Kemandirian, kata itu adalah kunci pada konsep Merdeka Belajar.
Konsep Merdeka Belajar, filosofinya, anchor-nya filosofi Bapak Pendidikan kita, Ki
Hajar Dewantara yaitu ini kalau semboyan yang selalu digaungkan adalah Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani . Guru itu memberikan teladan, Ing ngarso sung tulodo, ketika di depan. Ketika di tengah, membangkitkan semangat, mangun karso. Lalu kemudian ketika di belakang itu mendorong muridnya, Tut wuri handayani. Mendorong dari belakang supaya muridnya ini mandiri, independen Dengan kata lain merdeka. Ini sebenarnya filosofi dari Bapak Pendidikan kita ingin menciptakan murid-murid yang mandiri, murid-murid yang merdeka. Jadi Tut wuri handayani ini bukan slogan yang kedengarannya indah, digaung- gaungkan, ada esensi yang sangat dalam, yang sebenarnya sudah dititipkan oleh Bapak Pendidikan kita yaitu untuk menciptakan kemerdekaan belajar murid-murid yang mandiri Ki Hajar Dewantara atau Soewardi Surjaningrat Dikenal sebagai tokoh pendidikan yang menolak praktik pendidikan yang mengandalkan kekerasan. Dan berjuang menyebarkan konsep pendidikan ala Taman Siswa. Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga mengedepankan pendidikan karakter. Beliau mengajarkan bagaimana kita bisa memerdekakan diri kita sendiri dan tentu saja merdeka sebagai rakyat, bangsa dan Negara. Salah satu prinsip yang diajarkan beliau adalah ngandel, kandel, kendel, dan bandel. Ngandel berarti percaya diri, kandel berarti tebal dan berisi, kendel berarti berani sedangkan bandel berarti pantang menyerah. Singkatnya Ki Hajar Dewantara mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang percaya diri dan berani baik sebagai individu maupun bagian dari sebuah bangsa. Cukup jelas relevansinya konsep pendidikan yang digagas Ki Hajar Dewantara dengan Mendikbud, Nadiem Kariem, bahwa sejatinya dalam proses belajar mengajar itu haruslah ada semacam merdeka belajar, yang tanpa harus di intervensi dengan beragam aturan dan sistem yang ujung-ujungnya malah membuat peserta didik kurang mendapat tempat dalam menyalurkan potensi yang dimilikinya. Dan terpenting pula penyemaian karakter yang baik ke dalam diri peserta didik juga harus menjadi fokus utama. Sesuai dengan Perpres Nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter.