"Elo masih masuk kerja?" tanya saya ke seorang teman. Dia bekerja di sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang kuliner. Dua brand restorannya berada di dua mall elit Jakarta. Membawahi ratusan
karyawan. Melayani konsumen menengah ke atas.
"Perusahaan tempat gue kerja tutup. Rugi sampe xx M. Karyawan dirumahkan sampai batas yang belum
ditentukan. Sekarang lagi pusing cara bayar gaji karyawan." sahut teman saya pasrah.
Seorang karyawan baru saja keluar dari rumah sakit setelah pertarungan hidup dan mati karena
penyakitnya. Fisiknya masih lemah dan masih harus memakai kursi roda. Kabar buruk diterima.
Perusahaan tempat dia bekerja, berhenti operasional sementara. Semua karyawan dirumahkan tanpa gaji
alias unpaid leave.
Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah sakit, dapat tambahan kenyataan pahit.
Di tengah imbauan #DiRumahAja, pengemudi ojol memberanikan diri keluar rumah, melawan ketakutan
akan tertular virus. Demi sedikit rezeki yang bisa dibawa pulang. Sekadar membeli beras dan lauk untuk
makan dia dan keluarga.
Ternyata penumpang yang diharap tak kunjung datang. Hening HP nya, tak berbunyi seperti biasa.
Tanda tiada pesanan masuk. Terbayang wajah anak istri yang menunggunya di rumah. Dikuatkan
hatinya menunggu lagi lebih lama di jalan hingga malam.
...
Saya yakin, beribu bahkan berjuta kisah sedih lainnya ada di sekitar kita.
Belum lagi..
Pengeluaran yang tidak bisa ditekan dan tagihan yang harus dibayarkan.
Rasanya..
Namun lihatlah!
Banyak di antara mereka tetap berjuang mesti tertatih.
Dengan jalan mereka masing-masing.
Ada produsen sprei yang beralih memproduksi masker. Memanfaatkan peluang untuk sedikit bertahan.
Ada pengusaha dan karyawan yang banting stir menjadi bakulan online. Mengumpulkan recehan agar
tetap ada pemasukan.
Ada tukang sayur yang berikhtiar berdagang lewat WhatsApp. Menyiasati larangan berkumpul di
perumahan tempat dia biasa mangkal.
Bahkan,
Ada yang berusaha menembus pintu-pintu langit dengan menggencarkan sedekah. Mengumpulkan
donasi dari para dermawan budiman. Lalu menyalurkannya kepada mereka yang membutuhkan.
...
"Kamu sekarang usaha apa? Bisnis utama kamu kan gak jalan?" Kepo saya bertanya karena umrah
ditutup hingga wabah berakhir. Haji pun terancam ditiadakan tahun ini.
"Gak ngapa-ngapain, Mba. Ngeringin ATM aja buat bantu adik-adik yatim." jawab dia santuy.
Di tengah banyak manusia menggenggam hartanya kuat-kuat di saat seperti ini. Dia justru membuka
keran sedekah lebar-lebar. Itu karena dia yakin. Sumur yang mengering, pertanda akan terisi kembali.
Dia mengosongkan tabungannya untuk bersiap menerima rezeki yang nanti datang menderas. Siklusnya
selalu begitu. Sesudah terik, hujan pun turun.
...
Mana hamba-Nya:
yang bersabar dalam ujian
yang tak putus merangkai doa
yang peduli sesama
yang menjalankan amanah
Semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan kekuatan dan kesabaran oleh Allah. Aamiin.