Pertemuan 1
Pertemuan 1
Persamaan Pengatur
Syarat Batas
Constitutive Law
Geometry
Boundary Condition
Soil Parameter Stiffness Matrix
Structure Element
Ground Water
Force/Displacement {F} = [K]{u}
Process
Convergent? Output
Input
Pre-Process Post-Process
Discretization (mesh) 𝜀 = 𝐵 𝑢
Initial Stress
𝜎 = 𝐶 𝜀
Perilaku Tanah dalam Analisis Numerik
Experimental Findings
Input Data
Design Criteria :
Stability
Factor of Safety
Deformation or Movement
Interaction to Other Structures
Perilaku dan Kuat Geser Tanah
Tegangan
- Tegangan Normal (𝜎)
- Tegangan Geser (𝜏)
Free-Body Diagram
𝝈𝒚 +𝝈𝒙 𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝝈𝒏 = + cos 2𝜽 + 𝝉𝒙𝒚 sin 2𝜽
𝟐 𝟐
atau 𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝝉𝒏 = sin 2𝜽 − 𝝉𝒙𝒚 cos 2𝜽
𝟐
Tegangan
𝟐𝝉𝒙𝒚
Dengan, 𝝉𝒏 = 0, Maka diperoleh : 𝐭𝐚𝐧 𝟐𝜽 = 𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝟐
𝝈𝒚 + 𝝈𝒙 (𝝈𝒚 −𝝈𝒙 )
𝝈𝒏 = 𝝈𝟏 = + + 𝝉𝟐𝒙𝒚
𝟐 𝟐
𝟐
𝝈𝒚 + 𝝈𝒙 (𝝈𝒚 −𝝈𝒙 )
𝝈𝒏 = 𝝈𝟑 = − + 𝝉𝟐𝒙𝒚
𝟐 𝟐
Tegangan
Tegangan
Special case
Jika AB dan AD adalah major and minor
principal planes, tegangan normal dan
tegangan geser pada bidang EF dapat
diperoleh dengan 𝝉𝒙𝒚 = 0
Sehingga,
𝝈𝒚 +𝝈𝒙 𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝝈𝒏 = + cos 2𝜽
𝟐 𝟐
𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝝉𝒏 = sin 2𝜽
𝟐
Keruntuhan Geser
Garis Keruntuhan Beban
Garis Keruntuhan
Pada saat runtuh, nilai tekanan (beban) sepanjang bidang runtuh mencapai
nilai kuat geser tanah (tahanan geser)
𝜏𝑑 > 𝜏𝑓
Bidang Keruntuhan
𝜎 𝜏𝑑
𝜏𝑓
𝜏 = 𝑓(𝜎)
𝜏𝑓
𝑐′ Komponen kohesif c’
𝜎’
𝜎′𝑓
𝜏𝑓 = 𝑐′ + 𝜎′ tan 𝜙′
𝜎𝑣 > 𝜎ℎ
𝜎ℎ 𝜎ℎ
𝜎1 = 𝜎𝑣
𝜎𝑣 𝜎3 = 𝜎ℎ
𝜏
Kondisi Stabil
karena lingkaran
Mohr masih dibawah
selubung keruntuhan
Lingkaran Mohr
𝜎’
𝜎3 𝜎1
Lingkaran Mohr dan Selubung Keruntuhan
𝜎𝑣 + Δ𝜎
𝜎𝑣 > 𝜎ℎ
𝜎ℎ + 𝐾𝑜. Δ𝜎 𝜎ℎ + 𝐾𝑜. Δ𝜎
𝜎1𝑏 = 𝜎𝑣 + Δ𝜎
𝜎3𝑏 = 𝜎ℎ + Δ𝜎
𝜎𝑣 + Δ𝜎
𝜏𝑓 = 𝑐 ′ + 𝜎′ tan 𝜙′
2𝜃
𝑐′
𝜙′
𝜎’
𝜎3 𝜎1
Pengaruh Tegangan Air Pori
𝜎𝑣
𝜎𝑣 > 𝜎ℎ
𝜎ℎ 𝜎ℎ
𝑢
𝜎1 = 𝜎𝑣
𝜎𝑣 𝜎3 = 𝜎ℎ
𝜎′1 = 𝜎1 − 𝑢
𝜎′3 = 𝜎3 − 𝑢
𝜏
𝜎
𝜎′3 𝜎3 𝜎′1 𝜎1
Jenis Pembebanan
Loading Unloading
𝜏 𝜏
𝜎’ 𝜎’
𝜎3 𝜎3𝑏 𝜎1 𝜎1𝑏 𝜎3𝑏 𝜎3 𝜎1𝑏 𝜎1
Kondisi Kritis
load dial
gauge Tiga bagian penting
dalam pengukuran
strain dial parameter di triaxial
gauge
1. Saluran Cell
Pressure (Menaikan
atau menurunkan
cell piston tegangan sisi)
2. Saluran Back
cell body
Pressure
porous discs (Penjenuhan dan
Drainase saat
Penggeseran)
3. Saluran Pore
Pressure (Membaca
tekanan air pori
dalam sampel) Triaxial Digital
Contoh Sampel Tanah Pengujian Triaxial
Perisapan
Sampel
Sampel
yang telah
digeser
Prinsip Uji Triaxial
Tahap 1: Tahap 2:
Confining Pressure Shear Pressure
Δσd
u u
σ3 σ3
Pemberian Beban:
σ3 σ3 σ3 σ3
σ3 : konstan
Δσd
Tahapan Pengujian Triaxial
Tahapan UU CU CD
Persiapan
(Pengecekan Alat dan Ada Ada Ada
Pembuatan Spesimen Uji)
Penjenuhan (Saturasi Ada Ada Ada
mendekati 100%) (Katup BP dan CP dibuka) (Katup BP dan CP dibuka) (Katup BP dan CP dibuka)
Pemberian tegangan
Ada Ada
isotroik (seluruh sisi sama,
Tidak Ada (Katup BP ditutup dan CP (Katup BP ditutup dan CP
sebagai tegangan
dibuka) dibuka)
konsolidasi)
Konsolidasi (Tegangan air Ada Ada
Tidak Ada
pori berlebih mendekati 0) (Katup BP dan CP dibuka) (Katup BP dan CP dibuka)
Penggeseran
Ada
(Penambahan tegangan Ada Ada
(Katup BP dibukan dan CP
deviatorik hingga runtuh, (Katup BP dan CP ditutup) (Katup BP dan CP ditutup)
ditutup)
deformasi besar)
Katup :
BP = Back Pressure
CP = Cell Pressure
Unconsolidated Undrained (UU)
• Kondisi dimana beban sepenuhnya dipikul oleh air
• Beban diberikan secara cepat hingga kemampuan maksimum tanah
• Kuat geser tanah (𝜏𝑓 ) = Su
• Su disebut juga undrained shear strength
Tahapan Pengujian UU
Tahapan
Parameter
Penjenuhan Cek Penjenuhan Penggeseran
Kondisi Drainase
Tidak Terdrainase Tidak Terdrainase
(Katup Back Terdrainase
(Tertutup) (Tertutup)
Pressure)
Af
Pemberian
Tegangan ∆𝑢 ∆𝑢=0 ∆𝑢𝑓
∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐 = ∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐
Penjenuhan
Af
Contoh Kasus Penggunaan Parameter
CU
Contoh Kasus Penggunaan Parameter
CU
Consolidated Drained (CD)
• Kondisi jangka panjang ketika tegangan air pori berlebih
mendekati 0
• Hanya terdapat kuat geser tanah efektif (c’ & ϕ’)
• Sangat bergantung pada NC atau OC Clay
Pemberian
Tegangan ∆𝑢 ∆𝑢=0 ∆𝑢𝑓
∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐 = ∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐 =0
𝜺a
𝜓 Dilation angle
𝜺a
dilatif
kontraktif
Angka pori (e) kritis dan critical state line (CSL)
Angka pori dimana perubahan
volum telah konstan selama
penggeseran berlangsung,
dinamakan Angka Pori Kritis
(critical void ratio)
Berapa?
ft
f’
c dan ct
Af
TX CKoD TX CKoU