Anda di halaman 1dari 3

“Urgensi Literasi Bagi Pelajar di Indonesia”

Pendidikan tak lepas dengan kegiatan literai. Literasi adalah  kemampuan


seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses
membaca dan menulis. Literasi menjadi aspek yang fundamental dalam kemajuan
di dunia pendidikan.

Salah satu problematika pendidikan yang ada di Indonesia adalah


rendahnya tingkat literasi. Menurut riset Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022,
tingkat kegemaran membaca masyarakat di Indonesia secara keseluruhan berada
di angka 59,52 dengan durasi membaca 4-5 jam per minggu dan 4-5 buku per
triwulan.

Tingkat literasi di Indonesia berada dalam 10 peringkat terbawah. Dengan


tingkat literasi yang rendah ini, dapat menyebabkan beberapa akibat seperti,
berkurangnya produktivitas masyarakat, meningkatnya tingkat kemiskinan,
meningkatnya angka kriminalitas dalam suatu negara, mudah percaya dengan
berita-berita hoax. Akibat hal tersebut akan membuat suatu negara dengan tingkat
literasi rendah sulit untuk maju.
Menurut hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 menunjukkan bahwa
Indonesia mengalami darurat literasi: 1 dari 2 peserta didik belum mencapai
kompetensi minimum literasi. Sangat disayangkan sebagai salah satu negara yang
memilki cakupan wilayah yang luas namun masih sedikitnya kesadaran dalam
literasi. Sebagai pendidik tentunya harus memiliki trobosan-trobosan agar literasi
di negara Indonesia menjadi lebih baik.

Menurut hasil dari PISA 20 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa skor
literasi dalam hal ini adalah mengenai aspek membaca masih rendah dan belum
mengalami perubahan yang signifikan di negara OECD.

Sebagai salah satu negara berkembang tentulah sangat disayangkan ketika


kita sebagai generasi milineal acuh tak acuh terhadap problematikan pendidikan.
Membaca dan menulis merupakan komponen yang sangat urgen untuk
mendongkrak prestasi Indonesia dalam hal bidang pendidikan.

Untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia maka diperlukan solusi


salah satunya adalah penyediaan buku bacaan yang bermutu. Pada tahun 2022,
Kemendikbudristek menyediakan lebih dari 15 juta buku bacaan yang bermutu
sebagai penunjang dalam pembelajaran. Secara kongkret pemerintah sudah
memberikan perhatian terhadap pendidikan di Indonesia.

Dalam hal ini peran guru sangatlah urgen. Ketika buku-buku yang
bermutu sudah didistribusikan oleh Kemendikbudristek, maka tugas guru dan
lembaga pendidikan tersebut adalah meningkatkan kualitas pembelajaran yang
baik.

Selain itu, lembaga pendidikan pun harus menyediakan fasilitas dalam


mengembangkan kemampuan membaca maupun menulis. seperti penyediaan
taman bacaan ataupun peningkatan kualitas perpustakaan. Di mana tempat-tempat
tersebut haruslah memberikan kenyamanan bagi pengujung.
Contoh lainnya adalah mengaktifkan ektrakurikuler Mading (Majalah
Dinding) di lembaga-lembaga pendidikan. Alasan pengaktifan ekstrakurikuler
tersebut karena untuk membuat tulisan yang bagus dan berkualitas maka
diperlukan pembiasaan siswa dalam membaca. Sebab dari membaca-lah
pengetahuan yang terdapat dalam bacaan dapat dipahami yang kemudian dapat
dituangkan oleh siswa ke dalam karya tulis.

Anda mungkin juga menyukai