalam konteks organisasi yang ada dan budaya tertentu. Sifat dari masing
masing hal tersebut memengaruhi bagaimana kepemimpinan yang melayani dilaksanakan.
Contoh : dalam latar organisasi layanan kesehatan dan nirlaba, norma untuk pedul lebih
dominan, sementara perusahaan wall street lebih umum memiliki kompetisi sebagai norma
yang efektif. Karena norma berbeda, cara menerapkan kepemimpinan yang melayani bissa
berbeda.

Sifat Pemimpin. Seperti dalam situasi kepemimpinan apap pun, kualitas dan karakter
pemimpin memngaruhi proses kepemimpinan yang melayani . individu membawa sifat dan
ide mereka sendiri tentang memimpin utnuk situasi kepemimpinnan. Sejumlah orang bisa
merasa sangat ingin melayani atau sangat kuat trmotivasi untuk memimpin. Karakter ini
membentuk cara individu menunjukan kepemimpinan yang melayani. Selain itu, orang
berbeda dalam bidang seperti perkembangan moral, kecerdasan emosional, dan ketekunan
diri, serta sifat-sifat ini berinteraksi dengan kemampuan mereka untuk terlibat dalam
kepemimipan yang melayani.

Daya Penerimaan Pengikut. Merupakan factor yagn tampak memengaruhi dampak


kepemimpinan yang melayani pada hasil yang ada seperti kinerja jabatan pribadi dan
organisasi. Daya penerimaan pengikut terkait dengan pertanyaan “apakah semua karyawan
menunjukan Hasrat untuk kepemimpinan yang melayani?” penelitian menyatakan bahwa
jawaban atas pertanyaan it mungkn tidak. Beberapa pengikut tidak ingin beekerja dengan
pemimpin yang melayani. Mereka menyamakan kepemimpinan yang mellayani dengan
mikro manajemen, dan melaporkan bahwa mereka tidak menginginkan atasan mereka
mengenal mereka atau mencoba membantu megembangkan atau memandu mereka

Perilaku Pemimpin Yang Melayani


Tujuh perilaku pemimpin yang melayani menjadi inti dari proses kepemimpinan yang
melayani. Temuan dari penelitian inimemerikan bukti bagi kredibilitas, karena melihat
kepemimpinan yang melayani sebagai proses dimensi jamak. Secara kolektif, perilaku ini
adalah focus sentral dari kepemimpinan yang melayani. Secara individual, setiap perilaku
membuat kontribusi unik

Membentuk Konsep. Pembentukan konsep merujuk pada pemahaman penuh pemimpin


yang melayani tentang organisasi, baik tentang kegunaan, kompleksitas, dan misi. Kapasitas
ini memungkinkan pemimpin yang melayani untuk berpikir lewat masalah yang rumit, untuk
mengetahui bila sesuatu terjadi secara keliru, dan untuk membicarakan masalah secara kreatif
dalam kesesuaian dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Contoh : kate simpson, seorang perawat penyelia senior dalam ruang instalasi gawat darurat
dari sebuah rumah sakit besar, menggunakan pembentukan onsep memimpin departemennya.
Dia benar benar memahami misi rumah sakit dan disaat bersamaan, mengetahui cara untuk
mengelola staf secara mefektif setiap hati. Stafnya berkata, Kate memiliki indera ke-enam
tentang apa yang terbaik untuk pengikutnya. Dia dikenal atas kebijaksanaannya dalam
menghadapi paien yang sulit, dan membantu staf mendiagnosis masalah medis yang rumit,
kemampuannya, kompetensinya, dan nilainya sebagai pemimpin yang melayani membuat dia
mendapat penghargaaan sebagai caregiver of the year award dar rumah sakit.
Memulihkan Emosi. Pemulihan emosi termasuk peka terhadap maslah pribadi dan
kebahagiaan oranglain. Hal ini termasuk mngenali masalah oranglain dan bersedia untuk
meluangkan waktu mengatasi masalah tersebut. Pemimpinn yang melayanii menampilkan
pemulihan emosi membuat diri mereka bersedia bag orang lain, membantu mereka dan
memberi mereka dukungan.

Mengutamakan Pengikut. Mengutamakan oranglain adalah hal dasar atau karakteristik


penting dari kepemimpinan yang melayani. Itu berarti, gunakan tindakan dan kata kata
kepada pengikut yang jelas jelas menunjukan bahwa masalah mereka adalah prioritas,
termasuk menempatkan kepentingan dan keberhasilan pengikut lebih dari kepentingan dan
keberhasilan pemimpin. Itu berarti, pemimpin berhenti dar tugasnya sendiri untukk
membantupengikut untuk melakukan tugas mereka.

Membantu Pengikut Tumbuh dan Sukses. Perilaku ini merujuk pada pengetahuan akan
tujuan tujuan pribadi dan professional pengikut, serta membantu mereka untuk mencapai
tujuan itu. Pemimpin yang melayani membuat perkembangan karier pengikut sebagai
prioritas, termasuk mendampingi pengikut dan member mereka bantuan. Pada intinya,
membantu pengikut untuk tumbuh dan sukses adalah tentang membantu individu ini untuk
menjadi orang yang memiiki aktualisasi diri, mencapai potensi penuh mereka.

Berperilaku Secara Etis. Berprilaku secara etis berarti melakukan hal yang benar dengan
cara yang benar. Perilaku ini memegang standar etis kuat, termasuk bersikap terbuka, jujur,
dan adil dengan pengikut. Pemimpin yang melayani tidak melanggar prinsip etika dalam
rangka mencapai sukses.

Memberdayakan. Memberdayakan merujuk pada tindakan yang membolehkan pengikut


untuk mandiri, membuat keputusan sendiri, dan otonom. Itulah cara bagi pemimpin untuk
berbagi kekuasaan dengan pengikut dengan membolehkan mereka memiliki
kembali.pemberdayaan membangun kepercayaan diri pengikut dalam kapasitas mereka untuk
berpikir dan bertindak sendiri karena mereka diberi kebebasan untuk mengatasi situasi sulit
dalam cara yang mereka anggap terbaik.

Menciptakan Nilai Untuk Masyarakat. Pemimpin yang melayani menciptakan nilai bagi
komunitas dengan secara sengaja, dan sadar memberikan kembali kepada komunitas. Mereka
terlibat dalam aktivitas setempat dan mendorong pengikut untuk juga menjadi tenaga
sukarela bagi layanan masyarakat. Penciptaan nilai bagi masyarakat adalah satu cara bagi
pemimpin untuk mengaitkan tujuan dan prinsip dari suatu organisasi dengan prinsip
masyarakat yang lebih luas.
Hasil

Walaupun kepemimpinan yang melayani terutama berfokus pada perilaku pemimpin, ini juga
penting untuk menganalisis hasil yang ada dari kepemimpinan yang melayani. Hasil dari
kepemimpinan yang melayani adalah kinerja dan pertumbuhan pengikut, kinerja organisasi,
dan dampak bagi masyarakat (lihat Bagan 10.1). seperti disoroti oleh Greenleaf dalam karya
awalnya (1970), tujuan dari kepemimpinan yang melayani adalah untuk menciptakan
organisasi yang sehat yang mendukung pertumbuhan individual, memperkuat kinerja
organisasi, dan pada akhirnya, menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

Kinerja Dan Pertumbuhan Pengikut. Sebagian besar perilaku pemimpin yang melayani
berfokus secara langsung pada pengakuan kontribusi pengikut, dan membantu mereka
menyadari potensinya.hasil yang diharapkan bagi pengikut adalah aktualisasi diri yang lebih
besar. Yaitu, pengikut akan menyadari kecakapan penuh mereka kalua pemimpin
mendukung , membantu mereka dengan tujuan pribadinya, serta memberi mereka kendali.

Kinerja Organisasi. Selain untuk memengaruhi pengikut dan kinerja mereka secara positif,
penelitian awal telah menunjukan bahwa kepemimpinan yang melayani memiliki pengaruh
pada kinerja organisasi.

Dampak Bagi Masyarakat. Hasil lain yang diharapkan dari kepemimpinan yang melayani
adalah, ini mungkin memiliki dampak positif pada masyarakat. Walaupun dampak sosial
tidak diukur secara umum dalam kajian kepemimpian yang melayani, ada contoh dtentang
dampak kepemimpinan yang melayani yang sangat kasat mata.

Kesimpulan Model Kepemimpinan Yang Melayani


Intinya, model kepemimpinan yang melayani mengandung tiga komponen : kondisi yang ada,
perilaku pemimpin yang melayani, dan hasil. Focus sentral dari model itu adalah tujuh
perilaku pemimpin yang memperkuat kepemimpinan yang melayani : membentuk konsep,
memulihkan emosi, mengutamakan pengikut, membantu pengikut tumbuh dan sukses,
berprilaku secara etis,memberdayakan, menciptakan nilai untuk masyarakat. Perilaku ini
dipengaruhi oleh konteks dan budaya, sifat pemimpin, dan daya penerimaan pengikut
terhadap jenis kepemimpinan ini.

BAGAIMANA KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI BERFUNGSI ?


Hal itu dimulai ketika pemimpin berjanji kepada diri sendiri untuk mengutamakan pengikut,
jujur dengan mereka, serta memperlakukan mereka dengan adil. Pemimpin yang melayani
memprioritaskan tindakan untu mendengarkan pengikut, seerta mengembangkan hubungan
jangka Panjang dengan mereka. Hal ini memungkinkan pemimpin untuk memahami
kemampuan, kebutuhan, dan tujuan pengikut yang pada akhirnnya , memungkinkan pengikut
ini untuk mencapai potensi penuh mereka.

KEKUATAN
Pertama, kepemimpinan yang melayani menyatakan secara tegas bahwa pemimpin harus
mendahulukan pengikut, bebagai kkontrol dengan pengikut, serta mendukung perkembangan
mereka,

Kedua, kepemimpinan yang melayani menyediakan pedekatan yang provokatif dan


bertentangan dengan naluri tentang penggunaan pengaruh, atau kekuasaan dalam
kepemimpinan. Dimana pemimpin seharusnya tidak mendominasi, memerintah, atau
mengontrol. Tetapi, pemimpin seharusnya berbagi kendali dan pengaruh,

Ketiga, temuan mengidentifikasikan bahwa kepemimpinan yang melayani mungkin tidak


efektif dalam konteks dimana pengikut tidak terbuka untuk dipandu , didukung, dan
diberdayakan.

Keempat, penelitian terbaru telah menghasilkan ukuran yang lengkap tentang kepemimpinan
yang melayani. Penelitian menunjukan SLQ(servant leadership questionaire)/kuesioner
kepemimpinan yang melayani itu unik dan mengukur aspek kepemimpinan yang berbeda dari
mereka yang diukur oleh teori transformasional dan pertukaran pemimpin -pengikut . SLQ
terbukti menjadi instrumen yang cock untuk digunakan, dalam penelitian tentang
kepemimpian yang melayani di masa depan.

KRITIK
1. Sifat paradoks dari judul "kepemimpinan yang melayani" menciptakan semantic noise
yang mengurangi nilai potensial dari pendekatan ini. Karena namanya tampak
kontradiktif, maka kepemimpinan yang melayani cenderung dianggap aneh
2. Ada perdebatan di antara para ahli kepemimpinan yang melayani tentang dimensi inti
dari proses.
3. Sebagian besar tulisan tentang kepemimpinan yang melayani memiliki nada
preskriptif yang menyiratkan bahwa para pemimpin yang baik "Mendahulukan orang
Lain."
4. Tidak jelas mengapa "konseptualisasi" dimasukkan sebagai salah satu perilaku
kepemimpinan yang melayani dalam model kepemimpinan yang melayani (lihat
Gambar 10.1).

PENERAPAN
1. Kepemimpinan yang melayani dapat diterapkan di segala tingkatan manajemen dan
dalam segala jenis organisasi.
2. Kepemimpinan yang melayani telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi
selama lebih dari 30 tahun. anyak organisasi di Fortune 500 (misalnya, Starbucks,
AT&T, Southwest Airlines, dan Vanguard Group) menerapkan ide dari
kepemimpinan yang melayani. Pelatihan dalam kepemimpinan yang melayani
biasanya melibatkan latihan penilaian diri, sesi pendidikan, dan penetapan tujuan. Isi
kepemimpinan yang melayani bersifat sederhana dan dapat diakses karyawan di setiap
tingkatan dalam organisasi.
3. Kepemimpinan pelayan diajarkan di banyak perguruan tinggi di seluruh penjuru dunia
dan merupakan fokus dari beragam pelatihan dan konsultan swasta.
Intinya, kepemimpinan yang melayani menyediakan filosofi dan seperangkat perilaku yang
bisa dipelajari dan dikembangkan oleh individu dalam organisasi.

Kuisioner Kepemimpinan yang Melayani

Instruktur: Pilih dua yang Anda kenal dalam kapasitas kepemimpinan seperti rekan kerja,
teman satu tim, atau pengikut. Buatlah dua salinan dari kuisioner ini dan beri satu salinan
untuk setiap orang yang telah Anda pilih. Dengan menggunakan skala tujuh nilai berikut,
mintalah mereka untuk mengidentifikasi hingga tingkat mana mereka setuju atau tidak setuju
dengan pernyataan berikut ketika mereka mengalami kepemimpinan Anda. Dalam pernyataan
ini, “Dia” merujuk kepada Anda dalam kapasitas kepemimpinan.

Kunci:

1. Sangat tidak setuju


2. Tidak setuju
3. Agak setuju
4. Tidak setuju
5. Agak setuju
6. Setuju
7. Sangat setuju

1. Orang lain akan meminta bantuan dari dia kalau mereka mendapat 1234567
masalah pribadi
2. Dia menekankan pentingnya memberikan kembali kepada komunitas 1234567
3. Dia bisa tahu bila sesuatu yang terikat dengan perkerjaan tidak berjalan 1234567
dengan semestinya
4. Dia member orang lain tanggung jawab untuk membuta keputusan 1234567
penting tentang pekerjaan mereka
5. Dia memprioritaskan pengembangan karir orang lain 1234567
6. Dia lebih peduli dengan kesuksesan orang lain daripada kesuksesannya 1234567
sendiri
7. Dia memiliki standar etika yang tinggi 1234567
8. Dia peduli dengan kebahagiaan orang lain 1234567
9. Dia selalu tertarik untuk membantu orang lain dalam komunitasnya 1234567
10. Dia mampu berpikir untuk mengatasi masalah yang kompleks 1234567
11. Dia mendorong orang lain untuk menangani sendiri keputusan kerja yang 1234567
penting
12. Dia tertarik untuk memastikan bahwa orang lainbahwa orang lain 1234567
mencapai tujuan karier mereka
13. Dia mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya 1234567
14. Dia selalu jujur 1234567
15. Dia meluangkan waktu untuk berbicara orang lain pada tingkat pribadi 1234567
16. Dia terlibat dalam aktivitas komunitas 1234567
17. Die memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang organisasi dan 1234567
tujuannya
18. Dia member kebebasan kepada orang lain untuk menangani situasi sulit 1234567
dengan cara yang mereka anggap paling baik
19. Dia memberikan orang lain pengalaman kerja yang memungkinkan 1234567
mereka mengembangkan keterampilan baru
20. Dia mengorbankan kepentingannya sendiri untuk memenuhi 1234567
kebutuhannya sendiri
21. Dia tidak mau melanggar prinsip etika agar bisa berhasil 1234567
22. Dia bisa mengetahui ketika orang lain merasa sedih tanpa menanyai 1234567
mereka
23. Dia mendorong orang lain untuk menjadi tenaga sukarela di komunitas 1234567
24. Dia bisa memecahkan masalah pekerjaan dengan ide baru/kreatif 1234567
25. Bila orang lain perlu membuat keputsuan penting di pekerjaan, mereka 1234567
tidak perlu
26. Berkonsultasi dengan dia 1234567
27. Dia ingin mengetahui tujuan karier orang lain 1234567
28. Dia melakukan apa yang dia bisa untuk mempermudah pekerjaan orang 1234567
lain
29. Dia lebih menghargai kejujuran daripada kauntungan 1234567

Penilaian (dibuku)

Penjelasan Nilai (dibuku)

KESIMPULAN

Berawal dari karya terkenal Greenleaf (1970), kepemimpinan yang melayani adalah
pendekatan yang paradoksal tentang kepemimpinan, karena menantang keyainan tradisional
kita tentang kepemimpinan dan pengaruh. Kepemimpinan yang melayani menekankan bahwa
pemimpin seharusnya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan para pengikut, memberdayakan
mereka, dan membantu bereka mengembangkan kapasitas penuh mereka.

Pemimpin yang melayani membuat pilihan yang disadari untuk melayani terlebih dulu: untuk
menempatkan kepentingan pengikut di atas kepentingan diri pemimpin. Mereka membangun
hubungan yang kuat dengan orang lain, simpatik dan etis, serta memimpin dalam jalan yang
melayani kepentingan yang lebih besar dari pengikut, organisai, komunitas, dan masyarakat
secara umum.
Berdasarkan ide dari novel Herman Hesse (1956) The journey to the East, Greenleaf
mengatakan bahwa pelayan yang tidak egois di dalam suatu kelompok memiliki dampak luar
biasa pada anggota kelompok lainnya. Pemimpin yang melayani memerhatikan secara penuh
kebutuhan pengikut, peduli dengan orang lain yang kurang beruntung, dan bertujuan untuk
menghilangkan diskriminasi dan ketidakadilan social. Karena pemimpin yang melayani
mengaitkan orientasi kepada mereka yang dipimpin, mereka tidak terlalu banyak
melaksanakan kekuasaan dan kendali institusional.

Para pakar telah mendefinisikan kepemimpinan yang melayani dalam banyak cara. Menurut
Spears (2002), ada sepuluh karakteristik dari kepemimpinan yang melayani: mendengarkan,
empati, menyembuhkan, perhatian, persuasi, konseptualisasi, peramalan, tugas untuk
mengurus, komitmen untuk pertumbuhan orang-orang, dan membangun komunitas. Upaya
tambahan oleh peneliti ilmu social untuk mengembangkan dan membuktikan ukuran
kepemimpinan yang melayani, telah menghasilkan daftar panjang tentang karakteristik
kepemimpinan yang melayani.

Liden, Panaccio, et. al. (sedang naik cetak) telah menciptakan model yang menjanjikan dalam
kepemimpinan yang melayani. Model itu memiliki tiga komponen utama: kondisi yang ada,
perilaku pemimpin yang melayani, dan hasil kepemimpinan. Kondisi yang ada itu adalah
kondisi yang kemungkinan mempengaruhi pemimpin yang melayani, termasuk konteks dan
budaya, sifat pemimpin, serta daya penerimaan pengikut. Yang menjadi pusat dari proses
pemimpin yang melayani adalah tujuan perilaku pemimpin yang melayani: membentuk
konsep, memulihkan emosi, mengutamakan pengikut, membantu pengikut tumbu dan sukses,
berperilaku secara etis, memberdayakan, serta menciptakan nilai untuk masyarakat. Hasil
dari kepemimpinan yang melayani adalah kinerja dan pertumbuhan pengikut, kinerja
organisasi, dan dampak bagi masyarakat.

Penelitian pada kepemimpinan yang melayani memiliki sejumlah kekuatan. Pertama, hal itu
unik karena hal tersebut membuat altruism (perhatian terhadap kesejahteraan orang lain
tanpa memperhatikan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak
budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama) sebagai komponen utama dari proses
kepemimpinan. Kedua, kepemimpinan yang melayani menyediakan pendekatan yang
provokatif dan berlawanan dengan naluri tentang penggunaan pengaruh di mana pemimpin
menyerahkan kontrol, bukannya berusaha untuk mengontrol. Ketiga, bukannya sebagai cinta
Tuhan kepada umat-Nya, penelitian telah menunjukan bahwa ada kondisi di mana
kepemimpinan yang melayani bukan jenis kepemimpinan yang disukai. Terakhir, penelitian
terbaru telah menghasilkan ukuran yang pasti tentang kepemimpinan yang melayani (SLQ)
yang mengidentifikasikan tujuh dimensi berbeda dari proses tersebut.

Pendekatan kepemimpinan yang melayani juga memiliki keterbatasan. Pertama, karakter


yang paradoksal daro “kepemimpinan yang melayani”, menciptakan gangguan semantic yang
menghilangkan nilai potensial dari pendekatan itu. Kedua, tidak ada consensus yang muncul
pada kerangka kerja teoritis umum untuk kepemimpinan yang melayani. Ketiga,
kepemimpinan yang melayani memiliki lingkaran yang tidak realistic, yang berkonflik
dengan pendekatan kepemimpinan tradisional. Terakhir, tidak jelas mengapa “membuat
konsep” merupakan suatu karakteristik penting dari kepemimpinan yang melayani.

Terlepas dari keterbatasan, kepemimpinan yang melayani terus menjadi pendekatan


kepemimpinan yang menarik dan memiliki banyak janji. Ketika lebih banyak penelitian
dilaksanakan untuk mengiji asumsi dan isi dari kepemimpinan yang melayani, pemahaman
yang lebih baik tentang kompleksitas proses akan muncul.

Alhamdulillahirohmanirohim,

……S U K S E S…….

Anda mungkin juga menyukai