Pembentukan Karakter Kerja
Pembentukan Karakter Kerja
Revitalisasi 06
PEMBENTUKAN
KARAKTER KERJA
& KONTRAK BELAJAR
Disusun oleh:
Supriyadi
Adang Suryana
Endang Sadbudhy Rahayu
Penulis:
Adang Suryana
Supriyadi
Endang Sadbudhy Rahayu
Penyunting:
Huda Saifullah Kamalie
Tim Dit. SMK
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout:
Winih Wicaksono
ISBN: 978-602-5517-72-3
PEMBENTUKAN
KARAKTER KERJA
& KONTRAK BELAJAR
Disusun oleh:
Supriyadi
Adang Suryana
Endang Sadbudhy Rahayu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Pengembangan dan penerapan pendidikan karakter kerja siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan hal yang pokok dalam upaya
meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan SMK. Hal ini tertuang dalam
penjelasan Pasal 15 Undang Undang nomor20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Sekolah Menengah Kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja.
Perpres No. 87 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, kemudian
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK, khususnya Standar
Kompetensi Lulusan terdapat 9 (sembilan) area kompetensi, salah satu area
kompetensi tersebut adalah Karakter Pribadi dan Sosial lulusan SMK/MAK.
Pengembangan karakter kerja bagi siswa SMK merupakan aspek
penting dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan berhasil
dalam pekerjaannya. Siswa SMK harus dipersiapkan untuk menghadapi
persaingan dan tantangan dalam bekerja di dunia usaha dan industri. Bekerja
di dunia usaha dan industri berbeda dengan lingkungan sekolah sehingga
diperlukan adanya pengembangan karakter kerja meliputi pembinaan
ketahanan mental, disiplin kerja, ketahanan fisik, dan perilaku positif siswa.
Pelaksanaan pembentukan karakter kerja di SMK, diperlukan adanya
materi pembentukan tim yang memuat tentang materi Kesamaptaan, Tata
Tertib Siswa, dan Pembentukan Organisasi Siswa. Pembentukan karakter kerja
ini terintegrasi dalam proses pembelajaran dengan melibatkan pihak internal
maupun eksternal sekolah. Dalam rangka inilah Direktorat SMK pada tahun
2020 menyusun Dokumen Pembinaan Karakter Kerja berbasis Ketarunaan,
yang meliputi, Pedoman Pelaksanaan, Materi Pembinaan Ketarunaan
(Membangun Tim Sekolah, Pembinaan Kedisiplinan Peserta Didik, Pembinaan
Ketarunaan, Pembinaan Kerohanian, Pusat Pengembangan Karir Bakat dan
Minat Peserta Didik SMK, Pembentukan Karakter Kerja & Kontrak Belajar) dan
Panduan Training of Trainer (ToT) sebagai dokumen yang utuh dan menyeluruh.
Dokumen pembinaan ketarunaan ini diharapkan dapat digunakan bagi SMK
bersama pihak terkait yang berkepentingan baik langsung maupun tidak
langsung, dalam menyiapkan kemampuan dan membangun karakter utama
para peserta didiknya yang pada akhirnya tercipta suatu budaya yang disiplin,
maju, modern dan kompetitif.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan di
sekolah merupakan suatu proses memanusiakan peserta didik. Seharusnya
proses yang dilakukan di dalam pendidikan tidak semata-mata hanya
mengajarkan materi pelajaran kepada peserta didik namun lebih dari itu,
yaitu terjadinya proses mendidik kepada peserta didik. Dalam proses
mendidik akan menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terintegrasi. Utamanya proses pendidikan haruslah menghasilkan sikap dan
perilaku yang akhirnya menjadi sebuah watak, kepribadian, dan karakter
peserta didik.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Tanggung jawab
bersama tersebut merupakan tanggung jawab dalam mempersiapkan
generasi muda dalam rangka menjaga keberlangsungan kehidupan
masyarakat yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan tersebut
ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki bangsa dan
negara.
Kurikulum pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bukanlah
pedoman yang statis, namun dapat dijadikan sebagai pedoman yang
dinamis yang dapat menyesuaikan dengan situsi dan kondisi di dunia kerja
saat ini. Dunia kerja sekarang telah memasuki era industri 4.0 yang ditandai
antara lain dengan pemanfaatan jaringan internet, intenet of things (IoT),
kecerdasan buatan. Karakter kerja di dunia industri atau dunia kerja akan
menyesuaikan dengan era industri 4.0.
B. Tujuan
Setelah mempelajari materi Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK dan
Kontrak Belajar, pemangku kebijakan atau tim PPK di Sekolah diharapkan
,mampu:
1. Menganalisis “Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK” pada sekolah
masing-masing sesuai dengan program keahlian.
2. Mengembangkan program kegiatan“Model Pembentukan Karakter Kerja
Siswa SMK” pada sekolah masing-masing sesuai dengan program
keahlian.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK terdiri dari:
1. Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang, Tujuan, dan Ruang Lingkup.
2. Konsep Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK, meliputi: Karakter
Kerja dan Lembar Kegiatan.
3. M o d e l Pe m b e n t u k a n K a r a k t e r Ke r j a S i s w a S M K , m e l i p u t i :
Penyelenggaraan Program Pendidikan Karakter Kerja, Implementasi
Model Pembelajaran Pembentukan Karaker Kerja, dan Lembar Kegiatan.
BAB II
KONSEP PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA
SISWA SMK
A. KARAKTER KERJA
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa karakter dapat
diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan demikian orang
berkarakter dapat diartikan sebagai orang yang mempunyai kepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, serta berwatak. Bahwa karakter sejatinya
dapat dibentuk dan diupayakan melalui pendidikan, sehingga pendidikan
karakter menjadi bermakna untuk membawa peserta didik agar dapat
berkarakter yang baik. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah
seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan
YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi
(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan
motivasinya (perasaannya) (Pusat Bahasa, 2008).
Karakter kerja yang dibutuhkan dunia kerja meliputi: etika kerja, rasa
keingintahuan, sifat dapat dipercaya, disiplin diri, kejujuran, komitmen,
tanggungjawab, respek terhadap diri sendiri dan orang lain, toleransi,
kerjakeras, hubungan kerja yang baik, integritas, perilaku yang baik,
komunikasi, kegigihan, motivasi kerja tinggi, kerjasama yang baik, inisiatif,
keberanian, moral, kerajinan, daya adaptasi, pengendalian diri, pembelajar
yang cepat, keinginan untuk belajar hal-hal yang baru, kemampuan cara
belajar, keluwesan, dan kewirausahaan (Slamet, 2011). Dengan demikian
dapat diartikan bahwa karakter kerja merupakan nilai-nilai dasar kerja yang
harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan kerja yang dibutuhkan di
dunia kerja.
Pendidikan karakter kerja merupakan proses pendidikan yang dilakukan
dalam rangka mempersiapkan lulusan yang memenuhi persyaratan
karakter kerja di dunia kerja, baik sebagai pekerja mupun mandiri. Karakter
seseorang tumbuh dan berkembang atas dua kekuatan, yaitu berasal dari
dalam yang berupa factor biologis dan kekuatan dari luar yang berupa factor
lingkungan.
Sebagaimana diketahui berdasarkan Peraturan Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah No. 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) memiliki 9
Bidang Keahlian yaitu: Teknologi dan Rekayasa, Energi dan Pertambangan,
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kesehatan dan Pekerja Sosial,
Agribisnis dan Agroteknologi, Kemaritiman, Bisnis dan Manajemen,
Pariwisata, Seni dan IndustriKreatif. SMK adalah sekolah menengah yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidangnya
masing-masing. SMK dibangun dengan tujuan untuk membentuk tenaga
kerja yang trampil, kompetitif, dan berkompetensi. Oleh karena itu,
pendidikan di SMK dapat dirancang untuk mempersiapkan lulusannya
memenuhi persyaratan karakter kerja di dunia kerja. Penyelenggaraan
proses pendidikan di SMK dapat dilakukan setiap saat pada setiap aktivitas
proses pembelajaran yang menekankan pada berbagai nilai dasar karakter
kerja.
Pembentukan karakter dapat dibentuk oleh sebuah proses kebiasaan
yang terjadi secara terus menerus yang ditanamkan melalui budaya
sekolah. Pendidikan di sekolah dapat membentuk karakter peserta didik
sampai peserta didik lulus dari sekolah. Pembentukan karakter merupakan
pikiran yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari
pengalaman hidupnya.
2. Kompetensi Abad 21
Perubahan yang terjadi pada abad ke-21 menurut Trilling and Fadel
(2009) adalah: (a) dunia yang kecil, karena dihubungkan oleh teknologi dan
transportasi; (b) pertumbuhan yang cepat untuk layanan teknologi dan
media informasi; (c) pertumbuhan ekonomi global yang mempengaruhi
perubahan pekerjaan dan pendapatan; (d) menekankan pada pengelolaan
sumberdaya: air, makanan dan energi; (e) kerjasama dalam penanganan
pengelolaan lingkungan; (f) peningkatan keamanan terhadap privasi, dan
keamanan (g) kebutuhan ekonomi untuk berkompetisi pada persaingan
global.
Dalam menyikapi perubahan yang terjadi pada abad 21 tersebut, maka
BNSP telah menerbitkan framework pembelajaran abad ke-21 sebagai
berikut: (a) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah(Critical-
Thinking and Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral,
dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (b) Kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills),
mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai
pihak; (c) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah(Critical-
Thinkingand Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral,
dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills),
mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai
pihak; (e) Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation
Skills), mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya untuk
menghasilkan berbagai terobosan yang inovatif; (f) Literasi teknologi
informasi dan komunikasi (Information and Communications Technology
Literacy), mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari; (g) Kemampuan belajar
kontekstual(Contextual Learning Skills), mampu menjalani aktivitas
pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai bagian dari
Komunikasi Kolaborasi
Kompetensi
Abad 21
b. Startup
Startup merupakan sebuah istilah yang dapat diartikan sebagai
perusahaan yang sedang berkembang atau sedang tumbuh. Startup banyak
dihubungkan dan didukung dengan pemanfaatan teknologi dan internet.
Transformasi digital telah mengubah Indonesia menjadi salah satu negara
dengan pertumbuhan e-commerce yang sangat cepat seiring dengan
peningkatan penggunaan smartphone dan infrastruktur telekomunikasi
internet.
Gambar 7. Ilustrasibisnisstartup
Sumber: https://www.maxmanroe.com/apa-itu-startup.html
B. KONTRAK BELAJAR
Menurut catatan penting melalui proyek “What Works in Character
Education” (Berkowitz & Bier, 2005b) dan “What Works Clearinghouse”
disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat cukup efektif dalam
mempromosikan perkembangan karakter dan prestasi akademik. Secara
kontekstual hal tersebut dapat menjadi peletak dasar pola pendidikan dan
pembelajaran di setiap lembaga penyelenggara pendidikan, dalam hal ini
adalah sekolah. Oleh karenanya perlu diperhatikan pula mengenai proses
pembelajaran yang tepat dan efektif di sekolah. Sekolah efektif adalah
sekolah yang berupaya menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar yang
paling baik dengan menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi
siswa siswinya. Selain itu, sekolah yang efektif perlu memiliki visi dan misi
yang jelas serta dilaksanakan secara konsisten, memiliki lingkungan yang
baik, kepemimpinan sekolah yang kuat, dukungan dari masyarakat sekitar,
sekolah mempunyai rancangan program yang jelas, guru menerapkan
strategi gembelajaran yang inovatif, evaluasi berkelanjutan, kurikulum
sekolah yang terancang dan terintegrasi satu sama lain. Selanjutnya,
diantara hal yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terciptanya
mutu pembelajaran adalah adanya kesepakatan antar para penyelenggara
pendidikan (pembelajaran) di sekolah. Mereka yang bersepakat tersebut
adalah Pihak Sekolah, Guru, Siswa, dan Orang tua. Komitmen atau
kesepakatan bersama nantinya akan dituangkan ke dalam sebuah dokumen
kesepahaman yang dinamakan dengan kontrak belajar.
Hakikatnya sebuah kontrak yang diartikan sebagai kesepakatan antara dua
orang atau lebih mengenai hal tertentu yang disetujui oleh para pihak
diantara mereka. Maka masing-masing elemen yang bersepakat pun harus
dengan pasti mengetahui secara rinci tentang isi kesepakatan yang
ditandatangani oleh semua pihak terlibat. Hal ini tentu saja diorientasikan
1. https://www.jpnn.com/news/mendikbud-minta-guru-dan-siswa-teken-kontrak-belajar
2. https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/02/14/p45aya335-mendikbud-buat-kontrak-
belajar-demi-tata-hubungan-siswaguru
3. https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/198124/sekolah-dan-orang-tua-siswa-dituntut-bersinergi
4. https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/198124/sekolah-dan-orang-tua-siswa-dituntut-bersinergi
MANAJEMEN
SEKOLAH
SISWA
KONTRAK GURU
BELAJAR
ORANG TUA
C. LEMBAR KEGIATAN
Lembar Kegiatan 1. Analisis“Pembentukan Karakter Kerja Siswa SMK” pada
sekolah masing-masing sesuai dengan program keahlian.
1. Buatlah kelompok sesuai sekolah masing-masing.
2. Bacalah konsep pembentukan karakter kerja Siswa SMK.
3. Setelah Anda membaca dan memahami konsep pembentukan karakter
kerja Siswa SMK, lakukan analisis karakter kerja yang mana yang sesuai
dengan program keahlian yang ada pada sekolah Anda?
Contoh.
Analisis Karakter kerja Siswa SMK.
Nama Sekolah: ……………
4. Presentasikan hasilnya.
BAB III
MODEL PEMBENTUKAN KARAKTER KERJA
C. Lembar Kegiatan
Lembar Kegiatan2. Analisis SWOT implementasi 4 model pembelajaran
pembentukan karakter.
1. Buatlah kelompok sesuai sekolah masing-masing.
2. Bacalah konsep implementasi model pembelajaran pembentukan
karakter kerja.
3. Setelah Anda membaca dan memahami konsep implementasi 4 model
pembelajaran pembentukan karakter kerja, lakukan analisis SWOT.
INTERNAL EKSTERNAL
Strength Weakness Opportunity Treaths
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Tantangan)
1. 1. 1. 1.
2. 2. 2. 2.
3. 3. 3. 3.
1
2
IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BEST PRACTICE
KONTRAK BELAJAR SMK Mitra Industri MM2100
I. Tujuan
Menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua melalui proses Segi Tiga
Emas (Orang Tua, Sekolah, & Siswa). Dan bersama-sama mendukung
kesuksesan siswa dalam mengapai cita – cita yang diimpikan.
Lampiran :