(REV) Artikel - Digraf Dan Penerapannya - Kelompok 2
(REV) Artikel - Digraf Dan Penerapannya - Kelompok 2
Anggota Kelompok 2:
1. Dewanti Purna Witular (M0118023)
2. Yuriska Christina Arnita Sandy (M0118072)
3. Khairina Altaf Salsabila (M0119049)
4. Sahmura Maula Al Maghribi (M0119077)
5. Satriani Hestiningtyas Laksono (M0119081)
i
BAB I
PENDAHULUAN
Teori graf merupakan suatu diagram yang memuat informasi tertentu jika
diinterpretasikan secara tepat. Tujuannya adalah sebagai visualisasi objek-objek
agar lebih mudah dimengerti. Secara metematis graf didefinisikan sebagai pasangan
himpunan (𝑉, 𝐸), ditulis dengan notasi 𝐺 = (𝑉, 𝐸), yang dalam hal ini 𝑉 adalah
himpunan tak kosong dari simpul (vertex atau node) dan E adalah himpunan sisi
(edge) yang menghubungkan sepasang simpul.
Garis yang hanya menghubungkan dengan satu titik ujung disebut loop. Dua
garis berbeda yang menghubungkan titik yang sama disebut garis pararel. Dua titik
dikatakan berhubungan (adjacent) jika garis menghubungkan keduanya. Titik yang
tidak memiliki garis yang berhubungan dengannya disebut titik terasing (isolating
point). Graf yang tidak memiliki titik (sehingga tidak mewakili garis) disebut garis
kosong. Jika semua garisnya berarah, maka grafnya disebut graf berarah (directed
graph), atau biasa disebut digraf. Dalam permasalahan sehari-hari seperti masalah
struktur organisasi, bagan alir, pengambilan mata kuliah, peta, rangkaian listrik dan
lain-lain memerlukan penyelesaian berupa digraf. Untuk itu, dalam artikel ini akan
dibahas lebih lanjut tentang digraf dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
a b
Gambar 2.1. Digraf D
Digraf D dibentuk dari himpunan vertex V(D) = {a,b,c,d} dan himpunan arc E(D)
= {ab, bd, dc, ca}
Jika ab adalah arc pada digraf D maka:
1. ab menghubungkan a dan b
2. ab incident dari a dan incident ke b, dan
3. a adjacent dengan b dan b adjacent dengan a
Berbeda dengan perhitungan degree dalam graf, terdapat dua istilah dalam
perhitungan degree digraf yaitu outdegree dan indegree. Outdegree dari vertex v
(od v) pada digraf D adalah jumlah vertex di D yang adjacent dari v.
3
Indegree dari vertex v (id v) pada digraf D adalah jumlah vertex di D yang adjacent
ke v. Total degree (deg v) dari vertex v didefinisikan sebagai
𝑑𝑒𝑔 𝑣 = 𝑜𝑑 𝑣 + 𝑖𝑑 𝑣
Theorema 2.1.1 (The First Theorem of Digraf Theory) Jika D adalah digraf
dengan size m maka
∑ 𝑜𝑑 𝑣 = ∑ 𝑖𝑑 𝑣 = 𝑚
𝑣 ∈𝑉(𝐷) 𝑣 ∈𝑉(𝐷)
Bukti. Ketika outdegrees dari vertex dijumlahkan, setiap arc dihitung sekali.
Demikian pula, ketika indegrees dari vertex dijumlahkan, setiap arc dihitung sekali
saja.
Definisi 2.2.1. Sebuah walk dari u ke z dengan panjang k dalam digraf adalah
serangkaian k arc dengan bentuk uv, vw, wx, ..., yz.
Definisi 2.2.2. Trail adalah walk yang semua arcnya berbeda.
Definisi 2.2.3. Path adalah trail yang semua vertexnya berbeda.
Definisi 2.2.4. Closed walk adalah walk yang berawal dan berakhir pada vertex
yang sama.
Definisi 2.2.5. Closed trail adalah closed walk yang semua arc nya berbeda.
Definisi 2.2.6. Cycle adalah closed trail yang semua vertexnya berbeda kecuali
vertex awal dan vertex akhir.
e f
c d
a b
4
vertex akhir c. Closed walk tersebut merupakan closed trail tetapi bukan cycle.
Sementara itu, closed trail (c, d), (d, f), (f, b), (b, a), (a, e), (e, c) merupakan cycle.
Definisi 2.3.2. Digraf 𝐷1 dan 𝐷2 dikatakan identik (𝐷1 = 𝐷2 ) jika 𝑉(𝐷1 ) = 𝑉(𝐷2 )
dan 𝐸(𝐷1 ) = 𝐸(𝐷2 ). Digraf yang identik selalu isomorphic, namun untuk
sebaliknya tidak berlaku.
𝜙𝑏 = 𝑔 𝜙𝑎𝑑 = 𝑓𝑒
𝜙𝑐 = ℎ 𝜙𝑑𝑐 = 𝑒ℎ
𝜙𝑑 = 𝑒 𝜙𝑐𝑏 = ℎ𝑔
𝜙𝑑𝑏 = 𝑒𝑔
5
Definisi 2.3.3 Digraf (𝐷1 ) adalah subdigraf dari digraf D, ditulis dengan
(𝐷1 ∈ 𝐷), jika 𝑉(𝐷1 ) ⊆ 𝑉(𝐷2 ) dan 𝐸(𝐷1 ) ⊆ 𝐸(𝐷2 ). Subdigraf D1 dari D adalah
spanning subdigraf dari D jika 𝑉(𝐷1 ) = 𝑉(𝐷2 ).
Definisi 2.3.4. Sebuah digraf dikatakan symetric jika (u,v) adalah arc dari D,
maka (v,u) juga arc dari D. Sedangkan digraf D disebut oriented digraf atau
asymetric jika (u,v) adalah arc dari D, maka (v,u) bukan merupakan arc dari D.
Sebuah oriented graph D dapat diperoleh dari suatu graf G dengan menetapkan
suatu arah pada setiap edge pada G, dengan demikian mengubah setiap edge pada
G menjadi arc dan mengubah G itu sendiri menjadi oriented graph. Digraf D juga
disebut dengan oriented dari G.
6
Gambar 2.6. 𝐷3 : simetris; 𝐷4 : asimetris; 𝐷5 : bukan keduanya
Bukti. Akan dibuktikan dari dua arah karena pernyataan tersebut merupakan
pernyataan biimplikasi.
7
atau 𝑢1 , . . . , 𝑣, 𝑢, . . . , 𝑣1 . Pada kasus pertama, 𝑢1 connected pada
𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑣 connected pada 𝑣1 dalam G − e. Pada kasus kedua, 𝑢1 connected
pada v dan u connected pada 𝑣1 . Telah diketahui bahwa 𝑢 connected
terhadap 𝑣 di 𝐺 − 𝑒 yang artinya jika e terletak pada suatu cycle , maka
𝐺 − 𝑒 connected dan e bukanlah bridge sehingga kontradiksi. Terbukti
jika G adalah connected graph dan edge e dari G merupakan bridge, maka
e tidak termuat dalam cycle manapun di G.
2. Akan dibuktikan jika edge e tidak termuat dalam cycle manapun, maka
edge e adalah bridge.
Pernyataan ini akan dibuktikan dengan kontradiksi. Andaikan 𝑒 = 𝑢𝑣
adalah sebuah edge yang tidak teletak pada cycle di G dan e bukanlah
bridge. Maka 𝐺 − 𝑒 connected sehingga terdapat 𝑢 – 𝑣 path P di 𝐺 − 𝑒.
Oleh karena itu, P dan e akan membentuk sebuah cycle di G sehingga
menimbulkan kontradiksi. Dengan demikian terbukti jika edge etidak
termuat dalam cycle manapun maka edge e adalah bridge.
Jadi, dari pembuktian (1) dan (2) terbukti jika G connected graph, edge e adalah
bridge dari graf G jika dan hanya jika e tidak termuat cycle manapun di G.
Teorema 2.4.2. Sebuah connected graph G orientable jika dan hanya jika G tidak
memuat bridges.
Bukti. Akan dibuktikan dari dua arah karena pernyataan tersebut merupakan
pernyataan biimplikasi.
8
Oleh karena itu G tidak orientable maka kontradiksi. Terbukti G tidak
memuat bridge.
2. Jika G tidak memuat bridges maka G orientable.
Karena G tidak memuat bridge, berdasarkan Teorema 2.4.1 bahwa setiap
edge pada G terletak pada sebuah cycle. Dimisalkan 𝐶 ∶ 𝑣1 , 𝑣2 , … , 𝑣𝑛, 𝑣1
adalah cycle di G. Tentukan edge 𝑣𝑛 𝑣1 dengan arah (𝑣𝑛 , 𝑣1 ) dan edge
𝑣𝑖 𝑣𝑖+1 dengan arah (𝑣𝑖 , 𝑣𝑖+1 ) untuk 𝑖 = 1, 2, … , 𝑛 − 1. Jika terdapat vertex
C yang saling adjacent dan tidak berurutan, maka edge diantaranya
diarahkan secara bebas. Jika setiap vertex pada G termuat pada C maka
terbukti bahwa G orientable. Dimisalkan terdapat vertex pada G yang tidak
termuat dalam C. Karena G connected, terdapat vertex 𝑤1 yang tidak
termuat dalam C, sehingga 𝑤1 𝑣𝑗 adalah edge pada G, dimana 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛.
Karena 𝑤1 𝑣𝑗 bukan bridge dari G, terdapat cycle 𝐶1 ∶ 𝑤1 𝑣𝑗 =
𝑤2 , 𝑤3 , … , 𝑤𝑚 , 𝑤1 pada G. Tentukan edge 𝑤𝑚 𝑤1 dengan arah (𝑤𝑚 , 𝑤1 ),
edge 𝑤1 𝑤2 dengan arah (𝑤1 , 𝑤2 ). Untuk setiap 𝑖 = 2, 3, … , 𝑚 − 1, edge
𝑤𝑖 𝑤𝑖+1 yang tidak berarah, diberikan arah (𝑤𝑖 , 𝑤𝑖+1 ).
Jika masih ada edge yang menghubungkan dua vertex dari 𝐶1 atau satu
vertex dari C dengan satu vertex dari 𝐶1 yang belum mempunyai arah,
maka ditentukan arah secara bebas sehingga diperoleh digraf yang strongly
connected.
Jadi, dari pembuktian (1) dan (2) terbukti bahwa connected graph G orientable
jika dan hanya jika G tidak memuat bridge.
9
𝑐 𝑐
A: B:
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
Gambar 2.7 Gambar 2.8.
Gambar 2.7. menunjukkan digraf A, sedangkan Gambar 2.8. menunjukkan graf
underlying dari digraf A.
𝑏 𝑐
C:
𝑒
𝑓 𝑔
ℎ
Gambar 2.9. Connected Digraph
Gambar 2.9. menunjukkan connected digraph, dikarenakan tidak semua pasangan
vertex dihubungkan oleh sebuah path.
Definisi 2.6.2. Suatu digraf D disebut strong (strongly connected) jika untuk setiap
pasangan vertex (u,v), D memuat u-v path dan v-u path.
10
𝑎
𝑏 𝑐
S:
𝑒
𝑓 𝑔
𝑎 𝑏
E: 𝑐
𝑑 𝑒
11
𝑎 𝑏
H: 𝑐 𝑓
𝑑 𝑒
2.8 Tournament
𝑐 𝑑
12
(v1, v4),(v1, v5), . . . ,(v1, vn) adalah arc dari T. Hal tersebut kontradiksi
dengan pengandaian bahwa (vn, v1) adalah arc dari T. Jadi T adalah
asiklik.
Jadi, dari i dan ii, terbukti bahwa tournament dikatakan transitif jika
dan hanya jika asiklik.
Teorema 2.8.2. Setiap tournament memuat hamiltonian path.
Bukti. Misalkan tournament berorder n dan dimisalkan P = v1, v2, . . . , vk yang
merupakan path terpanjang pada T. Jika P bukan hamiltonian path pada T, maka
1 ≤ k < n dan terdapat vertex v pada T bukan pada P. Karena P adalah path
terpanjang maka (v, v1), (vk, v) ∉ T dan (v1, v),(v, vk) ∈ E(T). Hal ini berarti bahwa
terdapat bilangan bulat terbesar i, dimana 1 ≤ i < k sehingga (vi, v) ∈ E(T) dan
(v, vi+1) ∈ E(T). Akan tetapi v1, v2, . . . , vi, v, vi+1, . . . , vk adalah path yang
panjangnya melebihi P, sehingga hal tersebut adalah kontradiksi dengan pernyataan
bahwa P merupakan path terpanjang pada T. Jadi,v1, v2, . . . , vi, v, vi+1, . . . , vk adalah
hamiltonian path.
𝑣1 𝑣2 𝑣3 𝑣𝑡 𝑣𝑡+1 𝑣𝑘−1 𝑣𝑘
T:
13
BAB III
PEMBAHASAN
Contoh 3.0.1.
Salah satu contoh penerapan graf berarah atau digraf adalah menentukan
urutan kegiatan yang harus dilalui dari awal sampai selesai
Tabel 3.1 Tabel Kegiatan
14
Contoh 3.0.2
Contoh penerapan digraf lainya yaitu jaring makanan. Jaring makanan adalah
perluasan dari konsep rantai makanan yang merupakan jalur sederhana yang lanjar
menjadi sebuah jaringan interaksi yang kompleks. Jaring makanan terbagi menjadi
dua jenis:
a. Grazing Web
Jaring makanan yang tergolong pada jenis Grazing Web memulai jaringnya
dari tumbuhan, ganggang atau plankton.
Digraf terdiri atas himpunan titik-titik yang dihubungkan dengan himpunan
garis-garis yang berarah. Himpunan titik-titik tersebut dapat diartikan
sebagai kumpulan suatu obyek, dalam hal ini adalah kumpulan spesies
sedangkan himpunan garis-garis tersebut diartikan sebagai aktivitas
memakan dari suatu spesies pemangsa ke spesies lainnya yang menjadi
mangsa spesies tersebut. Siklus tersebut dapat direpresentasikan menjadi
suatu digraf. Jaring makanan jenis grazing web disajikan dalam tabel berikut
Tabel 3.2 Jaring makanan jenis Grazing Web
Spesies Pemangsa Mangsa
Beruang - Rusa, Tikus, Tumbuhan
Burung Rubah, Kucing, Rakun Tumbuhan
Rusa Beruang, Serigala Tumbuhan
Rubah - Burung, Ular, Serangga,
Kelinci, Tikus, Salamander
Ular Rubah Serangga, Katak
Serangga Rubah, Ular, Rakun, Tumbuhan
Salamander, Sigung,
Katak
Tumbuhan Beruang, Burung, Rusa, -
Serangga, Kelinci
Kelinci Rubah, Serigala Tumbuhan
Rakun - Burung, Serangga
15
Tikus Beruang, Rubah, Sigung, -
Kucing, Serigala
Salamander Rubah Serangga
Sigung Serigala Serangga, Tikus
Katak Ular Serangga
Kucing - Burung, Tikus
Serigala - Rusa, Kelinci, Tikus,
Sigung
Berdasarkan Tabel 3.2, dapat dibuat sebuah digraf Q yang disajikan pada
Gambar 3.2 dimana vertex menyatakan spesies dan arah dari spesies x
menuju spesies y menyatakan x memangsa y.
1. Beruang
2. Burung
3. Rusa
4. Rubah
5. Ular
6. Serangga
7. Tumbuhan
8. Kelinci
9. Rakun
10. Tikus
11. Salamander
12. Sigung
13. Katak
14. Kucing
15. Serigala
16
Gambar 3.2 Digraf Jaring Makanan Jenis Grazing Web
b. Detrital Web
Jaring makanan yang tergolong pada jenis Detrital Web memulai jaringnya
dari unsur organik seperti bakteri dan fungi. Jaring makanan memiliki
anggota yang sama seperti rantai makanan, yaitu: produsen, herbivor, dan
karnivor
17
Contoh 3.0.3
18
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Graf berarah atau digraf adalah himpunan tak kosong berhingga dari objek
yang disebut vertex bersama dengan himpunan pasangan berurutan vertex
yang berbeda (mungkin kosong) dari D yang disebut arc atau directed edge.
2. Sebuah connected graph G disebut orientable jika memungkinkan untuk
menetapkan arah dari setiap edge pada G sehingga edge berubah menjadi
arc untuk menghasilkan strongly connected digraf D. Underlying graph
dari digraf D adalah graph yang diperoleh dengan mengganti setiap arc dari
D dengan edge yang tidak berarah. Sedangkan, Tournament T adalah suatu
graf komplit dimana untuk dua vertex yang berbeda, misal u dan v,
mempunyai tepat satu arc yang menghubungkan arc (u, v) atau (v, u) pada
T.
3. Digraf dapat diterapkan kedalam berbagai jenis masalah sehari-hari,
diantaranya yaitu representasi suatu kegiatan menggunakan digraf,
pembuatan jaring-jaring makanan, dan pada pembuatan graf berarah untuk
memudahkan saat akan diadakan transfusi darah.
19
DAFTAR PUSTAKA
[1] Chartrand, G., Lesniak, L. & Zhang, P., 2016. Graphs and Digrafs. New
York: CRC Press.
[3] Repository USU. (n.d.). Retrieved Maret 9, 2021, from Chapter II Bab 2
LandasanTeori:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/48624/Chapter%20II.pdf;j
sessionid=38A01A317FD7BCCB44E998DB906CE9EE?sequence=3
20
JOB DESCRIPTION
21