Bab Ii 2
Bab Ii 2
TINJAUAN PUSTAKA
material tersebut, kemudian ditarik suatu kesimpulan dari hasil simulasi dan
maksimum suatu material, yaitu beban yang timbul apabila pada bagian benda
bekerja beberapa gaya yang arah garis kerjanya bertolak belakang. Kita dapat
semakin tinggi dan mengukur gaya maksimal yang dapat ditahan sebelum
batang tersebut menjadi putus. Putus atau patah berarti behwa unsur galur
1980 ).
dengan bahan dasar plat untuk dijadikan sebuah produk. Satu hal yang paling
utama dari proses sheet metal forming adalah proses deformasi, pada saat
1
kemudian deformasi plastis. Ketika beban yang telah diberikan dilepas, maka
tersebut maka proses pembentukan dapat tercapai dimana bentuk plat dapat
Proses sheet metal forming sebagai kunci efek dari tegangan adalah
Diagram sebagai dasar pada tegangan dan juga bisa diaplikasikan pada
kecacatan hasil proses produksi. ( Jing Zhang, dan Xiantin Zhow, 1999 ).
komponen yang akan dibuat. Untuk bentuk yang sederhana hanya diperlukan
satu tahap pembentukan ( single stage sheet metal forming ) sedang untuk
sheet metal forming ) karena tidak dapat diselesaikan dengan satu kali proses.
(Takahashi, 1999 ).
Baja karbon atau carbon steel adalah paduan antara besi (Fe)
dan karbon (C) dimana unsur karbon sangat menentukan sifat -sifatnya.
2
Sedang unsur-unsur paduan lainnya yang biasa terkandung didalamnya
lain sebagainya.
Baja dengan kadar karbon (< 0,30 %). Baja ini disebut baja
ringan (mild steel) atau baja perkakas. Baja karbon rendah bukan
(<0,30 %). Baja ini dapat dijadikan mur, baut, peralatan senjata, alat
pengangkat presisi.
peralatan tangan.
3
c). Baja Karbon Tinggi (Hypereutectoid)
membawa atau menahan gaya atau tegangan. Pada saat menahan beban,
liat (ductile) atau bahan rapuh (brittle). Bahan liat mempunyai gaya
4
gaya regangan yang relatif kecil sampai dengan titik yang sama. Besi
misalnya gaya tarikan yang dinaikkan dari nol sampai suatu nilai
dari bahan
linear dan pada umumnya batas daerah elastis dan daerah plastis
5
mendadak lagi. Gejala ini disebut meluluhnya bahan, yang ditandai
d. Klasifikasi Bahan
Dalam uji tarik plat plat yang digunakan adalah plat dengan potongan
Filamen
Filamen
Gambar plat dengan Gambar plat dengan
(a) (b)
filamen satu arah. filamen dua arah
6
e. Deformasi
Jasmani 2001 ).
7
P
σ
E= = A
ε δ
L
P×L
δ=
A× E
Dimana :
P = Beban (N)
E = Modulus Elastisitas
bawah kekuatan luluh bahan akan kembali kebentuk semula, hal ini
gambar II.2.
8
Batas elastisitas σmax C
σpatah
B D
Batas σy
Proporsional σe atas
σp
σy bawah
A
Kekuatan tarik
Tegangan σ
O
Regangan ε
elastis plastis plastis
taksempurna
pengujian tarik.
9
Disini elongasi dilukiskan sebagai sumbu horisontal dan
(yield point). Penarikan plat yang lebih jauh lagi akan menyebabkan
luluh atas dan titik σy bawah adalah titik luluh bawah yang ditandai
10
mendadak lagi. Gejala ini disebut meluluhnya bahan, yang ditandai
Titik mulur atau yang biasa disebut dengan titik luluh (yield
point) adalah titik transisi dari elastis ke daerah plastis. Pada titik
11
a. Elastisitas
antara gaya – gaya luar dan gaya – gaya dalam. Selanjutnya benda itu
Goodier. 1986 ).
σ
E=
ε
12
Dimana :
σ = Tegangan (Mpa)
ε = Regangan
13
b. Plastisitas
14
a. Tegangan ( Stress )
bentuk yang kecil dari bahan yang dikenai beban. Cara lain
15
Tegangan normal (σ) adalah tegangan yang bekerja
1986) :
Fn
σ=
A
F
σeng =
A0
Dimana :
F = Gaya (N)
dengan :
F
σ=
A
16
Dimana :
F = Gaya (N)
penekanan.
b. Regangan ( Strain )
17
Engineering strain adalah regangan yang dihitung menurut
l − l0 ∆l
ε eng = × 100% = × 100%
l0 l0
Dimana :
∆l = Perubahan panjang
lo = Panjang mula-mula
l dl l
ε =∫ = ln
l0 l l0
Dimana :
ε = True strain
18
c. Kurva Tegangan Regangan
bahan yaitu :
19
deformasi tetap yang disebut permanent set
σ = Kεn
Dimana :
K = Strenght coefficient
n = Hardening exponent
True stress
Yf
Y True strain
( Gambar II.4 ) Kurva True stress and True strain
20
tegangan pada permukaan luasan mencapai nilai
1
2
{ }
(σ1 − σ 2 )2 + (σ 2 − σ 3 )2 + (σ 3 − σ1 )2 = σ f
dimana :
σ 1 , σ 2 , σ 3 = Principle Stresses.
σf = Flow Stress
II.5 ).
21
1. Perfectly elastic
σ σ σ
ε ε ε
σ σ
ε ε
(d) (e)
22
• Temperatur
• Strain rate
23
Stress
Increasing
Strain Rate Increasing
Temperature
Strain
kurva Tegangan-Regangan
• Efek radiasi
24
1. Yield stress naik
3. Ductility
elongation.
lo = Panjang mula-mula
25
d. Konversi Engineering Strain ke True Strain
26
Ketika kita mendefinisikan plastisitas dalam ABAQUS
strain.
l − l0 l l l
ε nom = = − 0 = −1
l0 l0 l0 l0
menggunakan :
ε = In(1 + ε nom )
l 0 . A0 = l. A
menjadi
l0
A = A0
l
F F l l
l.σ = = . = σ nom
A A0 l 0 l0
27
maka true stress dapat dihitung dari nominal stress dan
nominal strain :
σ = σ nom (1 + ε nom )
strain. Hal ini bisa dilihat pada gambar ... komponen plastic
ε pl = ε l − ε el = ε l − σ E
dimana :
σ = true stress
28
E = young’s modulus
ratio)
material terdeformasi
tegangan yang bekerja pada suatu elemen pada saat uji tarik.
29
( Gambar II.9 ), Principal Stress
30
Metode ini memiliki sifat yang sama dengan metode numerik
berikut:
struktur analisis.
31
2. Mengasumsikan fungsi peralihan tiap elemen sedemikain rupa
titik nodalnya.
lebih besar dari pada lebar dan tinggi seperti batang pipa, balok dan
panjangnya saja.
bidang potongnya.
32
( Gambar II.10 ). Elemen Satu Dimensi
mempunyai satu dimensi jauh lebih kecil dari dua dimensi lainya dan
bidangnya.
33
( Gambar II.12 ) Elemen Tiga Dimensi
hasil simulasi dan analisa tersebut sebagai hasil pendekatan dari proses
34