Anda di halaman 1dari 2

RESIMEN PELAJAR

(Tentara Pelajar)
Resimen Pelajar ( dulu disebut Tentara Pelajar) atau TP) adalah suatu kesatuan militer yang ikut
mempertahankan kemerdekaan Indonesia di mana para anggotanya dari para pelajar. Terdapat
beberapa istilah untuk penyebutan Tentara Pelajar yaitu di Jawa Timur TNI Brigade 17 seperti
Detasemen I TRIP di Jawa Tengah Tentara Pelajar (TP), Sturm Abteilung , Pasukan Garuda,
Pasukan Alap Alap, Laskar Kere, Brigade X, Laskar Minyak, dari mereka yang turut berjuang antara
tahun 1945 – 1949 di Wilayah Surakarta, Wonogiri, Boyolali, Semarang dan sekitarnya, yang
selanjutnya tergabung sebagai TNI Batalyon 55 Brigade V Divisi III di bawah komando Ign Slamet
Riyadi dan diberi nama dengan CSA (Corps Suka Rela).), di Jawa Barat Corps Pelajar Siliwangi
(CPS).
Sejarah
Cikal bakal berdirinya Tentara Pelajar bermula dari para pelajar yang pada awal kemerdekaan
tergabung dalam satu-satunya organisasi pelajar yaitu Ikatan Pelajar Indonesia (IPI). Sewaktu
Pemerintah Pusat Republik Indonesia hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta, maka Pengurus IPI yang
waktu itu diketuai oleh Tatang Machmud ikut pula hijrah ke Yogyakarta. Memenuhi tuntutan banyak
anggota IPI yang menginginkan agar IPI mempunyai pasukan tempur sendiri, juga supaya pelajar-
pelajar yang sudah bergabung dalam pasukan kelaskaran lain yang anggotanya bukan pelajar,
maka dibentuklah apa yang waktu itu disebut IPI Bagian Pertahanan yang kemudian berubah nama
menjadi Markas Pertahanan Pelajar (MPP) . MPP ini terdiri dari 3 resimen yaitu: Resimen A di Jawa
Timur dipimpin oleh Isman, Resimen B di Jawa Tengah dipimpin oleh Soebroto, Resimen C di Jawa
Barat dipimpin oleh Mahatma.
Kemudian pada 17 Juli 1946 di Lapangan Pingit Yogyakarta atas perintah Markas Besar Tentara
Keamanan Rakyat, oleh Mayor Jendral dr. Moestopo, seorang petinggi di MBTKR, telah dikukuhkan
dan dilantik pasukan pelajar menjadi Tentara Pelajar.[1]

Tentara Pelajar Pasukan T (Tjadangan) Ronggolawe Semarang pada tahun 1947

Nama Tentara Pelajar diberikan kepada Bagian Pertahanan IPI setelah melebur jadi Brigade 17 TNI
pada tahun 1948 di bawah kendali Markas Besar Komando Djawa (MBKD). Kesatuan pelajar ini
dibagi menjadi 4 Detasemen: I untuk Jawa Timur yang lebih dikenal dengan nama Tentara Republik
Indonesia Pelajar (TRIP) di bawah komando Isman; II di Solo, Semarang dan sekitarnya di bawah
komando Achmadi; III di Yogyakarta, Kedu, Banyumas, Pekalongan dan sekitarnya di bawah
komando Martono serta Detasemen IV di Cirebon dan Jawa Barat umumnya dengan julukan
Tentara Pelajar Siliwangi (TPS) di bawah komando Solichin. Dan satu detasemen khusus teknik
bernama Tentara Genie Pelajar (TGP) di bawah komando Hartawan.
Meskipun secara resmi ada pembagian wilayah komando, pergerakan kesatuan pelajar yang hanya
ada di Indonesia ini sangat fleksibel. Antara satu dan lain komando wilayah dapat saling
mendukung, bertukar wilayah atau bahkan berpindah-pindah kesatuan cukup dengan cara
memberitahu markas komando atau komandan kesatuan setempat. Mobilitas kesatuan ini sangat
fleksibel karena faktor situasional. Karena status mereka sebenarnya adalah pelajar atau
mahasiswa aktif yang sewaktu-waktu negara memanggil untuk berjuang, mereka segera berubah
peran sebagai tentara.
Untuk menghormati jasa para anggota Tentara Pelajar kini nama Tentara Pelajar diabadikan
menjadi sebuah nama jalan di kota besar di Indonesia, dan di salah satu lokasi pertempuran
Tentara Pelajar di daerah Sleman, Yogyakarta diberi nama Jalan Palagan Tentara Pelajar.
DOKUMENTASI SEJARAH RESIMEN PELAJAR

Monumen Tentara Pelajar di Solo Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP) Malang

Anda mungkin juga menyukai