Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kezia

NPM : 201910325500

Kelas : 4B01 - Manajemen

No.1

Pemasaran 1.0: Age of Advertising

Pada awal kemunculan teknologi informasi, perusahaan besar berlomba-lomba untuk menampilkan
brand mereka melalui iklan. Baik itu menggunakan media cetak (koran/majalah), televisi maupun radio.

Model iklan nya pun relatif seragam, penyampaian satu arah, konten pada umumnya hanya berisi
product knowledge, serta hanya fokus pada tampilan, bukan pesan.

Pemasaran 2.0: Digital Marketing

Dengan semakin pesatnya perkembangan internet serta pertumbuhan penggunanya, model marketing
hadir dengan konten-konten digital. Sebutlah e-mail marketing, web marketing, online ads, tidak
terlewat strategi pemasaran bisnis model baru lewat adanya e-commerce.

Pemasaran 3.0: Modern Marketing

Dengan semakin banyaknya pilihan marketing mulai dari jenis konten, penggunaan channel, serta
layanan pelanggan mulai dari yang manual hingga terotomasi, manajemen dan strategi pemasaran hari
ini sangat memungkinkan setiap bisnis untuk selalu engage dengan pelanggannya terlebih secara real-
time.

Semakin banyak pilihan, semakin canggih teknologi, maka itu artinya persaingan juga akan semakin
ketat. Oleh karenanya, metode menggunakan pelanggan Anda sebagai media promosi juga jadi salah
satu kunci utama.
4 Kunci Manajemen Pemasaran di Era Digital

Dengan semakin berkembangnya model pemasaran hari ini, tentu bukan hal yang mudah untuk
memilah dan memilih metode pemasaran yang tepat. Oleh karena itu, Saya akan memberikan 4 bagian
krusial yang akan sangat membantu dalam mengelola marketing di era modern.

Social Media

Harus diakui, media sosial telah merubah pola komunikasi antara brand dengan konsumennya. Media
sosial bukan lagi masalah keindahan gambar, product knowledge, tapi lebih pada seberapa besar
kualitas interaksi yang bisa diciptakan.

Dengan adanya vitur real-time seperti live via Instagram/YouTube, webinar online, serta kanal-kanal
group chat, sangat memudahkan bisnis untuk bisa hadir dalam keseharian customer nya dan tampil apa
adanya. Kedekatan seperti inilah yang akan menjadi kunci keberhasilan pemasaran menggunakan media
sosial yang Anda miliki.

Content Marketing

Tidak banyak orang yang mau membeli produk Anda jika menawarkan produk secara langsung dan
frontal. Adanya content marketing telah mengubah paradigma pemasaran tradisional menjadi lebih
natural.

Dengan adanya pemasaran melalui konten yang useful baik itu infografis, video, atau foto sekalipun,
brand Anda bisa hadir di tengah customer tanpa harus menggunakan tangan perusahaan secara
langsung. Kuncinya hanya bagaimana membuat orang lain suka dengan isi informasi tersebut dan mau
menyebarkannya secara sukarela.

Mobile Mindset

Tren akses internet dari smartphone (mobile web) yang semakin mendominasi dibanding desktop
membuat bisnis manapun harus mulai concern terhadap fenomena ini. Tantangan selanjutnya adalah
bagaimana pemasaran yang dilakukan sesuai dan terintegrasi di semua platform manapun, terlebih
smartphone.

Big Data

Era big data telah memungkinkan para marketer untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai
pelanggannya. Tidak hanya kebutuhan konsumen, bahkan kebiasaan (habit), demografi serta perilaku
konsumen (behavior) juga dapat membantu dalam merumuskan strategi pemasaran yang paling tepat.

konsep manajemen pemasaran

Ilustrasi strategi pemasaran perusahaan

Sebuah perusahaan yang memiliki pengelolaan data yang baik serta pemanfaatan yang tepat tentu bisa
menciptakan performa marketing yang jauh lebih efektif, efisien dan tepat sasaran.

Tim Marketing yang Ideal di Era Digital

Dengan penjabaran secara singkat di atas, seharusnya sudah mulai tergambar bahwa SDM bidang
pemasaran tidak lagi harus terpaku pada struktur perusahaan, apalagi dalam hal pengambilan
keputusan.

Tim marketers hari ini dituntut untuk memiliki spesialisasi kerja sesuai skill yang dimiliki masing-masing
orang. Berikut salah satu contoh pembagian kerja SDM di bidang pemasaran sesuai 4 kategori yang
dijelaskan diatas:

Social media manager

Content specialist

Automation specialist

Marketing analyst

No. 2

Manajemen Produksi, Strategi, dan Bahan Baku


Produksi didefinisikan secara umum sebagai rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk membuat /
menciptakan suatu produk. Kegiatan produksi tentunya berkaitan erat dengan pengadaan bahan baku
dan manajemen bahan baku. Manajemen bahan baku ini adalah kegiatan mengontrol perpindahan
bahan baku, melalui sistem rantai nilai, mulai dari pembelian, proses produksi, hingga distribusi.
Manajemen bahan baku ini memuat logistic, yaitu proses pembelian dan perpindahan bahan baku
melalui rantai pemasok (dari pemasok ke konsumen).

Manajemen produksi dan bahan baku berkaitan erat karena kemampuan perusahaan dalam melakukan
aktivitas produksi yang efisien bergantung pada kelancaran pasokan input / bahan baku yang berkualitas
tinggi. Hal ini menjadi tanggung jawab dari manajemen bahan baku.

Tujuan / prinsip strategis dari manajemen produksi dan bahan baku pada dasarnya adalah menurunkan
biaya dan pada saat yang bersamaan meningkatkan kualitas produk. Kedua prinsip ini pun saling
berkaitan. Jika kualitas produk meningkat, secara tidak langsung biaya pun mengalami penurunan,
karena :

Produktivitas meningkat.

Biaya scrap dan rework menurun.

Biaya rework dan warranty menurun.

Teknik manajemen yang paling sering digunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk
adalah TQM (total quality management), yaitu filosofi manajemen yang berfokus pada kebutuhan
peningkatan kualitas produk (dan jasa) dari suatu perusahaan. Konsep TQM ini pertama kali
dikembangkan oleh W. Edward Deming, Joseph Juran, dan A. V. Feiganbaum.

Selain untuk menurunkan biaya dan meningkatkan kualitas produk, manajemen produksi dan bahan
baku juga bertujuan mengakomodasi permintaan yang disesuaikan dengan budaya local dan
menanggapi pergeseran permintaan konsumen dengan cepat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam memilih lokasi produksinya antara lain :

Faktor negara

Faktor negara ini meliputi situasi politik, ekonomi, budaya, dan hal – hal relatif lain yang dimiliki oleh
suatu negara tertentu, yang membedakannya dari negara lain.

Selain itu, hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi produksi di suatu negara adalah
kebijakan perdagangan internasional dan peraturan – peraturan mengenai FDI (foreign direct
investment) di negara tersebut.

Hal terakhir yang cukup penting untuk dipertimbangkan adalah perkiraan kuat / lemah nilai mata uang
suatu negara di masa depan. Adanya penguatan nilai mata uang (apresiasi) di negara tempat
perusahaan ingin mengadakan kegiatan produksi dapat menyebabkan naiknya biaya produksi.

Faktor teknologi

Tingkat biaya tetap

Pada kasus tertentu, kadang biaya tetap untuk pengadaan lokasi produksi sangat tinggi, sehingga akan
lebih efisien jika perusahaan mendirikan pabrik hanya di satu negara saja (atau di sedikit negara) dan
kemudian memasarkan produknya di pasar internasional dari sana. Hal ini biasanya terjadi pada
perusahaan yang memproduksi barang – barang high technology.

Skala efisien minimum

Semakin tinggi skala efisien dari suatu perusahaan, sebaiknya perusahaan tersebut tidak mendirikan
pabrik di banyak tempat.

Fleksibilitas

Yang disebut dengan fleksibilitas di sini berkaitan dengan suatu teknologi produksi yang dirancang
sedemikian rupa sehingga menghemat / mengurangi waktu persiapan dari serangkaian mesin yang
kompleks, meningkatkan nilai guna dari masing – masing mesin tersebut melalui suatu scheduling yang
tepat, dan meningkatkan quality control pada setiap tahap produksi. Fleksibilitas di sini juga berkaitan
dengan prinsip memproduksi suatu produk secara masal sesuai dengan standar output tertentu

Faktor produk

Value to weight ratio dari suatu produk sangat mempengaruhi besar / kecilnya biaya transportasi.
Perusahaan yang memproduksi barang dengan value to weight ratio yang tinggi (berharga mahal dengan
ukuran yang kecil dan ringan) sebaiknya memilih satu (atau sedikit) lokasi produksi yang optimal.
Sedangkan untuk perusahaan yang memproduksi barang dengan value to weight ratio yang rendah
(berharga murah dengan ukuran yang cukup besar) sebaiknya memilih beberapa lokasi produksi yang
terdekat dengan pasar produk tersebut untuk menghemat biaya transportasi.

Produk tersebut dapat memuaskan kebutuhan universal atau hanya memuaskan kebutuhan dari
golongan tertentu saja.

Kesimpulannya adalah 3 faktor di atas perlu dikombinasikan untuk menentukan strategi pemilihan lokasi
produksi yang tepat. Strategi ini dapat berbeda – beda. Dua bentuk strategi yang paling umum adalah
konsentrasi dan desentralisasi.

Strategi konsentrasi cocok diterapkan pada situasi :

- Perbedaan faktor negara memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap biaya produksi.

- Hambatan kebijakan perdagangan antarnegara rendah.

- Nilai tukar mata uang relatif stabil.

- Tingkat biaya tetap tinggi.

- Skala efisien minimum perusahaan tinggi.

- Perusahaan sudah menerapkan teknologi produksi yang fleksibel.


- Nilai value to weight ratio dari produk perusahaan tinggi.

- Produk perusahaan dapat memuaskan kebutuhan universal.

Sedangkan strategi desentralisasi cocok diterapkan pada keadaan :

- Perbedaan faktor negara memiliki pengaruh yang cukup lemah terhadap biaya produksi.

- Hambatan kebijakan perdagangan antarnegara tinggi.

- Nilai tukar mata uang relatif fluktuatif.

- Tingkat biaya tetap rendah.

- Skala efisien minimum perusahaan rendah.

- Perusahaan belum menerapkan teknologi produksi yang fleksibel.

- Nilai value to weight ratio dari produk perusahaan rendah.

- Produk perusahaan tidak dapat memuaskan kebutuhan universal (dalam artian, produk hanya dapat
memuaskan kebutuhan golongan konsumen tertentu).

Anda mungkin juga menyukai