Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT PRODUKSI INDUSTRI PANGAN


“PENGECILAN UKURAN (SLICER)”

Disusun oleh :
Rera Haiefinah (4444190009)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
STUDI PUSTAKA
“PENGIRISAN BAWANG MERAH 1”

Disusun oleh :
Rera Haiefinah (4444190009)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Bahan pangan adalah semua bahan yang dapat dijadikan makanan
(Almatsier, 2001). Contohnya, jagung, sayur, ikan dan lain-lain. Biasanya bahan
pangan yang akan diolah memerlukan persiapan dan pemeriksaan terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan agar mendapatkan bahan dengan kualitas terbaik serta
menghasilkan produk yang berkualitas. Sebelum diolah, bahan pangan perlu
melakukan pembersihan, sortasi dan grading untuk mengurangi kerugian dan
kegagalan dalam produksi serta mampu menghasilkan produk yang berkualitas
dan bermutu.
Pada saat masa panen bawang merah petani dan para pedagang didaerah
sentra-sentra penghasil bawang merah merasa sering mengalami kerugian yang
diakibatkan oleh produksi bawang merah harga jual akan turun. Produksi dan
konsumsi bawang merah di Indonesia cukup tinggi yang sudah barang tentu
diperlukan suatu cara penanganan maupun pengolahan pasca panen dari bawang
merah tersebut. perkembangan teknologi yang merubah cara kerja manusia dalam
mengolah bahan makanan, dari cara tradisional yang sering disebut dengan cara
kerja manual sampai cara modern yang sering disebut juga dengan cara serba
mekanik dan otomatis (Koswara, 1992).

1.2 Tujuan
Tujuan dari studi pustaka ini yaitu sebagai berikut
1. Untuk mengetahui jenis mesin pengirisan bawang merah
2. Untuk mengetahui prinsip kerja mesin pengiris bawang merah
3. Untuk mengetahui bagian-bagian penyusun mesin pengiris bawang
merah beserta fungsinya
4. Untuk mengetahui pengaruh sudut kemiringan pisau pada mesin pengiris
bawang merah terhadap efisiensi proses pengirisan bawang merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Alat
Mesin pengiris (slicer) merupakan suatu alat yang dirancang untuk mengiris
bahan baku menjadi berbentuk tipis sesuai dengan ukuran yang diinginkan yang
biasa dikenal dengan pengirisan. Mesin pengiris (slicer) digunakan untuk mengiris
segala macam bahan baku, seperti pisang, singkong ubi, kentang, wortel, bawang
merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan lain-lainnya. Slicer dapat digunakan untuk
meningkatkan proses pemotongan dalam waktu yang relative singkat, sehingga
para petani tidak merasa rugi dengan hasil panennya yang tidak dapat diolah pada
waktunya dikarenakan hasil panennya banyak (Kumalaningsih, 2014).

2.2 Jenis Mesin Pengiris Bawang


Ada dua jenis pisau pada mesin pengirisan adalah tipe horizontal, vertikal.
Mesin pengirisan dengan tipe horizontal dipergunakan untuk sejenis ubi
kayu(singkong), talas, dan buah pisang. Sedangkan untuk tipe vertikal digunakan
untuk umbi lapis(bawang merah, dan bawang putih), kunyit, jahe. Karakteristik
alat perajang atau pengirisan dalam bahan baku pembuatan keripik singkong
dilakukan pengirisan dengan membagi berdasarkan grade A, grade B, dan grade
C. Pada pengujian ketebalan yang telah ditentukan yaitu setebal 1,5 mm. Pisau
pemotong dapat berfungsi dengan baik dalam memotong singkong menjadi bulat
atau berbentuk bulat pipih. Chopper hasil rancangan cukup nyaman dan aman
dioperasikan. Waktu mesin dioperasikan goncangan yang dihasilkan tidak terlalu
besar untuk kecepatan dibawah 100 rpm, sedangkan untuk kecepatan diatas 100
rpm alat sudah mulai bergoncang (Lufti et al, 2010).
Mesin pengiris bawang merah dengan motor berpisau vertikal dengan
kapasitas 16 kg/jam merupakan salah satu alat yang bertujuan untuk mendukung
peningkatan hasil produksi irisan bawang merah, yang siap digoreng. Mesin
pengiris bawang merah ini menggunakan energi listrik yang kecil dan harganya
juga relatif murah sehingga dapat di lakukan di desadesa terutama pada
sentrasentra Industri Kecil (Rahmat, 2008).
2.3 Prinsip Kerja Mesin Pengiris Bawang
Prinsip kerja dari cara manual dari mesin pengiris bawang yaitu digunakan
apabila dalam pekerjaan mudah diandalkan handel diputar maka gaya akan
diteruskan oleh penghubung kepada poros utama menuju ke roda pisau. Karena
antara roda pisau potong berhubungan dengan poros utama maka roda pisau juga
akan berputar bersama-sama dengan poros utama, dimana pada poros utama akan
digerakan dengan handel. Karena pada piringan yang berputar, maka pisau yang
terpasang pada piringan menyayat bawang merah yang ada ditabung pemasukan.
Hasil sayatan akan jatuh kebak penadah (Widodo dan Istiqlaliyah, 2015).
Sedangkan prinsip kerja dari cara motor yaitu mesin ini digerakkan oleh
motor listrik pada poros motor dipasang pulley driver, dan poros utama terpasang
pulley driven dan pulley dihubungkan dengan sabuk V belt sehingga bila motor
dihidupkan maka pulley driver akan berputar dan akan memutar pulley driven,
karena kedua pulley terpasang pada poros motor dan poros utama juga akan ikut
berputar, dimana pada poros utama terpasang piringan berputar maka pisau juga
akan ikut berputar. Sehingga piringan yang sudah terpasang pisau tersebut akan
menyayat bawang merah yang ada ditabung pemasukan dan hasil sayatan jatuh ke
bak pendah (Sugiantoro, 2002).

2.4 Bagian Penyusun Mesin dan Fungsinya


Dalam penyusun atau perencanaan rancangan bangun alat memerlukan
pertimbangan penggunaan bahan, agar bahan yang digunakan sesuai dengan
beban yang direncanakan. Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan
adalah sifat mekanis bahan, sifat fisis bahan, dan sifat teknis bahan. Sifat mekanis
bahan berupa kemampuan bahan dalam menerima beban, tegangan, gaya yang
terjadi. Sifat mekanis bahan berupa kekuatan tarik, tegangan geser, modulus
elastisitas dan sifat fisis bahan, bertujuan untuk menentukan bahan yang akan
digunakan, dapat berupa sifat kekerasan, ketahanan terhadap korosi, titik lelah.
Sifat teknis bahan, berfungsi agar kita dapat mengetahui apakah bahan yang
dipilih dapat dikerjakan dengan permesinan atau tidak (Widiantara, 2010).
Material penyusun mesin pengirisan bawang merah meliputi penggerak
motor, rotor, pisau, corong, rangka(frame), alas, poros dan cover. Motor
penggerak listrik dalam penggunaan daya motor listrik maksimum 0,25-1,00 hp
(putaran 1400 rpm), bahan baku dari hopper. Motor penggerak adalah alat
pemutar yang terdiri dari motor listrik, pully, dan sabuk V. Putaran pada motor
listrik ditransmisikan melalui sabuk V dari pulley yang terdapat pada As.
Kedudukan motor listrik dipasang pada rangka bagian bawah dengan disertai
engsel agar dapat mengatur tinggi rendahnya motor untuk mengatur kekencangan
sabuk. Sabuk dipilih profil V karena dapat mencegah adanya slip pada pulley
yang berputar. Pulley pada mesin pengiris bawang berjumlah 2 pasang dengan
perbandingan reduksi pasangan pulley pertama 1:2 dan pasangan pully kedua 1:6,
hal ini akan menunjukkan perbandingan reduksi keseluruhan 1:12. Pulley terbuat
dari stainless steel(baja tahan karat), bertujuan agar ringan dan tahan karat
(Tobing et al, 2014).
Pisau terbuat dari stainless stell(baja tahan karat) yang berfungsi untuk
mengiris bawang merah yang masuk ke corong, pisau pada mesin pengiris
bawang merah ini jumlahnya ada satu dengan tujuan agar mudah mendapatkan
pilihan pisau dengan berbahan dasar baja tahan karat (stainless steel) yang sudah
ada dipasaran (Tobing et al, 2014).
Rotor digunakan sebagai tempat pisau pada punggungnya dan sebagai
pengirisbawang yang akan diiris. Pembuatannya berbahan dasar plat yang
slinder(tabung) dengan bagian atas berbentuk piringan dan bagian bawah diberi
piringan dengan bentuk sayap kupu-kupu. Rotor terbuat dari alumunium yang
telah dibuat dan dijual dipasaran sebagai dudukan pisau untukmengiris. bawang,
dan singkong. Rotor pisau memiliki berdiameter dalam 22 mm dan diamter luar
315 mm dengan tebal 10 mm. Dudukan pisau ini memiliki 2 mata pisau dengan
ukuran panjang 100 mm, lebar 40 mm dan tebal 2 mm (Desrizal et al, 2019).
Corong terbagi menjadi dua yaitu corong bawah dan atas. Corong bawah ini
berfungsi untuk menampung hasil irisan agar tidak tercecer kemana – mana.
Corong bawah ini terbuat dari plat alumunium. Corong atas ini berfungsi untuk
menampung bawang yang akan diiris. Corong atas ini terbuat dari plat alumunium
dengan tebal 1 mm. Ukuran corong atas ini ialah lebar 150 mm tinggi 100 mm
(Desrizal et al, 2019).
Cover berfungsi untuk rotor agar tidak membahayakan orang (operator) yang
berada didekat mesin pengiris bawang ini. Cover berbentuk tabung, menempel
pada bodi mesin dengan baut. Cover terbuat dari plat St 37 yang dibuat tabung,
selain diatas cover untuk mencegah irisan bawang agar jatuhnya tidak menyebar,
menjaga karat, dan agar kelihatan menarik cover dicar (Desrizal et al, 2019).
Alas ini dibuat untuk menjadi landasanpenampung bawang yang telah diiris.
Alas ini terbuat dari plat dengan tebal 2 mm yang dilaskan langsung ke rangka.
Ukuran alas ini ialah panjang 380 mm lebar 380 mm (Desrizal et al, 2019).
Rangka merupakan bagian utama dari mesin pengirisan bawng merah, dan
penopang utama dari alat ini. Rangka dibuat dengan bahan besi profil L dengan
ketebalan 4 mm. Proses pengerjaan meliputi pemotongan besi, penggerindaan dan
pengelasan (Desrizal et al, 2019).
Batalan atau bearing earing menjaga poros (shaft) agar selalu berputar
terhadap sumbu porosnya, atau juga menjaga suatu komponen yang bergerak
linier agar selalu berada pada jalurnya (Desrizal et al, 2019).
BAB III
METODOLOGI STUDI PUSTAKA

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan studi literatur yaitu laptop. Bahan
yang digunakan yaitu artikel ilmiah yang berjudul ”Efiensi Pengirisan Bawang
Merah Dengan Variasi Sudut Kemiringan Pisau Pada Alat Penggiris Bawang
Merah Tipe Pengiris Vertikal”

3.2 Prosedur Kerja


Langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan studi pustaka pengiris
bawang merah 1 yaitu:

Artikel ilmiah Baca dan pahami

Data pada tabel 1 dan 2


dilengkapi

Laporan dibuat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Tabel 1. Bagian Penyusun Mesin Pengiris Bawang
Jenis Keterangan
Nama alat Slicer pengiris bawang
Operasi pengiris Kontinyu
Fungsi alat Bawang merah
Bentuk alat keseluruhan Panjang
Bentuk alat keseluruhan dimensi Balok
 Panjang 30.5 cm
 Lebar 35.5 cm
 Tinggi 55.5 cm
Bentuk piringan dan pisau dimensi
 Panjang 20.5 cm
 Lebar 9 cm
 Tinggi 3 cm
Kecepatan putaran pisau 560 rpm
Kapasitas pengirisan 1 kg/menit
Ukuran ketebalan irisan 1 mm
Bahan dan Kontruksi
Piringan pisau Alumunium
Pisau Stainless steel
Kerangka Besi
Dinding Stainless steel
Daya motor 1400 rpm (1/2 hp)
Utilitas Motor listrik
Tabel 2. Variasi Sudut Kemiringan Pisau Pada Pengirisan Bawang Merah
Sudut Kemiringan Waktu (menit) Ketebalan irisan Hasil
Pisau (0) (mm)
3 1,67 0,2 Tipis
4 1,00 1,0 Sesuai
5 0,89 1,5 Tebal

4.2 Analisa Data


Pada praktikum studi pustaka yang membahas tentang mesin pencucian
wortel. Bawang merah dengan nama latin Allium ascolonicum L. adalah tanaman
yang mempunyai prospek baik, sehingga termasuk dalam kategori komoditas
unggulaan nasional. Tanaman bawang merah umur 5 sampai 8 MST masuk pada
proses pembentukan dan pengisian umbi. Pertumbuhan tinggi dan daun akan
menurun dikarenakan hasil fotosintesis digunakan untuk pembentukan dan
pengisian umbi. Pertumbuhan umbi akan ditentukan oleh jumlah daun yang sudah
ada (Fauziah et al, 2016). Bawang merah digunakan sebagai pelengkap bumbu
masakan untuk menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Untuk
memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai tambah, bawang merah
dapat diolah menjadi berbagai produk diantaranya adalah bawang goreng, tepung
bawang, pasta bawang, kerupuk bawang dan sebagainya (Rahayu & Berlian,
2004).
Pada saat ini masih banyak alat pengirisan yang berkapasitas besar dan tidak
dapat digunakan oleh industri rumahan. Kelemahan dari alat yang ada dipasaran
yaitu tidak seragamnya hasil irisan dan penggunaan listrik yang sangat besar pada
alat ini. Pada alat-alat yang terdapat dipasaran menggunakan bahan aluminium
pada bagian corong yang dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada bahan
baku yang diiris dan tidak diperhatikannya sarana untuk membersihkan alat
tersebut (Tonton, 2006).
Pada mesin pengirisan bawang merah memiliki beberapa komponen penyusun
agar mesin pengiris bawang merah tersebut dapat berfungsi secara normal,
diantaranya adalah penggerak motor, rotor, pisau, corong, rangka (frame), alas,
poros dan cover. Selain dari komponen penyusun mesin pengiris bawang merah
ada juga spesifikasi mesin pengiris bawang merah. Setelah perakitan dilakukan uji
coba untuk mengiris bawang merahh sesuai ketebalan irisan yang telah
direncanakan. Proses dari pengujian mesin pengeris bawang dilakukan dengan
bahan baku bawang merah yang berasal dari Sumenep. Jenis bawang ini termasuk
varietas rubaru, memiliki karakteristik fisik yang pucat dan memiliki umbi yang
agak sedikit lonjong. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ketebalan irisan dan
waktu yang dibutuhkan selama proses pengirisan terhadap perbedaan sudut pisau
yang digunakan.
Menurut Widiantara (2010) penambahan lorong pada komponen mesin hooper
dan penggunaan alat pendorong bertujuan untuk memperlancar dan menekan
bahan baku masuk menuju pisau pengiris, karena dengan menggunakan alat
pendorong pada proses pengirisan menghasilkan irisan bawang yang seragam
ketebalannya dan mempercepat proses pengirisan. Pada awal proses pengujian
mesin, bagian hoper tidak menggunakan lorong dan pendorong. Mesin slicer
bawang merah yang digunakan menggunakan motor listrik. Didapatkan hasil yang
didapatkan pada hooper tanpa suatu penggunaan lorong dan pendorong bahwa
hasil irisan yang hancur dan waktu pengirisan lama dikarenakan tidak ada tekanan
saat bawang menuju pisau sehingga tidak teriris atau terpotong dengan sempurna.
Dari hasil tabel 2 yang menunjukkan bahwa mesin pengiris bawang merah
memiliki pengaruh terhadap hasil ketebalan irisan bawang merah. Adapun variasi
dari sudut kemiringan pisau yang digunakan pada studi pustaka kali ini yaitu 3 o,
4o, dan 5o. Pada suduh kemiringan ini dilakukan pengirisan pada bawang merah
sebanyak 1 kg dengan 3 perbedaan sudut masing-masing sebesar 3o, 4o, dan 5o.
Untuk proses pengirisan bawang merah pada kemiringan pisau dengan suudut 3 o
membutuhkan waktu selama 1,67 menit, lalu pada pengirisan bawang merah pada
kemiringan pisau dengan sudut 4o membutuhkan waktu selama 1 menit dan yang
terakhir yaitu pengirisan bawnag merah pada kemiringan pisau dengan sudut 5 o
membutuhkan waktu selama 0,89 menit. Berdasarkan literatur oleh Rahmat
(2008), Posisi pisau pengiris pada mesin pengiris bawang merah akan sangat
berpengaruh terhadap ketebalan irisan yang tepat yaitu tipis merata dan tidak
sobek. Pengaruh lain dari pisau pengiris adalah kapasitas pengirisan, putaran pisau
harus dijaga tetap pada putaran yang diinginkan, sehingga tidak menghancurkan
hasil irisan bawang.
Posisi pisau dan kapasitas bahan pada mesin pengiris bawang merah akan
sangat berpengaruh terhadap ketebalan irisan. Semakin kecil sudutnya, irisan
semakin tipis dan mudah. Semakin besar sudut pisau irisnya, akan semakin tebal
dan mudah pecah. Selain itu, putaran motor listrik pada mesin pengiris bawang
merah akan mempengaruhi kapasitas dan kualitas irisan bawang merah.
Kecepatan putar motor listrik berpengaruh pada putaran piringan pisau (Rahmat,
2008). Sedangkan menurut Widiantara (2010), mesin dengan rajangan vertikal
dengan kapasitas optimum sebesar 1 kg/menit sebesar 1 kg/menit dengan putaran
pisau rajangan 560 rpm pada sudut kemiringan pisau 4º adalah sudut yang paling
baik yang menghasilkan 34 irisan bawang yang seragam dengan ketebalan 1 mm,
selain itu memiliki energi listrik kecil, harga murah dapat dilakukan di desa-desa.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui bahwa mesin
pengiris bawang mampu membantu SDM untuk mempermudah dalam mengiris
bawang. Selain menghemat waktu, menggunakan alat pengiris bawang menjadi
lebih cepat pengerjaannya dan menghemat tenaga sumber daya manusia dalam
pengirisan bawang. Bukan hanya itu, penggunaan mesin pengerisi bawang mempu
membentuk ukuran hasil irisan bawang dengan seragam/sama bentuknya.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat pada praktikum kali ini agar praktikan lebih teliti
dan memperhatikan panduan yang diberikan selama praktikum online.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; Gramedia.


Desrizal, R. A., Chadry, R., dan Mayana, H. C. 2019. Pembuatan Mesin Pengiris
Bawang. Jurnal Teknik Mesin. Vol 12(1):24-31.
Fauziah, R., Susila, A.D., dan Sulistyono, E., 2016. Budidaya Bawang Merah
(Allium asalonicum L.) pada Lahan Kering menggunakan Irigasi
Springkler pada berbagai Volume dan Frekuensi, J. Hort. Indonesia. Vol.
7(1): 1-8.
Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan Makanan Bermutu.
Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
Kumalaningsih, S. 2014. Pohon Industri Komoditi Hasil Pertanian Pada Sistem
Agro Industri. Malang:UB Press.
Lutfi, M., Setiawan, S., dan Nugroho, W. A. 2010. Rancang Bangun Perajang Ubi
Kayu Pisau Horizontal. Rekayasa Mesin. Vol. 1(2):41-46.
Rahayu, E. & Berlian, N. V.A. (2004). Bawang Merah. Jakarta : Penebar Swadaya
Rahmat. 2008. Optimasi Kapasitas Pengirisan yang Baik pada Bawang merah
Besar Dengan Mesin Pengiris Bawang Merah Vertikal. [Skripsi], Fakultas
Teknik, Universitas Diponogoro, Semarang.
Sugiantoro. 2002. Mesin Perajang Umbi Singkong Multiguna[Skripsi].
Universitas Muhammadiyah, Malang.
Tobing, L. M., Daulay, S. B., dan Panggabean, S., 2014. Rancang Bangun Alat
Pengupas Bawang Mekanis[Skripsi], Fakultas Pertanian USU, Medan.
Widiantara, T. 2010. Effisiensi Pengirisan Bawang Merah Dengan Variasi Sudut
Kemiringan Pisau Pada Alat Pengiris Bawang Merah Tipe Pengiris
Vertikal. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 6(2):60-64.
Widodo, W. S., dan Istiqlaliyah, H. 2015. Perencanaan Mesin Pengiris Bawang
Merah Dengan Pengiris Vertikal (Shallot Slicer) Dengan Kapasitas
1Kg/Menit. Jurnal Nusantara Of Engineering. Vol.2(1):30-36.
STUDI PUSTAKA
“PENGIRISAN BAWANG MERAH 2”

Disusun oleh :
Rera Haiefinah (4444190009)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan pangan adalah semua bahan yang dapat dijadikan makanan
(Almatsier, 2001). Contohnya, jagung, sayur, ikan dan lain-lain. Biasanya bahan
pangan yang akan diolah memerlukan persiapan dan pemeriksaan terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan agar mendapatkan bahan dengan kualitas terbaik serta
menghasilkan produk yang berkualitas. Sebelum diolah, bahan pangan perlu
melakukan pembersihan, sortasi dan grading untuk mengurangi kerugian dan
kegagalan dalam produksi serta mampu menghasilkan produk yang berkualitas
dan bermutu.
Pada saat masa panen bawang merah petani dan para pedagang didaerah
sentra-sentra penghasil bawang merah merasa sering mengalami kerugian yang
diakibatkan oleh produksi bawang merah harga jual akan turun. Produksi dan
konsumsi bawang merah di Indonesia cukup tinggi yang sudah barang tentu
diperlukan suatu cara penanganan maupun pengolahan pasca panen dari bawang
merah tersebut. perkembangan teknologi yang merubah cara kerja manusia dalam
mengolah bahan makanan, dari cara tradisional yang sering disebut dengan cara
kerja manual sampai cara modern yang sering disebut juga dengan cara serba
mekanik dan otomatis (Koswara, 1992).

1.2 Tujuan
Tujuan dari studi pustaka ini yaitu sebagai berikut
1. Untuk mengetahui jenis mesin pengirisan bawang merah
2. Untuk mengetahui prinsip kerja mesin pengiris bawang merah
3. Untuk mengetahui bagian-bagian penyusun mesin pengiris bawang merah
beserta fungsinya
4. Untuk mengetahui pengaruh sudut kemiringan pisau pada mesin pengiris
bawang merah terhadap efisiensi proses pengirisan bawang merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Alat


Mesin pengiris (slicer) merupakan suatu alat yang dirancang untuk
mengiris bahan baku menjadi berbentuk tipis sesuai dengan ukuran yang
diinginkan yang biasa dikenal dengan pengirisan. Mesin pengiris (slicer)
digunakan untuk mengiris segala macam bahan baku, seperti pisang, singkong
ubi, kentang, wortel, bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan lain-lainnya.
Slicer dapat digunakan untuk meningkatkan proses pemotongan dalam waktu
yang relative singkat, sehingga para petani tidak merasa rugi dengan hasil
panennya yang tidak dapat diolah pada waktunya dikarenakan hasil panennya
banyak (Kumalaningsih, 2014).

2.2 Jenis Mesin Pengiris Bawang


Ada dua jenis pisau pada mesin pengirisan adalah tipe horizontal, vertikal.
Mesin pengirisan dengan tipe horizontal dipergunakan untuk sejenis ubi
kayu(singkong), talas, dan buah pisang. Sedangkan untuk tipe vertikal digunakan
untuk umbi lapis(bawang merah, dan bawang putih), kunyit, jahe. Karakteristik
alat perajang atau pengirisan dalam bahan baku pembuatan keripik singkong
dilakukan pengirisan dengan membagi berdasarkan grade A, grade B, dan grade
C. Pada pengujian ketebalan yang telah ditentukan yaitu setebal 1,5 mm. Pisau
pemotong dapat berfungsi dengan baik dalam memotong singkong menjadi bulat
atau berbentuk bulat pipih. Chopper hasil rancangan cukup nyaman dan aman
dioperasikan. Waktu mesin dioperasikan goncangan yang dihasilkan tidak terlalu
besar untuk kecepatan dibawah 100 rpm, sedangkan untuk kecepatan diatas 100
rpm alat sudah mulai bergoncang (Lufti et al, 2010).
Mesin pengiris bawang merah dengan motor berpisau vertikal dengan
kapasitas 16 kg/jam merupakan salah satu alat yang bertujuan untuk mendukung
peningkatan hasil produksi irisan bawang merah, yang siap digoreng. Mesin
pengiris bawang merah ini menggunakan energi listrik yang kecil dan harganya
juga relatif murah sehingga dapat di lakukan di desadesa terutama pada
sentrasentra Industri Kecil (Rahmat, 2008).

2.3 Prinsip Kerja Mesin Pengiris Bawang


Prinsip kerja dari cara manual dari mesin pengiris bawang yaitu digunakan
apabila dalam pekerjaan mudah diandalkan handel diputar maka gaya akan
diteruskan oleh penghubung kepada poros utama menuju ke roda pisau. Karena
antara roda pisau potong berhubungan dengan poros utama maka roda pisau juga
akan berputar bersama-sama dengan poros utama, dimana pada poros utama akan
digerakan dengan handel. Karena pada piringan yang berputar, maka pisau yang
terpasang pada piringan menyayat bawang merah yang ada ditabung pemasukan.
Hasil sayatan akan jatuh kebak penadah (Widodo dan Istiqlaliyah, 2015).
Sedangkan prinsip kerja dari cara motor yaitu mesin ini digerakkan oleh
motor listrik pada poros motor dipasang pulley driver, dan poros utama terpasang
pulley driven dan pulley dihubungkan dengan sabuk V belt sehingga bila motor
dihidupkan maka pulley driver akan berputar dan akan memutar pulley driven,
karena kedua pulley terpasang pada poros motor dan poros utama juga akan ikut
berputar, dimana pada poros utama terpasang piringan berputar maka pisau juga
akan ikut berputar. Sehingga piringan yang sudah terpasang pisau tersebut akan
menyayat bawang merah yang ada ditabung pemasukan dan hasil sayatan jatuh ke
bak pendah (Sugiantoro, 2002).

2.4 Bagian Penyusun Mesin dan Fungsinya


Dalam penyusun atau perencanaan rancangan bangun alat memerlukan
pertimbangan penggunaan bahan, agar bahan yang digunakan sesuai dengan
beban yang direncanakan. Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan
adalah sifat mekanis bahan, sifat fisis bahan, dan sifat teknis bahan. Sifat mekanis
bahan berupa kemampuan bahan dalam menerima beban, tegangan, gaya yang
terjadi. Sifat mekanis bahan berupa kekuatan tarik, tegangan geser, modulus
elastisitas dan sifat fisis bahan, bertujuan untuk menentukan bahan yang akan
digunakan, dapat berupa sifat kekerasan, ketahanan terhadap korosi, titik lelah.
Sifat teknis bahan, berfungsi agar kita dapat mengetahui apakah bahan yang
dipilih dapat dikerjakan dengan permesinan atau tidak (Widiantara, 2010).
Material penyusun mesin pengirisan bawang merah meliputi penggerak
motor, rotor, pisau, corong, rangka (frame), alas, poros dan cover. Motor
penggerak listrik dalam penggunaan daya motor listrik maksimum 0,25-1,00 hp
(putaran 1400 rpm), bahan baku dari hopper. Motor penggerak adalah alat
pemutar yang terdiri dari motor listrik, pully, dan sabuk V. Putaran pada motor
listrik ditransmisikan melalui sabuk V dari pulley yang terdapat pada As.
Kedudukan motor listrik dipasang pada rangka bagian bawah dengan disertai
engsel agar dapat mengatur tinggi rendahnya motor untuk mengatur kekencangan
sabuk. Sabuk dipilih profil V karena dapat mencegah adanya slip pada pulley
yang berputar. Pulley pada mesin pengiris bawang berjumlah 2 pasang dengan
perbandingan reduksi pasangan pulley pertama 1:2 dan pasangan pully kedua 1:6,
hal ini akan menunjukkan perbandingan reduksi keseluruhan 1:12. Pulley terbuat
dari stainless steel(baja tahan karat), bertujuan agar ringan dan tahan karat
(Tobing et al, 2014).
Pisau terbuat dari stainless stell (baja tahan karat) yang berfungsi untuk
mengiris bawang merah yang masuk ke corong, pisau pada mesin pengiris
bawang merah ini jumlahnya ada satu dengan tujuan agar mudah mendapatkan
pilihan pisau dengan berbahan dasar baja tahan karat (stainless steel) yang sudah
ada dipasaran (Tobing et al, 2014).
Rotor digunakan sebagai tempat pisau pada punggungnya dan sebagai
pengirisbawang yang akan diiris. Pembuatannya berbahan dasar plat yang
slinder(tabung) dengan bagian atas berbentuk piringan dan bagian bawah diberi
piringan dengan bentuk sayap kupu-kupu. Rotor terbuat dari alumunium yang
telah dibuat dan dijual dipasaran sebagai dudukan pisau untukmengiris. bawang,
dan singkong. Rotor pisau memiliki berdiameter dalam 22 mm dan diamter luar
315 mm dengan tebal 10 mm. Dudukan pisau ini memiliki 2 mata pisau dengan
ukuran panjang 100 mm, lebar 40 mm dan tebal 2 mm (Desrizal et al, 2019).
Corong terbagi menjadi dua yaitu corong bawah dan atas. Corong bawah ini
berfungsi untuk menampung hasil irisan agar tidak tercecer kemana – mana.
Corong bawah ini terbuat dari plat alumunium. Corong atas ini berfungsi untuk
menampung bawang yang akan diiris. Corong atas ini terbuat dari plat alumunium
dengan tebal 1 mm. Ukuran corong atas ini ialah lebar 150 mm tinggi 100 mm
(Desrizal et al, 2019).
Cover berfungsi untuk rotor agar tidak membahayakan orang (operator) yang
berada didekat mesin pengiris bawang ini. Cover berbentuk tabung, menempel
pada bodi mesin dengan baut. Cover terbuat dari plat St 37 yang dibuat tabung,
selain diatas cover untuk mencegah irisan bawang agar jatuhnya tidak menyebar,
menjaga karat, dan agar kelihatan menarik cover dicar (Desrizal et al, 2019).
Alas ini dibuat untuk menjadi landasanpenampung bawang yang telah diiris.
Alas ini terbuat dari plat dengan tebal 2 mm yang dilaskan langsung ke rangka.
Ukuran alas ini ialah panjang 380 mm lebar 380 mm (Desrizal et al, 2019).
Rangka merupakan bagian utama dari mesin pengirisan bawng merah, dan
penopang utama dari alat ini. Rangka dibuat dengan bahan besi profil L dengan
ketebalan 4 mm. Proses pengerjaan meliputi pemotongan besi, penggerindaan dan
pengelasan (Desrizal et al, 2019).
Batalan atau bearing earing menjaga poros (shaft) agar selalu berputar
terhadap sumbu porosnya, atau juga menjaga suatu komponen yang bergerak
linier agar selalu berada pada jalurnya (Desrizal et al, 2019).
BAB III
METODOLOGI STUDI PUSTAKA

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan studi literature yaitu laptop. Bahan
yang digunakan yaitu artikel ilmiah yang berjudul ”Efiensi Pengirisan Bawang
Merah Dengan Variasi Sudut Kemiringan Pisau Pada Alat Penggiris Bawang
Merah Tipe Pengiris Vertikal”

3.2 Prosedur Kerja


Langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan studi pustaka yaitu:

Artikel ilmiah Baca dan pahami

Data pada tabel 2 dilengkapi


sesuai tabel 1 pada artikel

Laporan dibuat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Spesifikasi alat pengiris bawang merah
Jenis Keterangan
Dimensi
 Panjang 550 mm
 Lebar 500 mm
 Tinggi 500 mm
Bentuk piringan pisau dan pisau
 Diameter piringan 250 mm
 Jumlah mata pisau 1-4 mata pisau
Pulley 250 mm dan 120 mm
Utilitas Motor listrik
Daya motor 1392 rpm (1/2 hp).
Corong dan casing 500 mm
 Panjang 350 mm
 Lebar 35o
 Kemiringan

Tabel 2. Hasil uji coba modifikasi alat pengiris bawang merah


Variasi Berat Akhir Bawang Merah (g) Waktu Pengirisan (Detik)
Alat 1 2 3 1 2 3
Manual 996 995 994 141 147 152
2 mata 972 959 977 29 33 30
pisau
4 mata 972 983 987 20 22 22
pisau

4.2 Analisis Data


Pada praktikum studi pustaka kali ini yang berjudul “Pengirisan Bawang
Merah 2” bertujuan untuk mengetahui tentang mesin pengiris bawang, jenis-jenis
mesin pengiris bawang merah, mengetahui prinsip dari mesin pengiris bawang
merah, dan mengetahui komponen-komponen mesin pengiris bawang beserta
fungsinya. Bawang merah merupakan tanaman rendah yang tumbuh tegak dengan
tinggi dapat mencapai 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman
semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu
dalam tertanam dalam tanah. Seperti juga bawang putih, tanaman ini termasuk
tidak tahan kekeringan. Bawang merah memang berbeda dengan bawang putih,
daunnya hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil memanjang
dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunnya meruncing dan bagian
bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak, ada juga yang daunnya
membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daunnya, berwarna
hijau muda (Widiantara, 2010).
Menurut Tjitrosoepomo (2010), tumbuhan bawang merah merupakan
tanaman hortikultura yang tumbuh di daerah dataran tinggi dan bawang merah
merupakan komoditi yang tergolong sayuran rempah. Salah satunya di Kabupaten
Enrekang. Setelah dipanen bawang merah tidak dapat disimpan lama karena
mudah rusak dan sulit dipertahankan dalam bentuk segar. Penanganan yang
kurang baik akan menyebabkan kebusukan atau bahkan tumbuh di tempat
penyimpanan.
Dengan begitu, diperlukannya upaya penangangan pada bawang merah ketika
pasca panen. Seperti mengiris atau memotong bawang merah dengan cara manual
akan membuat mata perih. Sehingga untuk menanggulangi hal tersebut yaitu
dengan melakukan modifikasi/merancang sebuah alat yang memudahkan
masyarakat.
Prinsip kerja dari cara manual dari mesin pengiris bawang yaitu digunakan
apabila dalam pekerjaan mudah diandalkan handel diputar maka gaya akan
diteruskan oleh penghubung kepada poros utama menuju ke roda pisau (Widodo
dan Istiqlaliyah, 2015).
Pada tabel 2 menunjukkan data dari hasil pengujian alat sederhana dengan
tipe dorong. Pada perlakuan pertama, berat akhir setelah pengirisan yaitu
sebanyak 996 gram dengan menghabiskan waktu sebanyak 141 detik. Lalu
perlakuan 2 meunjukkan hasil berat akhir pengirisan bawang sebanyak 994 gram
dan menghabiskan waktu sebanyak 147 detik. Dan perlakuan yang terakhir yaitu
perlakuan ketiga, menghasilkan berat akhir pengirisan bawang merah sebanyak
995 gram dan menghabiskan waktu sebanyak 146 detik.
Lalu, berdasarkan data pada tabel 2 yang menunjukkan data hasil dari
pengujian alat pengiris bawang merah dengan menggunakan 2 mata pisau. Pada
perlakuan pertama yaitu berat akhir bawang merah/setelah pengirisan yang
menunjukkan hasil sebanyak 972 gram dan menghabiskan waktu sebanyak 29
detik. Lalu pada perlakuan kedua pengirisan bawang merah menggunakan 2 buah
mata pisau menunjukkan hasil sebanyak 959 gram dan menghabiskan waktu
sebanyak 33 detik. Dan perlakuan yang terakhir yaitu perlakuan ketiga pengirisan
bawang merah menggunakan 2 buah pisau menunjukkan hasil sebanyak 977 dan
menghabiskan waktu sebanyak 30 detik.
Dan yang terakhir, berdasarkan data pada tabel 2 yang menunjukkan data
hasil dari pengujian alat pengiris bawang merah dengan menggunakan 4 mata
pisau. Pada perlakuan pertama yaitu berat akhir bawang merah/setelah pengirisan
yang menunjukkan hasil sebanyak 972 gram dan menghabiskan waktu sebanyak
20 detik. Lalu pada perlakuan kedua pengirisan bawang merah menggunakan 4
buah mata pisau menunjukkan hasil sebanyak 983 gram dan menghabiskan waktu
sebanyak 22 detik. Dan perlakuan yang terakhir yaitu perlakuan ketiga pengirisan
bawang merah menggunakan 4 buah pisau menunjukkan hasil sebanyak 987 dan
menghabiskan waktu sebanyak 22 detik.
Menurut Widiantara (2010) yang mengatakan bahwa setiap perencanaan
rancang bangun alat memerlukan pertimbangan penggunaan bahan, agar bahan
yang digunakan sesuai dengan beban yang direncanakan. Hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemilihan bahan adalah Sifat mekanis bahan, sifat fisis bahan,
dan Sifat teknis bahan. Sifat mekanis bahan berupa kemampuan bahan dalam
menerima beban, tegangan, gaya yang terjadi. Sifat mekanis bahan berupa
kekuatan tarik, tegangan geser, modulus elastisitas dan sifat fisis bahan, bertujuan
untuk menentukan bahan apa yang akan digunakan, dapat berupa sifat kekerasan,
ketahanan terhadap korosi, titik lelah. Sedangkan Sifat teknis bahan, berfungsi
agar kita dapat mengetahui apakah bahan yang dipilih dapat dikerjakan dengan
permesinan atau tidak. Menurut Tonton (2006) mengatakan bahwa bahan yang
digunakan harus sesuai dengan fungsinya, pada penentuan bahan yang akan
digunakan harus mengetahui untuk apa bahan itu digunakan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui bahwa mesin
pengiris bawang mampu membantu SDM untuk mempermudah dalam mengiris
bawang. Selain menghemat waktu, menggunakan alat pengiris bawang menjadi
lebih cepat pengerjaannya dan menghemat tenaga sumber daya manusia dalam
pengirisan bawang. Bukan hanya itu, penggunaan mesin pengerisi bawang mempu
membentuk ukuran hasil irisan bawang dengan seragam/sama bentuknya.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat pada praktikum kali ini agar praktikan lebih teliti
dan memperhatikan panduan yang diberikan selama praktikum online.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; Gramedia.


Desrizal, R. A., Chadry, R., dan Mayana, H. C. 2019. Pembuatan Mesin Pengiris
Bawang. Jurnal Teknik Mesin. Vol 12(1):24-31.
Fauziah, R., Susila, A.D., dan Sulistyono, E., 2016. Budidaya Bawang Merah
(Allium asalonicum L.) pada Lahan Kering menggunakan Irigasi
Springkler pada berbagai Volume dan Frekuensi, J. Hort. Indonesia. Vol.
7(1): 1-8.
Koswara, S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan Makanan Bermutu.
Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.
Kumalaningsih, S. 2014. Pohon Industri Komoditi Hasil Pertanian Pada Sistem
Agro Industri. Malang:UB Press.
Lutfi, M., Setiawan, S., dan Nugroho, W. A. 2010. Rancang Bangun Perajang Ubi
Kayu Pisau Horizontal. Rekayasa Mesin. Vol. 1(2):41-46.
Rahayu, E. & Berlian, N. V.A. (2004). Bawang Merah. Jakarta : Penebar Swadaya
Rahmat. 2008. Optimasi Kapasitas Pengirisan yang Baik pada Bawang merah
Besar Dengan Mesin Pengiris Bawang Merah Vertikal. [Skripsi], Fakultas
Teknik, Universitas Diponogoro, Semarang.
Sugiantoro. 2002. Mesin Perajang Umbi Singkong Multiguna[Skripsi].
Universitas Muhammadiyah, Malang.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta:
Gajah Mada University press.
Tobing, L. M., Daulay, S. B., dan Panggabean, S., 2014. Rancang Bangun Alat
Pengupas Bawang Mekanis[Skripsi], Fakultas Pertanian USU, Medan.
Widiantara, T. 2010. Effisiensi Pengirisan Bawang Merah Dengan Variasi Sudut
Kemiringan Pisau Pada Alat Pengiris Bawang Merah Tipe Pengiris
Vertikal. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 6(2):60-64.
Widodo, W. S., dan Istiqlaliyah, H. 2015. Perencanaan Mesin Pengiris Bawang
Merah Dengan Pengiris Vertikal (Shallot Slicer) Dengan Kapasitas
1Kg/Menit. Jurnal Nusantara Of Engineering. Vol.2(1):30-36.

Anda mungkin juga menyukai