Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, II, dan kelas III.

Teknik pengambilan sampel


Oktober 2013 menggunakan stratified random sampling,
instrumen menggunakan kuesioner. Hasil :
ISSN 1907 – 0357
sebagian besar responden merasa kurang
puas dengan pelayanan perawat yaitu
PERILAKU CARING PERAWAT sebanyak 47 orang (49,0%), Responden
DALAM MENINGKATKAN yang cukup puas sebanyak 34 orang
KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP (34,5%) dan responden yang sangat puas
hanya 15 orang (15,5%%). Perawat dalam
memberikan pelayanan (caring) terhadap
Tiara*, Arena Lestari* pasien mayoritas rendah yaitu sebanyak 54

ABSTRAK responden (56,3 %) dan yang menilai


pelayanan dengan caring yang tinggi
Perilaku perawat di tempat
sebanyak 42 responden (43,8 %). Nilai p=
pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam
0,007 artinya ada hubungan antara caring
menghadapi pasien sangat menentukan bagi
perawat dengan tingkat kepuasan pasien di
pasien untuk mendapatkan pelayanan yang
Ruang Rawat Inap RSUD Pringsewu.
memuaskan. Perawat memberikan pengaruh
Kesimpulan: Responden merasa kurang puas
besar untuk menentukan kualitas pelayanan
dengan pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit. Terutama dengan sikap caring
perawat. Perawat dalam memberikan
yang memperhatikan pasien secara
pelayanan (caring) terhadap pasien
humanistik akan meningkatkan hubungan
mayoritas rendah.
perawat-klien menjadi harmonis dan
meningkatkan kepuasan pasien. Disarankan kepada setiap tenaga
kesehatan, khususnya perawat agar
Tujuan penelitian diketahuinya
menunjukkan perilaku caring, sehingga
hubungan perilaku caring perawat dengan
mampu meningkatkan tingkat kepuasan
tingkat kepuasan pasien di RSUD
pasien di Rumah Sakit.
Pringsewu. Desain penelitian cross
sectional. Sampel dalam penelitian Kata kunci : caring, kepuasan

berjumlah 96 responden yang diambil ruang


kelas rawat VIP, kelas utama, kelas I, kelas
LATAR BELAKANG kesehatan lain yang ada di rumah sakit. Oleh
karena itu Perawat diharapkan mampu
Rumah sakit memiliki peran yang
memberikan pelayanan sesuai dengan
sangat strategis dalam upaya mempercepat
kompetensi yang dimiliki secara
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
professional, agar pelayanan yang diterima
Paradigma baru pelayanan kesehatan
oleh pasien dapat dipertanggung jawabkan
mengharuskan rumah sakit memberikan
secara keprofesian. Pelayanan yang
pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan dan
diberikan secara maksimal dan professional
keinginan pasien dengan tetap mengacu
oleh perawat diharapkan dapat memberikan
pada kode etik profesi. Dalam
perasaan puas pada pasien terhadap
perkembangan teknologi yang pesat dan
pelayanan di rumah sakit, ini berarti bahwa
persaingan yang semakin ketat, maka rumah
perawat mempunyai peran dalam
sakit dituntut untuk terus melakukan
meningkatkan upaya pelayanan kepada
peningkatan kualitas pelayanannya (Depkes
pasien,
RI, 2007).
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat
Peningkatan kualitas pelayanan
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
dapat dilakukan dengan memperbaiki
dari kinerja layanan kesehatan yang
kinerja perawat, yang merupakan salah satu
diperolehnya setelah pasien
sumber daya manusia dengan jumlah
membandingkanya dengan apa yang
terbanyak di setiap rumah sakit. Sebagai
diharapkan. Pasien baru akan merasa puas
sumber daya manusia dengan jumlah
apabila layanan kesehatan yang
terbesar tentu perawat harus mampu
diperolehnya sama atau melebihi harapanya
memberikan kontribusi terhadap pelayanan
dan sebaliknya, ketidak puasan atau
di rumah sakit sehingga secara tidak
perasaan pasien akan muncul apabila kinerja
langsung juga ikut andil dalam menentukan
layanan kesehatan yang diperolehnya itu
kualitas pelayanan rumah sakit. Bahkan
tidak sesuai dengan harapanya (Pohan,
dapat pula dikatakan bahwa Perawat sebagai
2007).
ujung tombak pelayanan terhadap pasien di
Rumah Sakit, karena frekuensi Berdasarkan hasil survei kepuasan
pertemuannya dengan pasien yang paling pasien yang dilakukan oleh Depkes RI
sering bila dibandingkan dengan tenaga (2010) tentang Tingkat Kepuasan Pasien
pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta keamanan yang ditunjukkan oleh petugas
menunjukkan bahwa 14% pasien tidak puas kesehatan (assurance). Ketepatan jadwal
terhadap pelayanan kesehatan yang pemeriksaan dan kunjungan dokter juga
diberikan, dan survei penelitian termasuk pada faktor ini, Keandalan dan
Kementerian Kesehatan yang diwakili keterampilan (reliability) petugas kesehatan
oleh Usman (2010), yang mengambil dalam memberikan perawatan, Kecepatan
sampel pasien Rawat Inap sebanyak 738 petugas memberikan tanggapan terhadap
pasien di 23 Rumah Sakit (Umum dan keluhan pasien (responsiveness).
Swasta). Survey tersebut dilakukan di Lima
Caring secara umum dapat diartikan
kota besar di Indonesia dan ditemukan 9
sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi
poin permasalahan, salah satunya adalah
bagi orang lain, pengawasan dengan
sebanyak 65,4% pasien mengeluh terhadap
waspada, perasaan empati pada orang lain
sikap perawat yang kurang ramah, kurang
dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam
simpatik dan jarang tersenyum (Depkes RI,
keperawatan, caring merupakan bagian inti
2007).
yang penting terutama dalam praktik
Tingkat kepuasan pasien dalam keperawatan dan diyakini berperilaku caring
menerima suatu pelayanan, tentu tidak sama, untuk klien dan bekerja bersama dengan
ada beberapa faktor yang mungkin klien dari berbagai lingkungan merupakan
mempengaruhinya. Seperti diungkapkan esensi keperawatan (Wiyana, 2008).
oleh Muninjaya (2004) Faktor-faktor yang
Data rekam medik Rumah Sakit
mempengaruhi kepuasan pengguna jasa
Umum Daerah Pringsewu tahun 2011,
pelayanan kesehatan yaitu, Pemahaman
jumlah BOR (Bad Occopacy Rate)
pengguna jasa tentang jenis pelayanan yang
mengalami penurunan dari tahun
akan diterimanya. Dalam hal ini komunikasi
sebelumnya yaitu tahun 2010 jumlah BOR
memegang peranan yang penting karena
75,87% dan pada tahun 2011 jumlah BOR
pelayanan kesehatan adalah high personel
menurun yaitu 73,01%. Peningkatan atau
contact, Empati / carring (sikap peduli)
penurunan BOR adalah salah satu indikator
yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan,
bahwa pelayanan di rumah sakit memuaskan
Biaya (cost), Penampilan fisik (kerapian)
atau tidak memuaskan. Seseorang yang
petugas, kondisi kebersihan dan
merasa puas terhadap pelayanan rumah sakit
kenyamanan ruangan (tangibility, Jaminan
,bila mengalami sakit tentu akan kembali ke
rumah sakit yang sama untuk mendapatkan
pelayanan yang diinginkan, bahkan akan
mempromosikan kepada orang lain. Hal ini HASIL

secara tidak langsung dapat mempengaruhi Analisis Univariat


BOR, karena berarti akan semakin banyak
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden
jumlah pengguna suatu institusi pelayanan
Berdasarkan Tingkat Kepuasan
tersebut. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik Indikator f % Sangat Puas 22 22,9 Cukup
untuk meneliti hubungan perilaku caring puas 44 45,8 Kurang Puas 30 31,3 Jumlah
perawat dengan tingkat kepuasan pasien di 96 100,0 Tabel di atas menunjukan bahwa
RSUD Pringsewu. sebagian besar responden mengatakan
cukup puas yaitu sebanyak 44 (45,8%)
responden, dan yang mengatakan sangat
METODE puas sebanyak 22 (22,9%) responden.

Desain yang digunakan dalam Tabel 2: Distribusi Frekuensi Responden


penelitian ini adalah pendekatan cross Berdasarkan Caring
sectional. Variabel penelitian ini yaitu
Indikator f % Tinggi 42 43,8 Rendah 54
perilaku caring perawat sebagai variabel
56,3 Jumlah 96 100,0
bebas dan tingkat kepuasan pasien. Populasi
dalam penelitian ini semua pasien rawat inap Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian
di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu besar responden mengatakan caring perawat
diambil dari 3 bulan terakhir yaitu sebanyak dalam kategori rendah sebanyak 54 (56,3%)
330 pasien rawat inap. Terhitung dari bulan responden dan yang mengatakan caring
Oktober sampai Desember. Teknik sampling perawat kategori tinggi sebanyak 42
yang yang digunakan adalah Stratified (43,8%) responden.
Random Sampling, sampel penelitian
sebanyak 96 responden mengambil sampel
tiap ruangan yang terdiri dari: kelas I, kelas
II, kelas III dan VIP.
47 (15,6%)

96 (100%)

Analisis Bivariat p Value = 0,007

Tabel 3: Hubungan Perilaku Caring Perawat


dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian
Inap
besar responden mengatakan carring
Caring perawat dalam kategori rendah yaitu
sebanyak 54 (56,2%), dimana terdapat 31
Tingkat Kepuasan Total Sangat Puas Cukup
(32,3%) responden kurang puas, dan hanya
Puas Kurang Puas
sebanyak 3 (3,1%) responden merasa sangat
Rendah puas selanjutnya responden yang

3 (3,1%) mengatakan carring perawat dalam kategori


tinggi sebanyak 42 (43,8%) dimana terdapat
20 (20,8%)
16 (16,7,%) responden merasa kurang puas
31 (32,3%) dan sebanyak 14 (14,6,%) responden merasa
cukup puas. Hasil uji statistik chi-square
54 (56,2%)
diketahui bahwa p-value yaitu 0,007 lebih
kecil dari 0,05 (p=value <0,05), sehingga Ho
Tinggi di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara caring perawat
12 (12,5%)
dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD
14 914,6%) Pringsewu Tahun 2013.

16 (16,7%)

42 (43,8%) PEMBAHASAN

Total Hasil penelitian didapatkan bahwa ada

15 (49%) hubungan antara caring perawat dengan


tingkat kepuasan pasien (p-value= 0.000 <
34 (35,5%)
0,007). Bahwa dengan perilaku caring yang
tinggi dari pelayanan yang di berikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Andariyani
perawat, pasien akan cenderung akan merasa (2009), hubungan antara caring perawat
puas. Semakin baik perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang
dalam memberikan pelayanan asuhan rawat inap RSUD Tugurejo semarang yang
keperawatan, pasien atau keluarga semakin menyatakan bahwa ada hubungan yang
senang dalam menerima pelayanan, berarti bermakna antara caring perawat dengan
hubungan terapeutik perawat-klien semakin tingkat kepuasan pasien dengan p-value
terbina. Berdasarkan hasil wawancara 0,001 dimana sebagian besar Perawat dalam
dengan , responden ditemukan bahwa memberikan pelayanan (caring) terhadap
merasa puas dengan perawat yang ramah, pasien mayoritas rendah yaitu sebanyak 191
mudah senyum, sopan dan memberi responden (83,8%). Penelitian lain yang
perhatian. Pernyataan responden tersebut dilakukan oleh Abdul (2012), yang berjudul
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa hubungan perilaku caring perawat dengan
caring merupakan praktik keperawatan tingkat kepuasan pasien rawat inap rumah
dimana perawat membantu klien pulih dari sakit
sakitnya. memberi perhatian, dan konsen,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menghormati kepada orang lain dan
ada hubungan signifikan antara perilaku
kehidupan manusia, cinta dan ikatan,
caring perawat dengan tingkat kepuasan
otoritas dan keberadaan, selalu bersama,
pasien rawat inap. Dalam penelitian ini yang
pengetahuan, penghargaan dan
dimaksud dengan caring adalah kehadiran
menyenangkan (Dwidiyanti, 2007).
perawat, sentuhan kasih sayang dan selalu
Hasil penelitian ini mendukung mendengarkan keluhan pasien. Namun pada
pendapat yang dikemukan oleh Potter analisis bivariat juga menunjukkan sebanyak
(2009) dalam Abdul (2012) bahwa sikap 42 (43,8%) responden mengatakan caring
perawat yang berhubungan dengan caring perawat dalam kategori tinggi dimana
adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang dan terdapat 16 (16,7%) pasien merasa kurang
selalu mendengarkan klien. Sentuhan caring puas. Hal dikarenakan terdapat faktor lain
suatu bentuk komunikasi non verbal yang yang mempengaruhi kepuasan pasien
dapat mempengaruhi kenyamanan klien, seperti pengalaman dan faktor demografi
meningkatkan harga diri klien, memperbaiki responden dalam menerima pelayanan
orientasi tentang kenyataan. Sejalan dengan perawat. Pernyataan ini didukung teori yang
dikemukakan oleh Singgih (2012) dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan,
Abdul (2012) bahwa seorang pasien yang memperbaiki image perawat di masyarakat
pada masa sehat terbiasa hidup dengan dan membuat profesi keperawatan memiliki
pelayanan yang sepenuhnya dipusatkan pada tempat khusus di mata para pengguna jasa
pemuasan semua keinginan, tentu sewaktu pelayanan kesehatan.
mendapat perawatan akan menuntut
KESIMPULAN
perlakuan yang sesuai dengan yang
diperolehnya dalam hidup sehari-hari. Sebagian besar pasien di RSUD

Kepuasan pasien dapat diukur dengan Pringsewu merasa cukup puas terhadap

indikator-indikator: pelayanan perawat. Sebagian besar caring


perawat di RSUD Pringsewu dalam kategori
kepuasan terhadap akses layanan, mutu
rendah. Ada hubungan antara perilaku
layanan kesehatan dan kepuasan terhadap
caring perawat dengan tingkat kepuasan
proses layanan kesehatan termasuk
pasien di RSUD Pringsewu.
hubungan antar manusia (Pohan, 2006).
Analisis bivariat juga menunjukkan terdapat Disarankan rumah sakit untuk

54 (56,2%) responden mengatakan caring meningkatkan perilaku caring perawat

perawat dalam kategori rendah dimana kepada pasien guna meningkatkan mutu

terdapat 3 (3,1%) pasien merasa sangat puas pelayanan keperawatan khususnya di RSUD

Hal ini dapat disebabkan oleh cara perawat Pringsewu. Bagi profesi keperawatan hasil

dalam hubungannya dengan pesien/keluarga. ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

Pernyataan ini didukung teori bahwa bagi tenaga keperawatan untuk

perawat yang dapat meyakinkan meningkatkan kinerjanya dalam usaha

pasien/keluarga akan memperoleh mempertahankan mutu pelayanan kesehatan

kepercayaan dari pasien, sehingga secara terkait perilaku caring perawat.

tidak langsung dapat membantu membentuk Bagi peneliti selanjutnya hasil


sikap positif pasien terhadap perawat penelitian ini di harapkan dapat di jadikan
(Singgih, 2012). Melihat besar manfaat data dasar dan acuan bagi peneliti
caring seharusnya caring tercermin dalam selanjutnya untuk melakukan penelitian
setiap interaksi perawat dan klien karena terkait dengan penelitian ini namun dari
caring terhadap pasien adalah esensi faktor yang lain dan dengan variabel yang
keperawatan. Pelaksanaan caring akan lebih banyak.
mlo.html diakses pada tanggal 12 12 2012.
Klotler, Philip. 2005 . Menejemen
pemasaran, Analisis, implementasi dan
Pengendalian. Penerbir Eirlangga, Edisi 6,

Jakarta Mumar, Renaldi. 2012. Teori


DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Jean Watson diakses pada
tanggal 03 desember 2012 dari
nmhttp://renalmumar.blogspot.com/2012/04/
Abdul, 2012. Hubungan perilaku caring teorikeperawatan-jean-watson.html
perawat dengan tingkat kepuasan pasien Muninjaya, A. A. Gde. 2004. Menejemen
rawat inap rumah sakit Andriyani , Heni. Mutu Pelayan Kesehatan , Jakarta : EGC
2009. Hubungan Antara Caring Perawat Muninjaya, A.A, 2004. Survey Kepuasan
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien. Jurnal Pengguna Jasa Pelayanan Kesehatan
kesehatan diakses tanggal 03 desember 2012 Nasir.Abd, dkk. 2011. Metodologi penelitian
dari www.unimus.ac.id Departemen Kesehatan . Yogyakarta: Muha medika
kesehatan RI 2007. Standar Pelayanan Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Minimal Rumah Sakit, Jakarta Dwidiyanti, Penelitian . Jakarta : Rhineka Cipta
Meidiana. (2007). Konsep Caring . diakses Nursalam. 2011. Menejemen Keperawatan:
tanggal 04 desember 2012 dari Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidia Profesional, Jakarta: Salemba Medika
na/2010/06/04/konsep-caring/ Hardi, Jon Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu
(2007) Analisis Tingkat Kepuasan pasien Layanan kesehatan, Jakarta : EGC Potter A.
Umum Dan Pasien jamkesmas Terhada Patricia&Anne G. Perry. (2009).
Terhadap Mutu pelayanan Rawat Inap di Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta:
RSUD Pelayanan Rawat Inap di RSUD Salemba Medika. Sartika, Nanda . 2011.
Pasaman barat tahun 2010. ( Tesis) Konsep dasar kering di akses tanggal 3
Universita Andalas Kadek, dewa 2012 desember 2012 dari
strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi www.pedomannews.com Singgih & Yulia,
dalam keperawatan, di akses tanggal 12 12 (2012). Psikologi Keperawatan, Libri,
2012 dari http://dewaadisurya. Jakarta Sugiyono. 1999. Metodologi
blogspot.com/2012/04/vbehaviorurldefaultv Penelitian bisnis. Bandung: Alfabeta
ANALISIS PICOT

P : Populasi dalam penelitian ini semua pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Pringsewu diambil dari 3 bulan terakhir yaitu sebanyak 330 pasien rawat inap. Terhitung
dari bulan Oktober sampai Desember. Teknik sampling yang yang digunakan adalah
Stratified Random Sampling, sampel penelitian sebanyak 96 responden mengambil sampel
tiap ruangan yang terdiri dari: kelas I, kelas II, kelas III dan VIP.

I : Dalam hal ini komunikasi memegang peranan yang penting karena pelayanan kesehatan
adalah high personel contact, Empati / carring (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas
kesehatan, Biaya (cost), Penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi kebersihan dan
kenyamanan ruangan (tangibility, Jaminan keamanan yang ditunjukkan oleh petugas
kesehatan (assurance). Ketepatan jadwal pemeriksaan dan kunjungan dokter juga termasuk
pada faktor ini, Keandalan dan keterampilan (reliability) petugas kesehatan dalam
memberikan perawatan, Kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien
(responsiveness).

C : Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang dikemukan oleh Potter (2009) dalam Abdul
(2012) bahwa sikap perawat yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan
kasih sayang dan selalu mendengarkan klien. Sentuhan caring suatu bentuk komunikasi non
verbal yang dapat mempengaruhi kenyamanan klien, meningkatkan harga diri klien,
memperbaiki orientasi tentang kenyataan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andariyani (2009).

O : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara perilaku caring
perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap. Dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan caring adalah kehadiran perawat, sentuhan kasih sayang dan selalu mendengarkan
keluhan pasien.

T : Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai