Anda di halaman 1dari 13

Elastisitas

BAB VIII
ELASTISITAS

8.1 Pengantar

Pada bab ini kita akan mengkaji salah satu kasus dimana materi atau obyek dalam
keadaan alamiah, yaitu keadaan seimbang baik translasi maupun rotasi. Karena sifat
inersia (kelembaman), keadaan ini selalu berusaha dipertahankan oleh obyek. Namun
jika jumlah gaya luar (eksternal) yang bekerja pada obyek makin besar. Maka suatu
saat obyek mengalami deformasi, atau bahkan bisa patah yakni pada saat gaya-gaya
luar lebih besar dari gaya ikat antara atom-atom yang menyusun obyek (gaya
internal). Keadaan deformasi pada obyek juga dapat terjadi jika vektor gaya-gaya
yang bekerja tidak berada pada garis yang sama.

8.2 Tujuan Instruksional

8.2.1 Kompetensi Dasar

8.2.1.1 Memahami konsep elastisitas.


8.2.1.2 Mengidentifikasi perbandingan Poisson.

8.2.2 Indikator Keberhasilan

8.2.2.1 Siswa mampu menjelaskan konsep elastisitas.


8.2.2.2 Siswa mampu menguraikan tegangan dan regangan.
8.2.2.3 Siswa mampu menyimpulkan bagaiamana perbandingan Poisson.
8.2.2.4 Siswa mampu menganalisis hubungan antara perbandingan poisson dengan
modulus elastik.

Fisika Dasar VIII-1


Elastisitas

8.3 Elastisitas, Tegangan (Stress), Regangan (Strain)

Jika sebuah gaya dikenakan pada sebuah obyek, misalnya sebuah benda yang
digantungkan pada ujung logam pada Gambar (8.1), panjang obyek (logam) berubah.
Jika obyek elongasi L adalah kecil dibandingkan dengan
panjang obyek, eksperimen menunjukkan bahwa L sebanding
dengan berat atau gaya yang dikenakan pada obyek

L [dikemukakan pertama kali oleh Robert Hooke (1635-1707)].


m Kesebandingan ini dapat ditulis dalam bentuk persamaan :
Gambar 8.1
F = -k L (8.1)
Dengan F menyatakan gaya atau berat tarik pada obyek, L adalah pertambahan
panjang dan k adalah konstanta kesebandingan.

Persamaan (8.1) yang sering disebut “Hukum Hooke”, berlaku untuk semua material
padat, tetapi hanya berlaku hingga titik tertentu. Jika gaya terlalu besar, obyek akan
terus bertambah panjang dan akhirnya putus. Gambar (8.2) menunjukkan suatu tipe
grafik elongasi terhadap gaya. Hingga titik yang disebut “batas kesebandingan”
persamaan (8.1) merupakan pendekatan terbaik untuk beberapa jenis material, dan
kurvanya adalah garis lurus. Meskipun demikian hingga titik paling ujung kurva yang
disebut “batas elastis”, obyek akan kembali ke panjang semula jika gaya yang bekerja
dihilangkan. Dari titik 0 hingga batas elastis disebut “daerah elastis:, jika obyek terus
bertambah panjang melampaui batas elastis, daerah diluar daerah elastis disebut
“daerah plastis”. Jika elongasi mencapai daerah ini maka obyek akan mengalami
deformasi secara permanen. Elongasi maksimum dicapai pada “titik putus disebut
“kekuatan ultimasi” (ultimate strength) dari material.

Suatu benda tegar jika kerjakan gaya (tekan atau tarik), maka untuk satu satuan luas
permukaan benda dimana gaya bekerja mengalami tegangan (stress). Tegangan dapat
dibedakan atas: tegangan lurus (tensile stress) dan tegangan puntir (shearing stress)

Fisika Dasar VIII-2


Elastisitas

Tinjau suatu batang logam yang mula-mula panjangnya lo, setelah gaya F bekerja,
maka panjang batang menjadi l sehingga regangan lurus didefenisikan sebagai:
l  l o l

lo lo
F
dan tegangan lurus .
A
Besar perpanjangan dari suatu obyek, seperti batang yang ditunjukkan pada Gambar
8.1, tidak hanya bergantung dari gaya yang dikenakan padanya, tetapi juga
bergantung pada jenis material dan dimensi obyek. Jika kita bandingakan batang yang
terbuat dari material yang sama tetapi berbeda panjang dan luas penampangnya,
ditemukan bahwa bilamana gaya yang dikenakan sama, besar pertambahan panjang
L sebanding dengan perkalian antara gaya dan panjang mula-mula serta berbanding
terbalik dengan luas penampangnya.
FLo
L  (8.2)
YA
dimana Lo, A dan 1/Y masing-masing menyatakan panjang mula-mula obyek, luas
penampang dan konstanta kesebandingan. Y dikenal sebagai modulus elastis,
(Modulus Young) yang harganya bergantung pada jenis material. Harga Modulus
Young untuk beberapa jenis material diberikan pada Tabel 8.1. Persamaan (8.2) lebih
sering digunakan untuk perhitungan praktis dari pada persamaan (8.1) karena tidak
bergantung pada ukuran dan bentuk obyek.

Gaya F
Daerah plastis
Titik putus

Batas elastisitas
Perpajangan L

Gambar 8.2 Perpanjangan terhadap gaya

Fisika Dasar VIII-3


Elastisitas

Persamaan (8.2) dapat ditulis kembali seperti berikut:


F
Y A  stress
(8.3)
L strain
Lo
Batang yang ditunjukkan pada Gambar 8.1 dikatakan berada di bawah “tegangan
merenggang” (tensile stress). Bentuk tegangan lain adalah “tegangan menekan”
(compressive stress), yang merupakan lawan dari tensile stress, dan tegangan
memuntir (shear stress) yang terdiri dari dua gaya yang sama tetapi arahnya
berlawanan dan tidak segaris (lihat Gambar 8.3). Persamaan 8.2 dapat diterapkan baik
untuk tegangan menekan maupun tegangan memuntir, untuk tegangan memuntir kita
dapat tulis persamaan menjadi:
FL
L  o (8.4)
GA

tetapi L,L, dan A harus di interpretasikan ulang sebagaimana ditunjukkan pada


Gambar 8.3c. Bahwa A adalah luas dari permukaan paralel terhadap gaya yang
dikenakan, L tegak lurus terhadap Lo, konstanta porposionalitas adalah 1/G, dengan
G dikenal sebagai “Modulus Puntir” (shear modulus) dan umumnya mempunyai
harga setengah hingga sepertiga harga modulus Young Y (lihat Tabel 8.2). Kalau
obyek ternyata dalam keadaan seimbang, berarti harus ada dua gaya yang bekerja
padanya yang membuat jumlah torsi sama dengan nol. Satu gaya bekerja ke arah
vertikal ke atas di sisi kanan, dan yang lain ke arah vertikal ke bawah pada sisi kiri
seperti ditunjukkan pada Gambar 8.4. Pada Tabel 8.1 disajikan harga kekuatan
ultimasi untuk beberapa jenis material.

Jika pada sebuah obyek bekerja gaya-gaya dari semua sisi maka volume obyek akan
berkurang. Keadaan seperti ini umumnya terjadi jika obyek berada di dalam fluida
dimana obyek akan mendapat tekanan di semua arah. Tekanan didefinisikan sebagai
gaya persatuan luas (F/A) dan merupakan ekivalen dari tegangan (stress). Untuk
keadaan ini perubahan volume V, ditemukan sebanding dengan volume mula-mula
Vo dan penambahan tekanan P.

Fisika Dasar VIII-4


Elastisitas

F L
L L

Lo Lo
Lo

F
F
F
c
a b

Gambar 8.3 Tipe-tipe Tegangan : (a) Merenggang (b) Menekan (c) Memuntir

Gambar 8.4 Keseimbangan Gaya-gaya dan Torsi untuk Tegangan Memuntir

Kita peroleh hubungan yang sama seperti persamaan (8.2) tetapi dengan konstanta
proporsionalitas 1/B, dimana B adalah “Modulus koli” (bulk modulus).
Dalam hal ini :
V P
 (8.5)
Vo B

P
B
atau V
Vo

Tanda minus menunjukkan bahwa volume berkurang dengan bertambahnya tekanan.


Harga-harga Modulus Bulk untuk beberapa jenis material diberikan pada Tabel 8.2.
Selanjutnya inversi Modulus Bulk (1/B), disebut kompresibilitas (conpressibility),
diberikan simbol K yaitu :
V
1 Vo
K 
B P
(8.6)

Fisika Dasar VIII-5


Elastisitas

Tabel 8.1 Kekuatan ultimasi dari beberapa material (gaya/luas)


Kekuatan Kekuatan Kekuatan
Material Merenggang Menekan Memuntir
(N/m2)x106 (N/m2)x106 (N/m2)x106
Besi 170 550 170
Baja 500 500 250
Kuningan 250 250 200
Aluminium 200 200 200
Beton 2 20 2
Batu bata 35
Marmer 80
Granit 170
Kayu cemara
(paralel urat) 40 35 5
(tegak lurus urat) 10
Nilon 500
Tulang 130 170

Tabel 8.2 Nilai Modulus Young, Modulus Puntir dan Modulus Bulk beberapa jenis material
Modulus Young Y Modulus Puntir G Modulus Bulk B
Material
(N/m2)x106 (N/m2)x106 (N/m2)x106
Padat
Besi 100 40 90
Baja 200 80 140
Kuningan 100 35 80
Aluminium 70 25 70
Beton 20
Batu bata 14
Marmer 50 70
Granit 45 80 45
Kayu cemara
(paralel urat) 10
(tegak lurus urat) 1
Nilon 15
Cair
Air 2,0
Alkohol 1,0
Air raksa 2,5
Udara, H2,H8,CO2 1,01

Fisika Dasar VIII-6


Elastisitas

Contoh :
1. Balok dengan luas penampang A ditarik pada kedua ujungnya dengan gaya F
yang sama. Pandang sebuah bidang yang membentuk sudut  seperti terlihat pada
gambar.

F  F

a. Hitunglah tegangan tarik pada bidang tersebut, dan tuliskan dalam F, A, dan 
b. Hitunglah tegangan geser pada bidang tersebut, dan tuliskan dalam F, A, dan

c. Untuk harga  berapa, tegangan tarik maksimum ?
Jawab :

Fn=F cos  b
c
 


a
Ft=F sin 

A=a b A’=a’b

a a A
a  A b A
cos cos cos

a. Tegangan tarik pada A’ :

Fn F cos  F cos 2 
A '
'

A A A
cos 
b. Tegangan geser pada A’ :
Ft F sin  F sin  cos  F sin 2
A'    
A' A A 2A
cos 
c. Tegangan tarik maksimum, bila cos2 = 1,
cos  =1 dengan 1=0 dan 2=180o (salah) karena   90o

Fisika Dasar VIII-7


Elastisitas

2. Sebuah kawat piano dari baja panjangnya 1,60 m memiliki diameter 0,20 cm.
Berapa besar tegangan pada kawat jika kawat bertambah panjang 0,30 cm setelah
direnggangkan?
Jawab :

F Y
L
Lo
 0,0030m 
A  2,0 x1011 N/m 2 
1,60 m

 3,14 x10 6 m 2 
 
F  1200N

3. Suatu bahan logam mempunyai modulus Young Y. Dari bahan tersebut yang
berupa kawat yang panjangnya L dengan luas penampang A kemudian digulung
menjadi pegas. Bila perubahan transversal kawat gulungan kawat itu diabaikan,
tunjukkan bahwa tetapan pegasnya diberikan oleh YA/Lo.
Jawab :
Sepanjang deformasi terjadi pada daerah hukum Hooke, maka akan berlaku F = k
x. Berdasarkan persamaan (8.5), F = Y A L/Lo. Dalam hal ini x =L, sehingga
dari kedua persamaan di atas diperoleh k L = Y A L/Lo atau k =
Y A/Lo.
4. Volume minyak di dalam sebuah alat tekan hidrolik adalah 5 m 3. Berapa
penyusutan volumenya bila minyak itu menderita tekanan sebesar 136 atm?
Kompresibilitas minyak tersebut 20 x 10-6
Jawab :
V
K  , atau
VP
V  V K P
 20x10  6 atm 1 x 5m 3 x 2000 N/m 2
 20x10  6 atm 1 x5m 3 x 136 atm
 0,0136m 3 .

5. Sebuah balok uniform massanya 1500 kg dan panjangnya 20,0 m ditindih oleh
15.000 kg peti besi, lihat gambar

F2
F1
CG

(1500kg) g

10m 5m 5m
Fisika Dasar VIII-8
(15.000kg) g
Elastisitas

a. Hitung gaya pada setiap tiang penyangga vertikal.


b. Berapa luas penampang minimum dari kedua tiang untuk menyanggah balok,
anggap tiang terbuat dari beton dengan faktor keselamatan (safety factor) 6?
c. Berapa strain yang dialami oleh tiang sebelah kanan.
Jawab:

a. Di titik gaya Fi, τ = 0


(r1 x W1) + (r2 x W2) + (r2 x F2) = 0
-(10m)(1500kg)g-(15m)(15.000kg)g+(20)F2 = 0
(20)F2 = (10m)(1500kg)g + (15m)(15.000kg)g
F2 = (12.000kg)g=118.000 N dengan g =9,8 kg/m2
Untuk menghitung F1, kita gunakan Fy=0
Fy=F1 - (1500kg)g - (15.000kg)g + F2 = 0
F1 = (1500kg)g + (15.000kg)g + (12.000)kg
F1 = (4500kg)g = 44.100N  0,4 x 105N
b. Berdasarkan Tabel 8.1 kekuatan menekan ultimasi untuk material beton
adalah 2,0 x 107 N/m2. Karena faktor keselamatan 6, maka stress maksimum
yang diperbolehkan adalah (1/6)( 2,0 x 107 N/m2) = 3,3 x 106 N/m2 = F/A
Karena F = 1,2 x 105 N, maka
A = (1,2 x 105N) / (3,3 x 106 N/m2) atau 360 cm2
c. Strain = L/Lo=(1/E)(F/A) = (1/(2,0 x 1010 N/m2)) (3,3 x 106 N/m2)
= 1,7 x 10-4

Fisika Dasar VIII-9


Elastisitas

SOAL LATIHAN

Fisika Dasar VIII-10


Elastisitas

RANGKUMAN

Fisika Dasar VIII-11


Elastisitas

DAFTAR PUSTAKA

1. Tipler. 1999. Physics for Scientist and Engineers. New York: Worth Publishers
2. Lawrence H Van Vlack, “Elements of Materials Science and Engineering”
Addison-Wesley Publishing Company, USA, 1985
3. William D Callister Jr, “Materials Science and Engineering” An Introduction,
John Willey and Sons, Singapore, 1986
4. O’Dwyer, John J, 1984, College Physics, Wadsworth, Inc, USA

Fisika Dasar VIII-12


Elastisitas

Fisika Dasar VIII-13

Anda mungkin juga menyukai