Anda di halaman 1dari 36

KARYA ILMIAH MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS


MUSLIM INDONESIA
(Analisis Penggunaan Kitab Kuning dalam Penulisan Skripsi
Bidang Keislaman Tahun 2021 )

OLEH:
Andi Mulyadi
10120190186

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN 2O21

1
ABSTRAK
Andi Mulyadi (10120190186) Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan

Agama Islam FAI Universitas Muslim Indonesia. (Analisis Penggunaan

Kitab Kuning dalam Penulisan Skripsi Bidang Keislaman Tahun Akademik

2021).

Sumber ajaran Islam adalah al-Qur’an dan as-Sunnah.Selain al-

Qur’an dan Hadis sebagai sumber tasyri’ dan pedoman hidup umat

manusia, ijtihad para ulama juga merupakan sumber pokok yang ketiga.

Hasil karya pemikiran dan ijtihad para ulama dan ilmuwan muslim tersebut,

kemudian diabadikan kedalam tulisan berbentuk buku atau kitab yang

disebut buku-buku turats atau lebih populer dengan sebutan kitab kuning.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam harus mampu menguasai

kajian ilmu-ilmu keislaman yang sumber kajian utamanya berasal dari kitab-

kitab turats atau kitab kuning, selain itu kitab kuning juga menjadi referensi

utama dalam penulisan tugas akhir mahasiswa khususnya skripsi dalam

bidang keIslaman.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif

analisis dengan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menguji

hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang

sesuatu gejala atau kejadian. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan kemudian dianalisa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

bagaimana penggunaaan kitab kuning sebagai referensi dalam penulisan

skripsi mahasiswa Juruan Pendidikan Agama Islam bidang keislaman tahun

akademik 2012.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini


2
dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi, berupa

skripsi PAI bid. keislaman tahun 2012, wawancara 10 mahasiswa Jurusan

PAI, 2 Dosen bid. studi keislaman dan ketua Jurusan PAI.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa PAI lebih

cenderung menggunakan buku-buku terjemah dibandingkan dengan

penggunaan kitab kuning dalam penulisan skripsi karena kurangnya

pemahaman mahasiswa terhadap buku-buku turats atau kitab kuning.

3
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam tempatku

bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat yang diberikan-Nya tanpa batas.

Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW

tercinta beserta keluarga, sahabat, dan pengikut sampai akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

dialami selama penulisan skripsi berjudul Karya Ilmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan

Agama Islam FAI Univeritas Muslim Indonesia. (Analisis Penggunaan Kitab Kuning

dalam Penulisan Skripsi Bidang Ke-Islaman Tahun Akademik 2021). Namun berkat

kerja keras, doa dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk

menyelesaikan skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Seluruh Dosen Pengajar yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada

penulis selama proses perkuliahan berlangsung. Semoga Allah SWT memberikan

balasan dan pahala berlipat atas ilmu yang telah diberikan dengan ikhlas.

Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan UMI Makassar yang telah

memberikan fasilitas berupa kemudahan dalam menyediakan buku-buku referensi.

2. Orang Tua tercinta, yang telah tulus, ikhlas, sabar dalam mendidik penulis dari

kecil hingga seperti sekarang ini. Selalu menghadirkan untaian do’a untuk

keberhasilan dan kesuksesan penulis dalam menuntut ilmu.

3. Sahabat-sahabat seperjuangan. Terimakasih atas kebersamaannya,

dukungan, bantuan dan motivasi. Tiada hal yang terindah kecuali mengenang masa

kita berjuang bersama di kampus tercinta.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi

rasa hormat dan terima kasih penulis yang telah memberikan bantuan yang sangat

4
bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “Jazakumullah Ahsanal Jazaa”

semoga amal baiknya diterima oleh Allah SWT. Penulis mengharapkan masukan

berupa saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi memperbaiki karya tulis

ini, semoga dapat membawa manfaat bagi para pengkaji/pembaca dan bagi penulis

sendiri. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Makassar, 12 Juni 2021

Penulis

5
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................ 1
ABSTRAK .............................................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 4
BAB I ....................................................................................................................................................... 7
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 7
A. Identifikasi Masalah ................................................................................................................ 14
B. Pembatasan Masalah............................................................................................................. 15
C. Perumusan Masalah............................................................................................................... 15
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 15
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 15
BAB II .................................................................................................................................................... 17
KAJIAN TEORI .................................................................................................................................... 17
A. Kitab Kuning............................................................................................................................. 17
1. Pengertian Kitab Kuning ........................................................................................................ 17
2. Metode Pembelajaran Kitab Kuning .................................................................................... 19
3. Kesulitan Mempelajari Kitab Kuning .................................................................................... 23
4. Manfaat Mempelajari Kitab Kuning ...................................................................................... 23
BAB III ................................................................................................................................................... 26
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................................................ 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................... 26
B. Metode Penelitian ................................................................................................................... 26
C. Variabel dan Subyek Penelitian ............................................................................................ 27
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian ............................................................................................................... 31
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................................ 33
G. Teknik Analisis Data ........................................................................................................... 34

6
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber ajaran Islam adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Dua sumber

pokok itulah yang menjadi pedoman hidup manusia untuk mencapai

kebahagiaan yang hakiki. Al-Qur’an sebagai kalam Ilahi yang merupakan

sumber utama dan as- Sunnah menjadi sumber utama yang kedua berupa

perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi Muhammad SAW.

Secara garis besar, sumber tasyri’ Islam terbagi dua bagian, yaitu

tasyri’ yang bersumber dari Allah dan tasyri’ yang bersumber dari manusia.

Tasyri’ yang pertama merupakan peraturan yang ditetapkan Allah berupa

ayat-ayat al-Qur`an dan al-Sunnah. Sedangkan tasyri’ yang kedua

merupakan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh para mujtahid tabi’in

atau para pengikut tabi’in dan seterusnya, dengan cara meng-istinbath dari

tasyri ilahi.1

Rasulullah Saw bersabda :

“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selamanya, jika

berpegang pada keduanya yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku (Hadis).”

yaitu untuk menjelaskan lebih detail pengetahuan maupun hukum yang ada di

dalam al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW.

“Ulama ushul menulis bahwa ijtihad adalah mempergunakan segala

kesanggupan untuk mengeluarkan hukum syara’ dari Kitabullah dan hadis

Rasulullah SAW”.3 Ijtihad juga merupakan kemampuan para ulama atau

cendikiawan muslim dalam memperoleh pengetahuan tentang ajaran

7
maupun hukum-hukum Islam, dari ijtihad para ulama menghasilkan istinbat

hukum. “Istinbat yaitu mengeluarkan makna-makna dari nash-nash yang

terkandung dengan menumpahkan pikiran dan kemampuan (potensi)

naluriah.”4. Istinbath hukum merupakan cara yang dilakukan atau

dikeluarkan oleh pakar hukum untuk mengungkapkan suatu dalil hukum

guna menjawab persoalan-persoalan yang terjadi.

Hasil pemikiran dan ijtihad para ulama atau cendikiawan muslim

tersebut, kemudian diabadikan kedalam tulisan berbentuk buku atau kitab

yang disebut kitab klasik atau lebih populer dengan sebutan kitab kuning.

Para santri dan pelajar yang ingin mendalami ilmu agama, tentu perlu

merujuk kepada literatur yang mengupas ilmu-ilmu agama, karena kitab

kuning merupakan sumber utama kajian ilmu agama. Kitab kuning adalah

“kitab-kitab yang mengandung nilai-nilai dan ilmu-ilmu yang berkaitan

dengan ajaran Islam, ditulis dalam bahasa Arab atau melayu yang pada

mulanya atau sampai saat ini dipelajari di pesantren- pesantren”.5

“Pengertian yang beredar di kalangan pemerhati masalah pesantren

adalah bahwa kitab kuning selalu dipandang sebagai kitab-kitab

keagamaan berbahasa Arab atau berhuruf Arab, sebagai produk

pemikiran ulama-ulama masa lampau yang ditulis dengan format khas

pra modern, sebelum abad ke- 17an M. Dalam rumusan yang lebih rinci

definisi kitab kuning adalah kitiab- kitab yang ditulis oleh ulama-ulama

“asing” tetapi secara turun temurun menjadi refrence yang di pedomani

oleh para ulama Indonesia sebagai karya

8
tulis yang independen dan ditulis oleh ulama Indonesia sebagai komentar atau

terjemahan atas kitab karya ulama asing.”6

Karena kitab kuning merupakan kajian utama ilmu agama Islam,

Kementrian Agama Republik Indonesia mengambil beberapa kebijakan

untuk melestarikan dan mewariskan kitab kuning, salah satunya dengan

mengadakan musabaqoh baca kitab, sebagai wadah untuk

mempertahankan warisan kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai rujukan

utama dalam menjawab tantangan zaman.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Dr.

H. Rohadi Abdul Fatah, MA. memaparkan, penyelenggaraan Musabaqah

Baca Kitab bagi Kepala KUA ini bernuansa pada peningkatan kualitas

akademik bagi para kepala KUA dalam memahami ilmu-ilmu klasik dalam

ajaran Islam, yang tentunya merupakan sumber utama nilai-nilai Islam,

yang harus dipegang teguh dan diterapkan sebagai nilai-nilai utama dalam

kehidupan sosial maupun individual. Menurut Drs HZ Muttaqin, Kelapa

Seksi Pembinaan Administrasi Kepenghuluan pada Direktorat Urais dan

Binsyar Kementerian Agama, MBK dilaksanakan untuk mendorong dan

meningkatkan kecintaan para kepala KUA pada kitab rujukan berbahasa

Arab; meningkatkan kemampuan kepala KUA dalam melakukan kajian dan

pendalaman ilmu-ilmu agama Islam dari sumber kitab-kitab berbahasa

Arab; dan meningkatkan wawasan keilmuan Islam bagi kepala KUA.7

Di perguruan tinggi Agama Islam, khususnya pada jurusan

Pendidikan Agama Islam (PAI) pembelajaran kitab kuning menjadi salah

satu mata kuliah yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa jurusan

Pendidikan Agama Islam, kitab kuning merupakan ilmu dasar untuk

mempelajari ilmu keagamaan seperti Tafsir, Hadis, Fiqih, Ushul Fiqh,


9
Tauhid dan lain-lain.

6 Sa’id Aqiel Siradj, dkk., Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayat, 1999), h.

222

7 Kementrian Agama RI, Akan Diselenggarakan Musabaqah Kitab Kuning Antar Kepala

KUA, Kamis 12 September 2013 pukul 21.00 WIB

oleh:http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=85219

10
Karena Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan melahirkan

Guru Agama Islam yang memiliki kewenangan untuk mengajar Pendidikan

Agama Islam di SLTP umum, SLTA dan SMK. Mereka juga memiliki

kewenangan untuk mengajarkan salah satu dari empat mata pelajaran

keagamaan di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, yaitu Tafsir-

Hadis, Fiqih, dan Ushul Fiqih, Ilmu Kalam, dan Sejarah Peradaban Islam

(SPI). Lulusan atau outcome dari Jurusan PAI FAI UMI diharapkan memiliki

kecakapan sebagai Sarjana Muslim Profesional yang mampu menjadi guru

Pendidikan Agama Islam yang profesional pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah.8

Maka dari itu mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam harus

mampu menguasai empat mata pelajaran tersebut maupun kajian ilmu-ilmu

agama lainnya, yang sumber kajian utamanya berasal dari buku-buku turats

atau kitab kuning, selain itu kitab kuning juga menjadi referensi utama dalam

penulisan tugas akhir mahasiswa atau skripsi khususnya dalam bidang

keislaman .

Untuk pembuatan karya ilmiah maupun skripsi membutuhkan

referensi- referensi dari data yang relevan, berupa buku, majalah, koran,

jurnal dan internet. Semakin banyak referensi dari berbagai sumber,

semakin baik pula isi karya ilmiah atau skripsi tersebut. Karena referensi

dalam sebuah karya ilmiah sangat penting, yaitu untuk membuktikan

keabsahan dari pernyataan-pernyataan didalam karya ilmiah dan supaya

dapat di akui kebenaranya, serta jauh dari plagiat.

Namun nampaknya bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam, kitab


11
kuning kurang diminati mahasiswa PAI untuk dijadikan sebuah referensi

karya ilmiahnya, hal ini dapat dilihat dari kurangnya referensi kitab kuning

di dalam pembuatan skripsi dan makalah. Jarang sekali mahasiswa

mencantumkan referensi-referensi kitab kuning khususnya dalam karya

ilmiah berupa skripsi dan makalah pada mata kuliah keagamaan seperti

tafsir, hadis, ilmu kalam, fiqih, dan ilmu keagamaan lainnya.

Hanya sedikit mahasiswa yang menggunakan referensi kitab kuning

pada umumnya dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman

mahasiswa terhadap kitab-kitab kuning. Padahal untuk pembelajaran

Agama Islam lebih banyak referensi yang akurat yang berasal dari kitab-

kitab kuning. Bagi

8 Tim Penyusun UIN, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarifhidayatullah Jakarta 2009-2010, (Jakarta: UIN Syarifhidayatullah, 2009), h. 69

12
mahasiswa yang latar belakang pendidikannya berasal dari pondok

pesantren akan mudah untuk memahaminya, sedangkan mahasiswa yang

latar belakang pendidikannya dari SMA atau SMK akan mengalami

kesulitan, mereka biasanya menggunakan terjemahan kitab-kitab kuning

dengan yang berbahasa Indonesia. Untuk itu diperlukan metode

pembelajaran yang tepat, dan keseriusan mahasiswa untuk bisa

memahami dan menggunakan kitab-kitab kuning dalam pembuatan skripsi

maupun karya ilmiah lainnya.

Selain pemahaman mahasiswa yang kurang dalam menguasai kitab

kuning, banyaknya referensi-referensi buku modern maupun terjemah yang

membuat mahasiswa lebih memilih referensi yang praktis, padahal

mengambil referensi dari sumber utama yang berasal dari kitab kitab kuning

lebih lengkap dibandingkan buku-buku sekunder maupun terjemah. Serta

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat membuat

kitab kuning kurang diminati para mahasiswa dalam penggunaan referensi

untuk pembuatan karya ilmiah ataupun hal-hal yang berkaitan dengan

tugas-tugas perkuliahan.

Dari hasil latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk

mengkaji penelitian tentang karya ilmiah mahasiswa PAI dan penggunaan

kitab kuning dalam penulisan referensi skripsi, oleh karena itu penulis

membuat penelitian ini dengan judul “Karya Ilmiah Mahasiswa

Pendidikan Agama Islam FAI Universitas Muslim Indonesia (Analisis

Penggunaan Kitab Kuning dalam Penulisan Skripsi Bidang Ke-Islaman

Tahun Akademik 2021 )”

13
A. Identifikasi Masalah

1. Banyaknya mahasiswa jurusan PAI yang cenderung menggunakan

referensi buku-buku terjemah.

2. Banyaknya mahasiswa jurusan PAI yang kurang memiliki kemampuan

dalam memahami kitab kuning.

3. Civitas akademika kurang memberikan perhatian dan bimbingan

terhadap penggunaan referensi kitab kuning.

4. Perubahan zaman dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang membuat mahasiswa jurusan PAI mengambil literatur yang tidak

resmi.

14
B. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini fokus, maka penulis

membatasi penelitian ini pada :

1. Karya ilmiah mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FAI UMI,

yang berupa tugas akhir mahasiswa yaitu skripsi.

2. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam FAI UMI bidang

ke-Islaman tahun akademik 2021.

C. Perumusan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini terarah, maka rumusan pada

penelitian ini adalah: bagaimana penggunaan kitab kuning dalam penulisan

skripsi bidang ke- Islaman mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam

FAI UMI ?.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan

kitab kuning dalam penulisan skripsi bidang keislaman mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam FAI UMI.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi civitas akademika, dapat memberikan tambahan khazanah

pemikiran baru yang berkaitan dengan karya ilmiah mahasiswa PAI

yang berupa skripsi dan penggunaan literatur kitab kuning.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

15
mahasiswa PAI dalam meningkatkan kemampuan mereka dibidang

buku- buku turats (kitab kuning) dan penggunaannya dalam penulisan

karya ilmiah.

3. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum

sehingga mampu menumbuhkan kepedulian terhadap buku-buku turats

(kitab kuning).

4. Untuk memperoleh wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam

merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan penelitian.

16
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kitab Kuning

1. Pengertian Kitab Kuning

Kitab turats atau yang lebih populer disebut kitab kuning adalah “

kitab bertulis Arab tanpa harakat, dijadikan sumber pengajaran di pondok

pesantren.”26 Secara harfiyah, kitab kuning berarti kitab yang berwarna

kuning. “Kitab adalah kata yang diserap dari bahasa Arab, yang

berarti „buku‟ dalam bahasa Indonesia”.27

Di dalam buku Anotasi Kitab Kuning, pengertian kitab kuning adalah

“kitab-kitab yang mengandung nilai-nilai dan ilmu-ilmu yang berkaitan

dengan ajaran Islam, ditulis dalam bahasa Arab atau melayu yang pada

mulanya atau sampai saat ini dipelajari di pesantren-pesantren”.28

Istilah “ kitab kuning” pada mulanya diperkenalkan oleh kalangan luar

pesantren sekitar dua dasawarsa yang silam dengan nada merendahkan.

Dalam pandangan mereka, kitab kuning dianggap sebagai kitab yang

berkadar keilmuwan rendah, ketinggalan zaman, dan menjadi salah satu

penyebab terjadinya stagnasi berpikir umat. Sebutan ini pada mulanya

sangat menyakitkan memang, tetapi kemudian nama “Kitab Kuning”

diterima secara meluas sebagai salah satu istilah teknis dalam studi

kepesantrenan.

Dikalangan pesantren sendiri, di samping istilah Kitab Kuning,

beredar juga istilah “Kitab Klasik” ( al-kutub al-qadimah ), untuk menyebut

jenis kitab yang sama. Bahkan, karena tidak dilengkapi dengan sandangan

(syakal), Kitab kuning juga kerap disebut oleh kalangan pesantren sebagai

17
“Kitab Gundul” dan karena rentang waktu sejarah yang sangat jauh dari

kemunculanya sekarang, tidak sedikit yang menjuluki Kitab Kuning ini

dengan “Kitab Kuno”.

Pengertian yang umum beredar dikalangan pemerhati masalah

pesantren adalah bahwa Kitab Kuning selalu dipandang sebagai kitab-

kitab keagamaan berbahasa Arab,atau berhuruf Arab, sebagai produk

pemikiran ulama-ulama masa lampau ( as-salaf ) yang ditulis dengan

format khas pra – modern, sebelum abad ke-17an M. dalam rumusan

yang lebih rinci, definisi kitab kuning adalah kitab-kitab yang a) ditulis oleh

ulama-ulama “asing”

26 Tim Penyusun KBBI, op. cit., h. 704


27
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir : Kamus Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997), edisi II, h. 1187


28 Anotasi Kitab Kuning, loc. Cit.

18
Tetapi secara turun temurun menjadi reference yang dipedomani oleh

para ulama Indonesia, b) ditulis oleh ulama Indonesia sebagai karya tulis

yang “independen,” dan c) ditulis oleh ulama Indonesia sebagai komentar

atau terjemahan atas kitab karya ulama “asing.” 29

Kitab kuning merupakan kitab karya ulama-ulama masa lampau

maupun ulama-ulama kontemporer yang berbahasa Arab dan berisi tentang

ilmu-ilmu ajaran Islam maupun penjelasan lebih rinci dari al-Qur`an dan

Hadis. Namun belakangan ini Kitab kuning biasanya lebih banyak

digunakan di kalangan pesantren-pesantren, sekolah-sekolah Islam serta

universitas-universitas Islam yang dijadikan sebuah referensi khususnya

dalam penjelasan tentang ilmu-ilmu kajian keislaman seperti fiqih, ulumul

hadis, tafsir, tauhid, dan ilmu-ilmu agama lainya, karena kitab kuning

biasanya berpedoman langsung kepada al-Qur`an dan hadis.

2. Metode Pembelajaran Kitab Kuning

Metode dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh untuk

menyampaikan ajaran yang diberikan. Dalam konteks kitab kuning di

pesantren, ajaran itu adalah apa yang termaktub dalam kitab kuning.

Melalui metode tertentu, suatu pemahaman atas teks-teks pelajaran

dapat dicapai. Selama kurun waktu panjang, pesantren telah

memperkenalkan dan menerapkan beberapa metode: weton, atau

bandongan, sorogan dan hafalan.30

19
Berikut ini beberapa metode dalam pembelajaran kitab kuning :

a. Metode weton adalah “metode kuliah di mana para santri/peserta didik

mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kiai yang menerangkan

pelajaran. Santri menyimak kitab masing-masing dan mencatat jika

perlu. Istilah weton berasal dari kata waktu (Jawa) yang berarti waktu;

karena pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu

sebelum atau sesudah melakukan salat fardu (lima waktu).”31

29 Sa‟id Aqiel Siradj, dkk., op. cit,. hal . 221-222


30 Ibid., h. 280
31 Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-

Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), hal. 107

20
b. Metode sorogan ialah suatu metode di mana santri/anak didik

menghadap guru atau kiai seorang demi seorang dengan membawa

kitab yang akan dipelajarinya. “Kiai membacakan dan menerjemahkan

kalimat demi kalimat;kemudian menerangkan maksudnya. Santri

menyimak bacaan kiai dan mengulanginya sampai memahaminya,

kemudian kiai mengesahkan bahwa ilmu itu telah diberikan oleh kiai

kepadanya.”32 “Dalam metode sorogan, yang berlaku adalah

sebaliknya: murid membaca dan guru mendengarkan sambil memberi

catatan, komentar, atau bimbingan, bila diperlukan.”33

c. Metode hafalan, merupakan implikasi dari pola pemikiran ahl al-hadist

dan dampak dari asumsi dasar tentang konsep ilmu sebagai apa yang

diketahui dan tetap. Ada sebuah argumen yang diajukan untuk

mempertahankan metode ini, yakni “orang-orang yang hafal adalah

argumen atas mereka yang tidak hafal”. Ungkapan ini benar adanya

manakala sistem keilmuwan lebih mengutamakan argumen naqli,

transmisi, dan periwayatan. “Kutipan” yang tepat atas sumber ilmu

menjadikannya lebih dipercaya daripada mereka-reka. Akan tetapi,

ketika konsep keilmuwan lebih menekankan rasionalitas seperti yang

menjadi dasar sistem pendidikan modern, maka metode hafalan kurang

dianggap penting.34

Dalam hal ini metode hafalan bisa diterapkan untuk menghafal

berbagai kaidah-kaidah dalam ilmu nahwu yang telah ditetapkan

misalnya ciri-ciri isim, pi‟il dan sebagainya.

d. Metode diskusi, metode ini dimaksudkan sebagai penyajian bahan


21
pelajaran dengan cara murid atau santri membahasnya bersama-sama

melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu yang

ada dalam kitab kuning. Dalam hal ini kiai atau guru bertindak sebagai

“moderator”. “Metode ini bertujuan agar murid atau santri aktif dalam

belajar.35 “Suatu diskusi baru dapat berjalan dengan baik bila dilakukan

dengan persiapan beserta bahan- bahannya yang cukup jelas, dengan

pembicaraan yang berlangsung secara

32 Ibid, hal. 108


33
Sa‟id Aqiel, loc. Cit.
34 Ibid., hal. 281
35 Ibid., hal. 282

22
rasional, tidak didasarkan atas luapan emosi, dan lebih mementingkan

pada kesimpulan rasional”.36

3. Kesulitan Mempelajari Kitab Kuning

Kitab kuning mempunyai ciri khas tulisannya tidak dilengkapi dengan

syakal, untuk bisa mahir membaca dan memahami kitab kuning perlu

mengetahui ilmu alat yaitu nahwu dan sharaf, karena itulah yang menjadi

sebab utama kitab kuning sulit untuk dibaca dan dipahami.

“Merupakan suatu keharusan bagi setiap insan yang hendak

mengetahui dan mengerti akan asal-usul bacaan serta kandungan al-

Qur`an, Hadist naupun berbagai kitab, untuk memenuhi syarat-syaratnya.

Diantaranya: Harus paham dan mengerti serta menguasai ilmu shorof,

nahwu, i‟lal, bahasa Arab, balaghoh maupun mantiq, dan lain sebagainya

yang semuanya merupakan gramatika (kitab- kitab alat).”37 Karena antara

ilmu nahwu, shorof dan bahasa Arab sangat berkaitan dan semuanya

mempunyai manfaat dan peranan masing-masing agar mudah paham dan

mengerti untuk membaca dan menterjemahkan kitab kuning tersebut, dan

jika seseorang mampu mempelajari ilmu-ilmu alat, maka kesulitan dalam

membaca dan memahami kitab kuning akan terasa mudah.

4. Manfaat Mempelajari Kitab Kuning

Dalam mempelajari kitab kuning yang ditulis oleh para mujtahid atau

ulama-ulama terdahulu yang isinya mengenai ajatran-ajaran Islam yang

sangat relavan untuk dijadikan referensi bagi umat Islam ini, tentu banyak
23
sekali manfaat yang dapat di ambil dari belajar membaca kitab kuning.

Di antaranya adalah sebagai berikut: Manfaat kitab kuning adalah

untuk memahami kedua sumber utama yaitu al-Qur`an dan Hadist Nabi

yang tidak terjerumus dalam kesalahan dan kekeliruan yang dibuatnya

sendiri. Sebab kandungan kitab kuning merupakan penjelasan yang siap

pakai (instan) dan rumusan ketentuan hukum yang bersumber dari al-

Qur`an dan Hadist Nabi yang dipersiapkan oleh para mujtahid di segala

bidang untuk memfasilitasi proses pemahaman ke agamaaan yang

mendalam sehingga mampu

36 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. I hal. 75
37 Mahfudh Ichsan al-Wina‟i, Konsep Kitab Kuning, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1995), cet. I, hal. VI

24
merumuskan penjelasan yang segar. Tetapi tidak historis mengenai

ajaran Islam, al-Qur‟an dan Hadist Nabi.38

Dengan membaca dan mempelajari kitab kuning, dapat memberikan

pengetahuan tentang ilmu-ilmu keislaman secara menyeluruh, menjadi

referensi utama dalam ilmu-ilmu keagamaan dan menjawab persoalan

hukum yang ada saat ini. Pemikiran para ulama terdahulu maupun ulama

kontemporer yang tertuang dalam kitab kuning merupakan khazanah

keilmuwan Islam yang harus diwariskan kepada generasi-generasi muslim

dengan belajar dan memperdalam kitab kuning.

25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Agama Islam Universitas Muslim

Indonesia, pada bulan Mei 2021.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

dengan pendekatan kualitatif yaitu pemecahan masalah dengan

menggambarkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta dan data yang

penulis peroleh sebagaimana adanya tentang penggunaan kitab kuning dalam

penulisan referensi skripsi bidang keislaman mahasiswa pendidikan agama

Islam, kemudian dianalisis untuk mengambil sebuah kesimpulan.

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan

dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.”1

Penulis menggunakan metode Deskriptif yaitu “penelitian yang tidak

menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang

sesuatu gejala

1 Lexy J Moeleong, op.cit., hal. 6

26
atau kejadian.”2 “Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan

kemudian dianalisa sehingga metode ini sering pula disebut sebagai metode

analitik.”3

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kepustakaan

guna mendapatkan data-data dan teori-teori yang berasal dari buku, jurnal,

maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini, tentang analisis

penggunaan kitab kuning dalam penulisan karya ilmiah: skripsi. Dan untuk

memperoleh data dan informasi penulis menggunakan penelitian lapangan.

Penulis meneliti objek yang ditentukan yaitu skripsi Jurusan PAI bidang

keislaman tahun 2021 di Perpustakaan Utama UMI Makassar.

C. Variabel dan Subyek Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variable pada penelitian ini yaitu :

a. Karya ilmiah mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam FAI UMI

Makassar yang berupa skripsi bidang keIslaman tahun 2021

b. Kitab kuning, kitab yang berbahasa Arab berisi kajian materi terkait

dengan ilmu-ilmu agama maupun ajaran Islam digunakan sebagai

referensi dalam penulisan skripsi

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang memberikan informasi dalam

kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini yaitu:
27
a. Mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam, FAI UMI Makassar, yang

sedang menyusun skripsi.

b. Dosen bidang studi ke-Islaman FAI UMI Makassar.

2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal. 234.
3 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: PT. Tarsito, 1990), hal. 14

28
D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian, sumber data merupakan “komponen yang

sangat penting. Sebab tanpa adanya sumber data maka penelitian tidak akan

berjalan, sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data itu

diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang

yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti, baik

pertanyaan tertulis maupun pertanyaan lisan.”4

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi

“Observasi atau pengamatan adalah teknik pengamatan melihat

dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang

terjadi pada keadaan sebenarnya.”5

Sebagai peneliti yang berperan untuk memperoleh suatu

keabsahan data, penulis melihat, mengamati, dan mencatat kejadian yang

sebenarnya terjadi dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

2. Wawancara

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu.”6

29
4 Suharsimi Arikunto, Prosedure Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), hal. 172

5 Lexy J. Moleong, op.cit hal. 174

6 Ibidh hal. 186

30
“Teknik interview atau teknik wawancara, yaitu teknik yang digunakan sebagai

teknik pengumpulan data dan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya

sedikit/kecil.”7

3. Dokumentasi

“Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti tidak hanya

dokumen resmi.”8 “Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian

sebagai sumber data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber

data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan.”9

Untuk melengkapi data yang sudah diperoleh melalui observasi dan

wawancara, peneliti juga menggunakan metode dokumentasi untuk

mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.”10 Dalam penelitian ini yang

berjudul Karya Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Agama Islam FAI UMI Makassar

(Analisis Penggunaan Kitab Kuning dalam Penulisan Skripsi Bidang

7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011),

31
hal. 194
8 Irwan Soehartono, Metode Peneitian Sosial.( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 70
9 Lexy J. Moleong, op.cit, hal. 217
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2002), hal. 128.

32
KeIslaman Tahun Akademik 2021), penulis menggunakan instrumen penelitian

dengan bentuk non test yaitu wawancara dan lembar observasi.

Instrumen non test yang pertama yaitu wawancara, diperuntukkan

kepada Mahasiswa jurusan PAI yang sedang menyusun skripsi dan

wawancara Kajur Pendidikan Agama Islam, serta Dosen bidang ke-Islaman

PAI. Yang kedua lembar observasi berupa catatan klasifikasi skripsi

mahasiswa PAI dan catatan keadaan mahasiswa di perpustakaan yang

sedang menyusun skripsi.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk mengetahui apakah; data yang telah diolah dan dianalisis itu

benar- benar valid atau tidak, maka penulis melakukan pemeriksaan

keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. Dalam penelitian ini,

triangulasi yang digunakan merupakan teknik pengumpulan data sekaligus

menguji kreadibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbagai

teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

“Teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data lain.

Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kreadibilitas

data.”11

“Denzim (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan

teori. Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi dengan sumber


33
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif.”12 Dalam hal ini penulis membandingkan data hasil pengamatan

(observasi) dengan data hasil wawancara, dan membandingkan hasil

wawancara dengan dokumen yang berkaitan.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penelitian ini penulis menggunakan analisa data

model miles dan Huberman, yaitu “analisis data yang dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu.”13

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya

sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin

dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya

berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa

dipahami dengan mudah.

1. Reduksi Data

“Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.”14

Setelah memperoleh data dari berbagai sumber yakni dari pengamatan,

34
wawancara dan dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan

reduksi data dengan menelaah, mempelajari, menyeleksi dan memfokuskan

hal-hal penting yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

2. Penyajian Data

“Penyajian data ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

Penyajian data dilakukan karena data yang terkumpul demikian banyak,

sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam menggambarkan detail secara

keseluruhan. Setelah data direduksi, maka penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya.”15

Setelah melalui reduksi data, langkah selanjutnya dalam analisis data

adalah penyajian data dari data yang terkumpul dan bertumpuk-tumpuk akan

dideskripsikan secara tersusun untuk diambil sebuah kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan “kegiatan di akhir

penelitian kualitatif. Penelitian harus sampai pada kesimpulan dan melakukan

verifikasi

35
36

Anda mungkin juga menyukai