Evaluasi hasil belajar dalam pendidikan pada umumnya menggunakan teknik tes. Namun
demikian, tes bukan satu-satunya jalan yang dapat dilakukan dalam evaluasi pendidikan
ataupun evaluasi hasil belajar. Sebab, masih ada teknik lainnya yang dapat digunakan, yakni
teknik nontes. Teknik nontes pada umunya bukan dijadikan sebagai alat evaluasi utama,
melainkan sebagai pelengkap.
Teknik nontes juga menempati peran penting dalam evaluasi hasil belajar siswa terutam a
menyangkut kondisi-kondisi psikologis siswa, tanggapan siswa terhadap mata pelajaran atau
guru, minatsiswa, bakatsiswa, serta tingkah laku siswa lainnya selama proses pembelajaran.
Pelaksanaan evaluasi dengan teknik nontes dilakukan tanpa “menguji” dan tidak memberikan
perlakuan secara khusus, tetapi melalui beberapa cara tertentu.
Menurut Sugihartono dkk. (2007:141), proses evaluasi hasil belajar teknik nontes dapat
menggunakan beberapa cara, seperti wawancara (interview), pengamatan (observation),
dokumentasi, danangket (questionnaire).
Pencatatan hasil observasi sebagai kegiatan evaluasi hasil belajar jauh lebih sukar dan
kompleks daripada mencatat jawaban-jawaban yang diberikan siswa dari pertanyaan jenis
tes karena respons yang diperoleh dari observasi adalah tingkahlaku yang menuntut
kecepatan, ketepatan, dan ketelitian dalam mencatatnya.
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan observasi adalah pedoman observasi yang
berbentuk blangko atau form pelaksanaan evaluasi hasil belajar menggunakan teknik
observasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Anas Sudijono (2005:81-82),
kelebihan dan kelemahan teknik observasi sebagai berikut.
a) Kelebihan teknik observasi, yaitu lebih objektif karena data diperoleh secara langsung
di lapangan dan evaluasi tidak berat sebelah karena observasi mencakup segala aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penjabaran tentang kelebihan teknik observasi
sebagai berikut.
(1) Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memerhatikan.
berbagai gejala. Hal ini disebabkan banyak aspek tungkah laku manusia ataupun
ataupun situasi yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung
(2) Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu
gejala atau kejadian yang penting secara langsung dn cepat.
(3) Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan
mengecek fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain.
(4) Dengan observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk berkomunikasi
dengan objek yang ditelaah.
b) Kelemahan teknik observasi, yaitu tidak selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar
oleh guru, kepribadian observer sering kali mewarnai penilaian, dan hasil observasi
hanya mampu mengukur “kulit luar” saja. Kekurangan teknik observasi lainnya sebagai
berikut :
(1) banyak hal yang tidak dapat di ungkap dengan observasi. Misalnya, kehidupan
pribadi seseorang yang sangat di rahasiakan.
(2) Apabila objek observasi tahu bahwa dia sedang diobservasi, ia dapat melakuakan
kegiatannya dengan tidak wajar.
(3) Observasi banyak tergantung dari factor yang tidak terkontrol.
(4) Faktor subjektif observer sukar dihindarkan.
(5) Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak dapat dipastikan sehingga
observer sukar menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi.
2. Metode Wawancara (interview)
Menurut Anas Sudijono (2005: 8), wawancara merupakan teknik evaluasi hasil belajar
dengan cara mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
melakukan proses Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah
serta tujuan yang telah ditentukan. Mlalui wawancara, siswa dapat mengeluarkan isi
hatinya secara lebih bebas.
Angket merupakan sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang harus di respons oleh
siswa dengan cara menjawab sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Tujuan menggunakan
angket adalah untuk mengetahui kondisi dan sikap siswa dalam belajar atau proses
pembelajaran dengan berbagai fasilitas belajar yang dimilikinya sebagai bahan pertimbangan
guru dalam melakukan proses pembelajaran. Angket merupakan teknik mngumpulkan data
siswa tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa yang diambil datanya. Penggunaan
angket lebih praktis, menghemat waktu, dan tenaga.
Menurut Anas Sudijono (2005:85), data yang dikumpulkan menggunakan angket berupa
cara belajar, fasilitas belajar, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, serta kesulitan-kesulitan
siswa dalam belajar dan sebagainya. Pelaksanaan ngumpulan data dengan angket dapat
dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung. Jenis angket yang digunakan umumnya
berbentuk skala dengan bentuk pilihan ganda (multiple choice). Namun demikian,
penggunaan angket dalam kegiatan evaluasi hasil belajar tetap memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan.
Evaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui pmeriksaan terhadap dokumen-
dokumen yang memuat tentang kondisi dan kepribadian siswa lainnya termasuk kegiatan
belajarnya. Dokumentasi ini dapat berupa lingkungan, dan sebagainya. Informasi-informasi
yang diperoleh dalam studi dokumentasi kemudian dicatat dengan menggunakan formulir
atau blangko isian yang biasanya harus diisi siswa pada saat pertama kali masuk sebagai
siswa sebuah sekolah.