TENTANG
SENI MUSIK
DI KALIMANTAN TENGAH
Disusun Oleh:
Hermin Inga, S.H
Kami bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena Makalah tentang Seni Musik di Kalimantan Tengah ini berhasil diselesaikan.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang didapat dari berbagai sumber.
Pendekatan dan penyajian makalah ini pada dasarnya membahas mengenai macam-
macam jenis musik yang ada di Kalimantan Tengah, khususnya pada Suku Dayak.
Kami sebagai penulis telah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin.
Akan tetapi, kami sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran demi perbaikan makalah ini akan kami terima dengan
senang hati.
Akhir kata, kami ucapakan terima kasih kepada seluruh narasumber dan pihak
yang berbagi pengalaman tentang kesenian musik ini sehingga mata pelajaran seni
budaya dapat lebih sempurna lagi dengan adanya pembuatan karya tulis ini, sehingga
karya tulis ini dapat terwujud.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni musik di Kalimantan Tengah mulai jarang diminati oleh orang lain
terutama suku Dayak itu sendiri. Hal ini disebabkan karena munculnya musik-
musik baru seperti pop, rock, dan lain-lain. Perkembangan seni musik di Kalimantan
Tengah hampir punah karena banyak masyarakat sekitar yang tidak memperhatikan
seni & budayanya sendiri, bahkan seni musik di Kalimantan Tengah lebih banyak
ditampilkan di luar negeri. Seperti kata pepatah kacang lupa pada kulitnya.
A. 1. Tujuan Penulisan
A. 2. Sistematika Penulisan
Musik memiliki tata bahasa, ilmu kalimat, dan retorik. Namun musik berbeda
dengan bahasa. Elemen “kata” pada bahasa adalah materi yang konkret yang memiliki
makna yang tetap, sedangkan “nada” pada musik bersifat absurd dan hanya bermakna
ketika dia berada di antara nada-nada yang lainnya.
Fungsi yang dimilikinya sangat besar dalam kehidupan manusia, seperti sebagai
bagian dari kegiatan ritual keagamaan, sebagai media hiburan, pendidikan, dan
kesehatan. Musik dibangun oleh elemen-elemen bunyi, melodi, ritme, harmoni,
dan ekspresi. Bunyi itu sendiri terdiri dari pitch yang berhubungan dengan ketinggian
nada, durasi yang berhubungan dengan jangka waktu nada-nada, intensitas yang
berhubungan dengan kekuatan bunyi atau nada. Intensitas ini sering pula disebut
sebagai bagian dari ekspresi musik yakni sebagai unsur dinamik. Satu lagi unsur
bunyi yakni timbre atau warna nada/suara yang berkaitan dengan kualitas bunyi yang
dihasilkan yang berhubungan dengan jenis materi dan teknik dihasilkannya suara.
Elemen ritmik terdiri dari beat, meter, dan pola-pola irama. Beat berkaitan
dengan ketukan teratur yang melatarbelakangi irama lagu. Meter berkaitan dengan
pola beat yang bertekanan yang berulang-ulang. Elemen melodi pada musik
berkaitan dengan unsur gerak maju melodi, wilayah nada, ukuran, tempo dan ritmik,
kontur melodi. Gerak berpindah dari satu nada ke nada yang lain dalam sebuah lagu
dikenal dengan gerak maju melodi yang dibatasi oleh wilayah nada yang berhubungan
dengan picth nada yang tertinggi dan terendah dalam lagu tersebut.
B. Seni Musik di Kalimantan Tengah
Seni musik memegang peranan penting dalam hidup keseharian Suku Dayak,
terlebih dimasa dahulu. Pewarisan budaya yang lebih dikenal dengan istilah Tetek
Tanum, terkadang menggunakan kecapi sebagai sarana. Tetek Tanum adalah cara
bercerita dengan kalimat berirama tentang asal usul nenek moyang, sejarah masa
lalu suku, tentang kepahlawanan pada generasi penerus.
Dalam setiap upacara adat, pesta pernikahan, acara kematian, suara musik dalam
bentuk Gandang Garantung. Musik Gandang Garantung adalah gabungan dari suara
beberapa alat musik yaitu buah gandang atau kendang yang dimainkan oleh satu
orang. Garantung atau gong berjumlah lima buah, tiga gong dimainkan oleh seorang
dan dua lainnya dimainkan oleh orang yang berbeda.
Pada umunya Suku Dayak gemar melantunkan ungkapan hati dan perasaan,
kisah-kisah kehidupan dan kepahlawanan sukunya dengan kalimat berirama. Ekspresi
kalimat yang dilantunkan dengan irama lagu berbeda, misaknya Sansana Kayau
memiliki irama lagu tertentu, begitu pula Mohing Asang, Ngendau dan sebagainya.
Namun dari awal hingga akhir irama tersebut monoton dan diiringi musik kecapi.
Nyaris dalam setiap upacara adat dilengkapi dengan tradisi tersebut.
C. Macam-Macam Seni Musik Khas Dayak di Kalimantan Tengah
Karungut.
Karungut adalah sejenis pantun yang dilagukan. Dalam berbagai acara karungut
sering dilatunkan, misalnya pada acara penyambutan tamu yang dihormati. Salah satu
ekspresi kegembiraan dan rasa bahagia diungkapkan dalam bentuk karungut.
Terkadang ditemukan perulangan kata pada akhir kalimat namun terkadang juga
tidak. Untuk mengamati cara tutur orang Dayak dalam mengekspresikan perasaan
mereka, maka terjemahan dalam Bahasa Indonesia dibuat dalam sebagaimana adanya
kata per kata.
Karungut adalah salah satu kesenian tradisional yang sangat komunikatif, karena
pesan-pesan yang disampaikan berbentuk pantun dalam bahasa daerah Dayak dan
mudah dimengerti penontonnya. Karungut diiringi alat musik kecapi, bisa pakai band
atau organ. Karungut semacam sastra lisan nusantara untuk Kalimantan Tengah sama
dengan Madihin jika di Kalimantan Selatan. Sedangkan di Jawa Tengah disebut
Macapat. Dengan kata lain karungut dapat dikatakan suatu irama lagu daerah
Kalimantan Tengah untuk melagukan syair-syair atau naskah yang bukan berbentuk
syair. Karungut dikenal di sepanjang jalur sungai Kahayan, Kapuas, Katingan, Rungan
Manuhing dan sebagian jalur sungai Barito.
Karungut merupakan seni khas Kalimantan Tengah yang mempunyai arti dan
makna yang sangat dalam untuk ritual dan untuk menyampaikan segala sesuatu sesuai
dengan keperluannya. Dahulu karangut dinyanyikan para ibu untuk menidurkan putra-
putrinya. Dewasa ini karungut dapat ditemui di tempat hajatan perkawinan maupun
khitanan, untuk menyambut tamu penting, untuk kampanye pilkada dan lain-lain.
Musik >>>>>
Nyanyian Kandan.
Terdapat pada suku Dayak Siang atau Murung boleh dilakukan oleh lelaki
atau perempuan berganti-ganti dan balas-berbalas dalam satu perta atau pertemuan
dengan pembesar pemerintah, sambil makan minum ala kadarnya. Terdapat pembesar-
pembesar pemerintah berisi sanjungan- sanjungan, puji-pujian dan mendoakan moga-
moga rakyat senang dan makmur yang memerintah bijaksana.
Nyanyian Salenggot.
Dilakukan oleh lelaki khusus dalam perta perkawinan, sedangkan pada pesta
mati dilarang oleh adat.
Terdapat pada suku Dayak Dusun Tengah dilakukan pada waktu pesta kawin
dan pesta kecil-kecil dimana pertemuan oleh laki-laki atau perempuan dan juga
terdapat pembesar pemerintah.
Nyanyian Setangis.
Dilakukan oleh lelaki atau perempuan pada pesta mati, menceritakan riwayat
simati, jasa-jasanya waktu hidup kedudukan keluarga/famili yang hidup. Pada pesta
perkawinan dilarang adat.
Manawur.
Mengatur jiwa beras kepada Tuhannya, oleh ahli-ahli adat agama Dayak.
Misalnya “Ehe-ehem behas ragenjet ganam, kampungan bunu, bara pantis kambang
kabanteran bulan, rarusir ambu ngekah lompung matan andau…dst”
Kandan
Kandan ialah pantun yang dilagukan dan dilantunkan saut menyaut baik oleh laki-
laki atau perempuan dalam suatu pesta perkawinan. Apabila pesta yang diadakan
untuk menyambut tamu yang dihormati maka kalimat-kalimat yang dilantunkan lebih
bersifat kalimat pujian, sanjungan, doa dan harapan mereka pada tamu yang dihormati
tersebut. Tradisi ini biasa ditemukan pada Suku Dayak Siang atau Murung di
Kecamatan Siang dan Murung, Kabupaten Barito Hulu.
Mansana Kayau.
Mohing Asang.
Ngendau.
Kalalai-lalai.
Natum.
Dodoi.
Dongdong.
Nyanyian selagi potong padi atau manunggal (menanam padi).
Marung.
Ngandam.
Mansana Bandar.
Karunya.
Nyanyian disertai bunyi-bunyian oleh 2-7 orang untuk memuja Tuhannya dan
menyambut tetamu-tetamu agung atau waktu pengangkatan seorang pemimpin.
Balian.
Jaya.
Baratabe.
Garantung
Garantung adalah gong yang terdiri dari 5 atau 7 buah, terbuat dari tembaga.
Sarun
Sarun ialah alat musik pukul yang terbuat dari besi atau logam. Bunyi yang
dihasilkan hanya lima nada.
Salung
Kangkanung
Kangkanung ialah sejenis gong dengan ukuran lebih kecil berjumlah lima biji,
terbuat dari tembaga.
Gandang Mara
Gandang Mara ialah alat musik perkusi sejenis gendang dengan ukuran setengah
sampai tiga per empat meter. Bentuki silinder yang tewrbuat dari kayu dan pada ujung
permukaan di tutup kulit rusa yang telah di keringkan. Kemudian di ikat rotan agar
kencang dan lebih kencang lagi di beri pasak.
D. Permasalahan
E. Solusi
Permasalahan ini dapat diatasi dengan cara menampilkan seni musik khas
Kalimantan Tengah setiap dirayakannya HUT Kalimantan Tengah maupun di waktu-
waktu lain. Juga dengan dirayakannya HUT Kalimantan Tengah diadakannya
perlombaan untuk menyanyikan lagu khas Dayak serta menggunakan kostum dari
masing-masing suku Dayak.
PENUTU
P
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
B. Harapan
o Semoga perkembangan seni musik di Kalimantan Tengah ini dapat
dilestarikan dan diminati oleh masyarakat setempat karena
masyarakat mempengaruhi kemajuan daerahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Riwut, Tjilik. 1975. Kalimantan Membangun.
Riwut, Nila. 2003. Maneser Panatau Tatu Hiang. Palangka Raya: Pustaka
Lima.
BIODATA
TJILIK RIWUT
Tempat, tanggal lahir: Kasongan, Kalimantan Tengah, 2 Febuari 1918
Jenis Kelamin: Laki-laki
Suku: Dayak Ngaju
Agama: Katholik
Pangkat: Marsekal Pertama Kehormatan TNI – Angkatan Udara
Golongan: Pembina Utama IV E
Pendidikan: - Sekolah Rakyat 1930
- Taman Dewasa 1933
- Kursus Wartawan 1939
Wafat: 17 Agustus 1987
Nama Orang Tua: Riwut Dahiang.
Nama Istri: Clementine Suparti
Jumlah Cucu: 14 Orang