No induk : 1201816027
Mata kuliah : Hukum Perburuhan &
Ketenagakerjaan
Dosen : Novita Alfiani, S.H., M.H
Contoh kasus penyelesaian hubungan industrial yang dianalisis dan diberikan kritik serta
saran akademik :
( Contoh kasus )
Kontrak kerja tersebut juga mencantumkan masa percobaan kerja (masa orientasi). SIS
menyatakan Francois tak lulus masa orientasi itu. Padahal jelas tercantum di pasal 58 angka 1
UU No.13 Tahun 2003 PWKT tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. Di
angka 2 tegas dijelaskan apabila diisyaratkan masa percobaan kerja dalam PKWT maka masa
percobaan kerja yang diisyaratkan batal demi hukum.
PHK dilakukan secara sepihak tanpa adanya surat peringatan terlebih dahulu. Padahal
menurut pasal 161 angka 1 pengusaha dapat melakukan PHK setelah pekerja yang
bersangkutan diberikan surat pemanggilan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut.
Dalam hal ini Francois sama sekali tidak diberi surat peringatan dan langsung di PHK.
Dalam melaksanakan PHk ini Pihak SIS tidak melakukan segala upaya yang harus
dilaksanakan agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja, selain itu maksud pemutusan
hubungan kerja tersebut tidak dirundingkan terlebih dulu oleh pihak SIS dan Francois, dan
pengusaha (SIS) hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja setelah
memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industria. Kalaupun
ingin melakukan PHK seharusnya pihak SIS harus melalui proses PHK yang diatur oleh
undang-undang sebagaimana diatur dalam pasal 151 UU No. 13 Tahun 2003.
Selain itu kesalahan Francois bukanlah termasuk kedalam kesalahan berat yang menyebabkan
pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh, sebagaimana diatur
dalam Pasal 158 UU No. 13 Tahun 2003.
Pembuatan kontrak kerja yang dibuat secara PKWT terhadap tenaga pendidk tidak sinkron
pula terhadap hak para pendidik untuk mendapat jaminan kesejahteraan social yang memadai
sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 40 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Dengan
pembuatan kontrak kerja secara PKWT terhadap pendidik seperti tidak menghargai peran-
peran tenaga pendidik dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.
Kemudian hal-hal yang diatur dalam kontrak kerja apabila ada ketidaksesuaian dengan
peraturan lebih atas yang berlaku sebaiknya dibatalkan karena akan menimbulkan banyak
problema seperti yang terjadi pada kasus ini.
( Kritik )
Pihak francois harus lebih berani menggugat sis karena francois bukanlah termasuk kedalam
kesalahan berat yang menyebabkan pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh
( Saran )
Sebaiknya pihak francois dan sis melakukan mediasi terlebih dahulu, lalu apabila saat
mediasi tidak ada titik temu lebih baik maka pihak francois langsung saja melanjutkan
gugatan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Jakarta dengan berpegang teguh pada Pasal
158 UU No. 13 Tahun 2003.