Anda di halaman 1dari 11

Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Volume 3 No.

2, Juli 2020, 82-92

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan


http://ejournal.upg45ntt.ac.id/index.php/ciencias/index

Moderasi Islam Dalam Pembelajaran PAI Melalui Model Pembelajaran


Konstekstual

Koko Adya Winataa, I. Solihinb, Uus Ruswandic, Mohamad Erihadianad


a
Universtas Sangga Buana, adyawinata@gmail.com
bcd
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, solihin@gmail.com,
uusruswandi@gmail.com, erihadiana@uinsgd.ac.id

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang moderasi Islam dalam pembelajaran
Diterima: 26 Mei 2020 PAI melalui model pembelajaran kontekstual. Pembelajaran PAI merupakan
Direvisi: 9 Juni 2020 kegiatan terencana yang mengkondisikan dan merangsang peserta didik agar bisa
Disetujui: 15 Juni 2020 belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran,
________________ guru PAI harus menggunakan model pembelajaran yang tepat agar dapat
Keywords: mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga tujuan
islamic moderation, PAI pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Melalui model pembelajaran kontekstual
learning, contextual learning tujuan pembelajaran PAI untuk menginternalisasi nilai nilai moderasi Islam kepada
model peserta didik dapat tercapai sesuai harapan. Metode yang digunakan dalam penelitian
____________________ ini adalah metode kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif
diharapkan peneliti dapat lebih leluasa dalam memahami, mengamati dan
melakukan penelaahan lebih akurat berkenaan dengan moderasi Islam dalam
pembelajaran PAI melalui model pembelajaran kontekstual. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: 1) pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan model
pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aspek kognitif peserta didik tentang
nilai-nilai moderasi Islam. 2) Pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan
model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aspek apektif peserta didik
terhadap nilai-nilai moderasi Islam. 3) Pelaksanaan pembelajaran PAI dengan
menggunakan model pembelajaran kontekstual dapat menginternalisasi nilai-nilai
moderasi Islam kepada peserta didik.

Abstract
_______________________________________________________
This study aims to examine the moderation of Islam in PAI learning through
contextual learning models. PAI learning is a planned activity that conditions and
stimulates students to learn well in accordance with the learning objectives. In the
learning process, PAI teachers must use appropriate learning models in order to
optimize the potential of the students so that learning objectives can be achieved
properly. Through the contextual learning model PAI learning objectives to
internalize the values of Islamic moderation to students can be achieved. The method
used in this research is qualitative method. By using a qualitative approach
researchers are expected to be more flexible in understanding, observing and
conducting a more accurate review regarding Islamic moderation in PAI learning
through contextual learning models. The results showed that: 1) the implementation
of PAI learning by using contextual learning models can improve students' cognitive
aspects of Islamic moderation values. 2) The implementation of PAI learning by
using a contextual learning model can improve students' apective aspects of Islamic

82
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

moderation values. 3) Implementation of PAI learning by using a contextual learning


model can internalize Islamic moderation values to students.


Alamat korespondensi: p-ISSN: 2621-3087
Kampus FKIP, Jl. Perintis Kemerdekaan III/40, Kota Kupang e-ISSN: 2621-5721
E-mail: fkip.j3p@gmail.com

PENDAHULUAN perbedaan yang ada di masyarakat. Bersikap


Dinamika dunia Islam senantiasa dengan senantiasa berusaha mengambil posisi
disuguhi dengan berbagai macam realitas tengah dari dua sikap yang berseberangan dan
keislaman yang menggambarkan perbedaan berlebihan merupakan sikap moderasi Islam.
dalam manhaj, ideology dan cara pandang Salah satu dari kedua sikap yang ada tidak
terhadap persoalan kehidupan. Adanya mendominasi dalam pikiran dan sikap seorang
kecenderungan masing-masing kelompok muslim. Islam mengajarkan sikap saling
yang ada di masyarakat menyatakan diri dan menghormati, toleransi dan menjunjung tinggi
kelompoknya yang merepresentasikan sebagai nilai-nilai kemanusiaan dan keadaban. Islam
yang paling Islam. Ada kelompok Islam yang dipersepsikan mengandung ajaran-ajaran
diidentifikasikan berpandangan ekstremis- moderat di dalamnya, yang sering dikenal
teroris, ada yang fundamentalis, ada yang dengan istilah Moderasi Islam. Dalam struktur
moderat (wasathiyah), dan ada pula yang ajarannya, Islam selalu memadukan kedua titik
liberal bahkan radikal. Sejatinya perbedaan ekstrimitas yang saling berlawanan. Sebagai
dalam memahami nilai- nilai keislaman sudah contoh, ajaran Islam tidak semata memuat
ada sejak zaman khulafaur rasyidin yang persoalan ketuhanan secara esoterik,
ditandai dengan munculnya kelompok melainkan juga hal-hal lain menyangkut
khowarij. Kaum khowarij suka memvonis kemanusiaan dengan implikasinya dalam
kafir terhadap kaum muslimin yang tidak kehidupan sehari-hari (Abu Yasid, 2014).
sepaham dalam urusan keyakinan dan Umat Islam dijadikan sebagai ummat
manhajnya. Sikap khowarij yang ekstrim pertengahan, moderat dan teladan dalam
terhadap saudara muslim yang berbeda melangsungkan kehidupan di tengah
pandangan dengan keyakinannya sangat keragaman. Eksistensi umat Islam senantiasa
bertentangan dengan prinsip moderasi Islam. menempatkan dirinya sebagai umat dalam
Dalam realitasnya, bangkitnya fenomena posisi pertengahan. Posisi pertengahan
khowarij model baru sangat mungkin terjadi mengantarkan manusia berlaku adil dan dapat
seiring dengan munculnya aliran ektrim dan menjadi teladan bagi semua pihak.
radikal. Kondisi seperti ini harus menjadi Posisi pertengahan menjadikan
perhatian bersama dari berbagai pihak manusia tidak memihak ke kiri dan ke kanan
terutama kalangan dunia pendidikan. Guru dan dapat dilihat oleh siapapun dalam dirinya
PAI khususnya harus melakukan suatu ikhtiar nampak sikap santun dan teladan bagi orang
kuat melalui pelaksanaan pembelajaran PAI lain. Ketidakadilan dalam bersikap,
dalam rangka menanamkan nilai-nilai mendominasi dalam berpandangan dan
moderasi Islam. mengklaim paling benar merupakan awal dari
Moderasi Islam adalah sebuah sikap ektrimisme yang merupakan kebalikan
pandangan atau sikap yang selalu atau lawan dari moderisme. Moderasi Islam
mengedepankan pertengahan dalam merupakan salah satu karakteristik maupun
mengambil sikap terhadap disvaritas atau cara berfikir yang telah melekat dalam Islam

83
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

itu sendiri merujuk sumber-sumbernya yang atau golongan yang membelah Islam secara
otoritatif. Sedangkan sikap-sikap ekstrimis sektarianisme-ideologis sangat bertentangan
yang terjadi dalam diri umat Islam, merupakan dengan nilai-nilai moderasi Islaam. Islam hadir
bagian dari penyimpangan yang harus untuk melepaskan diri dari cara pandang
diluruskan (Zamimah, 2018). Islam selalu fanatisme etnis, kelompok atau sektarianisme
bersikap moderat dalam menyikapi setiap ideologis dan perbedaan-perbedaan agama dan
persoalan karena perbedaan merupakan sebuah keyakinan karena Islam sebagai rahmat bagi
keniscayaan yang sudah Allah tetapkan. seluruh alam.
Prinsip moderasi ini telah menjadi Untuk menerapkan nilai-nilai moderasi
karakteristik Islam dalam merespon dan Islam kepada peserta didik harus dilakukan
bersikap terhadap segala persoalaan. Dalam dengan menggunakan model pembelajaran
konteks moderasi Islam, ajaran Islam melarang yang tepat. Model pembelajaran merupakan
umat Islam untuk terlalu berlebihan meski strategi yang digunakan oleh guru dalam
dalam menjalankan agama sekalipun. proses pembelajaran untuk menggali potensi
Pertengahan atau wasatha merupakan peserta didik, meningkatkan motivasi belajar,
prinsip moderasi Islam yang paling utama minat dan gairah belajar serta sikap belajar
dalam melaksanakan nilai-nilai keberagamaan peserta didik. Model pembelajaran yang
dan keadaban. Islam merupakan agama digunakan harus mampu merangsang berpikir
penyebar kedamaian, namun fenomena yang kritis siswa, memiliki keterampilan sosial, dan
muncul akhir-akhir ini adalah sejumlah fakta pencapaian hasil pembelajaran yang sudah
yang menunjukkan bahwa ada sebagian umat ditentukan. Model pembelajaran berisi
Islam tidak memahami nilai-nilai moderat strategi-strategi pilihan guru untuk tujuan-
Islam dengan benar. Mereka tidak mengakui tujuan tertentu di kelas. Model pembelajaran
pluralitas, tidak menghargai kemajemukan hakikatnya menggambarkan keseluruhan yang
yang tumbuh dalam masyarakat. Munculnya terjadi dalam pembelajaran dari mulai awal,
berbagai kelompok ekstrimis dan teroris yang pada saat, maupun akhir pembelajaran yang
mengklaim sebagai representasi umat adalah terkait dengan kegiatan guru dan peserta didik
salah satu buktinya. Tidak sedikit umat Islam (.Sundari, 2015).
yang berpandangan bahwa jihad identik Model pembelajaran yang tepat untuk
dengan perang. Beberapa kelompok garis menginternalisasi moderasi Islam terhadap
keras sering kali dengan mudah mengkafirkan peserta didik adalah model pembelajaran
saudaranya sesama muslim hanya karena kontekstual. Model ini lebih melibatkan siswa
perbedaan manhaj, ideologi dan arah secara langsung dan membuat siswa
perjuangan (Afroni, 2016). mengalami sendiri. Peserta didik dapat belajar
Kehadiran kelompok Islamis ekstrimis dengan baik tentang moderasi Islam karena
dan radikal sudah barang tentu dalam banyak dihadapkan dengan masalah actual dan dapat
hal akan menjadi ancaman bagi keberadaan menemukan kebutuhan real. Model
Islam yang santun dan cinta damai dan pembelajaran kontekstual (CTL)
sekaligus dapat mengancam keutuhan dan memungkinkan peserta didik mengaitkan,
kelangsungan berbangsa dan bernegara. memperluas, dan menerapkan pengetahuan
Memahami Islam dalam konteks moderasi materi dan ketrampilan akademik mereka
Islam, tentu harus dilalui dengan keterbukaan dalam memecahkan masalah-masalah dunia
wawasan berpikir, non-sektarian, dan harus nyata. Peserta didik dituntut untuk berfikir
keluar dari cara pandang fanatisme kelompok. kreatif dan menganalisa materi berdasarkan
Munculnya pengaruh fanatisme kelompok, kehidupan nyata. Model pembelajaran

84
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

kontekstual dilakukan dengan cara mengaitkan dapat dikatakan bahwa moderasi Islam
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, merupakan isu abad ini. Term ini muncul
sehingga membuat siswa menjadi tidak ditengarai sebagai antitesa dari munculnya
kesulitan dalam memahami isi pembelajaran pemahaman radikal dalam memahami dan
(Handini, 2016). Penerapan model mengeksekusi ajaran atau pesan-pesan agama.
pembelajaran kontekstual (CTL) dapat Dengan demikian, memperbincangkan wacana
mempermudah peserta didik dalam memahami moderasi Islam tidak pernah luput dari
isi pembelajaran dan materi moderasi Islam pembicaraan mengenai Radikalisme dalam
yang disampaikan oleh guru serta mampu Islam (Abdurrohman, 2018). Moderasi Islam
menganalisa berdasarkan fakta yang ada. dalam bahasa arab disebut dengan al-
Wasathiyyah al- Islamiyyah. Al-Qardawi
METODE PENELITIAN menyebut beberapa kosa kata yang serupa
Metode penelitian yang dipergunakan makna dengannya termasuk katan Tawazun,
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. I'tidal, Ta'adul dan Istiqamah. Sementara
Dalam penelitian kualitatif unsur dalam bahasa inggris sebagai Islamic
kecermatan dan langkah yang sistematis Moderation. Adapun istilah moderasi menurut
memegang peranan sangat penting. Khaled Abou el Fadl dalam The Great Theft
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif adalah paham yang mengambil jalan tengah,
diharapkan peneliti dapat lebih leluasa dalam yaitu paham yang tidak ekstem kanan dan tidak
memahami, mengamati dan melakukan pula ekstrem kiri (Misrawi, 2010).
penelaahan lebih akurat berkenaan dengan Islam Moderat atau moderasi Islam
moderasi Islam dalam pembelajaran PAI berorientasi pada prinsip santun dalam
melalui model pembelajaran kontekstual bersikap, berkeadilan dalam memutus perkara,
(CTL). Model pembelajaran kontekstual dapat berinteraksi yang harmonis dalam masyarakat,
membantu guru mengaitkan isi dan materi mengedepankan dialog dan perdamaian serta
pembelajaran dengan kehidupan nyata. anti kekerasan dalam berdakwah dan
Sehingga dapat mendorong peserta didik untuk menghindar dari sikap dan pandangan radikal.
mengaitkan materi yang sudah disampaikan Moderasi Islam sangat selaras dengan
guru dengan kehidupan yang ada. Peserta didik kandungan utama Islam yang membawa misi
diharapkan dapat memahami nilai-nilai Rahmatan Lil Alamin yaitu membawa rahmat
moderasi Islam dan mampu menerapkannya di bagi seluruh alam. Muslim yang moderat
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. sangat menghargai pendapat serta
Peneliti dapat dengan leluasa memahami dan menghormati adanya perbedaan dengan orang
menganalisa melalui kajian yang kritis dan lain adalah sisi penting yang dibangun oleh
sistematis tentang bagaimana konseptualisasi moderasi Islam. Dalam ajaran Islam
dan implementasi moderasi Islam dalam disebutkan bahwa manusia memiliki adat-
pembelajaran PAI melalui model istiadat dan tradisi yang berbedabeda. Setiap
pembelajaran kontekstual. individu adalah bagian dari alam yang unik.
Memiliki keinginan untuk menyeragamkan
HASIL DAN PEMBAHASAN seluruh umat manusia adalah keinginan yang
Pengertian Moderasi Islam mustahil bisa terwujud. Kedamaian dapat
Islam moderat atau moderasi Islam dibangun dengan sikap menghormati
adalah satu diantara banyak terminologi yang perbedaan. Jika tidak maka konflik pasti akan
muncul dalam dunia pemikiran Islam terutama terjadi (Purnomo, 2018).
dalam dua dasa warsa belakangan ini, bahkan

85
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

Menurut Syaikh Yusuf Al-Qardhawi, dalam berinteraksi dengan lingkungannya.


Wasathiyah (pemahaman moderat) adalah Karakteristik moderasi Islam dapat dilihat dari
salah satu karakteristik islam yang tidak penjelasan alquran berkenaan dengan perintah
dimiliki oleh Ideologi-ideologi lain. Islam wasathiyah dalam berbagai aspeknya. Ajaran
yang moderat menentang segala bentuk Islam tidak mengajarkan sikap ekstrim dan
pemikiran yang liberal dan radikal. Liberal radikal dalam mensikapi perbedaan namun
dalam arti memahami islam dengan standar mengedepankan dialog dan keadaban. Posisi
hawa nafsu dan murni logika yang cenderung pertengahan menjadikan seorang muslim
mencari pembenaran yang tidak ilmiah. tidak memihak ke kiri dan ke kanan namun
Radikal dalam arti memaknai Islam dalam bersama-sama berupaya untuk mengantarkan
tataran tekstual yang menghilangkan manusia hidup berlaku adil. Ajaran Islam
fleksibilitas ajarannya. Sehingga terkesan kaku sesungguhnya memiliki prinsip-prinsip
dan tidak mampu membaca realitas hidup. moderasi yang sangat mumpuni yang harus
Moderasi Islam atau Wasathiyah Islam adalah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik
satu sikap penolakan terhadap ekstremitas melalui proses pembelajaran PAI. Prtinsip-
dalam bentuk kezaliman dan kebathilan. Ia prinsip moderasi Islam itu adalah:
tidak lain merupakan cerminan dari fithrah asli
manusia yang suci yang belum tercemar Keadilan (‘adalah)
pengaruh negative (Hilmy, 2012). Pengertian adil artinya berpihak
Moderasi Islam merupakan sikap jalan kepada yang benar karena baik yang benar
tengah antara penggunaan wahyu (naqliyah) ataupun yang salah sama-sama harus
dan rasio ('aqliyah) sehingga dimungkinkan memperoleh haknya. Dengan demikian, ia
dapat terjadi penyesuaian terhadap perubahan melakukan sesuatu “yang patut” lagi “tidak
perubahan di masyarakat sepanjang tidak sewenang-wenang.” Makna al-‘adl dalam
melawan dan bertentangan dengan doktrin- beberapa tafsir, antan lain: Menurut At-Tabari,
doktrin yang dogmatis. Islam wasathiyah al-‘adl adalah: Sesungguhnya Allah
(moderasi Islam) memahami dan mengakui memerintahkan tentang hal ini dan telah
perbedaan yang mungkin terjadi di diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan
masyarakat. Islam wasathiyah atau moderasi adil, yaitu al-insaf. Allah SWT menerangkan
Islam senantiasa mengutamakan bahwa Dia menyuruh hamba-hamba Nya
kontekstualisasi dalam menafsirkan dan berlaku adil, yaitu bersifat tengah-tengah dan
memaknai ayat Ilahiyah, dan menjauhkan diri seimbang dalam semua aspek kehidupan dan
dari tafsir tekstual. Dalam menerapkan berbuat ihsan (Departemen Agama RI, 2012).
hukum, islam wasathiyah menggunakan Islam menyuruh umatnya untuk berlaku adil
istinbath untuk menerapkan hukum sesuai dalam segala aspek kehidupan tanpa adanya
dengan perkembangan zaman selama tidak dikotomi agama dan perbedaan keyakinan.
bertentangan dengan syariat Islam yang ada Moderasi Islam merupakan konsep perlakuan
dalam alquran dan hadist. Pemahamana jalan adil terhadap setiap orang dengan menjaga dan
tengah merupakan karakteristik dan cara memelihara hak setiap orang. Nurdin (2011)
pandang yang dikedepankan moderasi Islam menyatakan bahwa perlakuan adil meliputi
dalam memahami semua persoalan kehidupan. hal-hal sebagai berikut: (1) Tidak melebihi
atau mengurangi dari pada yang sewajarnya;
Prinsip-Prinsip Moderasi Islam (2) Tidak memihak dan memberi keputusan
Islam adalah agama yang moderat yang berat sebelah; (3) Sesuai dengan
mengajarkan sikap santun, rukun dan harmonis kemampuan, tingkatan atau kedudukan; (4)

86
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

Berpihak atau berpegang kepada kebenaran; dan akal. Dalam kehidupan pribadi, Islam
dan (5) Tidak sewenang-wenang mendorong terciptanya kesimbangan antara
ruh dengan akal, antara akal dengan hati,
Toleransi (Tasamuh) antara hak dengan kewajiban, dan lain
Toleransi adalah ‫ سماحة‬atau ‫ تسامح‬. Kata ini sebagainya (Setiyadi, 2012).
pada dasarnya berarti al-jud (kemuliaan), atau
sa’at al-sadr (lapang dada) dan tasahul (ramah, Keberagaman (Tanawwu’)
suka memaafkan).Makna ini selanjutnya Keberagaman merupakan sesuatu yang
berkembang menjadi sikap lapang dada/ tidak mungkin dihindari karena sudah menjadi
terbuka (welcome) dalam menghadapi sunnatullah. Di masyarakat manapun akan
perbedaan yang bersumber dari kepribadian didapati keanekaragaman dalam berbagai hal
yang mulia (Arifin, 2016). Sikap toleransi baik suku, agama, bahasa dan keyakinan.
dalam Islam ditegaskan dalam Alquran terkait Perbedaan suku, ras, agama merupakan
dengan sikap interaksi sosial yang saling keniscayaan terahadap ciptaan-Nya,
terbuka dan untuk saling mengenal. Perbedaan mengingkari pebedadaan tersebut, sama
suku, agama, keyakinan dan latar belakang dengan mengingkari kodrat. Pada prinsipnya
seseorang bukan untuk saling menghina tapi tidak ada satupun agama dan kepercayaan
untuk saling mengenal. Moderasi Islam yang dianut oleh umat manusia mengajarkan
memberikan kepahaman tentang makna kekerasan, kebencian terhadap manusia dan
toleransi atau tasamuh dalam mensikapi makhluk hidup, yang ada adalah pemahaman
persoalan kehidupan yang berbeda. pluralitas yang salah terhadap ajaran agama yang
manusia adalah kenyataan yang dikehendaki dianutnya.(Agung, 2017).
tuhan. Hal ini merujuk pada pernyataan Al-
Qur‟an bahwa manusia diciptakan berbangsa- Keteladanan (Uswah)
bangsa dan bersuku-suku supaya saling Muslim itu harus menjadi teladan bagi
mengenal dan saling menghormati (QS.49:13). kaum yang lainnya, karena pada dasarnya
Dalam konteks moderasi Islam, seseorang menjadi muslim melekat dalam
perilaku toleran merupakan satu prasyarat dirinya sebagai juru dakwah yang mengajak
yang utama bagi setiap individu yang kepada kebaikan. Sebagai penyeru kebaikan
menginginkan satu bentuk kehidupan bersama agar berhasil dalam seruannya dan diikuti oleh
yang aman dan saling menghormati (Ghazali, banyak orang harus didasarkan pada
2016). keteladanan. Adanya sifat uswah sebagaimana
nabi Muhammad SAW mengajak kaum
Keseimbangan (Tawazun) jahiliyah menuju ilahiyah dengan sikap
Diantara ajaran Islam adalah at- keteladanan yaitu akhlakul karimah. Dalam
tawazun, yakni menetapkan keseimbangan hal ini, peserta didik harus diajarkan dan
dalam pertimbangan eksistensi kehormatan ditanamkan sifat keteladanan dalam berbagai
yang terdiri dari jasmani (jasad), al-aql (akal), aspek kehidupan. Sehingga dalam dirinya akan
dan ar-ruh (roh). Prinsip moderasi Islam menginternalisasi sifat-sifat mulia yang akan
diwujudkan dalam bentuk kesimbangan positif menjadi teladan bagi kaum yang lain.
dalam semua segi baik segi keyakinan maupun Keteladanan tersebut dapat berupa sikap
praktik, baik materi ataupun maknawi, muslim yang menghormati tetangganya
keseimbangan duniwai ataupun ukhrawi, dan sekalipun berbeda keyakinan. Berinteraksi
sebagainya. Islam menyeimbangkan peranan social dengan menjunjung tinggi toleransi,
wahyu Ilahi dengan akal manusia dan mau menolong sesama, menghargai perbedaan
memberikan ruang sendiri-sendiri bagi wahyu dan mampu bekerja sama dengan berbagai

87
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

lapisan masyarakat tanpa membedakan agama keseimbangan dan keteladanan yang harus
dan keyakinan. diamalkan di dalam kehidupan. Oleh karena
Prinsip-prinsip moderasi islam baik itu itu, Pembelajaran pendidikan agama Islam
keadilan, toleransi, keseimbangan, merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
keberagaman dan keteladanan harus diajarkan guru di sekolah untuk menyiapkan peserta
kepada peserta didik dengan menggunakan didik agar memiliki pengetahuan, pemahaman
model pembelajaran kontekstual. Guru PAI dan penghayatan terhadap nilai-nilai Islam
mempunyai kewajiban untuk memahamkan yang sesungguhnya.
dan menanamkan prinsip-prinsip moderasi Peserta didik diberi pemahaman
Islam kepada peserta didik dengan tujuan agar tentang Islam secara utuh dan benar melalui
setiap peserta didik mempunyai pandangan kegiatan bimbingan, pengarahan dan latihan
wasathiyah dalam hidupnya. Fenomena Islam dengan tujuan agar mereka memiliki
yang berhaluan radikal atau liberal, kesadaran berislam yang benar. Dengan
ekstrimisme dan radikalisme tidak akan demikian pembelajaran PAI bertujuan
mampu mempengaruhi peserta didik yang terhadap penataan individual dan sosial untuk
sudah diberi pemahaman tentang moderasi mengantarkan seseorang tunduk dan taat pada
Islam. ajaran Islam dan menerapkannnya secara
sempurna di dalam kehidupan individu,
Pembelajaran PAI keluarga dan masyarakat. Dengan pemahaman
Pembelajaran PAI merupakan salah yang benar terhadap Islam, maka peserta didik
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dari aspek kognitif memiliki pengetahuan
yang memiliki peranan sangat startegis dalam tentantang moderasi Islam dan dari aspek
membentuk pribadi peserta didik terhadap apektif memiliki kesadaran untuk
moderasi Islam. Pembelajaran PAI sebagai mengamalkannya serta dari aspek
bagian dari pendidikan mesti direncanakan psikomotorik adanya tanggung jawab terhadap
dengan baik, karena kualitas pembelajaran moderasi Islam. Efektifitas pelaksanaan
yang baik akan mempengaruhi kualitas pembelajaran PAI dalam moderasi Islam
pendidikan, sedangkan kualitas pendidikan sangat tergantung kepada kemampuan guru
yang ada di suatu negeri akan mempengaruhi PAI dalam merencanakan dan melangsungkan
terbentuknya peradaban negeri tersebut proses pembelajaran. Guru PAI harus memiliki
(Hidayat, 2019). Tujuan pembelajaran PAI kompetensi yang baik untuk melaksanakan
tidak hanya sebatas mengajarkan tentang proses pembelajaran berkaitan dengan materi
aqidah dan ibadah, namun mengajarkan moderasi Islam. Dalam proses pembelajaran,
berbagai aspek kehidupan yang lebih luas. guru PAI harus memberikan pemahaman
Pelaksanaan pembelajaran PAI diharapkan berkenaan dengan moderasi Islam terhadap
dapat memahamkan peserta didik tentang peserta didk dan harus pandai memotivasi agar
ajaran Islam dengan pemahaman yang berkesadaran menerapkannya dalam
komprehensif tidak dengan pemahaman yang kehidupan. Prinsip keadilan, toleransi,
sempit, kaku dan bahkan keliru. Munculnya keseimbangan, keragaman dan keteladanan
ekstrimisme dan radikalisme di masyarakat diharapkan dapat menjadi sikap peserta didik
yang disinyalir banyak pengikut dari kalangan yang menginternalisasi dalam dirinya untuk
usia peserta didik harus menjadi bahan diamalkan di masyarakat. Kesadaran untuk
evaluasi berbagi pihak khusunya para menghormati agama lain misalnya, merupakan
pelaksana dan pemerhati pendidikan. Ajaran sikap peserta didik dalam hubungan kerukunan
Islam itu mengajarkan santun, torelansi,

88
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

antar umat beragama agar tercipta (Constructivism), bertanya (Questioning),


keharmonisan di masyarakat. menemukan (Inquiri), masyarakat belajar
Toleransi yang ada dapat dilihat secara (Learning Community), pemodelan
nyata dari aktivitas-aktivitas sosial yang (Modeling), refleksi (reflection) dan penilaian
dilakukan sehari-hari di lingkungan sebenarnya (Authentic Assessment) (Yenti,
perumahan secara gotong royong baik itu 2009).
kegiatan yang menyangkut kepentingan umum Proses Pembelajaran dapat dikatakan
maupun kepentingan perseorangan. Individu- mengunakan model pembelajaran kontekstual
individu yang berbeda agama bekerjasama manakala materi pembelajaran tidak hanya
dengan tidak memandang status perbedaan bersifat tekstual melainkan dikaitkan dengan
agama yang dianut (Faridah, 2013). Untuk penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
mencapai tujuan pembelajaran itu, guru PAI peserta didik baik di lingkungan keluarga dan
harus mempunyai strategi dan model masyarakat yang lebih luas. Dalam
pembelajaran yang dapat memudahkan peserta pembelajaran PAI, prinsip-prinsip moderasi
didik dalam memahami materi nilai-nilai Islam baik itu keadilan, toleransi,
moderasi Islam dan termotivasi serta keberagaman, keseimbangan dan keteladanan
bertanggung jawab untuk mengamalkannya. harus dipahami oleh peserta didik tidak hanya
secara tekstual namun harus bersifat
Penerapan Model Pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual
Kontekstual (CTL) dalam Moderasi Islam diyakini lebih bermakna dan efektif dalam
Salah satu ikhtiar yang dapat upaya untuk menginternalisasi moderasi
dilakukakan Guru PAI dalam melaksanakan Islam. Aspek kognitif peserta didik, aspek
proses pembelajaran moderasi Islam yang apektif dan psikomotorik terhadap prinsip-
dipandang efektif adalah melalui penerapan prinsip moderasi Islam dapat dimiliki secara
model pembelajaran kontekstual (Contextual baik yang termanifestasikan dalam kehidupan
Teaching and Learning/CTL). Dalam model nyata.
pembelajaran kontekstual moderasi Islam Pelaksanaan model pembelajaran
tidak hanya diajarkan sebatas pengetahuan kontekstual dalam moderasi Islam dapat
yang ditransfer oleh guru namun peserta didik dilakukan dengan menggunakan beberapa
diajak untuk menganalisa materi yang sudah langkah yang dipandang tepat:
disampaikan dengan kehidupan nyata di
lingkungannya. Peserta didik memperoleh a. Diskusi Moderasi Islam
pengetahuan tentang moderasi Islam dengan Peserta didik diarahkan untuk terbiasa
mengalami dan menghayati sendiri apa yang mendiskusikan prinsip moderasi Islam
dipelajarinya. Model pembelajaran sehingga terbangun kepahaman dan kesadaran
kontekstual (Contextual Teaching and dalam dirinya untuk menerapkan hasil yang
Learning/CTL) adalah konsep belajar yang didiskusikan dalam kehidupan nyata. Metode
membantu guru mengaitkan antara materi diskusi dilakukan agar peserta didik memiliki
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata kemampuan dalam mengamati, memahami
siswa dan mendorong siswa membuat dan mengungkapkan persoalan dan mencari
hubungan antara pe- ngetahuan yang solusi yang tepat seputar moderasi Islam.
dimilikinya dengan pe- nerapannya dalam Diskusi akan membentuk pribadi peserta didik
kehidupan mereka sehari-hari, dengan agar senantiasa mengedepankan dialog dalam
melibatkan tujuh komponen utama segala aspek kehidupan. Peserta didik dapat
pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme berpikir secara obyektif berkenaan dengan

89
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

pentingnya moderasi Islam yang harus yaitu pertanyaan penelitian, preposisi jika, unit
dipahami dan terapkan dalam kehidupan. analisis, logika yang menghubungkan data
Pendekatan ini dapat mengasah dengan analisis, kriteria untuk menafsirkan
keterampilan tanya jawab peserta didik, temuan (Prihatsanti, 2018). Dalam hal ini
sehingga materi moderasi Islam dapat peserta didik diajak untuk mengamati dan
dipahami berdasarkan ranah berfikir dan mencermati tentang fenomena kasus yang
pengalamannya. Keuntungan metode diskusi terjadi di masyarakat terkait kekerasan atas
dapat dirasakan peserta didik langsung terkait nama agama misalnya. Dengan mengunakan
dengan materi yang didiskusikan, yaitu: (Ermi, studi kasus yang terjadi di masyarakat seperti
2015). kekeratasn atas nama agama, peserta didik
1) Metode diskusi melibatkan siswa secara akan mendapatkan pemahaman melalui
langsung dalam proses belajar beberapa pertanyaan. Apa benar agama itu
2) Setiap siswa dapat menguji pengetahuan mengajarkan kekerasan, mengapa orang
dan penguasaan bahan pelajaran masing- bermusuhan karena berbeda keyakinan,
masing. bagaimana supaya kerukunan itu dapat
3) Menumbuhkan dan mengembangkan diwujudkan di masyarakat heterogen.
berpikir dan sikap ilmiah. Pertanyaan tersebut akan membuka wawasan
4) Dengan mengajukan dan mempertahanka berpikir peserta didik tentang urgensi memiliki
pendapatnya dalam diskusi diharapkan sikap moderasi Islam.
para siswa akan dapat memperoleh
kepercayaan akan (kemampuan) diri c. Pemutaran Film Pendek Moderasi
sendiri. Islam
5) Menunjang usaha-usaha pengembangan Dalam proses pembelajaran PAI moderasi
sikap social dan sikap demokratis para Islam, diperlukan adanya motivasi yang akan
siswa. mendorong peserta didik untuk melakukan
Dengan metode diskusi, peserta didik suatu pekerjaan sesuai dengan materi yang
dapat memahami makna moderasi Islam baik disampaikan. Pemutaran film pendek dapat
itu keadilan, toleransi, keseimbangan, menjelaskan kepada peserta didik secara
keragaman dan keteladanan tidak hanya langsung terkait moderasi Islam yang sangat
sebatas konsep dan teks materi pelajaran penting untuk melangsungkan kehidupan
namun dielaborasi dengan realitas yang terjadi dalam keragaman dan keadaban. Pemutaran
di lingkungannya. Setiap peserta didik dapat film merupakan media pembelajaran yang
menyampaikan pandangannya terkait akan memudahkan peserta didik untuk
moderasi Islam. Sehingga materi moderasi memahami pesan materi yang disampai lewat
Islam dikontruksi oleh peserta didik dan ada cerita audio visual itu. Keberagaman, keadilan,
upaya peserta didik berpartisipasi secara keseimbangan, toleransi dan keteladanan dapat
bertanggung jawab menerapkannya untuk dilakukan melalui model pembelajaran
dalam berinteraksi social. kontekstual dengan menggunakan media film
pendek. Film-film tersebut termasuk dalam
b. Studi Kasus Terkait Moderasi Islam golongan film durasi standar. Film yang
Sebuah studi kasus bertujuan untuk berdurasi antara 1-30 menit termasuk dalam
menguji pertanyaan dan masalah yang terjadi golongan film pendek (Latif & Utud 2013).
yang tidak dapat dipisahkan antara fenomena Film-film yang berdurasi pendek dengan tema
dan konteks di mana fenomena tersebut terjadi. moderasi Islam dapat memberikan kepahaman
Desain studi kasus terdiri dari lima komponen, yang mendalam kepada peserta didik dan akan

90
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

memotivasi untuk merealisasikan pesan yang PAI. Prinsip moderasi Islam itu adalah
ada dari film tersebut di dalam kehidupan keadilan, keseimbangan, toleransi,
sehari hari ketika berinteraksi social. keberagaman dan keteladanan. Salah satu
Beberapa manfaat film bila dinilai dari ikhtiar yang dapat dilakukakan Guru PAI
sudut pandang pembuat film. Manfaat-manfaat dalam melaksanakan proses pembelajaran
tersebut antara lain sebagai berikut: (Munadi, moderasi Islam yang dipandang efektif adalah
2012). melalui penerapan model pembelajaran
1) Film dapat digunakan untuk memengaruhi kontekstual (Contextual Teaching and
perilaku dan sikap audien secara sungguh- Learning/CTL). Melalui model pembelajaran
sungguh. kontekstual peserta didik memiliki wawasan
2) Dapat dijadikan sebuah alat yang ampuh moderasi Islam, kepahaman, kesadaran dan
sekali bila digunakan ditangan yang terdorong untuk mengaktualisasikannya di
mempergunakannya secara efektif untuk lingkungan masyarakatnya.
mendobrak pertahanan rasionalitas dan
langsung bicara ke dalam hati sanubari DAFTAR PUSTAKA
penonton secara meyakinkan. Agung, D.A.G. (2017). Keragaman
3) Alat propaganda dan komunikasi politik keberagaman (Sebuah kodrati
yang tiada tara. kehidupan berbangsa dan bernegara
4) Film yang dibuat dapat memberikan efek berdasarkan Pancasila), Jurnal Sejarah
yang kuat terhadap penonton terutama dan Budaya, 11(2), 152.
terhadap perubahan sikapnya.
Melalui media film pendek bertemakan Abdurrohman, A. (2018). Eksistensi islam
moderasi Islam, peserta didik dipahamkan moderat dalam perspektif Islam, Jurnal
tentang keragaman, keadilan, toleransi, Rausyan Fikr, 14(1), 29.
keseimbangan dan keteladanan melalui cerita
yang disampaikan di film tersebut yang harus Afroni, S. (2016). Makna ghuluw dalam Islam:
diterapkan dalam kehidupan. Peserta didik Benih ekstrimisme beragama.
akan memiliki sikap yang kuat terhadap Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan
pentingnya moderasi Islam sebagai dampak Sosial Budaya, 1(1), 70-85.
positif yang ditimbulkan dari film.
Departemen Agama RI. (2012). Moderasi
SIMPULAN Islam, Jakarta: Lajnah Pentashihan
Moderasi Islam merupakan sikap jalan Mushaf Al- Qur’an.
tengah antara penggunaan wahyu (naqliyah)
dan rasio ('aqliyah) sehingga dimungkinkan Ermi, N. (2015). Penggunaan Metode Diskusi
dapat terjadi penyesuaian terhadap perubahan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
perubahan di masyarakat sepanjang tidak Materi Perubahan Sosial pada Siswa
melawan dan bertentangan dengan doktrin- Kelas XII SMA Negeri 4 Pekanbaru.
doktrin yang dogmatis. Islam wasathiyah Jurnal Sorot, 10 (2), 155-168.
(moderasi Islam) memahami dan mengakui
perbedaan yang mungkin terjadi di Ghazali, A.M. (2016). Toleransi beragama dan
masyarakat. Ajaran Islam sesungguhnya kerukunan dalam perspektif Islam.
memiliki prinsip-prinsip moderasi yang sangat Religious: Jurnal Agama dan Lintas
mumpuni yang harus dipahami dan dimengerti Budaya, 1(1), 25-40.
oleh peserta didik melalui proses pembelajaran

91
Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan| Volume 3, No. 2, Juli 2020, 82-92

Hidayat, T., & Sayahidin. (2019). Inovasi Prihatsanti, U., Suryanto, & Hendriani, W.
pembelajaran pendidikan agama Islam (2018). Menggunakan Studi Kasus
melalui model contextual teaching and sebagai Metode Ilmiah dalam Psikologi.
learning dalam meningkatkan tarap Buletin Psikologi, 26(2), 127.
berpikir peserta didik. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, XVI(2) 115. Purnomo, H. (2018). Sistem pendidikan Islam
berwawasan rahmatan lil’alamin:
Handini, D., Gusrayani, D., & Panjaitan, R. L. Kajian Atas Gerakan Pendidikan
(2016). Penerapan Model contextual Fethullah Gulen Movement. Jurnal
teaching and learning untuk Cendekia, 16(2), 224.
meningkatkan hasil belajar siswa kela
IV pada materi gaya. Jurnal Pena Setiyadi, A.C. (2012). Pendidikan Islam
Ilmiah, 1(1), 452. Dalam Lingkaran Globalisas. Jurnal At
–Ta;dib, 7(2), 252.
Hilmy, M. (2012). Quo-Vadis Islam Moderat
Indonesia, Jurnal Miqot, XXXVI(2), Sundari, H. (2015). Model model
263-264. pembelajaran dan pemerolehan bahasa
kedua / asing. Jurnal Pujangga, 1(2),
I. Faridah, I.F. (2013). Toleransi antara umat 107.
beragama masyarakat perumahan,
Jurnal Komunitas, 5(1), 14-25. Yasid, A. (2014). Islam Moderat. Jakarta:
Erlangga.
Latief, Rusman, & Utud, Y. (2013). Kamus
Pintar Broadcasting. Bandung: Yrama Yenti, I. N. (2009). Pendekatan kontekstual
Widia. (CTL) dan implikasinya dalam
pembelajaran matematika, Ta’dib,
Misrawi, Z. (2010). Hadratussyaikh Hasyim 12(2), 121.
Asy’ari Moderasi, Keutamaan, dan
Kebangsaan. Jakarta: PT Kompas Yudhi, M. (2012). Media Pembelajaran:
Media Nusantara. Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaun
Persada.
Nurdin. (2011). Konsep keadilan dan
kedaulatan dalam perspektif Islam dan Zamimah, I. (2018). Moderatisme Islam dalam
Barat. Jurnal Media Syariah, XIII(1), konteks keindonesiaan (Studi
122. Penafsiran Islam Moderat M. Quraish
Shihab). Al-Fanar: Jurnal Ilmu Al-
Qur'an dan Tafsir, 1(1), 77.

92

Anda mungkin juga menyukai