Anda di halaman 1dari 56

SI 4222

TOPIK KHUSUS GEOTEKNIK


PERTEMUAN KE – 1
• KUAT GESER TANAH
• KRITERIA KERUNTUHAN MOHR-COULOMB
• PENGUJIAN TRIAKSIAL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Satuan Acara Perkuliahan
1. Perilaku dan Kuat Geser Tanah
2. Lintasan Tegangan
3. Pengantar Mekanika Kontinum
4. Elastisitas Plastisitas dan Model Mohr-Coulomb
5. Model Hiperbolik
6. Model Tanah Cam Clay
7. Komputasi Geomekanik
8. UTS
9. Pengantar Seismologi dan Kegempaan
10. Analisis Bahaya Kegempaan dan Respon Spektrum
11. Parameter Dinamik Tanah dan Perambatan Gelombang Gempa
12. Likuifaksi
13. Stabilitas Lereng Dinamik
14. Tekanan Tanah Lateral Dinamik
15. Interaksi Struktur Tanah
16. UAS
Tujuan Instruksional Perkuliahan
• Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan dalam
Rekayasa Geoteknik dengan kaidah pemodelan numerik
yang benar melalui penerapan prinsip mekanika tanah
• Mahasiswa mampu menganalisis potensi bahaya
kegempaan suatu wilayah berdasarkan karakteristik
seismologi dan kondisi lokal situs
• Mahasiswa mampu merencakan struktur geoteknik yang
tahan terhadap beban gempa
Pengantar Analisis Numerik dalam
Rekayasa Geoteknik
Pengumpulan
Data

Konsep Bangunan Model Bangunan

Persamaan Pengatur
Syarat Batas

Terbatas untuk permasalahan sederhana Solusi Exact Matematik/


Biaya dan Skala Model Model Fisik/ Bangunan
Cepat, Murah , Metode pendekatan Analisis Numerik
Tahapan dalam Analisis Numerik

Constitutive Law
Geometry
Boundary Condition
Soil Parameter Stiffness Matrix
Structure Element
Ground Water
Force/Displacement {F} = [K]{u}

Process
Convergent? Output
Input

Pre-Process Post-Process

Discretization (mesh) 𝜀 = 𝐵 𝑢
Initial Stress
𝜎 = 𝐶 𝜀
Perilaku Tanah dalam Analisis Numerik
Experimental Findings
Input Data

Characteristics of Soil Behavior

Constitutive Law Numerical Analysis


(elasto-plasticity) (Load-Deformation)

Design Criteria :
Stability
Factor of Safety
Deformation or Movement
Interaction to Other Structures
Perilaku dan Kuat Geser Tanah
Tegangan
- Tegangan Normal (𝜎)
- Tegangan Geser (𝜏)

Free-Body Diagram

Tegangan normal dan geser pada bidang miring,


𝜎x dan 𝜏xy dapat ditentukan dari persamaan :

𝝈𝒚 +𝝈𝒙 𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝝈𝒏 = + cos 2𝜽 + 𝝉𝒙𝒚 sin 2𝜽
𝟐 𝟐

atau 𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝝉𝒏 = sin 2𝜽 − 𝝉𝒙𝒚 cos 2𝜽
𝟐
Tegangan
𝟐𝝉𝒙𝒚
Dengan, 𝝉𝒏 = 0, Maka diperoleh : 𝐭𝐚𝐧 𝟐𝜽 = 𝝈𝒚 −𝝈𝒙

Sehingga, dapat ditentukan nilai-nilai


tekanan utama, yaitu :

• Major principal stress

𝟐
𝝈𝒚 + 𝝈𝒙 (𝝈𝒚 −𝝈𝒙 )
𝝈𝒏 = 𝝈𝟏 = + + 𝝉𝟐𝒙𝒚
𝟐 𝟐

• Minor principal stress

𝟐
𝝈𝒚 + 𝝈𝒙 (𝝈𝒚 −𝝈𝒙 )
𝝈𝒏 = 𝝈𝟑 = − + 𝝉𝟐𝒙𝒚
𝟐 𝟐
Tegangan
Tegangan
Special case
Jika AB dan AD adalah major and minor
principal planes, tegangan normal dan
tegangan geser pada bidang EF dapat
diperoleh dengan 𝝉𝒙𝒚 = 0
Sehingga,

𝝈𝒚 +𝝈𝒙 𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝝈𝒏 = + cos 2𝜽
𝟐 𝟐

𝝈𝒚 −𝝈𝒙
𝝉𝒏 = sin 2𝜽
𝟐
Keruntuhan Geser
Garis Keruntuhan Beban

Garis Keruntuhan

Tanah umumnya runtuh akibat beban geser

Pada saat runtuh, nilai tekanan (beban) sepanjang bidang runtuh mencapai
nilai kuat geser tanah (tahanan geser)

𝜏𝑑 > 𝜏𝑓
Bidang Keruntuhan

𝜎 𝜏𝑑

𝜏𝑓

Bidang Keruntuhan atau Garis keruntuhan disebabkan regangan geser yang


besar terjadi pada daerah tersebut.
𝜎 = tegangan normal (tegak lurus bidang keruntuhan)
𝜏 = tegangan geser (sejajar bidang keruntuhan)

Keruntuhan terjadi bila : 𝜏𝑑 > 𝜏𝑓


Kuat Geser Tanah
• Kuat geser (shear strength) : gaya internal yang bekerja
per satuan luas masa tanah untuk menahan keruntuhan
atau kegagalan sepanjang bidang runtuh dalam masa
tanah tersebut.

• Tujuan mengetahui kuat geser tanah :


1. Untuk analisis stabilitas tanah dalam menerima beban (daya
dukung)
2. Analisis stabilitas lereng
3. Tekanan tanah lateral pada struktur penahan tanah.
Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb
• Keruntuhan dalam suatu material dapat terjadi akibat
kombinasi kritis dari tegangan normal dan tegangan geser

• Hubungan antara kedua tegangan tersebut :

𝜏 = 𝑓(𝜎)

• Kekuatan tanah diatur oleh sifat kimia (kohesi) dan/atau


sifat fisika (friksi antar butiran)
𝜏𝑓 = 𝑐′ + 𝜎′ tan 𝜙′

Kohesi Sudut friksi internal


Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb
𝜏 Selubung keruntuhan

𝜏𝑓

Komponen friksi  𝜎′𝑓 tan 𝜙′


𝜙′

𝑐′ Komponen kohesif  c’
𝜎’
𝜎′𝑓

Kuat geser = komponen kohesif + komponen friksi

𝜏𝑓 = 𝑐′ + 𝜎′ tan 𝜙′

Parameter kuat geser tanah : c dan 𝜙


Lingkaran Mohr dan Selubung Keruntuhan
𝜎𝑣

𝜎𝑣 > 𝜎ℎ
𝜎ℎ 𝜎ℎ

𝜎1 = 𝜎𝑣
𝜎𝑣 𝜎3 = 𝜎ℎ

𝜏
Kondisi Stabil
karena lingkaran
Mohr masih dibawah
selubung keruntuhan
Lingkaran Mohr

𝜎’
𝜎3 𝜎1
Lingkaran Mohr dan Selubung Keruntuhan
𝜎𝑣 + Δ𝜎
𝜎𝑣 > 𝜎ℎ
𝜎ℎ + 𝐾𝑜. Δ𝜎 𝜎ℎ + 𝐾𝑜. Δ𝜎

𝜎1𝑏 = 𝜎𝑣 + Δ𝜎
𝜎3𝑏 = 𝜎ℎ + Δ𝜎
𝜎𝑣 + Δ𝜎

Lingkaran Mohr Baru

Kondisi Tidak Stabil /


Runtuh karena lingkaran
Mohr melewati selubung
keruntuhan
𝜎’
𝜎3 𝜎3𝑏 𝜎1 𝜎1𝑏
Kemiringan Bidang Runtuh
𝜎 𝜏𝑑
Kemiringan bidang runtuh terjadi pada
45 + ɸ’/2 terhadap horizontal 𝜙′
𝜃 = 45 +
2
𝜏

𝜏𝑓 = 𝑐 ′ + 𝜎′ tan 𝜙′

2𝜃
𝑐′
𝜙′
𝜎’
𝜎3 𝜎1
Pengaruh Tegangan Air Pori
𝜎𝑣

𝜎𝑣 > 𝜎ℎ
𝜎ℎ 𝜎ℎ
𝑢

𝜎1 = 𝜎𝑣
𝜎𝑣 𝜎3 = 𝜎ℎ
𝜎′1 = 𝜎1 − 𝑢
𝜎′3 = 𝜎3 − 𝑢
𝜏

Lingkaran Mohr Efektif Tegangan air pori


akan mengurangi
Lingkaran Mohr Total tegangan efektif
tanah

𝜎
𝜎′3 𝜎3 𝜎′1 𝜎1
Jenis Pembebanan
Loading Unloading

𝜏 𝜏

𝜎’ 𝜎’
𝜎3 𝜎3𝑏 𝜎1 𝜎1𝑏 𝜎3𝑏 𝜎3 𝜎1𝑏 𝜎1
Kondisi Kritis

Jangka Pendek (Short Term) Jangka Panjang (Long Term)


Undrained dan Drained

Undrained = Kondisi saat setelah pembebanan


/ End of Construction / Short Term
dimana tegangan air pori berlebih
belum terdisipasi
Drained = Kondisi jangka panjang dimana
tegangan air pori berlebih sudah
mendekati 0
Pengujian Triaxial
Kelebihan Triaxial
• Sampel berbentuk silinder
• Tegangan sisi (confining
pressure) bisa diterapkan
• Terdapat tiga katup tekanan yang
perlu diatur yaitu : katup pore
pressure, cell pressure, dan back
pressure
Tahapan pengujian :
• Penjenuhan (saturation)
• Konsolidasi (consolidation)
• Pembebanan (compression)
Komponen Minimum Triaxial
load ring

load dial
gauge Tiga bagian penting
dalam pengukuran
strain dial parameter di triaxial
gauge
1. Saluran Cell
Pressure (Menaikan
atau menurunkan
cell piston tegangan sisi)
2. Saluran Back
cell body
Pressure
porous discs (Penjenuhan dan
Drainase saat
Penggeseran)
3. Saluran Pore
Pressure (Membaca
tekanan air pori
dalam sampel) Triaxial Digital
Contoh Sampel Tanah Pengujian Triaxial

Perisapan
Sampel

Sampel
yang telah
digeser
Prinsip Uji Triaxial
Tahap 1: Tahap 2:
Confining Pressure Shear Pressure
Δσd

u u
σ3 σ3

Pemberian Beban:
σ3 σ3 σ3 σ3
σ3 : konstan

Δσd : bertahap sampai


runtuh (Δσd)f
σ3 σ3
Kran Kran

Δσd
Tahapan Pengujian Triaxial
Tahapan UU CU CD

Persiapan
(Pengecekan Alat dan Ada Ada Ada
Pembuatan Spesimen Uji)
Penjenuhan (Saturasi Ada Ada Ada
mendekati 100%) (Katup BP dan CP dibuka) (Katup BP dan CP dibuka) (Katup BP dan CP dibuka)
Pemberian tegangan
Ada Ada
isotroik (seluruh sisi sama,
Tidak Ada (Katup BP ditutup dan CP (Katup BP ditutup dan CP
sebagai tegangan
dibuka) dibuka)
konsolidasi)
Konsolidasi (Tegangan air Ada Ada
Tidak Ada
pori berlebih mendekati 0) (Katup BP dan CP dibuka) (Katup BP dan CP dibuka)
Penggeseran
Ada
(Penambahan tegangan Ada Ada
(Katup BP dibukan dan CP
deviatorik hingga runtuh, (Katup BP dan CP ditutup) (Katup BP dan CP ditutup)
ditutup)
deformasi besar)

Katup :
BP = Back Pressure
CP = Cell Pressure
Unconsolidated Undrained (UU)
• Kondisi dimana beban sepenuhnya dipikul oleh air
• Beban diberikan secara cepat hingga kemampuan maksimum tanah
• Kuat geser tanah (𝜏𝑓 ) = Su
• Su disebut juga undrained shear strength
Tahapan Pengujian UU
Tahapan
Parameter
Penjenuhan Cek Penjenuhan Penggeseran

∆𝜎𝑣 = ∆𝜎ℎ 𝜎𝑐 = ∆𝜎𝑣 = ∆𝜎ℎ 𝜎𝑑 = 𝜎𝑐 + ∆𝜎

Pemberian ∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣


Tegangan ∆𝑢 ∆𝑢𝑓
𝜎𝑐 = ∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐

Kondisi Drainase
Tidak Terdrainase Tidak Terdrainase
(Katup Back Terdrainase
(Tertutup) (Tertutup)
Pressure)

Kondisi Tekanan Air


∆𝑢 = 0 ∆𝑢 = 𝐵. ∆𝜎 ∆𝑢𝑓 = 𝐴𝑓 . ∆𝜎
Pori
Skempton Parameter :
B adalah rasio kenaikan tegangan air pori berlebih akibat penambahan beban saat penjenuhan (B > 0.95)
Af adalah rasio kenaikan tegangan air pori berlebih akibat penambahan beban geser saat penggeseran.
Mulai Geser

Pengujian Triaxial UU tidak


terjadi perubahan volum saat
σ3 dipertahankan konstan
geser

Tutup Katup BP dan Cek BP

Tutup Katup BP dan Cek B Value

Mulai Geser Sample mulai runtuh

Af

Tutup Katup BP dan Cek B Value


Contoh Kasus Penggunaan Parameter
UU
Contoh Kasus Penggunaan Parameter
UU
Consolidated Undrained (CU)
• Tanah diberikan beban perlahan hingga terkonsolidasi sebagian
• Terdapat dua kuat geser tanah : total (ct & ɸt) dan efektif (c’ & ϕ’)
• Sangat bergantung pada NC atau OC

Normal Consolidated Over Consolidated


Tahapan Pengujian CU
Tahapan
Parameter
Cek Penjenuhan Konsolidasi Penggeseran
∆𝜎𝑣 = ∆𝜎ℎ 𝜎𝑐 = ∆𝜎𝑣 = ∆𝜎ℎ 𝜎𝑑 = 𝜎𝑐 + ∆𝜎

Pemberian
Tegangan ∆𝑢 ∆𝑢=0 ∆𝑢𝑓
∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐 = ∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐

Kondisi Drainase Tidak


Tidak Terdrainase
(Katup Back Terdrainase Terdrainase
(Tertutup)
Pressure) (Tertutup)

Kondisi Tekanan Air


∆𝑢 = 𝐵. ∆𝜎 ∆u mendekati 0 ∆𝑢𝑓 = 𝐴𝑓 . ∆𝜎
Pori
Skempton Parameter :
B adalah rasio kenaikan tegangan air pori berlebih akibat penambahan beban saat penjenuhan (B > 0.95)
Af adalah rasio kenaikan tegangan air pori berlebih akibat penambahan beban geser saat penggeseran.
Buka Katup BP

Penjenuhan

Tutup Katup BP dan Mulai Geser


Penggeseran ΔV = 0

Peningkatan Tegangan Konsolidasi

Tutup Katup BP dan Cek B Value Konsolidasi

Sample mulai runtuh

Af
Contoh Kasus Penggunaan Parameter
CU
Contoh Kasus Penggunaan Parameter
CU
Consolidated Drained (CD)
• Kondisi jangka panjang ketika tegangan air pori berlebih
mendekati 0
• Hanya terdapat kuat geser tanah efektif (c’ & ϕ’)
• Sangat bergantung pada NC atau OC Clay

Normal Consolidated Over Consolidated


Tahapan Pengujian CD
Tahapan
Parameter
Cek Penjenuhan Konsolidasi Penggeseran
∆𝜎𝑣 = ∆𝜎ℎ 𝜎𝑐 = ∆𝜎𝑣 = ∆𝜎ℎ 𝜎𝑑 = 𝜎𝑐 + ∆𝜎

Pemberian
Tegangan ∆𝑢 ∆𝑢=0 ∆𝑢𝑓
∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐 = ∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 𝜎𝑐 =0

Kondisi Drainase Tidak


Terdrainase
(Katup Back Terdrainase Terdrainase
(Terbuka)
Pressure) (Tertutup)

Kondisi Tekanan Air


∆𝑢 = 𝐵. ∆𝜎 ∆u mendekati 0 ∆𝑢𝑓 = 0
Pori
Skempton Parameter :
B adalah rasio kenaikan tegangan air pori berlebih akibat penambahan beban saat penjenuhan (B > 0.95)
Af adalah rasio kenaikan tegangan air pori berlebih akibat penambahan beban geser saat penggeseran.
Contoh Kasus Penggunaan Parameter
CD
Contoh Kasus Penggunaan Parameter
CD
Anisotropi dan Ko
Untuk lebih merepresentasikan kondisi tegangan di
lapangan sampel juga dapat di-konsolidasikan
menggunakan kondisi-kondisi seperti:
• Isotropik (CIU, CID)
• Anisotropik (CAU, CAD)
• Kondisi Ko (CKoU, CKoD)

∆𝜎𝑣 = ∆𝜎ℎ ∆𝜎𝑣 ∆𝜎𝑣

∆𝜎ℎ = ∆𝜎𝑣 ∆𝑢 ∆𝜎ℎ = 𝑏. ∆𝜎𝑣 ∆𝑢 ∆𝜎ℎ = 𝐾𝑜. ∆𝜎𝑣 ∆𝑢

Isotropik Anisotropik Kondisi Ko


Kondisi Kritis

Jangka Pendek (Short Term) Jangka Panjang (Long Term)


Kondisi kritikal untuk stabilitas lempung
jenuh (Lee, 1995)
Pemilihan Parameter
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BESARNYA KEKUATAN GESER TANAH
1. Keadaan tanah: ukuran butiran, angka pori, bentuk
2. Jenis tanah: kerikil, pasir, lanau, lempung, berpasir,
berlempung
3. Kadar air: terutama pada lempung
4. Jenis dan tingkat beban: pembebanan yang terlalu cepat
menghasilkan tekanan air pori yang berlebih
5. Overconsolidation Ratio (OCR) pada tanah lempung
6. Anisotropis: kuat geser arah tegak lurus berbeda dengan
arah sejajar bidang geser
Pengaruh OCR terhadap kuat geser
tanah (Edil, 1982)
Karakteristik Deformasi Tanah
Umumnya tingkat konsistensi tanah
mempengaruhi hasil pengujian triaksial,
terutama tegangan regangan dan kenaikan
tekanan air pori saat penggeseran.

Tanah Lempung OC / Pasir Padat akan


memiliki puncak dan residu pada kurva
tegangan regangan, dan akan terjadi
penurunan tekanan air pori karena tanah akan
dilatif (mengembang) saat penggeseran

Sedangkan Tanah Lempung NC dan Pasir


Lepas memiliki karakteristik yang berlawanan,
karena tanah cenderung kontraktif saat
penggeseran
Kontraktif vs Dilatif
𝜺v 𝜺v

𝜺a
𝜓 Dilation angle

𝜺a

Gaya Geser Gaya Geser

dilatif

kontraktif
Angka pori (e) kritis dan critical state line (CSL)
Angka pori dimana perubahan
volum telah konstan selama
penggeseran berlangsung,
dinamakan Angka Pori Kritis
(critical void ratio)

Angka pori kritis merupakan


fungsi dari s3. Jika
digambarkan maka akan
terbentuk garis kondisi kritis
(critical state line)
Kuat Geser Puncak dan Residu
Kapan kita menggunakan kuat
geser puncak (peak) atau kuat
geser (residu) ?
Bergantung kepada
deformasi/strain yang mungkin
terjadi

Small Deformation Large Deformation


Parameter Tekanan Air Pori
• Skempton (1954) :

∆𝒖 = 𝑩 ∆𝝈𝟑 + 𝑨 ∆𝝈𝟏 − ∆𝝈𝟑


Depend on Saturation
𝝈𝟏 = 𝒎𝒂𝒋𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒊𝒏𝒄𝒊𝒑𝒂𝒍 𝒔𝒕𝒓𝒆𝒔𝒔
𝝈𝟑 = 𝒎𝒊𝒏𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒊𝒏𝒄𝒊𝒑𝒂𝒍 𝒔𝒕𝒓𝒆𝒔𝒔

Depend on Soil Types & Consistency


Triaxial Test
Results - Sand

Berapa?
ft
f’
c dan ct
Af

TX CKoD TX CKoU

From : Fangwei Yu (2016), Characteristics of particle breakage of sand in triaxial shear


Tugas – 1 (Individu)
Buatlah video presentasi mengenai pengujian Triaxial UU,
CU dan CD dilengkapi penjelasan :
1. Perbedaan
2. Tahapan pelaksanaan
3. Pengolahan Data
4. Penggunaan Parameter
Video berdurasi 10 menit

Anda mungkin juga menyukai