Anda di halaman 1dari 13

Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021

Agenda II_ Kelompok III (tiga)


Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

LATSAR CPNS KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN


TUGAS KELOMPOK

Nama : 1. Ahmad Syaiful (199204162020121009)


2. Asmalindo (199101102020122015)
3. Dwi Anggraeni (198909282020122020)
4. Dzulfiqar Jumardi (198901102020121008)
5. Imanuelta Ginting (199001292020121008)
6. Lestyo Arie Prakoso (198703182020121006)
7. Richard Nainggolan (198911292020121015)
8. Rizki Rachmatullah (199412272020121011)
9. Sinte Khuliyatul Jannah (199503042020122026)

Angkatan/Kelompok : LVI (56) / III (3)

Materi : “Analisis Kasus Oknum ASN yang melakukan penyuapan


dan penipuan dengan modus meloloskan seleksi IPDN”

A. LINK BERITA :
https://www.youtube.com/watch?v=rHMGF85Nnc4

https://batam.tribunnews.com/2021/06/04/vina-saktiani-ngaku-setor-pelicin-ke-
pansel-ipdn-saat-dicek-polisi-begini-
faktanya?page=all&_ga=2.26120564.879842808.1622599591-
2085476887.1597823403

https://putrakepri.com/2021/06/04/polres-tanjungpinang-berhasil-mengungkap-
modus-penipuan-yang-dilakukan-vina-saktiani/amp/

Pembagian Peran :
Narator : Sinte Khuliyatul Jannah
Pemeran
Tersangka : Dwi Anggraeni
Anggota DPRD : Rizki Rachmatullah
Anak anggota DPRD : Lestyo Arie Prakoso
Ponakan tersangka : Asmalindo
Polisi : Ahmad Syaiful
Petinggi IPDN : Richard Nainggolan
Pengacara tersangka : Dzulfiqar Jumardi
Wartawan : Imanuelta Ginting

1
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

B. DESKRIPSI KASUS
Polres Tanjungpinang Berhasil Mengungkap Modus Penipuan Yang
Dilakukan Vina Saktiani
Putrakepri.com, Tanjungpinang, Kepri – Polres Tanjungpinang berhasil ungkap kasus
tindak pidana penipuan dan atau penggelapan dengan modus lulus masuk IPDN,
Jumat (04/06/2021). Konferensi pers terhadap kasus tindak pidana penipuan dan atau
penggelapan dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang AKP Rio Reza
Panindra, S.I.K didampingi Kasi Humas Polres Tanjungpinang IPTU SUPRIHADI.

Adapun Kronologis kejadian bahwa pada bulan Maret 2019 saudara “DW”
mengatakan kepada anak pelapor yang bernama “YZ”, bahwa tantenya saudari “VS”
bisa memasukkan seseorang untuk masuk ke jenjang pendidikan IPDN dan setelah
itu anak pelapor memberi tahu pelapor dan setelah itu pelapor langsung melakukan
pertemuan dengan terlapor “VS” di salah satu cafe di Jl. Basuki Rahmat.

Setelah bertemu terlapor “VS” meyakinkan pelapor bahwa anak pelapor bisa masuk
IPDN dan setelah beberapa kali pertemuan pada hari Rabu tanggal 10 April 2019
sekira pukul 09.00 Wib di Jl. DI. Panjaitan Km.7 Kota Tanjungpinang pelapor
menyerahkan uang sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) kepada terlapor
“VS” agar dapat menguruskan anak pelapor masuk pendidikan IPDN dan sekitar bulan
Mei 2019, anak pelapor mengikuti proses ujian teknis kemampuan dasar (TKD) dan
anak pelapor tidak lulus, kemudian pelapor memberi tahu terlapor “VS” dan terlapor
menjawab “nanti bisa lewat jalur belakang begitu sudah mengikuti pelantikan siswa
dan tunggu saja nanti di Bandung.

Dan setelah itu pelapor dan anak pelapor berangkat ke kampus IPDN dan menunggu
terlapor “VS” di kantin kampus IPDN Jatinangor dengan tujuan menunggu arahan dari
terlapor dan terlapor mengatakan “untuk sekarang ini tidak bisa masuk, tapi tunggu
saja pada saat siswa setelah mengikuti mengikuti pendidikan dasar di akpol dan
setelah siswa kembali ke barak kita sisipkan” dan akhirnya anak pelapor mengikuti
arahan terlapor “VS”.

Sampai 2 (dua) bulan kemudian anak pelapor tidak juga bisa masuk dan akhirnya
pelapor kembali menghubungi terlapor “VS” dan terlapor mengatakan akan
mengembalikan uang pelapor, sekira bulan November 2019 terlapor VS menyerahkan
uang sebesar Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) kepada pelapor dengan tanda
terima dipegang oleh terlapor dan kemudian sekira bulan desember tahun 2019
terlapor VS menyerahkan Cek Bank Mandiri Tanjungpinang An. PT. KAP senilai
Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah). Namun setelah pelapor kliring ke Bank
Mandiri bahwa Cek tersebut tidak ada dananya, lalu pelapor pun memberitahukan hal
tersebut kepada terlapor “VS” dan terlapor mengatakan nanti akan dibayar langsung

2
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

selanjutnya awal tahun 2020 terlapor “VS” kembali menyerahkan uang sebesar
Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah);

Sebulan kemudian terlapor “VS” kembali menyerahkan uang sebesar Rp.20.000.000,-


(dua puluh juta rupiah) kepada pelapor dan total uang yang telah diserahkan oleh
terlapor “VS” kepada pelapor adalah sebesar Rp.190.000.000,- (seratus sembilan
puluh juta rupiah) sedangkan sisanya sebesar Rp.110.000.000,- (seratus sepuluh juta
rupiah) sampai saat sekarang ini tidak ada kepastian atau itikad baik dari terlapor “VS”
untuk mengembalikan sehingga pelapor melaporkan kejadian tersebut kepada pihak
kepolisian guna proses selanjutnya.

Setelah dilakukan penetapan tersangka terhadap “VS” pada tanggal 23 April 2021
kemudian dilakukan pemanggilan sebagai tersangka terhadap tersangka “VS” pada
tanggal 26 April 2021 dan pada tanggal 11 Mei 2021 (Tidak Hadir) kemudian pada
hari Senin tanggal 31 Mei 2021 sekira pukul 15.22, tersangka “VS” datang ke kantor
Sat Reskrim Polres Tanjungpinang dengan didampingi penasehat hukum/pengacara
guna dilakukan pemeriksaan sebagai tersangka, setelah pemeriksaan selesai
dilaksanakan terhadap tersangka “VS” dilakukan penangkapan guna penyidikan lebih
lanjut.

Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang AKP Rio Reza Panindra, S.I.K mengatakan
tersangka “VS” mengaku telah menerima dan menandatangani kwitansi penerimaan
uang sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dari pelapor untuk pengurusan
IPDN An. “YZ” (anak pelapor), dan tersangka “VS” juga mengaku menyerahkan uang
sebesar Rp. 60.000.000,- kepada pengajar dan kasi pemegang soal seleksi
penerimaan IPDN atas nama inisial “A” dan uang sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah) kepada Dosen dan Kabag IPDN atas nama inisial “Z” sedangkan sisanya
dipergunakan untuk transportasi dirinya ke Jakarta dan Bandung.

Pihak kepolisian telah mengamankan barang bukti berupa :

● 1 (satu) Lembar KWITANSI ASLI bertanda tangan “VS” bahwa telah menerima dari
“TMZ” (pelapor) uang senilai Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) untuk
pengurusan masuk IPDN An. “YZ”
● 1 (satu) Lembar CEK ASLI Bank Mandiri Cab. Tanjungpinang No. HY 963427
Tanggal 30 Desember 2019 Senilai Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) Atas
nama PT. KAP;
● “Adapun pelapor mengalami kerugian Rp 110.000.000 (Seratus Sepuluh Juta
Rupiah), dan terhadap tersangka disangkakan Pasal 378 dan atau Pasal 372
K.U.H.Pidana dengan ancaman hukuman pidana penjara selama-lamanya 5 (lima)
tahun”, terang Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang.

3
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

C. ANALISIS KASUS DENGAN NILAI-NILAI ANEKA


1. Akuntabilitas
a. Tanggung jawab
Tidak menjalankan tanggung jawab sebagai seorang ASN ataupun Pejabat
Publik dalam mewujudkan nilai-nilai akuntabilitas.
b. Jujur
Melakukan penyuapan atau menerima suap mencerminkan adanya sikap
ketidakjujuran.
c. Konsisten
Tidak konsistennya dalam menjalankan peraturan perundang-undangan yang
telah ditetapkan sebagai ASN.
d. Kepercayaan
Penyalahgunaan jabatan yang dilakukan merusak kepercayaan yang diberikan
masyarakat terhadap ASN.
e. Integritas
Rendahnya nilai-nilai kode etik dan nilai moral pribadi.
2. Nasionalisme
a. Melanggar nilai nilai pancasila
Melanggar kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
melakukan penyuapan sama saja melakukan perbuatan tercela yang dilarang
oleh Tuhan Yang Maha Esa yaitu tidak bisa membedakan mana rezeki yang
halal dan mana rezeki yang haram.

b. Rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa


Melakukan penyuapan untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu
merupakan pelanggaran dalam perbuatan mengorbankan kepentingan bangsa
dan negara
c. Pelaksana kebijakan publik
Dengan melakukan tindakan penyuapan, ASN telah melanggar undang-undang
yang berlaku.
d. Pelayan publik
Melakukan penyuapan tidak mencerminkan fungsi ASN sebagai pelayan publik

3. Etika Publik
a. Penyuapan mencerminkan sikap ketidak profesionalan ASN dan pejabat publik
dalam menjalankan tugasnya
b. Tindakan penyuapan bertentangan dengan kode etik dan perilaku ASN dan
pejabat publik.

4
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

c. Adanya ketidak tulusan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,


karena berorientasi pada materi untuk kepentingan pribadi
4. Komitmen Mutu
a. Efisien
Terjadi penyalahgunaan sumber daya dan penyimpangan prosedur, seperti
menjanjikan masuk IPDN tanpa prosedur yang resmi.

b. Mutu
Kualitas/Mutu oknum sebagai seorang ASN yang melakukan penipuan
sangatlah buruk karena mementingkan keuntungan diri sendiri dan melanggar
nilai nilai ASN.
c. Perbaikan Berkelanjutan
Tidak adanya perbaikan berkelanjutan terhadap sistem dan pengawasan
sehingga pelanggaran terhadap peraturan masih seringkali terjadi.

5. Anti korupsi
a. Jujur
Tidak jujur dalam dalam menjalankan tugas sebagai ASN dan pelayan publik
b. Disiplin
Dengan melakukan penyuapan, mencerminkan tidak disiplinnya seorang ASN
dan pelayan masyarakat dalam menjalankan peraturan.
c. Sederhana
Adanya ketidak sederhanaan, dimana pelaku tindak penyuapan memiliki
tuntutan untuk berperilaku hidup mewah.

D. NASKAH SKENARIO ROLE PLAY


Adapun Kronologis kejadian berawal pada bulan Maret 2019 saudara “DW”
mengatakan kepada anak pelapor yang bernama “YZ”, bahwa tantenya yang bernama
saudari “VS” bisa memasukkan seseorang untuk masuk ke jenjang pendidikan IPDN

Adegan 1

Percakapan antara DW (keponakan tersangka) dengan YZ (anak pelapor) di


perpustakaan. saat itu DW menghampiri YZ sedang belajar mempersiapkan diri
mengikuti seleksi IPDN.

DW : lagi ngapain loe, kok keliatannya pusing bgt haha

YZ : iya nih sist, pusing gw dari kemaren belajar materi IPDN, sampe stress gw
mikirin nih materi “emot stress”

5
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

DW : yaelah brooo.. emang lo pengen banget yah masuk IPDN ?

YZ : haha iya nih sist, dari dulu gw pengen masuk sini nih, biar kelar kelar udah
ASN kan haha

DW : lo beneran mau masuk ga nih? Ini tante gw punya banyak kenalan disana..
biasa masukin orang juga, kalo lo mau nih gw kasih kontak tante gw

YZ : Serius lo ?

DW : Iya, gue serius.

YZ : kenapa ga bilang dari kemaren… mau banget gw mana coba sini kontaknya

DW : nih catet ya nomor tante gw, nanti suruh bokap lo yang telepon tante gue

Lalu DW pun memberikan kontak tantenya ke YZ

Adegan 2

Suasana di rumah pelapor setelah makan malam. saat itu YZ dan ayahnya sedang
menonton acara TV

YZ : Yahh… ayah kan tau, YZ pengen banget masuk IPDN.. kemaren waktu
diperpus YZ ketemu DW katanya tantenya punya kenalan yg bisa masukin di
IPDN.. ini kontaknya, nanti ayah tolong hubungi ya.

Pelapor (Anggota DPRD): beneran ga nih? Coba nanti ayah telepon orangnya dulu

YZ : iya Yah.. ini saya di kasih nomor telepon tantenya. coba ayah hubungi ya.

Adegan 3

“Lalu pelapor menelepon tersangka”

Pelapor (Ayah YZ) : halo selamat malam bu.. dengan bu vina?

Vina (tersangka) : iyaa malam pak, ini dengan siapa yah?


Pelapor (Ayah YZ) : owh ini bu, saya ayahnya YZ.. kemaren anak saya dapat kontak
ibu dari DW.. nah denger dengernya katanya ibu punya kenalan yg bisa masukin di
ipdn yah?
Vina (tersangka) : owh iyaa pak, saya punya banyak kenalan di IPDN, kalo soal
masukin mah gampanglah.. untuk detailnya, bagaimana besok kita ketemu di café
XYZ besok pak?

Pelapor (Ayah YZ) : ok.. siap bu, besok kita ketemu disana aja yaa

6
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

“setelah itu pelapor langsung melakukan pertemuan dengan terlapor “VS” di salah
satu cafe di Jl. Basuki Rahmat, dan setelah bertemu terlapor “VS” meyakinkan
pelapor bahwa anak pelapor bisa masuk IPDN”

Adegan 4

“Ayah YZ sedang menunggu tersangka di sebuah cafe. Tidak lama kemudian


datanglah Tersangka menghampiri Ayah YZ.”

Vina (tersangka) : sore pak…udh lama ya pak ??..hehehe

Pelapor (Ayah YZ) : oh ya sore bu...ahh baru juga saya nyampe nya…. hehehe…
silahkan duduk bu..

Vina (tersangka) : oh ya makasihh pak..

Pelapor (Ayah YZ) : oh yaa mau pesen apa bu??

Vina (tersangka) : saya air mineral saja pak..makasih..

Pelapor (Ayah YZ) : oh yaa bu btw, ibu berdinas dimana ya bu??

Vina (tersangka) : oh saya PNS di BKD pak…Cuma orangtua saya pernah


berdinas di KEMENDAGRI. Jadi saya punya jalur dan kenalan lah pak dari orang tua
saya, dulu juga kami udah pernah juga sih pak masukin orang ke IPDN..

Pelapor (Ayah YZ) : ohh gitu ya bu…

Vina (tersangka) : iya pak…kita sih juga biasa buat surat perjanjian pak kalau tidak
lolos biaya-biaya untuk pengurusan nya kembali...soalnya kita kan ga neko-neko juga
kan pak…lagipula kan anak bapak kenal betul dengan ponakan saya…hehehe

Pelapor (ayah YZ) : ohh begitu ya bu… biaya untuk pengurusan nya berapa yaa
kira-kira bu?

Vina (tersangka) : ohhh begini pak…pertama itu kita ngurusnya ke Pengajar dan
KASI pemegang soal seleksi pak, biaya pengurusannya kurang lebih 60 juta pak…nah
trus kemudian yang besar itu biaya ke dosen sama KABAG di IPDN itu sihh pak, itu
biaya nya 200 juta pak, terus ya ada biaya juga kan pak buat transport saya bolak
balik ke Jakarta dan Bandung nah itu biaya nya kurang lebih sekitar 40 jutaan lah pak..

Pelapor (Ayah YZ) : biaya segitu udah dijamin masuk kan bu?

Vina (tersangka) : kita akan usahakan semaksimal mungkin ya pak, karena yang
sebelum-sebelumnya sih masuk pak, bapak saya pun dulu pas di kemendagri udah
sering juga masukin orang pak…seperti yang saya sebutkan tadi kan kita pakai surat
perjanjian juga pak, jadi saya ya ga berani neko-neko juga kan pak…hehehe

7
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

Pelapor (Ayah YZ) : jadi untuk biaya-biaya pengurusan nya itu gimana ya bu
mekanisme penyerahan nya?...dan kapan bu kira-kira saya serahkan??

Vina (tersangka) : ohh kalo biaya nya nanti pak bisa diserahkan pak pas saya
sudah di jakarta ketika berada di Kemendagri..

Pelapor (Ayah YZ) : ohh gitu ya bu...

Vina (tersangka) : iya pak.. untuk update selanjutnya nanti bisa saya kontak bapak,
karena kan saya masih harus konsultasi juga kan pak dengan pihak kampus IPDN.

“Akhirnya terjadi kesepakatan pembayaran sebesar 300 juta antara pelapor dengan
pelaku, setelah itu antara pelapor dan tersangka berpamitan pulang”

“Untuk menghindari kecurigaan pelaku meminta kepada Saudara YZ (anak korban)


untuk tetap mengikuti proses pendaftaran dan ujian sebagaimana mestinya.”

“Ketika ujian masuk IPDN telah berakhir, pelapor mengetahui bahwa anaknya tidak
lulus ujian seleksi IPDN, akhirnya pelapor menghubungi tersangka via telepon,
ketika diminta keterangan awalnya tersangka mengatakan anaknya nanti bisa ikut
pelantikan siswa di kampus, namun pada saat pelapor dan anaknya ke kampus
IPDN si tersangka tidak datang. pelapor kemudian menghubungi pelaku untuk
menanyakan kelanjutan proses penerimaan anaknya, lagi-lagi pelaku mengarahkan
agar menunggu setelah pendidikan dasar di AKPOL. Pelapor masih saja mengikuti
arahan pelaku. Namun setelah berbulan-bulan pelapor merasa curiga dan akhirnya
menghubungi tersangka lagi.“

Adegan 5

“Pelapor (Anggota DPRD) sedang menelepon sambil marah-marah”

Pelapor (Ayah YZ) : Halo Bu Vina.! ..Ini bagaimana Bu Vina ? kembalikan uang
sayaa.! Saya sudah mengikuti kemauan anda.! Kita sudah membuat kesepakatan tapi
kenapa sampai sekarang anak saya belum masuk.! Pokoknya saya tidak mau lagi
tertipu dengan semua janji ibu! Yang saya mau kembalikan uang saya sekarang atau
ibu saya laporkan ke polisi!
..….. jeda ……..

Tidak bisa begitu dong bu! Ini tidak sesuai perjanjian awal.! Saya minta ibu Vina
kembalikan uang saya sesuai dengan nominal yang saya kirimkan ke ibu.! Kalau tidak,
maka kasus ini akan saya bawa ke ranah hukum.!

“Akhirnya tersangka berjanji akan mengembalikan uang pelapor. Namun, karena


jumlah uang pelapor belum sepenuhnya di kembalikan oleh tersangka dan
tersangka juga tidak dapat dihubungi akhirnya pelapor membuat laporan di kantor
polisi.”

8
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

Adegan 6

“Pelapor mendatangi kantor polisi resort Tanjung Pinang untuk membuat laporan”

Polisi : Selamat Pagi Pak. Ada yang bisa kami bantu ?

Pelapor (Anggota DPRD) : begini Pak saya ingin membuat laporan penipuan yang
terjadi pada saya.

Polisi : Bisa dijelaskan Pak bagaimana kronologisnya ?

Pelapor (anggota DPRD) : Begini pak, (menceritakan kejadian penipuan yang


dialaminya)

Polisi : Baik Pak Tarmizi terima kasih untuk keterangannya. kami akan mendalami
dan menyelidiki kasus ini terlebih dahulu, ini bukti pelaporan bapak. kami akan segera
mengusut kasus ini hingga selesai.

Pelapor ( Anggota DPRD) : baik pak. terima kasih kerjasamanya

Polisi : Dengan senang hati, ada lagi yang bisa kami bantu Pak Tarmizi?

“Berbekal keterangan dari pelapor tidak perlu waktu lama bagi polisi untuk
menangkap tersangka VS. Setelah dilakukan pemeriksaan polisi langsung
menetapkan VS sebagai tersangka kasus penipuan dan polisi segera memanggil
pihak-pihak yang diduga turut serta dalam kasus penipuan tersebut.”

Adegan 7

“Polisi melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan kepada Pihak IPDN”

Polisi : memanggil salah satu partnernya (missal X)) tolong buatkan surat
pemanggilan untuk pihak-pihak IPDN.

X : baik pak akan segera saya buatkan surat pemanggilan dan kirimkan ke pihak
terkait

Keesokan harinya datang Kepala IPDN ke kantor Sat Reskrim Polres


Tanjungpinang.

Kepala IPDN : Selamat pagi pak, ini sesuai surat pemanggilan saya datang ke sini
untuk memberikan keterangan mengenai kasus penipuan modus lolos seleksi IPDN
ASN Vina yang menyeret nama saya.

Polisi : terima kasih atas partisipasi dan kedatangan bapak untuk memberikan
keterangan yang dapat memudahkan penyelidikan kami. apakah bapak kenal dengan
Ibu Vina Saktiani ?

Kepala IPDN : Saya tidak kenal dengan yang bernama Ibu Vina Saktiani

9
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

Polisi : Namun Ibu Vina mengaku telah memberikan sejumlah uang kepada Anda
sebagai uang pelicin untuk membantu saudara YZ untuk dapat masuk IPDN. apakah
itu benar ?

Kepala IPDN : sebelumnya saya tidak kenal dengan tersangka (Ibu Vina) apalagi
bekerja sama dengan nya untuk memasukkan seseorang ke IPDN dengan cara
membayar. Kami mewakili IPDN selalu mengadakan seleksi murni kepada siswa
kami.

Polisi : Apakah boleh saya cek mutasi rekening bapak dalam satu bulan ini ?

Kepala IPDN : Silahkan ini buktinya (Menunjukkan rincian mutasi di M-banking


ponselnya)

Polisi : oke terimakasih. saya rasa untuk sementara sudah cukup keterangan dari
saudara, silahkan boleh pulang. Terimakasih atas penjelasannya

Kepala IPDN : sama-sama Pak

“Setelah memberikan keterangan kepada polisi Pihak IPDN dan Kapolres sama-
sama menuju ruang konferensi pers, untuk memberikan keterangan kepada
wartawan yang sudah menunggu.“

Adegan 8

Wartawan : Pak mohon informasinya, apakah benar terjadi kasus penipuan


terhadap anggota DPRD yang dilakukan oleh oknum ASN?

Polisi : Iya bener. kami menerima laporan dari salah satu anggota DPRD yang
bernama Tarmizi atas kasus penipuan yang dilakukan oknum ASN yang bernama
Vina. Jadi si pelaku ini menjanjikan akan membantu pelapor untuk memasukan
anaknya ke IPDN dengan imbalan sejumlah uang.

Wartawan : apakah benar pak, tersangka mengenal pihak IPDN yang bisa
membantu untuk meluluskan seleksi di IPDN?

Polisi : Pihak IPDN telah kami mintai keterangan dan menurut pihak IPDN tidak ada
dari pihak mereka yang mengenal atau menerima sejumlah uang dari oknum ASN
tersebut.

Wartawan : Dimana mereka melakukan pertemuan pak?

Polisi : Di sebuah cafe di jalan Basuki Rahmat

Wartawan : berapa kerugian yang dialami korban pak?

Polisi : Korban mengalami kerugian sebesar Rp. 110.000.000,-

10
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

Wartawan : apakah saat ini oknum ASN tersebut sudah ditetapkan sebagai
tersangka?

Polisi : Saudara VS sudah kami tetapkan sebagai tersangka, kita tunggu saja proses
selanjutnya.

Polisi : Saya rasa cukup teman-teman wartawan. “Ingat jangan mudah percaya
dengan orang yang berjanji untuk membantu meluluskan menjadi PNS/Polisi/TNI,
saat ini segala sesuatu sudah sangat transparan, akses informasi sudah sangat
terbuka jadi ikuti setiap tahapan dan proses sebagaimana mestinya, teruslah
berusaha semaksimal mungkin dan jangan lupa berdoa. Percaya kepada Tuhan
bahwa rezeki tidak akan tertukar. “ucap Kasat Reskrim Polres Tanjung Pinang”

Wartawan : Baik Pak, Terima kasih keterangannya.

Adegan 9

“di tempat terpisah wawancara dengan pengacara tersangka”

Wartawan : Pak, Mohon konfirmasinya apakah benar saudari VS tidak memenuhi


pemanggilan dari pihak kepolisian?

Pengacara : Kata siapa? Saat ini klien saya sedang berada di Pekanbaru untuk
merayakan Idul Fitri bersama keluarganya. Jadi beliau belum bisa menghadiri
undangan dari kepolisian.

Wartawan : Jadi tidak benar ya Pak kalau saudari VS mangkir dari panggilan
kepolisian?

Pengacara : saya rasa klien saya ini cukup kooperatif ya. Nanti setelah beliau kembali
dari Pekanbaru, kita akan sama-sama memberikan keterangan di kantor polisi. kami
sedang mengajukan permohonan kepada pihak kepolisian untuk melakukan
pemeriksaan setelah lebaran saja, harapan kami semoga permohonan ini di setujui.

Wartawan : Pak, apakah saudari VS mengakui telah melakukan penipuan tersebut


terhadap anggota DPRD.

Pengacara : kita tunggu saja ya temen-temen wartawan. tunggu klien kami


melakukan konfirmasi langsung di pihak penyidik. saya rasa cukup ya wawancara hari
ini.

Wartawan : tapi pak, kira-kira kapan saudari VS akan datang ke kantor polisi

Pengacara : segera mungkin.. kita tunggu saja. (pengacara tersangka langsung


meninggalkan tempat)

11
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

“Senin sore tanggal 31 Mei 2021 tersangka mendatangi kantor polisi dan
menyerahkan diri. Tersangka mengakui perbuatan yang dilakukannya. Tersangka
pun akan dijerat Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan dan Pasal 378 KUHP
tentang Penipuan diancam pidana 4 tahun penjara.”

Skenario Penutup

Menurut ketentuan Pasal 5 jo. Pasal 12 huruf a dan huruf b UU No. 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (“UU Tipikor”), baik pelaku pemberi maupun penerima gratifikasi
diancam dengan hukuman pidana.
Pasal 5 UU Tipikor
(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap
orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara
tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya; atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena
atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
(2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau
janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf b, dipidana dengan
pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

“Pada akhirnya Baik Pak Tarmizi (selaku Anggota DPRD) dan maupun Ibu Vina
(tersangka kasus penipuan) sama-sama diproses hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku oleh pihak yang berwajib.”

12
Pelatihan Dasar CPNS Tahun_2021
Agenda II_ Kelompok III (tiga)
Tutor : Vetty Ilona, S.Pd., M.A.

E. LESSON LEARN
1. Peran penegak hukum, masyarakat dan instansi sangat penting untuk
mewujudkan pemerintahan yang benar-benar melayani masyarakat.
2. Sebagai ASN maupun pelayan publik harus memiliki rasa professional,
kejujuran, integritas dan kepekaan diri yang tinggi, karena celakanya institusi
pemerintah adalah celakanya suatu bangsa.
3. Memiliki etika dan moral dalam pelayanan publik dan tidak menyalahgunakan
kedudukannya sebagai ASN untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok
tertentu.
4. Sebagai ASN kita wajib mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN ke dalam
kehidupan sehari-hari bukan hanya diucapkan pada saat sumpah jabatan
berlangsung.
5. Menanamkan sikap bahwa kita sebagai ASN harus menjadi pelayan publik
yang dapat dipercaya dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

13

Anda mungkin juga menyukai