Anda di halaman 1dari 72

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP

MAHASISWA TPB FTI DI ITB

LAPORAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada
Semester I tahun Akademik 2016-2017

oleh

Wayda Rahma Putri Fajar 16716090


Nadine Aryanti 16716109
Atsila Fitri Malik 16716175

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2016
ABSTRAK

Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Mahasiswa TPB FTI di ITB merupakan


judul dari laporan penelitian ini yang meninjau dari aspek pendidikan di bidang
perkuliahan. Pendidikan adalah aspek universal yang harus ada dalam kehidupan
manusia. Bimbingan belajar termasuk salah satu proses dari pendidikan. Dalam
kenyataannya, pada saat seorang mahasiswa melakukan kegiatan belajar di
kampus banyak timbul permasalahan, seperti mahasiswa menghadapi kesulitan
dalam memahami konsep materi yang dijelaskan.

Hal tersebut memberikan peranan dari bimbingan belajar yang dapat membantu
mahasiswa dalam mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang
efektif, membantu mahasiswa agar sukses dalam belajar dan agar mampu
menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program pendidikan. Akan tetapi,
bimbingan belajar memiliki beberapa dampak negatif bagi kemampuan
mahasiswa dalam menghadapi permasalahan di kuliah. Mahasiswa dapat menjadi
kurang mandiri dan ketergantungan.

Laporan penelitian ini dibuat dengan tujuan karena penulis ingin mengetahui dan
memberikan informasi mengenai pengaruh nyata dari bimbingan belajar bagi
mahasiswa TPB FTI di ITB. Karena, kemampuan pemahaman mahasiswa
terhadap materi yang harus dikuasai merupakan aspek penting untuk membantu
keberlangsungan pendidikan mahasiswa di perkuliahan.

Kata kunci : pendidikan, bimbingan belajar, pemahaman

i
ABSTRACT

The Influence of Tutoring for TPB FTI in ITB Students is the title of this research
report which consider the observation of educational aspects in the field of study.
Education is the universal aspect that should be found in human life and tutoring
is one of the educational part. In fact, when students does the learning process in
the college problems will arise, for instance when the students facing the trouble
to understands the material concepts that explained.

These thing will give the tutoring a role which can help the students to resolve the
learning difficulties, developing the effective way of learning to help the students
success in study and adapt to every single educational program requirements.
However, tutoring has some negative effects for the students to face college
problems. The students could be less independent.

This research report is made with the aim of the writer not only to know more but
also giving information concerning the real influence of tutoring for TPB FTI
students in ITB. As for the ability of the students to understand materials provided
is the most important thing to help the sustainability of students education in
college.

Key words : education, tutoring, understanding

ii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul: Pengaruh

Bimbingan Belajar Terhadap Mahasiswa TPB FTI di ITB.

Laporan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tata

Tulis Karya Ilmiah di Institut Teknologi Bandung pada semester satu tahun

akademik 2016-2017.

Tujuan penulisan laporan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai

pengaruh dari bimbingan belajar dalam hal kemampuan akademik, keefektifan

dan kemandirian belajar terhadap mahasiswa TPB FTI di ITB.

Laporan penelitian ini berisikan berbagai informasi mengenai bimbingan belajar

serta pengaruhnya terhadap mahasiswa TPB FTI di ITB. Sehingga laporan

penelitan ini dapat menjadi salah satu acuan atau referensi bagi masyarakat.

Kekurangan dari laporan ini adalah minimnya partisipasi dari mahasiswa TPB FTI

di ITB dalam pengisian survei. Hanya sekitar 15% yang mengisi survei ini.

Sehingga data yang didapat tidak mencakup seluruh mahasiswa TPB FTI di ITB.

Laporan penelitian ini dibuat secara bersama-sama. Penulis melakukan studi

literatur tentang materi dasar yang diperlukan untuk laporan ini. Dalam

pengerjaan laporan penelitian ini, terdapat beberapa kendala. Seperti sulitnya

iii
menyamakan jadwal antara penulis disebabkan setiap penulis memiliki jadwal

kosong yang berbeda. Untuk menanggulangi hal tersebut, penulis membagi tugas

dan tugas tersebut dikerjakan secara masing-masing. Setelah itu, akan dikoreksi

secara bersama-sama disaat bertemu. Selain itu, sesama penulis selalu

berkomunikasi apabila mengalami kesulitan dalam pengerjaannya. Sehingga,

kerjasama dalam pembuatan laporan penelitian ini tetap terlaksana.

Penghargaan dan terima kasih yang setulusnya diberikan kepada berbagai pihak

yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan penelitian ini. Semoga

Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, kesehatan, karunia dan keberkahan di

dunia dan di akhirat atas jasa yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan laporan penelitian ini dan semoga bermanfaat

bagi kita semua.

Penulis,

iv
KATA PENGANTAR

Laporan penelitian ini membahas tentang pengaruh bimbingan belajar terhadap


mahaiswa TPB FTI di ITB. Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan teliti serta
melalui studi pustaka dan survei. Antara bab yang satu dengan yang lain dibuat
secara sistematis untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang
dipaparkan. Karya tulis ini berisikan tentang pengertian bimbingan belajar,
pengaruh serta dampak bagi mahasiswa TPB FTI di ITB. Karya tulis ilmiah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman. Oleh karena itu, karya tulis ilmiah ini sangat
direkomendasikan untuk dibaca.

Bandung, 1 Desember 2016

Erza Nova S.Si


Guru FMIPA MTsN Koto Tangah Padang

v
SANWACANA

Dalam penulisan laporan penelitian ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu terima kasih penulis sampaikan kepada Yth. Rektor ITB, Wakil
Rektor Bidang Akademik ITB, Dekan FTI, Bapak Asep Wawan Jatnika selaku
dosen pengajar mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah, orang tua dan keluarga dari
penulis, teman-teman dari penulis, serta para responden yang telah meluangkan
waktunya untuk membantu dalam penyelesaian laporan penelitian ini.

vi
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
PRAKATA ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
SANWACANA ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah .................................... 1
1.1.1 Latar belakang ...................................................................... 1
1.1.2 Rumusan masalah ................................................................ 3
1.2 Ruang Lingkup Kajian ............................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 4
1.4 Aggapan Dasar ........................................................................ 4
1.5 Hipotesis ................................................................................. 5
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................. 5
1.6.1 Metode ................................................................................. 5
1.6.2 Teknik pengumpulan data ................................................... 5
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................. 6

BAB II GAMBARAN UMUM MAHASISWA TPB FTI DI ITB


2.1 Sejarah Singkat FTI ................................................................. 8
2.2 Pendidikan TPB FTI di ITB ................................................... 10
2.3 Proses Pengajaran di ITB ........................................................ 11
2.4 Lingkungan di ITB .................................................................. 13
2.5 Sarana dan Prasarana di Sekitar ITB ....................................... 14
2.6 Mahasiswa TPB FTI di ITB .................................................... 16

BAB III TEORI DASAR PENGARUH BIMBINGANBELAJAR BAGI


MAHASISWA TPB FTI DI ITB
3.1 Pengertian Bimbingan Belajar ................................................. 19
3.2 Pengertian Mahasiswa ............................................................. 20
3.3 Ciri Bimbingan Belajar ........................................................... 21
3.4 Metode Pembelajaran Bimbingan Belajar Yang Diminati
TPB FTI di ITB ....................................................................... 22

vii
3.5 Metode Pembelajaran yang Digunakan Mahasiswa
TPB FTI di ITB diluar Jam Kelas ........................................... 27
3.6 Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Kemampuan
Akademik Mahasiswa TPB FTI di ITB ................................... 30
3.7 Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Keefektifan Belajar
Mahasiswa TPB FTI di ITB ..................................................... 32
3.8 Dampak Bimbingan Belajar Terhadap Kemandirian Belajar
Mahasiswa TPB FTI di ITB ......................................... ........... 34

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Simpulan ................................................................................. 38
4.2 Saran ...................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 41


INDEKS ..................................................................................................... 43
LAMPIRAN ............................................................................................... 48
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 54

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL I JUMLAH MAHASISWA TPB FTI ITB YANG


MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR……............................ 31
II PERANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA TAHAP
KEDUA MENURUT MAHASISWA TPB FTI DI ITB............. 37

ix
DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Persebaran Kelas Bimbingan Belajar Mahasiswa


TPB FTI di ITB .......................……….….........…..............… 26
2 Metode Belajar Efektif Diluar Kelas Menurut Mahasiswa
TPB FTI di ITB ……………...............................................… 29
3 Persentase Pendapat Mahasiswa TPB FTI di ITB Mengenai
Keefektifan Belajar Dengan Mengikuti Bimbingan Belajar ... 34

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Gedung Benny Subianto (Labtek V) ……….……..............… 9


2 Proses Pengajaran di Kelas ITB…………….......................… 12
3 Mahasiswa TPB FTI di ITB ……………….……..............…. 14
4 Masjid Salman …………………………….……................… 16
5 Beberapa Mahasiswa TPB FTI di ITB……….……..........….. 18
6 Pertanyaan Survei Keempat ……….……............................… 23
7 Pertanyaan Survei Keenam ………...............……...............… 26
8 Pertanyaan Survei Kelima ……….……............................… 28
9 Pertanyaan Pada Survei ……….……................................… 31
10 Pertanyaan Survei Kedelapan ……….……......................… 33
11 Pertanyaan Survei Kesembilan ……….……....................… 36
12 Pertanyaan Survei Kesepuluh ……….……..............…........ 36

xi
xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A LEMBAR KENDALI


B KERANGKA
C DRAF BAB I
D DRAF BAB II
E SAMPUL
F ABSTRAK
G PRAKATA
H KATA PENGANTAR
I SANWACANA
J DAFTAR ISI
K DAFTAR TABEL
L DAFTAR GRAFIK
N DAFTAR LAMPIRAN
O DAFTAR PUSTAKA
P INDEKS
Q LAMPIRAN
R RIWAYAT HIDUP
S CONTOH ANGKET

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang masalah

Pendidikan adalah aspek universal yang harus ada dalam kehidupan manusia.

Tanpa pendidikan, suatu negara tidak akan pernah berkembang dan kehidupan

juga akan menjadi statis, bahkan bisa jadi mengalami kemunduran dan

kepunahan. Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk

mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan,

mengendalikan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bimbingan belajar termasuk salah satu proses pendidikan. Dalam kenyataannya,

pada saat mahasiswa melakukan kegiatan belajar di kampus banyak timbul

permasalahan, seperti mahasiswa menghadapi kesulitan dalam memahami konsep

materi yang dijelaskan. Hal ini disebabkan minimnya penguasaan mahasiswa

terhadap disiplin ilmu tersebut. Saat ini lah peranan bimbingan belajar sangat

dibutuhkan. Para pembimbing membantu mahasiswa dalam mengatasi kesulitan

belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu mahasiswa agar

sukses dalam belajar, dan agar mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan

program/ pendidikan. Dalam bimbingan belajar, para pembimbing berupaya

1
2

memfasilitasi mahasiswa dalam mencapai tujuan akademik yang

diharapkan.dibalik dampak positif yang ditimbulkan bimbingan belajar, terdapat

juga dampak negatif yang ditimbulkan dari bimbingan belajar yang mungkin tidak

kita sadari, seperti kemampuan mahasiswa dalam menghadapi permasalahan di

kuliah menjadi kurang mandiri. Ketergantungan mahasiswa terhadap guru

bimbingan belajar menjadi dampak negatif lainnya. Selain itu, pemikiran

mahasiswa untuk menyelesaikan suatu masalah menjadi kurang terasah

dikarenakan metode bimbingan belajar yang umumnya membuat mahasiswa dapat

mengerjakan suatu permasalahan dengan rumus cepat tanpa memahami konsep

dasar dari permasalahan tersebut.

Kampus ITB sebagai salah satu kampus di Indonesia yang memiliki jumlah

mahasiswa tahun pertama kurang lebih 3000 orang. Setiap mahasiswa memiliki

kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap materi yang diberikan oleh

dosen. Setiap mahasiswa juga berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan

nilai terbaik semasa kuliahnya. Dengan demikian, kami mencoba meneliti

pengaruh bimbingan belajar terhadap mahasiswa TPB FTI di ITB.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar

mahasiswa TPB FTI di ITB. Kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap materi

yang diajarkan merupakan aspek penting untuk membantu keberlangsungan

pendidikan mahasiswa pada saat perkuliahan. Untuk itu, pengaruh bimbingan


3

belajar terhadap mahasiswa TPB FTI di ITB merupakan judul yang menarik untuk

dibahas.

1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis kemukakan

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh bimbingan belajar terhadap kemampuan akademik

mahasiswa TPB FTI di ITB?

2. Bagaimana pengaruh bimbingan belajar terhadap keefektifan belajar

mahasiswa TPB FTI di ITB?

3. Bagaimana dampak bimbingan belajar terhadap kemandirian belajar

mahasiswa TPB FTI di ITB?

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji, yaitu:

1. ciri bimbingan belajar,

2. metode pembelajaran yang digunakan bimbingan belajar,

3. metode pembelajaran yang digunakan mahasiswa TPB FTI di ITB diluar jam

kelas,

4. pengaruh bimbingan belajar terhadap kemampuan akademik bagi mahasiswa

TPB di ITB,

5. pengaruh bimbingan belajar terhadap keefektifan belajar bagi mahasiswa TPB

di ITB, dan

3
4

6. pengaruh bimbingan belajar terhadap kemandirian belajar bagi mahasiswa

TPB di ITB.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap kemampuan

akademik mahasiswa TPB di ITB.

2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar terhadap keefektifan belajar

mahasiswa TPB di ITB.

3. Untuk mengetahui dampak bimbingan belajar terhadap kemandirian belajar

mahasiswa TPB di ITB.

Penulisan laporan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh bimbingan

belajar terhadap mahasiswa TPB di ITB. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan

masukan kepada mahasiwa TPB di ITB dalam memahami dampak bimbingan

belajar.

1.4 Anggapan Dasar

Menurut Yusuf (2006 : 37) bimbingan belajar juga merupakan bimbingan yang

diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan

keterampilan dalam belajar, dan memecahkan masalah-masalah.

4
5

1.5 Hipotesis

Bimbingan belajar bagi mahasiswa TPB di ITB dapat memberikan dampak yang

positif jika bimbingan belajar tersebut dijadikan sebagai media untuk membantu

memberikan penjelasan mengenai pemahaman dasar, mengembangkan

pemahaman, dan memecakan masalah-masalah.

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari literatur dan

kuisioner lalu dianalisis. Sehubungan dengan itu, metode yang digunakan dalam

penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan empiris

dan rasional.

1.6.2 Teknik pengumpulan data

Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data, berupa

1. studi literatur,

studi literatur yang penulis lakukan berupa membandingkan, mengkritik,

meringkas, dan mengumpulkan suatu literatur atau tulisan-tulisan yang pernah

dibuat sebelumnya berkaitan tema di atas.

2. observasi lapangan,

observasi lapangan yang dilakukan dengan mengunjungi bimbingan belajar

sekitar ITB.

5
6

3. wawancara,

wawancara dengan mahasiswa TPB di ITB mengenai bimbingan belajar yang

digunakan mahasiswa TPB di ITB.

4. penyebaran angket,

penyebaran angket dilakukan secara online dengan sasaran kuesioner mahasiswa

TPB ITB.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,

teori dasar bimbingan belajar, analisis pengaruh bimbingan belajar mahasiswa

TPB di ITB, serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar

belakang pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan masalah, tujuan

penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan data pada

laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan disajikan

penjelasan umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan pengaruh bimbingan

belajar terhadap kemampuan akademik, keefektifan belajar, kemandirian belajar

bagi mahasiswa TPB di ITB, metode bimbingan belajar yang ada di sekitar ITB,

dan dampak bimbingan belajar bagi mahasiswa TPB di ITB. Bab tiga akan berisi

penjabaran dan analisis masalah-masalah yang telah dirumuskan secara lengkap

berupa pengaruh bimbingan belajar terhadap kemampuan akademik, keefektifan

belajar, kemandirian belajar bagi mahasiswa TPB di ITB, metode bimbingan

belajar yang ada di sekitar ITB, dampak bimbingan belajar bagi mahasiswa TPB

di ITB. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari penulis mengenai

6
7

permasalahan yang kami angkat terkait dengan bimbingan belajar bagi mahasiswa

TPB di ITB.

7
BAB II

GAMBARAN UMUM MAHASISWA TPB FTI DI ITB

2.1 Sejarah Singkat FTI

Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang

berkedudukan di Kota Bandung. Nama ITB diresmikan pada tanggal 2 Maret

1959. Sejak tanggal 14 Oktober 2013, ITB menjadi Perguruan Tinggi Negeri

Badan Hukum (PTN BH) yang memiliki otonomi pengelolaan dalam akademik

dan non-akademik. ITB telah memiliki 20 program studi yang terakreditasi secara

internasional (sembilan di antaranya dari ABET).

Fakultas Teknologi Industri di ITB diresmikan pada tahun 1973. Namun, sebagian

kegiatan akademik di departemen yang berada di bawah naungan FTI ITB telah

memisahkan diri membentuk departemen sendiri. Hingga Desember 2005,

departemen yang berada di bawah naungan FTI ITB adalah Departemen Teknik

Kimia, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Fisika, Teknik Industri, Teknik

Informatika, dan Teknik Penerbangan. Ilmu pengetahuan terus berkembang,

kebutuhan akan suatu keahlian dalam pekerjaan semakin spesifik sehingga

program studi yang berada dibawah tanggung jawab FTI ITB sekarang berjumlah

6 (enam) Program Studi Sarjana yaitu Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik

Industri, Program Studi Manajemen Rekayasa Industri, Program Studi Teknik

Bioenergi dan Kemurgi dan Program Studi Teknik Pangan

8
9

Semua program studi yang ada di Fakultas Teknologi Industri ITB telah

mendapatkan akreditasi dari BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi). Selain Akreditasi BAN PT, beberapa program studi yang ada di FTI

ITB, seperti Program Studi Sarjana Teknik Kimia dan Program Studi Sarjana

Teknik Fisika telah mendapatkan akreditasi internasional dari ABET

(Accreditation Board for Engineering and Technology). Dengan mendapatkan

akreditasi ABET, lulusan-lulusan dari FTI ITB akan setara dengan lulusan yang

berada di Amerika. (http://www.fti.itb.ac.id/akreditasi) diunduh tanggal 15

November 2016, pukul 17.00.

Fakultas Teknologi Industri di ITB menyediakan beberapa fasilitas layanan untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan bagi mahasiswa tahun pertama

seperti Laboratorium Multimedia, Laboratorium Fisika Dasar, dan Laboratorium

Kimia Dasar.

Gambar 2.1 Gedung Benny Subianto (Labtek V)

Gambar 2.1 : Gedung Benny Subianto (Labtek V) ITB sebagai Gedung FTI
Sumber : http://www.fti.itb.ac.id/302-2
10

2.2 Pendidikan TPB FTI di ITB

Pendidikan merupakan suatu hal penting yang dibutuhkan setiap insan di dunia.

Tanpa pendidikan, maka suatu bangsa tidak dapat berkembang dan bersaing

dengan negara lain. Pendidikan merupakan cerminan suatu bangsa. Jika

pendidikan di suatu negara tersebut baik maka negara tersebut merupakan negara

yang berpotensi untuk menjadi negara maju. Karena, negara yang sukses adalah

negara yang menjadikan pendidikan sebagai faktor penting dalam

keberlangsungan hidup.

Indonesia sebagai negara berkembang, jelas membutuhkan pendidikan yang baik

untuk memperbaiki kondisi negara. Pendidikan yang baik ini dicerminkan dari

sarana pendidikan yang tersedia. ITB sebagai salah satu universitas di Indonesia,

sangat memperhatikan kualitas pendidikan yang diberikan kepada mahasiswanya.

Sebagian besar jurusan yang ada di ITB telah terakreditasi secara internasional.

Hal ini menandakan standar ilmu yang diberikan ITB kepada mahasiswanya

cukup tinggi. Standar ini pun berlaku di pendidikan TPB FTI di ITB. TPB FTI

memiliki sembilan mata kuliah yang wajib diikuti setiap mahasiswanya. Setiap

mata kuliah terbagi atas beberapa kelas dengan dosen pengajar yang telah

diseleksi dengan standar yang sangat baik.

Mahasiswa ITB berasal dari berbagai daerah. Baik dari Indonesia maupun dari

luar Indonesia. Sehingga latar belakang pendidikan yang diberikan sewaktu SMA

juga berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk menyamakan pemahaman mengenai

materi dasar seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan Bahasa Inggris, Tahap
11

Persiapan Bersama di ITB pun dilaksanakan. Selain untuk menyelaraskan konsep

dasar, TPB di ITB juga bertujuan untuk memberikan pengantar atau pengetahuan

umum tentang materi yang akan dipelajari pada fakultas tersebut. Seperti pada

TPB FTI terdapat mata kuliah Gambar Teknik dan Pengantar Rekayasa Desain

(PRD).

2.3 Proses Pengajaran di ITB

Untuk satu pertemuan kelas, tiap mata kuliah diberi waktu sekitar 2 jam. Pada tiap

pertemuan, dosen mengajarkan dengan metode pengajaran masing-masing.

Umumnya, dosen menggunakan proyektor dan menampilkan slide yang menarik

dan informatif sehingga mahasiswa dapat memperhatikan materi dengan saksama.

ITB sebagai salah satu universitas yang telah berdiri cukup lama masih

memelihara penggunaan kapur dalam proses belajar mengajar. Selain membahas

materi, tidak jarang para dosen memberikan kesempatan bagi para mahasiswa

untuk maju dan mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi yang sedang

dibahas. Hal ini diterapkan sebagai salah satu metode latihan bagi para mahasiswa

untuk memahami materi.

Pada perkuliahan terdapat dua macam kelas, kelas kuliah dan kelas tutor. Kelas

kuliah adalah kelas dimana dosen mengajarkan materi sesuai dengan silabus yang

telah ditetapkan oleh ITB. Sedangkan kelas tutor adalah kelas untuk membahas

soal-soal yang telah diberikan dosen. Pada kelas tutor, mahasiswa juga dapat

menanyakan soal-soal lain yang bukan berasal dari dosen. Kelas tutor hanya ada

untuk Kalkulus, Fisika dan Kimia. Kelas tutor umumnya diisi oleh asisten dosen.
12

Selain pengajaran di kelas tidak jarang para dosen membuka kelas tambahan bagi

para mahasiswa yang belum memahami materi yang telah dibahas di kelas. Dosen

membuka kelas tambahan dan jadwal yang disesuaikan dengan mahasiswa.

Kegiatan ini pun tidak dipungut biaya sehingga setiap mahasiswa dapat hadir dan

menambah pemahaman tentang materi yang sedang dibahas. Selain kelas

tambahan oleh dosen, ada pula kelas tambahan yang disediakan oleh himpunan-

himpunan yang ada di ITB seperti MAC (Mathematic Aid Center) yang

disediakan oleh HIMATEK. MAC dibuka setiap hari dari pagi hingga sore

sehingga mahasiswa dapat datang dan menanyakan materi atau soal yang belum

dimengerti. Para tenaga pengajar pun mengajarkan dengan baik dan mengajarkan

mahasiswa untuk mengerti konsep sehingga tiap mahasiswa dapat memahami

materi tersebut dengan baik.

Gambar 2.2
Proses Pengajaran di Kelas ITB

(a) (b)
Gambar 2.2 : a) Proses Pengajaran di ITB yang menggunakan proyektor b) Proses
Pengajaran di ITB yang masih menggunakan kapur
Sumber: koleksi pribadi
13

2.4 Lingkungan di ITB

ITB yang terletak di Jl. Ganesha Bandung ini memiliki suasana asri dengan

pepohonan yang rindang. Suasana di dalam ITB sangat nyaman dan sejuk

sehingga para mahasiswa dapat belajar secara fokus. Di ITB terdapat banyak

tempat yang dapat digunakan untuk belajar sendiri maupun bersama. Di dalam

ITB terdapat berbagai taman dengan jumlah kursi yang cukup banyak dan tersebar

secara luas. ITB pun memiliki banyak kantin di berbagai sudut dengan jumlah

bangku yang sangat banyak.

Selain tempat yang nyaman, ITB pun menyediakan fasilitas hotspot bagi para

mahasiswanya. Hotspot tersebut memiliki kecepatan sebesar 4,122 Gbps sehingga

memudahkan mahasiswa dalam mencari materi di internet. Selain itu, ITB juga

menyediakan perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup lengkap baik buku

dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Perpustakaan ITB pun

merupakan tempat yang nyaman untuk belajar. Terdapat sejumlah bangku dan

meja yang dapat digunakan oleh mahasiswa. Mahasiswa juga dapat meminjam

buku di perpustakaan secara gratis dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

Selain meminjam buku, mahasiswa juga dapat mengunduh buku tersebut

melewati sebuah website yang telah disediakan perpustakaan ITB.

Selain tempat-tempat di atas, himpunanan maupun unit juga memiliki ruangan

sendiri yang tidak jarang digunakan sebagai tempat belajar bersama. Selain untuk

berkumpul, para mahasiswa dapat bertanya kepada mahasiswa tingkat atas di


14

himpunan maupun unit yang mereka ikuti. Tempat himpunan atau unit ini tersebar

di sekitar lingkungan ITB.

Gambar 2.3
Mahasiswa TPB FTI di ITB

Gambar 2.3 : mahasiswa TPB FTI di ITB yang sedang belajar bersama di
lingkungan ITB
Sumber : koleksi pribadi

2.5 Sarana dan Prasarana di Sekitar ITB

Sarana dan prasarana diibaratkan sebagai motor penggerak yang dapat berjalan

dengan kecepatan sesuai dengan keinginan oleh penggeraknya. Oleh karena itu,

sarana dan prasarana harus dijaga dan dikembangkan. Sarana dan prasarana

pendidikan berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar.

Sarana dan prasarana pendidikan perlu peningkatan terus menurus seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


15

Letak ITB cukup strategis. Selain sarana pengajaran di dalam kampus, berbagai

macam sarana pendidikan tersebar luas di sekitar ITB, seperti bimbingan belajar

di Masjid Salman. Bimbingan belajar ini dilakukan secara sukarela dengan biaya

yang dipungut hanya Rp25.000,- per tahun. Bimbingan ini juga menjadikan

mahasiswa ITB tingkat lanjut untuk menjadi pengajarnya. Umumnya, bimbingan

ini ditujukan bagi mahasiswa TPB yang masih menyesuaikan dengan kehidupan

kampus. Bimbingan belajar di Masjid Salman diterapkan dengan kelompok-

kelompok kecil sesuai fakultas masing-masing, sehingga setiap materi yang

dibahas akan selaras dengan ilmu yang dibutuhkan tiap individu.

Selain bimbingan belajar di Masjid Salman, terdapat juga bimbingan belajar

seperti SP, NATC, Gyga Learning, dan EduLab di sekitar lingkungan ITB yang

dikhususkan untuk mahasiswa TPB. Bimbingan belajar tipe ini memusatkan

kepada kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan soal-soal. Biaya yang

dibutuhkan untuk mengikuti program bimbingan belajar di tempat seperti ini, jelas

lebih mahal dibanding bimbingan belajar sukarela di Masjid Salman. Kisaran

harga yang dibutuhkan sekitar Rp1.000.000,-. Berbagai macam kelas pun tersedia,

seperti kelas privat maupun kelas berkelompok.


16

Gambar 2.4 Masjid Salman

Gambar 2.4 : Masjid Salman sebagai salah satu tempat belajar disekitar ITB
Sumber : http://salmanitb.com/

2.6 Mahasiswa TPB FTI di ITB

Mahasiswa ITB yang belajar di Fakultas Teknologi Industri adalah mahasiswa

yang berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang bahasa dan budaya yang

berbeda. Pada tahun 2016, jurusan yang ada di FTI terbagi di empat daerah, yaitu

FTI Ganesha, FTI Jatinangor, FTI Cirebon, dan FTI Internasional. Jurusan yang

terdapat pada FTI di Kampus Ganesha adalah Teknik Kimia, Teknik Fisika,

Teknik Industri, Manajemen Rekayasa Industri, dan Teknik Industri untuk Kelas

Internasional. Jurusan yang terdapat pada FTI di Kampus Jatinangor, yaitu Teknik

Pangan dan Teknik Bioenergi dan Kemurgi. Selain jurusan-jurasan tersebut,

terdapat juga Jurusan Teknik Industri di Kampus Cirebon. Mahasiswa baru ITB

dapat mengambil jurusan-jurusan tersebut pada tingkat kedua.


17

Setiap individu yang diterima di Fakultas Teknologi Industri di ITB telah

melewati seleksi yang ketat baik melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, Bidikmisi,

maupun jalur internasional. Setiap jalur yang diambil oleh tiap individu memiliki

standar yang cukup tinggi. Hal ini menandakan setiap individu yang diterima di

FTI ITB merupakan individu yang cerdas dan calon-calon penerus bangsa.

Mahasiswa TPB FTI di ITB dituntut agar dapat membagi waktu dengan baik antar

kegiatan akademis dan nonakademis. Kegiatan nonakademis yang dapat diikuti

mahasiswi baru di ITB, yaitu pada Unit Kegiatan Mahasiswa dan kepanitiaan

acara-acara yang ada di ITB yang diselenggarakan oleh Kabinet Mahasiswa ITB.

Unit Kegiatan Mahasiswa di ITB sangatlah beragam, ada yang berbasis seni dan

budaya, olahraga, pendidikan, kajian, agama, dan unit media. Acara-acara yang

diselenggarakan di ITB oleh Kabinet Mahasiswa ITB contohnya arak-arakan

wisuda, yang terdapat pada setiap wisuda yang ada di ITB, yaitu Wisuda Juli

(Wisjul), Wisuda Oktober (Wisokto), dan Wisuda April (Wispril). Selain itu ada

juga berbagai acara yang ada di ITB seperti Kolaborasi Seni Budaya (KSB),

Olimpiade KM ITB, Aku Masuk ITB (AMI), TPB Cup, dan masih banyak lagi

acara yang dapat mahasiswa baru ITB ikuti kepanitiaannya.

Mahasiswa TPB FTI di ITB terkenal dengan ketekunannya. Ketekunan tersebut

tidak hanya diterapkan untuk kegiatan akademik saja. Ketekunan tersebut juga

diterapkan pada bidang nonakademik seperti dalam keorganisasian. Dengan

banyaknya tugas yang dilakukan secara berkelompok menyebabkan mahasiswa

TPB FTI di ITB menjadi lebih kenal satu sama lain. Sehingga, kekompakkan

antara mahasiswa pun terjalin.


18

Gambar 2.5 Beberapa Mahasiswa TPB FTI di ITB

Gambar 2.5 : Beberapa Mahasiswa TPB FTI di ITB yang sedang berkumpul
Sumber : koleksi pribadi
BAB III

TEORI DASAR PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR BAGI

MAHASISWA TPB FTI DI ITB

3.1 Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan seperangkat usaha bantuan kepada peserta didik

agar dapat membuat pilihan, mengadakan penyesuaian, dan memecahkan

masalah-masalah pendidikan dan pengajaran atau belajar yang dihadapinya.

Artinya, bimbingan belajar adalah upaya guru pembimbing membantu siswa

dalam mengatasi berbagai permasalahan belajar saat proses belajar mengajar

berlangsung. Bimbingan belajar menurut Oemar Hamalik (2004: 195) adalah

bimbingan yang ditujukkan kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa untuk

menentukan cara-cara yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah belajar

yang dialami oleh siswa. Sedangkan Tim Jurusan Psikologi Pendidikan (Mulyadi,

2010: 107) mengatakan bahwa bimbingan belajar adalah proses pemberian

bantuan kepada murid dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan

dengan masalah belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan

belajar adalah suatu proses pemberian bantuan kepada mahasiswa dalam

menyelesaikan masalah-masalah belajar yang dihadapi, sehingga mahasiswa dapat

mengatasi masalah tersebut.

19
20

3.2 Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun

belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk

perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut

dan universitas (Hartaji, 2012: 5).

Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu

yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun

swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa

dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan

kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat

merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang

merupakan prinsip yang saling melengkapi.

Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18

sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai

masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada

usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang

peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani

pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah

tinggi, institut dan universitas. Pada survei ini, subyek yang digunakan ialah

mahasiswa tahun pertama di FTI ITB yang usianya berkisar 16 sampai 19 tahun

dan masih tercatat sebagai mahasiswa di ITB.


21

3.3 Ciri Bimbingan Belajar

Mengutip dari situs (http://www.lbbsuprauno.com/2010/04/ciri-ciri-lembaga-

bimbingan-belajar.html) diunduh tanggal 21 November 2016, pukul 21.00, suatu

bimbingan belajar dapat dikatakan baik apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut.

1. Tempat belajar harus terhindar dari kebisingan,

kondisi lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan daya

serap materi mahasiswa dalam belajar. Meskipun anak yang cerdas dapat

beradaptasi belajar dalam suasana yang gaduh, namun anak yang cerdas

tersebut akan lama kelamaan akan merasa jenuh akibat kondisi yang gaduh

tersebut. Apalagi anak yang harus berkonsentrasi penuh dalam belajar, mereka

harus berada di tempat yang kondusif untuk dapat menyerap materi dengan baik.

2. Menyediakan pengajar yang kompeten,

bimbingan belajar harus memiliki sumber daya manusia, yaitu pengajar, yang

kompeten. Hal ini dikarenakan mahasiswa membutuhkan pelajaran yang tingkat

lanjut, maka pengajar harus memahami konsep dasar dengan sangat baik maupun

penerapan kepada masalah-masalahnya. Jika pengajar tidak menguasai bahan

ajaran, mahasiswa tidak akan menangkap pemahaman dasar yang seharusnya

mereka pahami, karena sesungguhnya bimbingan belajar merupakan sarana bantu

siswa dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar, dan

memecahkan masalah-masalah.
22

3. Memberikan motivasi belajar,

bimbingan belajar juga harus dapat membangkitkan semangat para siswanya

dalam hal belajar. Bimbingan belajar harus dapat membimbing siswanya agar

tidak putus asa dan jenuh dalam belajar.

4. Memberikan pelajaran dengan pemahaman dasar,

bimbingan belajar harus membantu para siswanya untuk memahami konsep dasar

bukan hanya memberikan rumus-rumus cepat melainkan penjabaran rumus

tersebut dari konsep dasar. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran dalam

kampus tidak hanya mementingkan nilai namun lebih kepada pemahaman dari

mahasiswanya.

3.4 Metode Pembelajaran Bimbingan Belajar Yang Diminati


Mahasiswa TPB FTI di ITB

Dalam proses belajar mengajar pada suatu bimbingan belajar, banyak metode

yang dapat digunakan untuk mengajarkan suatu materi. Diantaranya adalah

dengan cara mengajarkan materi dengan pemahaman awal atau konsep mendasar.

Selain itu terdapat metode dengan mengajarkan trik cepat penggunaan rumus

seperti yang banyak dilakukan oleh bimbingan belajar ditahap SMA yang

sebenarnya metode ini kurang mendidik siswa. Hal ini disebabkan, mahasiswa

menjadi kurang mandiri. Suatu bimbingan belajar seringkali memberikan berbagai

latihan soal-soal. Latihan soal tersebut berguna bagi mahasiswa untuk mengasah

kemampuan dan mengevaluasi kepahaman mahasiswa terhadap materi yang telah

dijelaskan.
23

Gambar 3.1
Pertanyaan Survei Keempat

Gambar 3.1 : Contoh Pertanyaan Pada Survei Berkaitan Metode Pembelajaran


Yang Digunakan Bimbingan Belajar
Sumber: koleksi pribadi

Dengan jumlah keseluruhan Mahasiswa TPB FTI di ITB sebanyak 480 orang,

sebanyak 63 orang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi survei kami.

Sebanyak 18 dari 63 mahasiswa menjawab bahwa bimbingan belajar mengajarkan

materi dari konsep awal. Jumlah ini sekitar 29,5% dari keseluruhan. Selain itu,

sebanyak 9 dari 63 mahasiswa yaitu sebesar 14,75% menjawab bahwa bimbingan

belajar mengajarkan trik cepat seperti penggunaan rumus instan. Sebanyak 30 dari

63 mahasiswa menjawab bimbingan belajar mengajar dengan memberikan latihan

soal-soal. Jumlah ini sebanyak 49,18% dari keseluruhan. Sedangkan sisanya, yaitu

sebanyak 6 orang tidak mengetahui jenis metode yang digunakan bimbingan

belajar.
24

Pada sebuah bimbingan belajar dalam menerapkan metode pembelajaran tersebut

terdapat beberapa macam kelas yaitu sebagai berikut.

1. Privat,

Menurut Depdikbud (https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/belajar-

privat/) diunduh pada tanggal 15 November 2016 pada pukul 05.00, kata privat

memiliki arti pribadi, tersendiri dan partikelir. Sedangkan menurut J.J Hasibuan

dkk (1994: 128), (https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/belajar-

privat/) diunduh pada tanggal 15 November 2016 pada pukul 05.05, belajar privat

merupakan kegiatan guru dalam menghadapi banyak siswa yang masing-masing

mendapat kesempatan untuk tatap muka dengan guru serta memperoleh bantuan

dan bimbingan guru perseorangan.

Cara pembelajaran ini dianggap efektif karena mahasiswa dapat berinteraksi

langsung dengan pengajar tanpa ada gangguan dari orang lain, sehingga

mahasiswa dapat lebih fokus dalam memahami materi. Mahasiswa dapat langsung

bertanya tentang segala sesuatunya yang ia tidak mengerti mengenai materi yang

sedang diajarkan. Mahasiswa juga bisa berdikusi langsung dengan pengajar bila

ada perbedaan pola pikir.

2. Kelompok kecil,

merupakan suatu cara pembelajaran yang terdiri dari pengajar dan 1-9 orang

mahasiswa. Cara pembelajaran ini juga cukup efektif karena pesertanya cukup

sedikit. Setiap individu memiliki pola pikir yang berbeda. Maka, dalam

memahami suatu materi akan berbeda pula. Seringkali beberapa mahasiswa akan

bertanya mengenai satu atau dua hal. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat


25

menambah pengetahuan dan pemahaman akan materi tersebut bukan hanya untuk

mahasiswa yang bertanya tapi untuk seluruh mahasiswa dalam satu kelas tersebut.

Namun, cara pembelajaran ini hanya berlangsung efektif jika antarmahasiswa

tidak mengobrol tentang hal-hal lain selain materi yang diajarkan.

3. Kelompok sedang,

merupakan suatu cara pembelajaran yang terdiri dari pengajar dan 10-20 orang

mahasiswa. Cara pembelajaran ini dapat menjadi efektif apabila semua mahasiswa

yang mengikuti proses pembelajaran fokus dan tidak berisik maupun bercanda.

Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran ini rentan sekali terjadi obrolan

antarmahasiswa diluar materi yang diajarkan. Oleh karena itu, proses

pembelajaran ini relatif kurang efektif dibandingkan dengan privat maupun

kelompok kecil.

4. Kelompok besar,

merupakan suatu cara pembelajaran yang terdiri dari seorang pengajar dan lebih

dari 20 orang mahasiswa. Cara pembelajaran ini dianggap kurang efektif karena

rentan terjadi kebisingan akibat antarmahasiswa yang berbincang diluar materi

yang diajarkan. Dengan jumlah yang sangat banyak, pengajar tidak dapat

berinteraksi secara khusus terhadap tiap-tiap mahasiswa. Sehingga, dapat

dipastikan pemahaman materi antarmahasiswa akan berbeda. Ada yang paham

dan ada yang cenderung kurang paham.


26

Gambar 3.2
Pertanyaan Survei Keenam

Gambar 3.2 : Contoh Pertanyaan Pada Survei Berkaitan Variasi Kelas yang
Digunakan Bimbingan Belajar
Sumber: koleksi pribadi

Menurut survei yang telah kami lakukann, dari 23 orang sebanyak 9 orang

mengikuti bimbingan belajar privat, dan sebanyak 12 orang mengikuti bimbingan

belajar secara kelompok kecil (1-9 orang). Dan sebanyak 2 orang mengikuti

bimbingan belajar secara kelompok sedang (10-20 orang).

Persebaran Kelas Bimbingan Belajar Mahasiswa TPB


FTI di ITB
Kelompok
Sedang (10-20
orang)

Kelompok Kecil
(1-9 orang)
Privat

Grafik 1 : Persebaran Kelas Bimbingan Belajar Mahasiswa TPB FTI di ITB


27

Dari grafk tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa TPB FTI di ITB lebih

tertarik mengikuti bimbingan belajar kelas privat atau kelompok kecil. Hal ini

berkaitan dengan keefektifan belajar dan keefektian dalam pemahaman materi.

Maka, dapat disimpulkan bawa data tersebut sejalan dengan teori. Bahwa, untuk

bimbingan belajar yang lebih efektif adalah kelas privat dan kelompok kecil.

3.5 Metode Pembelajaran Yang Digunakan Mahasiswa TPB FTI di

ITB Diluar Jam Kelas

Menurut Gagne, Briggs, dan Wagner dalam Udin S. Winataputra (2008), metode

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses belajar pada siswa. Metode-metode tersebut dapat

mempengaruhi tingkat keefektifan belajar mahasiswa. Sedangkan menurut Syaiful

Bahri dan Aswan Zain (1995), metode pembelajaran adalah pola-pola umum

kegiatan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

yang telah digariskan.

Sesuai dengan kedua kutipan tersebut, apabila mahasiswa dapat mengetahui

metode belajar yang cocok untuk dirinya maka proses pembelajarannya akan lebih

efektif. Hal ini dikarenakan, dengan metode yang cocok maka mahasiswa akan

merassa lebih nyaman dan ilmu yang dipelajari akan dengan mudah masuk.
28

Pemahaman materi tidaklah cukup apabila hanya dilakukan di dalam kelas. Setiap

individu memiliki kebiasaannya masing-masing dalam belajar seperti belajar

sendiri, belajar kelompok, tutor teman sebaya, ataupun belajar di tempat les.

Gambar 3.3
Pertanyaan Survei Kelima

Gambar 3.3 : Contoh Pertanyaan Pada Survei Berkaitan Metode Belajar yang
Digunakan Mahasiswa TPB FTI di ITB Diluar Jam Kelas
Sumber: koleksi pribadi

Oleh karena itu, kami mengajukan pertanyaan mengenai metode belajar efektif

menurut mahasiswa TPB FTI di ITB diluar jam pelajaran. Sebanyak 52%

menyatakan cenderung leih memilih belajar sendiri, 35% belajar kelompok dan

13% menyatakan belajar di tempat les.


29

Metode Belajar Efektif Menurut


Mahasiswa TPB FTI di ITB
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
k s
po

i
dir
m t Le
pa

en
elo Jumlah

rS
rK em

ja
iT Mahasiswa

la
ja
rd

Be
la
Be la
ja
Be

Grafik 2 : Metode Belajar Efektif Diluar Kelas Menurut Mahasiswa TPB FTI di

ITB

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak mahasiswa TPB FTI di ITB

yang lebih memilih untuk belajar sendiri. Dengan belajar sendiri, seseorang dapat

lebih fokus dan terpusat pada hal yang ingin dipahami. Ditempat yang tenang,

atau sedikit kebisingan maka sesorang akan lebih fokus. Akan tetapi hal ini tidak

berlaku bagi semua orang. Ada beberapa orang yang lebih memilih untuk

berkumpul dan belajar bersama. Dari data tersebut terdapat 35% mahasiswa TPB

FTI di ITB yang memilih untuk belajar bersama. Dengan belajar bersama maka

akan lebih interaktif setiap mahasiswa dapat saling membantu dalam memahami

materi. Dengan belajar bersama pun mahasiswa tidak mudah jenuh. Selain itu,

terdapat 13% yang memilih untuk belajar di tempat les. Berada di tempat les

berarti ada guru pembimbing yang memahami betul materi tersebut. Dengan

belajar ditempat les maka mahasiswa tersebut akan dituntun oleh pengajar untuk

memahami sedikit demi sedikit materi tersebut. Belajar di tempat les merupakan
30

proses belajar yang interaktif akan tetapi tidak seinteraktif belajar berkelompok.

Hal ini dikarenakan perbedaan usia dengan guru pengajar. Dengan belajar

bersama teman maka materi yang dipelajari akan lebih diingat karena dalam

prosesnya dilakukan secara perlahan dan bersama-sama dengan teman. Sedangkan

dalam bimbingan belajar, pengajar mentransfer ilmu yang ia miliki kepada

mahasiswa. Cara demikian kurang efektif karena umumnya mahasiswa itu sendiri

akan cepat lupa.

3.6 Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Kemampuan Akademik

Mahasiswa TPB FTI di ITB

Menurut Sobur (2006), prestasi akademik adalah kemampuan, kecakapan, dan

prestasi yang didapat seseorang dimana kemampuan tersebut dapat bertambah dari

waktu ke waktu karena adanya proses belajar dan bukan disebabkan karena proses

pertumbuhan. Prestasi akademik ini dapat dinilai ataupun diukur dengan

menggunakan tes yg baku atau tes yang sudah ada standarnya. Selain itu, menurut

Setiawan (2000), prestasi akademik adalah tingkat pencapaian keberhasilan

terhadap suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan secara optimal.

Dapat disimpulkan dari kedua pendapat tersebut bahwa, kemampuan atau prestasi

akademik khususnya bagi mahasiswa merupakan hasil pembelajaran mahasasiswa

yag didapat selama masa perkuliahan dengan berupa hasil ujian atau IP.

Berikut merupakan hasil survei kami kepada mahasiswa TPB FTI di ITB

mengenai pendapat mereka akan pengaruh bimbingan belajar terhadap

kemampuan akademik mahasiswa.


31

TABEL I
JUMLAH MAHASISWA TPB FTI ITB YANG MENGIKUTI BIMBINGAN
BELAJAR
Mengikuti Bimbingan Belajar Jumlah

Ya 23 orang

Tidak 40 orang

Total 63 orang

Dengan jumlah keseluruhan Mahasiswa TPB FTI di ITB sebanyak 480 orang,

sebanyak 63 orang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi survei kami.

Sebanyak 23 dari 63 orang mengikuti program bimbingan belajar. Hal ini dapat

dibuktikan dengan angket yang kami sebarluaskan melalui internet. Berikut

pertanyaan pada angket mengenai pengaruh bimbingan belajar terhadap

kemampuan akademik mahasiswa TPB FTI di ITB.

Gambar 3.4
Pertanyaan Pada Survei

Gambar 3.4 : Contoh Pertanyaan Pada Survei Pengaruh Bimbingan Belajar


Terhadap Kemampuan Akademik Mahasiswa
Sumber: koleksi pribadi
32

Sekitar 58,85 % mahasiswa TPB FTI di ITB mengatakan bahwa pengaruh yang

dirasakan melalui bimbingan belajar kurang dirasakan. Hal ini dapat disebabkan

karena metode pengajaran yang diajarkan bimbingan belajar kurang mendasar

sehingga pemahaman materi oleh mahasiswa hanya mencakup sedikit dari konsep

mendasar. Sekitar 41,15% mahasiswa TPB FTI di ITB mengatakan bahwa

bimbingan belajar membantu dalam pemahaman materi asalkan mereka

mengulang kembali materi yang dijelaskan. Menurut jurnal Efektivitas Bimbingan

Belajar karya Alfin Mustikawan (2013), pengaruh bimbingan belajar terhadap

kemampuan akademik mahasiswa juga dinilai cukup baik. Pernyataan tersebut

didukung dengan tabel hasil penilitan pada jurnal tersebut yang dapat dilihat pada

lampiran laporan penelitian ini.

3.7 Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Keefektifan Belajar

Mahasiswa TPB FTI di ITB

Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan

sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam

penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusahan melalui aktivitas

tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang

maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif Said (1981:83). Selain itu,

menurut Harry Firman (1987) keefektifan program pembelajaran ditandai dengan

keberhasilan dalam menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional

yang telah ditetapkan, dapat memberi pengalaman belajar yang atraktif,


33

melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan

instruksional.

Dapat disimpulkan dari kedua pendapat tersebut bahwa keefektifan belajar adalah

keberhasilan memahami materi pelajaran secara mendalam dengan waktu yang

singkat.

Gambar 3.5
Pertanyaan Survei Kedelapan

Gambar 3.5 : Contoh Pertanyaan Pada Survei Mengenai Pengaruh Bimbingan


Belajar Terhadap Keefektifan Belajar Mahasiswa TPB FTI di ITB
Sumber: koleksi pribadi

Menurut survei yang telah kami lakukan, sebanyak 14 dari 23 mahasiswa atau

sekitar 60,86% mahasiswa yang mengikuti bimbingan belajar menjawab bahwa

dengan bimbingan belajar, waktu yang digunakan untuk belajar lebih efektif.

Sedangkan sisanya atau sekitar 34,14% menjawab kurang efektif. Hal ini karena,

dengan mengikuti bimbingan belajar, mahasiswa dapat memanfaatkan waktu

setelah perkuliahan untuk bersegera ke tempat les tersebut. Akan tetapi, bila tidak

mengikuti bimbingan belajar beberapa mahasiswa yang masih mudah untuk

terganggu akan menggunakan waktunya untuk bermain atau pergi. Sehingga

menjadi kurang efektif.


34

Persentase Pendapat Mahasiswa

Tidak
Efektif
36%

Efektif
64%

Grafik 3 : Persentase Pendapat Mahasiswa TPB FTI di ITB Mengenai Keefektifan


Belajar Dengan Mengikuti Bimbingan Belajar

3.8 Dampak Bimbingan Belajar Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa

TPB FTI di ITB

Menurut Haris Mudjiman (2007: 7) kemandirian belajar adalah kegiatan belajar

aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi

guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau

kompetensi yang telah dimiliki. Sedangkan, Herman Holstein (1986: x)

menyatakan bahwa kemandirian akan membantu proses belajar dengan

mengaktifkan pengetahuan atau pengertian pemantapan dan pengamanan yang

telah dipelajari mampu memberikan motivasi sehubungan dengan kesulitan

belajar. Belajar mandiri berorientasi kepada kemungkinan yang realistis dalam

kegiatan sekolah sehari-hari, maupun pada prinsip didaktik tentang swakarya

sebagai spontanitas anak, atau juga pada konsepsi belajar sendiri atau mengajar

diri sendiri. Hal ini didukung oleh pendapat Hendra Surya (2003: 114)
35

kemandirian belajar adalah proses menggerakan kekuatan atau dorongan dari

dalam diri individu yang belajar untuk menggerakan potensi dirinya mempelajari

objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh di luar dirinya. Dengan demikian

belajar mandiri lebih mengarah pada pembentukan kemandirian dalam cara-cara

belajar yang efektif.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian

dalam belajar adalah sikap mahasiswa dalam memotivasi diri sendiri untuk belajar

secara mandiri. Mahasiswa dituntut untuk mengetahui cara belajar yang benar

sehingga ia dapat bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses belajar tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut, kami mengajukan pertanyaan mengenai dampak

bimbingan belajar terhadap kemandirian mahasiswa TPB FTI di ITB. Sekitar 65%

mahasiswa mengatakan bahwa mereka dapat memahami materi apabila tidak

mengikuti bimbingan belajar akan tetapi dalam pembelajarannya harus dibahas

secara bersama dengan teman atau dengan mengulang materi yang telah

dijelaskan di kelas. Sekitar 35 % mengatakan bahwa akan kesulitan dalam

memahami materi yang dijelaskan dikarenakan mereka masih membutuhkan

bimbingan lebih dari tenaga pengajar.


36

Gambar 3.6
Pertanyaan Survei Kesembilan

Gambar 3.6 : Contoh Pertanyaan Pada Survei Mengenai Pengaruh Bimbingan


Belajar Terhadap Kemandirian Mahasiswa TPB FTI di ITB
Sumber: koleksi pribadi

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar berpengaruh terhadap kemandirian

mahasiswa dalam belajar. Tanpa bimbingan belajar, beberapa mahasiswa tidak

dapat memahami materi yang diajarkan dosen di kelas. Hal ini dapat disebabkan

selama di kelas mahasiswa kurang fokus mendengarkan penjelasan dosen. Selain

itu, hal ini juga dapat disebabkan karena perbedaan kemampuan setiap individu

dalam menyerap materi yang dijelaskan. Beberapa individu membutuhkan waktu

lebih dalam pemahaman materi yang terkadang waktu tersebut tidak didapatkan

selama kuliah berlangsung.

Gambar 3.7
Pertanyaan Survei Kesepuluh

Gambar 3.7 : Contoh Pertanyaan Pada Survei Mengenai Kebutuhan Bimbingan


Belajar di Tahun Kedua
Sumber: koleksi pribadi

Kami juga menanyakan kepada mahasiswa TPB FTI di ITB mengenai pendapatan

mereka akan pentingnya bimbingan belajar untuk tahun kedua di perkuliahan.


37

Sebanyak 50 orang mengatakan bahwa bimbingan belajar tidak diperlukan pada

masa perkuliahan. Salah satu alasannya adalah untuk menuntut kedewasaan setiap

mahasiswa dalam memahami setiap materi pelajaran yang akan dijelaskan. Alasan

lainnya adalah agar setiap mahasiswa dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi

secara mandiri tanpa bergantung kepada bantuan orang lain.

TABEL II
PERANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA TAHAP KEDUA MENURUT
MAHASISWA TPB FTI DI ITB
Peranan Bimbingan Belajar Pada Tahun Kedua

Diperlukan 13 orang

Tidak Diperlukan 50 orang

Dapat disimpulkan dari data di atas bahwa pengaruh bimbingan belajar sangatlah

baik apabila mahasiswa itu sendiri berinisiatif untuk mengulang kembali materi

yang dijelaskan secara sendiri. Akan tetapi, Dapat disimpulkan dari data di atas

bahwa pengaruh bimbingan belajar sangatlah baik apabila mahasiswa itu sendiri

berinisiatif untuk mengulang kembali materi yang dijelaskan secara sendiri. Akan

tetapi, Dapat dilihat dari persentase di atas bahwa mahasiswa TPB FTI ITB yang

mengikuti bimbingan belajar merasa kurang yakin akan mampu bila dihadapkan

pada kondisi dimana mereka harus belajar sendiri tanpa ada arahan dari guru

bimbingan belajar. Mahasiswa TPB FTI di ITB mengatakan bahwa mereka dapat

menghadapi masalah tersebut apabila mereka belajar bersama teman dan

mengulang pelajaran secara berkala.


38

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa bimbingan

belajar kurang berpengaruh dalam membantu meningkatkan kemampuan

akademik mahasiswa TPB khususnya FTI di ITB. Hal ini disebabkan metode

pengajaran yang digunakan bimbingan belajar untuk mengajar mahasiswa dari

segi materi kurang mendasar, sehingga pemahaman materi hanya mencakup

sedikit dari konsep dasar.

Lain halnya dengan pengaruh bimbingan belajar terhadap keefektifan waktu

belajar bagi mahasiswa, berdasarkan penelitian yang kami lakukan, bimbingan

belajar dapat meningkatkan keefektifan belajar mahasiswa TPB khususnya FTI di

ITB. Setelah perkuliahan, mahasiswa akan segera bergegas ke tempat les sehingga

tidak ada waktu luang yang akan menjadi sia-sia yang menyebabkan waktu belajar

mahasiswa menjadi efektif

Namun dalam hal kemandirian belajar, berdasarkan penelitian yang kami lakukan,

bimbingan belajar membuat mahasiswa TPB menjadi kurang mandiri dalam

belajar kecuali jika mereka mengulang-ulang pelajaran yang telah diajarkan

dengan sendiri. Akibat dari dampak bimbingan belajar yang kurang mendukung

kemandirian belajar mahasiswa, bimbingan belajar dianggap tidak dibutuhkan saat

tingkat kedua dan selanjutnya menurut mahasiswa TPB FTI di ITB.

38
39

Oleh karena itu, dari penelitian yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa

hipotesis awal penelitian ini salah, bimbingan belajar kurang dapat memberikan

pengaruh yang baik bagi mahasiswa TPB khusunya FTI di ITB.

4.2 Saran

Dengan adanya bimbingan belajar, kita harus dapat membandingkan dampak baik

dan dampak buruk. Semoga mahasiswa TPB lebih paham akibat-akibat yang

ditimbulkan dari penggunaan bimbingan belajar, sehingga mahasiswa TPB

khususnya FTI di ITB dapat memaksimalkan dampak positif yang disebabkan

oleh bimbingan belajar dan meminimalkan dampak negatif yang disebabkan oleh

bimbingan belajar. Kami juga berharap semoga karya tulis ini dapat menjelaskan

dan memberikan pemahaman lebih mengenai pengaruh bimbingan belajar

terhadap mahasiswa-mahasiswa ITB sehingga mahasiswa tidak terlena akan

bimbingan belajar dan akhirnya mejadi kurang mandiri dalam mengatasi

permasalahan dalam perkuliahan terutama masalah akademik.


PEMBATAS

40
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Sholeh, Munawar. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar Ruz Media.

Dimyati dan Mudjijono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
dan Depdiknas.

Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Efendi, M. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berlainan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Gagne, M. Robert., Briggs, J. Lelie and Wager, W. Walter. 2008. Principles of


Instructional Design. USA: Harcourt Brace Jovanovish College
Publishers.

Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah


Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma.

Herman Holstein. 1994. Murid Belajar Mandiri Situasi Belajar Mandiri Dalam
Pelajaran Sekolah. Bandung: Rosda Karya.

Mudjiman, Haris. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS Press.

Muslich, Mansur. 2007. KTSP. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan


Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali


Pers.

Supriadi, Dedi. 2004. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan (editor Rohmat


Mulyana). Bandung: Rosda.

Sugiyanto. 2009. Pentingnya Motivasi Berprestasi Dalam Mencapai


Keberhasilan Akademik Siswa. Yogyakarta: Psikologi Fakultas Ilmu
Pendidikan UNY

41
42

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Pustaka Internet
Mustikawan, Alvin.(2013).Pengetian Belajar dan Strategi Pembelajaran.
Dalam : http://www.scribd.com/doc/1460409707/EFEKTIVITAS-
BIMBINGAN-DAN-KONSELING-DI-MADRASAH-pdf

Heru, Mugiarso.(2004).Bimbingan dan Konseling.


Dalam : http:// bimbel-adriadi.blogspot.co.id/2011/09/pentingnya-
bimbingan-belajar.html

Surya, Hendra.(2003).Kemandirian Belajar.


Dalam : http://www.subliyanto.id/2011/05/kemandirian-belajar.html

Ali, Mohammad.(1994).Bimbingan Belajar.


Dalam : http:// bimbel-adriadi.blogspot.co.id/2011/09/pentingnya-
bimbingan-belajar.html

Abdul, Gafur.(1989).Pengetian Belajar dan Strategi Pembelajaran.


Dalam : http://www.latihifahhafni.wordpress.com/pengertian-belajar-dan-
strategis-pembelajaran/2012/04

Asmani, Jamal Ma'mur.(2010).Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling


Sekolah. Jogjakarta : Diva Press.
Dalam : http://www. http://bkkonselor.weebly.com/bimbingan-
belajar.html
INDEKS

Akademik 2, 3, 4, 6, 8, 17, 19, 29, 30, 31, 37

Angket 6, 30

Akreditasi 9

Belajar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38

Bimbingan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34,

35, 36, 37, 38

Bioenergi 8, 16

Ciri 3, 20

Dampak 2, 3, 4, 5, 6, 33, 34, 37

Departemen 8

Deskriptif 5

Efektif 1, 18, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 32, 34

43
44

Efisien 18

Empiris 5

Fakultas 8, 9, 11, 15, 16, 17

Fokus 13, 23, 24, 28, 35

Gaduh 20

Hotspot 13

Hukum 8

Ilmu 1, 8, 10, 14, 15, 19, 26, 29

Indonesia 2, 10, 13

Internasional 8, 9, 10, 16, 17

Jenuh 20, 21, 28

Jurusan 10, 16, 18


45

Kabinet 17

Kampus 1, 2, 15, 16, 21

Kantin 13

Kompeten 20

Kuesioner 6, 37

Kuliah 2, 10, 11, 35

Les

Literatur 5

Mahasiswa 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38

Masalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 18, 20, 33, 36

Materi 1, 2, 10, 11, 12, 13, 15, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34,

35, 36

Metode 2, 3, 5, 6, 11, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 31

Negatif 2, 37
46

Observasi 5

Olimpiade 17

Online 6

Otonomi 8

Pendidikan 1, 2, 9, 10, 14, 15, 17, 18, 19

Politeknik 19

Positif 2, 5, 37

Prestasi 29

Proses 1, 11, 12, 14, 18, 19, 21, 24, 26, 29, 33, 34

Rentan 24

Silabus 11

Standar 10, 17, 29

Strategis 15

Teori 6, 18, 26
47

Tutor 11, 27

Unit 13, 14, 17

Universitas 11, 19

Wisuda 17
LAMPIRAN

48
Lampiran 1

TABEL I
PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN
AKADEMIK MAHASISWA

Sumber : https://www.scribd.com/

49
Lampiran 2
Pertanyaan Survei

50
51
Lampiran 3
Contoh Jawaban Angket

1. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam menyerap dan memahami

pelajaran yang dijelaskan dosen?

Ya.

2. Menurut kamu, apakah bimbingan belajar itu penting?

Ya.

3. Bimbingan belajar apa yang kamu tahu yang diikuti oleh mahasiswa TPB

FTI di ITB?

Smart Privat.

4. Sepengetahuanmu, metode apa yang digunakan bimbingan belajar untuk

mengajarkan mahasiswa TPB?

Dengan latihan soal-soal.

5. Kalau di luar kelas metode belajar apa yang kamu gunakan?

Belajar sendiri.

6. Kalau kamu mengikuti bimbingan belajar, kamu biasanya privat atau

berkelompok?

Privat.

7. Bagaimana pengaruh bimbingan belajar terhadap kemampuan

akademikmu?

Baik.

52
53

8. Apakah dengan mengikuti bimbingan belajar waktu yang kamu gunakan

untuk belajar lebih efektif?

Ya.

9. Apabila kamu tidak mengikuti bimbingan belajar, apakah kamu dapat

memahami materi yang diajarkan di kelas?

Bisa.

10. Menurut kalian, apakah bimbingan belajar dibutuhkan setelah penjurusan

nanti?

Tidak.
RIWAYAT HIDUP

Nama saya Atsila Fitri Malik yang akrab disapa

dengan panggilan Atsila. Saya lahir di Jakarta,

Indonesia pada 5 April 1998. Saya anak kedua

dari dua bersaudara. Ayah saya bernama Indra

Sakti. Beliau adalah sosok Ayah yang sangat

bijaksana. Beliaulah yang menanamkan kepada

saya pentingnya rasa kekeluargaan dan saling

membantu diantara sesama. Ibu saya bernama Herlinda Permata Saus. Beliau

adalah seseorang yang telah merawat saya sejak kecil dan selalu mengingatkan

kepada saya untuk tidak lupa bersyukur atas segala hal yang telah diberikan

Tuhan kepada kita. Kedua orang tua saya bekerja bersama dalam bidang properti.

Kakak saya yang umurnya hanya berbeda satu tahun dengan saya sedang

melanjutkan pendidikanya di salah satu perguruan tinggi di Waterloo, Canada

dengan jurusan Sains Aktuari. Saya tinggal di Jalan Kavaleri Blok G No.45

RT/RW 006/006 Kel. Cipinang Melayu Kec. Makasar, Jakata Timur.

Saya bersekolah di Al-Azhar 1 Jakarta sejak Taman Kanak-Kanak sampai

Sekolah Menengah Atas yang apabila di total selama 14 tahun. Selama saya

bersekolah di Al-Azhar 1 banyak pengalaman dan ilmu yang saya dapat. Saat saya

TK, Ibu saya kerap mendaftarkan saya diberbagai perlombaan seni yang berkait

dengan menggambar dan melukis. Sedangkan di SD, sekolah saya kerap

mengadakan perlombaan. Salah satunya adalah lomba menulis cerpen yang

54
55

pesertanya adalah siswa kelas 1 sampai 6 SD. Cerpen karya saya termasuk 10

terbaik diantara ratusan siswa SDI Al-Azhar 1. Enam tahun berlalu, saya

melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama.

Pada jenjang ini saya belajar menjadi pribadi yang lebih mandiri. Banyak program

dari sekolah saya yang melatih kemampuan tersebut. Kemudian saya melanjutkan

ke jenjang SMA di sekolah yang sama. Pada jenjang ini, saya dilatih kerjasama

dan kemampuan menentukan prioritas. Selain itu masih banyak ilmu yang saya

dapatkan yang tidak dapat saya sebutkan satupersatu. Sekarang saya melanjutkan

pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia yaitu Institut

Teknologi Bandung (ITB) dengan fakultas yang saya pilih Fakultas Teknologi

Industri.

Salah satu mata kuliah yang menarik perhatian saya di perkuliahan adalah mata

kuliah TTKI. Sejak dulu, pelajaran mengenai bahasa sangat menarik bagi saya

dikarekan sebagai warga Indonesia saya masih merasa pengetahuan saya terhadap

tata bahasa masih sangat minim. Begitu banyak materi tentang kebahasaan yang

masih belum saya ketahui. Selama pendidikan TPB ini, Saya telah mendapat

banyak ilmu mengenai tata bahasa. Ucapan terimakasih saya berikan kepada

Bapak Asep Wawan Jatnika yang telah mengajarkan dan membagi ilmunya

kepada saya. Semoga segala ilmu yang telah diberikan Bapak dapat bermanfaat.
RIWAYAT HIDUP

Nama saya Nadine Aryanti atau yang biasa

dipanggil Nadine. Saya lahir di Jakarta,

Indonesia pada 21 Juni 1998. Saya merupakan

anak pertama dari dua bersaudara. Ayah saya

bernama Ario Damar Wibowo. Ayah saya

bekerja sebagai seorang insinyur. Ayah saya

merupakan sosok penyayang dan bijaksana.

Beliaulah yang mengajarkan saya bagaimana

menghargai orang lain terlepas dari status sosialnya. Ibu saya bernama Otti

Isheningsih. Ibu saya merupakan seorang ibu rumah tangga. Ibu saya merupakan

sosok yang penyayang, lemah lembut, dan penuh perhatian. Beliaulah yang

mengajarkan saya betapa pentingnya menjaga ibadah, akidah, maupun akhlak

saya dan juga beliaulah yang selalu mengingatkan saya untuk bersyukur atas

segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Tuhan kepada saya. Adik saya

bernama Nadira Ismaryanti. Ia merupakan siswi SMA kelas 1. Saya tinggal di Jl.

Margonda Raya No. 477, Kel. Pondok Cina, Kec. Beji, Depok, Jawa Barat.

Saya dulu bersekolah di TK Aisyiyah 21 Rawamangun, lalu melanjutkan ke SD

Muhammadiyah 24, SMP 92 Jakarta, SMA 68 Jakarta, dan terakhir sebagai

mahasiswi FTI ITB. Dari sewaktu saya masih kecil, saya senang sekali mengikuti

ekstrakurikuler yang berlatar belakang seni, seperti melukis, menari, dan bermain

alat musik. Sewaktu pada taman kanak-kanak saya mengikuti ekstrakurikuler

56
57

menari dan melukis, sedangkan pada waktu SD saya mengikuti ekstrakurikuler

bermain angklung. Sewaktu saya SMP saya mengikuti ekstrakurikuler paduan

suara, sedangkan pada waktu SMA saya mengikuti ekstrakurikuler tari daerah.

Dan sekarang saya juga aktif mengikuti unit kegiatan mahasiswa MBWG atau

marching band sebagai seorang color guard.

Saat ini, saya merupakan mahasiswi TPB Fakultas Teknologi dan Industri ITB.

Saya telah mengambil peminatan Manajemen Rekayasa Industri. Mata kuliah

yang menarik bagi saya selama masa TPB ini salah satunya merupakan TTKI,

karema dalam mata kuliah ini kami diajarkan untuk berbahasa Indonesia yang

baik dan benar khususnya persiapan untuk mengerjakan Tugas Akhir pada tingkat

empat nanti. Saya telah mendapatkan begitu banyak materi mengenai kebahasaan

yang tidak saya ketahui sebelumnya berkat dosen mata kuliah ini yaitu Bapak

Asep Wawan Jatnika. Saya sangat berterimakasih atas segala ilmu yang telah

beliau berikan kepada saya yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi saya pada

hari yang akan datang.


RIWAYAT HIDUP

Nama saya Wayda Rahma Putri

Fajar yang biasa akrab dipanggil

dengan panggilan Waway. Saya lahir

pada 2 September 1998 di Bandung,

Indonesia. Saya merupakan anak

kedua dari tiga bersaudara. Saya

memiliki seorang kakak perempuan,

perbedaan umur saya dengan kakak

saya hanya 3 tahun. Sekarang kakak saya sudah bekerja di Doha, Qatar tepatnya

di Hotel DoubleTree Hilton. Saya memiliki seorang adik laki-laki yang memiliki

perbedaan umur 2 tahun dengan saya. Sekarang adik saya sedang bersekolah di

SMAN 3 Bandung.

Saya merupakan seorang gadis keturunan minang dan aceh. Darah minang yang

saya miliki berasal dari ayah saya. Ayah saya lahir dan dibesarkan oleh kedua

orangtua beliau di Padang. Keturunan aceh yang saya miliki berasal dari ibu saya.

Ibu saya memiliki orang tua yang lahir dan dibesarkan di Aceh. Kedua orangtua

saya adalah orang yang saya idolakan selama masa hidup saya. Saya sangat

bersyukur dilahirkan di dalam keluarga ini.

Saya mulai menjenjang pendidikan dari taman pendidikan Al-Qur’an dan taman

kanak-kanak di Marhamah Hasanah. Kemudian saya melanjutkan pendidikan

58
59

sekolah dasar di SDN Taman Kopo Indah Gentra Masekdas. Tamat dari SD, saya

melanjutkan pendidikan di SMPN 34 Bandung. Saat SMA saya bersekolah di

SMAN 3 Bandung. Sampai akhirnya sekarang saya sedang melanjutkan

pendidikan saya di Institut Teknologi Bandung sebagai seorang mahasiswa di

Fakultas Teknologi Industri.

Kesan pesan saya berkuliah di Institut Teknologi Bandung ini terutama dalam

mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah adalah saya dapat memahami lebih dalam

mengenai sistematika dalam penulisan, ilmu saya mengenai EYD bahasa

indonesia juga bertambah, saya juga merasa terbantu dalam mengerjakan laporan-

laporan tugas yang diberikan dari mata kuliah lain.

Anda mungkin juga menyukai