Hari Buku Nasional
Hari Buku Nasional
Penetapan Hari Buku Nasional jadi salah satu upaya pemerintah untuk memacu
minat baca masyarakat Indonesia.Rencana itu dilatarbelakangi kondisi bangsa
Indonesia yang ketika itu masih lebih banyak mempertahankan tradisi lisan
dibanding menjawab tuntutan informasi dengan banyak membaca.
Sebelum membahas mengenai minat baca, hal pertama yang harus dilakukan
adalah menghapus angka buta huruf di Indonesia. Nyatanya, di zaman teknologi
serba maju saat ini, masih ada sekitar 1,93% penduduk Indonesia yang buta huruf,
berdasarkan laporan BPS 2020.
Angka buta huruf fungsional Indonesia ini ditetapkan berdasarkan laporan survei
Programme for International Student Assesment (PISA) dan The Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD). Sebagai misal, dalam laporan
survei PISA 2018, nilai siswa Indonesia masuk ke jajaran terendah untuk
pengukuran kemampuan membaca matematika, dan sains. Pada kategori
kemampuan membaca, Indonesia menempati peringkat ke-6 dari bawah (74)
dengan skor rata-rata 371. Turun dari peringkat 64 pada tahun 2015.
Secara umum masyarakat Saat itu, minat baca di Indonesia masih rendah, yaitu
rata-ratanya hanya sekitar 18.000 judul buku per tahun. Bila dibandingkan, kita
tertinggal sangat jauh dengan Tiongkok. Rata-rata minat baca masyarakat
Tiongkok adalah 140.000 judul buku per tahun. Dengan adanya Hari Buku
Nasional, diharapkan masyarakat jadi lebi suka membaca.
Dilihat dari data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen,
atau hanya ada 1 dari 1,000 orang Indonesia yang rajin membaca. Berdasarkan
riset lain yang bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked dari Central
Connecticut State University (Maret 2016), Indonesia ada di leringkat ke-60 dari
61 negara untuk masalah minat baca. Posisinya ada di bawah Thailand dan di atas
Bostwana. Melalui Harbuknas ini. Diharapkan dapat mendorong minat baca dan
meningkatkan tingkat literasi Indonesia di dunia.
Hari Buku Nasional juga diharapkan bisa meningkatkan penjualan buku yang
sejalan dengan permintaan buku dari masyarakat. Untuk meningkatkan minat
baca, masyarakat Indonesia harus sadar tentang betapa pentingnya membaca
buku. Dengan membaca buku, masyarakat bisa memiliki wawasan tambahan.
Masyarakat bisa meminjam buku ke perpustakaan umum atau bisa juga
membelinya di toko buku. Dengan meminjam buku ke perpustakaan umum,
masyarakat tidak perlu membeli dan memikirkan tempat untuk penyimpanan
buku.
Sumber :
Kompas.com
Tribunnews.com
Tirto.id