Anda di halaman 1dari 17

MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL

KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

VISIONER
[MODUL 02 CEO CHARACTER]

MODUL PELATIHAN
PENINGKATAN
KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

DIREKTORAT KEMITRAAN DAN PENYELARASAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
[ VISIONER ] i
DAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TAHUN 2020
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Pedoman O rganisasi dan
Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah:

Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK, adalah


salah satu bentuk Satuan Pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MT s, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan
dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MT s.

Susunan organisasi SMK terdiri atas:


a) Kepala
b) Wakil Kepala
c) Subbagian T ata Usaha
d) Kelompok Jabatan Fungsional

MODUL
KARAKTER CEO (CEO CHARACTER)
Disusun oleh: DR. IR. RACHMAT PAMBUDY, MS dan DR. IR. BURHANUDDIN, MM

Deskripsi:
Mata diklat ini membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan karakter penting dalam
bekerja yang harus dimiliki oleh seorang CEO sukses.

Hasil Pembelajaran:
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta mampu mengaktualisasikan karakter penting
dalam bekerja yang harus dimiliki oleh seorang CEO di SMK.

Pokok Bahasan:
1. DNA CEO
2. Visioner (Visionary)
3. Takes initiative
4. Demonstrates entrepreneurial creativity
5. Takes risk
6. Takes responsibility
7. Decision Making
8. Agility Mindset

@ FEM IPB 2020 Tim Pelatihan dan Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri

Kerjasama antara:
DIREKTORAT KEMITRAAN DAN PENYELARASAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
dan
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

[ VISIONER ] 2
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

DAFTAR ISI

Halaman

I. Deskripsi Materi ............................................................................. 4


II. Capaian Pembelajaran ...................................................................... 5
III. Metode Pembelajaran ...................................................................... 6
IV. Isi Materi ........................................................................................ 7
V. Latihan ........................................................................................... 16
VI. Evaluasi/Penilaian............................................................................. 17

[ VISIONER ] 3
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

I. DESKRIPSI MATERI

Relevansi SMK menjadi pendidikan kewirausahaan adalah sejalan dengan


perubahan oritensi lulusan SMK, dari mencari pekerjaan (job seeker) ke
menciptakan pekerjaan (job creator). Banyak lulusan SMK telah terbukti dapat
menjadi pemimpin yang sukses, seperti Burhanuddin Abdullah yang pernah
menjadi Gubernur Bank Indonesia dan Andi Hakim Nasution yang menjadi Rektor
IPB University. Hal ini bisa terjadi karena pendidikan kewirausahaan membentuk
karakter lulusan yang terus menerus belajar, otentik, mandiri, dan kreatif.

Program penguatan kepala SMK berjiwa wirausaha akan memberikan dampak luas
pada berbagai profesi dalam membangun bangsa ke depan. Dimulai dari kepala
sekolah (CEO SMK) sebagai penggerak, dibekali dengan memahami (1) DNA
CEO, (2) Visioner, (3) Mengambil Inisiatif, (4) Menunjukkan Kreativitas
Kewirausahaan, (5) Mengambil Resiko, (6) Mengambil Tanggung Jawab, (7)
Pengambilan Keputusan, dan (8) Pola Pikir Agile, secara serentak berkontribusi
pada gelombang kreativitas dan daya inovatif bangsa.

Modul (2) Visioner ini memberikan kemampuan peserta mengeksplorasi


keterampilan merumuskan visi yang dibutuhkan CEO dalam mencapai kesuksesan.
Materi ini membahas:
1. pernyataan visi
2. CEO visioner dan perannya
3. kepemimpinan visioner
4. dimensi CEO visioner
5. fokus dari CEO visioner

[ VISIONER ] 4
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

II. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta mampu mengaktualisasikan


keterampilan visi dan menjadi seorang CEO SMK yang vioner di masa depan.
Secara lebih spesifik capaian pembelajaran dari Modul (2) Visioner ini adalah:
1. peserta mampu mengidentifikasi, mengetahui, dan memahami pentingnya
visi bagi SMK masa depan.
2. peserta memiliki sikap positif terhadap penumbuhan kepemimpinan
visioner dan pengembangan CEO visioner.
3. peserta mampu bertindak mengaktualisasikan karakter dan keterampilan
seorang CEO visioner yang sangat dibutuhkan oleh SMK masa depan.

[ VISIONER ] 5
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

III. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran dimana pusat


pembelajaran ada pada peserta, yakni berupa pembelajaran aktif (active learning).
Medode pembelajaran aktif merupakan metode yang cocok dengan peserta dan
efektif dalam pencapaian learning outcomes (capaian pembelajaran). Metode
pembelajaran aktif yang digunakan berupa:
1. peserta belajar mandiri melalui membaca modul, mengerjakan latihan,
mengevaluasi diri, mengerjakan tugas, dan mempraktekkan langsung.
2. tatap muka, baik secara daring maupun luring, berdiskusi, dan konsultasi
3. kunjungan lapangan (mengunjungi atau dikunjungi) ke atau oleh CEO
dalam rangka berbagi pengalaman dan transfer softskill.
4. penugasan untuk mempercepat penyelarasan peserta dengan situasi terkini
di lingkungan SMK.
5. pendampingan selama proses pembelajaran untuk menciptakan iklim
komunikasi dan transfer softskill dua arah.
6. peserta presentasi sebagai bentuk evaluasi dan feedback positif.

[ VISIONER ] 6
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

IV. ISI MATERI

Visi adalah gambaran tentang di mana suatu lembaga atau organisasi akan berada
di masa depan. Visi memberikan arah yang jelas dan fokus membawa organisasi
ke tujuan tertentu. Seorang CEO harus menetapkan tujuan organisasi dengan
mengembangkan visinya dan kemudian mengkomunikasikannya kepada bawahan
atau timnya. Sedangkan pernyataan visi adalah sarana mengkomunikasikan visi
kepada orang atau organisasi lain yang bertujuan untuk memberikan arahan umum
bagi organisasi. Visi memberikan konteks untuk pengambilan keputusan. Setiap
keputusan besar yang dibuat organisasi harus bergerak menuju pencapaian visinya.
Visi mempengaruhi struktur organisasi dan pekerjaan hubungan anggota tim.

Pernyataan visi yang baik harus:


1. Bersih: mudah dimengerti.
2. Menantang: memberikan tujuan yang luhur tetapi dapat dicapai, Misalnya,
untuk menjadi yang terbaik, untuk berbuat lebih banyak, untuk membantu
seseorang atau sesuatu.
3. Umum: tidak membahas secara spesifik, seperti meningkatkan pendapatan
atau pangsa pasar.
4. Berorientasi pada orang: tidak didasarkan pada kepentingan pribadi.
Sebaliknya, pernyataan visi berfokus pada bagaimana orang akan
berinteraksi satu sama lain dan melayani klien atau pelanggan dengan lebih
baik. Misalnya, pernyataan visi Toastmasters berfokus pada anggota.
5. Menginspirasi: anggota tim menganggap visi itu menarik dan mulia,
sehingga ingin membantu mencapainya.
6. Mudah dikomunikasikan: mudah dijelaskan.

Membuat pernyataan visi adalah kesempatan untuk mempertimbangkan di mana


organisasi harus berada dalam 5, 10, atau 20 tahun. Pernyataan visi tidak perlu
panjang atau rumit, bisa satu atau dua kalimat atau bisa juga satu paragraf.
Beberapa pertanyaan dapat digunakan untuk membantu membuat pernyataan visi,
pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
 Apa yang dilakukan organisasi dengan baik?
 Apa hal terpenting yang ingin dilakukan organisasi?
 Apa yang membuat organisasi itu unik atau istimewa?
 Apa yang diharapkan tim dari organisasi?
 Apa yang membuat tim merasa nyaman dengan organisasi?

Visi mempengaruhi semua anggota organisasi dan melibatkan semua anggota


organisasi dalam pembuatan dan pengembangannya. Visi mengendalikan masa

[ VISIONER ] 7
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

depan organisasi dan orang-orang didalamnya, sehingga bekerjasama dan


berkolaborasi menjadi syarat keharusan. Visi adalah evolusi, jika organisasi ingin
bertahan dan tumbuh, maka secara berkala perlu memperbarui visinya. Perubahan
bisa terjadi dengan cepat dan tidak terduga, peluang muncul, teknologi baru
dikembangkan. Seorang CEO yang tahu kemana arah organisasi akan dapat melihat
peluang, menggunakannya, dan mendapatkan keuntungan.

“Jika Anda ingin membangun kapal, jangan


mengerumuni orang untuk mengumpulkan kayu dan
jangan memberikan tugas dan pekerjaan kepada mereka,
tetapi ajarkan mereka untuk merindukan luasnya laut
yang tak ada habisnya”.
Antoine de Saint-Exupéry

CEO visioner memiliki gambaran yang sangat jelas dalam benak mereka tentang
apa yang mereka inginkan terjadi, memiliki antusiasme yang tak kenal lelah untuk
mengejar misi. CEO visioner mampu memanfaatkan harapan dan impian orang-
orang dan menciptakan tujuan yang tidak hanya menginspirasi tetapi juga
menantang mereka untuk menjadi lebih baik dan menemukan tempat mereka dalam
memajukan visi.

CEO visioner mengakui kelemahan dan kekuatan mereka. Gaya kepemimpinan


visioner tidak bekerja dengan baik ketika menghadapi para ahli atau orang yang
jauh lebih berpengalaman, karena kemungkinan dianggap sombong atau
menyombongkan diri. Visi baru tanpa pengalaman dan kredibilitas dapat
menghasilkan ketidakpercayaan, beban emosional, dan bisa juga sabotase. Pada
situasi demikian, cara terbaik adalah menggunakan gaya lain, seperti gaya
berpartisipasi, sampai kredibilitas dan hubungan terbangun. Untuk menjadi
pemimpin yang kredibel, seseorang harus memahami visi dan keyakinannya serta
semangat dan transparansi sehingga orang lain dapat melihat dan terhubung dengan
legitimasi dan keaslian mereka.

Tidaklah cukup hanya menebak masa depan; CEO visioner membutuhkan


integritas, inspirasi, dan yang terpenting - tindakan yang tepat. Seorang CEO
visioner memberikan visinya, kemudian menarik orang ke dalam visi tersebut, dan
melalui kehidupan pengorbanan akan melihat visi itu terpenuhi.

Pengembangan visi oleh CEO merupakan dasar dari kepemimpinan visioner. Visi
ini tidak muncul entah dari mana; sebaliknya, hal itu dibangun secara perlahan dan
berlabuh pada pengalaman CEO. Westley dan Mintzberg (1989) mengilustrasikan
realitas ini dengan analogi seorang seniman. Jadi, CEO visioner diibaratkan

[ VISIONER ] 8
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

sebagai seniman yang mempersiapkan pertunjukan dengan latihan. Konsep gladi


bersih mewakili pengalaman yang diperoleh CEO dalam organisasi dan penguasaan
konteksnya, termasuk produk, pasar, dan teknologinya. Penguasaan konteks
organisasi ini merupakan prasyarat untuk menggambarkan suatu visi organisasi.

Namun demikian, memahami konteks organisasi saja tidak cukup untuk


menjelaskan kemunculan suatu visi. CEO visioner juga harus mampu melihat
berbagai kemungkinan yang dihadapi organisasi dan membayangkan jalur baru
yang dapat diambilnya di masa depan (Kouzes & Posner, 2007). Seorang CEO
visioner harus mampu mendeteksi keberadaan tren di pasar dan membayangkan
masa depan organisasi yang akan diinginkan dan koheren dengan realitas strategis
organisasi (D’Amboise & Bouchard, 1989). Kemudahan CEO visioner dalam
mendeteksi tren, melihat kemungkinan, dan membayangkan masa depan organisasi
tampaknya terkait dengan perilaku yang diperoleh. Dengan kata lain, ciri
kepribadian khususnya, keterbukaan terhadap pengalaman. Melalui pengalaman
mampu mengeksplorasi ide-ide baru dan menunjukkan imajinasi dan kreativitas
(McCrae, 1994).

CEO yang dipercaya dan terbuka terhadap pengalaman akan lebih mudah
menjelajahi realitas organisasi dan pasar untuk mendeteksi tren dan pendekatan
baru. Selain itu, sisi imajinatif dan kreatif akan membantu merancang citra
organisasi masa depan sesuai dengan visinya. Dalam hal ini, CEO yang terbuka
terhadap pengalaman cenderung akan lebih mudah mengembangkan visi. Oleh
karena itu, CEO yang sangat terbuka terhadap pengalaman akan lebih cenderung
menjalankan kepemimpinan visioner.

Kepemimpinan visioner bergantung pada cara mengkomunikasikan visi dari CEO.


Mengkomunikasikan visi cocok dengan gaya kepemimpinan karismatik, karena
mampu secara inspiratif mengkomunikasikan visinya. Meskipun komunikasi
tertulis dari suatu visi telah terbukti berhasil, namun komunikasi lisan adalah yang
paling efektif untuk menjalankan kepemimpinan visioner (Conger & Kanungo,
1987; Groves, 2006 ; Locke, 1991). Lebih khusus lagi, komunikasi emosi positif
nonverbal sangat kuat dalam penyampaian visi. Ketika CEO visioner
mengkomunikasikan visinya, terjadi kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh dan
postur tubuh yang dapat meningkatkan daya inspirasi dan daya pengaruh pada
bawahannya.

Groves (2006) menunjukkan bahwa ekspresi emosional memiliki dampak langsung


pada kepemimpinan visioner. Dengan kata lain, CEO visioner mampu
mengekspresikan emosinya dalam mengkomunikasikan visi sehingga membuat

[ VISIONER ] 9
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

orang lain sangat antusias dan yakin terhadap visi tersebut. Deskripsi tentang CEO
visioner lebih dekat dengan kepribadian daripada perilaku. Kemampuan CEO untuk
mengekspresikan emosi positif berkaitan langsung dengan tingkat keterbukaannya.
Semakin terbuka semakin antusias dan energi berkomunikasinya semakin
karismatik. Sedangkan, semakin dipercaya, maka energi berkomunikasinya
semakin inspiratif.

Dengan demikian, kata kunci dari CEO visioner adalah keterbukaan, semakin
terbuka semakin visioner. Jadi, tampak jelas bahwa, karena kepercayaan diri,
antusiasme, energi, dan karisma, CEO yang ekstravert (terbuka) akan lebih
cenderung menjalankan kepemimpinan visioner. Selain itu, perlu dicatat bahwa
para extravert merasa mudah untuk mendekati orang lain dan berinteraksi
dengannya (Phipps & Prieto, 2011). Meskipun literatur tidak secara khusus
menyebutkan, namun kemudahan dalam mendekati dan berinteraksi dengan orang
lain, para extravert cenderung memiliki banyak kesempatan untuk
mengkomunikasikan visi yang akibatnya, tingkat kepemimpinan visionernya
semakin tinggi.

Perilaku kunci kepemimpinan visioner adalah implementasi visi. CEO visioner


adalah orang-orang yang terus menerus mendefinisikan ulang organisasi agar
selaras dengan visi (Sashkin, 1988). Ini berarti bahwa CEO visioner
mengembangkan dan menerapkan berbagai kebijakan dan prosedur yang
memungkinkan untuk mencapai visi mereka dalam operasi harian organisasi
(Kantabutra, 2006). Jadi, CEO visioner bekerja untuk mewujudkan visi melalui
tindakan pengerahkan semua upaya, kesabaran, dan ketelitian yang diperlukan
untuk menjalankan visi. CEO visoner memiliki keinginan yang jelas untuk
mencapai tujuan yang ditentukan oleh visi dan ketekunan untuk mencapainya
(Kouzes & Posner, 2007).

Fakta bahwa kepribadian terbuka merupakan kecenderungan utama untuk


kepemimpinan visioner, memberikan indikasi cara kreatif CEO dalam mencari
pengalaman baru dan menikmati penemuan solusi baru. Dengan demikian,
keterbukaan terhadap pengalaman, kesadaran, keramahan dan perjalanan yang
menyenangkan memiliki hubungan yang positif dengan kepemimpinan visioner.
Informasi ini harus membantu organisasi mengidentifikasi dan memahami CEO
visioner.

CEO masa depan adalah CEO yang mampu mengkonversi visi menjadi kenyataan.
CEO visoner memiliki kemampuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang
ingin dilakukan dan disukai, yakni CEO yang berinovasi, menginspiras i,

[ VISIONER ] 10
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

membangun kepercayaan, dan menyukai perubahan. CEO visioner akan membawa


organisasi ke masa depan dengan menciptakan iklim inovatif bagi para stafnya.

CEO visioner memapu mendorong daya inovasi dari para stafnya, terutama pada
lembaga pendidikan. Para CEO akademis terus menciptakan suasana kondusif dan
lingkungan kerja yang mendukung dan mendorong kesempatan belajar dan
pengembangan profesional para stafnya. Dengan demikian, CEO visioner harus
meningkatkan keterampilan berpikir strategis (keterampilan merangsang secara
intelektual) dengan memotivasi staf pada aspek kreativitas, inovasi, peningkatan,
pengembangan dan pembelajaran dan merangsang staf untuk menantang asumsi-
asumsi status quo dan melihat dunia dengan cara baru untuk terus meningkatkan
perilaku inovatif staf. CEO visioner adalah cara yang pasti untuk mempersiapkan
staf untuk toleran pada ketidakpastian dan menemukan ide-ide baru dalam
pencapaian visi yang lebih efektif.

Visi berfungsi untuk memotivasi anggotan organisasi menuju masa depan dan
menetapkan nilai-nilai unggul dalam suatu organisasi. Selain sebagai nilai unggul,
visi juga berfungsi sebagai panduan bagi anggota organisasi dalam bekerja dan
berkomitmen untuk mencapainya. Jadi CEO visioner mampu meningkatkan
kinerja organisasi yang diukur dengan kepuasan dari anggota organisasi dan
masyarakat penggunanya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak anggota
organisasi yang percaya pada visi CEO, semakin tinggi tingkat kepuasannya dan
akan melakukan yang terbaik untuk mencapainya. CEO hebat adalah CEO yang
memiliki kemampuan untuk melihat ke masa depan, menangkap kebutuhan
organisasi potensial dan sangat tahu cara memenuhinya. CEO dengan kemampuan
ini disebut CEO visioner .

Pada konsep efektivitas kepemimpinan, para CEO menerapkan kepemimpinannya


dengan perilaku yang berbeda-beda. Perilaku kepemimpinan yang memiliki
kemiripan kemudian dikelompokkan yang disebut dengan gaya kepemimpina n.
Diantara banyak gaya kepemimpinan, seperti gaya kepemimpinan karismatik, gaya
kepemimpinan transaksional, gaya kepemimpinan transformasional, dan gaya
kepemimpinan etis, gaya kepemimpinan visioner yang paling populer. Bahkan,
gaya kepemimpinan visioner secara khusus disebut sebagai gaya kepemimpinan
masa depan. Oleh karena itu, kinerja organisasi dan kinerja anggota organisasi
sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan visioner dari CEO organisasi tersebut.
Dhammika (2014) menemukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari
kepemimpinan visioner pada perilaku karyawan, baik di organisasi sektor publik
maupun swasta di Sri Lanka.

[ VISIONER ] 11
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

CEO visioner didasarkan pada ekspresi yang seimbang dari dimensi spiritual,
psikologis, emosional, dan fisik. Ini membutuhkan penciptaan peluang baru,
pemberdayaan hubungan, dan tindakan inovatif (Joy, 2018):

1. Peluang Baru:
CEO visioner adalah pembangun peluang baru yang tidak pernah ada
sebelumnya. Pada tahun 1983, Ratan Tata menulis dokumen yang secara
tidak resmi disebut Tata Plan saat perusahaan berada di bawah
kepemimpinan JRD Tata. Dalam cetak biru itu, dia menyarankan kelompok
itu mencari pertumbuhan di masa depan melalui operasi internasional. Dia
juga merekomendasikan reorganisasi grup untuk mengatasi peluang global
dengan lebih baik. Contoh lain dari visi futuristiknya adalah Nano. “Apa
yang mendorong saya - seorang pria dengan kendaraan roda dua dengan
seorang anak berdiri di depan, istrinya duduk di belakang, ditambah dengan
jalanan yang basah - adalah sebuah keluarga dalam bahaya yang akan
datang,” kata Ratan Tata, sambil menjelaskan mengapa dia pergi ke Nano.

2. Pemberdayaan Hubungan:
CEO visioner yang efektif sangat mementingkan hubungan yang baik.
Mereka mencontohkan sikap kepedulian yang mendalam kepada orang-
orang, melihat mereka sebagai aset terpenting mereka. Ini terbukti dari
kehidupan Aaron Feuerstein yang merupakan CEO Malden Mills dari
Massachusetts, perusahaan tekstil dan produsen asli bulu kutub Polartec.
Dia mempertahankan semua karyawannya tetap digaji walaupun kebakaran
dahsyat telah menghancurkan sebagian besar pabriknya.

3. Inovatif:
CEO visioner mengubah paradigma lama dan membangun strategi yang
melampaui pemikiran tradisional. Mereka mencapai keseimbangan antara
otak kanan rasional dan fungsi otak kiri intuitif. Pemikiran mereka luas dan
sistemik, sekaligus menangkap gambaran besar dan pola yang
mendasarinya atau yang saling terkait. Dari kemampuan inilah mereka
kemudian menciptakan strategi inovatif untuk membantu mewujudkan visi
mereka.

CEO adalah orang yang membuat organisasi berdiri kokoh dan juga merupakan
orang yang berada di balik kehancuran organisasi. CEO adalah katalisator dan
sebagai pembuka jalan bagi organisasi bekerja. Hali ini berarti kepemimpinan
adalah proses di mana satu orang memengaruhi pikiran, sikap, dan perilaku orang
lain. Para CEO menetapkan arah bagi semua anggota organisasi; membantu

[ VISIONER ] 12
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

anggota organisasi melihat apa yang ada di depan; membantu anggota organisasi
memvisualisasikan apa yang mungkin dicapai; mendorong dan menginspirasi
anggota organisasi dalam berkerja dan berkarya. Tanpa kehadiran CEO visioner,
kinerja organisasi dengan cepat akan merosot, bahkan cenderungan menuju
kebangkrutan. Oleh karena itu, CEO visoner sangat esensial dalam menjalankan
organisasi menuju pencapaian visi jangka panjangnya.

CEO visoner menyadari bahwa proses, langkah, dan metode kepemimpinan dicapai
dengan dan melalui orang, sehingga suatu keharusan bagi CEO untuk melibatkan
anggota timnya dalam pencapaian visi. CEO visioner menginspirasi dan
memotivasi orang-orang di sekitarnya menjadi kawan seperjuangan yang antusias
dan berkomitmen untuk mencapai visi.

Kepemimpinan CEO visioner adalah persoalan kapasitas dalam mendengar dan


mengamati serta menggunakan keahliannya untuk berdiskusi dengan semua level
sumberdaya manusia organisasi dalam mengambil keputusan dan
mengartikulasikan nilai-nilai dan visi kepemimpinannya. Maka dari itu, CEO
visioner perlu dan selalu belajar dari perubahan-perubahan yang terjadi dan
mengantisipasi apa yang akan dihadapi di masa depan. Seorang Ceo visioner
belajar terus menerus, tidak hanya menanggapi masalah, mengidentifikasi masalah,
dan mengambil keputusan, tetapi juga belajar mengelola perubahan. Jadi, CEO
visioner adalah seorang inovator dan agen perubahan; melihat gambaran besarnya,
berpikir secara strategis tentang bagaimana mencapai tujuan, dan bekerja (dengan
bantuan orang lain) untuk mencapai tujuan dan visinya.

Dengan demikian, CEO visioner berfokus pada dimensi manusia. Walaupun para
CEO bertanggungjawab terhadap keseluruhan operasional organisasi dalam
mencapai target-targetnya, namun harus disadari bahwa mitra kerjanya adalah
manusia. Oleh karena itu, membangun kebangggaan dan empati jauh lebih besar
dampaknya daripada tercapainya target-target operasional. Dengan menyentuh
dimensi manusia dapat mengundang partisipasi yang lebih luas dan mendapat
banyak masukan dari orang lain di luar anggota organisasi. Dimensi manusia
berimplikasi pada penumbuhan rasa memiliki dan percaya telah menjadi bagian
dari perkembangan organisasi.

Kepemimpinan dianggap sebagai jantung dari manajemen organisasi mana pun,


sebuah organisasi hanya akan berkembang jika CEOnya memiliki keyakinan yang
kuat dan visi yang jelas yang memandu untuk melakukan yang terbaik dalam situasi
apa pun. Sangat penting bagi sebuah organisasi untuk memastikan bahwa para
CEO diberikan otonomi penuh untuk membumikan visinya yang tercermin dalam

[ VISIONER ] 13
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

setiap pekerjaan di organisasi. Artinya, CEO visioner tetap membutuhkan


dukungan orang-orang disekitarnya yang berupa kepercayaan dan didengarka n,
sehingga mampu mencintai dan memenuhi harapan orang-orang disekitarnya, baik
di dalam organisasi maupun luar organisasi. Oleh karena itu, peran CEO visioner
pasti akan membantu organisasi mencapai apa yang ingin dicapai.

CEO visioner adalah pemimpin yang fokus pada visi atau misi, menginspirasi dan
memberdayakan bawahanya, menyukai perubahan dalam fungsi dan pertumbuhan
organisasi. Pemahaman terhadap CEO visioner akan bermanfaat bagi pembuat
kebijakan, manajemen organisasi, dan wirausahawan dengan memberikan wawasan
yang lebih baik tentang pengembangan visi dan pemimpin yang berfokus pada
penciptaan dan peningkatan nilai-nilai pemangku kepentingan yang berbeda.

Nwachukwu et.al (2017) yang melakukan penelitian tentang hubungan antara


kepemimpinan visioner dan kinerja sosial perusahaan di berbagai sektor swasta dan
negara, merekomendasikan bahwa perusahaan harus mengembangkan pemimpin
visioner yang berfokus pada kepuasan karyawan, pelanggan, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan produk dan layanan yang ramah
lingkungan. Dengan semangat yang sama, perusahaan harus mengembangkan CEO
visioner yang mendorong komitmen sosial karyawan dan filantropi seperti
mendidik dan memberikan layanan sosial kepada masyarakat sekitar perusahaan.

Pustaka:
Abdullahi Nimota Jibola Kadir, T ijani Abdulganiyu Adebayo, Sofoluwe Abayomi Olumide. 2020. Visionary
Leadership and Staff Innovative Behaviour in Public Colleges of Education in Kwara State, Nigeria.
International Journal of Education Vol. 12, No. 2, pp. 63-72. Universitas Pendidikan Indonesia. DOI:
10.17509/ije.v12i2.18998
Chijioke Nwachukwu, Helena Chladkova, Pavel Zufan, Fadeyi Olatunji. 2017. Visionary Leadership and Its
Relationship to Corporate Social Performance. Imperial Journal of Interdisciplinary Research (IJIR) Vol-
3, Issue-4. ISSN: 2454-1362, http://www.onlinejournal.in.
Eric Brunelle & Jean-Philippe L’Écuyer. 2018. Looking for Direction, Inspiration, Hope and Faith: The Search
for a Visionary Leader. International Journal of Business and Social Science Vol. 9 No. 9.
DOI:10.30845/ijbss.v9n9p3.
K. A. S. Dhammika. 2014. Visionary Leadership and Organizational Citizenship Behavior: An Assessment of
Impact of Sectarian Difference. Proceedings of the First Middle East Conference on Global Business,
Economics, Finance and Banking (ME14 DUBAI Conference) Dubai, 1 0-12. ISBN: 978-1-941505-16-8
Paper ID_D422.
Manu Melwin Joy. 2018. Are you are Visionary Leader? Cochin University of Science and T echnology.
https://www.researchgate.net/publication/323176332
Rebecca S. Halstead. 1993. Visionary Leadership. T hesis. Master of Military Art and Science. Fort
Leavenworth, Kansas.
Richa Raghuvanshi. 2016. T he Role of Visionary Leadership in Making an Organization Successful in the
Present Competitive Era. International Journal of Human Resource & Industrial Research Vol.3, Issue 7,
Dec, 2016, pp 52-55, ISSN: 2349 –3593 (Online), ISSN: 2349 –4816 (Print).
Sooksan Kantabutra, Gayle C. Avery. 2006. Follower Effects in the Visionary Leadership Process. Journal
of Business & Economics Research – May 2006 Volume 4, Num ber 5.

[ VISIONER ] 14
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

T oastmasters International. 2011. T he Visionary Leader. T he Leadership Excellence Series. T oastmasters


International. All rights reserved
Will Flower. 2016. T he T raits of Visionary Leadership. Winters Bros. Waste Services.

[ VISIONER ] 15
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

V. LATIHAN

Latihan individu:
Membuat pernyataan visi SMK dalam 5 atau 10 atau 20 tahun. Pernyataan visi tidak
perlu panjang atau rumit, bisa satu atau dua kalimat atau bisa juga satu paragraf.

Pernyataan visi
yang ada saat ini

Pernyataan visi
baru 5/10/20
tahun kedepan

Jelaskan pernyataan baru di atas dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:


1. Apa yang dilakukan SMKdengan baik?
2. Apa hal terpenting yang ingin dilakukan SMK?
3. Apa yang membuat SMK itu unik atau istimewa?
4. Apa yang diharapkan pemangku kepentingan dari SMK?
5. Apa yang membuat pemangku kepentingan merasa nyaman dengan SMK?

[ VISIONER ] 16
MODUL PELATIHAN PENINGKATAN KAPABILITAS MANAJERIAL
KEPALA SMK BERBASIS INDUSTRI

VI. EVALUASI / PENILAIAN

1. Siapa yang disebut CEO visioner?


2. Apa yang dimaksud CEO visioner berfokus pada dimensi manusia?
3. Jelaskan maksud CEO visioner yang berinovasi, menginspirasi, membangun
kepercayaan, dan menyukai perubahan.
4. Jelaskan CEO SMK yang visioner?
5. Langkah-langkah apa yang akan diambil oleh seorang CEO SMK dalam
mencapai visinya?

[ VISIONER ] 17

Anda mungkin juga menyukai