Anda di halaman 1dari 27

ABSTRAK

Peradaban suatu bangsa salah satunya dilihat dari kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di dalamnya. Setiap orang meyakini bahwa untuk menambah kualitas SDM
adalah dengan pendidikan. Salah satu jalan untuk memperoleh pendidikan yang paling
sederhana adalah dengan membaca. Mahasiswa dengan pola belajar yang berbeda
dengan siswa biasa seharusnya terbiasa mencari ilmu sendiri dan tidak hanya
tergantung pada ilmu yang dosen berikan di kelas. Membaca dalam hal ini membaca
textbook menjadi salah satu jalan belajar yang baik untuk mahasiswa menambah ilmu
yang ke depannya akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa itu sendiri.
Atas kepentingan ini penulis melakukan penelitian terhadap mahasiswa Prodi
Fisika FMIPA Unpad untuk mengetahui bagaimana minat membaca serta pengaruh
membaca textbook terhadap IPK yang diperoleh. Dari penelitian yang dilakukan
diperoleh bahwa 87% dari 52 koresponden (sampel) menyukai membaca untuk semua
jenis buku bacaan dan 60% menyukai dan terbiasa membaca textbook. Dari hasil ini
diketahui bahwa pada dasarnya membaca textbook sebagai jalan memperoleh
pengetahuan menjadi pendorong untuk memperoleh IPK yang baik dilihat dengan
persentase 55% mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Unpad yang memiliki IPK diantara
3.00-3.50. Alasannya adalah pada saat membaca ada proses belajar dimana mahasiswa
menelaah bacaannya hingga memahami isi bacaan tersebut yang berguna bagi pemicu
meningkatnya prestasi belajar atau nilai indeks prestasi.

Kata kunci : Membaca, Textbook, Prestasi, IPK.

Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wataala yang atas berkah
limpahan rahmat dan luasnya ilmu Saya selaku penulis dapat menyelesaikan penelitian
tentang Pengaruh Membaca Textbook terhadap IPK di Kalangan Mahasiswa
Prodi Fisika FMIPA Unpad ini. Sholawat serta salam semoga tetap dicurahkan
kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan seluruh umantnya hingga akhir zaman
kelak.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa makalah ini tersusun berkat bantuan dari
banyak pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Risdiana, selaku Dosen Mata Kuliah Metode Penelitian.
2. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
3. Kakak, sahabat, dan adik adik Fisika 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 yang
bersedia menjadi koresponden.
Besar harapan penulis makalah ini bisa menjadi sumber ilmu dan pengetahuan
bagi siapapun. Namun, penulis pun tetap sadar bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, setiap kritik dan saran akan menjadi suatu pemicu motivasi
yang membangun agar kelak lebih baik lagi.

Jatinangor, 23 Maret 2015


Penulis

Rara Amita Putri


NPM. 140310120042

ii

DAFTAR ISI
Abstrak .......................................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
Daftar Diagram ........................................................................................................... iv
Daftar Gambar ............................................................................................................. v
Bab I Pendahuluan ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 3
2.1 Textbook dan Pengertiannya ........................................................................... 3
2.1.1 Fungsi Textbook ................................................................................... 5
2.2 Kebiasaan dan Kebudayaan Membaca Buku ................................................. 6
2.3 Buku sebagai Tolak Ukur Peradaban ............................................................. 8
2.4 Pengertian Prestasi dan Indeks Prestasi ......................................................... 9
2.4.1 Pengertian Prestasi ............................................................................... 9
2.4.2 Pengertian Indeks Prestasi ................................................................. 10
2.5 Hubungan Minat Membaca dengan Prestasi Belajar ................................... 11
Bab III Metode Penelitian .......................................................................................... 13
3.1 Cara Pengambilan Data ................................................................................. 13
3.2 Cara Analisis Data ........................................................................................ 13
Bab IV Hasil Penelitian .............................................................................................. 14
4.1 Penyajian Data Kuesioner dan Pembahasan ................................................ 14
Bab V Kesimpulan .................................................................................................... 19
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 20
Lampiran ................................................................................................................... 21

iii

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 .................................................................................................................. 14
Diagram 2 .................................................................................................................. 15
Diagram 3 .................................................................................................................. 15
Diagram 4 .................................................................................................................. 16
Diagram 5 .................................................................................................................. 17
Diagram 6 .................................................................................................................. 17
Diagram 7 .................................................................................................................. 18

iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ................................................................................................................. 14
Gambar 2.2 ................................................................................................................ 15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah tidak diragukan lagi jika pepatah mengatakan bahwa Buku adalah
gudangnya ilmu dan membaca adalah kuncinya. Sejak kita berusia dini yang pertama
kali diajarkan adalah membaca agar setelah dewasa membaca menjadi suatu kebiasaan
dan membudaya. Buku bacaan yang dibiasakan untuk dibaca pun beragam. Mulai dari
buku bacaan yang ringan hingga buku bacaan yang berat seperti textbook. Motivasi
setiap orang untuk membaca pun berbeda beda.
Bagi para pelajar terutama mahasiswa membaca bisa dikatakan sebagai suatu
kebutuhan agar pemasukan ilmu dapat bertambah bukan hanya saat kuliah saja. Namun
nyatanya, jika diperhatikan kebiasaan membaca (dalam hal ini buku bacaan berupa
textbook) di kalangan mahasiswa sudah mulai memudar. Sudah jarang sekali
ditemukan para kutu buku kutu buku yang bisa berjam jam membaca. Dengan
berkurangnya kebiasaan membaca textbook berimbas dengan berkurangnya masukkan
ilmu yang berimbas pula pada kurangnya prestasi mahasiswa. Maka dari itu salah satu
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana minat membaca di
kalangan mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Unpad.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana keadaan minat membaca mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Unpad?
2. Bagaimana minat membaca textbook di kalangan mahasiswa Prodi Fisika
FMIPA Unpad?
3. Bagaimana pengaruh minat membaca textbook terhadap IPK mahasiswa Prodi
Fisika FMIPA Unpad?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui minat membaca mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Unpad.
2. Mengetahui minat membaca textbook di kalangan mahasiswa Prodi Fisika
FMIPA Unpad.
3. Mengetahui pengaruh minat membaca textbook dengan IPK mahasiswa Prodi
Fisika FMIPA Unpad.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Textbook dan Pengertiannya

Gambar 2.1 Buku Teks atau Textbook (Science UNI, 2014)

Buku teks terdiri atas dua kata: buku dan teks. Buku adalah beberapa helai kertas
yang terjilid (berisi tulisan untuk dibaca atau halaman halaman kosong untuk ditulisi
dan teks adalah sesuatu yang tertulis untuk dasar memberi pelajaran, berpidato dsb.
atau bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dsb.
Dari batasan kata-kata di atas, dapat ditarik simpulan sementara bahwa buku teks
adalah buku yang berisi bahan tertulis untuk memberikan pelajaran. Di sini tidak
ditegaskan apakah buku itu untuk murid atau untuk guru, tetapi hanya dijelaskan bahwa
buku itu digunakan untuk memberikan pelajaran (oleh guru atau orang yang berperan
sebagai guru).
Apabila ditelusuri lebih lanjut, kata buku teks bukan kata berbahasa Indonesia
asli, melainkan kata serapan dari bahasa Inggris textbook atau coursebook. Kata

textbook, sebagaimana dijelaskan beberapa rujukan, mempunyai arti a book used in


schools or colleges for the formal study of a subject. Dari sumber ensiklopedi :
1. A standard book for a particular branch of study.
2. A manual of instruction book containing the assigned text for a course of study
3. A standard book of instruction in the principles of a particular subject
Dari pengertian ensiklopedi di atas, dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah
buku standar yang berisi teks pelajaran atau bahan ajar dari suatu cabang ilmu atau
bidang studi, dan digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan untuk mendapatkan
sertifikat atau gelar.
Padanan kata textbook dalam Bahasa Arab adalah

(al-kitab

almadrasi), yang berarti buku sekolah. Ada yang menyebutkan bahwa textbook adalah
schoolbook, classbook

(kitab madrasi, kitab talimi atau

kitab muqarrar) yang berarti buku sekolah, buku pengajaran atau buku yang
ditetapkan, sedangkan course merupakan subject (

, berarti materi

atau bahan ajar.


Sebenarnya, nama yang lebih tepat bagi buku teks adalah buku sekolah, buku
pengajaran, buku ajar atau buku pelajaran, baik untuk jenjang pendidikan dasar,
menengah maupun perguruan tinggi; tetapi karena kata-kata itu dapat dipertukarkan,
sehingga kata yang satu dapat menggantikan yang lain, dan sebaliknya.
Hal ini juga terjadi pada kata textbook dan coursebook dalam bahasa Inggris,
yang sering dipertukarkan. Padahal coursebook merujuk kepada textbook yang
digunakan dalam pengajaran, sehingga untuk menjadi coursebook, textbook harus
dilengkapi dengan latihan-latihan, dan kegiatan kegiatan pedagogik lainnya, yang
dapat memudahkan proses belajar-mengajar bagi siswa dan guru. Sedangkan sebagai
textbook dalam arti yang luas dan umum, tidak harus dilengkapi dengan latihan-latihan,
dan kegiatan pedagogik lainnya.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa buku teks
adalah buku sekolah, buku pengajaran, buku ajar, atau buku pelajaran yang digunakan

di sekolah atau lembaga pendidikan dan dilengkapi dengan bahan - bahan untuk
latihan, atau lebih tegasnya buku pegangan siswa.[1]

2.1.1 Fungsi Textbook


Buku teks memainkan peran utama dalam pengajaran bahasa di kelas pada semua
jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta, sekolah menengah maupun perguruan
tinggi, di seluruh dunia. Beberapa guru yang beruntung bebas untuk memilih buku teks
yang akan mereka gunakan. Hampir setiap guru, jika tidak semua, mempunyai buku
teks baik karena disarankan kepada mereka maupun karena keperluan mereka dalam
dunia pengajaran. Mengapa guru menggunakan buku teks, dan apa fungsinya?
Sheldon mengajukan tiga alasan utama yang diyakininya, mengenai penggunaan
buku teks oleh para guru. Pertama, karena mengembangkan materi kelas sendiri sangat
sulit dan berat bagi guru. Kedua, guru mempunyai waktu yang terbatas untuk
mengembangkan materi baru karena sifat dari profesinya itu. Ketiga, adanya tekanan
eksternal yang menekan banyak guru. Masing-masing dari ketiga alasan ini merupakan
bahan analisis yang akurat dari guru yang merasa terpaksa; sedangkan penggunaan
buku teks merupakan cara yang paling efisien dan tersedia untuk mengurangi sebagian
dari tekanan ini. Itu disebabkan buku teks mengurangi waktu untuk mempersiapkan,
menyediakan aktivitas yang sudah jadi, dan membekali dengan contoh konkrit dari
kemajuan kelas yang dengannya stakeholder eksternal dapat dipuaskan.
Alasan lain bagi penggunaan buku teks sebagai berikut :

Buku teks merupakan kerangka kerja yang mengatur dan menjadwalkan.

Baktu kegiatan program pengajaran.

Di mata siswa, tidak ada buku teks berarti tidak ada tujuan.

Tanpa buku teks, siswa mengira bahwa mereka tidak ditangani secara serius.

Dalam banyak situasi, buku teks dapat berperan sebagai silabus.

Buku teks menyediakan teks pengajaran dan tugas pembelajaran yang siap
pakai.

Buku teks merupakan cara yang paling mudah untuk menyediakan bahan
pembelajaran.

Siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa adanya buku teks dan
ketergantungan pada guru menjadi tinggi.

Bagi guru baru yang kurang berpengalaman, buku teks berarti keamanan,
petunjuk dan bantuan.[1]

2.2 Kebiasaan dan Kebudayaan Membaca Buku

Gambar 2.2 Membaca Buku (http://p2kk.umm.ac.id/, 2014)

Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah yang merupakan


bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga dapat diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kata budaya (culture) merupakan
suatu singkatan dari kebudayaan dengan arti yang sama. Culture berasal dari kata latin
colore yang berarti mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah/bertani. Dalam
perkembangannya berarti segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah
tanah dan mengubah alam.[2]
Mengikuti metode Linton, Koentjaraningrat merinci unsur budaya melalui 4
tahap. Pertama, setiap sistem budaya dapat dibagi ke dalam adat istiadat, setiap sistem
sosial dapat dibagi ke dalam aktivitas sosial dan kebudayaan fisik dibagi ke dalam
benda benda kebudayaan. Kedua, membagi adat istiadat ke dalam kompleks budaya,

aktivitas sosial ke dalam kompleks sosial, sedangkan benda kebudayaan tetap menjadi
benda kebudayaan. Ketiga, kompleks budaya diuraikan ke dalam tema budaya,
kompleks sosial diuraikan ke dalam pola sosial dan benda kebudayaan. Keempat,
merinci tema budaya menjadi gagasan, pola sosial ke dalam tindakan dan benda
kebudayaan tetap.[2]
Burn dan Roe dalam Hairudin, mengemukakan bahwa membaca pada hakikatnya
terdiri atas dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk.
Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas baik yang bersifat mental maupun
fisik, sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas
yang dilakukan pada saat membaca.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang
ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa.
Membaca dan mendengar adalah dua cara paling umum untuk mendapatkan informasi.
Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat
membaca cerita fiksi atau humor. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari
apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).[3]
Sutarno dalam bukunya mengemukakan bahwa budaya baca adalah suatu sikap
dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut
telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu
menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.[4]
Menurut Rozin budaya membaca adalah kegiatan positif rutin yang baik
dilakukan untuk melatih otak untuk menyerap segala informasi yang terbaik diterima
seseorang dalam kondisi dan waktu tertentu. Sumber bacaan bisa diperoleh dari buku,
surat kabar, tabloid, internet, dan sebagainya. Dianjurkan untuk membaca berbagai hal
yang positif. Informasi yang baik akan membuat hasil yang baik pula bagi anda. Salah
satu sarana yang sangat menunjang tercapainya tujuan pendidikan adalah budaya
membaca. Melalui perpustakaan siswa/mahasiswa dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang dimiliki, sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar. Salah
7

satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan adalah keberadaan
sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang
dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan belajar akan sangat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat sekolah itu sendiri.[5]
Kebiasaan membaca buku adalah cara memanfaatkan waktu luang yang paling
baik. Ia dapat menjaga seseorang tetap sibuk, ketika tiada hal lain yang dikerjakannya.
Orang-orang yang terbiasa membaca, bukan hanya akan dapat memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya, tetapi juga memelihara pemikirannya dari hal-hal yang
merusak, yang mungkin terjadi jika duduk melamun; tak mengerjakan apapun. Sebuah
buku yang baik, bagi seorang pembaca, adalah lebih baik ketimbang berkunjung ke
taman terbaik dan tempat terindah.
Amirul Mukminin Ali mengatakan, Seseorang yang (selalu) menyibukkan
dirinya dengan buku-buku, tidak akan pernah kehilangan ketenangan akalnya.
Raihlah segarnya pengetahuan dengan menyingkirkan keletihan dan kesuraman
di hatimu; sebab hati, sebagaimana tubuh, juga mengalami kelelahan.
Menurut Yoshiko Shimbun, sebuah harian nasional Jepang terbitan Tokyo,
kebiasaan membaca di Jepang diawali dari sekolah. Para guru mewajibkan siswasiswanya untuk membaca selama 10 menit sebelum melakukan kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Kebijakan ini telah berlangsung selama 30 tahun. Berkat
kebiasaan membaca inilah peradaban Jepang tumbuh pesat dan sumber daya
manusianya bisa memiliki daya saing yang kuat.

2.3 Buku sebagai Tolak Ukur Peradaban


Alat untuk mengukur kemajuan dan peradaban sebuah bangsa adalah kualitas
dan jumlah buku serta jumlah orang yang terbiasa membacanya. Pendidikan formal
seseorang bukanlah kriteria untuk menentukan (tingkat) pengetahuan seseorang.
Seorang yang benar-benar berpengetahuan adalah yang selalu terlibat dalam kegiatan
membaca dan meneliti. Kita sangat tidak beruntung memiliki banyak individu yang
memiliki ijazah tingkat sekolah dan universitas, tetapi sangat sedikit sarjana dan
8

peneliti. Kebanyakan anak-anak, setelah menyelesaikan pendidikan formalnya,


menyingkirkan buku-buku dan sibuk dengan aktivitas lain. Pertumbuhan pengetahuan
orang-orang seperti ini menjadi mandek sejak saat itu. Keinginan mereka mendapatkan
pendidikan guna meraih pekerjaan telah tercapai. Mereka merasa bahwa tidak
diperlukan tambahan pengetahuan lebih lanjut. Sebenarnya, pendidikan semestinya
ditujukan untuk mencapai keunggulan dalam ranah pengetahuan yang dipilih.
Pendidikan adalah proses menerus dan berlanjut hingga nafas terakhir. Agama Islam
juga mendesak para mengikutnya untuk meraih jalan pengetahuan, mulai dari buaian
hingga ke liang lahat.[6]

2.4 Pengertian Prestasi dan Indeks Prestasi


2.4.1 Pengertian Prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya)[7]. Singgih dan Sukadji mendefinisikan bahwa individu dengan
kebutuhan prestasi yang tinggi menampilkan karakteristik kerja keras, apabila berminat
tetapi tidak demikian halnya jika tak berminat[8]. Aspek kemampuan verbal atau
keterampilan angka sedikit banyak dapat digunakan sebagai peramal keberhasilan
belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang dinamis. Ada kegiatan yang harus
dipahami dan dilaksanakan oleh pelajar, yaitu membaca dan menghafal pelajaran atau
buku wajib atau buku paket. Pelajaran yang diterima di kelas harus dibaca atau dihafal
terus menerus, sehingga dapat dipahami atau dimengerti, dalam arti kata ilmu
pengetahuan tidak akan dimiliki begitu saja tanpa membaca baku. Buku tidak ada
gunanya tanpa dibaca. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, pelajar dituntut
melakukan kegiatan. Belajar tersebut harus diikuti dengan sikap yang rajin, tekun dan
motivasi belajar yang tinggi. Oleh karena itu prestasi belajar dapat dicapai dengan
perjuangan yang tidak mengenal lelah dan putus asa.

Prestasi belajar belum dapat diketahui secara jelas pada saat seseorang terlibat
dalam

proses belajar, tetapi baru diketahui setelah orang yang bersangkutan

menyelesaikan suatu aktivitas belajar tersebut. Hal ini dapat diketahuai karena setiap
aktivitas selalu mempunyai tujuan.[9]

2.4.2 Pengertian Indeks Prestasi


Indeks Prestasi berasal dari dua kata yaitu Indeks dan Prestasi, Indeks berarti
daftar menurut abjad, urutan, tanda. Sedangkan Prestasi berarti hasil yang telah dicapai.
Biasanya Indeks Prestasi itu digunakan untuk mahasiswa sebagai hasil ujian. Jadi,
Indeks Prestasi adalah angka yang menunjukkan tingkat keberhasilan prestasi
mahasiswa untuk satu semester menurut sistem kredit semester.
Indeks Prestasi adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah
menyelesaikan satu tahapan atau kombinasi lebih dari satu tahapan penilaian hasil
belajar. Indeks Prestasi terdiri dari Indeks Prestasi Semester, Indeks Prestasi Kumulatif,
dan Indeks Prestasi Akhir.

Macam-macam Indeks Prestasi


1) Indeks Prestasi Semester (IP Semesteran)
Indeks prestasi semester (IP semesteran) indeks prestasi yang diperoleh dari
penilaian hasil belajar seluruh mata kuliah dalam satu semester.
2) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Indeks prestasi kumulatif adalah indeks prestasi yang diperoleh dari penilaian
hasil belajar seluruh mata kuliah yang pernah ditempuh semenjak semester pertama
sampai dengan semester terakhir (saat dilakukan perhitungan IPK).
3) Indeks Prestasi Akhir (IP akhir)
Indeks prestasi akhir adalah indeks prestasi yang diperoleh dari penilaian hasil
belajar dari seluruh mata kuliah yang dilakukan pada akhir program. Indeks prestasi
dihitung dari jumlah perkalian antara sks dengan nilai/N tiap-tiap mata kuliah (SKSN)

10

dibagi jumlah sks seluruh mata kuliah tersebut (SKS), perhitungan tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:

.(1)

Keterangan:
: jumlah
SKS : bobot sks mata kuliah
N : bobot nilai mata kuliah yang bersangkutan

Bobot sks dan nilai (N) yang diperhitungkan dalam indeks prestasi semesteran
adalah dari seluruh mata kuliah yang ditempuh pada semester yang bersangkutan,
sedang dalam IP kumulatif adalah dari seluruh mata kuliah yang pernah ditempuh
sampai dengan semester yang bersangkutan (bila diulang maka hanya diperhitungkan
yang terakhir), serta dalam IP akhir adalah dari seluruh mata kuliah yang telah
dinyatakan lulus. Indeks prestasi menggunakan angka desimal dengan dua angka di
belakang koma.[10]
2.5 Hubungan Minat Membaca Dengan Prestasi Belajar
Besarnya minat terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh pelajaran-pelajaran
yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya. Pada individu
yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukkan ketidaksenangan ini
dengan cara seperti mereka menjadi orang yang berprestasi rendah.[11]
Ilmu pengetahuan tidak akan dimiliki begitu saja tanpa membaca buku. Karena
buku tidak ada gunanya tanpa dibaca, dan akhirnya untuk mencapai prestasi belajar
yang baik, pelajar dituntut melakukan kegiatan belajar, oleh karena itu prestasi belajar
dapat dicapai dengan perjuangan yang tidak mengenal lelah dan putus asa sesuai
dengan ungkapan "tidak ada sesuatu yang dapat dicapai tanpa kerja keras".

11

Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar
di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini
berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang dilakukan
kecuali memperbanyak membaca. Jika begitu membaca identik dengan mencari ilmu
pengetahuan agar menjadi cerdas, dan mengabaikannya berarti kebodohan.[6]

12

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Cara Pengambilan Data


Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode angket (kuesioner)
sebagai metode pokok. Oleh karena itu diharapkan dengan metode angket (kuesioner)
akan diperoleh data yang dapat merepresentasikan permasalahan yang dikaji. Adapun
yang dimaksud dengan metode angket atau kuesioner minat menurut Koenjoroningrat
adalah : kuesioner merupakan suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan
mengenai suatu bidang. Dengan demikian kuesioner dimaksudkan dibagi daftar
pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban jawaban dari para koresponden
(orang yang menjawab)
Dengan demikian kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data
dengan cara menyusun daftar pertanyaan, kemudian daftar pertanyaan yang mengenai
suatu topic permasalahan itu dikirimkan kepada responden untuk dijawab.
Metode angket dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. angket langsung
2. angket tidak langsung
dari dua jenis angket di atas, peneliti menggunakan angket tidak langsung karena
peneliti tidak mengirim langsung angket atau kuesioner kepada koresponden.
Melainkan melalui google form yang diisi oleh peneliti dengan daftar pertanyaan
disertai alternatif jawaban.
Pertimbangan penulis menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
1. Data lebih mudah diperoleh.
2. Jika ada keraguan data bisa dengan mudah dicek ulang.
3.2 Cara Analisis Data
Cara analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan
analisis faktor. Setiap hasil data yang diperoleh dibandingkan satu sama lain
berdasarkan kuantitatifnya.
13

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian Data Kuesioner dan Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data sebanyak 52 mahasiswa Prodi
Fisika FMIPA Unpad. Jumlah data ini adalah sampel yang digunakan untuk mewakili
populasi atau keseluruhan mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Unpad yang ada. Hasil yang
diperoleh diantaranya :

Pertanyaan 1
Apakah Anda suka membaca?
a. Ya
b. Tidak
Keterangan :

13%

1. Suka Membaca
87%

2. Tidak Suka Membaca

Diagram 1. Diagram perbandingan mahasiswa Prodi fisika yang suka dan tidak suka
membaca

Pembahasan :
Dari diagram lingkaran diperoleh data bahwa 87% dari sampel menyukai membaca
sedangkan 13% diantaranya tidak. Data di atas masih bersifat umum sebab dalam
kuesioner untuk memperoleh hasil ini tidak ditentukan jenis buku bacaannya.

Pertanyaan 2
Jenis buku bacaan apa yang sering Anda baca? (Pilih salah satu)
a. Novel
c. Textbook
b. Komik
d. dll

14

Keterangan :
17%
46%

14%

1. Novel
2. Komik

23%

3. Textbook
4. Lain-lain

Diagram 2. Diagram jenis buku bacaan yang dibaca

Pembahasan :
Dari pertanyaan ini terlihat bahwa jenis buku bacaan yang sering dibaca adalah novel.
Sedangkan untuk minat membaca textbook ada di urutan ketiga.

Pertanyaan 3
Berapa halaman buku bacaan tersebut Anda baca dalam sehari? (Pilih salah satu)
a. < 5 halaman
b. 5 10 halaman
c. 10 15 halaman
d. > 15 halaman
Keterangan :
1. <5 halaman

21%
42%

2. 5-10 halaman
29%

3. 10-15 halamam
4. >15 halamam

8%
1

Diagram 3. Diagran banyaknya halaman yang dibaca sesuai dengan jenis bacaan pada
pertanyaan 2

Pembahasan :
Masih berhubungan dengan pertanyaan sebelumnya, dari buku bacaan yang sering
dibaca ternyata minat membaca dari koresponden yaitu kurang dari 5 halaman. Bisa

15

dibilang masih kurang untuk suatu pencapaian bahwa membaca menjadi suatu
kebiasaan.

Pertanyaan 4 :
Apakah Anda terbiasa membaca Textbook kuliah?
a. Ya
b. Tidak
Keterangan :
1. Terbiasa membaca Textbook

40%
60%

2. Tidak

terbiasa

membaca

textbook
1

Diagram 4. Diagram kebiasaan koresponden dalam membaca tesxt book

Pembahasan :
Data di atas merepresentasikan hasil kuesioner mengenai bagaimana minat membaca
textbook di kalangan mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Unpad. Secara keseluruhan
terlihat bahwa rata rata mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Unpad sudah terbiasa
membaca textbook. Meskipun alasan membaca textbook sendiri bukan karena menjadi
hobi tetapi karena suatu keharusan terutama dalam hal mengerjakan tugas dan
membuat laporan praktikum.

Pertanyaan 5 :
Berapa halaman biasanya dalam sehari Anda membaca Textbook kuliah? (Pilih
salah satu)
a. < 5 halaman
b. 5 10 halaman
c. 10 15 halaman
d. > 15 halaman

16

0%

Keterangan :
1. <5 halaman

15%
52%

33%

2. 5-10 halaman
3. 10-15 halamam
4. >15 halamam

Diagram 5. Diagram jumlah halaman textbook yang biasa dibaca koresponden dalam sehari

Pembahasan :
Data di atas masih berhubungan dengan pertanyaan pada no.5. Dari data ini terlihat
bahwa meskipun koreponden sudah terbiasa membaca textbook, namun jumlah yang
dibaca bisa dikatakan minim karena lebih dari 50% hanya membaca kurang dari 5
halaman.

Pertanyaan 6 :
Apakah ilmu Anda bertambah setelah membaca Textbook kuliah?
a. Ya
b. Tidak
2%

Keterangan :
1. Ya
98%

2. Tidak

Diagram 6. Diagram hubungan bertambahnya ilmu dengan membaca textbook

17

Pembahasan :
Dari diagram di atas diperoleh bahwa 98% mengatakan bahwa membaca textbook
dapat menambah ilmu bagi pembacanya meskipun jumlah halaman yang dibaca hanya
sedikit.

Pertanyaan 7
Berapakah IPK Anda ?
a. >3,5
b. 3.00 3.50
c. 2.50 3.00
d. <2.50
Keterangan :

8% 12%

1. >3,5

25%

2. 3.00 3.50
3. 2.50 3.00

55%

4. <2.50
1

Diagram 7. Diagram IPK koresponden yang menyatakan ilmunya bertambah setelah


membaca textbook

Pembahasan ;
Data di atas diambil dari 51 koresponden yang mengatakan bahwa ilmunya bertambah
setelah membaca textbook. Dari data ini bisa dilihat bahwa 55% memiliki IPK pada
rentang 3.00-3.50 yang bisa dikatakan rentang IPK yang baik dan hanya 8% saja yang
IPKnya rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa membaca buku dapat mempengaruhi
IPK.

18

BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu :
1. Secara keseluruhan mahasiswa Prodi Fisika FMIPA Unpad memiliki minat
terhadap membaca dengan diperolehnya hasil kuesioner sebanyak 87% dari
keseluruhan sampel yang digunakan. Jenis buku yang biasa dibaca mayoritas
adalah novel dengan persentase 46%, komik 23%, textbook 14%, dan yang lainnya
17%.
2. Dari hasil kuesioner yang telah disebar rata rata mahasiswa Prodi Fisika FMIPA
Unpad sudah terbiasa membaca textbook, yaitu sebanyak 60%. Rata-rata
mahasiswa Prodi fisika membaca kurang dari 5 halaman perharinya dengan
persentase 52%.
3. Dari hasil kuesioner dan studi literatur yang dilakukan, bisa disimpulkan bahwa
membaca textbook bagi mahasiswa Prodi fisika berpengaruh terhadap IPK yang
dapat dilihat dari persentase 55% memiliki IPK diantara 3.00-3.50, 12% dengan
IPK lebih dari 3.50, 25% memiliki IPK diantara 2.50-3.00, dan 8% memiliki IPK
kurang dari 2.50.

19

DAFTAR PUSTAKA
[1] Mudzakir. 2003. Penulisan Buku Teks Bahasa Arab. Bandung: Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab UPI.
[2] Koentjaningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
[3] Moeliono, Anton M. 1988. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Grasindo.
[4] Sutarno, N. S. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : CV Sagung Seto.
[5] Qomaruddin, Nurul. 2009. Skripsi : Studi Korelasi Antara Minat Membaca Buku
Keagamaan dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pada Siswa SMP Muhammadiyah I Ponorogo Jawa Timur. Tersedia pada
digilib.uin-suka.ac.id diakses pada 16 Maret 2015 pukul 03.45 WIB.
[6] Amini, Ibrahim. _____. Kebiasaan Membaca Buku. Tersedia pada
http://www.ibrahimamini.com/id/node/2032 diakses pada 16 Maret 2015 pukul
04.00 WIB.
[7] Poerwadaminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
[8] Sukadji, Soetarlinah & Evita E. Singgih-Salim. 2009. Sukses di Perguruan
Tinggi (Edisi Khusus). Depok: Psikologi Pendidikan Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
[9] Wijayanti. Januari 2011. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar
Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II Pada Mahasiswa Semester III AKBID
MITRA

HUSADA

KARANGANYAR.

Tersedia

pada

jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/download/15/70
[10] Departemen pendidikan nasional RI, UU RI No. 20 tahun 2003tentang sistem
pendidikan asional, (Jakarta: Biro hukum dan Organisasi sekretariat jenderal
departemen pendidikan nasional, 2003), hlm. 15.
[11] Hurlock, E. B. 2002. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Surabaya : Erlangga.

20

Lampiran
1.1 Kuisioner Penelitian
1. Apakah Anda suka membaca?
a. Ya

b. Tidak

Alasan :

2. Jenis buku bacaan apa yang sering Anda baca? (Pilih salah satu)
a. Novel

c. Textbook

b. Komik

d. dll

3. Berapa halaman buku bacaan tersebut Anda baca dalam sehari? (Pilih salah satu)
a. < 5 halaman
b. 5 10 halaman
c. 10 15 halaman
d. 15 halaman
4. Apakah Anda terbiasa membaca Textbook kuliah?
b. Ya

b. Tidak

Alasan :

5. Berapa halaman biasanya dalam sehari Anda membaca Textbook kuliah? (Pilih
salah satu)
a. < 5 halaman
b. 5 10 halaman
c. 10 15 halaman
d. 15 halaman

21

6. Apakah ilmu Anda bertambah setelah membaca Textbook kuliah?


a. Ya

b. Tidak

Alasan :

7. Berapakah IPK Anda ?

a. >3,5
b. 3.00 3.50
c. 2.50 3.00
d. <2.50

~Terimakasih~

22

Anda mungkin juga menyukai