Korry Novitriani
Satuan Proses Dalam Reaksi Organik
• Ada lima macam proses yang memungkinkan ditemukan dalam Reaksi
organic yaitu: (a) pemutusan ikatan, (b) pembentukan ikatan, (c)
pemutusan dan pembentukan ikatan yang terjadi secara serempak,
(d) migrasi intarmolekul, dan (e) pemindahan elektron.
• Contoh Nitrasi benzene oleh campuran asam nitrat pekat dan asam
sulfat pekat
A. Pemutusan Ikatan
• Suatu ikatan kovalen A - B dapat mengalami pemutusan melalui salah
satu dari cara, yaitu cara homolitik atau heterolitik.
• Pemutusan dengan cara homolitik menghasilkan A· + ·B. Pemutusan
ini terjadi di mana masing-masing atom membawa satu elektron
ikatannya.
• Pemutusan secara heterolitik akan dihasilkan A+ + B-. Pemutusan ini
terjadi di mana pasangan elektron ikatan akan berpindah ke salah
satu atom yang membentuk ikatan tersebut. Umumnya, pasangan
elektron berpindah ke atom yang lebih elektronegatif.
Urutan kekuatan keasaman
• H-OH < H-Oac < H-Cl
• Ion klorida dinyatakan sebagai gugus-pergi yang lebih baik daripada
ion asetat, dan ion asetat adalah gugus-pergi yang lebih baik daripada
ion hidroksida.
B. Pembentukan ikatan
Ada tiga cara pembentukan ikatan, yaitu (a) penggabungan dua radikal
(atom), (b) penggabungan dua ion yang berlawanan muatannya, dan (c)
penambahan ion ke suatu molekul netral.
reaksi kondensasi
Klasifikasi Reaksi
• Reaksi adisi,
• Reaksi eliminasi,
• Reaksi substitusi,
• Reaksi kondensasi,
• Reaksi penataan-ulang,
• Reaksi multi-pusat, dan
• Reaksi oksidasi-reduksi.
Pengelompokan reaksi berdasarkan sifat pereaksi
yang berhasil menghasilkan senyawa organik
Reaksi adisi ke ikatan tak-jenuh dibagi berdasarkan pereaksinya seperti elektrofil (i),
nukleofil (ii), dan atom atau radikal (iii).
(i) Elektrofil
- Hidrogen dalam bentuk pemberi proton seperti H3O+ atau suatu asam
karboksilat.
- Halogen: klorin, bromin, dan iodin.
- Nitrogen seperti ion nitronium (NO2+), ion nitrosonium (NO+), alkil nitril (RO -
NO2), dan ion diazonium aromatik (ArN2+).
- Belerang seperti belerang trioksida, biasanya diturunkan dari asam sulfat.
- Oksigen seperti hidrogen peroksida dan ozon.
- Karbon seperti karbokation (sebagai contoh, (CH3)3C+).
(ii) Nukleofil
- Oksigen dalam H2O, ROH, RCO2H, RSO3H, dan basa konjugasinya
(OH-, RO-, dan sebagainya).
- Belerang dalam H2S dan RSH, serta basa konjugasinya, dan ion
bisulfit (HSO3-).
- Nitrogen dalam NH3 dan NH2-, amina dan turunan amina (sebagai
contoh NH2OH),
- Karbon dalam ion sianida (CN-), ion asetilida (HCC- dan RCC-),
karbanion (sebagai contoh, CH3COCH2-), dan senyawa
organologam (sebagai contoh, CH3 - MgI).
- Ion halida (F-, Cl-, Br-, I-).
- Hidrogen seperti ion hidrida dan senyawa pembawa ion ini
(sebagai contoh, LiAlH4).
(iii) Radikal dan atom
- Atom halogen
- Radikal alkil dan aril (sebagai contoh, ·CH3, ·Ph)
REAKSI ADISI
Berdasarkan jenis pereaksinya, reaksi adisi dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu reaksi adisi elektrofilik dan reaksi adisi nukleofilik.
bromin
trans-2-butena
e. Adisi ke dalam sistem yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap
terkonjugasi menghasilkan campuran produk sebab muatan pada spesies
karbokation-antara didelokalisasikan kepada dua atau lebih karbon yang masing-
masing dapat diserang dalam tahap kedua.
2) Asetilen.
Asetilen kurang rentan daripada olefin terhadap adisi elektrofil tetapi
karakteristiknya sama (reaksi terjadi dalam dua tahap, melibatkan
karbokation-antara, dan menghasilkan produk trans).
3) Aromatik.
Ikatan rangkap karbon-karbon aromatik normalnya lebih suka bereaksi
dengan elektrofil dengan cara substitusi daripada adisi sebab adisi
menyebabkan hilangnya kestabilan aromatis.
Adisi Nukleofilik
Adisi nukleofilik dapat dibedakan berdasarkan gugus substratnya.
1) Gugus karbonil. Pola utama adisi nukleofil ke gugus karbonil dalam
aldehida dan keton adalah sebagai berikut.
a. Tahap penentu kecepatan reaksi adalah adisi nukleofil.
gugus karbonil memperoleh satu muatan negatif
partial dalam keadaan transisi maka gugus
penarik elektron akan meningkatkan kecepatan
reaksinya, sedangkan gugus pemberi elektron
akan menurunkan kecepatannya.
2) Gugus karbonil yang lain. Gugus karbonil turunan asam (halida asam,
anhidrida, ester, dan amida) juga diserang oleh nukleofil, tetapi
reaksinya disempurnakan oleh pelepasan gugus elektronegatif dan
bukan oleh penambahan proton. Sebagai contoh
Di dalam hal yang terakhir di atas, spesies tidak stabil yang terbentuk
akan mengalami reaksi lebih lanjut.
(a) β-Eliminasi
• Ikatan tak-jenuh yang terbentuk oleh reaksi eliminasi dapat berupa
salah satu dari sejumlah jenis ukatan rangkap (C=C, C≡C, C=O, C≡N,
dsb). Kita hanya akan fokus pada eliminasi yang mengarah pada
ikatan tak-jenuh C=C, dan terutama pada yang melibatkan hidrogen
sebagai salah satu yang tereliminasi, sebagai contoh
Golongan reaksi ini selanjutnya dapat dibagi ke dalam eliminasi yang terjadi
melalui mekanisme bimolekular (E2) yang eliminasi yang terjadi melalui
mekanisme unimolekular (E1).
Sebagai contoh, eliminasi hidrogen bromida lebih mudah terjadi dari CH2=CH-
CH2-CH2Br menghasilkan CH2=CH-CH=CH2 daripada dari n-butil bromida.
Keberadaan gugus tak-jenuh jenis –M memfasilitasi eliminasi lebih kuat jika
proton terikat pada karbon- daripada jika terikat pada karbon-.
e. Reaksi lebih cepat terjadi jika posisi kedua gugus tereliminasi adalah
trans satu sama lain, dan gugus-gugus tersebut sebidang dengan
atom-atom karbon yang menghubungnya.
Reaksi ini perlu menggunakan basa kuat, dan basa kuat yang sering
digunakan adalah ion amida.
4) Eliminasi menghasilkan ikatan C=O.
Eliminasi terkatalis basa dapat menghasilkan senyawa karbonil,
sebagaiman halnya dalam ester nitrat:
Nukleofil Produk
OH- Alkohol, R-OH
R’O- Eter, R-OR’
R’S- Tioeter (sulfida), R-SR’
R’CO2- Ester, R-OCOR’
R’C≡C- Asetilen, R-C≡CR’
CN- Nitril, R-CN
NH3 Amina, R-NH2
R’3N Garam amonium kuaterner, R’3RN+X-
d. Urutan reaktivitas gugus-gugus alkil adalah primer > sekunder >
tersier, hal ini terjadi paling tidak karena naiknya efek rintangan
sterik untuk mendekati atom karbon yang lebih tersubstitusi.
Sebagai contoh reaktivitas alkil bromida terhadap ion iodida dalam
aseton adalah:
Reaksi SN2’ secara normal hanya terjadi jika proses SN2 terhalang secara
sterik.
2) Reaksi SE2. Karbon mengalami substitusi elektrofilik bimolekuler
(reaksi SE2) jika dia terikat pada atom elektropositif kuat, yakni
logam. Sebuah reaksi khas untuk ini adalah terjadi pada suatu
organo-raksa dengan bromin.
Hal ini adalah suatu hasil dari fakta bahwa karbokation-antara yang
terbentuk adalah terdelokalisasi, dan dapat bereaksi pada masing-
masing dari dua atom karbon yang bermuatan positif.
(c) Adisi diikuti dengan eliminasi
Karbon tak jenuh di dalam lingkungan yang cocok akan mengalami
substitusi lewat proses dua langkah yang terdiri atas adisi diikuti
dengan substitusi. Kelompok reaksi yang paling penting adalah
substitusi nukleofilik pada gugus karbonil, serta substitusi nukleofilik
dan elektrofilik pada karbon aromatik.
1) Substitusi nukleofilik pada karbonil. Turunan karboksilat dalam mana
gugus karbonil berdekatan dengan gugus elektronegatif adalah
rentan terhadap substitusi lewat mekanisme adisi-eliminasi.
Beberapa point yang harus dicatat dari reaksi ini adalah sebagai
berikut.
a. Di antara turunan asam yang umum, urutan reaktivitas adalah: halida
asam > anhidrida > ester > amida. Halida asam bereaksi dengan
cepat dengan nukleofil lemah, air; anhidrida bereaksi dengan
lambat; ester dan amida sangat inert.
b. Oleh karena jalan menuju keadaan transisi mengemban muatan
negatif maka kecepatan reaksi meningkat oleh keberadaan
substituen penarik elektron dan menurun oleh keberadaan
substituen pendorong elektron. Sebagai contoh, etil m-nitrobenzoat
terhidrolisis oleh ion hidroksida sepuluh kali lebih cepat daripada etil
benzoat.
c. Reaksi ini adalah reversible. Posisi akhir kesetimbangan dalam banyak
kasus terletak ke salah satu sisi. Sebagai contoh di dalam hidrolisis
ester oleh ion hidroksida, asam karboksilat dihilangkan oleh ionisasi
dalam kondisi basa sehingga reaksi berjalan sempurna.
Akan tetapi dengan masuknya gugus jenis –M pada posisi orto dan
para terhadap posisi gugus pergi maka kecepatan reaksi akan
meningkat dengan nyata. Sebagai contoh, p-klorobenzena
terhidrolisis pada pendidihan dengan kaustik soda, dan 2,4,6-
trinitroklorobenzena (pikril klorida) terhidrolisis meskipun dengan
air.
3) Substitusi elektrofilik pada karbon aromatic
Senyawa aromatik bereaksi dengan elektrofil melalui mekanisme adisi-
eliminasi sebagaimana diilustrasikan dengan nitrasi benzena.
• Oksidasi dan reduksi adalah dua hal yang saling melengkapi dalam
suatu sistem dalam mana satu spesies teroksidasi dan satu spesies
lain tereduksi.
(1) Reaksi oksidasi
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh agen pereaduksi adalah dia harus
mempunyai kecenderungan yang kuat untuk memberikan elektron.
Sebagai contoh, logam-logam elektropositi seperti natrium; dan ion-ion
logam transisi bervalensi rendah, seperti Cr(II) dan Ti(III).
b. Melalui adisi ion hidrida, biasanya dari hidrida suatu hidrida logam
kompleks.