1
DAFTAR ISI
PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
I. PENDAHULUAN 3
B. Akreditasi 10
A. Latar Belakang 12
B. Struktur Kurikulum 13
C. Capaian Pembelajaran 18
F. Ekstrakurikuler 21
H. Pengelolaan Pembelajaran 25
VI. LAMPIRAN 60
2
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem
pendidikan dalam pendidikan nasional (pendidikan menengah) yang
mempersiapkan peserta didik terutama bekerja dalam bidang tertentu
(penjelasan pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Hal
ini dilakukan dengan tujuan mengerahkan kegiatan pendidikan
kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja nasional
(man power atau person power). Sekolah Menengah Kejuruan
merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik dan
mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta
pengembangan sikap profesional.
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016,
Presiden menegaskan perlunya revitalisasi SMK untuk meningkatkan
kualitas SDM. Inpres tersebut menugaskan beberpaa Kementerian,
Menteri Koordinator, Badan yang relevan dengan SMK, dan
pemerintah daerah Gubernur di seluruh Indonesia. Khusus
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah untuk membuat
peta jalan pengembangan SMK; menyempurnakan dan
menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan
pengguna lulusan (Link and Match).
Transformasi pendidikan kejuruan merupakan miniatur dunia
usaha atau dunia industri (DU/DI), sehingga pencapaian
keterampilan, kebiasaan berfikir dan etos kerja dapat terbentuk
sesuai dengan tuntutan DU/DI sehingga Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) bagi para peserta didik di SMK memerlukan latihan
keterampilan dimana situasi belajar harus merupakan simulasi
pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan yang sebenarnya yang diatur
dalam kurikulum.
Kurikulum SMK bersifat sederhana, luwes, dinamis dan relevan.
Kurikulum kejuruan berdasarkan pada identifikasi kebutuhan
pekerjaan karena dengan identifikasi tersebut hal yang diajarkan di
sekolah akan sama dengan yang ada di lapangan pekerjaan. Dengan
demikian kurikulum SMK harus dikembangkan sehingga mengurangi
kesenjangan antara sekolah dengan DUDI. Atas masukan dari DU/DI,
pihak sekolah akan segera mengadaptasikan kebutuhan yang ada
sehingga diharapkan menghasilkan lulusan yang bisa beradaptasi di
lingkungan DU/DI dimana mereka akan bekerja.
Kurikulum dapat menjembatani kesenjangan antara dunia
usaha dengan kondisi sekolah, dalam hal ini tentunya pihak sekolah
harus berusaha menyamakan persepsi dengan kebutuhan dunia
usaha dan kondisi pasar, mengingat lulusan sekolah menengah
kejuruan sebagian besar diserap oleh DU/DI dan sebagian lagi
berwirausaha di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu DU/DI
3
adalah mitra kerja SMK, terutama saat peserta didik melaksanakan
prakerin (praktik kerja industri), bagi SMK pelaksanaan prakerin
adalah praktik kerja yang sesungguhnya, saat praktik kerja industri
diharapkan peserta didik dapat mengembangkan dan menerapkan
apa yang diperolehnya selama belajar di sekolah. Selain itu saat
prakerin peserta didik akan banyak belajar tentang masalah-masalah
yang timbul saat bekerja, dengan begitu setelah menyelesaikan
program prakerin, peserta didik memiliki keterampilan dan wawasan
yang lebih baik.
Namun dalam kenyataan pihak DU/DI terkadang masih menilai
peserta didik yang prakerin belum memiliki cukup persiapan baik
dalam teori maupun praktik. Salah satu yang menimbulkan
kesenjangan adalah masih tertinggalnya teknologi yang diajarkan di
sekolah, sedangkan saat ini teknologi yang ada di DU/DI semakin
canggih, dengan kata lain sekolah masih selalu ketinggalan teknologi.
Melihat kondisi yang demikian perlu secepatnya melakukan
penyelarasan kurikulum karena pada kenyataannya sekolah
menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga terampil, belum bisa
memenuhi standar dunia usaha karena adanya ketidakserasian
antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan
kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap keterampilan
yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja,
meskipun sinkronisasi kurikulum pernah dilakukan namun
intensitasnya perlu dilihat secara mendalam, tidakkah hal tersebut
dilakukan hanya sekedar menjalankan program pemerintah ataukah
sinkronisasi kurikulum berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
Untuk itulah betapa pentingnya pelaksanaan sinkronisasi
kurikulum dan melihat sejauh mana keefektifan program-program
kurikulum sekolah untuk mencapai tujuan kurikulum yang nantinya
dapat menjadi masukan bagi sekolah untuk lebih memiliki
”kemampuan dalam menyusun program- program penyesuaian diri
yang akan ditempuh dalam jangka waktu tertentu atau jangka waktu
lima tahun”.
Dalam menyikapi dan menerapkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016
dikeluarkan untuk menguatkan sinergi antar pemangku kepentingan
dalam merevitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan daya
saing SDM . Harus dilakukan penguatan dan kesatuan pemahaman
mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah dan yang paling
penting sosialisasi bagi penyelenggara pendidikan sangat dibutuhkan.
Menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan
kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (Link and
Match) adalah salah satu programnya. Lalu ada Teaching
Factory dengan harapan siswa dapat menghasilkan produk kemudian
penerapan metode pembelajaran yang tepat seperti metode DEF (
Dialog, Edukasi dan Fasilitasi ).
4
SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA sebagai sekolah SMK Pusat
Keunggulan yang ditunjuk oleh pemerintah yakni bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi
wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan
menyeluruh dengan dunia kerja. Sekolah yang terpilih dalam program
SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan serta melakukan
pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja
SMK di sekitarnya.
SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA berupaya untuk melaksanakan
amanat inpres Revitalisasi SMK dengan langkah awal mengundang
dan bekerja sama dengan Industri dalam hal ini PT.SHOETOWN
LIGUNG INDONESIA untuk bersama-sama melaksanakan
sinkronisasi kurikulum atau lebih jauh yaitu penyelarasan kurikulum
untuk kelas Industri. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan
September 2021.
PT.SHOETOWN LIGUNG INDONESIA merupakan produsen
brand sepatu terbesar yang fokus pada produk sepatu jadi dengan
kualitas terbaik di bidangnya didukung oleh tenaga-tenaga ahli baik
di departemen produksi ataupun non-produksi. Sehingga menjadi
salah satu pabrik sepatu terbesar di Indonesia. Yang memberikan
kontribusi dalam ekspor terbesar dari Indonesia ke beberapa Negara
seperti China, Jepang, Korea, USA, Brazil, Afrika Selatan, dll.
5
SELAYANG PANDANG SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
A. IDENTITAS SEKOLAH
6
sisnilah awal pemikiran untuk merubah sekolah guru (SGPG) menjadi
sekolah kejuruan (SMPT).
7
Masih ada satu kompetensi keahlian yang belum dibuka yaitu:
Kompetensi keahlian Desain dan Produksi Kriya Keramik.
8
dengan meningkat terus jumlah calon peserta yang mendaftar, namun
mengingat daya tampung yang dilmiliki oleh SMK Negeri 3
Tasikmalaya maka tentu masih banyak siswa yang belum memperoleh
kesempatan untuk belajar di sekolah ini.
Pada tahun 2013, SMK negeri 3 Tasikmalaya dipercaya sebagai
SMK Berprestasi dan ditindaklanjuti dengan melaksanakan kegiatan
SMK Negeri 3 Tasikmalaya Berbagi Prestasi kepada SMK yang berada
di sekitarnya. Selanjutnya pada tahun 2015, SMK Negeri 3
Tasikmalaya dinominasikan untuk menjadi SMK Rujukan yakni
sebagai SMK percontohan atau model bagi SMK lainnya (SMK Aliansi)
sehingga pada tahun 2021 terpilih sebagai SMK Pusat Keunggulan.
Kepemimpinan sekolah di SMK Negeri 3 Tasikmalaya dari sejak
berdiri hingga sekarang sebagai berikut.
9
VISI, MISI DAN TUJUAN SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
2. MISI
2.1 Menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu untuk
menghasilkan tamatan yang kompeten, yaitu tamatan yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab.
2.2 Mengelola sumber daya sekolah yang efektif, efisien dan akuntabel
dalam menunjang penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu
sesuai tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri di
tingkat nasional dan global
3. TUJUAN
3.1 Menciptakan lulusan yang kompeten untuk dapat bekerja di dunia
usaha/dunia industri dibidang seni, industri kreatif dan teknologi
di tingkatlokal, nasional dan global.
3.2 Menciptakan lulusan yang kompeten untuk dapat berwirausaha
dibidang seni, industri kreatif dan teknologi.
3.3 Menciptakan lulusan yang kompeten untuk dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan tinggi.
3.4 Menciptakan layanan yang bermutu kepada masyarakat dalam
upaya mewujudkan pemerataan pendidikan tingkat menengah,
khusus menengah kejuruan bidang seni, industri kreatif dan
teknologi.
3.5 Menciptakan layanan yang bermutu kepada SMK Aliansi, Dunia
Usaha/Dunia Industri dan Institusi dibidang seni, industri kreatif
dan teknologi.
3.6 Menciptakan SMK sebagai pusat pelatihan dan pemberdayaan
masyarakat bidang seni, industri kreatif dan teknologi.
10
Program Keahlian Desain dan Produksi
Kriya :
Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi
2 A
Kriya Logam dan Perhiasan
Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi
3 A
Kriya Kayu dan Rotan
Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi
4 A
Kriya Batik dan Tekstil
Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi
5 A
Kriya Kulit dan Imitasi
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN
B
REKAYASA
Program Keahlian Teknik Otomotif :
Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
6 A
Ringan
11
SMK PUSAT KEUNGGULAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi saat ini menuntut tersedianya tenaga
kerja yang kompeten dan handal di berbagai bidang agar sebuah
negara mampu bertahan dan berperan dalam era yang penuh
persaingan dan sekaligus membuka dan memanfaatkan setiap
peluang. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara,
strategi yang dianggap efektif adalah dengan melakukan
industrialisasi.
Industrialisasi, pada derajat tertentu akan mengimplikasikan
pergeseran proses produksi dari labouring menjadi manufacturing
dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan oleh hard technology. Ini
berarti industrialisasi membutuhkan tenaga kerja terampil yang tidak
hanya mampu mengoperasikan teknologi tersebut, melainkan juga
memeliharanya. Industrialisasi juga berpotensi menciptakan
pengangguran jika pergeseran proses produksi tersebut tidak
dibarengi dengan perubahan orientasi pendidikan dari akademis
menjadi vokasional.
Kondisi di atas menuntut dunia pendidikan dan pasar kerja
dirancang secara terintegrasi dengan memperhatikan tujuan dan
kebutuhan dunia kerja. Dengan demikian perlu dirancang salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi dunia kerja.
Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai bagian dari
sistem pendidikan nasional, SMK bertujuan untuk menghasilkan
tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dan persyaratan dunia kerja, serta mampu
mengembangkan potensi diri dalam mengadopsi dan beradaptasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Untuk menjawab tantangan tersebut Presiden Republik
Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
12
Dalam rangka mewujudkan amanat pembangunan pendidikan
kejuruan yang telah digariskan dalam Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-
2024, salah satu strategi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2020-2024 adalah berfokus pada peningkatan
kualitas pendidikan SMK melalui penyelenggaraan Program SMK
Pusat Keunggulan.
Secara umum, Program SMK Pusat Keunggulan ini diharapkan
memiliki visi untuk menggerakkan sekolah lainnya agar mampu
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, serta mampu
mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai
perkembangan dunia kerja, serta menjadi pendukung
kearifan/keunggulan lokal pada sektor pembangunan ekonomi
tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan
lainnya sehingga dapat meningkatkan jumlah lulusan SMK yang
memperoleh pekerjaan dan berwirausaha.
B. STRUKTUR KURIKULUM
13
No. Bidang Keahlian Program Keahlian
2.5 Teknik Elektronika
2.6 Teknik Pesawat Udara
2.7 Teknik Konstruksi Kapal
2.8 Kimia Analisis
2.9 Teknik Kimia Industri
2.10 Teknik Tekstil
3 Energi dan 3.1 Teknik Ketenagalistrikan
Pertambanga 3.2 Teknik Energi Terbarukan
n 3.3 Teknik Geospasial
3.4 Teknik Geologi Pertambangan
3.5 Teknik Perminyakan
4 Teknologi Informasi 4.1 Pengembangan Perangkat Lunak dan
Gim
4.2 Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi
5 Kesehatan dan 5.1 Layanan Kesehatan
Pekerjaan Sosial 5.2 Teknik Laboratorium Medik
5.3 Teknologi Farmasi
5.4 Pekerjaan Sosial
6 Agribisnis 6.1 Agribisnis Tanaman
dan 6.2 Agribisnis Ternak
Agriteknologi 6.3 Agribisnis Perikanan
6.4 Usaha Pertanian Terpadu
6.5 Agriteknologi Pengolahan Hasil
Pertanian
6.6 Kehutanan
7 Kemaritiman 7.1 Teknika Kapal Penangkapan Ikan
7.2 Nautika Kapal Penangkapan Ikan
7.3 Teknika Kapal Niaga
7.4 Nautika Kapal Niaga
8 Bisnis dan 8.1 Pemasaran
Manajemen 8.2 Manajemen Perkantoran dan Layanan
Bisnis
8.3 Akuntansi dan Keuangan Lembaga
9 Pariwisata 9.1 Usaha Layanan Pariwisata
9.2 Perhotelan
9.3 Kuliner
9.4 Kecantikan dan Spa
10 Seni dan Ekonomi 10.1 Seni Rupa
Kreatif 10.2 Desain Komunikasi Visual
10.3 Desain dan Produksi Kriya
10.4 Seni Pertunjukan
10.5 Broadcasting dan Perfilman
10.6 Animasi
10.7 Busana
14
Spektrum keahlian Program SMK Pusat Keunggulan pada tabel 1 di
atas, merupakan hasil pengembangan dan penyesuaian dari spektrum
keahlian SMK berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Nomor 06/D.D5/KK/2018 tetang Spektrum Keahlian
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Tabel 2 menunjukkan konversi spektrum keahlian SMK tersebut menjadi
spektrum keahlian SMK Pusat Keunggulan sebagai berikut.
15
6. Seni
Pilihan minimal 1:
o Seni Musik
72 (2) - - - 72
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
16
Berikut adalah penjelasan dari struktur kurikulum SMK Pusat
Keunggulan di atas.
Struktur mata pelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kelompok utama yaitu
Kelompok Umum dan Kelompok Kejuruan ditambah dengan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja serta Muatan Lokal.
1) Kelompok Umum merupakan kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, sesuai
dengan fase perkembangan, berkaitan dengan norma-norma
kehidupan baik sebagai makhluk yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
individu, sosial, warga negara Kesatuan Republik Indonesia maupun
sebagai warga dunia.
2) Kelompok Kejuruan merupakan kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki
kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya.
3) Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris di Kelas X berisi
materi umum untuk mendasari pembelajaran di Kelas XI dan Kelas
XII yang merupakan pendalaman materi dalam konteks kejuruan
pada masing-masing Program Keahlian.
4) Mata Pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk
menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis guna
menyelesaikan beragam permasalahan umum.
5) Mata Pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berisi
muatan tentang literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang
diformulasikan dalam tema-tema kehidupan yang kontekstual dan
aktual.
6) Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas X merupakan mata
pelajaran dasar-dasar Program Keahlian.
7) Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di Kelas XI dan Kelas XII
merupakan mata pelajaran atau konsentrasi yang berisi kelompok
unit-unit kompetensi pada Program Keahlian. Mata Pelajaran atau
konsentrasi ini dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
Program Keahlian yang dibuka dan kebutuhan dunia kerja.
8) Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan merupakan wahana
pembelajaran bagi peserta didik melalui pendekatan pembelajaran
berbasis projek untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan
kompetensi yang dikuasai pada kegiatan pembuatan
produk/pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan bernilai ekonomis.
9) Praktik kerja Lapangan (PKL) merupakan mata pelajaran yang
dilaksanakan secara blok dan direncanakan pelaksanaannya di kelas
XII selama 6 bulan sebagai wahana pembelajaran di dunia kerja
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik meningkatkan
penguasaan kompetensi teknis (hardskill) sesuai dengan konsentrasi
17
keahliannya serta menginternalisasi karakter dan budaya kerja
(softskill). Pelaksanaan mata pelajaran Praktik kerja Lapangan diatur
lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh pimpinan
unit utama yang membidangi pendidikan vokasi.
10) Mata Pelajaran Pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh
peserta didik berdasarkan renjana (passion) untuk pengembangan
diri, baik untuk berwirausaha, bekerja pada bidangnya, maupun
melanjutkan pendidikan. Contohnya: Mata pelajaran Bahasa Asing
selain Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, atau mata pelajaran
kejuruan lain di luar konsentrasi keahliannya. Pelaksanaan mata
pelajaran pilihan diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang
ditetapkan oleh pimpinan unit utama yang membidangi pendidikan
vokasi.
11) Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
merupakan wahana kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap peserta
didik di luar kegiatan intrakurikuler, dilaksanakan dalam bentuk
blok-blok kegiatan secara periodik dan terintegrasi, berdasarkan
tema-tema Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. Panduan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja diatur lebih
lanjut dalam keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan unit utama
yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk
setiap mata pelajaran pada SMK. Capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Untuk bimbingan konseling dan/atau
bimbingan karier, capaian pembelajarannya disebut capaian layanan.
Capaian pembelajaran mata pelajaran yang ditetapkan oleh
Pemerintah disusun oleh Pemerintah, sedangkan Capaian pembelajaran
mata pelajaran yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dan/atau
pemerintah daerah disusun oleh satuan pendidikan dan/atau pemerintah
daerah.
Saat ini Capaian Pembelajaran baru di susun untuk kelas X ( Fase E).
18
D. PROJECT PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA
KERJA
19
mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh
dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil
Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari
kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan
karya dan tindakan yang orisinal.
20
PKL dilaksanakan selama 6 (enam) bulan sesuai kebutuhan
penguasaan kompetensi oleh peserta didik serta kesepakatan antara SMK
dan DUDI (Industri Pasangan) yang menjadi tempat peserta didik
melaksanakan PKL. Sesuai dengan ketersediaan DUDI pasangan, PKL
dilaksanakan sekaligus selama 6 (enam) bulan bagi konsentrasi Seni Lukis
dan Patung, tetapi untuk Konsentrasi Seni Ilustrasi dilaksanakan secara
bertahap per 3 (tiga) bulan atau selama 2 (dua) kali, mengingat banyaknya
jumlah peserta didik.
Dengan memertimbangkan kebermaknaan bagi peserta didik dan
kemanfaatan bagi DUDI pasangan, PKL dilaksanakan pada semester 6
(enam) selama 44 jam pelajaran, agar peserta didik fokus karena telah
menyelesaikan seluruh mata pelajaran lainnya, sudah siap secara mental
dan kompetensi untuk belajar di dunia kerja riil, dan diharapakan ketika
selesai PKL peserta didik dapat diserap langsung oleh pihak industri/tempat
PKL.
Program PKL di SMK Negeri 3 Tasikmalaya dirancang berdasarkan
kesepakatan antara Waka Kurikulum, Pokja PKL, Ketua Program Keahlian,
dan Ketua Konsentrasi dengan pihak industri pasangannya masing-masing
konsentrasi.
Tujuan PKL dalam Permendikbud 50 tahun 2020 tentang Praktik
Kerja Lapangan bagi Peserta Didik ( Peserta didik ) , adalah:
1. Menumbuhkembangkan Karakter dan Budaya Kerja yang Profesional
pada Peserta didik
2. Meningkatkan Kompetensi Peserta didik sesuai Kurikulum dan
Kebutuhan Dunia Kerja
3. Menyiapkan Kemandirian Peserta didik untuk Bekerja dan/atau
Berwirausaha.
F. EKSTRAKURIKULER
Tujuan pendidikan di satuan pendidikan dicapai secara utuh melalui
kegiatan-kegiatan yang dirancang secara terpadu dalam kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Oleh karena itu Kurikulum
Operasional SMK Negeri 3 Tasikmalaya tidak hanya merancang kegiatan
intra dan kokurikuler saja, tetapi juga secara rinci memuat rancangan
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan dan dibina di sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler ditambah untuk memerkuat pendidikan karakter
dan membentuk profil pelajar Pancasila bagi peserta didik.
21
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja
sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan ekstrakurikuler dikelompokan menjadi 2 (dua) kelompok
terdiri atas:
a) kegiatan ekstrakurikuler wajib dan
b) kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
Ekstrakurikuler wajib yang ditetapkan di SMK Negeri 3 Tasikmalaya
adalah Pramuka,
Sedangkan Ekstrakurikuler dibawah naungan OSIS/MPK pilihannya
adalah sebagai berikut..
1. Kerohanian
2. Palang Merah Remaja (PMR)
3. Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
4. Paskibra
5. Seni Musik
6. Seni Tari
7. Paduan Suara
8. Seni Lukis
9. Jurnalis
10. Karate
11. Pencak Silat/Perisai Diri
12. Bola Voli
13. Tenis Meja
14. Sepak Bola
15. English Club
16. Bulu Tangkis
17. Basket
18. Karya Ilmiah
19. Pencinta Alam
20. Teater
21. Information Technology Club
Peserta didik dapat memilih salah satu kegiatan Ekstrakurikuler
berdasarkan minat dan bakatnya, serta berdasarkan masukan dari sekolah
atas dasar pengamatan dan portofolio yang dimiliki peserta didik sejak di
SMP/sederajat.
22
G. KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
Kurikulum Operasional SMK Negeri 3 Tasikmalaya memuat peraturan
akademik tentang persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen, kriteria
kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan.
1. Pemilihan Konsentrasi
Peserta didik dapat memilih salah satu konsentrasi di antara 3 (tiga)
program keahlian yang ada yang tersedia, yaitu Konsentrasi pada program
keahlian Desain dan produksi Kriya (Kriya Logam, Kriya Tekstil, Kriya Kulit,
Kriya Kayu), Desain Komunikasi Visual (DKV) serta program keahlian
Teknologi dan Rekayasa (TKR), dengan persyaratan sebagai berikut.
a. Nilai pada Mapel Dasar-dasar Kejuruan;
b. Minat dan Bakat;
c. Rekomendasi Guru Wali; dan
d. Rekomendasi orang tua peserta didik.
2. Asesmen
Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh
pendidik dan sekolah sebagai berikut:
a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu
kepada Capaian Pembelajaran.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan
metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat
pendidik mata pelajaran yang sama.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta
didik pada setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit
kompetensi. Hasil asesmen mandiri diverifikasi oleh pendidik untuk
membantu memastikan kesesuaiannya.
5) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui level capaian kompetensi
dan/atau ketuntasan belajar, kelebihan, dan kekurangan
pembelajaran baik tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
6) Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran remedial,
pengayaan, dan peningkatan mutu pembelajaran dan kualitas
lulusan.
23
7) Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik dan
profil kelas serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.
b. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut.
1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan
mengacu kepada Capaian Pembelajaran dan turunannya.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan
metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang
ditunjuk oleh satuan pendidikan.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi
pembelajaran pada tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan
pendidikan.
6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang
berupa angka dan/atau deskripsi.
c. Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen,
pelaksanaan kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi.
Prosedur pengujian dilakukan sesuai ketentuan Lembaga Sertifikasi
Profesi P1 (LSP P1) SMK Negeri 3 Tasikmalaya. Secara umum prosedur
pengujian melalui Uji Kompetensi Keahlian dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh LSP P1 mengacu
kepada skema sertifikasi.
2) Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi
dilanjutkan dengan asesmen mandiri.
3) Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi
kemasan okupasi atau kemasan kualifikasi dengan memerhatikan
perencanaan metode dan teknik asesmen.
4) Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk oleh LSP P1.
5) Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang
akan diujikan.
6) Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
7) Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses
pembeajaran, maka dapat digunakan dalam Uji Kompetensi Keahlian
(UKK).
24
8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi kompetensi.
9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP P1 untuk dirapatkan oleh tim
yang ditunjuk.
10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan
kompeten.
11) Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan
untuk pemetaan mutu program, dan perumusan kebijakan satuan
pendidikan.
3. Kriteria Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik jika telah menempuh semua mata
pelajaran Paket A (Umum), B. (Kejuruan) dan C. Pengembangan Karakter
dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar Pancasila. Dengan nilai diatas KKM
yang sudah ditentukan oleh Sekolah
4. Kriteria Kelulusan
Peserta didik dinyatakan Lulus jika telah menempuh semua mata
pelajaran Paket A (Umum), B. (Kejuruan) dan C. Pengembangan Karakter
dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar Pancasila selama 5 Semester
dengan sudah menempuh Praktek Kerja Lapangan (PKL) Ujian Sekolah dan
Uji Kompetensi Keahlian (UKK), menyelesaikan Tugas Akhir dengan nilai
sama atau diatas KKM yang sudah ditentukan oleh Sekolah.
H. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
1. Pengelolaan Capaian Pembelajaran
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis
kedalaman dan keluasaan capaian pembelajaran (CP) yang harus
kuasai oleh peserta didik, meliputi soft skills, hard skills, dan
karakter dalam bidang seni rupa;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan prosentase
pembelajaran aspek soft skills dan hard skills. Untuk kelas X,
semester 1, muatan soft skills 80% dan hard skills 20%, sedangkan
semester 2, muatan soft skills 70% dan hard skills 30%.
c. Guru atau guru bersama instruktur industri mengurutkan kegiatan
belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik;
d. Guru atau guru bersama instruktur industri mengidentifikasi
kalender pendidikan yang telah disusun sekolah, untuk sinkronisasi
dengan kegiatan belajar peserta didik;
25
e. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal
pelajaran sesuai urutan kegiatan belajar peserta didik dan kalender
pendidikan;
f. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan
menetapkan strategi pembelajaran, meliputi: (1) tempat belajar, di
kelas, bengkel/studio, industri; (2) belajar kelompok dan individu;
(3) luring dan daring;
g. Guru atau guru bersama instruktur industri menginventarisir
sumber-sumber belajar, antara lain sumber belajar berupa cetak,
audio, dan audio visual untuk mendukung ketercapaian
pembelajaran;
h. Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh
guru tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.
3. Pengolaan Pengajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan
menetapkan kegiatan belajar yang akan diampu oleh guru dan
instruktur industri;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal
pembelajaran yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;
c. Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.
26
4. Pengelolaan Sumber Belajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-
sumber belajar yang akan dibuat oleh guru dan instruktur industry;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal
pembuatan sumber-sumber belajar;
c. Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru
tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.
27
SINKRONISASI KURIKULUM SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
BERBASIS INDUSTRI DENGAN PT.SHOETOWN LIGUNG
INDONESIA
A. PROFIL KONSENTRASI KEAHLIAN DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA
KULIT DAN IMITASI
Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi merupakan salah satu
Kompetensi Keahlian dari Program Keahlian: Desain dan Produk Kreatif
Kriya, pada Bidang Keahlian: Seni dan Industri Kreatif. Secara umum
jurusan ini mempelajari tentang tata cara pembuatan desain dan produk
kerajinan kulit dan imitasi secara kreatif dan berdaya jual tinggi. Artikel
berikut ini akan membahas mengenai kompetensi dan peluang kerja dari
SMK Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi.
2. Mata Pelajaran
Untuk mencetak tenaga profesional di bidang Desain dan Produksi
Kriya Kulit dan Imitasi, siswa akan dibekali dengan mata pelajaran yang
dapat mengasah kompetensi mereka. Berikut adalah Mata Pelajaran SMK
Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi :
• Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya (Fase E)
Pada mata pelajaran ini siswa akan diajarkan bagaimana
mempresentasikan prinsip pengorganisasian unsur- unsur rupa, membuat
desain dasar, merancang desain produk, dan mengembangkan desain dasar
kriya. Meliputi : Proses bisnis bidang kriy akulit, profil technopreneur
bidang kriya kulit, Perkembangan Teknologi bidang kriya kulit, wawasan
teknik dasar produksi kriya kulit, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3),
28
Wawasan Seni, Desain dan Kriya (WSDK), Dasar-dasar Desain (D3), Desain
Produk (DP), Gambar, dan Portofolio.
• Alas Kaki Kulit dan Imitasi (Fase F)
Materi pokok dari mata pelajaran ini adalah bagaimana membuat
pola, mengoperasikan alat, memotong bahan, merakit, hingga melakukan
finishing terhadap produk alas kaki baik sandal atau sepatu. Tentunya
bahan dasar yang digunakan untuk alas kaki dalam hal ini adalah dari kulit
asli ataupun imitasi.
• Non Alas Kaki dan Non Busana Kulit dan Imitasi (Fase F)
Produk kulit asli dan imitasi tidak hanya alas kaki dan busana,
namun ada juga produk lain seperti dompet, ikat pinggang, tas, topi, dan
lain sebagainya. Pada mata pelajaran ini siswa akan dibekali pengetahuan
dan keterampilan bagaimana membuat pola, mengoperasikan alat,
memotong bahan, merakit, hingga melakukan finishing terhadap produk
kulit dan imitasi selain alas kaki dan busana.
• Busana Kulit dan Imitasi (Fase F)
Materi pokok dari mata pelajaran ini adalah bagaimana membuat
desain, mengoperasikan alat, memotong bahan, merakit, hingga melakukan
finishing terhadap produk busana baik rompi atau jaket. Tentunya bahan
dasar yang digunakan untuk alas kaki dalam hal ini adalah dari kulit asli
ataupun imitasi.
• Tatah Sungging Kulit (Fase F)
Materi pokok dari mata pelajaran ini adalah membuat desain,
menggunakan alat dan bahan, membuat pola, menatah dan menyungging,
hingga melakukan finishing produk kulit mentah tatah sungging dua
dimensi dan tiga dimensi.
29
3. Tenaga Pengajar
Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi di
SMK Negeri 3 Tasikmalaya memiliki 7 (Tujuh) orang tenaga guru
produktif diantaranya :
• Eyon Rusyana, S.Pd, M.Ds : Non Alas Kaki dan Non Busana
• Abdul Jahid, S.Pd : Alas Kaki dan Proyek Kreatif Kewirausahaan
(PKK)
• Heri Hermawan, S.T : Alas Kaki dan Dasar-dasar Desain dan
Produksi Kriya (D3PK)
• Dhea Noor Syamdhani, S.Pd : Tatah Sungging dan Project
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK)
• Sari Dewi, S.Pd : Tatah Sungging dan Proyek Kreatif
Kewirausahaan (PKK)
• Ridwan Nulloh, S.Pd : Busana dan Project Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK)
• Elis Siti Aminah, S.Pd : Busana dan Project Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK)
30
4. Data Siswa
Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi di
SMK Negeri 3 Tasikmalaya memiliki 6 (Enam) rombongan belajar dengan
rincian sebagai berikut :
5. Proses Pembelajaran
• Pembelajaran Praktek
Meliputi praktek kompetensi dasar diantaranya :
- Desain,
- Pola,
- Potong,
- Seset,
- Merakit,
- Menjahit dan
- Finishing
Khusus untuk praktek pembuatan Alas kaki memiliki acuan proses
sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
berdasarkan keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 112 Tahun 2016.
31
• Praktek Kerja Lapangan
Saat ini pelaksanaan praktek kerja lapangan dilaksanakan selama 3
bulan pada semester 5 dengan menggandeng beberapa industri rumahan
(UMKM) baik yang ada di dalam kota maupun luar kota seperti Garut,
Bandung dan Yogyakarta.
32
• Kunjungan Industri
Untuk membekali siswa dengan wawasan dan pengalaman terkait
budaya kerja dan perkuliahan, maka di adakan program kunjungan
industri dan perguruan tinggi yang ada di daerah Yogyakarta.
• Uji Kompetensi
33
6. Prestasi
Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi di
SMK Negeri 3 Tasikmalaya telah beberapa kali meraih prestasi baik
dibidang akademik maupun non akademik diantaranya :
34
7. Peluang Lulusan
Peluang Kerja Lulusan SMK Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kulit
dan Imitasi. Berikut ini adalah beberapa peluang kerja bagi para lulusan
SMK Konsentrasi keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi :
• Desainer
Desainer adalah seseorang yang merencanakan bentuk dan tampilan
sesuatu; atau merancang sesuatu. Sesuatu tersebut bisa berupa
baju, sepatu, tas, furniture, aksesories dan lain sebagainya.
• Operator produksi
Operator mesin yang berhubungan dengan pembuatan produk,
mengoperasikan dan memantau mesin-mesin yang mana menghasilkan dan
memperbaiki alas kaki standar atau tertentu, tas-tas tangan dan asesoris
lainnya, umumnya terbuat dari kulit Indonesia.
• Tatah dan Sungging Artist
Sungging artist adalah seseorang yang membuat karya kesenian
menggunakan bahan utama kulit mentah dari kulit binatang
dengan teknik ditatah dan disungging dalam mewujudkan suatu karyanya.
• Ahli Jahit Kulit
Untuk mengolah bahan kulit tentu dibutuhkan keterampilan khusus. Juru
jahit kulit sangat tepat bagi mereka lulusan SMK konsentrasi Desain dan
Produksi Kriya Kulit dan Imitasi ini.
• Pengusaha/Wirausaha Produk Kerajinan Kulit
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, para lulusan SMK
konsentrasi Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi bisa menjadi
pengusaha berbagai produk kerajinan kulit. Produk tersebut bisa berupa
alas kaki, aksesoris, busana, dan masih banyak lagi.
35
• Institut Teknologi Bandung (ITB)
• Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)
36
Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2013 2014
Share 10 negara
89,8% 87,9% 89% 89,5%
konsumsi terbesar
Produsen total (juta
20.185,96 21.270,76 22.528,09 24.315,08
pasang)
Konsumsi alas kaki di dunia dibagi menjadi tiga segmen pasar yang
mendominasi yang terdiri dari (1) segmen pasar pengguna (perempuan,
laki-laki dan anak-anak); (2) segmen pasar gaya hidup (pemimpin,
rumahan, petualangan, realis rasional, berpikiran terbuka, organik dan
permintaan); (3) segmen pasar harga kualitas (segmen mewah, segmen
menengah dan segmen ekonomis). Sehingga menuntut produsen alas kaki
untuk mengedepankan kualitas, dan mengikuti tren fashion pasar secara
up to date untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia. Dari tahun ke tahun
konsumsi alas kaki di dunia mengalami peningkatan yang berarti,
konsumsi alas kaki di dunia menurut data world footwear (APICCAPS)
digambarkan sebagai berikut:
37
Tabel 1.2 Data jumlah konsumsi alas kaki di dunia
Jumlah
112.260,6 114.793,8 130.440,9 123.341,0 165.989,1 198.379,7 199.135,5 212.924,6
Total
Jumlah
1.559.766,5 1.637.955,5 1.885.473,5 1.736.114,4 2.501.849,6 3.301.942,6 3.524.592,2 3.860.393,9
Total
38
menguatkan perekonomian negara. Pada gambar 1.1 merupakan
persentase grafik total jumlah bersih dan nilai ekspor alas kaki negara
Indonesia. Penurunan jumlah ekspor alas kaki paling signifikan
ditunjukan pada tahun 2009 dengan persentase penurunan jumlah
ekspor total berat bersih hingga –5,6% dan penurunan nilai FOB sebesar
–8,2%. Kemudian ditahun 2012 mengalami penurunan walaupun tidak
sebesar ditahun 2008 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar jumlah ekspor
berat bersih hingga –0,4% dan penurunan nilai FOB sebesar -6,5%.
Walaupun demikian, nilai rata – rata persentase ekspor alas kaki tahun
2006 - 2013 total jumlah bersih sebesar 8,9% dan nilai FOB sebesar
12,3%.
Tahun
2020 2025 2030 2035
Penduduk
Indonesia 271.066,40 284,829.00 296.405,10 305.652,40
(ribuan)
39
Berdasarkan tabel 1.4 hingga tahun 2035 penduduk Indonesia mencapai
305.652,40 ribu jiwa. Pertambahan jumlah penduduk berbanding lurus
dengan peningkatan konsumsi alas kaki, mengingat pentingnya kegunaan
alas kaki yang merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Selain itu,
perkembangan alas kaki tidak hanya berubah menurut fungsinya tetapi
esensinya juga mengalami perubahan. Alas kaki kini merupakan salah
satu trend fashion yang tidak akan dilupakan keberadaannya. Oleh
karena itu, pasar domestik masih memegang peran yang sangat besar
untuk menyerap hasil produksi domestik. IKM memiliki andil besar dalam
memenuhi kebutuhan alas kaki di Indonesia dimana menurut data dari
BPS jumlah perusahaan Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
tahun 2014 perusahaan mikro sebanyak 30.789 dan perusahaan kecil
12.477. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri alas kaki di
Indonesia memerlukan inovasi untuk dapat bersaing dengan pasar dunia.
Salah satu usaha untuk menciptakan nilai tambah ekonomi maupun
kualitas bidang alas kaki yaitu dengan menciptakan industri kreatif yang
memanfaatkan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu. Unsur
indusri kreatif meliputi unsur budaya, proses kreatif dan pengelolaan hak
kekayaan intelektual. Indonesia dinilai potensial untuk memegang
peranan di industri alas kaki yang berbasis industri kreatif. Kegiatan yang
terkait dengan industri kreatif meliputi:
• Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi
produk.
• Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain.
• Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan inovasi (teknologi dan ilmu
pengetahuan).
Salah satu lembaga pemerintah yang mendukung pertumbuhan
industri kreatif adalah BPIPI (Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia) di bawah Dirjen IKM, Kementerian
Perindustrian dengan berbagai aspek layanan tertutama peningkatan
kualitas SDM melalui pemberian sertifikasi personel untuk mendukung
pertumbuhan indutri kreatif alas kaki. Kualitas SDM memegang
peranan penting untuk peningkatan secara kualitas maupun ekonomi
40
untuk memenuhi produksi alas kaki yang sesuai keinginan konsumen.
Sehingga kompetensi SDM di bidang produksi komoditi alas kaki perlu
disiapkan. Untuk menjamin kompetensi tenaga kerja Indonesia serta
untuk menghadapi era persaingan bebas di pasar tenaga kerja maka SDM
industri didorong untuk memiliki sertifikasi kompetensi. Dalam rangka
menyiapkan sertifikasi kompetensi industri alas kaki di Indonesia maka
disusun SKKNI bidang industri alas kaki. Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) bidang alas kaki akan digunakan sebagai
acuan dalam pembinaan, persiapan SDM yang berkualitas, kompeten
yang diakui oleh seluruh pemangku kepentingan (stake holder) dan
berlaku secara nasional di Indonesia. SKKNI industri alas kaki merupakan
uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki
jabatan tertentu pada industri alas kaki yang berlaku secara nasional.
Perumusan SKKNI bidang industri alas kaki berdasarkan data empiris
workshop maupun diskusi dengan pihak produsen alas kaki yang potensial
di Indonesia.
41
2. Pengertian
42
10. Lapisan dalam (lining)
Lapisan dalam (lining) adalah lapisan yang ada pada sisi
dalam sepatu dan dipasang pada sekeliling dalam sepatu.
a. Lapis bagian depan (vamp lining): komponen bagian atas
sepatu yang melapisi bagian depan sebelah dalam.
b. Lapis bagian samping (quarter lining): komponen bagian
atas sepatu yang melapisi bagian samping sebelah dalam.
11. Seat
Seat adalah dudukan heel pada sepatu dimana bentuknya
harus cocok dengan heel yang dipasang dan dapat menyangga
dengan baik dan nyaman.
12. Shank
Shank adalah alat besi yang terpasang antara sole dan
insole berbentuk panjang dan tipis untuk memperkuat
lapisan sepatu, yang biasanya terdapat pada sepatu safety
atau sepatu heel.
13. Pengeras depan baja (steel toe cap)
Pengeras depan baja (steel toe cap) adalah pengeras depan
dari baja yang dipasang pada bagian depan sepatu yang
berfungsi untuk memperkuat bagian depan dan melindungi
jari-jari kaki.
14. Tatakan (stock lining)
Tatakan (stock lining) adalah pelapis sepatu yang melapisi
bagian telapak kaki.
43
19. Lasting (pengopenan)
Lasting (pengopenan) adalah proses pembentukan upper
mengikuti bentuk acuan.
3. Manfaat
➢ Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan
kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian,
dan sertifikasi untuk dunia usaha/industri dan penggunaan
tenaga kerja.
➢ Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekrutmen.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.
d. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan
yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri.
➢ Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket
program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian
dan sertifikasi
( Terlampir )
44
D. PEMETAAN UNIT KOMPETENSI ALAS KAKI (FASE F)
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Mengoperasikan mesin
CNC acuan alas kaki
Mengoperasikan mesin
copy acuan alas kaki
Mengoperasikan mesin
band saw dan
memasang C cut/
aksesoris untuk acuan
alas kaki
45
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Membuat grading pola
alas kaki sistem
komputer*
Membuat pola bottom
alas kaki secara manual*
Membuat prototipe
(model) alas kaki* a
Membuat produk seri
(size) alas kaki*a
Mengendalikan Membuat kodefikasi
dokumen desain dokumen desain alas
alas kaki kaki
Melakukan
penyimpanan dokumen
desain alas kaki
Membuat material Membuat spesifikasi,
standar, material, komponen
spesifikasi, dan standar, dan visual
visual produk alas produk alas kaki*
kaki
Membuat alat bantu
untuk memudahkan
operator menjaga
kualitas produk alas
kaki
Pembuatan mould Membuat mould pisau
pattern baru potong upper alas kaki*
Membuat cetakan sablon
alas kaki
Membuat matras emboss
alas kaki
Membuat mould marking
alas kaki
Membuat mould injection
alas kaki
46
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Merencanakan proses
job out*
Mengendalikan jadwal
proses produksi alas
kaki*
Melakukan proses
cutting dengan mesin*
Melakukan proses
bordir/jahit dengan
menggunakan mesin
bordir/jahit komputer*
Melakukan
penyablonan*
47
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Melakukan proses
emboss pada upper alas
kaki*
Melakukan proses
skiving*
Melakukan proses
folding manual
Mengoperasikan mesin
folding *
Melakukan proses
marking
Mengoperasikan mesin
laser
Melakukan proses
printing
48
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Mengoperasikan mesin
extruder compound
outsole*
Mengoperasikan mesin
injeksi cetak outsole*
Mengoperasikan mesin
milling compound untuk
outsole*
Mengoperasikan mesin
cutting compound untuk
outsole*
Mengoperasikan mesin hot
cold press cetak outsole*
Membuat socklining
secara manual
Melakukan Melakukan pengopenan
pengopenan alas alas kaki secara manual*
kaki
Melakukan pengopenan
alas kaki dengan mesin*
Mengoperasikan mesin
vulkanisasi autoclave*
Mengoperasikan mesin
cetak vulkanisasi
langsung*
Melakukan proses
pengeleman pada proses
assembling*
Melakukan perakitan
bagian atas dan bawah
alas kaki*
49
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Mengoperasikan mesin
air blow
Melakukan proses
pembersihan dengan
menggunakan cairan
pembersih*
Melakukan proses
pemberihan sisa benang
untuk alas kaki dengan
mesin pembakar benang
(burnishing)*
Melakukan proses
pengemasan (packaging)
produk alas kaki*
Mensosialisasikan
dokumentasi
Mengevaluasi dan
memperbaiki sistem
yang sudah berjalan
Mengoperasikan mesin
electronic analytical
balance
50
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Mengoperasikan mesin
rub fastness tester
Mengoperasikan mesin
martindale abration
tester
Mengoperasikan mesin
outsole abrasion tester
Mengoperasikan mesin
digital hardness tester (A)
Mengoperasikan mesin
pH meter
Mengoperasikan mesin
material vamp flexer
Mengoperasikan mesin
tensile strength tester
Mengoperasikan mesin
digital lastometer
Mengoperasikan mesin
light fastness tester
Mengoperasikan mesin
impact tester
Mengoperasikan mesin
light box colour
assesment
Mengoperasikan mesin
thickness gauge
Mengoperasikan mesin
dial caliper
Mengoperasikan mesin
slip resistance
Mengoperasikan mesin
compression test
Mengoperasikan mesin
permeability absorption
apparatus
51
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Memberi rekomendasi
perbaikan kualitas
material/barang selama
proses produksi
Memeriksa kualitas
dengan alat ukur
Mengoperasikan mesin
crock meter
Mengoperasikan mesin
electronic analytical
balance
Mengoperasikan mesin
rub fastness tester
Mengoperasikan mesin
martindale abration
tester
Mengoperasikan mesin
outsole abrasion tester
Mengoperasikan mesin
digital hardness tester (A)
Mengoperasikan mesin
pH meter
Mengoperasikan mesin
sole adhesion tester
Mengoperasikan mesin
material vamp flexer
52
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Mengoperasikan mesin
tensile strength tester
Mengoperasikan mesin
digital lastometer
Mengoperasikan mesin
light fastness tester
Mengoperasikan mesin
impact tester
Mengoperasikan mesin
light box colour
assesment
Mengoperasikan mesin
thickness gauge
Mengoperasikan mesin
dial caliper
Mengoperasikan mesin
slip resistance
Mengoperasikan mesin
compression test
Mengoperasikan mesin
permeability absorption
apparatus
53
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Menentukan lokasi
penyimpanan barang
sesuai dengan prosedur
Mengeluarkan barang
sesuai kebutuhan
Mengevaluasi kinerja
supplier yang digunakan
Melakukan monitoring
kedatangan order
54
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Melakukan rekomendasi
untuk proses produksi
alas kaki selanjutnya
55
E. DAFTAR UNIT KOMPETENSI ALAS KAKI (FASE F)
56
NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi
26. C.152000.026.01 Membuat Outsole Secara Manual
27. C.152000.027.01 Membuat Formula Compound Outsole
28. C.152000.028.01 Membuat Compound Outsole
29. C.152000.029.01 Mengoperasikan Mesin Mixing Compound Outsole
30. C.152000.030.01 Mengoperasikan Mesin Extruder Compound
Outsole
31. C.152000.031.01 Mengoperasikan Mesin Injeksi Cetak Outsole
32. C.152000.032.01 Mengoperasikan Mesin Milling Compound untuk
Outsole
33. C.152000.033.01 Mengoperasikan Mesin Cutting Compound untuk
Outsole
34. C.152000.034.01 Mengoperasikan Mesin Hot Cold Press Cetak
Outsole
35. C.152000.035.01 Melakukan Pengopenan Alas Kaki Secara
Manual
36. C.152000.036.01 Melakukan Pengopenan Alas Kaki dengan Mesin
37. C.152000.037.01 Membuat Batas Pengasaran Bagian Atas Alas
Kaki
38. C.152000.038.01 Melakukan Proses Pengasaran (Roughing)
39. C.152000.039.01 Mengoperasikan Mesin Vulkanisasi Autoclave
40. C.152000.040.01 Mengoperasikan Mesin Cetak Vulkanisasi
Langsung
41. C.152000.041.01 Melakukan Proses Pengeleman Pada Proses
Assembling
42. C.152000.042.02 Melakukan Perakitan Bagian Atas dan Bawah
Alas Kaki
43. C.152000.043.02 Melakukan Perapihan (Trimming)
44. C.152000.044.02 Melakukan Proses Pembersihan dengan
Menggunakan Cairan Pembersih
45. C.152000.045.02 Melakukan Proses Pemberihan Sisa Benang
untuk Alas Kaki dengan Mesin Pembakar Benang
(Burnishing)
46. C.152000.046.02 Melakukan Proses Poles Alas Kaki
47. C.152000.047.02 Melakukan Proses Pengemasan (Packaging)
Produk Alas Kaki
57
F. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah
tempat uji yang merepresentasikan tempat kerja, serta
dilengkapi dengan peralatan untuk demonstrasi atau
praktik.
1.2 Penilaian harus mencakup seluruh elemen kompetensi,
untuk menetapkan pencapaian kompetensi dan untuk
mengumpulkan bukti dari aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja.
1.3 Penilaian keterampilan dan sikap kerja dapat dilakukan
dengan menggunakan kombinasi metode pengujian.
Kombinasi metode pengujian tersebut, antara lain: tes
tertulis/wawancara, praktik/observasi atau evaluasi
portofolio.
3. Bentuk Penilaian
3.1 Skill Pasport
3.2 Tugas Akhir
3.3 Uji Kompetensi Keahlian
3.4 Sertifikasi Kompetensi melalui LSP P1-SMKN 3 Tasikmalaya
3.5 Sertifikasi Kompetensi melalui LSP P3
58
PENUTUP
Mengetahui,
Menyetujui,
Perusahaan
PT. Shoetown Ligung Indonesia
…………………………………..
59
60
CAPAIAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
A. Rasional
Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya merupakan mata pelajaran yang
berisi kompetensi yang mendasari penguasaan desain dan produksi kriya,
yaitu pemahaman tentang perkembangan desain kriya, kebutuhan pasar
kriya, kreativitas desain kriya, inovasi produk kriya, menghargai Hak atas
Kekayaan Intelektual (HaKI), serta memiliki karakter pelajar Pancasila.
Selain itu juga menjadi landasan bagi peserta didik di kelas XI dan XII untuk
mendalami desain dan produksi kriya secara utuh dengan konsentrasi
keahlian diantaranya: kriya kreatif batik dan tekstil, kriya kreatif kulit dan
imitasi, kriya kreatif keramik, kriya kreatif logam dan perhiasan, serta kriya
kreatif kayu dan rotan.
B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar–dasar Desain dan Produksi Kriya bertujuan
membekali peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap (hardskill, softskill, dan karakter meliputi:
1. Memahami proses bisnis di industri kreatif bidang desain dan produksi
kriya;
2. Memahami perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja serta
isu-isu global terkait dunia industri di bidang desain dan produksi kriya;
3. Memahami teknik dasar proses produksi pada industri Desain dan
Produksi Kriya;
4. Memahami profil teknopreneur, peluang usaha dan dunia
pekerjaan/profesi dalam bidang desain dan produksi kriya;
5. Memiliki wawasan Seni, Desain, dan Kriya;
6. Menggambar Desain dan Produksi Kriya;
7. Memahami dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya;
8. Memahami portofolio Desain dan Produksi Kriya.
C. Karakteristik
Mata Pelajaran Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya memiliki karakter
utama estetis, kreatif, ergonomik, fungsional/hiasan, dan berkarakter
Indonesia (potensi budaya dan alam) yang dapat bersaing dalam pasar
global. Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya melatih peserta didik dalam
proses penciptaan kriya meliputi: berpikir kritis dan pemecahan masalah
kebutuhan pengembangan produk kriya, eksplorasi gagasan, eksplorasi
tampilan artistik, kerja produktif dalam manufaktur produk kriya, dan
pemasaran produk kriya lingkup lokal, nasional dan global.
Mata Pelajaran Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya terdiri atas 8 elemen
dengan deskripsi sebagai berikut:
Elemen Deskripsi
D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya secara komprehensif
terkait profesi dalam bidang kriya, industri kriya, kriya nusantara, kepekaan
terhadap lingkungan, peluang usaha kriya, perkembangan desain kriya, lini
produksi kriya, pasar produk kriya, serta HaKI, sehingga tumbuh passion
(renjana) dan vision (visi) peserta didik untuk merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan aktivitas belajarnya.
Selain itu, pada akhir fase E pada aspek hard skills peserta didik mampu
memahami dan menerapkan elemen-elemen kompetensi pada mata
pelajaran dasar - dasar desain dan produksi kriya:
Proses bisnis di industri kreatif Pada akhir fase E, peserta didik dapat
bidang desain dan produksi kriya menjelaskan manajemen/pengelolaan
secara menyeluruh dalam proses bisnis di
industri kreatif bidang desain dan produksi
kriya dan berbagai model industri lainnya.
Wawasan seni, desain, dan kriya Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menjelaskan konsep dasar seni, desain,
dan kriya, serta perkembangan desain,
perkembangan kriya, dan fungsi kriya
(terapan dan hiasan) secara kritis, mandiri,
bersama, dan bertanggung jawab.
Gambar desain dan produksi Pada akhir fase E, peserta didik mampu
kriya menjelaskan pengalamannya saat membuat
gambar desain dasar dua dan tiga
dimensional, gambar proyeksi, perspektif,
gambar ornamen, gambar alam benda, dan
gambar kerja baik manual maupun digital
secara kreatif, mandiri dan bersama,
tanggung jawab, teliti.
Dasar-dasar desain dan produksi Pada akhir fase E, peserta didik mampu
kriya menjelaskan lingkup design brief
(ringkasan desain), riset pasar,
pengembangan ide, gambar kerja,
perencanaan produksi, proses produksi
(prototipe), uji produk, serta evaluasi
proses dan produk kreatif, mandiri dan
bersama, tanggung jawab, teliti.
Portofolio desain dan produksi Pada akhir fase E, peserta didik dapat
kriya melakukan pengarsipan/arsiparis terkait
pembuatan desain dan produksi kriya,
serta teknik presentasi secara jujur, teliti,
sehingga mampu mempengaruhi minat
dan selera orang lain terhadap produk
kriya.
E. Referensi
1. Struktur Kurikulum Merdeka Belajar.
2. Standar Kompetensi Nasional (SKN) Bidang Keahlian Kriya Tahun 2004.
3. Skema KKNI Level II Pada Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Tahun
2017.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
5. Agus Mulyadi. (2017), Dasar-Dasar Desain & Produk, Pusat Penerbitan
LP2MPP ISI Denpasar.
6. Bambang Irawan, Priscilla Tamara. (2013), Dasar-Dasar Desain Untuk
Arsitektur, Interior, Seni Rupa, Desain Produk Industri Dan Desain
Komunikasi Visual, Griya Kreasi.
7. Maptuh. (2014) Modul Pembelajaran Desain Produk Kriya SMK Kelas X,
SMKN 3 Tasikmalaya Proyek Bantuan SMK Berprestasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.