Anda di halaman 1dari 4

1.

Penatalaksanaan Gonore
FARMAKOLOGI
A. Pengobatan Spesifik Gonore

Sebagian besar gonokokus yang berhasil diisolasi telah resisten


terhadap penisilin, tetrasiklin, dan antimikroba terdahulu lainnya, sehingga
obat-obat ini tidak bisa digunakkan lagi untuk pengobatan gonore. Kanamisin
dan tiamfenikol telah menunjukan keampuhannya kembali di Indonesia
setelah lama di tinggalkan.

(Depkes RI ,
2004)

Secara umum dianjurkan pada semua pasien gonore juga diberikan


pengobatan bersamaan dengan obat anti klamidiosis oleh karena infeksi
campuran antara klamidiosis dan gonore sering dijumpai.

 Regimen pengobatan yang dianjurkan

a. Sefiksim : 400 mg per oral, dosis tunggal

b. Levofloksasin : 250 mg per oral dosis tunggal

 Pilihan pengobatan lain :

a. Kanamisin : 2 gr intramuskular dosis tunggal atau,

b. Spektinomisin : 2 gr intramuskular dosis tunggal atau,

c. Tiamfenikol : 3,5 gr per oral dosis tunggal

B. Pengobatan infeksi Gonore

1). Sefalosporin

Beberapa sefalosporin generasi ketiga seperti Seftriakson dosis 125


mg atau 250 mg i.m, dan sefiksim 400 mg per oral dosis tuggal menunjukan
efektifitas dalam pengobatan gonore tanpa komplikasi dan memberi angka
kesembuhan lebih dari 95%. Sefiksim memiliki kelebihan karena disamping
efektif terhadap galur Penicilinase Producing Neisseria gonorrhoeae juga
dapat diberikan per oral.

(Daili dkk.,2005)

Kemanjuran pengobatan sefriakson terhadap gonore telah terbukti. Di


sini terdapat hubungan yang kuat antara konsentrasi hambat minimum
(minimum inhibitory concentration) penisilin dan sefalosporin. Selain untuk
pengobatan gonore ano-genital tanpa komplikasi, pemberian seftriakson dosis
tunggal jugaefektif untuk oftalmia nenonatorum, konjungtivitis, dan infeksi
faring yang disebabkan oleh gonokokus.

(Depkes RI.,2004)

2). Penisilin

Yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 3-4,8 juta unit + 1
gram probenesid. Obat tersebut dapat menutupi gejala sifilis. Kontraindikasi
nya ialah alergi penisilin.

(Daili dkk.,2005)

3). Ampisilin dan Amoksisilin

Ampisilin dosisnya adalah 3,5 gram + 1 gram probenesid, dan


amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid. Suntikan ampisilin tidak
dAmoksisilin Kontraindikasinya adalah alergi penisilin.

(Daili dkk.,2005)

4). Spektinomisin

Dosisnya adalah 2 gram i.m. baik untuk penderita yang alergi


penisilin, dan yang mengalami kegagalan pengobatan dengan penisilin.

(Daili dkk.,2005)

5). Kanamisin

Dosisnya adalah 2 gram i.m. Kebaikan obat ini sama dengan


spektinomisin. Kontraindikasinya adalah kehamilan.

(Daili dkk.,2005)
6). Tiamfenikol

Dosisnya adalah 2,5-3,5 gram, secara oral. Tidak dianjurkan


pemakaian pada kehamilan Kuinolon Dari golongan kuinolon, obat yang
menjadi pilihan adalah ofloksasin 400 mg, siprofloksasin 250-500 mg, dan
norfloksasin 800 mg secara oral. Mengingat pada beberapa tahun terakhir ini
resistensi terhadap siprofloksasin dan ofloksasin semakin tinggi, maka
golongan kuinolon yang dianjurkan adalah levofloksasin 250 mg per oral dosis
tunggal.

(Daili dkk.,2005)

NON FARMAKOLOGI
Pemberian KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) mengenai management sex
partner dimana pasangan sex harus mendapatkan penanganan berupa tes diagnosis
dan jika pasangan sex juga mengalami infeksi positif maka harus mendapatkan
pengobatan dan konseling mengenai gonorrhea

(Bignell dan Unemo, 2014).

Dapus :

1. Departemen Kesehatan RI, Direktorat jenderal Pengendalian Penyakit san

Penyehatan Lingkungan: Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular seksual.

Jakarta; 2004

2. SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J, editor. Infeksi Menular Seksual.

Edisi ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005: p. 4-

57.

3. C, Unemo M, Jensen JS. 2012 European Guideline on the

Diagnosis and Treatment of Gonorrhoea in Adults. Department of

Microbiological Surveilance and Research, Staten Serum Institut,


Copenhagen, Denmark. 2012.

Anda mungkin juga menyukai