Anda di halaman 1dari 68

PROPOSAL

SINKRONISASI KURIKULUM BERBASIS INDUSTRI


ANTARA
SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
KONSENTRASI KEAHLIAN
DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA KULIT DAN IMITASI
PADA CLASTER PRODUK ALAS KAKI (PERSEPATUAN)
DENGAN
PT. SHOETOWN LIGUNG INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XII
SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
Jl. Tamansari Gobras No. 100 Tlp (0265) 323943 Kotak Pos 207 Tasikmalya 46196
PENGANTAR
Komitmen SMK Negeri 3 Tasikmalaya untuk mengembangkan
kurikulum berbasis industri sudah menjadi syarat mutlak dan tidak
dapat ditawar-tawar lagi di era persaingan global. Beberapa tahun
kebelakang SMK Negeri 3 Tasikmalaya hadir hanya sebatas hadir,
namun tidak mengubah kurikulum sesuai kebutuhan industri.
Padahal setiap tahunnya para siswa peminat pendaftar ke SMK Negeri
3 Tasikmalaya selalu meningkat yang saat ini sudah kurang lebih
berjumlah 2000 orang siswa.

Saat ini sekolah SMK Negeri 3 Tasikmalaya harus menjadi rumah


bagi para siswanya untuk mengembangkan kemampuan akademik dan
nonakademik. Sementara itu, kurikulum menjadi landasan untuk
para siswa belajar. Sekolah harus segera mengubah kurikulum
sehingga saat mereka lulus, para siswa mampu diterima secara cepat
di dunia industri dan dunia usaha.

Kurikulum berbasis industri yang dikembangkan tidak sebatas


di atas kertas. Namun harus langsung menggandeng beberapa industri
di Indonesia maupun di luar Indonesia sesuai dengan konsentrasi
keahliannya masing-masing.
Melalui program SMK Pusat Keunggulan SMK Negeri 3
Tasikmalaya yang memiliki Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi
Kriya Kulit dan Imitasi memiliki target dalam mensinkronisasi
kurikulum berbasis industri dengan memfokuskan pada salah satu
cluster atau konsentrasi Alas Kaki. Langkah Sinkronisasi kurikulum ini
menjadi sangat penting, khususnya bahwa kurikulum itu harus
mampu mengakomodir kebutuhan di dunia industri.
Salah satu kerja sama yang di rintis oleh konsentrasi keahlian
Desain Dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi SMK Negeri 3 Tasikmalaya
adalah dengan PT.SHOETOWN LIGUNG INDONESIA yang merupakan
produsen brand sepatu terbesar di Indonesia. Yang memberikan
kontribusi dalam ekspor terbesar dari Indonesia ke beberapa Negara
seperti China, Jepang, Korea, USA, Brazil, Afrika Selatan, dll.
Oleh karena itu, perlu di susun proposal mengenai sinkronisasi
kurikulum berbasis industri antara SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
konsentrasi keahlian Desain Dan Produksi Kriya Kulit Dan Imitasi
pada claster produk alas kaki (persepatuan) dengan PT. SHOETOWN
LIGUNG INDONESIA.
Semoga dengan tersusunnya proposal ini melahirkan Paradigma
baru pembelajaran SMK yang berpusat kepada siswa, pembelajaran
yang berorientasi lebih kepada kompetensi dan merujuk kepada
standar industri. Dari program Kerjasama ini akan menghasilkan
lulusan yang siap kerja dan bersaing dipasar kerja dan mempunyai
etos kreatif dalam mengembangkan ekonomi kreatif yang menjadi
kebanggaan bangsa

1
DAFTAR ISI

PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

I. PENDAHULUAN 3

II. SELAYANG PANDANG SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA 6

III. VISI, MISI SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA 10

A. Visi, Misi dan Tujuan 10

B. Akreditasi 10

IV. SMK PUSAT KEUNGGULAN 12

A. Latar Belakang 12

B. Struktur Kurikulum 13

C. Capaian Pembelajaran 18

D. Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja 19

E. Praktek Kerja Lapangan 20

F. Ekstrakurikuler 21

G. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 22

H. Pengelolaan Pembelajaran 25

V. SINKRONISASI KURIKULUM BERBASIS INDUSTRI 28

A. Profil Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit 28


dan Imitasi

B. Sinkronisasi Kurikulum Konsentrasi Keahlian Desain Dan


36
Produksi Kriya Kulit Dan Imitasi Berbasis Industri Alas Kaki
(Persepatuan) dengan PT. SHOETOWN LIGUNG INDONESIA
C. Capaian Pembelajaran Fase E 44

D. Pemetaan Unit Kompetensi Alas Kaki (Fase F) 45


E. Daftar Unit Kompetensi Alas Kaki (Fase F) 56
F. Panduan Penilaian 58

VI. LAMPIRAN 60

2
PENDAHULUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem
pendidikan dalam pendidikan nasional (pendidikan menengah) yang
mempersiapkan peserta didik terutama bekerja dalam bidang tertentu
(penjelasan pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Hal
ini dilakukan dengan tujuan mengerahkan kegiatan pendidikan
kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja nasional
(man power atau person power). Sekolah Menengah Kejuruan
merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik dan
mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta
pengembangan sikap profesional.
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016,
Presiden menegaskan perlunya revitalisasi SMK untuk meningkatkan
kualitas SDM. Inpres tersebut menugaskan beberpaa Kementerian,
Menteri Koordinator, Badan yang relevan dengan SMK, dan
pemerintah daerah Gubernur di seluruh Indonesia. Khusus
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah untuk membuat
peta jalan pengembangan SMK; menyempurnakan dan
menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan
pengguna lulusan (Link and Match).
Transformasi pendidikan kejuruan merupakan miniatur dunia
usaha atau dunia industri (DU/DI), sehingga pencapaian
keterampilan, kebiasaan berfikir dan etos kerja dapat terbentuk
sesuai dengan tuntutan DU/DI sehingga Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) bagi para peserta didik di SMK memerlukan latihan
keterampilan dimana situasi belajar harus merupakan simulasi
pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan yang sebenarnya yang diatur
dalam kurikulum.
Kurikulum SMK bersifat sederhana, luwes, dinamis dan relevan.
Kurikulum kejuruan berdasarkan pada identifikasi kebutuhan
pekerjaan karena dengan identifikasi tersebut hal yang diajarkan di
sekolah akan sama dengan yang ada di lapangan pekerjaan. Dengan
demikian kurikulum SMK harus dikembangkan sehingga mengurangi
kesenjangan antara sekolah dengan DUDI. Atas masukan dari DU/DI,
pihak sekolah akan segera mengadaptasikan kebutuhan yang ada
sehingga diharapkan menghasilkan lulusan yang bisa beradaptasi di
lingkungan DU/DI dimana mereka akan bekerja.
Kurikulum dapat menjembatani kesenjangan antara dunia
usaha dengan kondisi sekolah, dalam hal ini tentunya pihak sekolah
harus berusaha menyamakan persepsi dengan kebutuhan dunia
usaha dan kondisi pasar, mengingat lulusan sekolah menengah
kejuruan sebagian besar diserap oleh DU/DI dan sebagian lagi
berwirausaha di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu DU/DI

3
adalah mitra kerja SMK, terutama saat peserta didik melaksanakan
prakerin (praktik kerja industri), bagi SMK pelaksanaan prakerin
adalah praktik kerja yang sesungguhnya, saat praktik kerja industri
diharapkan peserta didik dapat mengembangkan dan menerapkan
apa yang diperolehnya selama belajar di sekolah. Selain itu saat
prakerin peserta didik akan banyak belajar tentang masalah-masalah
yang timbul saat bekerja, dengan begitu setelah menyelesaikan
program prakerin, peserta didik memiliki keterampilan dan wawasan
yang lebih baik.
Namun dalam kenyataan pihak DU/DI terkadang masih menilai
peserta didik yang prakerin belum memiliki cukup persiapan baik
dalam teori maupun praktik. Salah satu yang menimbulkan
kesenjangan adalah masih tertinggalnya teknologi yang diajarkan di
sekolah, sedangkan saat ini teknologi yang ada di DU/DI semakin
canggih, dengan kata lain sekolah masih selalu ketinggalan teknologi.
Melihat kondisi yang demikian perlu secepatnya melakukan
penyelarasan kurikulum karena pada kenyataannya sekolah
menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga terampil, belum bisa
memenuhi standar dunia usaha karena adanya ketidakserasian
antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan
kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap keterampilan
yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja,
meskipun sinkronisasi kurikulum pernah dilakukan namun
intensitasnya perlu dilihat secara mendalam, tidakkah hal tersebut
dilakukan hanya sekedar menjalankan program pemerintah ataukah
sinkronisasi kurikulum berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
Untuk itulah betapa pentingnya pelaksanaan sinkronisasi
kurikulum dan melihat sejauh mana keefektifan program-program
kurikulum sekolah untuk mencapai tujuan kurikulum yang nantinya
dapat menjadi masukan bagi sekolah untuk lebih memiliki
”kemampuan dalam menyusun program- program penyesuaian diri
yang akan ditempuh dalam jangka waktu tertentu atau jangka waktu
lima tahun”.
Dalam menyikapi dan menerapkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016
dikeluarkan untuk menguatkan sinergi antar pemangku kepentingan
dalam merevitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan daya
saing SDM . Harus dilakukan penguatan dan kesatuan pemahaman
mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah dan yang paling
penting sosialisasi bagi penyelenggara pendidikan sangat dibutuhkan.
Menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum SMK dengan
kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (Link and
Match) adalah salah satu programnya. Lalu ada Teaching
Factory dengan harapan siswa dapat menghasilkan produk kemudian
penerapan metode pembelajaran yang tepat seperti metode DEF (
Dialog, Edukasi dan Fasilitasi ).

4
SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA sebagai sekolah SMK Pusat
Keunggulan yang ditunjuk oleh pemerintah yakni bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi
wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan
menyeluruh dengan dunia kerja. Sekolah yang terpilih dalam program
SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan serta melakukan
pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja
SMK di sekitarnya.
SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA berupaya untuk melaksanakan
amanat inpres Revitalisasi SMK dengan langkah awal mengundang
dan bekerja sama dengan Industri dalam hal ini PT.SHOETOWN
LIGUNG INDONESIA untuk bersama-sama melaksanakan
sinkronisasi kurikulum atau lebih jauh yaitu penyelarasan kurikulum
untuk kelas Industri. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan
September 2021.
PT.SHOETOWN LIGUNG INDONESIA merupakan produsen
brand sepatu terbesar yang fokus pada produk sepatu jadi dengan
kualitas terbaik di bidangnya didukung oleh tenaga-tenaga ahli baik
di departemen produksi ataupun non-produksi. Sehingga menjadi
salah satu pabrik sepatu terbesar di Indonesia. Yang memberikan
kontribusi dalam ekspor terbesar dari Indonesia ke beberapa Negara
seperti China, Jepang, Korea, USA, Brazil, Afrika Selatan, dll.

5
SELAYANG PANDANG SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
A. IDENTITAS SEKOLAH

1. Nama Satuan Pendidikan : SMK Negeri 3 Tasikmalaya


2. NPSN : 20224599
3. NSS : 401327807003
4. Status : Negeri
5. No. SK Pendirian : 55/UKK3/1969 Tanggal SK : 03-03-1969
6. Penandatangan SK : Kep. Dirjen Pendas Dep. P &K RI
7. Alamat : JalanTamansari Gobras Nomor 100
Kelurahan : Mulyasari
Kecamatan : Tamansari
Kota : Tasikmalaya
Propinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 46196
Telepon : (0265) 323943
Faximile : (0265) 323943
e-mail : smkn_3_tasik@yahoo.com
10. Jumlah Guru
Total : 102 orang
(PNS: 51 Non PNS: 51)

B. SEJARAH SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA


Terlahir pada awal masa Orde Baru dengan nama SPIK (Sekolah
Pembangun Industri Kerajinan). “Bibit Buit-nya” dari Yogyakarta, yang
jika dibaca mundur: SPIK (Sekolah Pembangun Industri Kerajinan)
Prabangkara Yogyakarta - SMPT (Sekolah Menggambar dan Pekerjaan
Tangan) Prabangkara Yogyakarta - SGPG (Sekolah Guru Pekerjaan
Tangan dan Gambar) Prabangkara Yogyakarta - SGA (Sekolah Guru
Atas) Negeri 3 Prabang-kara Yogyakarta yang menghususkan pada
Pendidikan Guru Pekerjaan Tangan dan Gambar bagi SLTP dan satu-
satunya di Indonesia.

Keberanian merubah status dari “Sekolah Guru (SGA/SGPG)”


menjadi “Sekolah Kejuruan (SMPT/SPIK)” dilakukan karena merasa
prihatin oleh “Krisis Ekonomi” pada tahun 1960-an yang berdampak
“Negatif” pada system penggajian PNS dan penempatan lulus-an
sekolah guru. Akibatnya banyak alumni sekolah guru termasuk alumni
SGPG “Enggan” menjadi guru bahkan ada yang mundur dari PNS, dan
survey membuktikan bahwa alumni SGPG yang “Mandiri” lebih
sejahtera hidupnya dibandingkan dengan yang menjadi PNS. Dari

6
sisnilah awal pemikiran untuk merubah sekolah guru (SGPG) menjadi
sekolah kejuruan (SMPT).

Pada tahun 1968 terjadi pengembangan kurikulum sekolah,


SMPT yang belum sempat meluluskan alumni terpaksa harus
melakukan penyesuaian. Momen ini dimanfaatkan oleh SMPT melalui
Yth. Bapak Hono Sucito (kepala sekolah) untuk mengembangkan diri,
hasilnya: Menggambar dan Pekerjaan Tangan berpisah. Menggambar
menjadi SSRI (dibaca sesri, Sekolah Seni Rupa Indonesia) dan
Pekerjaan Tangan menjadi SPIK (Sekolah Pembangun Industri Kerjinan
kemudian)

SPIK Negeri Tasikmalaya terlahir tahun 1969 (satu-satunya di


Jawa Barat) tidak dengan spesifikasi keahlian, orientasinya di sekitar
“Seni Kriya” yang bersifat “Mayor (Meliputi Seni Kriya yang ada di
Indonesia) dan Minor (Meliputi Seni Kriya Khas Jawa Barat).

Reformasi Sistem Pendidikan tahun 1976 menghasilkan


perubahan SPIK menjadi SMIK dengan 6 (enam) keahlian (saat itu
disebut jurusan) yaitu: Kerajinan Anyam (1), Kerajinan Batik (2),
Kerajinan Kayu (3), Kerajinan Keramik (4), Kerajinan Kulit (5), dan
Kerajinan Logam (6). Pada lebih kurang 20 (dua puluh) tahun
kemudian Reformasi Sistem Pendidikan kembali berulang, kali ini
bersifat “Penyesuaian terhadap Undang undang Sistem Pendidikan
Nasional”, seluruh sekolah kejuruan menggunakan 1 (satu) nama
yaitu: “SMK” dan dibenarkan membuka berbagai Bidang Studi
Keahlian sebagai “SMK Besar”, sedangan SMK yang hanya mampu
membuka satu bidang keahlian disebut “SMK Kecil”. Spesifikasi
keahlian disempurnakan, Kerajinan menjadi Kria dan menggabungkan
anyam/batik menjadi tekstil sehingga spesfikasi kehlian kerajinan
menjadi 5 (lima) yaitu: Kria Kayu, Kria Keramik, Kria Kulit, Kria Logam,
dan Kria Tekstil.

1.1 Program Keahlian Kerajinan (Kriya)

Pada tahun 2008 Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan


Menengah menerbitkan Surat Keputusan yaitu: Keputusan Dirjen
Mandikdasmen Depdiknas No. 251/C/KEP/2008 tentang Spektrum
Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan, maka SMK Negeri 3
Tasikmalaya untuk Bidang Keahlian Seni, Kerajinan dan Pariwisata
Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya membuka 4 Kompetensi
Keahlian yaitu:

1) Desain dan Produksi Kria Kayu,


2) Desain dan Produksi Kria Kulit,
3) Desain dan Produksi Kria Logam,
4) Desain dan Produksi Kria Tekstil.

7
Masih ada satu kompetensi keahlian yang belum dibuka yaitu:
Kompetensi keahlian Desain dan Produksi Kriya Keramik.

1.2 Program Keahlian Seni Rupa

Kisah pendiriannya serupa tapi tidak sama dengan Program


Studi Keahlian Desain dan Produksi Kriya, karena ketika masih di
Yogyakarta Program Studi Keahlian Seni Rupa bersatu dalam satu
lembaga yang bernama SMPT (Sekolah Mengambar dan Pekerjaan
Tangan). Menggambar menjadi SSRI kemudian SMSR . Sekarang SMSR
menjadi Bidang Studi Keahlian Seni, Kerajinan dan Pariwisata
Program Studi Keahlian Seni Rupa terdiri dari 4 (empat) kompetensi
keahlian yaitu: Kompetensi keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV),
kompetensi keahlian Seni Lukis, kompetensi keahlian Seni Patung, dan
kompetensi keahlian Desain Produk Interior dan Landscaping.

Program Studi Keahlian Seni Rupa Kompetensi Keahlian Desain


Komunikasi Visual pada SMK Negeri 3 Tasikmalaya terlahir pada
tahun 2004 sebagai upaya menuju pembentukan SMK Negeri 3
Tasikmalaya sebagai SMK Besar, disamping sebagai upaya memberi
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menyekolahkan
putera-puterinya pada kompetensi keahlian yang bervariasi. Disisi lain
pembukaan Kompetensi Keahlian Desain Komunikasi Visual pada SMK
Negeri 3 Tasikmalaya adalah upaya untuk menaikan animo siswa baru
mengingat peminat pada Program Studi Keahlian Desain dan Produksi
Kriya relative menurun.

1.3 Program Keahlian Teknik Otomotif

Perjuangan SMK Negeri 3 Tasikmalaya untuk menjadi SMK


Besar dengan meningkatkan animo belum terjawab secara signifikan
dengan membuka kompetensi keahlian DKV. Tahun 2006 pemikiran
itu muncul kembali setelah ada payung hukum yang membenarkan
membuka kompetensi keahlian diluar kelompok “ Kria dan Kesenian”.
Dari kajian demi kajian diputuskanlah pada 2006 itu untuk membuka
kompetensi keahlian (saat itu masih program keahlian) Teknik
Mekanik Otomotif.

Dalam perkembangannya Teknik Mekanik Otomotif dilebur


kemudian berdiri Program Studi Keahlian Teknik Otomotif yang terdiri
dari 5 kompetensi keahlian, yaitu: kompetensi keahlian Teknik
Kendaraan Ringan, kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor,
kompetensi keahlian Teknik Perbaikan Bodi Otomotif, kompetensi
keahlian Teknik Alat Berat, dan kompetensi keahlian Teknik Ototronik,
sedangkan SMK Negeri 3 Tasikmalaya baru membuka kompetensi
keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Tahun demi tahun SMK Negeri 3 Tasikmalaya telah dipercaya


oleh masyarakat baik kota maupun kabupaten Tasikmalaya terbukti

8
dengan meningkat terus jumlah calon peserta yang mendaftar, namun
mengingat daya tampung yang dilmiliki oleh SMK Negeri 3
Tasikmalaya maka tentu masih banyak siswa yang belum memperoleh
kesempatan untuk belajar di sekolah ini.
Pada tahun 2013, SMK negeri 3 Tasikmalaya dipercaya sebagai
SMK Berprestasi dan ditindaklanjuti dengan melaksanakan kegiatan
SMK Negeri 3 Tasikmalaya Berbagi Prestasi kepada SMK yang berada
di sekitarnya. Selanjutnya pada tahun 2015, SMK Negeri 3
Tasikmalaya dinominasikan untuk menjadi SMK Rujukan yakni
sebagai SMK percontohan atau model bagi SMK lainnya (SMK Aliansi)
sehingga pada tahun 2021 terpilih sebagai SMK Pusat Keunggulan.
Kepemimpinan sekolah di SMK Negeri 3 Tasikmalaya dari sejak
berdiri hingga sekarang sebagai berikut.

1. 1969 s/d 1971 Oleh Bapak Kastama


2. 1972 s/d 1994 Oleh Bapak Drs.H.Omas Mas’un Sukaryapraja
3. 1990 s/d 1993 Pymt Oleh Bapak Drs. Suwarman
4. 1993 s/d 1999 Pymt Oleh Drs. Kosasih Slamet
5. 1999 s/d 2000 Oleh Bapak Drs. Sumaryono
6. 2000 Oleh bapak Drs.H.Adi Suratin
7. 2000 s/d 2001 Pymt Oleh Bapak Drs. Agus Prayogo
8. 2001 s/d 2002 Oleh Bapak Drs. Ario Wiguno
9. 2002 s/d 2009 Oleh Bapak Sohib Setiawan, S.Pd.
10. 2010 s/d 2015 Oleh Bapak Drs. Edi Ruhaedi, M.Pd
11. 2015 s/d 2020 Oleh Bapak Maptuh, S.Sn.
12. Sept 2020 - Maret 2021 Plt. Bapak Dr. H. Wawan, S.Pd.,M.M
13. Maret 2021 - Skrg Plt. Bapak Drs. H. Oom Suparmas,
M.Pd.

9
VISI, MISI DAN TUJUAN SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA

A. VISI, MISI dan TUJUAN


1. VISI
SMK Negeri 3 Tasikmalaya menjadi sekolah unggul dan berdaya saing
dibidang seni, industri kreatif dan teknologi di tingkat nasional dan
global.

2. MISI
2.1 Menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu untuk
menghasilkan tamatan yang kompeten, yaitu tamatan yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab.

2.2 Mengelola sumber daya sekolah yang efektif, efisien dan akuntabel
dalam menunjang penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu
sesuai tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri di
tingkat nasional dan global

3. TUJUAN
3.1 Menciptakan lulusan yang kompeten untuk dapat bekerja di dunia
usaha/dunia industri dibidang seni, industri kreatif dan teknologi
di tingkatlokal, nasional dan global.
3.2 Menciptakan lulusan yang kompeten untuk dapat berwirausaha
dibidang seni, industri kreatif dan teknologi.
3.3 Menciptakan lulusan yang kompeten untuk dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan tinggi.
3.4 Menciptakan layanan yang bermutu kepada masyarakat dalam
upaya mewujudkan pemerataan pendidikan tingkat menengah,
khusus menengah kejuruan bidang seni, industri kreatif dan
teknologi.
3.5 Menciptakan layanan yang bermutu kepada SMK Aliansi, Dunia
Usaha/Dunia Industri dan Institusi dibidang seni, industri kreatif
dan teknologi.
3.6 Menciptakan SMK sebagai pusat pelatihan dan pemberdayaan
masyarakat bidang seni, industri kreatif dan teknologi.

B. AKREDITASI KOMPETENSI KEAHLIAN

Kompetensi Keahlian yang telah diakreditasi di SMK Negeri 3 Kota


Tasikmalaya, yaitu :
BIDANG KEAHLIAN / KOMPETENSI
NO TERAKREDITASI
KEAHLIAN
BIDANG KEAHLIAN SENI DAN EKONOMI
A
KREATIF
Program Keahlian Seni Rupa :
Kompetensi Keahlian Desain Komunikasi
1 A
Visual

10
Program Keahlian Desain dan Produksi
Kriya :
Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi
2 A
Kriya Logam dan Perhiasan
Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi
3 A
Kriya Kayu dan Rotan
Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi
4 A
Kriya Batik dan Tekstil
Kompetensi Keahlian Desain dan Produksi
5 A
Kriya Kulit dan Imitasi
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN
B
REKAYASA
Program Keahlian Teknik Otomotif :
Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
6 A
Ringan

11
SMK PUSAT KEUNGGULAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi saat ini menuntut tersedianya tenaga
kerja yang kompeten dan handal di berbagai bidang agar sebuah
negara mampu bertahan dan berperan dalam era yang penuh
persaingan dan sekaligus membuka dan memanfaatkan setiap
peluang. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara,
strategi yang dianggap efektif adalah dengan melakukan
industrialisasi.
Industrialisasi, pada derajat tertentu akan mengimplikasikan
pergeseran proses produksi dari labouring menjadi manufacturing
dalam arti tenaga kerja manusia tergantikan oleh hard technology. Ini
berarti industrialisasi membutuhkan tenaga kerja terampil yang tidak
hanya mampu mengoperasikan teknologi tersebut, melainkan juga
memeliharanya. Industrialisasi juga berpotensi menciptakan
pengangguran jika pergeseran proses produksi tersebut tidak
dibarengi dengan perubahan orientasi pendidikan dari akademis
menjadi vokasional.
Kondisi di atas menuntut dunia pendidikan dan pasar kerja
dirancang secara terintegrasi dengan memperhatikan tujuan dan
kebutuhan dunia kerja. Dengan demikian perlu dirancang salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi dunia kerja.
Dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengatur bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sebagai bagian dari
sistem pendidikan nasional, SMK bertujuan untuk menghasilkan
tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan dan persyaratan dunia kerja, serta mampu
mengembangkan potensi diri dalam mengadopsi dan beradaptasi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Untuk menjawab tantangan tersebut Presiden Republik
Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.

12
Dalam rangka mewujudkan amanat pembangunan pendidikan
kejuruan yang telah digariskan dalam Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-
2024, salah satu strategi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2020-2024 adalah berfokus pada peningkatan
kualitas pendidikan SMK melalui penyelenggaraan Program SMK
Pusat Keunggulan.
Secara umum, Program SMK Pusat Keunggulan ini diharapkan
memiliki visi untuk menggerakkan sekolah lainnya agar mampu
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, serta mampu
mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai
perkembangan dunia kerja, serta menjadi pendukung
kearifan/keunggulan lokal pada sektor pembangunan ekonomi
tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan
lainnya sehingga dapat meningkatkan jumlah lulusan SMK yang
memperoleh pekerjaan dan berwirausaha.

B. STRUKTUR KURIKULUM

Tabel 1. Spektrum Keahlian SMK Pusat Keunggulan


No. Bidang Keahlian Program Keahlian
1 Teknologi Konstruksi 1.1 Teknik Perawatan Gedung
dan Properti 1.2 Konstruksi dan Perawatan Bangunan
Sipil
1.3 Teknik Konstruksi dan Perumahan
1.4 Desain Pemodelan dan Informasi
Bangunan
1.5 Teknik Furnitur
2 Teknologi 2.1 Teknik Mesin
Manufaktur dan 2.2 Teknik Otomotif
Rekayasa 2.3 Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Logam
2.4 Teknik Logistik

13
No. Bidang Keahlian Program Keahlian
2.5 Teknik Elektronika
2.6 Teknik Pesawat Udara
2.7 Teknik Konstruksi Kapal
2.8 Kimia Analisis
2.9 Teknik Kimia Industri
2.10 Teknik Tekstil
3 Energi dan 3.1 Teknik Ketenagalistrikan
Pertambanga 3.2 Teknik Energi Terbarukan
n 3.3 Teknik Geospasial
3.4 Teknik Geologi Pertambangan
3.5 Teknik Perminyakan
4 Teknologi Informasi 4.1 Pengembangan Perangkat Lunak dan
Gim
4.2 Teknik Jaringan Komputer dan
Telekomunikasi
5 Kesehatan dan 5.1 Layanan Kesehatan
Pekerjaan Sosial 5.2 Teknik Laboratorium Medik
5.3 Teknologi Farmasi
5.4 Pekerjaan Sosial
6 Agribisnis 6.1 Agribisnis Tanaman
dan 6.2 Agribisnis Ternak
Agriteknologi 6.3 Agribisnis Perikanan
6.4 Usaha Pertanian Terpadu
6.5 Agriteknologi Pengolahan Hasil
Pertanian
6.6 Kehutanan
7 Kemaritiman 7.1 Teknika Kapal Penangkapan Ikan
7.2 Nautika Kapal Penangkapan Ikan
7.3 Teknika Kapal Niaga
7.4 Nautika Kapal Niaga
8 Bisnis dan 8.1 Pemasaran
Manajemen 8.2 Manajemen Perkantoran dan Layanan
Bisnis
8.3 Akuntansi dan Keuangan Lembaga
9 Pariwisata 9.1 Usaha Layanan Pariwisata
9.2 Perhotelan
9.3 Kuliner
9.4 Kecantikan dan Spa
10 Seni dan Ekonomi 10.1 Seni Rupa
Kreatif 10.2 Desain Komunikasi Visual
10.3 Desain dan Produksi Kriya
10.4 Seni Pertunjukan
10.5 Broadcasting dan Perfilman
10.6 Animasi
10.7 Busana

14
Spektrum keahlian Program SMK Pusat Keunggulan pada tabel 1 di
atas, merupakan hasil pengembangan dan penyesuaian dari spektrum
keahlian SMK berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Nomor 06/D.D5/KK/2018 tetang Spektrum Keahlian
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).
Tabel 2 menunjukkan konversi spektrum keahlian SMK tersebut menjadi
spektrum keahlian SMK Pusat Keunggulan sebagai berikut.

Struktur kurikulum SMK Pusat Keunggulan ditunjukkan pada tabel


berikut ini.
Tabel 2. Struktur Kurikulum SMK Pusat Keunggulan
Alokasi waktu mata pelajaran Kelas XII
Total
SMK Kelas X-XII Kelas X Kelas XI Semester Semester
JP
Asumsi 36 minggu/tahun 1 2
A. KELOMPOK UMUM:
1. Pendidikan Agama Islam
108 (3) 108 (3) 54 (3) - 270
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen
108 (3) 108 (3) 54 (3) - 270
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Katolik
108 (3) 108 (3) 54 (3) - 270
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha
108 (3) 108 (3) 54 (3) - 270
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu
108 (3) 108 (3) 54 (3) - 270
dan Budi Pekerti*
Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 108 (3) 108 (3) 54 (3) - 270
Pekerti*
Pendidikan Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang
108 (3) 108 (3) 54 (3) - 270
Maha Esa dan Budi
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila dan
72 (2) 72 (2) 36 (2) - 180
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 144 (4) 108 (3) 54 (3) - 306
4. Pendidikan Jasmani,
108 (3) 72 (2) - - 180
Olahraga, dan Kesehatan
5. Sejarah 72 (2) 72 (2) - - 144

15
6. Seni
Pilihan minimal 1:
o Seni Musik
72 (2) - - - 72
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari

Jumlah JP (26,00%) 576 (16) 432 (12) 144 (8) - 1152

Alokasi waktu mata pelajaran Kelas XII


Total
SMK Kelas X-XII Kelas X Kelas XI Semester Semester
JP
Asumsi 36 minggu/tahun 1 2
B. KELOMPOK KEJURUAN:
1. Matematika 144 (4) 108 (3) 54 (3) - 306
2. Bahasa Inggris 72 (2) 108 (3) 54 (3) - 234
3. Informatika 144 (4) - - - 144
4. Projek Ilmu Pengetahuan
216 (6) - - - 216
Alam dan Sosial **
5. Kejuruan 216 (6) 540 (15) 306 (17) - 1062
6. Projek Kreatif dan
- 180 (5) 90 (5) - 270
Kewirausahaan
7. Praktik Kerja Lapangan - - - 792 (44) 792
8. Mata Pelajaran Pilihan - 144 (4) 108 (6) - 252
Muatan Lokal*** 72 (2) 72 (2) 36 (2) -
Jumlah JP (74,00%) 1080
792 (22) 612 (34) 792 (44) 3276
(30)
Jumlah A+B 1368 1512
756 (42) 792 (44) 4428
(38) (42)
C. Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dan 288 (8) 144 (4) 72 (4) - 504
Budaya Kerja****

* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan


masing- masing.
** Proporsi JP disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian.
*** Maksimal 2 JP tiap minggu atau 72 JP tiap tahun di Kelas X
dan XI dan 36 JP di Kelas XII.
**** Dilaksanakan dalam sistem blok sebagai pelaksanaan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

16
Berikut adalah penjelasan dari struktur kurikulum SMK Pusat
Keunggulan di atas.
Struktur mata pelajaran dibagi menjadi 2 (dua) kelompok utama yaitu
Kelompok Umum dan Kelompok Kejuruan ditambah dengan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja serta Muatan Lokal.
1) Kelompok Umum merupakan kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, sesuai
dengan fase perkembangan, berkaitan dengan norma-norma
kehidupan baik sebagai makhluk yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
individu, sosial, warga negara Kesatuan Republik Indonesia maupun
sebagai warga dunia.
2) Kelompok Kejuruan merupakan kelompok mata pelajaran yang
berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki
kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya.
3) Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris di Kelas X berisi
materi umum untuk mendasari pembelajaran di Kelas XI dan Kelas
XII yang merupakan pendalaman materi dalam konteks kejuruan
pada masing-masing Program Keahlian.
4) Mata Pelajaran Informatika berisi berbagai kompetensi untuk
menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis guna
menyelesaikan beragam permasalahan umum.
5) Mata Pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial berisi
muatan tentang literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial yang
diformulasikan dalam tema-tema kehidupan yang kontekstual dan
aktual.
6) Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di kelas X merupakan mata
pelajaran dasar-dasar Program Keahlian.
7) Mata Pelajaran Kejuruan yang dipelajari di Kelas XI dan Kelas XII
merupakan mata pelajaran atau konsentrasi yang berisi kelompok
unit-unit kompetensi pada Program Keahlian. Mata Pelajaran atau
konsentrasi ini dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
Program Keahlian yang dibuka dan kebutuhan dunia kerja.
8) Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan merupakan wahana
pembelajaran bagi peserta didik melalui pendekatan pembelajaran
berbasis projek untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan
kompetensi yang dikuasai pada kegiatan pembuatan
produk/pekerjaan layanan jasa secara kreatif dan bernilai ekonomis.
9) Praktik kerja Lapangan (PKL) merupakan mata pelajaran yang
dilaksanakan secara blok dan direncanakan pelaksanaannya di kelas
XII selama 6 bulan sebagai wahana pembelajaran di dunia kerja
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik meningkatkan
penguasaan kompetensi teknis (hardskill) sesuai dengan konsentrasi

17
keahliannya serta menginternalisasi karakter dan budaya kerja
(softskill). Pelaksanaan mata pelajaran Praktik kerja Lapangan diatur
lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh pimpinan
unit utama yang membidangi pendidikan vokasi.
10) Mata Pelajaran Pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh
peserta didik berdasarkan renjana (passion) untuk pengembangan
diri, baik untuk berwirausaha, bekerja pada bidangnya, maupun
melanjutkan pendidikan. Contohnya: Mata pelajaran Bahasa Asing
selain Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, atau mata pelajaran
kejuruan lain di luar konsentrasi keahliannya. Pelaksanaan mata
pelajaran pilihan diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang
ditetapkan oleh pimpinan unit utama yang membidangi pendidikan
vokasi.
11) Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
merupakan wahana kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap peserta
didik di luar kegiatan intrakurikuler, dilaksanakan dalam bentuk
blok-blok kegiatan secara periodik dan terintegrasi, berdasarkan
tema-tema Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja. Panduan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja diatur lebih
lanjut dalam keputusan yang ditetapkan oleh pimpinan unit utama
yang membidangi kurikulum, asesmen, dan perbukuan.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk
setiap mata pelajaran pada SMK. Capaian pembelajaran memuat
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Untuk bimbingan konseling dan/atau
bimbingan karier, capaian pembelajarannya disebut capaian layanan.
Capaian pembelajaran mata pelajaran yang ditetapkan oleh
Pemerintah disusun oleh Pemerintah, sedangkan Capaian pembelajaran
mata pelajaran yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dan/atau
pemerintah daerah disusun oleh satuan pendidikan dan/atau pemerintah
daerah.
Saat ini Capaian Pembelajaran baru di susun untuk kelas X ( Fase E).

18
D. PROJECT PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN BUDAYA
KERJA

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar


sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong
royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia


Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan
kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak
pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak
bernegara.
2. Berkebhinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan
identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan
budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan
kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak
bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan
global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi
dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Gotong Royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan
suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan
ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi,
kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang
bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari

19
mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta
regulasi diri.
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan
antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh
dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil
Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu
yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari
kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan
karya dan tindakan yang orisinal.

E. PRAKTEK KERJA LAPANGAN


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dalam Kurikulum Merdeka tercantum
dalam struktur kurikulum sebagai mata pelajaran tersendiri. PKL dilakukan
di DUDI, lapangan kerja, di teaching factory sekolah. PKL dimaksudkan
untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi. Pelaksanaan
PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk
memerkuat pembelajaran dengan cara pembimbingan peserta didik saat
praktik kerja lapangan.
Penyelenggaraan PKL melibatkan masyarakat, khususnya dunia
kerja, tujuan utamanya selain untuk memerkuat penguasaan kompetensi
teknis sesuai dengan konsentrasi yang dipilih peserta didik, juga
dimaksudkan memberikan kesempatan untuk menghayati dan
mengamalkan serta menginternalisasi nilai-nilai positif keberkerjaan, dalam
rangka membangun pribadi peserta didik yang kompeten dalam aspek soft
skills, hard skills, dan karakter.
Guna merealisasikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien,
sekolah menyusun program pembelajaran baik yang dilakukan di sekolah
maupun di dunia kerja/DUDI. Program PKL disusun bersama antara
sekolah dan industri pasangan untuk menetapkan capaian pembelajaran
yang harus dilakukan di sekolah dan industri.

20
PKL dilaksanakan selama 6 (enam) bulan sesuai kebutuhan
penguasaan kompetensi oleh peserta didik serta kesepakatan antara SMK
dan DUDI (Industri Pasangan) yang menjadi tempat peserta didik
melaksanakan PKL. Sesuai dengan ketersediaan DUDI pasangan, PKL
dilaksanakan sekaligus selama 6 (enam) bulan bagi konsentrasi Seni Lukis
dan Patung, tetapi untuk Konsentrasi Seni Ilustrasi dilaksanakan secara
bertahap per 3 (tiga) bulan atau selama 2 (dua) kali, mengingat banyaknya
jumlah peserta didik.
Dengan memertimbangkan kebermaknaan bagi peserta didik dan
kemanfaatan bagi DUDI pasangan, PKL dilaksanakan pada semester 6
(enam) selama 44 jam pelajaran, agar peserta didik fokus karena telah
menyelesaikan seluruh mata pelajaran lainnya, sudah siap secara mental
dan kompetensi untuk belajar di dunia kerja riil, dan diharapakan ketika
selesai PKL peserta didik dapat diserap langsung oleh pihak industri/tempat
PKL.
Program PKL di SMK Negeri 3 Tasikmalaya dirancang berdasarkan
kesepakatan antara Waka Kurikulum, Pokja PKL, Ketua Program Keahlian,
dan Ketua Konsentrasi dengan pihak industri pasangannya masing-masing
konsentrasi.
Tujuan PKL dalam Permendikbud 50 tahun 2020 tentang Praktik
Kerja Lapangan bagi Peserta Didik ( Peserta didik ) , adalah:
1. Menumbuhkembangkan Karakter dan Budaya Kerja yang Profesional
pada Peserta didik
2. Meningkatkan Kompetensi Peserta didik sesuai Kurikulum dan
Kebutuhan Dunia Kerja
3. Menyiapkan Kemandirian Peserta didik untuk Bekerja dan/atau
Berwirausaha.

F. EKSTRAKURIKULER
Tujuan pendidikan di satuan pendidikan dicapai secara utuh melalui
kegiatan-kegiatan yang dirancang secara terpadu dalam kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Oleh karena itu Kurikulum
Operasional SMK Negeri 3 Tasikmalaya tidak hanya merancang kegiatan
intra dan kokurikuler saja, tetapi juga secara rinci memuat rancangan
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan dan dibina di sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler ditambah untuk memerkuat pendidikan karakter
dan membentuk profil pelajar Pancasila bagi peserta didik.

21
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja
sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan ekstrakurikuler dikelompokan menjadi 2 (dua) kelompok
terdiri atas:
a) kegiatan ekstrakurikuler wajib dan
b) kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
Ekstrakurikuler wajib yang ditetapkan di SMK Negeri 3 Tasikmalaya
adalah Pramuka,
Sedangkan Ekstrakurikuler dibawah naungan OSIS/MPK pilihannya
adalah sebagai berikut..
1. Kerohanian
2. Palang Merah Remaja (PMR)
3. Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
4. Paskibra
5. Seni Musik
6. Seni Tari
7. Paduan Suara
8. Seni Lukis
9. Jurnalis
10. Karate
11. Pencak Silat/Perisai Diri
12. Bola Voli
13. Tenis Meja
14. Sepak Bola
15. English Club
16. Bulu Tangkis
17. Basket
18. Karya Ilmiah
19. Pencinta Alam
20. Teater
21. Information Technology Club
Peserta didik dapat memilih salah satu kegiatan Ekstrakurikuler
berdasarkan minat dan bakatnya, serta berdasarkan masukan dari sekolah
atas dasar pengamatan dan portofolio yang dimiliki peserta didik sejak di
SMP/sederajat.

22
G. KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN
Kurikulum Operasional SMK Negeri 3 Tasikmalaya memuat peraturan
akademik tentang persyaratan dan pemilihan konsentrasi, asesmen, kriteria
kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan.
1. Pemilihan Konsentrasi
Peserta didik dapat memilih salah satu konsentrasi di antara 3 (tiga)
program keahlian yang ada yang tersedia, yaitu Konsentrasi pada program
keahlian Desain dan produksi Kriya (Kriya Logam, Kriya Tekstil, Kriya Kulit,
Kriya Kayu), Desain Komunikasi Visual (DKV) serta program keahlian
Teknologi dan Rekayasa (TKR), dengan persyaratan sebagai berikut.
a. Nilai pada Mapel Dasar-dasar Kejuruan;
b. Minat dan Bakat;
c. Rekomendasi Guru Wali; dan
d. Rekomendasi orang tua peserta didik.
2. Asesmen
Prosedur asesmen yang ditetapkan dalam kegiatan asesmen oleh
pendidik dan sekolah sebagai berikut:
a. Asesmen hasil belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh pendidik mengacu
kepada Capaian Pembelajaran.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan
metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat
pendidik mata pelajaran yang sama.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Pendidik memfasilitasi pelaksanaan asesmen mandiri oleh peserta
didik pada setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit
kompetensi. Hasil asesmen mandiri diverifikasi oleh pendidik untuk
membantu memastikan kesesuaiannya.
5) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui level capaian kompetensi
dan/atau ketuntasan belajar, kelebihan, dan kekurangan
pembelajaran baik tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
6) Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran remedial,
pengayaan, dan peningkatan mutu pembelajaran dan kualitas
lulusan.

23
7) Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik dan
profil kelas serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.
b. Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut.
1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan
mengacu kepada Capaian Pembelajaran dan turunannya.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan
metode dan teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang
ditunjuk oleh satuan pendidikan.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan
strategi, bentuk, dan teknik yang sesuai.
4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi
pembelajaran pada tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan
pendidikan.
6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang
berupa angka dan/atau deskripsi.
c. Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen,
pelaksanaan kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi.
Prosedur pengujian dilakukan sesuai ketentuan Lembaga Sertifikasi
Profesi P1 (LSP P1) SMK Negeri 3 Tasikmalaya. Secara umum prosedur
pengujian melalui Uji Kompetensi Keahlian dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh LSP P1 mengacu
kepada skema sertifikasi.
2) Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi
dilanjutkan dengan asesmen mandiri.
3) Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi
kemasan okupasi atau kemasan kualifikasi dengan memerhatikan
perencanaan metode dan teknik asesmen.
4) Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk oleh LSP P1.
5) Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang
akan diujikan.
6) Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
7) Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses
pembeajaran, maka dapat digunakan dalam Uji Kompetensi Keahlian
(UKK).

24
8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi kompetensi.
9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP P1 untuk dirapatkan oleh tim
yang ditunjuk.
10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan
kompeten.
11) Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan
untuk pemetaan mutu program, dan perumusan kebijakan satuan
pendidikan.
3. Kriteria Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik jika telah menempuh semua mata
pelajaran Paket A (Umum), B. (Kejuruan) dan C. Pengembangan Karakter
dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar Pancasila. Dengan nilai diatas KKM
yang sudah ditentukan oleh Sekolah
4. Kriteria Kelulusan
Peserta didik dinyatakan Lulus jika telah menempuh semua mata
pelajaran Paket A (Umum), B. (Kejuruan) dan C. Pengembangan Karakter
dan Budaya Kerja Berbasis Profil Pelajar Pancasila selama 5 Semester
dengan sudah menempuh Praktek Kerja Lapangan (PKL) Ujian Sekolah dan
Uji Kompetensi Keahlian (UKK), menyelesaikan Tugas Akhir dengan nilai
sama atau diatas KKM yang sudah ditentukan oleh Sekolah.

H. PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
1. Pengelolaan Capaian Pembelajaran
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis
kedalaman dan keluasaan capaian pembelajaran (CP) yang harus
kuasai oleh peserta didik, meliputi soft skills, hard skills, dan
karakter dalam bidang seni rupa;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan prosentase
pembelajaran aspek soft skills dan hard skills. Untuk kelas X,
semester 1, muatan soft skills 80% dan hard skills 20%, sedangkan
semester 2, muatan soft skills 70% dan hard skills 30%.
c. Guru atau guru bersama instruktur industri mengurutkan kegiatan
belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik;
d. Guru atau guru bersama instruktur industri mengidentifikasi
kalender pendidikan yang telah disusun sekolah, untuk sinkronisasi
dengan kegiatan belajar peserta didik;

25
e. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal
pelajaran sesuai urutan kegiatan belajar peserta didik dan kalender
pendidikan;
f. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan
menetapkan strategi pembelajaran, meliputi: (1) tempat belajar, di
kelas, bengkel/studio, industri; (2) belajar kelompok dan individu;
(3) luring dan daring;
g. Guru atau guru bersama instruktur industri menginventarisir
sumber-sumber belajar, antara lain sumber belajar berupa cetak,
audio, dan audio visual untuk mendukung ketercapaian
pembelajaran;
h. Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh
guru tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

2. Pengelolaan Peserta Didik


a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganilis karakter
belajar peserta didik;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri mengelompokan
peserta didik berdasarkan karakter atau pertimbangan lainnya,
seperti task planning groups, teaching groups, seating groups, joint
learning groups, collaborative-groups;
c. Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru
tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

3. Pengolaan Pengajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menganalisis dan
menetapkan kegiatan belajar yang akan diampu oleh guru dan
instruktur industri;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri membuat jadwal
pembelajaran yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;
c. Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

26
4. Pengelolaan Sumber Belajar
a. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-
sumber belajar yang akan dibuat oleh guru dan instruktur industry;
b. Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal
pembuatan sumber-sumber belajar;
c. Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru
tanpa melibatkan instruktur industri, maka guru wajib
mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada instruktur industri.

5. Pengelolaan link and match


a. Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUDI. Penguatan
aspek soft skills dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek
hard skills yang sesuai kebutuhan DUDI;
b. Pembelajaran berbasis riil dari DUDI (PjBL) sejak awal. Memastikan
hard skills akan disertai soft skills dan karakter kesiapan kerja yang
kuat;
c. Jumlah dan peran guru/ahli dari DUDI ditingkatkan secara
signifikan, minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian;
d. Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;
e. Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDI,
baik bagi lulusan maupun guru;
f. Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari
DUDI untuk proses belajar mengajar;
g. Riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUDI
dan masyarakat, sebagai basis teaching industry/teaching factory,
berkolaborasi dengan DUDI dan stakeholders;
h. Komitmen serapan lulusan oleh DUDI.

27
SINKRONISASI KURIKULUM SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA
BERBASIS INDUSTRI DENGAN PT.SHOETOWN LIGUNG
INDONESIA
A. PROFIL KONSENTRASI KEAHLIAN DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA
KULIT DAN IMITASI
Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi merupakan salah satu
Kompetensi Keahlian dari Program Keahlian: Desain dan Produk Kreatif
Kriya, pada Bidang Keahlian: Seni dan Industri Kreatif. Secara umum
jurusan ini mempelajari tentang tata cara pembuatan desain dan produk
kerajinan kulit dan imitasi secara kreatif dan berdaya jual tinggi. Artikel
berikut ini akan membahas mengenai kompetensi dan peluang kerja dari
SMK Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi.

1. Tujuan Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan


Imitasi
• Mengolah bahan dasar atau material kulit menjadi sebuah produk
baru melalui proses perencanaan, persiapan alat dan bahan,
pengerjaan, pengelolaan dan penyelsaian akhir dalam membuat
produk kriya kulit
• Terampil menggunakan alat baik manual maupun masinal yang
dipakai dalam membuat produk kriya kulit
• Mencetak lulusan terampil dan cakap yang berorientasi pada
pemenuhan kebutuhan industri kriya kulit baik softskill maupun
hardskill nya

2. Mata Pelajaran
Untuk mencetak tenaga profesional di bidang Desain dan Produksi
Kriya Kulit dan Imitasi, siswa akan dibekali dengan mata pelajaran yang
dapat mengasah kompetensi mereka. Berikut adalah Mata Pelajaran SMK
Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi :
• Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya (Fase E)
Pada mata pelajaran ini siswa akan diajarkan bagaimana
mempresentasikan prinsip pengorganisasian unsur- unsur rupa, membuat
desain dasar, merancang desain produk, dan mengembangkan desain dasar
kriya. Meliputi : Proses bisnis bidang kriy akulit, profil technopreneur
bidang kriya kulit, Perkembangan Teknologi bidang kriya kulit, wawasan
teknik dasar produksi kriya kulit, Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3),

28
Wawasan Seni, Desain dan Kriya (WSDK), Dasar-dasar Desain (D3), Desain
Produk (DP), Gambar, dan Portofolio.
• Alas Kaki Kulit dan Imitasi (Fase F)
Materi pokok dari mata pelajaran ini adalah bagaimana membuat
pola, mengoperasikan alat, memotong bahan, merakit, hingga melakukan
finishing terhadap produk alas kaki baik sandal atau sepatu. Tentunya
bahan dasar yang digunakan untuk alas kaki dalam hal ini adalah dari kulit
asli ataupun imitasi.
• Non Alas Kaki dan Non Busana Kulit dan Imitasi (Fase F)
Produk kulit asli dan imitasi tidak hanya alas kaki dan busana,
namun ada juga produk lain seperti dompet, ikat pinggang, tas, topi, dan
lain sebagainya. Pada mata pelajaran ini siswa akan dibekali pengetahuan
dan keterampilan bagaimana membuat pola, mengoperasikan alat,
memotong bahan, merakit, hingga melakukan finishing terhadap produk
kulit dan imitasi selain alas kaki dan busana.
• Busana Kulit dan Imitasi (Fase F)
Materi pokok dari mata pelajaran ini adalah bagaimana membuat
desain, mengoperasikan alat, memotong bahan, merakit, hingga melakukan
finishing terhadap produk busana baik rompi atau jaket. Tentunya bahan
dasar yang digunakan untuk alas kaki dalam hal ini adalah dari kulit asli
ataupun imitasi.
• Tatah Sungging Kulit (Fase F)
Materi pokok dari mata pelajaran ini adalah membuat desain,
menggunakan alat dan bahan, membuat pola, menatah dan menyungging,
hingga melakukan finishing produk kulit mentah tatah sungging dua
dimensi dan tiga dimensi.

29
3. Tenaga Pengajar
Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi di
SMK Negeri 3 Tasikmalaya memiliki 7 (Tujuh) orang tenaga guru
produktif diantaranya :

• Eyon Rusyana, S.Pd, M.Ds : Non Alas Kaki dan Non Busana
• Abdul Jahid, S.Pd : Alas Kaki dan Proyek Kreatif Kewirausahaan
(PKK)
• Heri Hermawan, S.T : Alas Kaki dan Dasar-dasar Desain dan
Produksi Kriya (D3PK)
• Dhea Noor Syamdhani, S.Pd : Tatah Sungging dan Project
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK)
• Sari Dewi, S.Pd : Tatah Sungging dan Proyek Kreatif
Kewirausahaan (PKK)
• Ridwan Nulloh, S.Pd : Busana dan Project Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK)
• Elis Siti Aminah, S.Pd : Busana dan Project Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK)

30
4. Data Siswa
Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi di
SMK Negeri 3 Tasikmalaya memiliki 6 (Enam) rombongan belajar dengan
rincian sebagai berikut :

5. Proses Pembelajaran
• Pembelajaran Praktek
Meliputi praktek kompetensi dasar diantaranya :
- Desain,
- Pola,
- Potong,
- Seset,
- Merakit,
- Menjahit dan
- Finishing
Khusus untuk praktek pembuatan Alas kaki memiliki acuan proses
sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
berdasarkan keputusan Menteri Ketenagakerjaan nomor 112 Tahun 2016.

31
• Praktek Kerja Lapangan
Saat ini pelaksanaan praktek kerja lapangan dilaksanakan selama 3
bulan pada semester 5 dengan menggandeng beberapa industri rumahan
(UMKM) baik yang ada di dalam kota maupun luar kota seperti Garut,
Bandung dan Yogyakarta.

32
• Kunjungan Industri
Untuk membekali siswa dengan wawasan dan pengalaman terkait
budaya kerja dan perkuliahan, maka di adakan program kunjungan
industri dan perguruan tinggi yang ada di daerah Yogyakarta.

• Uji Kompetensi

Untuk mengukur kompetensi siswa selama belajar dilaksanakan uji


kompetensi pada semester akhir melalui uji kompetensi mandiri dan melalui
Lembaga sertifikasi profesi (LSP) P1 SMK Negeri 3 Tasikmalaya.

33
6. Prestasi
Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi di
SMK Negeri 3 Tasikmalaya telah beberapa kali meraih prestasi baik
dibidang akademik maupun non akademik diantaranya :

a) Juara II Mata Lomba Leathercraff Lomba Kompetensi Siswa (LKS)


Tingkat Propinsi Tahun 2014
b) Juara III Mata Lomba Leathercraff Lomba Kompetensi Siswa (LKS)
Tingkat Propinsi Tahun 2015
c) Juara 1 Mata Lomba Leathercraff Lomba Kompetensi Siswa (LKS)
Tingkat Propinsi Tahun 2017
d) Juara II Mata Lomba Leathercraff Lomba Kompetensi Siswa (LKS)
Tingkat Nasional Tahun 2018

34
7. Peluang Lulusan
Peluang Kerja Lulusan SMK Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kulit
dan Imitasi. Berikut ini adalah beberapa peluang kerja bagi para lulusan
SMK Konsentrasi keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi :
• Desainer
Desainer adalah seseorang yang merencanakan bentuk dan tampilan
sesuatu; atau merancang sesuatu. Sesuatu tersebut bisa berupa
baju, sepatu, tas, furniture, aksesories dan lain sebagainya.
• Operator produksi
Operator mesin yang berhubungan dengan pembuatan produk,
mengoperasikan dan memantau mesin-mesin yang mana menghasilkan dan
memperbaiki alas kaki standar atau tertentu, tas-tas tangan dan asesoris
lainnya, umumnya terbuat dari kulit Indonesia.
• Tatah dan Sungging Artist
Sungging artist adalah seseorang yang membuat karya kesenian
menggunakan bahan utama kulit mentah dari kulit binatang
dengan teknik ditatah dan disungging dalam mewujudkan suatu karyanya.
• Ahli Jahit Kulit
Untuk mengolah bahan kulit tentu dibutuhkan keterampilan khusus. Juru
jahit kulit sangat tepat bagi mereka lulusan SMK konsentrasi Desain dan
Produksi Kriya Kulit dan Imitasi ini.
• Pengusaha/Wirausaha Produk Kerajinan Kulit
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, para lulusan SMK
konsentrasi Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi bisa menjadi
pengusaha berbagai produk kerajinan kulit. Produk tersebut bisa berupa
alas kaki, aksesoris, busana, dan masih banyak lagi.

Berbekal pendidikan selama 3 tahun, SMK pada konsentrasi keahlian


Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi akan membentuk tenaga
profesional di bidangnya.
Selain bekerja dan berwirausaha, peluang untuk melanjutkan ke
jenjang Pendidikan yang lebih tinggi juga sangat potensial diantaranya
melanjutkan ke :
• Politeknik Akademi Teknik Kulit (ATK) Yogyakarta
• Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI)
• Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
• Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (UPI)

35
• Institut Teknologi Bandung (ITB)
• Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS)

B. SINKRONISASI KURIKULUM SMK NEGERI 3 TASIKMALAYA


KONSENTRASI KEAHLIAN DESAIN DAN PRODUKSI KRIYA KULIT DAN
IMITASI BERBASIS INDUSTRI ALAS KAKI (PERSEPATUAN) DENGAN PT.
SHOETOWN LIGUNG INDONESIA
1. Latar Belakang

Alas kaki (footwear) adalah sesuatu yang digunakan untuk melindungi


kaki, terutama pada bagian telapak kaki. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI), alas kaki diartikan sebagai penutup telapak kaki (kasut,
sandal, terompah, sepatu, dsb). Pada awalnya alas kaki hanya digunakan
sebagai pelindung kaki dari cuaca yang ekstrem, namun kini
perkembangannya semakin pesat dimana alas kaki digunakan juga
sebagai suatu trend fashion. Alas kaki pada akhirnya muncul dengan
berbagai model dan ragam dengan bahan serta motif yang berbeda dan
disesuaikan dengan fungsi pemakaiannya. Dengan adanya perkembangan
tersebut maka pertumbuhan industri alas kaki didunia semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Data menurut perkiraan APICCAPS tahun
2014 jumlah produksi alas kaki di dunia mencapai 24,3 milyar pasang,
mengalami peningkatan 8% dari tahun sebelumnya.Data kenaikan
produsen alas kaki di dunia di dunia menurut data world footwear
(APICCAPS) digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1.1 Produsen alas kaki di dunia

Tahun Tahun Tahun Tahun


2010 2011 2013 2014
Jumlah pasang alas
18.127 18.697 20.050 21.762
kaki (juta)

36
Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2013 2014
Share 10 negara
89,8% 87,9% 89% 89,5%
konsumsi terbesar
Produsen total (juta
20.185,96 21.270,76 22.528,09 24.315,08
pasang)

Share 10 produsen terbesar untuk alas kaki diantaranya China, India,


Vietnam, Brasil, Indonesia, Pakistan, Turki, Bangladesh, Mexico dan
Italia. Sepuluh negara produsen tersebut bertanggungjawab hampir
90% terhadap kebutuhan alas kaki di dunia. Asia mendominasi sebagai
produsen alas kaki terbesar hingga persentase 88%, kemudian 5%
Amerika Selatan, 3% Afrika, 3 % Eropa dan 2% Amerika Utara. Lima
produsen alas kaki terbesar didominasi oleh negara asia yaitu China,
India, Vietnam dan Indonesia. Brasil merupakan satu-satunya negara
bukan Asia yang masuk dalam 5 besar produsen terbesar bidang alas
kaki. Indonesia menempati urutan ke-5 sebagai produsen terbesar alas
kaki dengan jumlah produksi 724 juta pasang dengan nilai persentase
3% dari jumlah total produksi yang ada di dunia.

Konsumsi alas kaki di dunia dibagi menjadi tiga segmen pasar yang
mendominasi yang terdiri dari (1) segmen pasar pengguna (perempuan,
laki-laki dan anak-anak); (2) segmen pasar gaya hidup (pemimpin,
rumahan, petualangan, realis rasional, berpikiran terbuka, organik dan
permintaan); (3) segmen pasar harga kualitas (segmen mewah, segmen
menengah dan segmen ekonomis). Sehingga menuntut produsen alas kaki
untuk mengedepankan kualitas, dan mengikuti tren fashion pasar secara
up to date untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia. Dari tahun ke tahun
konsumsi alas kaki di dunia mengalami peningkatan yang berarti,
konsumsi alas kaki di dunia menurut data world footwear (APICCAPS)
digambarkan sebagai berikut:

37
Tabel 1.2 Data jumlah konsumsi alas kaki di dunia

Tahun Tahun Tahun Tahun


2010 2011 2013 2014
Jumlah pasang alas kaki
10.900 10.735 11.751 11.754
(juta)
Share 10 negara
62,3% 61,7% 60,7% 60,4%
konsumsi terbesar
Konsumsi total (juta
17.496 17.399 19.359 19.460
pasang)

Share 10 negara konsumsi terbesar adalah China, USA, India, Brazil,


Japan, Indonesia, United Kingdom, Jerman, Perancis, dan Rusia.
Berdasarkan data world footwear (APICCAPS) tahun 2014 Indonesia
menempati urutan ke-6 dengan konsumsi alas kaki sebanyak 548 juta
pasang dengan nilai persentase 2,8% dari jumlah pengguna alas kaki
didunia. Menurut data industri alas kaki di Indonesia, pasar industri
alas kaki di Indonesia menggarap dua pasar yaitu luar negri dan
domestik. Pangsa pasar luar negri yang cukup tinggi sangat
memperkuat industri alas kaki di Indonesia. Data ekspor alas kaki
negara Indonesia menurut Badan Pusat Statistik dari tahun 2006 –
2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3 Data ekspor alas kaki Negara Indonesia


Jumlah 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Total Berat Bersih (ton)

Jumlah
112.260,6 114.793,8 130.440,9 123.341,0 165.989,1 198.379,7 199.135,5 212.924,6
Total

Nilai FOB: 0.00 US$

Jumlah
1.559.766,5 1.637.955,5 1.885.473,5 1.736.114,4 2.501.849,6 3.301.942,6 3.524.592,2 3.860.393,9
Total

Negara tujuan ekspor alas kaki dari Indonesia diantaranya Jepang,


Singapura, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Jerman, Belgia, Italia,
Spanyol, dll. Negara tujuan ekspor terbesar dari tahun ke tahun adalah
Amerika Serikat. Jumlah total berat bersih alas kaki yang diekspor hingga
tahun 2013 sebanyak 212.924,6 ton dengan nilai sebesar 3.860.393.900
US$. Nilai ini sangat tinggi, oleh karena itu dapat dikatakan ekspor alas
kaki mempunyai andil yang cukup besar dalam

38
menguatkan perekonomian negara. Pada gambar 1.1 merupakan
persentase grafik total jumlah bersih dan nilai ekspor alas kaki negara
Indonesia. Penurunan jumlah ekspor alas kaki paling signifikan
ditunjukan pada tahun 2009 dengan persentase penurunan jumlah
ekspor total berat bersih hingga –5,6% dan penurunan nilai FOB sebesar
–8,2%. Kemudian ditahun 2012 mengalami penurunan walaupun tidak
sebesar ditahun 2008 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar jumlah ekspor
berat bersih hingga –0,4% dan penurunan nilai FOB sebesar -6,5%.
Walaupun demikian, nilai rata – rata persentase ekspor alas kaki tahun
2006 - 2013 total jumlah bersih sebesar 8,9% dan nilai FOB sebesar
12,3%.

Gambar 1.1 Persentase ekspor alas kaki ke negera tujuan utama

Menurut BPS, data proyeksi penduduk di Indonesia hingga tahun 2035


adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4 Proyeksi penduduk Indonesia hingga tahun 2035

Tahun
2020 2025 2030 2035
Penduduk
Indonesia 271.066,40 284,829.00 296.405,10 305.652,40
(ribuan)

39
Berdasarkan tabel 1.4 hingga tahun 2035 penduduk Indonesia mencapai
305.652,40 ribu jiwa. Pertambahan jumlah penduduk berbanding lurus
dengan peningkatan konsumsi alas kaki, mengingat pentingnya kegunaan
alas kaki yang merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Selain itu,
perkembangan alas kaki tidak hanya berubah menurut fungsinya tetapi
esensinya juga mengalami perubahan. Alas kaki kini merupakan salah
satu trend fashion yang tidak akan dilupakan keberadaannya. Oleh
karena itu, pasar domestik masih memegang peran yang sangat besar
untuk menyerap hasil produksi domestik. IKM memiliki andil besar dalam
memenuhi kebutuhan alas kaki di Indonesia dimana menurut data dari
BPS jumlah perusahaan Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
tahun 2014 perusahaan mikro sebanyak 30.789 dan perusahaan kecil
12.477. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri alas kaki di
Indonesia memerlukan inovasi untuk dapat bersaing dengan pasar dunia.
Salah satu usaha untuk menciptakan nilai tambah ekonomi maupun
kualitas bidang alas kaki yaitu dengan menciptakan industri kreatif yang
memanfaatkan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu. Unsur
indusri kreatif meliputi unsur budaya, proses kreatif dan pengelolaan hak
kekayaan intelektual. Indonesia dinilai potensial untuk memegang
peranan di industri alas kaki yang berbasis industri kreatif. Kegiatan yang
terkait dengan industri kreatif meliputi:
• Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi
produk.
• Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain.
• Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan inovasi (teknologi dan ilmu
pengetahuan).
Salah satu lembaga pemerintah yang mendukung pertumbuhan
industri kreatif adalah BPIPI (Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia) di bawah Dirjen IKM, Kementerian
Perindustrian dengan berbagai aspek layanan tertutama peningkatan
kualitas SDM melalui pemberian sertifikasi personel untuk mendukung
pertumbuhan indutri kreatif alas kaki. Kualitas SDM memegang
peranan penting untuk peningkatan secara kualitas maupun ekonomi

40
untuk memenuhi produksi alas kaki yang sesuai keinginan konsumen.
Sehingga kompetensi SDM di bidang produksi komoditi alas kaki perlu
disiapkan. Untuk menjamin kompetensi tenaga kerja Indonesia serta
untuk menghadapi era persaingan bebas di pasar tenaga kerja maka SDM
industri didorong untuk memiliki sertifikasi kompetensi. Dalam rangka
menyiapkan sertifikasi kompetensi industri alas kaki di Indonesia maka
disusun SKKNI bidang industri alas kaki. Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) bidang alas kaki akan digunakan sebagai
acuan dalam pembinaan, persiapan SDM yang berkualitas, kompeten
yang diakui oleh seluruh pemangku kepentingan (stake holder) dan
berlaku secara nasional di Indonesia. SKKNI industri alas kaki merupakan
uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki
jabatan tertentu pada industri alas kaki yang berlaku secara nasional.
Perumusan SKKNI bidang industri alas kaki berdasarkan data empiris
workshop maupun diskusi dengan pihak produsen alas kaki yang potensial
di Indonesia.

Berdasarkan peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun


2009 tentang klasifikasi baku lapangan Usaha di Indonesia, adalah
sebagai berikut:

Tabel 1.5 Klasifikasi baku bidang industri alas kaki

Klasifikasi Kode Judul


Kategori C Industri Pengolahan
Golongan Pokok 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit
dan Alas Kaki
Golongan 152 Industri Alas Kaki
Sub Golongan 1520 Industri Alas Kaki
Kelompok Usaha 15200 Industri alas kaki
Penjabaran Kelompok 0
Usaha

41
2. Pengertian

1. Desain alas kaki


Desain alas kaki adalah gambar rancangan alas kaki dalam
bentuk coretan tangan atau gambar hasil aplikasi komputer.
2. Acuan alas kaki
Acuan alas kaki adalah rancangan cetakan alas kaki dalam
bentuk benda pejal yang akan menjadi cetakan bentuk alas kaki.
3. Gambar 3D
Gambar 3D adalah gambar alas kaki yang memiliki panjang, lebar
dan tinggi.
4. Sol luar (outsole)
Sol luar (outsole) adalah seluruh bagian paling bawah dari sepatu,
mulai dari depan hingga belakang sepatu.
5. Bagian atas (upper)
Bagian atas (upper) adalah seluruh bagian pada alas kaki yang
menutupi dan melingungi sebelah atas dan samping kaki, bagian
atas biasanya terdiri dari beberapa komponen yang dijahit menjadi
satu.
6. Bagian depan (vamp)
Bagian depan (vamp) adalah komponen yang berfungsi menutupi
bagian ujung dan tengah kaki.
7. Bagian samping (quarter)
Bagian samping (quarter) adalah terdiri dari dua bagian kanan dan
kiri dari satu komponen sepatu yang berfungsi untuk menutupi
bagian samping dalam dan belakang kaki.

8. Sol dalam (insole)


Sol dalam (insole) adalah komponen bagian bawah yang
menjadi fondasi sepatu, tempat untuk melekatkan bagian
atas.
9. Sol luar (outersole)
Sol luar (outersole) adalah lapisan terbawah dari sepatu yang
bersentuhan langsung dengan tanah. Bahan dari outsole ini
beragam, dapat berupa karet, plastik, kulit keras, kayu, dan
bonit. Karakteristik karet yang baik adalah yang mampu
menahan dari licin, berbentuk cengkeraman (grip).

42
10. Lapisan dalam (lining)
Lapisan dalam (lining) adalah lapisan yang ada pada sisi
dalam sepatu dan dipasang pada sekeliling dalam sepatu.
a. Lapis bagian depan (vamp lining): komponen bagian atas
sepatu yang melapisi bagian depan sebelah dalam.
b. Lapis bagian samping (quarter lining): komponen bagian
atas sepatu yang melapisi bagian samping sebelah dalam.
11. Seat
Seat adalah dudukan heel pada sepatu dimana bentuknya
harus cocok dengan heel yang dipasang dan dapat menyangga
dengan baik dan nyaman.
12. Shank
Shank adalah alat besi yang terpasang antara sole dan
insole berbentuk panjang dan tipis untuk memperkuat
lapisan sepatu, yang biasanya terdapat pada sepatu safety
atau sepatu heel.
13. Pengeras depan baja (steel toe cap)
Pengeras depan baja (steel toe cap) adalah pengeras depan
dari baja yang dipasang pada bagian depan sepatu yang
berfungsi untuk memperkuat bagian depan dan melindungi
jari-jari kaki.
14. Tatakan (stock lining)
Tatakan (stock lining) adalah pelapis sepatu yang melapisi
bagian telapak kaki.

15. Hak (heels)


Hak (heels) adalah bagian belakang (tumit) alas kaki yang
berfungsi untuk memperoleh efek tinggi pada bagian belakang
alas kaki.
16. Toe spring
Toe spring adalah alas sepatu bagian depan yang kontak
dengan lantai.
17. Grading
Grading adalah interval ukuran pada pola alas kaki.
18. Time study
Time study adalah standar waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan bagian suatu pekerjaan.

43
19. Lasting (pengopenan)
Lasting (pengopenan) adalah proses pembentukan upper
mengikuti bentuk acuan.
3. Manfaat
➢ Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan
kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian,
dan sertifikasi untuk dunia usaha/industri dan penggunaan
tenaga kerja.
➢ Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekrutmen.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.
d. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan
yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri.
➢ Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket
program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian
dan sertifikasi

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE E

( Terlampir )

44
D. PEMETAAN UNIT KOMPETENSI ALAS KAKI (FASE F)

Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Membuat Melakukan Membuat produk Membuat desain alas


alas kaki research & contoh (sample) kaki*
dari development alas kaki
bahan Membuat sample acuan
mentah alas kaki
menjadi
Memodifikasi acuan alas
produk
kaki*
jadi alas
kaki Mengoperasikan mesin
scan acuan alas kaki

Mengoperasikan mesin
CNC acuan alas kaki

Mengoperasikan mesin
copy acuan alas kaki

Mengoperasikan mesin
band saw dan
memasang C cut/
aksesoris untuk acuan
alas kaki

Membuat pola master alas


kaki secara manual*

Melakukan grading pola


alas kaki sistem manual*

45
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Membuat grading pola
alas kaki sistem
komputer*
Membuat pola bottom
alas kaki secara manual*
Membuat prototipe
(model) alas kaki* a
Membuat produk seri
(size) alas kaki*a
Mengendalikan Membuat kodefikasi
dokumen desain dokumen desain alas
alas kaki kaki
Melakukan
penyimpanan dokumen
desain alas kaki
Membuat material Membuat spesifikasi,
standar, material, komponen
spesifikasi, dan standar, dan visual
visual produk alas produk alas kaki*
kaki
Membuat alat bantu
untuk memudahkan
operator menjaga
kualitas produk alas
kaki
Pembuatan mould Membuat mould pisau
pattern baru potong upper alas kaki*
Membuat cetakan sablon
alas kaki
Membuat matras emboss
alas kaki
Membuat mould marking
alas kaki
Membuat mould injection
alas kaki

46
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Melakukan Merencanakan Membuat jadwal dan


project dan kebutuhan material
planning and mengendalikan produksi alas kaki*
inventory proses produksi
control alas kaki Menentukan kebutuhan
tenaga kerja serta
peralatan dan mesin*

Merencanakan proses
job out*

Mengendalikan jadwal
proses produksi alas
kaki*

Melakukan proses Membuat jadwal keluar


pada gudang 1/2 bahan 1/2 jadi alas kaki
jadi
Membuat jadwal masuk
bahan 1/2 jadi alas kaki

Produksi/ Memproduksi Membuat PU, PVC


pembuatan kulit sintetis lembaran
alas kaki
Membuat tekstil atau
pelapisnya

Menyatukan bagian atas


dan bawah (doubling)
dalam pembuatan bahan
imitasi*

Melakukan proses Melakukan proses


cutting cutting dengan cara
manual*

Melakukan proses
cutting dengan mesin*

Preparation upper Mengoperasikan mesin


section (persiapan) jahit bordir

Melakukan proses
bordir/jahit dengan
menggunakan mesin
bordir/jahit komputer*

Melakukan
penyablonan*

47
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Melakukan proses
emboss pada upper alas
kaki*

Melakukan proses
skiving*

Melakukan proses
folding manual

Mengoperasikan mesin
folding *

Melakukan proses
marking

Mengoperasikan mesin
laser

Melakukan proses
printing

Melakukan proses Melakukan proses jahit


stitching alas kaki dengan
menggunakan mesin
jahit

Melakukan proses jahit


dengan menggunakan
mesin jahit goodyear
welt*

Melakukan proses Membuat insole secara


pembuatan bottom manual*
Mengoperasikan mesin
press insole*
Membuat outsole secara
manual*
Membuat formula
compound outsole*
Membuat compound
outsole*
Mengoperasikan mesin
mixing compound outsole*

48
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama
Mengoperasikan mesin
extruder compound
outsole*
Mengoperasikan mesin
injeksi cetak outsole*
Mengoperasikan mesin
milling compound untuk
outsole*
Mengoperasikan mesin
cutting compound untuk
outsole*
Mengoperasikan mesin hot
cold press cetak outsole*

Membuat socklining
secara manual
Melakukan Melakukan pengopenan
pengopenan alas alas kaki secara manual*
kaki
Melakukan pengopenan
alas kaki dengan mesin*

Menyatukan upper Membuat batas


dan bottom pengasaran bagian atas
(assembling) alas alas kaki*
kaki
Melakukan proses
pengasaran (roughing)*

Mengoperasikan mesin
vulkanisasi autoclave*

Mengoperasikan mesin
cetak vulkanisasi
langsung*

Melakukan proses
pengeleman pada proses
assembling*

Melakukan perakitan
bagian atas dan bawah
alas kaki*

49
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Melakukan air Membuat formula bahan


blow (crock) untuk air blow

Mengoperasikan mesin
air blow

Melakukan Melakukan perapihan


finishing (trimming)*

Melakukan proses
pembersihan dengan
menggunakan cairan
pembersih*

Melakukan proses
pemberihan sisa benang
untuk alas kaki dengan
mesin pembakar benang
(burnishing)*

Melakukan proses poles


alas kaki*

Melakukan proses
pengemasan (packaging)
produk alas kaki*

Melakukan Membuat sistem Membuat dokumen


quality control dokumentasi manual, prosedur,
dan quality pendukung, instruksi kerja
assurance dan formulir

Mensosialisasikan
dokumentasi

Monitoring sistem Memantau jalannya sistem


berjalan sesuai yang sudah ditentukan
persyaratan

Mengevaluasi dan
memperbaiki sistem
yang sudah berjalan

Memeriksa bahan Mengoperasikan mesin


mentah alas kaki crock meter

Mengoperasikan mesin
electronic analytical
balance

50
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Mengoperasikan mesin
rub fastness tester

Mengoperasikan mesin
martindale abration
tester

Mengoperasikan mesin
outsole abrasion tester

Mengoperasikan mesin
digital hardness tester (A)

Mengoperasikan mesin
pH meter

Mengoperasikan mesin
material vamp flexer

Mengoperasikan mesin
tensile strength tester

Mengoperasikan mesin
digital lastometer

Mengoperasikan mesin
light fastness tester

Mengoperasikan mesin
impact tester

Mengoperasikan mesin
light box colour
assesment

Mengoperasikan mesin
thickness gauge

Mengoperasikan mesin
dial caliper

Mengoperasikan mesin
slip resistance

Mengoperasikan mesin
compression test

Mengoperasikan mesin
permeability absorption
apparatus

51
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Memeriksa Memeriksa kualitas


kualitas in material/barang sesuai
process product standar

Memberi rekomendasi
perbaikan kualitas
material/barang selama
proses produksi

Memeriksa Memeriksa produk jadi


produk jadi alas sesuai standar
kaki
Memberi rekomendasi
produk jadi sudah
sesuai standar

Memeriksa kualitas
dengan alat ukur

Melakukan kalibrasi alat


ukur dan alat uji

Mengoperasikan mesin
crock meter

Mengoperasikan mesin
electronic analytical
balance

Mengoperasikan mesin
rub fastness tester

Mengoperasikan mesin
martindale abration
tester

Mengoperasikan mesin
outsole abrasion tester

Mengoperasikan mesin
digital hardness tester (A)

Mengoperasikan mesin
pH meter

Mengoperasikan mesin
sole adhesion tester

Mengoperasikan mesin
material vamp flexer

52
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Mengoperasikan mesin
tensile strength tester

Mengoperasikan mesin
digital lastometer

Mengoperasikan mesin
light fastness tester

Mengoperasikan mesin
impact tester

Mengoperasikan mesin
light box colour
assesment

Mengoperasikan mesin
thickness gauge

Mengoperasikan mesin
dial caliper

Mengoperasikan mesin
slip resistance

Mengoperasikan mesin
compression test

Mengoperasikan mesin
permeability absorption
apparatus

Melakukan Melakukan Menerima dokumen dari


aktivitas penerimaan suplier (PO, packing list,
pergudangan material, invoice)/produksi (bukti
(warehouse) chemical, spare serah terima)
part, dan bahan
jadi
Memastikan kesesuaian
dokumen internal dan
eksternal dengan barang
yang diterima

Menerima barang dari


supplier/produksi

53
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Melakukan Memeriksa kuantitas


pemeriksaan
material, Memeriksa ukuran
chemical, spare (dimensi, volume)
part, dan bahan
jadi
Melakukan Menyimpan barang
penyimpanan sesuai dengan status
material,
chemical, spare Mengoperasikan alat
part dan bahan angkut penyimpanan
jadi (forklift)

Menentukan lokasi
penyimpanan barang
sesuai dengan prosedur

Melakukan Menerima planning kerja


pengeluaran material yang akan
material, dipakai produksi
chemical, spare
part, dan bahan Mempersiapkan barang
jadi yang dikeluarkan

Mengeluarkan barang
sesuai kebutuhan

Melakukan Melakukan seleksi Meminta penawaran dari


aktivitas dan evaluasi supplier
purchasing supplier
Menyeleksi dan memilih
supplier

Mengevaluasi kinerja
supplier yang digunakan

Melakukan Menyusun jadwal


pembelian kedatangan barang
material/non berdasarkan planning
material kerja

Membuat purchase order


berdasarkan permintaan
pembelian PPIC

Melakukan monitoring
kedatangan order

54
Tujuan
Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar
Utama

Melakukan Melakukan Melakukan analisis


aktivitas evaluasi proses proses produksi alas
engineering produksi kaki

Melakukan rekomendasi
untuk proses produksi
alas kaki selanjutnya

Melakukan Membuat permintaan


permintaan pembelian mesin/
pembelian & sparepart
pengontrolan
barang teknik Memeriksa mesin/
(spare part) sparepart yang dibeli

Melakukan Membuat planing cutting


pembuatan dies & tooling
cutting dies &
tooling Membuat cutting dies &
tooling

Melakukan Membuat jadwal


maintenance pemeliharaan

Membuat alat rekayasa


engineering

Merawat mesin jahit

Merawat mesin skiving

Merawat mesin injection


outsole

Merawat mesin injection


(upper + outsole)

Merawat mesin injection


air blow

Merawat mesin toelast


Keterangan:
* Fungsi Dasar yang disusun unit kompetensinya
*a Fungsi Dasar yang uraian unit kompetensi sama

55
E. DAFTAR UNIT KOMPETENSI ALAS KAKI (FASE F)

NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi


1. C.152000.001.01 Membuat Desain Alas Kaki
2. C.152000.002.01 Memodifikasi Acuan Alas Kaki
3. C.152000.003.01 Membuat Pola Master Alas Kaki Secara Manual
4. C.152000.004.01 Melakukan Grading Pola Alas Kaki Sistem
Manual
5. C.152000.005.01 Melakukan Grading Pola Alas Kaki Sistem
Komputer
6. C.152000.006.01 Membuat Pola Bottom Alas Kaki Secara Manual
7. C.152000.007.01 Membuat Prototipe (Model) Alas Kaki
8. C.152000.008.01 Membuat Spesifikasi, Material, Komponen
Standar, dan Visual Produk Alas Kaki
9. C.152000.009.01 Membuat Mould Pisau Potong Upper Alas Kaki
10. C.152000.010.01 Membuat Jadwal dan Kebutuhan Material
Produksi Alas Kaki
11. C.152000.011.01 Menentukan Kebutuhan Tenaga Kerja serta
Peralatan dan Mesin
12. C.152000.012.01 Merencanakan Proses Job Out
13. C.152000.013.01 Mengendalikan Jadwal Proses Produksi Alas
Kaki
14. C.152000.014.01 Menyatukan Bagian Atas dan Bawah (Doubling)
dalam Pembuatan Bahan Imitasi
15. C.152000.015.01 Melakukan Proses Cutting dengan cara Manual
16. C.152000.016.01 Melakukan Proses Cutting dengan Mesin
17. C.152000.017.01 Melakukan Proses Bordir/Jahit dengan
Menggunakan Mesin Bordir/Jahit Komputer
18. C.152000.018.01 Melakukan Penyablonan
19. C.152000.019.01 Melakukan Proses Emboss pada Upper Alas Kaki
20. C.152000.020.01 Melakukan Proses Skiving
21. C.152000.021.01 Mengoperasikan Mesin Folding
22. C.152000.022.01 Melakukan Proses Jahit Alas Kaki dengan
Menggunakan Mesin Jahit
23. C.152000.023.01 Melakukan Proses Jahit dengan Menggunakan
Mesin Jahit Goodyear Welt
24. C.152000.024.01 Membuat Insole Secara Manual
25. C.152000.025.01 Mengoperasikan Mesin Press Insole

56
NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi
26. C.152000.026.01 Membuat Outsole Secara Manual
27. C.152000.027.01 Membuat Formula Compound Outsole
28. C.152000.028.01 Membuat Compound Outsole
29. C.152000.029.01 Mengoperasikan Mesin Mixing Compound Outsole
30. C.152000.030.01 Mengoperasikan Mesin Extruder Compound
Outsole
31. C.152000.031.01 Mengoperasikan Mesin Injeksi Cetak Outsole
32. C.152000.032.01 Mengoperasikan Mesin Milling Compound untuk
Outsole
33. C.152000.033.01 Mengoperasikan Mesin Cutting Compound untuk
Outsole
34. C.152000.034.01 Mengoperasikan Mesin Hot Cold Press Cetak
Outsole
35. C.152000.035.01 Melakukan Pengopenan Alas Kaki Secara
Manual
36. C.152000.036.01 Melakukan Pengopenan Alas Kaki dengan Mesin
37. C.152000.037.01 Membuat Batas Pengasaran Bagian Atas Alas
Kaki
38. C.152000.038.01 Melakukan Proses Pengasaran (Roughing)
39. C.152000.039.01 Mengoperasikan Mesin Vulkanisasi Autoclave
40. C.152000.040.01 Mengoperasikan Mesin Cetak Vulkanisasi
Langsung
41. C.152000.041.01 Melakukan Proses Pengeleman Pada Proses
Assembling
42. C.152000.042.02 Melakukan Perakitan Bagian Atas dan Bawah
Alas Kaki
43. C.152000.043.02 Melakukan Perapihan (Trimming)
44. C.152000.044.02 Melakukan Proses Pembersihan dengan
Menggunakan Cairan Pembersih
45. C.152000.045.02 Melakukan Proses Pemberihan Sisa Benang
untuk Alas Kaki dengan Mesin Pembakar Benang
(Burnishing)
46. C.152000.046.02 Melakukan Proses Poles Alas Kaki
47. C.152000.047.02 Melakukan Proses Pengemasan (Packaging)
Produk Alas Kaki

57
F. PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah
tempat uji yang merepresentasikan tempat kerja, serta
dilengkapi dengan peralatan untuk demonstrasi atau
praktik.
1.2 Penilaian harus mencakup seluruh elemen kompetensi,
untuk menetapkan pencapaian kompetensi dan untuk
mengumpulkan bukti dari aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja.
1.3 Penilaian keterampilan dan sikap kerja dapat dilakukan
dengan menggunakan kombinasi metode pengujian.
Kombinasi metode pengujian tersebut, antara lain: tes
tertulis/wawancara, praktik/observasi atau evaluasi
portofolio.

2. Sikap kerja yang diperlukan


2.1 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak
Mulia (Jujur)
2.2 Berkebinekaan global (saling menghormati dan menghargai orang
lain)
2.3 Gotong Royong (Kerjasama)
2.4 Mandiri (Disiplin)
2.5 Bernalar Kritis (Teliti, Cermat)
2.6 Kreatif (selalu memberikan solusi atau ide-ide baru dalam
memecahkan masalah)

3. Bentuk Penilaian
3.1 Skill Pasport
3.2 Tugas Akhir
3.3 Uji Kompetensi Keahlian
3.4 Sertifikasi Kompetensi melalui LSP P1-SMKN 3 Tasikmalaya
3.5 Sertifikasi Kompetensi melalui LSP P3

58
PENUTUP

Dengan ditetapkannya kurikulum berbasis Industri alas kaki untuk


Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan Imitasi pada satuan
Pendidikan SMK Negeri 3 Tasikmalaya, maka kurikulum ini secara resmi menjadi
acuan standart dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar mulai dari
perencanaan, proses, penilaian dan pembiayaan.

Akhirnya, semoga Allah SWT. Melimpahkan rakhmat-Nya sehingga


Sinkronisasi Kurikulum Konsentrasi Keahlian Desain dan Produksi Kriya Kulit dan
Imitasi di SMK Negeri 3 Tasikmalaya dapat diimplementasikan dan berhasil sesuai
harapan. Aamiin.

Tasikmalaya, …. September 2021

Mengetahui,

Kepala Sekolah Kepala Bengkel


SMK Negeri 3 Tasikmalaya

Drs. H.Oom Suparmas, M.Pd Abdul Jahid, S.Pd


NIP. 19620910198603 1 011 NIP. 19630721198903 1 008

Menyetujui,

Perusahaan
PT. Shoetown Ligung Indonesia

…………………………………..

59
60
CAPAIAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : Seni dan Ekonomi Kreatif


Program Keahlian : Desain dan Produksi Kriya
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya
Waktu : 216 Jam Pelajaran

A. Rasional
Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya merupakan mata pelajaran yang
berisi kompetensi yang mendasari penguasaan desain dan produksi kriya,
yaitu pemahaman tentang perkembangan desain kriya, kebutuhan pasar
kriya, kreativitas desain kriya, inovasi produk kriya, menghargai Hak atas
Kekayaan Intelektual (HaKI), serta memiliki karakter pelajar Pancasila.
Selain itu juga menjadi landasan bagi peserta didik di kelas XI dan XII untuk
mendalami desain dan produksi kriya secara utuh dengan konsentrasi
keahlian diantaranya: kriya kreatif batik dan tekstil, kriya kreatif kulit dan
imitasi, kriya kreatif keramik, kriya kreatif logam dan perhiasan, serta kriya
kreatif kayu dan rotan.

Fungsi mata pelajaran Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya untuk


mengasah sensitivitas secara objektif dan imajinatif melalui proses
eksplorasi atau eksperimen sehingga menemukan bentuk-bentuk visual
yang estetis, kreatif, inovatif, serta membangun nilai-nilai baru secara
mandiri. Selain itu, menumbuhkan kebanggaan pada peserta didik terhadap
profesi di bidang desain dan produksi kriya antara lain sebagai desainer
produk kriya, visualisator, pekerja di industri kriya atau menjadi pengusaha
pemula (startup) di bidang kriya.

Lingkup mata pelajaran Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya meliputi


pemahaman secara utuh dan menyeluruh tentang profesi dan industri seni
kriya yang sedang berkembang, serta peran industri kreatif kriya dalam
meningkatkan ekonomi bangsa, memahami prosedur Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan lingkungan hidup (K3LH), memahami korelasi antara
desain (prototipe), produksi, dan pasar, serta dapat mendesain baik secara
manual maupun digital.
Mata pelajaran Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya berkontribusi dalam
memampukan peserta didik menjadi warga yang menguasai keahlian di
bidang desain dan produksi kriya, dengan memegang teguh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia terhadap manusia dan
alam, bernalar kritis, mandiri, kreatif, komunikatif dan adaptif terhadap
lingkungan sebagai bentuk penerapan profil pelajar pancasila.

B. Tujuan
Mata pelajaran Dasar–dasar Desain dan Produksi Kriya bertujuan
membekali peserta didik dengan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap (hardskill, softskill, dan karakter meliputi:
1. Memahami proses bisnis di industri kreatif bidang desain dan produksi
kriya;
2. Memahami perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja serta
isu-isu global terkait dunia industri di bidang desain dan produksi kriya;
3. Memahami teknik dasar proses produksi pada industri Desain dan
Produksi Kriya;
4. Memahami profil teknopreneur, peluang usaha dan dunia
pekerjaan/profesi dalam bidang desain dan produksi kriya;
5. Memiliki wawasan Seni, Desain, dan Kriya;
6. Menggambar Desain dan Produksi Kriya;
7. Memahami dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya;
8. Memahami portofolio Desain dan Produksi Kriya.

C. Karakteristik
Mata Pelajaran Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya memiliki karakter
utama estetis, kreatif, ergonomik, fungsional/hiasan, dan berkarakter
Indonesia (potensi budaya dan alam) yang dapat bersaing dalam pasar
global. Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya melatih peserta didik dalam
proses penciptaan kriya meliputi: berpikir kritis dan pemecahan masalah
kebutuhan pengembangan produk kriya, eksplorasi gagasan, eksplorasi
tampilan artistik, kerja produktif dalam manufaktur produk kriya, dan
pemasaran produk kriya lingkup lokal, nasional dan global.

Pada awal pembelajaran peserta didik dikenalkan secara holistik tentang


desain dan produksi kriya antara lain isu - isu penting perkembangan seni
kriya, industri seni kriya, lapangan kerja, jabatan kerja atau usaha secara
mandiri setelah lulus dari Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya dan
konsentrasi yang dipelajari pada kelas XI dan XII untuk menumbuhkan
passion (renjana), vision (visi), imajinasi, dan kreativitas melalui:
1. Pembelajaran di kelas;
2. Pembelajaran di studio;
3. Kegiatan berbasis projek sederhana;
4. Pembelajaran Teaching Factory;
5. Berinteraksi dengan alumni atau guru tamu dari praktisi industri desain
dan produksi kriya sebagai motivasi bagi siswa;
6. Berkunjung pada industri desain dan produksi kriya yang relevan baik
yang berskala kecil (UMKM) atau yang berskala besar;
7. Pencarian informasi melalui media digital.
Tahapan tersebut di atas membutuhkan porsi dominan (sekitar 75%) pada
pembelajaran untuk pengembangan soft skills, sebelum mempelajari aspek
hard skills sebagaimana tercantum pada elemen mata pelajaran.

Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran sesuai dengan


karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan berbagai variasi model pembelajaran, antara
lain model pembelajaran project-based learning, problem-based learning, dan
model-model pembelajaran lainnya sesuai dengan karakteristik materi, serta
metode pembelajaran yang menyenangkan dan menumbuhkan kemandirian,
seperti diskusi, observasi, eksperimen, peragaan/demonstrasi. Penilaian
meliputi aspek pengetahuan (tes dan non tes), sikap (observasi) dan
keterampilan (proses, produk dan portofolio). Pembelajaran Dasar-dasar
Desain dan Produksi Kriya dapat dilakukan secara sistem blok (block system)
disesuaikan dengan karakteristik elemen yang dipelajari.

Mata Pelajaran Dasar-dasar Desain dan Produksi Kriya terdiri atas 8 elemen
dengan deskripsi sebagai berikut:

Elemen Deskripsi

Proses bisnis di industri kreatif Meliputi pemahaman dan penerapan


bidang desain dan produksi kriya peserta didik terkait Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
(K3LH), proses desain produk kriya yang
berkelanjutan (sustainability design), proses
eksplorasi desain, proses Gambar kerja
manual dan Digital (2D dan 3D), proses
produksi kriya menggunakan alat manual
atau masinal, pengemasan produk,
distribusi produk antar bagian, delivery
produk kepada customer, pengembangan
SDM di industri desain dan produksi kriya.
Perkembangan teknologi di Meliputi pemahaman peserta didik tentang
industri dan dunia kerja serta isu- wawasan seni kriya kuno dan kini,
isu global terkait dunia industri di perkembangan proses produksi industri
bidang desain dan produksi kriya desain dan produksi kriya yang masih
konvensional sampai dengan penggunaan
alat/mesin dengan teknologi modern,
penggunaan aplikasi gambar digital
(SketchUp, AutoCad, 3DMax,Corel Draw,
Photoshop,dll), aplikasi Marketplace
berbasis Online, Industri 4.0, Internet of
Things (IOT), Digital Teknologi dalam dunia
industri, Fractal Art, isu pemanasan global,
perubahan iklim, aspek-aspek (singkat)
ketenagakerjaan, Product Life Cycle
(Pengertian, Tahapan, Karakteristik dan
Strategi) sampai dengan reuse, recycling,
dan reduce.

Teknik dasar proses produksi Meliputi Pemahaman komprehensif peserta


pada industri desain dan produksi didik, melalui kegiatan praktikal yang
kriya mencukupi untuk fase pengenalan, terkait
dengan seluruh proses produksi dan
teknologi yang diaplikasikan dalam
industri; meliputi praktek penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan hidup, teknik komunikasi antar
bagian, eksplorasi desain yang kreatif,
inovatif dan imajinatif, pembuatan
rancangan desain produk kriya, pembuatan
prototype/mockup, penyiapan alat dan
bahan, pembuatan pola, perakitan
komponen baik secara manual maupun
masinal, proses finishing, uji kelayakan dan
presentasi produk kepada publik.

Profil technopreneur, peluang Meliputi: Pengenalan peserta didik tentang


usaha dan dunia profil technopreneur yang memiliki
pekerjaan/profesi dalam bidang spesifikasi pemahaman tentang industri
desain dan produksi kriya kriya, profesi dalam bidang kriya, peluang
usaha, dan proses produksi kriya dari hulu
sampai hilir dalam membangun vision dan
passion, serta melakukan pembelajaran
berbasis projek riil sebagai simulasi projek
kewirausahaan.

Wawasan seni, desain dan kriya Lingkup pembelajaran meliputi konsep


dasar seni, desain, dan kriya, serta
perkembangan desain, perkembangan
kriya, dan fungsi kriya (terapan dan
hiasan).

Gambar desain dan produksi Lingkup pembelajaran meliputi pengenalan


kriya desain dasar dua dan tiga dimensional,
gambar proyeksi, perspektif, gambar
ornamen, gambar alam benda, dan gambar
kerja baik secara manual maupun digital.

Dasar-dasar desain dan produksi Lingkup pembelajaran meliputi


kriya keterampilan design brief (ringkasan
desain), riset pasar, pengembangan ide,
gambar kerja, perencanaan produksi,
proses produksi (prototype), uji produk,
serta evaluasi proses dan produk.

Portofolio desain dan produksi Lingkup pembelajaran meliputi


kriya keterampilan kerja pengarsipan/arsiparis
terkait pembuatan desain dan produksi
kriya, serta teknik presentasi.

D. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E (kelas X SMK), peserta didik akan mendapatkan gambaran
mengenai Program Keahlian Desain dan Produksi Kriya secara komprehensif
terkait profesi dalam bidang kriya, industri kriya, kriya nusantara, kepekaan
terhadap lingkungan, peluang usaha kriya, perkembangan desain kriya, lini
produksi kriya, pasar produk kriya, serta HaKI, sehingga tumbuh passion
(renjana) dan vision (visi) peserta didik untuk merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan aktivitas belajarnya.
Selain itu, pada akhir fase E pada aspek hard skills peserta didik mampu
memahami dan menerapkan elemen-elemen kompetensi pada mata
pelajaran dasar - dasar desain dan produksi kriya:

Elemen Capaian Pembelajaran

Proses bisnis di industri kreatif Pada akhir fase E, peserta didik dapat
bidang desain dan produksi kriya menjelaskan manajemen/pengelolaan
secara menyeluruh dalam proses bisnis di
industri kreatif bidang desain dan produksi
kriya dan berbagai model industri lainnya.

Perkembangan Teknologi di Pada akhir fase E, peserta didik mampu


industri dan dunia kerja serta isu- mendeskripsikan wawasan seni kriya kuno
isu global terkait dunia industri di dan kini, perkembangan proses produksi
bidang desain dan produksi kriya industri desain dan produksi kriya yang
masih konvensional sampai dengan
penggunaan alat/mesin dengan teknologi
modern, penggunaan aplikasi gambar
digital (SketchUp, AutoCad, 3DMax, Corel
Draw, Photoshop,dll), aplikasi Marketplace
berbasis online, Industri 4.0, Internet of
Things (IOT), digital teknologi dalam dunia
industri, Fractal Art, isu pemanasan global,
perubahan iklim, aspek-aspek (singkat)
ketenagakerjaan, Product Life Cycle
(Pengertian, tahapan, karakteristik dan
Strategi) sampai dengan reuse, recycling,
reduce secara bersama-sama, individu,
teliti dan bertanggung jawab.
Teknik dasar proses produksi Pada akhir fase E, peserta didik mampu
pada industri desain dan produksi mendeskripsikan kegiatan praktikal yang
kriya mencukupi untuk fase pengenalan, terkait
dengan seluruh proses produksi dan
teknologi yang diaplikasikan dalam
industri; meliputi praktek penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja dan
lingkungan hidup, teknik komunikasi antar
bagian, eksplorasi desain yang kreatif,
inovatif dan imajinatif, pembuatan
rancangan desain produk kriya, pembuatan
prototype/mockup, penyiapan alat dan
bahan, pembuatan pola, perakitan
komponen baik secara manual maupun
masinal, proses finishing, uji kelayakan
dan presentasi produk kepada public
secara bersama-sama, tanggungjawab,
teliti.

Profil technopreneur, peluang Pada akhir fase E, peserta didik mampu


usaha dan dunia mendeskripsikan profil technopreneur yang
pekerjaan/profesi dalam bidang meliputi spesifikasi pemahaman tentang
desain dan produksi kriya industri kriya, profesi dalam bidang kriya,
peluang usaha, dan proses produksi kriya
dari hulu sampai hilir dalam membangun
vision dan passion, serta melakukan
pembelajaran berbasis projek riil sebagai
simulasi projek kewirausahaan secara
kreatif, mandiri dan bersama, tanggung
jawab, jujur.

Wawasan seni, desain, dan kriya Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menjelaskan konsep dasar seni, desain,
dan kriya, serta perkembangan desain,
perkembangan kriya, dan fungsi kriya
(terapan dan hiasan) secara kritis, mandiri,
bersama, dan bertanggung jawab.

Gambar desain dan produksi Pada akhir fase E, peserta didik mampu
kriya menjelaskan pengalamannya saat membuat
gambar desain dasar dua dan tiga
dimensional, gambar proyeksi, perspektif,
gambar ornamen, gambar alam benda, dan
gambar kerja baik manual maupun digital
secara kreatif, mandiri dan bersama,
tanggung jawab, teliti.

Dasar-dasar desain dan produksi Pada akhir fase E, peserta didik mampu
kriya menjelaskan lingkup design brief
(ringkasan desain), riset pasar,
pengembangan ide, gambar kerja,
perencanaan produksi, proses produksi
(prototipe), uji produk, serta evaluasi
proses dan produk kreatif, mandiri dan
bersama, tanggung jawab, teliti.

Portofolio desain dan produksi Pada akhir fase E, peserta didik dapat
kriya melakukan pengarsipan/arsiparis terkait
pembuatan desain dan produksi kriya,
serta teknik presentasi secara jujur, teliti,
sehingga mampu mempengaruhi minat
dan selera orang lain terhadap produk
kriya.

E. Referensi
1. Struktur Kurikulum Merdeka Belajar.
2. Standar Kompetensi Nasional (SKN) Bidang Keahlian Kriya Tahun 2004.
3. Skema KKNI Level II Pada Kompetensi Keahlian Kriya Kreatif Tahun
2017.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
5. Agus Mulyadi. (2017), Dasar-Dasar Desain & Produk, Pusat Penerbitan
LP2MPP ISI Denpasar.
6. Bambang Irawan, Priscilla Tamara. (2013), Dasar-Dasar Desain Untuk
Arsitektur, Interior, Seni Rupa, Desain Produk Industri Dan Desain
Komunikasi Visual, Griya Kreasi.
7. Maptuh. (2014) Modul Pembelajaran Desain Produk Kriya SMK Kelas X,
SMKN 3 Tasikmalaya Proyek Bantuan SMK Berprestasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai