LP Oksigenasi Rosvitahrufufbffbjd

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

I. KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. DEFINISI

    Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Tarwoto dan
Wartonah, 2006).   Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau
sel ( Carpeniti-Moyet, 2006).Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oksigen
adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel.

B. FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

1.Hidung
Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga
hidung. Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap dengan
adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara disaring dari
benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain
itu udara juga disesuaikan suhunya agar sesuai dengan suhu tubuh.
2.Faring
Faring merupakan ruang dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan
masuknya udara dsri ronggs hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis)
yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan.
3.Laring
Laring/pangkal batang tenggorokan / kotak suara. Laring terdiri atas
tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis, (tulang rawan penutup) dan tulang rawan
trikoid (cincin stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding
laring bagian dalam.
4.Trakhea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot
polos dan tulang rawan yang berbentuk hurup ’C’ pada jarak yang sangat teratur.
Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat
menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-
benda asing ke hulu saluran pernapasan sebelum masuk ke paru-paru bersama
udara penapasan.
5.Bronkus
Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang
satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan.
Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot
polos dan cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih
mendatar dari pada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-
paru kanan lebih mudah terserang penyakit
6.Bronkiolus
Bronkeolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan
salurannya lebih tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih
halus.
7.Alveolus
Saluran akhir dari saluran pernapasan yang berupa gelembung-gelembung
udara. Dinding aleolus sanat tipis setebal silapis sel, lembap dan berdekatan
dengan kapiler- kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya
luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada
bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel
darah, sedangkan perukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.
8.Paru-paru
Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang
rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot dafragma yang kuat. Paru-paru
merupakan himpunana dari bronkeulus, saccus alveolaris dan alveolus. Diantara
selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi
paru-paru pada saat mengembang dan mengempis. Mengembang dan
mengempisnya paru-paru disebabkan karena adanya perubahan tekana rongga
dada
C. ETIOLOGI

a. Reseptor-reseptor mekanik pada otot-otot pernapasan paru, dan dinding dada; dalam
teori tegangan-panjang, elemen-elemen sensoris, gelendong otot pada khususnya,
berperan penting dalam membandingkan tegangan dalam otot dengan derajat
elastisitasnya; dispnea terjadi bila tegangan yang ada tidak cukup besar untuk satu
panjang otot (volume napas tercapai).
b.Kemoreseptor untuk tegangan CO2 dan O2 (teori utang-oksigen).
c. Peningkatan kerja pernapasan yang mengakibatkan sangat meningkatnya rasa sesak
napas.
d. Ketidakseimbangan antara kerja pernapasan dengan kapasitas ventilasi.
e. umur
f. lingkungan
g. aktivitas
h. infeksi
i. Depresi Sistem saraf pusat
j. lingkungan

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis pada gangguan eliminasi yang berhubungan dengan penyakit


adalah sebagai berikut :

1.Tanda Gagal nafas total


a. Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
b. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta
tidak ada pengembangan dada pada inspirasi
c. Adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi buatan
d.Gagal nafas parsial
·         e.Terdenganr suara nafas tambahan gurgling, snoring, dan wheezing.
·         f.Ada retraksi dada

2.Gejala
·          Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
·         Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

E. PATHWAYS

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGENASI

1.    Faktor Fisiologi


a. Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).
b. Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.
c. Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah
menurun.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll.
e.  Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas ).
2.    Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
c. Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.
d.Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres.
e.Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteoriklerosis dan
ekspansi paru menurun.
3.Faktor Perilaku
a. Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.
b.Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.
c.Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
d.Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan
penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
4.Faktor Lingkungan
a.Tempat kerja ( polusi ).
b.Suhu lingkungan.
c.Ketinggian tempat dari permukaan laut.

G. MACAM-MACAM GANGGUAN YANG MUNGIN TERJADI

 Sesak napas

 Gagal napas

 Asma

H. KOMPLIKASI

a. Penurunan kesadaran
b. Hipoksia

c. Disorientasi

d. Gelisah dan cemas

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

                     Laboratorium : Hb 14,4 unium 53 mj / dl kreatinin parah 1,19

Radiologi : korliomegali

EKG :UDH ,Ischemik miocroral coluium

J. MASALAH KEPERAWATAN

a. Bersihan jalan napas tidak effektif


Bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu
ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan sehubungan dengan
ketidakmampuan untuk batuk efektif.
b. Pola napas tidak effektif
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan
ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernafasan
c. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan jalannya
gas ( oksigen dan karbon dioksida ) yang aktual antara alveoli paru-paru dan sistem
vaskuler.

K. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Medis

a. Diet

b. Pemberian RL 8 tpm

c. Terapi oksigen
d. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP

e.    Fisioterapi dada

f.    Pemantauan hemodinamik/jantung

g. Pengobatan

h.   Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan

Penatalaksanaan Keperawatan

a. Kolaborasi dalam pemberian therapi

b. Kolaborasi dalam pemberian cairan infus

c. Memonitor jalannya pernapasan

II. RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat Keperawatan

Pasien dating dengan keluhan sesak napas,nyeri perut, dan ulu hati

2. Pemeriksaan Fisik

a.Keadaan umum

-wajah pucat

-sesak napas

-nyeri perut

b.TTV

TD :160 /100

S :36,2

RR :22
N : 76

BB : 50

TB :150 CM

c . Skala : Sedang

d. Pemeriksaan Penujang

- Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan HB

- Pemeriksaan EKG untuk dat penunjang apabila ada nyeri tekan

B . Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul : Pola napas tidak effektif

a. Definisi :

Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran


pernapasan guna memperahankan jalan napas bersih

b. Batasan Karakteristik: Menunjukkkan pola nafas efektif dengan frekuensi


nafas 16-20 kali/menit dan irama teratur

C . Faktor yang berhubungan: Air way managemnt

Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan oksigenasi

A .Pengkajian

1 .Identitas klien

Nama : Ny.S

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 49 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa


Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Klapaing gading kulon rt 04/12 kec. wangon

2.Keluhan Utama :

Pasien mengatakan sesak napas ,nyeri ulu hati

3.Riwayat Penyakit Sekarang :

Hasil pemeriksaan pasien ditemukan penyakit CHF

. Riwayat Penyakit terdahulu

Pasien mengatakan bahwa dulu sering terkena sesak napas

4.Riwayat kesehatan lingkungan

Klien mengatakan bahwa klien tinggal di tempat pada lingkungan

5.Riwayat Psikososial

Pasien mengatakan takut akan penyakitnya sekarang bisa menyebabkan kematian

6.Riwayat pekejaan pola hidup

Klien mengatakan bekerja sebagai pedagang

7.Data Fokus

DATA FOKUS DATA OBJEKTIF

-Klien mengatakan sering sesak napas -Suhu :36,2

-Nyei ulu hati -BB menurun

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Pola napas tidak effektif berhubungan dengan air way managemnt

a. Definisi:

Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan


guna memperahankan jalan napas bersih

b. Batasan Karakteristik: Menunjukkkan pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-
20 kali/menit dan irama teratur

c. Faktor yang berhubungan: Air way managemnt

1. Diagnosa 2: Nyeri akut b.d agen cedera biologis

a. Definisi: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul


akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association for the Study of Pain) awitan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi.

b. Batasan Karakteristik: Ekspresi wajah nyeri (mata kurang bercahaya, gerakan mata
tetap pada satu focus, meringis), keluhan tentang intensitas menggunakan standar
skala nyeri (skala penilaian numeric 3), laporan tentang perilaku nyeri,
mengekspresikan perilaku (gelisah)

c. Faktor yang berhubungan: agen cedera biologis (prosedur iskemik)

B. PERENCANAAN

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Pola napas tidak Tidak a. Posisikan pasien untuk a. Posisi semi
effektif didapatkan memaksimalkan fowler
penggunaan ventilasi b. Memonitor
alat – alat irama napas
b. Auskultasi suara napas
tambahan
,catat adanya suara c. Membantu
,Auskultasi
tambahan pernapasan
suara napas
sesuai yang c. Berikan pelembab d. Lakukan

diharapkan udara terapi


memutar
d. Lakukan vibrasi
e. Meningkatkan
e. Lakuakan terapi
fungsi jantung
f. Kolaborasi obat sesuai dan paru -
dosis paru

f. Relaksasi
pikiran dapat
meningkatkan
kemampuaan
bernapas

2. Nyeri akut b.d agen Mengontrol a. Lakukan pengkajian a.Kaji skala


cedera biologis nyeri, nyeri nyeri yang nyeri dan juga
berkurang atau komprehensif meliputi yang
hilang dengan lokasi, karaktristik, didasarkan
ekspresi wajah awitan/durasi, pada P-Q-R-S-
tampak rileks frekuensi, kualitas, T
intensitas atau
b. Dengan
keparahan nyeri, dan
melihat reaksi
faktor presipitasinya.
dan respon
b. Observasi reaksi non
pasien
verbal dan
ketidaknyamanan. c. Dengan
c. Gunakan teknik menanyakan
komunikasi trapeutik pengalaman
untuk mengetahui nyeri yang
pengalaman nyeri pernah di
pasien. deritanya
d. Berikan informasi
d. Menjelaskan
tentang nyeri, seperti
tentang
penyebab nyeri,
penyebab,
seberapa lama akan
lama waktu,
berlangsung dan
dan
antisipasi
pengobatan
ketidaknyamanan dari
nyeri
prosedur.
e. Ajarkan penggunaan e. Dengan

teknik nonfarmakologi melakukan

misal tekhnik napas relaksasi,

dalam bila nyeri distraksi, dan

muncul. imajinasi

f. Pemberian terbimbing

antispasmodic atau f. Dengan


analgesik untuk memberikan
merilekskan otot ketorolac
polos, dan 30gr/8 jam
memberikan
penurunan spasme dan
nyeri
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10659142/Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_Sesak Napas

http://www.askepkeperawatan.com/2015/09/askep-dispneu-aplikasi-nanda-nic-noc.html

https://iputujuniarthasemaraputra.wordpress.com/2012/06/04/laporan-pendahuluan-
gangguan-pemenuhan-kebutuhan-oksigenasi

http://avivazania.blogspot.co.id/2013/04/makalah-patofisiologi-sistem-pernafasan.html

Anda mungkin juga menyukai