ANGGREINI REPI
ANJELI MONGKARENG
ANUGRAH TUMEWU
ARGYN RUMENDE
EUODIA TAHENDUNG
SOFIA KANI
GABRIELA WALALANGI
WULANDARY ARUPERES
YOHANES WENUR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karna atas
berkat rahamat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
KEBUTUHAN KHUSUS.
penyusunannya.
1
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................3
1.2 TUJUAN........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian.......................................................................................................4
2.2 Karakteristik Pasien Anak dengan Kebutuhan Khusus..................................4
2.3 Macam-macam gangguan pada anak dengan kebutuhan khusus...................6
2.4 Teknik dan strategi komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus
( gangguan perilaku : hiperaktif)........................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................18
3.1 KESIMPULAN............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
bantuan atau penanganan yang adekuat. Salah satu faktor yang penyebab
dipahami.
1.2 TUJUAN
1. Pengertian
kebutihan khusus
kebutuhan khusus
3
4. Teknik dan strategi komunikasi pada anak
hiperaktif)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
satu kelainan yang sering dialami oleh anak-anak. Gangguan komunikasi ini
sering terjadi pada usia presekolah. Hal ini mencakup gangguan berbicara
(3%) dan gagap (1%). Gangguan wicara yang terlambat ditangani adalah
jika terjadi perubahan yang signifikan dalam hal tingkah laku, gangguan
pendidikan khusus dan sekitar 1/3 dari anak yang memiliki gangguan
4
Berikut ini karakteristik anak usia lebih dari 2 tahun yang
berulang ulang.
membuat kalimat.
5
gangguan pendengaran sebaiknya segera dilakukan dan ditangani
dengan segera
khusus tersebut.
a. Gangguan bahasa
dan bukan tulisan. Hal ini sesuai dengan kaidah pertama bahasa, yakni
sebagai lambang bunyi. Seorang pembicara akan selalu sadar apa yang akan
tidak semua orang dapat menggunakan bahasa dengan baik dan mudah. Ada
6
dapat dimengerti oleh orang lain dalam lingkungannya. Gangguan ini adalah
mudah bingung, cepat putus asa, kreativitas dan daya khayalnya kurang,
2) Afasia
a) Afasia sensoris
7
Yaitu kelainan yang ditandai dengan kesulitan dalam memberikan
Contoh:
Seorang afasia dewasa akan kesulitan untuk menyebutkan kata buku walau di
bulu, bubu. (Klien tampak susah dan putus asa). Untuk afasia auditory,
b) Afasia Motoris
menyusun pikiran, perasaan, dan kemauan menjadi simbol yang bermakna dan
dimengerti oleh orang lain. Bicara lisan tidak lancar, terputus-putus, dan
pendek-pendek dan monoton. Seorang dengan kelainan ini mengerti dan dapat
Contoh:
bapak di mana, dengan menunjuk arah barat dan dengan kesal karena tidak
8
ada kemampuan dalam ucapannya. Jenis afasia ini juga dialami dalam
kehidupan.
Contoh:
b. Gangguan bicara
atau penghilangan.
9
Secara klinis, kelainan bicara dalam hubungannya dengan penyebab
1) Disaudia
bunyi yang tidak sempurna dan mungkin salah arti. Pada anak
terganggu.
2) Dislogia
10
mengamati perbedaan bunyi-bunyi benda terutama bunyi-bunyi yang
hampir sama. Contoh: kata tadi diganti dengan dengan tapi, kopi dengan
3) Disartria
koordinasi otot alat- alat ucap atau organ bicara karena adanya
suara atau bicara dengan nada monoton. Kondisi ini sulit dipahami
lawan bicara.
4) Disglosia
sumbing langitan, tidak sesuai konstruksi gigi atas dan gigi bawah,
11
kelainan anomali, yaitu kelainan atau penyimpangan/cacat bawaan,
misalnya bentuk lidah yang tebal, tidak tumbuh atau tali lidah yang
pendek.
5) Dislalia
Misalnya/makan/menjadi/kaman/atau/nakam/
c. Gangguan Suara
aduksi sehingga suara yang dihasilkan tidak sama dengan suara yang
membesar.
12
d. Gangguan Irama
ketidaklancaran pada saat berbicara, antara lain gagap, yaitu gangguan dalam
kelancaran bicara yang ditandai bicara yang sangat cepat sehingga terjadi
2.4 Teknik dan strategi komunikasi pada anak dengan kebutuhan khusus
( gangguan perilaku : hiperaktif)
dengan kebutuhan khusus (autis atau hiperatif). Perawat, orang tua, atau
atau kerusakan komunikasi verbal karena autis atau hiperatif perlu selektif
dalam memilih teknik karena ada hal-hal yang tidak disenangi anak.
13
kenyamanan dan keselamatan klien serta menjaga interaksi dan memperbaiki
kerusakan komunikasi.
3) Tetap rileks jangan panik dan selalu tersenyum. Jangan marahi anak.
yang tinggi.
5) Peluk anak walaupun dia menolak dan tidak memaksakan pelukan jika
anak menolak.
14
4) Jangan berbicara sambil berjalan.
Ilustrasi kasus:
Menurut ibu, anaknya tidak bisa duduk diam, sering lari-lari ke jalan raya,
memanjat tembok atau pohon tanpa rasa khawatir, dan tampak selalu gelisah.
Saat pengkajian tampak anak selalu gelisah/tidak bisa duduk diam, tidak ada
Fase Prainteraksi:
orang tua dan anak. Anda sudah tahu permasalahan anak dan Anda telah
15
Kondisi Klien:
Tidak bisa duduk tenang dan selalu gelisah, tidak ada kontak mata dan
Diagnosis Keperawatan:
Rencana Keperawatan:
trauma/cidera fisik.
a. Mampu mengenal
komunikasi.
fisik.
16
K : Respons klien (tidak ada atensi).
tangga)
K : Respons klien
K : Respons klien
Fase Terminasi :
P : “Senang, ya?”
17
K : Respons klien.
K : Respons klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
18
Secara klinis, afasia dibedakan menjadi afasia sensoris, afasia motoris, afasia
kelancaran bicara.
19
dimengerti orang lain, menggunakan bahasa tubuh, dan hanya dapat
10) Perlu selektif dalam memilih teknik karena ada hal-hal yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
20