Oleh:
NAMA : ANANDA RIZKY AMELIA
NIM : F2181191003
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmadNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul Menentukan
Determinan Matriks Bentuk Khusus n × n ,n ≥ 3, Melalui Metode Salihu
1. Bapak Dr. Hamdani, M.Pd yang telah membimbing saya selama satu
semester.
2. Ibu Dr. Silvia Sayu, M.Pd yang telah membimbing saya selama satu
semester.
3. Bapak Dr. Ahmad Yani T, M.Pd yang telah membimbing saya selama
satu semester
4. Teman-teman sejawat, Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas
Tanjungpura Pontianak yang sering bertukar pikiran.
5. Rekan-rekan guru disekolah SMA N 1 Siantan ,dan semua pihak yang
membantu saya yang tak bias disebutkan satu persatu.
Makalah ini tentulah masih jauh dari sempurna untuk itu sudilah kiranya bapak/
ibu/ saudara pembaca memberikan saran dan kritiknya yang membangun agar
diperoleh hasil yang sempurna.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi berbagai pihak
dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabang ilmu matematika yang memuat aljabar salah satunya
materi matriks. Matriks adalah himpunan skalar yaitu terdapat bilangan riil
atau bilangan kompleks yang susunannya berbentuk segi empat siku-siku
menurut baris (garis horizontal) dan kolom (garis vertical) (Howard,1991:
65). Bilangan-bilangan yang disusun atau dijajarkan berdasarkan aturan
disebut entri dari sebuah matriks. Susunan bilangan seperti ini dapat
ditemui dalam berbagai ilmu matematika yang berbentuk seperti
transformasi linear ataupun sistem persamaan linear.
Teori yang berkaitan dengan matriks dikembangkan pertama kali
oleh Arthur Cayley pada tahun 1857. Pada materi matriks terdapat sub-sub
materi, salah satunya yaitu determinan. Determinan muncul pertama kali
di Negara Jepang dan di Negara Eropa dengan waktu bersamaan, tetapi
yang lebih dulu menpublikasikan tentang determinan di Negara Jepang
adalah Seki Kowa. Seki Kowa menulis buku yang berjudul ”Method of
Solving the dissimulated problems” yang memuat matriks pada tahun
1683 (Siregar, 2018: 1).
Carl F. Gauss (1777-1855) adalah seseorang yang pertama kali
menggunakan determinan dalam bentuk kuadrat pada Disquisitiones
arithmeticae (1801). Sedangkan yang menemukan aturan untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan determinan berukuran
ordo 3 x 3 biasa disebut skema Sarrus adalah Pierre Feferic Sarrus (10
Maret 1798 – 20 November 1861) (Howard, 1991). Untuk menentukan
determinan dari suatu matriks dapat digunakan dengan berbagai cara
seperti: aturan segitiga, metode minor kofaktor, reduksi baris, aturan
Sarrus, metode Chio, dan metodei Dodgson. Pada makalah Ilmiah ini
4
metode yang akan digunakan adalah metode Salihu. Metode Salihu
merupakan metode yang digabungkan antara metode kondensasi Dodgson
dan metode kondensasi Chio.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
membahas cara “Menentukan Determinan Matriks Bentuk Khusus
n × n ,n ≥ 3 melalui Metode Salihu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis, maka
masalah yang akan dibahas pada makalah Ilmiah ini adalah Bagaimana
menentukan determinan matriks dengan bentuk khusus n × n ,n ≥ 3 melalui
metode Salihu?
C. Batasan Masalah
Batasan permasalahan dalam pembahasan makalah Ilmiah ini adalah
sebagai berikut:
1. Matriks yang akan digunakan adalah matriks persegi
2. Matriks yang berordo 4x4 dan 5x5 dengan setiap entri-entri pada
matriks .
D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah untuk menentukan determinan
matriks dengan bentuk khusus n × n ,n ≥ 3 melalui metode Salihu.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Determinan Matriks
Determinan merupakan perhitungan matriks yang berbentuk bujur sangkar
atau berbentuk segi empat siku-siku. Sebelum membahas yang lebih
lanjut, perlu diketahui definisi-definisi yang merupakan bagian-bagian
penting untuk menghitung determinan matriks.
Definisi 2.1 (Howard, 1991: 41)
Himpunan bulat positif dari sebuah permutasi adalah susunan bilangan-
bilangan bulat yang menurut aturan tertentu “tanpa menghilang” atau
“tanpa mengulangi” pada bilangan bulat.
Definisi 2.2 (Howard, 1991: 42)
Apabila sebuah bilangan bulat positif yang lebih besar mendahului sebuah
bilangan yang lebih kecil akan mengaikbatkan sebuh inversi pada suatu
permutasi.
Definisi 2.3 (Howard, 1991: 43)
Jika banyaknya inversi dalam permutasi genap dinamakan permutasi
genap dalam suatu permutasi. Dan jika banyaknya inversi dalam permutasi
ganjil dinamakan permutasi ganjil dalam suatu permutasi.
Definisi 2.4 (Howard, 1991: 44)
Sebuah hasil perkalian elementer akan bertanda dari A adalah sebuah hasil
perkalian elementer yang dikalikan dengan -1 jika permutasinya ganjil.
Apabila permutasinya genap maka dikalikan dengnan +1
Definisi 2.5 (Howard, 1991: 50)
Diagonal utama adalah matriks yang berbentuk segi empat siku-siku atau
bujur sangkar yang berelemen a 11 ,a 22 , a33 , … , ann.
6
a11 a12 ⋯ a1 n
[ a21 a22 ⋯ a2 n
⋮ ⋮ ⋱ ⋮
an 1 an 2 ⋯ ann
]
Definisi 2.6 (Howard, 1991: 63)
Selisih antara perkalian elemen-elemen pada diagonal utama dengan
perkalian elemen-elemen pada diagonal sekunder disebut determinan
matriks. Dimisalkan determinan dari matriks A dinotasikan dengan det
(A).
a11 a12 ⋯ a1 n
[⋮ ⋮ ⋱ ⋮
an 1 a n2 ⋯ a nn
]
det ( A )= a 21 a22 ⋯ a2 n =∑ ε j1 , j 2 , … , j n , a 1 j , a 2 j , … , an j
1 2 n
7
Misalkan matriks A adalah matriks yang berordo 4 × 4:
[
A= 21
a 31
a 41
a22 a23
a32 a33
a42 a43
a 24
a34
a44
]
Maka determinan interiornya adalah sebagai berikut:
a a
|
(|B|)= 22 23
a32 a33 |
(Rahma, dkk, 2019: 28)
2. Determinan Unik
Determinan unik adalah determinan yang berorde ( n−1 ) ×(n−1) dari
sebuah matriks berorde n × n ,n ≥ 3. Proses perhitungan yang dilakukan
dengan cara menentukan dan menghitung empat determinan unik, yaitu
|C|,| D|,| E|dan|F| yang diperoleh dengan cara menghapus baris terakhir
dengan kolom terakhir, menghapus baris pertama dengan kolom terakhir,
menghapus baris pertama dengan kolom terakhir dan menghapus baris
pertama dengan kolom pertama.
Misalkan matriks A adalah matriks yang berordo 4 × 4:
[
A= 21
a 31
a 41
a22 a23
a32 a33
a42 a43
[
(|C|) = a21
a 31
a 41
a22 a23
a32 a33
a42 a43
a 24 =
a34
a44
]|
a11 a12 a13
|
a21 a 22 a23
a31 a32 a33
[
(|D|)= a21
a31
a41
a22 a 23
a 32 a 33
a 42 a 43
a24
a34
a 44
]|
a12 a13 a14
= a22 a23 a24
a32 a33 a34 |
8
a11 a12 a13 a14
a31
a41
[
(|E|)= a 21 a22 a23
a32 a33
a42 a43
a24
a 34
a 44
]|
a21 a22 a23
= a31 a32 a33
a41 a 42 a 43 |
a11 a12 a13 a 14
[
(|F|) = a21
a 31
a 41
a22 a23
a32 a33
a42 a43
( n−2 ) ×(n−2)≠ 0.
Bentuk umum dari metode Salihu untuk menghitung determinan matriks
berorde n × n adalah sebagai berikut:
|
| A|= a21
a31
a41
a 22 a23
a 32 a33
a 42 a 43
|
a24
=
1
a34 ¿ B∨¿ .¿ ¿
a44
( n−1 ) × ( n−1 ) .
Bukti:
Pertama-tama dimisalkan terlebih dahulu |A| adalah matriks yang memiliki
orde 4 × 4, dan akan dibuktikan bahwa menghitung determinan dengan
metode Salihu.
9
a11 a 12 a13 a12 a13 a 14
| || |
a11
| A|= a21
a31
a41
|
a 12 a13
a 22 a23
a 32 a33
a 42 a 43
a14
a24 =
||
1
| a21 a 22 a23
a31 a 32 a33
a34 a22 a 23 a21 a 22 a23
||
a44 a32 a 33 a31 a 32 a33
a41 a 42 a43 || |
a 22 a23 a 24
a32 a33 a 34
a22 a23 a24
a32 a33 a34
a 42 a43 a44
[ ]
A= 0 3 4 2
3 14 4
1 23 2
Penyelesaian:
1
|A|=
¿ B∨¿ .¿ ¿
10
|A|=
4 0 2 0 2 3
| || |
4
| ||
0
3
1
02
34
14
23
3
2= 1 =
4 3 4
2 1 4 |
0 3 4
0 3 4
3 1 4
|| || |
3 1 4
1 2 3
3 4 2
1 4 4 1
3 4 2 8 5 2 8
1 4 4
2 3 2
Contoh 2:
Misalkan B adalah matriks yang memiliki ordo 5 x 5. Tentukanlah
determinan matriks B
4 0 233
[ ]
0 3 41 2
B= 3 1 4 4 1
1 23 4 2
4 04 1 0
Penyelesaian:
1
|B|=
¿ C∨¿. ¿ ¿
4 02 3 0 23 3
| || |
| |
0 34 1 3 41 2
4 0 2 33 3 14 4 1 44 4
1
4
0
|B|= 3
| || 3
1
23
04
4 12
4 41 =
4 2 3
1
4 1
.
1
0 34
|| | | |
1 0 1 4 4 3 14
2 3 2 1 23
4 04
23 2
1
4
2
1
2
3
1
2
0
32
41
44
32
31
2
2
4
2
0
1 11
7|
= .
−19
−3 1 (
−26|= × −286−
7
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam untuk menentukan determina suatu matriks yang berorde berordo
n × n ,n ≥ 3. Metode Salihu merupakan hasil skema baru yang akan lebih mudah
untuk pelajar dalam memahaminya sehingga pelajar akan lebih mudah dalam
menghitung determinan matriks orde berordo n × n ,n ≥ 3. Selain itu metode
Salihu juga merupakan metode yang alternative dalam menentukan determinan.
Metode Salihu merupakan pengembangan metode Dodgson.
B. Saran
1. Diharapkan cara belajar mahasiswa menjadi lebih baik dan mampu
belajar secara maksimal dengan menggunakan metode Salihu.
12
2. Penulis menyarakan kepada Dosen maupun calon Dosen untuk
menerapkan metode Salihu sesuai dengan materi yang akan
disampaikan.
DAFTAR ISI
13
14