Kisah usaha ibu muda ini berawal dari kegagalan usaha sang suami
yang berujung pada kebangkrutan. Sang suami saat itu mengalami
depresi karena kegagalannya tersebut. Melihat kondisi seperti itu,
wanita tegar ini langsung berinisiatif untuk menghidupkan kembali
salah satu usaha milik suaminya. Saat itu yang masih mereka punyai
hanya beberapa unit mesin jahit bekas usaha konveksi suaminya.
***
Baru-baru ini ada kisah menarik tentang seorang ibu muda berusia 34
tahun asal Wonocolo Surabaya. Ia adalah seorang pengusaha mikro
lulusan sekolah menengah atas. Pada tanggal 18 November yang lalu
ia menghadiri sekaligus berbicara di Ruang Konferensi II Markas Besar
PBB setelah memenangi lomba Micro Credit Award 2005 yang
diselenggarakan oleh Kantor Menko Perekonomian. Ia berada di forum
internasional yang dihadiri 250 delegasi negara anggota PBB itu untuk
menghadiri pencanangan Tahun Kredit Mikro Internasional 2005.
Penuturan ibu muda berputra tiga orang ini tentang usaha kecilnya
mengundang decak kagum siapa pun yang hadir saat itu. Ia tidak
hanya telah berhasil mengembangkan usaha membuat pakaian, tas,
aksesori, dan barang kerajinan dari kain atau percanya yang
diawalnya pada tahun 1998 dengan hanya bermodalkan uang 500 ribu
rupiah itu dengan secara profesional tapi juga ia telah berhasil
membina dan memberdayakan para pekerjanya yang 80 persen
adalah tuna daksa.
***
Seperti kata Ibu Dewi Sartika, salah satu Pahlawan Emansipasi Wanita
Indonesia, bahwa wanita harus mempunyai pengetahuan untuk hidup.
Perkataannya itu keluar sebagai kesadarannya yang timbul setelah
bapaknya yang seorang patih di Bandung meninggal dunia, dan
kekayaan keluarganya disita oleh pemerintah Belanda. Saat itu
usianya masih belasan tahun, tapi Dewi sartika dan ibunya harus
berjuang untuk hidup.
***
Iswanti