OLEH:
IRMA YURNI
Nim :
2014901416
tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik ( saat istirahat atau
saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur dan fungsi jantung.
dengan usia sekitar lebih dari 65 tahun dengan presentase sekitar 6-10%
lebih banyak mengenai laki-laki dari pada wanita. Pada tahun 2030 WHO
dunia.
Adapun tanda dan gejala yang muncul pada pasien CHF antara lain
satu masalah khas utama pada beberapa negara industri maju dan negara
2017).
1
2. Etiologi
Anatomi Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan empat ruang yang terletak dirongga
Jantung terdapat didalam sebuah kantung longgar berisi cairan yang disebut
pericardium.
1. Bentuk Jantung
(pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak
2. Letak
Didalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastrium anterior),
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan
pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kota V dan VI dua jari
dibawah papila mamae pada tempet ini teraba adanya pukulan jantung
3. Ukuran
4. Lapisan
a. Endokardium
dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang
b. Miokardium
Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot –
yaitu:
1) Bundalan otot atria, yang terdapat dibagian kiri / kanan dan basis kordis
kantung jantung. Antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai
5. Pergerakan Jantung
otonom. Rangsangan ini diterima oleh jantung pada simpul syaraf yang
terdapat pada atrium dekstra dekat masuknya vena kava yang disebut
nodus sino atrial ( sinus knop simpul keith flak). Dari sisi rangsangan
akan diteruskan kedinding atrium dan juga kebagian septum kordis oleh
(berkas his) dan pada bagian cincin yaitu terdapat antar atrium dan
ventrikel yang disebut anulas fibrosus, rangsangan akan terhenti kira –kita
1/10detik
terusnya rangsangan tersebut akan diteruskan kebagian apeks kordis
dari atrium sinistra masuk ventrikel sinistra dan darah dari atrium
sinistra dan darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk
keatrium dekstra.
dengan kuncupnya jantung yang disebut denyut nadi atau pulse. Baik
kempisnya jantung.
6. Siklus Jantung
yaitu dekstra dan sinestra untuk paru – paru kanan dan kiri yang
darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian vantrikel
tertentu pada penurunan curah jantung adalah penting. Semua respon ini
3) Hipertrofi ventrikel.
4. Volume cairan berlebih
jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini
dan pada keadaan istirahat. Tetapi, kelainan pada kerja ventrikel dan
kurang efektif.
retensi garam dan air. Aktivitas simpatis yang berlebihan juga dapat
retensi natrium dan air oleh ginjal, meningkatkan volume ventrikel, dan
pasti yang mengakibatkan aktivasi sistem RAA pada gagal jantung masih
plasma sel endotel akan memecahkan dua asam amino dan angiotensin I
dari nefron, serta diusus besar, kelenjar air ludah dan kelenjar keringat.
1996).
II, suatu zat presor yang paten oleh angiotensin converting enzyme
(ACE). ACE juga dapat memecah bradikinin dan bekerja pada sejumlah
takikardia.
suatu beban tekanan yang ditimbulkan oleh adanya stenosis aorta, akan
jantung melalui gabungan efek seperti gangguan pada pengisian vertikel dan
ejeksi ventrikel. Dengan demikian jelas sekali tidak ada satupun mekanisme
emboli paru.
.5 Manifestasi klinis
1. Kriteria major
c) Ronki paru
d) Kardiomegali
f) Gallop S3
h) Refluks hepatojugular
2. Kriteria minor
a) Edema ekstermitas
c) Dipnea d’effort
d) Hepatomegali
e) Efusi pleura
g) Takikardia (>120/menit)
1. Takikardi (denyut jantung > 160 kali / menit pada anak umur dibawah
kongestif)
pada anak yang lebih tua-edema kedua tungkai, tangan atau muka,
oleh anemia.
Klasifikasi fungsional gagal jantung menurut New York Heart
Association (NYHA)
meningkat.
Gejala terjadi bahkan pada saat istirahat, jika aktivitas fisik dilakukan,
gejala meningkat.
.6 Komplikasi
1. Edema paru
3. Aritmia
2. Gangguan ginjal
3. Kakeksia jantung
1. Ekokardiografi
2. Rontgen toraks
adanya peningkatan tekanan vena paru adalah adanya diversi aliran darah
3. Elektrokardiografi
Pada hasil pemeriksaan EKG yang normal perlu dicurigai bahwa hasil
diagnosis salah.
4) Aritmia
.8 Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Oksigen
garam dan air serta diuretik baik oral atau parenteral. Tujuannya agar
Jika garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan tekanan darah
sebagai diuretik yang tidak menahan kalium, dan diuretik yang menahan
4. Digitalis
Digitalis diberikan dalam dosis yang sangat besar dan dengan cepat
5. Inotropik positif
6. Terapi Sedatif
7. Diet
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny, S
Umur : 67 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan SMA
2. Riwayat
penyakit
Keluhan
Utama
Klien mengalami sesak napas
Riwayat penyakit sekarang :
Kasus KGD 6
Ny. S Jenis Kelamin :Perempuan, Umur : 67 Tahun, Agama : Kristen, Status Perkawinan : Kawin,
Pendidikan : SMA, Pekerjaan, Ibu rumah tangga, Datang ke IGD Rs X diantar oleh keluarganya
dengan keluhan tiba -tiba pasien sesak nafas hebat. Keluarga mengatakan Ny. M kelelahan setelah
beraktivitas di kebun kemudian istirahat di kamar tetapi setelah berbaring Ny. S mengalami sesak yang
hebat. Dan keluarga segeramembawa Ny.S ke RS X, pasien tidak ada diobati ataupun ditangani di
tempat lain sebelumnya. Ny.S memiliki Riwayat hipertensi sudah sejak 10 tahun lalu dan beberapa kali
mengeluh sesak tetapi tidak mau di bawa berobat. Jalan nafas paten,tidak terdapat obstruksi jalan nafas,
suara nafas whezeeing Gerakan dinding dada simetris, irama nafas cepat, pola nafas tidak teratur,
tampak bernafas menggunakan otot bantu pernafasan (otot diafragma, otot interkostalis eksterna, dan
otot leher) dan nafas cuping hidung. Pasien
tampak sesak nafas, RR 36x/menit. TD = 140/89 mmHg Nadi teraba 138 x/menit, tampak Sianosis pada
telapak tangan dan telapak kaki. CRT >2 detik, tidak terdapat perdarahan. Respon pasien baik (alert),
kedasaran compos mentis, GCS : 15 (E4, V5, M6), pupil ishokor, refleks terhadap cahaya baik.Tidak
terdapat deformitas, contusion, abrasi, penetrasi, maupun laserasi. Temp. = 36,0oC
Pengkajian Psikososial
perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang tak
jantung tidak berfungsi dengan baik. Penurunan lebih lanjut dari curah
7) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
didapatkan kesadaran yang baik atau compos metis dan akan berubah
B1 (Breathing)
2) Dispnea
3) Ortopnea
dispnea, adalah keluhan umum lain dari gagal vertikel kiri yang
Normal oksigen dan karbondioksida masuk dan keluar dari darah
B2 (Blood)
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Auskultasi
4) Perkusi
klien berbaring miring kiri, dan pada akhir ekspirasi. Crackles atau
ronkhi basah halus secara umum terdengar pada dasar posterior paru
dan sering dikenali sebagai bukti gagal vertikel kiri. Sebelum crackles
diafragma.
7) Disritmia
atas batas atas klavikula, namun pada klien gagal vertikel kanan akan
9) Kulit dingin
denyut yang cepat dan lemah. Denyut jantung yang cepat atau
Selain itu, pada gagal jantung kiri yang berat dapat timbul pulsus
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
1) Hepatomegali
B6 (Bone)
1) Edema
faktor ini daripada kegagalan ventrikel kanan. Bila edema tampak dan
lokasinya. Bila klien berdiri atau bangun, edema akan ditemukan secara
primer pada pegelangan kaki dan akan terus berlanjut ke bagian atas
tungkai bila kegagalan makin buruk. Bila klien berbaring di tempat tidur,
yang berbaring lama. Pitting edema adalah edema yang akan tetap
Ceung bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung jari, dan akan
2) Mudah lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, hal ini terjadi
nyeri dada pada saat beraktivitas dan kesulitan bernafas, wajah klien tampak
dapat teratasi dan tanda vital dalam batas yang diterima (disritmia terkontrol
dalam batas normal), dengan kriteria hasil yaitu output urine klien adekuat
dapat mengurangi beban kerja jantung, tekanan darah dalam batas normal
(120/80 mmHg, nadi 80x/menit), tidak terjadi aritmia, denyut jantung dan
irama jantung teratur, CRT kurang dari 3 detik, produksi urine > 30 ml/jam.
Perencanaan yang disusun yaitu kaji dan lapor tanda penurunan curah
catat bunyi jantung, palpasi nadi perifer, pantau adanya output urine, catat
baring optimal, atur posisi tirah baring yang ideal. Kepala tempat tidur harus
saat defekasi, berikan diet sesuai program (pembatasan air dan natrium),
dengan kriteria hasil tidur 6-8 jam/hari, gelisah hilang, klien kooperatif,
Perencanaan yang dibuat yaitu kaji tanda-tanda dan ekspresi verbal dari
diazepam.
perencanaan yang telah dibuat untuk mengatasi masalah yang ada harus
yaitu istirahatkan klien dengan tirah baring optimal, atur posisi tirah baring
yang ideal. Kepala tempat tidur harus dinaikkan 20 sampai 30 cm atau klien
dengan kriteria hasil tidur 6-8 jam/hari, gelisah hilang, klien kooperatif,
dilakukan.
sebagai berikut : pada diagnosa pertama yaitu resiko tinggi penurunan curah
dengan klien mengatakan nyeri dada pada saat beraktivitas dan kesulitan
tampak sulit bernafas. Nyeri dada dan kesulitan bernafas sudah teratasi sejak
normal yaitu 120/80 mmHg, nadi 80x/menit. Evaluasi subyektif yaitu klien
meringis kesakitan, skala nyeri 3 , klien tidak tampak sulit bernafas, tekanan
akibat sekunder dari penurunan curah jantung, dengan kriteria hasil klien
Evaluasi subyektif pasien mengatakan tenaga nya tidak lemah, tidak lelah
dan tidak sesak. Evaluasi obyektif klien sudah dapat bergerak dari tempat
tidur, tidak keringat dingin, dan tidak lemah. Assesment yaitu masalah
cemas, klien sudah dapat tidur dengan teratur, klien tidak tampak gelisah.
dihentikan.
ngepalkan tangan dan berjongkok, dan menganjurkan klien untuk tidak merokok
DAFTAR PUSTAKA
Asmoro, Didik Aji.2017. “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DENGAN PENURUNAN CURAH
JANTUNG MELALUI PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DI RUANG ICU PKU
MUHAMMADIYAH GOMBONG”.Sekolah tinggi ilmu kesehatan muhammadiyah
gombong.
Mutaqin, Arif. 2019. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler . Jakarta : Salemba Medika.
Mutaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi . Jakarta : Salemba Medika.
Nurarif, Amin Huda,dkk. 2015.Keperawatan kardiovaskuler. Jakarta : Salemba
Medika.
Potter, A Pactricia. 2016. Pengkajian Kesehatan Jilid 3. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Sari, novitanimala.2017. DEEP BREATHING EXERCISE DAN ACTIVE RANGE
OF MOTION EFEKTIF MENURUNKAN DYSPNEA PADA PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE.VOL 2.Nomor 2 November 2017
https://media.neliti.com.
Udjianti, Wajan Juni.2014. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba
Medika
74
P