Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN


DENGAN MASALAH HIPERTENSI

DISUSUN OLEH

NAMA : ILHAM ALWI


NIM : PO713201181021
KELAS : 3.A

CI INSTITUSI

BAHARUDDIN S.Pd.M. M.Kes

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN DIII KEPERAWATAN
PERIODE 2020/2021
A. KONSEP DASAR MASALAH KESEHATAN
1. PENGERTIAN
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung. Tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi
tekanan darah, makin besar resikonya. (sylvia A.price,2015)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi
ketika pembuluh darah terus-menerus mengalami peningkatan tekanan
(WHO,2015)
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan
140mmHg dan tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan
90mmHg atau mengkonsumsi obat anti hipertensi (Guyton, 2007)
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik
140mmHg atau lebih dan tekanan diastolik 120mmHg. Hipertensi
sebagai suatu peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg. Hipertensi sebagai
suatu keadaan saat terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
140mmHg atau lebih, dan tekanan darah diastolik 90mmHg atau lebih.
(setiati siti, 2015)

2. ETIOLOGI
a. Hipertensi Esensial (primer)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin
dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol, dan polistemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan esstrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan
(Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis dan
Nanda Nic-Noc, 2015)

3. KLASIFIKASI
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :
Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal 120 - 129 80 – 84
High Normal 130 -139 85 – 89
Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 -159 90 -99
Grade 2 (sedang) 160 - 179 100 -109
Grade 3 (berat) 180 - 209 100 -109
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Menurut European Society of Cardiology :


Kategori Tekanan Sistolik Tekanan
(mmHg) Diastolik
(mmHg)
Optimal < 120 Dan < 80

Normal 120 – 129 dan/atau 80 – 84

Normal 130 -139 dan/atau 85 – 89


tinggi
Hipertensi 140 -159 dan/atau 90 – 99
derajat I
Hipertensi 160 -179 dan/atau 100 – 109
derajat II
Hipertensi ≥ 180 dan/atau ≥ 110
derajat III
Hipertensi ≥ 190 Dan < 90
Sistolik
terisolasi

Sementara itu, seorang bapak ilmu penyakit dalam. NM


Kaplan memberikan batasan atau ukuran-ukuran tertentu dalam
memutuskan orang dikatakan hipertensi atau tidak. Batasan ini
didasarkan terutaman pada perbedaan usia dan jenis kelamin masing-
masing orang. Kaplan membuat ketentuan semacam ini :

a. Seorang pria yang berusia < 45 tahun dapat dikatakan menderita


hipertensi apabila tekanan darahnya pada waktu istirahat >
130/90 mmHg
b. Seorang pria yang berusia > 45 tahun juga dapat dikatakan
hipertensi apabila tekanan darahnya > 145/95 mmHg

c. Bagi seorang wanita yang tekanan darahnya > 160/95 mmHg


maka dinyatakan hipertensi.
(Santoso, 2010)
Menurut Nugroho (2008) hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besarr dari 90
mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Menurut Susanto (2010) klasifikasi tekanan darah manusia:
Kategori Tekana Diastolik Tekanan
mmHg Sistolik
mmHg

Tensi optimal < 120 < 80

Tensi normal < 130 < 85

Tensi normal tinggi 130 – 139 85 – 89

Hipertensi ringan 140 – 159 90 – 99

Hipertensi sedang 160 – 179 100 – 109

Hipertensi berat 180 – 209 110–


119
Hipertensi maligna >210 >120

Joint National Committee on Prevention, Detection, Evalution, and


Treatment on High Blood Pressure 6 (JNC 6)
Membagi kriteria hipertensi berdasarkan tiga derajat, tetapi dengan
banyaknya komplikasi yang timbul, batasan kriteria tersebut
dipersempit (Aziza L, 2007)

Kategori TD (mmHg)

Optimal < 120/80

Normal 120 – 129/80 – 84


Borderline 130 – 139/85 – 89

Hipertensi ≥ 140/90

Stadium 1 140 – 159/90 – 99

Stadium 2 160 – 179/100 – 109

Stadium 3 ≥ 180/110
4. PATOFISIOLOGI
5. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur
1) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun

(Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


dan Nanda Nic-Noc,2015)

6. KOMPLIKASI
Menurut (Ardiansyah,2012) tekanan darah yang terus-menerus tinggi
dan tidak terkontrol dapat mennimbulkankomplikasi padda organ-
organ tubuh yaitu sebagai berikut :
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi diotak
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh otak, stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya menjadi
berkurang, arteri-arteri otak yang mengalami arteroskleorosis dapat
melemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya
aneurisma.
b. Infark miokardium
Dapat juga terjadi infark miokardium apalagi arteri koroner yang
mengalami aterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium dan apabila terbentuk trombus yang dapat
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena
terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan
oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dapat terjadi iskemia
jantung yag menyebabkan infark
c. Gagal ginjal
Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler glomelurus. Dengan rusaknya
glomelurus darah akan mengalir ke unit fungsional ginjal, neuron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Dengan rusaknya membrane glomelurus protein akan
keluar melalui urine sehngga tekanan osmotic keloid plasma
berkurang, hal ini menyebabkan edema yang sering dijumpai pada
hipertensi kronik
d. Ensafalopati (kerusakan otak)
Ensafalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan yang sangat tinggi
akibat kelainan ini menyebabkan penekanan pada kapiler dan
mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan
saraf akibat neuron-neuron dosekitarnya menjadi kolaps dan terjadi
koma serta kematian.

7. PENATALAKSANAAN
Menurut Wahdah, 2011 penatalaksanaan dalam hipertensi dibagi
dalam 2 golongan
a. Pengobatan non farmakologis
1) Penurunan berat badan
2) Olahraga
3) Mengurangi asupan garam
4) Tidak merokok
5) Hindari stress
6) Pemberian terapi relaksasi benson (yanti,2012)
b. Pengobatan farmakologis
Ada beberapa golongan obat anti hipertensi, pada dasarnya
menurunkan tekanan darah dengan cara mempengaruhi jantung
atau pembuluh darah atau keduanya. Pengobatan hipertensi
biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat
1) Diuretic tablet hydrochlorothiazide (HTC), lasix (Furosemide).
Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses
pengeluaran cairan tubuh via urin. Tetapi karena potasium
berkemungkinan terbuang dalam cairan urin, maka pengontrol
konsumsi potasium harus dilakukan.
2) Beta – blockers atenolol (tenorim). Capoten (captopril)
merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan
tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung ddan
memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
3) Calcium channel blockers norvasc (amlopidine)
4) Angiotensinconverting enzyme (ACE) merupakan salah satu
obat yang bisa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau
hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
melebar pembuluh darah

B. Pemenuhan kebutuhan dasar


Pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan hipertensi adalah :
1. Kebutuhan keamanan
a. Definisi keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis
atau bisa juga keadaan amman dan tentram(perry&potter,2006)
Kebutuhan akan keamanan atau keselamatan adalah kebutuhan
untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap
keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman
mekanis, kimiawi, retmal, bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan
terkait denngan konteks fisiologi dan hubungan interpesonal.
Keamanan fisiologis berkaitan dengan suatu yang mengancam
tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau
imajinasi (mis, penyakit,nyeri,cemas dan sebagainya). Dalam
konteks hubungan interpesonal bergantung pada banyak faktor,
seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol
masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang konsisten
dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang
disekitarnya dan dilingkungannya. Ketidaktauan akan sesuatu
kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman. (Asmadi,2005)
b. Klasifikasi kebutuhan keselamatan atau keamanan
1) Keselamatan fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan
mengurangi atau mengeluarkan ancaman pada tubuh atau
kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,
bahaya, atau pemanjaan pada lingkungan. Pada saat sakit,
seorang klien mungkin rentanerhadap komplikasi seperti
infeksi,oleh karena itu bergantung pada profesional dalam
sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan. Memenuhi
kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih
dahulu diatas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya,
seorang perawat mungkin perlu melindungi klien disointasi
dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan
perawatan untuk memenuhi kebuthan nutrisi.
(potter&perry,2005)
2) Keselamatan psikolois
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia
harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain,
termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi perawatan
kesehatan. Seorang harus mengetahui apa yang diharapkan dari
prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai
dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman
keselamatan psiologis pada pengalaman yang baru dan yang
tidak dikenal. (potter&perry,2005)
orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi
kebutuhan keselamatan fisik dan psikologis mereka tanpa
bantuan dari profesional pemberi perawatan kesehatan.
Bagaimanapun, orang yang sakit atau cacat lebh renta untuk
terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga intervensi
yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi
mereka dari bahaya (potter&perry,2005)
3) Lingkup kebutuhan keamanan atau keselamatan
Lingkup klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan
kelangsungan hidup klien.

2. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,
kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan
mempengaruhi kemampuan seseorang.
a. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasann
yang tidaj berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak
mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan
karbondioksida
b. Kelembaban
Kelembaban akan mempengruhi kesehatan dan keamanan klien,
jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan
terevaporasi dengan lambat
c. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau
benda yang dapat menyebabkan kondisi yang tidak bersih akan
meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
d. Cara meningkatkan keamanan
1) Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri
2) Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
3) Mengunci roda kereta dorong ssaat berhenti
4) Penghalang sisi temmpat tidur
5) Bel yang mudah dijangkau
6) Meja yang mudah dijangkau
7) Kereta dorong ada penghalangnya
8) Kebersihan lantai

3. Kebutuhan aman dan nyaman : Nyeri


Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul
bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut.(guyton
hall,1997)
a. Nyeri akut
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mmelaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat.awitan nyeri ankut biasanya
mendadak, durasinya singkat kurang lebih dari 6 bulan
b. Nyeri kronik
Adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yanng
berlangsung terus menerus, akibat keganasan dan non keganasan
atau intermiten selama 6 bulan atau lebih
c. Mual
Adalah keadaan dimana individu mengalami suatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang
tenggorokan epigastrium atau seluruh abdomen yang mungkin
tidak menimbulkan muntah
d. Fisiologi nyeri
Anatara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri
terhadap empat proses tersendiri : transduksi,transmisi,modulasi
dan persepsi
1) Tranduksi nyeri adalah proses rangsangan yang menganggu
sehinga menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri
2) Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran implus nyeri dari
tempat terinduksimelewati saraf perifer sampai termal di medula
spinalis dan jaringan neuron-neuron pemacar yang naik dan
medula spinalis ke otak.
3) Medulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf mellalui jalur-jalur
saraf desendens dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi
nyeri yang setinggi medula spinalis. Medulasi juga melibatkan
faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan
aktivitas direseptor nyeri aferen primer
4) Presepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang
bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktifitas transmisi nyeri oleh
saraf.
e. Jenis nyeri
1) Nyeri perifer
2) Nyeri superfisial, yakni rasa nyeri muncul akibat rangsangan
pada kulit dan mukosa
3) Nyeri viseral yakni rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi
pada reseptor nyeri di rongga kranium dan toraks
4) Nyeri ahli yakni nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang
jauh dari jaringan penyebab nyeri
5) Nyeri sentral nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula
spinalis, batang otak, dan talamus
6) Nyeri psikogenik nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya.
Dengan kata lain, nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita
sendiri. Seingkali, nyeri ini muncul karena faktor psikologis,
bukan fisiologis
7) Skala nyeri
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri tapi masih bisa dikontrol
10 Sangat nyeri tidak bisa dikontrol

C. Asuhan keperawatan keluarga


A. Konsep keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah kesatuan dari orang orang yang terikat dalam
perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu
rumah. (Friedman 1998)
a. Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,
sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam
inteleransi social, peran dan tugas.
(Spredley, 1996 dalam Murwani, 2008)
b. Keluarga adaalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkaawinan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga,berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam perannya masing – masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
(Salvicion G. Bailon & Aracelis Maglaya (1989)
Dari beberapa definisi dapat disimpulkan keluarga adalah beberapa
individu yang tinggal dalam sebuah keluarga yang mempunyai
ikatan perkawinan, ada hubungan keluarga, sanak famili, maupun
adopsi bersama sesuai dengan tujuan keluarga tersebut.
2. Tipe keluarga
Menurut Murwani (2008) tipe keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami,istri dan anak (kandung atau angkat)
2) Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah, misal kakek,nenek,
paman dan bibi
3) Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak
4) Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat), kondisi ini
dapat oleh perceraian/kematian
5) Singe adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misal seorang yang telah dewasa kemudian
tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)
b. Tipe keluarga non tradisional
1) The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah
2) The stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri
3) Commue family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman
yang sama
4) The non matrial heterosexual cohibitang family yaitu keluarga
yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami istri (matrial
partners).
6) Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup dilluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.\
7) Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa
menggunakan alat rumah tangga bersama yang saling merasa
sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anak.
8) Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan
atau nilai-nilai hidup bersama atau berdekatan satu sama
lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
berssama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anak.
9) Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak
ada hubungan kleuarga atau saudara ddidalam waktu
sementara, pada saat orrang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
aslinya
10) Homeless family yaitu keluarga yang membentuk dan tidak
mendapatkan perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
11) Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupan

Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan


ikatan perkawinan.Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan,
sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh
perkawinan.
3. Struktur keluarga
Struktur keluarga menurut Mubarak (2009) yaitu :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki
kekuatan, komunikasi keluarga bagi pengirim : memberikan pesan,
memberikan umpan balik dan valid.
b. Struktur peran
Merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai denan
posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Merupakan kemampuan dari individu untuk mengontrol,
mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah
perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan
keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
4. Peran keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku darri keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga yaitu :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosial, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
d. Peran kakek/nenek
Peran kakek/nenek dalam keluarga adalah
1) Semata-semata hadir dalam keluarga
2) Pengawal (menjaga dan melindungi bila diperlukan)
3) Menjadi hakim (arbritrator), negosiasi antara anak dan orang
tua
4) Menjadi partisipan aktif, menciptakan keterkkaitan antara,
masa lalu dengan sekarang serta masa yang akan datang
e. Peran formal
Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang
standar terdapat dalam keluarga. Peran dasar yang membentuk
posisi sebagai suami-ayah dan istri-ibu adalah peran sebagai
provider (penyedia) : pengatur rumah, memberikan perawatan,
sosialisasi anak, rekreasi persaudaraan (memelihara hubungan
keluarga paternal dan maternal)
f. Peran informal
Yaitu suatu peran yang bersifat implisit (emosional) biasanya tidak
tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan emosional individu
Dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga, peran-peran
informal mempunyai tuntunan yang berbeda, tidak perlu dan
didasarkan pada atribut-atribut kepribadian anggota keluarga
individual. Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat
mempermudah pelaksanaan peran-peran formal.
5. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1999), lima fungsi dasar keluarga adalah sebagai
berikut.
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta
saling menerima dan mendukung.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,
tempat anggota keluarga berinteraksi soaial dan belajar berperan
dilingkungan sosial.
c. Fungs reproduksi
Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan, dan papan
e. Fungsi perwatan kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan.
6. Tahap perkembangan keluarga dan Tugas perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga menurut friedman (1998) :
1) Tahap I : keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan
perpinndahan dari keluarga asal atau lajang ke hubngan baru
yang intim
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak berumur 30
bulan. Bbiasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran
anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran
terhadap bayinya biasanya berkurang setelah bebehari, karena
ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba
berselisih dengan semua peran-peran mengasyikan yang telah
dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit
karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
3) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah tahap ketiga
siklus kehidupan keluarga di mulai ketika anak pertama berusia
2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi
suami-ayah, istri-ibu, anak laki-laki-saudara, anak perempuan-
saudari. Keluarga majemuk dan berbeda.
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun
dan mulai masuk sekoolah dasar dan berakhir pada usia 13
tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai
jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir
tahap ini.
5) Tahap V : dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima
dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung
selama 6 hingga 7 tahun meskipun tahap ini dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama
jika anak masih dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
6) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada
berapa banyak anak yang adda dalam rumah atau barapa
banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
7) Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuah dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia
pertengahan dari bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan pada tahap ini biasanya dimulai
ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada
saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
8) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia tahap
terakhir siklus kehidupan keluarga diimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal.
b. Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembanga keluarga menurut Friedman (1998) yaitu:
1) Tahap I : Keluarga pemula
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua)
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga.)
b) Rekonsilisasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuan anggota keluarga.
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek-nenek
3) Tahap III : Keluarga dengan usia pra sekolah
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah,
ruang bermain, privasi, keamanan.
b) Mensosialisasikan anak
c) Mengintegrasikan anaka yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.
d) Memperhatikan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak)
dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas)
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
a) Membantu sosialisasi annak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
b) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin
meningkat
d) Meningkatnya komunikasi terbuka
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-
anak
6) Tahap VI : Keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa
muda
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7) Tahap VII : Orang tua usia pertengahan
a) Mempertahankan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
teman sebaya dan anak-anak
c) Meningkatkan keakraban pasangan
8) Tahap VIII : Keluarga dengan masa pensiun dan lansia
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenagkan
2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman dll
3) Mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakuakan “ Live Review ”
7. Peran perawat keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga
perlu memerhatikan prinsip-prinsip berikut :
a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif
b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan
keluarga
c. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap
perkembangan keluarga
d. Menerima dan mengakui struktur keluarga
e. Menekankan dengan kemampuan keluarga.
1) Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut
a) Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga, terutama untuk
memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang memiliki masalah kesehatan
b) Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan,
perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan
keperawatan yang komprehensif. Pelayanan keeperawatan
yang berkesinambungan diberikan untuk menghindari
kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan
(puskesmas dan rumah sakit).
c) Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan
keperawatan diberikan kepada keluarga melalui kontak
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki
masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga
yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga secara
komprehensif.
d) Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat
melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga
melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap
keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan
rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atauu
secara mendadak.
e) Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai
advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga
sebagai klien.
f) Sebagai fasilitator, perawat dapat menjadi tempat bertanya
individu, keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah.
g) Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk
dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarga.

A. Konsep proses keperawatan keluarga


1. Pengkajian keperawatan
a. Pengkajian keluarga
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,
mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk
mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga.
b. Model pengkajian
Asumsi yang mendasarinya adalah keluarga sebagai sistem sosial,
merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Friedman
memberikan batasan 6 kategori dalam memberikaan pertanyaan-
pertanyaan aat melakukan pengkajian :
1) Data pengenalan keluarga
2) Riwayat dan tahapan perkembanga keluarga
3) Data lingkungan struktur keluarga
4) Fungsi keluarga
5) Koping keluarga
c. Tahapan-Tahapan pengkajian
Penjajakan I
1) Data umum
a) Identitas kepala keluarga
b) Nama kepala keluarga
c) Umur kepala keluarga
d) Pekerjaan kepala keluarga
e) Pendidikan kepala keluarga
f) Alamat dan nomer telpon
2) Komposisi kepala keluarga
a) Nama
b) Umur
c) Gender
d) Agama
e) Hubungan dengan kk
f) Pendidikan
g) Pekerjaan
d. Genogram
Genogram harus mencapai 3 generasi, harus tertera nama, umur,
kondisi kesehatan tiap keterangan gambar dengan simbol berbeda.
Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Tinggal serumah :

Pasien yang diindentifikasi :

Kawin :

Cerai :

Anak abdosi :

Aborsi atau keguguran :

Anak kembar :
e. Tipe keluarga
f. Suku bangsa
1) asal suku bangsa keluarga
2) bahasa yang dipakai keluarga
3) kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang
dapat mempengaruhi kesehata
g. Agama
1) Agama yang dianut keluarga
2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
h. Status sosial ekonomi keluarga
1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
3) Tabungan khusus kesehatan
4) Barang (harta benda yang
dimiliki
keluarga(prabotan,transpotasi)
5) Aktifitas rekreasi keluarga
i. Riwayat dan tahap perkembangan
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukkan dengan
anak tertua)
a) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
(1) Riwayat keluarga inti
(2) Riwayat terbentuknya keluarga inti
(3) Penyakit yang diderita keluarga orang tua
(4) Riwayat keluarga sebelumnya
(5) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di
keluarga
(6) Riwayat kebebasan/ gaya hidup yang mempengaruhi
di keluarga
j. Lingkungan
1) Ukuran rumah
2) Kondisi dalam dan luar rumah
3) Kebersihan rumah
4) Ventilasi rumah
5) Saluran pembuangan air limbah
6) Air bersih
7) Penggolaan sampah
8) Kepemilikan rumah
9) Kamar mandi/wc
k. Denah rumah
l. Struktur keluarga
1) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki
kekuatan, komunikasi keluarga bagi pengirim : memberikan
pesan, memberikan umpan balik dan valid.
2) Struktur peran
Merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai denan
posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal.
3) Struktur kekuatan
Merupakan kemampuan dari individu untuk mengontrol,
mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
4) Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma
adalah perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu,
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar
keluarga.
m. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta
saling menerima dan mendukung.
2) Fungsi sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,
tempat anggota keluarga berinteraksi soaial dan belajar
berperan dilingkungan sosial.
3) Fungs reproduksi
Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
4) Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti sandang, pangan, dan papan
5) Fungsi perwatan kesehatan
Adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan.
n. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta
kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi fungsional : adakah cara kkeluarga mengatasi
masalah secara maladatif
o. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga
2) Terhadap tugas kesehatan yang ada
3) Data tambahan
p. Pemeriksaan fisik
1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, mata, mulut,
tht, leher, thorax, abdomen, ekstermitas atas bawah, sistem
genetalia
4) Kesimpullan dari hasil pemeriksaan fisik
Penjajakan II
Adapun ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diantaranya :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3. Ketidakmampuan keluarga merawat annggota keluarga
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi Lingkungan
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
2. Analisa data
Analisa data merupakan kegiatan pemiihan data dalam rangka proses
klarifikasi dan validasi informasi mendukung penegakan diagnosa
keperawatan yang akurat.
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan umpulan pernyataan uraian dari
hasil wawancara, pengmatan langsung dan pengukuran dengan
menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,
sampai masalah aktual .Diagnosa keperawatan keluarga yang
dikembangkan adalah diagnosis tunnggal yang hampir serupa dengan
diagnosis keperawatan dirumah sakit. Diagnosis keperawatan rga
terdiri dari tiga kompnen, yaitu masalah, etiologi, serta tanda dan
gejala. Etiologi untuk diagnosis keperawatan keluarga adalah salah
satu lima tugas keluarga yang paling dominan menyebakan masalah
keperawatan tersebut. Sebagai contoh, risiko gangguan tumbuh
kembang pada balita x berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memenuhi kebutuhan nutrisi yang seimbang dalam merawat anggota
keluarga.
Tipe diagosa keperawatan keluarga
a. Aktual
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang
jelas mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi.
Contoh :
1) tidak efektifnya bersihan jalan nafas
2) Gangguan pola nafas
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
5) Perubahan pola istirahat tidur
6) Kurang pengetahuan
7) cemas
b. Resiko tinggi
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada
timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditanggani.
Contoh :
1) Risko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuuhan tubuh
2) Resiko tinggi injuri
3) Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang
c. Potensial
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin menngkat
lebih optimal
Contoh :
1) Potensial peningkatan proses keluarga
2) Potensial kehamilan dengan status kesehatan normal
3) Sindrom
4) Kemungkinan
d. Priorita masalah
1) Kriteria
2) Bobot
3) Pembenaran
No Kriteria masalah Nilai Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala:
Aktual 3
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan 2
masalah untuk
diubah
skala :
mudah 2
sebagian 1
tidak dapat 0

3. Potensial masalah 1
untuk dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya 1
masalah
Skala :
Segera diatasi 2
Tidak segera 1
diatasi 0
Tidak dirasakan

Skoring :
1. Skor/angka tertinggi dikalikan dengan bobot
2. Jumlahkan skor
3. Skor tertinggi menjadi prioritas masalah

Dalam menentukkan skor yang tepat berdasarkan potensi


masalah untuk dapat dicegah, kita perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.

1. Berhubungan dengan beratnya masalah, prognosis atau


potensi untuk diubah.
2. Lamanya masalah, berkaitan dengan jangka waktu,biasanya
bila masalah sudah berlangsung lama, makin sulit untuk
diubah
3. Tindakan yang tepat, makin tepat tindakan makin baikuntuk
mencegah atau mengatasi masalah
4. Pada kelompok resiko tinggi, masalah mungkin makin sulit
untuk dicegah

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki


maslah keperawatan keluarga adalah sebagai beriut.

1. IPTEK keperawatann yang ada saat ini untuk mengatasi


masalah
2. Sumber dana keluarga dalam bentuk uang, fisik, dan tenaga
3. SDM keperawatan dalam bentuk IPTEK keperawatan yang
dikuasai oleh perawat keluarga saat ini termasuk
keterampilan dan waktu yang tersedia bila tindakan
dilaksanakan
4. Sumber daya komunitas dalam bentuk fasilitas kesehatan,
organisasi masyarakat, dan dukungan masyarakat.
4. Perencanaan
Suatu proses merumuskan tujun yang diharapkan sesuai prioritas
masalah keperawatan keluarga, memilih strategi keperawatan yang
tepat, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga
sesuai kebutuhan klien.
Indikasi intervensi
Wright dan leahey dalam Friedman (1998) menganjurkan bahwa
intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan pada:
a. Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota
keluarga lainnya
b. Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak
pada angggota keluarga lainnya
c. Anggota keluarga yang mendukung permasalahan kesehatan yang
muncul
d. Salah satu anggota keluarga keluarga menunjukkan perbaikan atau
kemunduran dalam status kesehatan
e. Anggota keluarga yang didiagnosis penyakit pertama kali
f. Perkembangan anak atau remaja secara emosionall
g. Keluarga dengan penyakit kronik
h. Keluarga dengan penyakit mematikan
1) Klasifikasi intervensi
Friedman (1998) memberikan gambaran berkaitan dengan
klasifikasi intervensi antara lain :
a) Suplemental
Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan
secara langsung pada keluarga sebagai sasaran
Contoh :
(1) Imunisasi pada balita
(2) Imunisasi TT pada bu hamil
(3) Perawatan luka pada anggota keluarga DM
(4) Pembelajaran pembuatan obat tradisional untuk klien
dengan hipertensi
b) Fasilitatif
Intervensi ini terkait dengan rencana dalam memperoleh
pelayanan medis, kesejahteraan sosial dan transportasi
c) Developmental
Intervensi ini terkait dengan renvana perawat membantu keluarga
dalam kapasitasnya untk menolong dirinya sendiri dengan kekuata
dan sumber pendukung yang terdapat pada keluarga
2) Menetapkan tujun intervensi
a) Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada
pencapaian akhir sebuah masalh, dimana perilaku dari yang
merugikan kesehatan kearah perilaku yang menguntungkan
kesehatan
Contoh : setelah dilakukan kunjungan keluarga pemenuhan
nutrisii pada An. B dengan malnutrisi kembali optimal
b) Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada
pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan
Contoh : setelah dilakukan tindakan selama 1x45 menit
diharapkan keluarga mampu
(1) Menyebutkan arti gzi
(2) Menyebutkan arti kurang gizi
(3) Menyebutkan jenis-jenis makanan yang bergizi
(4) Menyebutkan penyebab malnutrisi pada anak
c) Menetapkan intervensi
(1) Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada
pemecahan masalah
(2) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh
keluarga
(3) Rencana tindakan yang diibuat berdasarkan masalah
kesehatan
(4) Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan
(5) Rencana tindakan keperawatan dapat dilakukan secara terus
menerus oleh keluarga
d) Domain intervensi
Menurut Calgary ada tiga domain yang bisa digunakan dalam
menyusun intervensi
1) Domain kognitif
Intervensi dengan domain kognitif ditunjukan untuk
memberikan informasi, gagasan, motivasi dan saran kepada
keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga
2) Domain afektif
Intervensi ini ditunjukkan membantu keluarga dalam berespon
emosional, sehingga dlam keluarga terdapat perubahan sikap
terhadap masalah yang dihadapi
3) Domain psoikomotor
Intervensi ini ditunjukkan untuk membantu anggota keluarga
dalam perubahan perilaku yang merugikan ke prilaku yang
mengguntungkan.
5. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaanyang telah
disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi
keperawatan keluarga antara lain :
a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat
b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas
masalah
c. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan
sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan
d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah
terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai
bentuk tanggung gugat dan bertanggug jawab profesi
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan keluarga.
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat
tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncana perawatan.
Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu :
a. Tujuan tidak realistis
b. Tindakan keperawatan tidak tepat
c. Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
1) Evaluasi kuantitatif
Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan
atau kegiatan yang telah diberikan, misalnya: jumlah imunisasi,
kunjunngan ANC pada ibu hamil. Evaluasi kuantitatiif
kelemahannya hanya mementingkan jumlah, padahal belum
tentu banyaknya kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus
dengan hasil yang memmuaskan
2) Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada :
a) Evaluasi struktur
Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan
dalam suatu kegiatan
Contoh :
(1) Penguasaan materi bagi petugas
(2) Sumbersumber keluarga
(3) Penyediaan media untuk keluarga
(4) Tersedianya tempat
b) Evaluasi proses
Evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung
Contoh :
(1) Penyuluhan sesuai dengan strrategi penyampaian
(2) Waktu pelaksanaan tepat
(3) Keluarga antusias saat penyuluhan berlangsung
c) Evaluasi hasil
Merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan
Contoh :
(1) Keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian ISPA
dengan menggunakan bahasa sendiri
(2) Keluarga mampu mendemonstrasikan cara mengompres
yang benar
(3) Keluarga mampu membuat obat tradisional berupa
rebusan daun salam untuk hipertesi
3) Catatan perkembangan
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan
indikator keberhasilan tindakan keperawatan yang diberikan
pada keluarga oleh petugas kesehatan. Karakteristik evaluasi
dengan pedoman SOAP memberikan tuntunan pada perawat
dengan uraian sebagai berikut :
a. Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain
tentang perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau pun
kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan
b. Objektif
Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi,
palpasi, perkusi atau auskultasi sehingga dapat dilihat
kemajuan atau keunduran pada sasaran perawatan sebelum
dan setelah diberikan tindakan keperawatan
c. Analisa
Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah
keperawatan dapat tertanggulangi
d. Planing
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan meruupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak
rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi
bagiperawat

Anda mungkin juga menyukai