Anda di halaman 1dari 92

..

W#

t. ..
-*#M
'.Ettr;L,i_

AKAAN
,AN
TIMUR
@*nAHATLMU IRTATA-LPFM

TEKNIK
Drainase
Bawah Permukaan

Dedi Kusnadi Kalsim


TEKNIK DMINASE BAWAH
Oleh : DediKusnadi Kalsim

Edisi Pertama
Cetakan Pertama,20l0
I{AIA PENGANTAR
Hak Cipta 2010 pada penulis,
@

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak


atau memindahkan
sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara
elektronis maupun
mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekam"n
l"innyu,
tanpa izin tertulis dari penerbit.

Diterbitkan atas kerjasama:

GRAHA ILMU

M Candi Cebang Permai Blok R/6


Yogyakarta 5551
Telp.
Fax.
E-mail
1

:02744462135;0274-882262
:O2744462136
: info@grahailmu.co.id
uku ini ditulis sebagai salah satu referensi pembaca untuk
mampu merancang perhitungan spasing, diameter pipa
dan dan slope pada drainase bawah-permukaan.

Buku ini merupakan saduran dari buku Dieleman P.J.; N.A. de


[REAIA-LPP}I Ridder. Elementary Croundwater Hydraulics. di dalam Drainage
Cedung FATETA Lt. 2 Kampus lpB
Jl. Raya Darmaga Bogor 16002 Principles and Applications, vol l. lntroductory Subjects. lLRl, 1974.
Telp. : Q251-621886 The Netherlands dan Cavelaars J.C. Subsurface Drainage Systems. di
Fax. : 0251-621887
e-mail : creata@ipb.ac.id dalam Drainage Principles and Applications, vol lV. Design and
Management of Drainage Systems. lLRl, 1974. The Netherlands
Disadari bahwa drainase bawah-permukaan dengan sistem
Kalsj-m, Dedi Kusnadi
pipa sekarang ini belum banyak diterapkan di lahan pertanian di
TEKNfK DRAINASE BAWAH pERMUKAAN,/Dedi Kusnadi
Kalsim lndonesia, kecuali untuk lapangan golf dan lapangan olah raga
- Edisi Pertama - yogyakarta; Graha Ilmu, 2010 lainnya. Sistem drainase bawah-permukaan dengan saluran terbuka
xviii + 168, 1 Jil. : 23 cm.
umumnya digunakan di lahan pertanian di lndonesia, akan tetapi di
ISBN: 9'18-919-756-570-1 masa depan seiring dengan meningkatnya kemakmuran dan peng-
gunaan mesin-mesin pertanian menuntut aplikasi sistem drainase
1. Tekni.k I. Judul bawah-perm ukaan berpi pa.
' .,,4_, _...,
Saya ingat tulisan Dr. Ruslan Abdulgani (alm) di harian Kompas
Nopember 2004 sebagai berikut:

Daun-daun yang jatuh di musim


,uru, akan menjadi pupuk
penyubur bunga di musim semi. orang tua jangan
dirupakan, ia
adalah pupuk bagi generasi berikutnya. ladikan anak-anakmu DAFIAR GAMBAR
beriiwa semerah matahari terbit. ra harus berani menghadapi
tantangan hidup karena hidup ini adalah perjuangan. Ada
pasang ada surut, iangan takut pada kesulitan. Matahari
yang
tenggelam juga tak kalah indah merahnya dari matahari terbit.
Marilah generasi muda sebagai matahari terbit dan generasi tua
sebagai matahari terbenam, membuat negeri ini menjadi indah
dengan berlomba berbuat kebaikan kepada sesama, tanpa
membeda-bedakan, karena kita semua ciptaan Nya.
Cambar '1.1. Segi+iga sama sisi pembangunan berkelanjutan 4
Penulis berharap, semoga buku sederhana ini menjadi salah satu Cambar 1.2. Diagram pengaruh drainase pada pertanian dan
penyubur bunga di negeri ini.
sosial-ekonom
evaluasi 5
Komentar dari pembaca diharapkan untuk tak segan meng- Cambar 1.3. Metoda A 6
hubungi penulis melalui email adress: dedkus@telkom.net. Ucapan Cambar 1.4. Pemecahan hubungan A menjadi B dan C 7
terima kasih disampaikan kepada saudari Listie, sekertaris di proyek Cambar 1.5. Hubungan C (Departemen Peftanian lnggris,
lrigasi cidurian yang telah membantu pengetikan naskah. berdasarkan pengamatan pada tanah liat Drayton
selama 5 tahun) B
Kampus lpB Darmaga, Nopember 2008
Cambar 1.6. Hubungan C dipecah Menjadi D dan E B
Bag. Teknik Tanah dan Air, Dep. Teknik pertanian, lpB
Cambar 1.7. Faktor-faktor dalam hubungan D dan E pada
Dedi Kusnadi Kalsim
Cambar 1.6 9
dedkus@telkom.net Cambar 1.8. Toleransi tanaman terhadap salinitas 17
Cambar 2.1. Aliran steady pada aquifer tak tertekan 21
Cambar 2.2. Pendekatan aliran horizontal suatu elemen fluida
dalam ruang 23
Cambar 3.1. Aliran air pada saluran drainase yang menembus
aquifer tak tertekan 27

v, Teknik Drainase Bowoh permukoan


Cambar 3.2. Konsep kedalaman ekivalen (equivalent depth) Gambar 5.8. Hubungan antara faktor tahanan (l) dengan
untuk mentransformasikan kondisi al iran bilangan Reynold (Re) 75
horizontal dan radial ke suatu aliran horizontal Gambar 5.9. Diagram untuk penentuan kapasitas pipa 79
ekivalen 29 Gambar 5.10. Kehilangan energi (z) pada aliran penuh pipa
Cambar 3.3. Nomograf untuk menentukan kedalaman drainase sebagai fungsi dari jarak (x) dan kurva
ekivalen (d) menurut van Beers 35 potensiometrik yang dihasilkan BO
Gambar 3.4. Nomograf untuk penentuan spasing drainase Cambar 5.1'1. Potensiometrik yang terbentuk akibat dari tekanan
jika Uh > 100 36 lebihpada pipa drainase horizontal B0
Cambar 3.5. Nomograf untuk penentuan spasing drainase Cambar 5.12. Diagram untuk menentukan kapasitas pipa halus,
jika Uh < 100 (Boumans, 1963) 37 dewatering, atiran penuh berdasarkan persaman
Cambar 3.6. Ceometri persamaan Ernst 42 dariWesseling B.l
Cambar 3.7. Nomograf untuk menentukan faktor geometri Gambar 5.13. Diagram untuk menentukan kapasitas pipa
"a" sebagai tahanan radial pada persamaan Ernst bergelombang, dewatering, aliran penuh
(van Beers, 1965) 47 berdasarkan persaman dari Manning: g2
Gambar 3.8. Nomograf untuk menentukan spasing drainase Cambar 5.14. Cradien hidrolik pada aliran penuh, pipa
pada persamaan Ernst, jika D0 < 1/4 L 49 horizontaluntuk aliran seragam dan tak-seragam g3
Cambar 3.9. Nomograf untuk menghitung nilai C pada Cambar 5.15. Kemiringan pipa drainase yang berbeda dalam
persamaan /2.26/, untuk berbagai nilai u 5l hubungannya dengan gradient hidraulik 83
Cambar 4.1. Kondisi pembatas untuk persamaan Cambar 5.16. Kehilangan energi (head loss) pada pipa drainase
Clover-Dumm dengan water table awal horizontal dengan beberapa diameter 8B
Cambar 5.1. Beberapa penyusunan sistem drainase pipa dan Cambar 5.17. Pola sistim pipa drainase komposit teratur
89
saluran terbuka 60 Cambar 5.18. Sistim drainase pipa random (acak)
89
Cambar 5.2. Outlet dari pipa lateral ke saluran kolektor Gambar 6.1. Berbagai bentuk pipa drainase plastik 95
(sistem drainase pipa singular) Cambar 6.2. Penutup ujung (end caps)
62 96
Gambar 5.3. Penampang parit sebagai kolektor 63 Gambar 6.3. Penyambung pipa (couplers) 97
Cambar 5.4. Penandaan alignment pada saluran terbuka 65 Gambar 6.4. Pengecil pipa (drainpipe reducer) 97
Cambar 5.5. Drainase mole: retakan yang terbentuk dan Gambar 6.5. Berbagai bentuk pipe fittings pipa drainase 9B
traktor penarik mole 68 Cambar 6.6. Jembatan pipa drainase (drain bridge) 99
Cambar 5.6. Cabungan mole dengan pipa drainase 68 Camhar 6.7. Pipa kaku melintang jalan 99
Cambar 5.7. Mole plough Cambar 6.8. Blind inlet
Og r00
Cambar 6.9. lnlet permukaan dengan perangkap sedimen 100

Ytn Teknik Drainose Bawah permukaan Daftar Gombor tx


Carnbar 6. 10. Boks penyambung 101 Cambar 8.6. Cerusan dan sedimentasi pada bangunan terjun
Gambar 6.1 1. Ruang kontrol (manhales) 102 tinggi
setelah debit 126
Cambar 6.12. Outlet gravitasi 113 Gambar 11.1. Permeameter B2
Cambar 6.13. Drainage pump sump 114 Cambar 11.2. Metode Auger Hole B4
Gambar 6.14. Cradient reducers 105 Gambar 11.3. Nomograf untuk penentuan faktor C dengan metoda
Cambar 6.15. Pipa akses untuk pencucian lateral pada sistim Auger Hole untuk S t 112 H (Ernst, 1950). 136
komposit 105 Cambar 11.4. Nomograf untuk penentuan faktor C dengan metoda
Gambar 6.16. Sistim drainase terkendali (controlled drainage Auger Hole untuk S : 0 (Ernst, 1950) 137
system) 106 Cambar L'|.5. Contoh pengukuran dan perhitungan dengan metoda
Cambar 6.17. Penutup kerikil pada pipa drainase 108 Auger Hole 137
Cambar 6.18. Pipa drainase plastik berselimut bahan filter Gambar 11.6. Metode auger hole untuk dua lapisan tanah 139
(p r e-w r ap ped en ve/ope)
109 Cambar 11.7. Perangkat alat untuk pengukuran hantaran hidrolik
Cambar 7.1. Penandaan "alignments" dan penyipat datar 112 metode Auger Hole 142
Gambar 7.2. Beberapa peralatan yang digunakan untuk Cambar 11.8. Metode Piezometer 145
pemasangan pipa drainase secara manual 113 Cambar 11.9. Nomograf untuk penentuan faktor C pada metoda
Cambar 7.3. Penggalian suatu trench secara manual 114 Piezometer (Smiles and Youngs, 1965) 146
Cambar 7.4. Mesin penggali kontinyu dan prinsip Cambar 11.10. Metode auger terbalik (inversed auger hole) 147
pengaturan kedalaman 116
Cambar 7.5. Back-acti ng trench excavator 117 go)Sc€
Cambar 7.6. lnstalasi pipa drainase tanpa galian 117
Gambar 7.7. Foto Pemasangan pipa drainase 118
Cambar 8.1. Peta menggambarkan as built data untuk
operasional dan pemeliharaan 124
Cambar 8.2. Outlet pipa drainase menegeluarkan air setelah
hujan terjadi 't24
Cambar 8.3. Uji peformansi pipa kolektor dengan
membandingkan muka air di manhole. A kondisi
normal. B ada masalah antara manhole 1 dan 2 125
Cambar 8.4. Pemeliharaan saluran pada awal musim hujan 125
Cambar 8.5. Mesin penggelontor digunakan untuk
membersihkan pipa 126

Teknik Droinase Bawah permukaan Doftar Gambar xt


DAFTAR TABEL

Tabel t.1. Contoh peubah keteknikan dalam drainase 6


Tabel t.2. Rata-rata kedalaman perakaran tanaman pada
kondisi lengas tanah optimum (van de Coor, 1972) 1l
Tabel 1.3. Produksi berbagai tanaman pada berbagai
kedalaman airtanah (van Hoorn, 1g5g) ll
Tabel t.+. Produksi jagung (kg/ha) dalam kaitannya dengan
kondisi drainase dan pemupukan Nitrogen
(Sumber: Shalhevet dan Zwerm an, 1962) 14
Tabel 1.5. Toleransi Salinitas Tanah dan pH pada Berbagai
Jenis Tanaman 15
Tabel 1.6. Tentatif kedalaman air-tanah optimum 17
Tabel 3.1. Nilai kedalaman ekivalen (d) menurut Hooghoudt
(ro : 0.1 m, D dan L dalam m) 33
Tabel 5.1. Ringkasan persamaan aliran berlaku untuk
aliran penuh dalam pipa 77
Tabel 5.2. Proporsi kapasitas untuk berbagai diameter pipa
(berdasarkan persamaan 4.5b.) 86
Tabel 6.1. Data spesifik pipa halus dan bergelombang 108
Tabel 11.1. Nilai kisaran hantaran hdrolik berbagai tekstur tanah 142

coaSro
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR v
DAFTAR CAMBAR vii
DAFTAR TABEL xilt
DAFTAR ISI xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Pembangunan Berkelanjutan 3


1.2 Analisis Pengaruh Drainase Terhadap Pertanian 4
'1.3 Drainase, Fisika Tanah dan Pertumbuhan Tanaman
9

BAB 2 HIDROLIKA AIR TANAH 21


2.1 Asumsi Dupuit-Forcheimer 21
2.2 Aliran Tidak Steady 24
BAB 3 PERSAMAAN DRAINASE KONDISI ALIRAN STEADY 27
3.1 Aliran steady pada Saluran Paralel dengan
Tanah
Recharge seragam pada Permukaan 27
3.2 Prinsip Persamaan Hooghoudt 30
3.3 Aplikasi Persamaan Hooghoudt 34
3.4 Prinsip persamaan Ernst 39
3.5 Aplikasi Persaamaan Ernst 44
3.6 Nomograf yang Berlaku Umum 48
BAB 4 PERSAMAAN DRAINASE TIDAK STEADY
53
4.1 prinsip persamaan
Clover_Dumm 54
4.2 Aplikasi persamaan Glover_Dumrn
57
BAB 5 DRAINASE BAWAH PERMUKAAN
59
5.1 Drainase Lapangan
59
PENDAHI,JLUAN
5.2 Drainase parit
61
5.3 Drainase Mole
66
5.4 Rancangan Drainase Fipa 7CI
BAB 6 EAHAN MATERIAT [}AN BANGUNAN PADA
DRAINASE PIPA
93,
6"1 Pipa Drainase erdasarkan peruntukannya drainase dapat dibagi menjadi:
93
6.2 Bahan penutup (cover materials) 107 (a) Drainase lahan pertanian, (b) Drainase perkotaan,
BAB 7 KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE PIPA
111
(c) Drainase lapangan terbang, dan (d) Drainase lapangan
olah-raga. Berdasarkan sifatnya diklasifikasikan dalam: (a) Drainase
7.1 Metoda 111
7.2 Penandaan Lokasi pipa alami (natural drainage) dan (b) Drainase buatan (man-made drai-
't11
nage). Berdasarkan sasaran pengendaliannya, drainase dapat dibeda-
7.3 Pemasangan dengan Tenaga Manusia
112 kan dalam (a) drainase permukaan $urtace drainage) dan (b) drainase
7.4 A4esin Cali (excavating machine)
113 bawah-permukaan (sub-surface drainage). Drainase permukaan
7.5 Trenchless pipe Drainage (TpD) '!5
1
7.6 Supervisi dan lnspeksii menitik beratkan pada pengendalian genangan air di atas permukaan
118 tanah, sedangkan drainase bawah-permukaan pada kedalaman
BAB 8 OPERASIONAI" DAN PEMETI!-IARAAN
121 airtanah di bawah permukaan tanah. Pada buku ini akan dibahas
8.1 Pemantauan "t22 drainase bawah-permukaan lahan pertanian, terutama dalam bentuk
8.2 Pemeliharaan
123 drainase buatan dengan sebanyak mungkin memanfaatkan drainase
DATTAR PUSTAKA alamiah yang ada.
127
IAMPIRAN I: Ff,NGUKUftAN |-tANTARAN HTDROUK Drainase lahan pertanian didefinisikan sebagai pembuatan dan
129
IAMPIRAN 2: I.ATIHAN $OAt pengoperasian suatu sistem dimana aliran air dalam tanah diciptakan
149
PR0FI t Sl N C KAT CREATA-Lppit/t
161
sedemikian rupa sehingga baik genangan maupun kedalaman
TENTANG PENUTIS airtanah dapat dikendalikan sehingga bermanfaat bagi kegiatan usaha
16s
cssro tani. Definisi lainnya: drainase lahan pertanian adalah suatu usaha
membuang "kelebihan air" secara alamiah atau buatan dari permuka-

xvt
Teknik Drainose Bawah permukaan
an tanah atau dari dalam tanah untuk menghindari pengaruh yang Secara kronologis sejarah penggunaan darinase-bawah permukaan
merugikan terhadap pertumbuhan tanaman. pada lahan bergelom- berpipa di dunia dinyatakan sebagai berikutt:
bang drainase lebih berkaitan dengan pengendalian erosi, sedangkan
Tahun 1835, instalasi pertama drainase pipa tanah di Amerika
pada lahan rendah (datar) lebih berkaitan dengan pengendalian
Serikat
banjir (flood control).
Tahun 1840, penemuan mesin tile extruder di tnggris
Drainase lahan pertanian merupakan hal yang penting ke arah Tahun 1862, pabrikasi pertama pipa drainase terbuat dari pasir-
pengembangan pertanian berkelanjutan, terutama kondisi iklim semen di di Amerika Serikat
lndonesia yang dicirikan oleh adanya musim hujan dan musim Tahun 1880, penggunaan mesin trenching
kemarau. Pengelolaan air merupakan kunci utama keberhasiran pe- Tahun 1948, pengenalan pertama pipa halus pE di Amerika
ngembangan pertanian berkelanjutan, baik di lahan gambut maupun Serikat
tanah mineral. Kejadian kebakaran hutan yang selalu terjadi pada Tahun 1959, penggunaan pertama pipa halus, kaku pVC di
musim kemarau dan banjir pada musim hujan adalah suatu indikasi Belanda
ketidak-mampuan kita dalam mengelola air. lsu kerusakan ringkung- Tahun 1963, pengenalan pertama pipa pVC fteksibel di .ferman
an akibat pembukaan lahan gambut untuk pertanian telah merupakan Tahun 1965, Pemasangan pertama pipa ftesibel pE
isu internasional yang harus dicarikan solusinya. Konsep Drainase bergelomba ng korrugated) di Amerika Serikat
Terkendali perlu diterapkan dalam pengembangan lahan dan air. Tahun 1969, pengembangan bajak drainase (drain ploughs)
Konsep drainase pada awalnya adalah bagaimana membuang ke-
Tahun 1974, p)ertama kali dikeluarkan standar pipa pE
lebihan air secepat mungkin ke outlet sungai, telah mulai berubah bergelombang, yakni ASTM F405
menjadi bagaimana mempertahankan elevasi muka air setinggi Tahun 1981, rancangan awal standar pipa bersetimut
mungkin tapi optimum untuk keperluan tanaman. (prewrapped envelope) di Belanda
Disadari bahwa drainase bawah-permukaan dengan sistem Tahun 1985, rancangan pertama standar tSO untuk pipa pVC
pipa sekarang ini belum banyak diterapkan di lahan pertanian di bergelombang yakni tSO/DtS 8771.
lndonesia, kecuali untuk lapangan golf dan lapangan olah raga Tahun 1994, Pengenalan rancangan standar EN pipa pVC
lainnya. sistem drainase bawah-permukaan dengan saluran terbuka bergelombang, yakni CEN/TCI 55AA/C 1 B.
umumnya digunakan di lahan pertanian di lndonesia, akan tetapi di
masa depan seiring dengan meningkatnya kemakmuran dan 1.' Pcmbangunan BcrkelanJutan
penggunaan mesin-mesin pertanian menuntut aplikasi sistem drai- Pada proses pembangunan di negara berkembang seperti
nase bawah-permukaan berpipa. lndonesia dikenal istilah pembangunan berkelanjutan (sustainable

I Sumber: Schwab dan Fouss, 1999. dalam Stuyt,l_.C.p.M, et al, 2fr)5. Materials for
Subsurface Land Drainage Systems. FAO, Rome- ltaly

Teknik Drainase Bawah Permukoan Pendohuluan


tlt'vt'ltryttrtt',rr) y.r)g pada prinsipnya dapat digambarkan
dengan segi-
lig,r s(rrr)(r sisi antara pembangunan/pertumbuhan (development), Hubuoealr Etffil BIAYA XERUGIA'{

lingkungan (stabilitas), dan sosial-budaya (pemerataan) seperti pada Hlbu.til fhll


H{blnge 86lrl-
cambar 1.1. Ketiga sisi tersebut harus dikembangkan secara ber- Polltlt
RE&AMASI
imbang sehingga akan tercipta pembangunan berkelanjutan. KO|{SeR!/ASl
MEiIAIX(AN HASIL
OPERASI lAI{AIIAN
EKONOMI* T'AII PEITEU$ARAAI{
8t3TEt
OIV€RSIFR(ASI
TA,'IAMAX
Pertumbuhan DRltxas€ ME['UOAI{(AN
OPERASI I'ESIT
DTNALAT PCRTANIAN

LTNGKUNGAN- Gambar 1.2.


8l*LH;
Gambar 1.1- Segi-tiga sama sisi pembangunan berkelanjutan Pengaruh tak-langsung dari pembuangan air

1.2 Analisis pengaruh Drainasc Tcrhadap pcrtanlan a. Pengaruh positif:


Pencucian garam atau bahan beracun dari profil tanah
Tujuan drainase pertanian adalah reklamasi (pembukaan) lahan
Pemanfaatan kembali air drainase
dan pengelolaann tanah untuk pertanian, menaikkan produktivitas
tanaman dan produktivitas lahan (menaikkan intensitas tanam
b. Pengaruh negatif:
dan Kerusakan lingkungan di sebelah
memungkinkan diversifikasi tanaman) sefta mengurangi ongkos pro_ hilir karena tercemari oleh
garam dan bahan beracun
duksi. Tujuan tersebut di atas dicapai merarui dua macam pengaruh
langsung dan sejumlah besar pengaruh tidak langsung (Camba
Cangguan terhadap infrastruktur karena adanya saluran_
r 1.2). saluran
Pengaruh langsung terutama ditentukan oleh kondisi hidrologi,
karakteristik hidrolik tanah, rancangan sistem drainase yakni Pengaruh tak-langsung dari penurunan muka airtanah
penurun-an muka air tanah di atas atau di dalam tanah, a.
dan Pengaruh positif:
mengeluarkan sejumlah debit air dari sistem. pengaruh tak-langsung
Mempertinggi aerasi tanah
ditentukan oleh iklim, tanah, tanaman, kultur teknis dan aspek sosial
Memperbaiki struktur tanah
dan lingkungan. Pengaruh tak-langsung ini dibagi ke dalam pengaruh
Memperbaiki ketersediaan Nitrogen dalam tanah
berakibat positif dan yang berakibat negatif (berbahaya).
Menambah keragaman tanaman yang dapat dibudidayakan

Teknik Droinase Bawoh permukoon


Pendohuluan
]

Menambah kemudahan kerja arat dan mesin pertanian


Metoda A hanya berlaku untuk suatu daerah tertentu dan tidak
(workability)
dapat diaplikasikan untuk daerah lainnya karena hubungan A sangat
Mempertinggi kapasitas tanah untuk menyimpan air
tergantung pada tipe tanah, iklim, hidrologi, topografi, kultur teknis
b. Pengaruh negatif: tanaman setempat. Untuk mendapatkan aplikasi yang lebih luas, per-
Dekomposisi tanah gambut (peat soil) lu dikenalkan suatu peubah lain seperti pada B dan C (Gambar 1.4).
Penurunan permukaan tanah (subs idence)
Oksidasi pirit (cat-cl ay)

Pengaruh positif dan negatif harus dipertimbanghkan


daram
evaluasi ekonomi seperti tergambar daram diagram Kondisi Muka
cambar 1.2. Airtanah
Untuk melihat secara kuantitatif pengaruh drainase terhadap pro-
duksi pertanian, seseorang dapat melakukan suatu percobaan Gambar 1.4. Pemecahan hubungan A meniadi B dan C
dengan
meragamkan rancangan drainase dan mengukur produksi Hubungan B merupakan pengaruh langsung dari drainase dan
tanaman.
suatu prosedur langsung seperti ini dapat digambarkan seperti merupakan karaktersitik fisik-hidrolik sehingga dapat dikembangkan
pada
Metoda A (Gambar 1.3)' peubah (variabre) keteknikan (engineering) rumus-rumus untuk memecahkannya yang dapat berlaku secara
tergantung pada tipe drainase yang digunakan seperti pada
Taber 1 .1 . umum. Hubungan C hanya bersifat regional, tidak dapat diberlaku-
Tabel 1-1- Contoh peubah keteknikan daram drainase
kan secara umum. Untuk mendapatkan aplikasi yang lebih luas
hubungan C harus dipecah lagi dengan menambahkan pengaruh tak-
l*ili*xi,iffii6ffii:* langsung dari drainase D dan E (Cambar '1.6). Suatu contoh hubung-
o Drainase bawah permukaan, kedalaman, spasing, ukuran an C di lnggris adalah data produksi gandum musim dingin (winter
gravitasi pipa wheat) pada berbagai kedalaman airtanah pada waktu musim dingin
Drainase bawah permukaan, kedalaman, spasing, kapasitas
dengan sumur pompa seperti pada Gambar 1.5. Dari Cambar 1.5 kelihatan bahwa pada
pompa
o Drainase permukaan, preventif o panjang dan kemiringan lahan kondisi di daerah tersebut suatu rancangan drainase untuk menurun-
o Parit, kolektor o dimensi, kemiringan saluran kan air tanah lebih dalam dari 60 cm merupakan drainase yang
berlebihan.
Variasikan peubah
Keteknikan Ukur Produksi Untuk mendapatkan aplikasi yang lebih luas maka hubungan C
Sistem Drainase Tanaman harus dipecah kedalam hubungan lainnya dengan bantuan peubah
tambahan menggambarkan pengaruh tak-langsung drainase. prosedur
Gambar 1.3. Metoda A seperti ini digambarkan dalam Gambar 1.6. Hubungan E dijeraskan
lebih rinci pada Cambar 1.7.

Teknik Drainase Bawoh permukaon


Pendahuluon
Yirld (T/ha) Hidrologi dan Ceologi (neraca air permukaan dan bawah
permukaan, kondisi aqu ifer)
Hidrolika (aliran air-tanah dan saluran terbuka dalam kaitannya
dengan gradient hidrol ik)
Teknologi (mesin dan bahan)
Ekonomi (B/C ratio, pembiayaan)
Sosio-Ekonomi (organisasi petani, sikap sosial-buadaya petani,
hukum, distribusi keuntungan dan biaya)
Lingkungan (sumber daya alami, ekologi).

Gambar 1.5. Hubungan C (Departemen pertanian lnggris, Lans.uns)


I ",r.nr"*h
berdasarkan pengamatan pada tanah liat Drayton selama
5 tahun) P€nurunan Muka Air-Tanah den
Tanah

Misal: Soil rivorkability; soil


subsidence; lnigation HIDROLOGI
possibility Evaporasi
lnfiltrasi
Limpdsan (run off)
Rembeean
Xuallla8Air
Sallnitas Temh

-,['9,*t[:1"" jtt:g-:rTl-,mil
Gambar 1.7. Faktor-faktor dalam hubungan D dan E
Gambar 1.6. Hubungan C dipecah Meniadi D dan
pada Cambar 1.6
Dari uraian di atas terlihat bahwa drainase lahan pertanian
adalah merupakan interdisiplin berbagai ilmu. pada suatu proyek 1.3 Drainasc, lisika Tanah dan Pcrtumbuhan Tanaman
drainase beberapa aspek berikut ini perlu diperhitungkan: 1.3.1 Fisika Tanah
Aerasi tanah
Pedology dan pertanian (kondisi tanah, produktivitas tanaman,
operasi usahatani, irigasi) Akar tanaman memerlukan oksigen untuk respirasi dan aktifitas
metabolisma lainnya. Akar menyerap air dan hara tanah, dan meng-
hasilkan COz yang harus dipertukarkan dengan Oz dari atmosfir.

Teknik Drainose Eawah permukaan


Pendahuluan
I)r,ses aerasi terjadi secara difusi dan
ariran massa yang memerrukan
ruang pori tanah. Akar akan berkembang tanah yang optimum dinyatakan pada Tabel 1.2 (van de coor, 1972).
dengan baik jika air, hara Penyimpangan dari angka rata-rata tersebut seringkali dijumpai
dan udara tersedia di daerah perakaran secara
bersamaan.
karena adanya perbedaan jenis tanah dan varietas tanaman. Volume
Pori tanah terdiri dari pori kapirer untuk akar tidak menyebar seragam ke seluruh kedalaman akar, akan tetapi
menyimpan air dan
pori non-kapiler untuk pertukaran gas. pada umumnya sekitar 70% dari volume akar terdapat pada lapisan
tanah riat berat meski_
pun ruang pori sebesar 600ro atau lebih, pertama dengan kedalaman 30 cm sampai 60 cm di bawah tanah.
hampir semua ruang pori
termasuk pori kapirer. pori tersebut apabira
daram keadaan jenuh air
tidak mudah untuk dibuang. sebariknya pada Tabel 1.2 .Rata+ata kedalaman perakaran tanaman pada kondisi
tanah berpasir sering-
kali pori kapiler sangat kecir jumrahnya, sehingga lengas tanah optimum (van de Coor, 1972).
mudah dibuang
akan tetapi air yang dapat ditahan untuk Tanaman
tanaman sedikit sekati. Kedalaman (cm)
Pada saat perkecambahan, benih mengabsorbsi bawang, kubis, kacang-kacangan 30-60
air dan akar kentang, terong 60
berkembang sehingga mampu mengabsorbsi
air pada kedalaman cabe 60-90
tanah yang lebih daram. Apabira serama perkembangannya kelapa, sawit
menemui 60 - 120
tanah jenuh air, maka perkembangan akar akan terhambat. jagung,tebu, melon, jeruk 150 - 180
kapas 120
Pada situasi muka airtanah yang dangkar
maka penumbuhan akar
akan: Struktur Tanah
Perakaran lebih pendek, sistem perakaran Struktur tanah (agregasi dan penyusunan partikel tanah) yang baik
menempati volume
tanah yang kecil dan kadang-kadang akar merupakan kondisi yang menguntungkan untuk aerasi dan simpanan
berkembang ke arah
atas lengas tanah, dan juga hambatan mekanik pertumbuhan akar akan
Pembentukan bulu-bulu akar terhambat berkurang dan tercipta stabilitas traksi untuk peralatan pertanian.
Laju absorbsi air dan hara serta raju transpirasi Drainase mempengaruhi struktur tanah merarui pengaruhnya ter-
akan berkurang.
hadap ketinggian muka airtanah.
Akibarnya:
Daun akan memucat (menguning) Tabel 1.3. Produksi berbagai tanaman pada berbagai kedalaman
Proses reproduktif terhambat, bunga dan buah muda jatuh airtanah (van Hoorn, tgSB)
premature.
Hasil Relatif ("/o) pada bgrb-agai Hasil
f umlah
Aerasi dan kondisi rengas tanah yang baik pada kedalaman airtanah (cm) ,. (ks/ha)
sebagian besar profir tahun ;1

tanah akan merangsang pertumbuhan dan perkembangan 1007o


akar ke
semua arah sehingga mampu mengekstrak Candum 6 51 77 89 95 1O0 4.600
air dan hara dalam jumlah
besar. suatu gambaran rata-rata penetrasi Barley 5 58 B0 89 95 00 4.100 1
akar pada kondisi lengas Oats 3 49 74 85 gg t 0O 5.000
10
Teknik Droinase Bowah permukaan
Pendohuluan
11
Hasil Relatif (o/") pada berbagai Hasil panen, drainase tidak bekerja optimum sehingga tanah masih tetap
f umlah
Tanaman kedalaman airtanah (cm) (ks/ha)
tahun basah akibatnya mesin panen (combine harvester) tidak dapat
40 60 90 120 150 1OOlo bekerja.
Peas 4 S0 90 100 100 100 2_7SO
Beans 3 79 84 90 94 100 3.100 Penurunan Tanah (suhsidence)
Kentang 1 90 100 95 92 96 26.000 Penurunan tanah akibat drainase terutama terjadi pada tanah
Suhu tanah yang baru dibuka (reklamasi). pada tanah gambut subsidence terjadi
akibat dari drainase yang disebabkan oleh sifat-sifat fisika dan kimia
Penurunan lengas tanah dan bertambahnya kandungan udara
(oksidasi bahan organik). Pada tanah gambut, drainase dapat mem-
akibat drainase, menghasilkan penurunan panas spesifik tanah. Air
percepat proses pematangan tanah.
memerlukan panas 5 kali lebih besar untuk menaikkan suhu dari
pada tanah kering. Akibatnya tanah basah dengan lengas tanah se- 1.3.2 Kimia Tanah
kitar 50% akan memerlukan panas sekitar 2.5 kali lebih besar dari
Pasok Hara
pada tanah kering. Untuk perkecambahan benih diperrukan suhu
tanah tertentu. Berbagai aktivitas mikro-organisma dan bakteri tergantung
pada aerasi yang baik. Fiksasi Nitrogen dan Nitrifikasi adalah dua
Kemampuan kerja (workability) dan daya sangga (hearing prinsip proses aerobik yang berpengaruh penting pada pertumbuhan
capacity) tanam-an. semakin dalam penetrasi akar maka semakin banyak hara
Untuk pengolahan tanah diperlukan lengas tanah sekitar kapasitas yang tersedia untuk tanaman. Dekomposisi bahan organik oleh
lapang atau sedikit di bawah kapasitas lapang. pada penggunaan alat mikroba akan terjadi pada drainase yang baik sehingga ketersediaan
dan mesin mekanis, iumlah hari kerja operasi perlu mendapatkan hara akan lebih baik pula. Dalam keadaan anaerobik akan terjadi
perhatian. Drainase meningkatkan jumlah hari kerja mesin. Ter- penumpukan Mn dan Fe yang dapat meracuni untuk tanaman.
gantung pada jenis traktornya umumnya traktor roda empat akan
Penggenangan terus-menerus tanaman padi akan menghasilkan
mampu beroperasi di lapang jika daya sangganya lebih dari 5 akumulasi Hzs yang meracuni tanaman, dan jumlah anakan sedikit.
kg/cm2. semakin besar kadar air tanah daya sangganya semakin kecil.
Drainase sewaktu-waktu dapat menghindari akumulasi tersebut, dan
Pengalaman di daerah irigasi di Jalur pantura (pantai Utara) menun- merangsang jumlah anakan2. Pada tanah dengan muka airtanah
jukkan bahwa karena kurangnya saluran drainase di rahan sawah, dangkal maka daun akan menguning sebagai indikasi kekurangan N.
maka pengolahan tanah pada waktu MT2 tidak dapat dilakukan lebih Fengaruh drainase terhadap produksi jagung dapat dilihat pada
awal sesuai dengan jadwal irigasi. perlu waktu sekitar 1 - 2 bulan Tabel 1.4.
setelah panen MT1, untuk membuang air sehingga traktor dapat ma-
suk dan bekerja di petakan sawah. Begitu juga 2 minggu menjelang
2 Kondisi air macak-macak sampai kering retak-rambut, adalah prinsip dasar
pertumbuhan padi yang baik pada SN (System of Rice Intensification)

12 Teknik Drainase Bawoh Permukaan Pendohuluon 13


Tabel 1.4. Produksi jagung (ks/ha)
dalam kaitannya dengan kondisi Toleransi tanaman terhadap salinitas dinyatakan dengan
drainase dan pemupukan Nitrogen (Sumber:
Shalhevet dan hantaran listrik ekstrak jenuh tanah (ECe dalam mmhos/cm) di daerah
Zwerman, 1962) perakaran tanaman. Berdasarkan percobaan di lapangan beberapa

D__--_ , KonAir: Orairur" tanaman seperti gandum, padi, oat dan rye tahan pada ECe : 4 - B
-remupukan
-.r--r-.rs.r . .....,_.. . ::-:: r..iri r. _, .... _... .:
. Baik Seda4g, Buruk mmhos/cm. Tanaman lainnya seperti kapas, sayuran, kurma tahan
NO:- 2 2036
8OO pada ECe B - 16 mmhos/cm (Tabel 1.5). Beberapa peneliti
1 190
NHc* 3320 1 895 591
menyatakan salinitas dalam satuan dS/m (desi Siemens/m). Konversi
lanpa 2843 931 satuan ini 'l dS/m : 1 mS/cm (mili Siemens/cm : 't mmhos/cm)
24g

Salinitas dan Alkalinitas Tanah Tabel 1.5. Toleransi Salinitas Tanah dan pH Pada Berbagai lenis
Tanaman
salinitas tanah
- berkaitan dengan konsentrasi tinggi garam ter-
larut dalam lengas tanah pada daerah perakaran.
Konsentrasi garam
terlarut yang tinggi ini menyebabkan
tekanan osmotik ti"sgi sehingga
mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dengan .ur, ,Lnghambat
pengisapan air oleh akar. pada
tanah dengan konsentrasi Na yang
tinggi (alka!initas) biasanya disertai dengan
pH tinggi (pH > 9) juga
mempengaruhi kondisi fisik tanah akibat
dari dispersi partikel liat.
Hasilnya adalah struktur tanah yang jerek,
berakibat mengurangi raju
infiltrasi dan perkolasi tanah, juga
mengurangi laju difusi gas.
Pengaruh utama sarinitas pada pertumbuhan
dan produksi tanaman
adalah:
Perkecambahan benih akan terhambat
Secara fisiologis tanaman akan kering
dan layu
Pertumbuhan tanaman terhambat,
daun kecil, ruas pendek dan Sumber: Sys C.; E. Van Ranst; J. Debaveye; F. Beernaert, 1993. Land Evaluation part lll: Crop
percabangan sedikit. Requirements. Agricultural Publications No 7. Ceneral Administration for
Daun berwarna hijau kebiruan Development Cooperation. Belgium

Pembungaan terhambat, biji lebih


kecit Kemasaman (acidity)
Sebagai akibatnya produksi juga akan
berkurang Pada tanah di lahan pasang-surut yang mengandung pirit atau disebut
luga cat-clay (FeSz), dengan drainase akan terjadi oksidasi mem-
bentuk HzSO+ sehingga pH tanah kurang dari 3 (sangat masam).

14
Teknik Droinase fuwoh permukaan
Pendohuluon t5
Proses tersebut disertai juga dengan terbentuknya Fe** dan Al+++ Tabel 1.6. Tentatif kedalaman air-tanah optimum
yang mudah larut dan meracuni tanaman. Proses ini terutama terjadi
Tekstur Tanah
pada tanah di daerah pasang-surut. Proses tersebut digambarkan
lenrs lanarnan Berpasir Lempung/dehu
dengan reaksi kimia sebagai berikut :
!-iat
(sandy) (loam/silt) (clay;
FeSz + 15/4Oz + 7/2 HzO _) Fe(OH)r + 2SO4: + 4H+ Rumput-rumputan 0.5 0.6 4.7
Biji-bijian, tebu 0.6 4"7 0.8
Proses pemasaman tanah terjadi, dan pada kondisi masam
Tanaman berumbi, serat-
terjadi pembongkaran kisi-kisi mineral liat sehingga dilepaskan Al3* seratan, minyak biji, sayuran 0.8 0.9 1.0
yang bersifat racun bagi tanaman. Lahan bersulfat masam biasanya Buah-buahan (pohon) 1.0 1.2 1.4
sering terjadi di daerah pasang-surut, sehingga proses drainase harus Lahan yang diberakan untuk
dijaga sedemikian rupa supaya oksidasi lapisan pirit ini tidak terjadi. sementara dengan kenaikan 11 1.5 -t2
kapiler dari airtanah yang salin
Budidaya padi di mana selalu dalam keadaan tergenang biasanya
masih dapat dilakukan di lahan tersebut walaupun hasilnya tidak
begitu memuaskan.
TCILERANSI TANAMAN TE RHADAP
Sistem drainase permukaan dan bawah-permukaan satu arah (one SA!.INITAS
way flow), membantu proses pencucian (leaching) pada musim {Sumher: Sys C. ef aI" , 1991. Land Evaluation. Agric.pubt.No
7. Belgium)
hujan sehingga dalam jangka waktu panjang dapat membantu re-
SALINI TAS TANAT-| (mmhodem)
klamasi lahan sulfat masam. Sistem aliran satu arah dirancang dengan
membuat tata letak saluran pemasok dan saluran pembuang terpisah.
f'imtqS
Pada kedua jenis salirran tersebut dilakukan kontrol muka air dengan
bangunan kontrol otomatis, sehingga terjadi beda elevasi muka air BUNfi$ m l.reft0. i:t,.rrj il'l'1,
i

sekitar 0.2 - 0.5 m. Bangunan kontrol di saluran pasok berfungsi JAGtJi,.I$ i ffi ft]tii rr! rr';:. 1t'lir

memasukkan air pasang dan menutup pada waktu surut, sedangkan il tfun0. Frr:;1;. 71i9,;
j'ilki\ r [..] re: \,J .i r(r $
di saluran pembuang sebaliknya yakni menutup pada waktu
,.
i. 'r,
pasang
1ffi ihrri:. ci*rJ .1{}091
dan membuka pada waktu surut. KAC;AT\iG ?AfiAI"{

Sebagai tentatif kedalaman air tanah optimum untuk berbagai jenis


tanaman pada berbagai jenis tekstur tanah dapat dilihat pada
Tabel 1.6.
Gannbar't.8. Ioleran si tanarnan terttadap salinitas

16 Teknik Drainase Bowah Permukoan Pendahuluan


t7
Pengelolaan Air
memotong garis kontur. Saluran konektor dilengkapi dengan bangun-
Pengeroraan air (water management)
merupakan kunci ke- an kontrol pengendali elevasi muka air di beberapa ruas saluran.
berhasilan pengeroraan rahan gambut. pengeroraan
air yang baik Tipe bangunan kontrol yang cocok berupa aliran overflow dengan
harus mampu mengatur erevasi
muka air di saruran drainase sesuai model weir atau skot balok. Beda elevasi muka air hulu/hilir di
dengan keinginan berbagai kepentingan.
rni yang disebut dengan bangunan kontrol dirancang tidak lebih dari 0.5 m.
sistem Drainase Terkendari (contro,ed
drainage)- pada prinsipnya
elevasi muka air di saturan drainase Pengaturan elevasi airtanah setinggi mungkin (kedalaman
harus dirancang setinggi mung-
kin (warer level should be designed as airtanah sekecil mungkin, tapi optimum untuk pertumbuhan tanap,r-
high as possible), tetapi ke_
dalaman airtanah di rahan cukup rendah an) juga bertujuan untuk mengendalikan proses penurunan per-
sesuai dengan yang diperru_
kan tanaman (but as row as required). mukaan tanah (subsidence) sekecil mungkin dengan laiu menurun
Dengan kata tain lik" ,rnrrun
pangan tumbuh optimum pada secara gradual. Penurunan perrnukaan tanah di tanah gambut me-
kedaraman airtanah o.i meter dari
permukaan tanah, maka etevasi rupakan suatu kenyataan yang pasti terjadi dan harga yang harus
muka air di saruran drainase harus
dioperasikan sehingga kedaraman dibayar pada pengelolaan lahan gambut. permasalahannya adarah
air tanah di tahan sekitar 0.5
meter, tidak perlu (jangan) rebih rendah bagaimana mengendalikannya sehingga dampak negatifnya dapat
dari kondisi tersebut. peng-
aturan kedalaman airtanah di tahan pertanian diminimalkan dan usaha pertanian mampu berumur panjang" Untuk
merupakan cara yang
ampuh untuk mencegah dan mengendatikan itu perlu dibuat Zonase Pengelolaan Air (Water Management Zane)
kebakaran rahan gam-
but pada musim kemarau. untuk setiap variasi topografi lahan yang dilengkapi dengan bangun-
an pengendali elevasi muka air di saluran.
Pengalaman di rapangan memperrihatkan
bahwa kedaraman
airtanah kurang dari satu meter pada
musim kemarau, memudahkan caSro)
untuk mencegah dan atau mengendalikan
kebakaran tanah gambut.
Jumlah air yang diperrukan untuk memadamkan
kebakaran tahan
gambut setebar 42 cm adatah
2 000 - 4 000 m3 air per hektar atau
20
- 40 mm air. Jika kumuratif defisit air
musim kemarau pada tahun
kering menyebabkan selisih penurunan
airtanah kumulatif sekitar 0.4
m dari elevasi awar, maka pada awar musim
kemarau atau ahir
musim hujan kedaraman airtanah harus
diatur maksimum sekitar 1.0
- 0.4 - 0.6 meter dari permukaan tanah.
Tata-letak saluran utama (main drainage)
seyogyanya sejajar
dengan garis kontur dilengkapi bangunan
pelimpah samping (side
spillway) yang mengarirkan kerebihan
air pada saturan konektor

18
Teknik Droinase Bawah permukaon
Pendahuluan 19
HIDROLIKA
AIK TANAH

U.l AsumsiDupuit-Iorchelmcr
upuit (1863), mempelajari aliran steady pada sumur dan

10 saluran yang secara skhematis seperti digambarkan pada


Cambar 2.1.

Sbpe- t!
lx,dx

fiqecl*p

Gambar 2.1" Aliran steady pada aquifer tak tertekan


Asumsi yang dibuat adalah:
1. Untuk sistem aliran dengan kemiringan muka air bebas yang
kecil, maka streamline dapat diambir sebagai garis horizontal
tegak lurus bidang vertikal.
2- Kecepatan aliran berbanding lurus dengan kemiringan muka air
tanah, tetapi tidak tergantung pada kedalaman aliran.

Asumsi tersebut di atas menyebabkan pengurangan dimensi


aliran dari 2 dimensi menjadi 1 dimensi, dan kecepatan aliran pada
phreatic surtace berbanding lurus dengan tangens hydraulic gradient
atau sama dengan nilai sinus atau dh/dx dh/ds. Berdasarkan pada
=
asumsi tersebut di atas Forcheimer (1886), mengembangkan suatu
Gambar 2.2. Pendekatan aliran horizontal suatu elemen fluida
persamaan umum untuk rnuka air bebas dengan menggunakan
dalam ruang
persamaan kontinyuitas pada air dalam kolom vertikal dengan tinggi
h, yang dibatasi oleh 'phreatic surface" pada bagian atas dan lapisan Selisih outflow dan inflow per unit waktu pada arah x adalah:
kedap pada bagian bawah (Cambar 2.2).

Komponen aliran horizontal:


(e**a* - q,, )dy =
ft a*.a, = **(n*)o-.r, 12.3/

V, = -f $ aan :-K! Dengan cara yang sama, maka perubahan aliran pada arah
" Ax V,Y -Oy /2.1/
sumbu y adalah :
Jika q, aliran pada arah x per unit lebar arah y, maka:
12.41
q*dy : -K*(h dy)= -r(r",ff),av /2.2/
Pada aliran steady, maka jumlah perubahan sama dengan nol,
Bergerak dari sebelah kiri ke sebelah kanan, maka sehingga:
q- dy
mengalami perubahan dengan laju )qJOx, yakni menjadi:
_ r[a(n
ar,ta-)
. fu#il]o*a, =, l2.sl
69-
*
Qx+a* d}r dtau
[,,. ox.d*)d,
)' _la (.h _ah\| + i-[n er) -0 /2.6/
dx [ 0x ) av I av )

22 Teknik Droinose Bowah Permukaon Hidrolika Air Tonoh 23


a2h2 a2h2 Jika h cukup besar dibandingkan dengan perubahan h, maka kita
atau;-, +--- . =0
ox' oy' /2.7t dapat mengasumsikan h konstan dengan nilai rata-rata D, dan dapat
mengabaikan orde ke dua, (OhlOx)'? dan (1hl}y)'1 sehingga akan
persamaan /2.71 ini disebut sebagai persamaan Forcheimer.
didapat:

?.? Aliran Tidak Stcady a2h,a2h_ p ah


pada kondisi aliran tidak steady,
iumlah perubahan aliran pada
a*'-* - KDA 12.12/

arah x dan arah y harus sama dengan perubahan kuantitas air yang Persamaan ini identik dengan persamaan konduksi panas 2 dimensi
disimpan pada kolom tersebut. perubahan storage ini digambarkan atau persamaan aliran compressible fluid melalui medium berpori.
baik oleh penurunan atau kenaikan phreat ic surface. perubahan
storage adalah : c€@ro-)

AS:p.Ah /2.8t
di mana:
AS: perubahan air yang disimpan per unit luas permukaan
selama waktu tertentu;
p: porositas efektif dari tanah;
Ah: perubahan elevasi muka air tanah selama waktu tertentu.

Persamaan kontinyuitas sekarang menjadi :

- r[a(n gva.) . fu#@]r*r, = -u$a*.ay /2.9/

atau

a2h2,a2h2 pah
Ax' Ay' KA /2.10/
-T-=--
Persamaan /2.9/ dapatjuga ditulis sebagai berikut:

-.['#.(*)' .h#.[#)'] = -p* /2.11/

24 Teknik Drainase Bawah permukoan Hidrolika Air Tonoh 25


PEKSAMAAN DKAINASE
KONDISI ALIRAN
STEADY

3.1 AtIRAl{ STEADV PADA SATURAN PARATET DEI{GAI{


RECHANGE SERAGAIII PADA PERftIUI(AAI{ TANAH

ebagai contoh aplikasi dari asumsi Dupuit, asumsikan suatu


lapisan tanah yang homogen dan isotropik, di bagian bawah
dibatasi dengan lapisan kedap dan didrainasekan oleh saluran
paralel yang menembus lapisan tanah tersebut sampai ke lapisan
kedap. Pada permukaan tanah menerima hujan seragam dengan laju
R (Cambar 3.1).

R ( nrmltrari )
I,l.l.ttllJiir

Cambar 3.1. Aliran air pada saluran drainase yang menembus


aquifer tak tertekan
Dengan menggunakan asumsi Dupuit-Forcheimer di mana K konduktivitas hidrolik tanah (m/hari);
kemiringan muka air tanah cukup kecil, sehingga ariran air tanah ke H jarak dari lapisan kedap ke tengah-tengah muka air tanah
saluran drainase dapat dianggap horizontal. Ariran pada bidang (m);
vertikal berjarak x dari saluran sebelah kiri adalah sebagai berikut: D larak dari lapisan kedap ke muka air pada saluran drainase
(m);
Q* =R(0.51-x)=K.h* /3.11 jarak antar saluran drainase (m).
dx L

Masing-masing dikalikan dengan dx


K.h.dh=R(O.Sr-x)dx /3.21
.j.
atau jt
K.h.dh = (o.slR)dx - Rxdx 13.3/ --.1' o

Persamaan di atas dapat diintegrasikan dengan batas


_l
sebagai
berikut: noei1ortal flgut
x o.7D
x:0+h:yo; x:0.5 1-+h:H rzd;alptr bt---'4r;D
H 0,5
K Ih.dh=n J(o.sr_-x)dx B.4t
h=yo x=0

0.s - yo')= n (o.sLf -


K (H'z o.sR (o.s rf = 0.5 R (o.s Lf
K(HLyo2) :1/4 RL2

Gambar 3.2. Konsep kedalaman ekivalen (equivalent depth) untuk


1z
-4K(H2
-yo2)
/3.s1 mentransformasikan kondisi aliran horizontal dan radial ke suatu
R
al i r an hor i zontal ekiv alen.
Atau dengan notasi seperti pada Cambar 3.2, maka:
Persamaan tersebut dapat ditulis:
x- = Q---T-
- 4K(H2 -D2)
/3.6/
^_4K(H+o)(H-o)
,_ L,
13.71
Di mana:
R : laju pemasukan air dari permukaan tanah per luas per- Berdasarkan Cambar 3.2a;h: H - D dan H + D : 2D + h, maka
mukaan (m/hari);
q : debit drainase per unit luas permukaan (m/hari); Q=BK(D +r0.5h)h 13.Bl

28 Teknik Drainase Bawah permukaan Persomaon Drainase Kondisi Aliran Steady 29


Faktor D + 0.5 h pada persamaan di atas dianggap menggambarkan membentuk aliran radial menuju pipa drainase. Aliran radial tersebut
rata-rata ketebalan lapisan tanah disimbolkan dengan f)'. mengakibatkan lintasan aliran menjadi lebih panjang.

Hooghoudt (1940) menurunkan persamaan aliran seperti


q- BKD'h
t /3.9/
digambarkan pada Cambar 3.2b, di mana daerah aliran dibagi
menjadi aliran horizontal dan aliran radial.
di mana KD' transmissivity aquifer (m2lhari). Persamaan /3.8/
dapat juga ditulis sebagai berikut: Apabila aliran horizontal di atas level drainase diabaikan, maka
persamaan aliran untuk lapisan tanah seragam menjadi
q- BKDh + 4Kh2
t /3.10/
n =*r, 13.141
Dengan membuat D : 0, maka q: .1s 13.111
dan

yang menggambarkan aliran horizontal di atas level drainase. * 1tn 4+f(D,L) 13.1sl
Apabila D cukup besar dibandingkan dengan h, maka 4 Kh2 dapat 8DL n ro42
diabaikan, sehingga: di mana
ro jari-jari pipa drainase;
BKDh
Q: r 13.121 f(D,L) fungsi D dan L, umumnya kecil bila dibandingkan de-
ngan term lainnya. Term pertama pada persamaan
Persamaan ini
menggambarkan aliran horizontal di bawah level 13.lilmenggambarkan aliran horizontal di bawah level
drainase. Pertimbangan di atas menghasilkan konsepsi 2 lapisan drainase, karena berdasarkan persamaan /3.12/
tanah dengan batas pada level drainase. menjadi:
. oL2
q=?-
BK,Dh + 4K-h2
/3.131
h_

8KD

Di mana: sedangkan pada Cambar 3.2b, panjang L untuk aliran horizontal


adalah L-D{2 sehingga persamaan /3.121 menjadi
Ku : konduktivitas hidrolik lapisan tanah di atas level drainase
(m/hari);
h= atau
.oL
h - r-
Kr : konduktivitas hidrolik di bawah level drainase (m/hari). K BDL

?.2 PRII{SIP PERSATTIAAN HOOGHOUDT Term ke 2 dan ke 3 dari persamaan /3.151 menggambarkan aliran
Apabila saluran drainase tidak sampai menembus ke lapisan radial.

kedap, maka garis aliran tidak sejajar dan horizontal akan tetapi akan

30 Teknik Drainase Bowah Permukoon Persamaon Drainase Kondisi Aliron Steody 31


Hooghoudt mempertimbangkan suatu formula yang lebih Tabel 3.1. Ni/ai kedalaman ekivalen (d) menurut Hooghoudt
praktis, yaitu dengan memperkenalkan suatu kedalaman ekivalen ,,d,, (ro : 0.1 m, D dan L dalam m)
sebagai pengganti D (di mana d <
D). Hal ini dimaksudkan untuk
memperhitungkan tahanan tambahan (extra resistance) yarrg disebab_
L(m) 5 7.5 50
D (m)
kan oleh aliran radial. Dengan menggunakan nirai d, maka pola 0.s0 0.40 0.48 0.49 0.49 0.49 0.50 0.50
aliran dalam cambar 3.2b dapat diganti dengan aliran horizontal o.7s 0.60 0.65 0.69 o.71 0.73 o.74 0.75 o.75 0.75 0.76 0.76
seperti pada cambar 3.2c. Apabila yang diperhitungkan hanya aliran 1.00 0.67 0.75 0.80 0.86 0.89 0.91 0.93 0.94 0.96 0.96 0.96
1.25 0.70 0.82 0.89 1.00 1.05 't.09 1.12 1.13 1.14 1.14 1.15
horizontal di bawah level drainase maka persamaan 13.'l2lsekarang
1.50 0.88 0.97 1.1 1 1. t9 1.25 1.28 1.31 1.34 1.35 1.36
menjadi: '1.39
1.75 0.91 1.O2 1.20 1.30 1.45 1.49 1.52 1 .55 1.57

8k dh
2.00 1.06 1.28 1.41 1 .50 1.57 1.62 1.66 1.70 1.72
q=-E- 13.161 2.25 1.13 1.34 1.50 1.69 1.69 1.76 1.81 1.84 1.86
2.50 1.38 1.57 1.76 1.79 1.87 1.94 1.99 2.02
di mana d < D. Persamaan 13.161 ini harus dibuat sama dengan 2.75 1-42 1.63 1.83 1.88 1.98 2.O5 2.12 2.18
persamaan 13.1 4/, sehingga menghasilkan:
3.00 1.45 1.67 1.88 1.97 2.08 2.16 2.23 2.29
3.25 1.48 't.71 1.93 2.04 2.16 2.26 2.35 2.42

"-BFrffi
r- L - L
13.171
3.50
3.75
4.00
1.52 1.75
1.78
1.81
1.97 2.11
2.O1 2.17
2.O8 2.22
2.24 2.35
2.31 2.44
2.37 2.51
2.45 2.54
2.54 2.64
2.62 2.71
g DL Tc roJ2 4.50 1.85 2.15 2.31 2.50 2.63 2.76 2.87
5.00 't.88 2.20 2.36 2.58 2.75 2.89 3.02
Nilai d (equivalent depth) merupakan fungsi dari L, D dan ro. 5.50 2.43 2.65 2.84 3.00 3.15
Nilai untuk "d" dengan ro : 0.,l m pada berbagai nilai L dan D 6.00 2.48 2.70 2.92 3.09 3.26
dapat dilihat pada Tabel 3.1. Untuk ro selain dari 0.1 m dapat dilihat 7.00 2.54 2.81 3.03 3.24 3.43
pada Cambar 3.3. Dari Tabel 3.1, dapat dilihat bahwa ,,d,,ber_ 8.00 2.57 2.85 3.13 3.35 3.56
9.00 2.89 3.18 3.43 3.66
tambah besar dengan naiknya D sampai D 1/4 L, untuk D yang
= 10.00 3.23 3.48 3.74
lebih besar nilai d nya relatif konstan. Dengan demikian untuk D ) o O.71 0.93 1.14 1.53 1.89 2.24 2.s8 2.91 3.24 3.56 3.88
114 L pola aliran tidak dipengaruhi oleh kedaraman lapisan kedap.
Dengan pertimbangan memasukkan pengaruh ariran radial, maka
persamaan /3.13/ dapat ditulis dengan menggunakan nilai d sebagai D (m)
pengganti D, menjadi persamaan /3.181, persamaan ini disebut 0.5 0.50
sebagai persamaan Hooghoudt. 1.0 0.96 0.97 0.97 0.97 0.98 0.98 0.99 0.99 0.99
2.0 1.72 1.80 1.82 1.82 1.83 1.85 1.90 1.92 1.94
3.0 2.29 2.49 2.52 2.54 2.56 2.60 2.62 2.70 2.83
/3.18/ 4.O 2.71 3.04 3.08 3.12 3.16 3.24 3.46 3.58 3"66

32 Teknik Drainose Bawah permukaon Persomaan Drainose Kondisi Aliran Steady 33


t (m) sO zs aO gS
D (m)
5.0 3.o2 3.49 3.55 3.61 3.67 3.78 4.12 4.31 4.43
6.0 3.23 3.85 3.93 4.00 4.08 4.23 4.70 4.g2 s.15 2A
7.0 2.43 4.14 4.23 4.33 4.42 4.62 5.22 5.57 s.81
8.0 3.56 4.38 4.49 4.61 4.72 4.g5 s.68 6.13 6.43 Dlu 2.1
roo
9.0 3.66 4.57 4.70 4.82 4.gs 5.23 6.09 6.63 7.OO
10.0 3.74 4.74 4.89 5.04 5.18 5.47 6.45 7.Og 7.53 80
23
12.5 5.O2 s.20 s.38 5.56 5.92 7.20 8.06 8.68 2t
60
15.0 5.20 5.40 5.60 5.80 6.2s 7.77 8.84 s.64 25
50
17.5 5.30 5.s3 5.76 5.99 6.44 8.20 g.47 10.40 2At
20.0 5.62 5.87 6.12 6.60 8.54 g.g7 1 .10 1
4O

2s.o 5.74 5.86 6.20 6.79 8.99 10.70 12.10


30.0 g.27 11.30 12.go
35.0 g.44 1 .60 13.40
1 3.2
40.0 I 1.80 13.80 3a
45.0 12.00 13.80 3.6
50.0 12.10 14.30 3.A
60.0 14.60 .o
@ 3.88 5.38 5.76 6.00 6.26 6.82 9.55 12.20 14.70 1.4

5.O
3.3 APLTI(ASI PENSAMA/II HOOGHOUDT 5.5
6.O
Persamaan Hooghoudt digunakan untuk menghitung spasing
drainase L, apabila faktor-faktor Q, K, h, D dan ro diketahui. Rumus 7.O

a.o
ini dapat juga digunakan untuk menghitung konstanta tanah K dan D !"o
jika diketahui q, h, L dan ro. o
2

Karena L tergantung pada d, sedangkan d sendiri fungsi dari L, 15

maka rumus di atas tidak dapat menghitung L secara eksplisit. De- o


30
ngan demikian prosedur yang digunakan adalah metoda "coba-ralat',
(trial and error). Coba-ralat dapat dihindarkan dengan menggunakan
Nomograf seperti pada Cambar 3.4 dan 3.5.

Cambar 3.3. Nomograf untuk menentukan kedalaman ekivalen (d)


menurut van Beers

34 Teknik Droinase Bowoh permukaon


Persomaon Drainose Kondisi Aliran Steody 35
4ra

,o,
.oc
a,
,b,
1a
e.o t,

n
,re

ta
a{
tn
Iat
*t

laa
lo$ lta

ttro
,oro
l*r
,*t
,t oo

Gambar 3.4. Nomograf untuk penentuan spasing drainase


Gambar 3.5. Nomograf untuk penentuan spasing drainase iika Llh <
iika Llh > 100 100 (Boumans, 1963)

36 Teknik Drainase Bawah permukoan Persamaan Drainase Kondisi Aliran Steady


Contoh 1: Coba 2:
Untuk drainase suatu areal irigasi akan digunakan pipa dengan L-87 m, dari Tabel 2.1: d:3.63 m; L2:1920x3.63 +576:7546 x
jari-jari 0.1 m. Pipa tersebut ditempatkan pada kedalaman
1.8 m dari 872 : 7569. Maka spasing drainase yang diperlukan L : 87 m.
permukaan tanah. Lapisan kedap dijumpai pada kedalaman
6.8 m. Dengan menggunakan nomograf pada Cambar 3.4 dan 3.5:
Dari uji auger-hole didapatkan nilai konduktivitas hidrolik K : 0.8
hitung D/h : 5/0.6:8.3 dan h/(nro) : O.6l(n x0.1) :1.9; hitung
m/hari. Selang (interval) irigasi setiap 20 hari. Rata-rata air irigasi
l(q : 0.8/0.002 : 4OO. Dengan menarik garis lurus dari titik (D/h)
yang hilang dan mengisi air tanah adalah sejumlah 40 mm per
20 dan h/(nro) ke l(q : 4OO, didapat Uh : '14O. Dengan demikian L :
hari, sehingga rata-rata discharge dari sistem drainase 2 mm/hari.
140 x 0.6 m : 84 m. Nomograf tersebut dapat juga digunakan untuk
Pada jarak berapa spasing harus dibuat apabila rata-rata kedalaman
saluran drainase terbuka di mana u - 7rt'o, u adalah perimeter basah.
air tanah 1,2 m dari permukaan akan dipertahankan?.

fawab: T,4 PNINSIP PERSATilAAN ERNST

2 lapisan
Persamaan Ernst dapat digunakan pada tanah dengan
{'c.6 vtt
di mana batas kedua lapisan tersebut dapat berada di atas atau di
L2m bawah level drainase. Khususnya dapat dipakai pada kondisi di mana
T lapisan atas mempunyai konduktivitas hidrolik lebih kecil dari pada
lapisan bawahnya.
{- aooe17no. rE rr1 Iapiran kedap
K-ctgtt/hari Seperti juga Hooghoudt, Ernst mendapatkan sejumlah hidrolik
head yang diperlukan untuk bermacam-macam komponen aliran di
mana secara skhematis aliran pada pipa drainase dibuat. Analogi
q- 0.002 m/hari; ro :0.1 m;Ka: Kb:0.8 mlhari; h :0.6 m; dengan hukum Ohm, maka aliran air tanah dapat ditulis:
D:5m q:h/w atau h:qw
di mana q adalah laju aliran, h hidrolik head dan w adalah tahanan.
1z
- SKodh+4K"h2
q Jika aliran ke pipa drainase dibagi menjadi aliran vertikal, horizontal
dan radial, maka head hidrolik total adalah:
L2 {(sx0.8x0.6xd) + (4x0.8x0.36)} / o.oo2*L2 : .tg2a
d+576 : h, + h;..' + hr: qw, + q Lwh + q Lwr
h

Coba 1: di mana subscriptv : vertikal, h : horizontal, r : radial.

L :
B0 m, dari Tabel 2.1: d : 3.55 m; L2 : 1920 x3.55 + 576 : Aliran horizontal dan radial adalah sama dengan q L, yakni
7392 * 6400 , sehingga L terlalu kecil discharge drainase per unit panjang pipa drainase, sedangkan aliran

38 Teknik Drainase Bowah Permukaan Persamaan Drainose Kondisi Aliran Steody 39


vt'rlikal sama deng?D Q, yakni laju debit drainase per unit luas
permukaan tanah. Dengan menulis berbagai tahanan maka
Y : kedalaman air dalam saluran drainase ,untuk pipa drainase

persamaan Ernst dapat ditulis:


y:0.
n=o*.orf.rf .o#,"* 13.19t
Nilai-nilai D,, X (KD)h, D, , €r dan u sekarang dalam bentuk
detil dapat dilihat dengan bantuan Cambar 3.6a sampai 3.6d.
di mana, Aliran vertikal terjadi pada lapisan antara maksimum water tabre
h total hidrolik head atau tinggi water table di atas level pada titik tengah antar saluran dengan dasar saluran. Biasanya
drainase pada titik tengah (m) ketebalan lapisan untuk aliran vertikal adalah Do : y + h un{uk
q laju debit drainase per luas permukaan (m/hari) saluran, dan D, : h untuk pipa"
L spasing drainase (m) Aliran horizontal terjadi pada seluruh ketebalan aquifer, jadi
Ku konduktivitas hidrolik untuk atiran vertikal (m/hari) X(KD)6 : Kr Dr + Kz Dz. Apabila kedalaman sampai lapisan
K' konduktivitas hidrolik untuk aliran radial (m/hari)
kedap bertambah besar, maka nilai Kz Dz juga bertambah besar
D, ketebalan lapisan di mana aliran vertikal dipertim_
sehingga membuat >(KD);^, cenderung tak terhingga dan akibat-
bangkan (m)
nya tahanan aliran horizontal menjadi nol. Untuk mencegah har
D' ketebalan lapisan di mana aliran radial dipertim_
tersebut total kedalaman lapisan di bawah level drainase Do atau
bangkan (m)
E(KD)h transmisivitas lapisan-lapisan tanah
Do + Dz dibatasi sampai (1/4)L apabila lapisan kedap lebih
di mana terjadi dalam dari (1/4)L di bawah level drainase.
aliran horizontal (mThari)
Aliran radial hanya diperhitungkan pada lapisan di bawah revel
a faktor geometri untuk aliran radial, tergantung pada
drainase, jadi D, : Do, dengan batasan yang sama seperti aliran
kondisi aliran;
horizontal yaitu Do < (114)L
u perimeter basah (m).
Berdasarkan nilai-nilai tersebut di atas, maka beberapa kasus
Nilai-nilai D,, X (KD)h, D,, a dan u ditentukan berdasarkan
berikut ini dapat dipertimbangkan:
profil tanah dan posisi relatif serta ukuran pipa drainase. Data berikut
ini merupakan karakteristik dari kondisi spesifik drainase yakni:
A. Tanah Homogen (homogeneous soil)
Pada suatu tanah homogen (Dz : 0, Cambar 3.6b), nilai a
Dr : rata-rata ketebalan lapisan atas di bawah muka air tanah
diambil sama dengan 1, D, : y + h, X(KD)6 : Kr Dr, K, : Kr dan
(water table) dengan permeabilitas Kr
Dz,, rata-rata ketebalan lapisan bawah dengan permeabilitas Kz D, : Do, dengan demikian persamaan 13.'tg/menjadi:
Do: ketebalan lapisan tanah di bawah level drainase ,n-oj--+o-
v+h l:
H: ketinggian water table di atas level drainase pada titik tengah . Kl ,BKrDl . o#'"? /3.20/

40 Teknik Drainase Bowah permukoan


Persamaon Drainase Kondisi Aliran Steady 41
Pada tanah homogen tahanan vertikal cukup kecil sehingga
dapat diabaikan. Lebih lanjut dalam kebanyakan kasus yang ditemui
di lapang h < < Do, Dr biasanya dianggap sama dengan Do, aliran
horizontal melalui lapisan di atas level drainase umumnya diabaikan.
Jika kedaiaman dari dasar saluran sampai lapisan kedap Do lebih
besar dari (ll()L, aliran tidak akan terjadi di bawah kedalaman
tersebut. Karena spasing drainase tidak diketahui sebelumnya, maka
kondisi tersebut di atas harus diuji sesudahnya didapat nilai [_.

8. Tanah Berlapis (layered soil)


Cambar 3.6a Gambar 3.6b '1" Apabila saluran drainase ditempatkan pacla lapisan
bawah
Gecretry of tr;o-dioensional GeoucEry of the Ernsc equarion (cambar 3-6c) dan Kr ( Kz, maka tahanan aliran vertikar pada
flore togards dreins lccor- for r hornogcneous soil. lapisan ke dua dapat diabaikan dibandingkan dengan pada
ding to ERllST (1962).
lapisan pertama. Pada cambar 3.6c dapat dilihat bahwa tebai
lapisandi mana terjadi aliran vertikal adalah sama dengan Du :
2 Dr. Untuk komponen aliran horizontal dalam kasus tersebut
adalah X (KD)6 : Kz Dz + Kr Dr. Karena Kr ( Kz dan Dr I Dz,
maka suku kedua dapat diabaikan sehingga > (KO1n : Kz Dz.
Aliran radial diperhitungkan pada lapisan D, Do. Untuk
komponen aliran horizontal dan radial sebagai pembatas Do (
(114)L. Persamaan /3.19/ menjadi:

2D, I:
,h=e-__r+q-+q L
- ln--,
AD^
Cambar 3.5c Gambar 3.6d
' Kr 'BK2D2 - nK, "' u
13.21/

Gtooetry of the lrnst GeoEet.E, o! Erasi equarioo


che
pguetion. for e trro-laYcred for a tuo-leyc,red soil uich
2. Jika saluran drainase berada seluruhnya pacja lapisan atas
(Cambar 3.6d), rnaka untuk menentukan faktor geometri ',a,'
soil vith thc drain in the the drein in the upper layer.
terdapat berbagai kondisi sebagai berikut:
lorrer layer.
Kz ) 2A Kr, faktor geometri "a" : 4 dan persamaan (3"1g)
menjadi:
Gambar 3.6. Ceometri persamaan Ernst .h=qv+h *q t +
L
o-ln 4D^u
o 8(KrDr +KrDr) 'rK, u

42 Teknik Drainase Bawah Permukaan Persamaan Drainase Kondisi Aliron Steady 43


Tahap 2. Hitung h, - q D,/K,
berdasarkan nomograf seperti pada Cambar 2.7, kemudian
h,=h-hr=-9(-* 9,! lnrD,
gunakan persamaan 13.1gl. l3.2st
BI(KD)h n Kr u
0.1 Kr ) Kz, faktor geometri "a,, : 1. Lapisan bawah di-
Dalam beberapa kasus nilai ',hr" sangat kecil sehingga dapat
anggap sebagai lapisan kedap air, sehingga pada kasus ini
menjadi kasus tanah homogen dan persamaan /3.2O/ diabaikan.
menjadi berlaku. Tahap 3. Tentukan faktor geometri "a"
Pada persamaan-persamaan di
atas perimeter basah "u,, untuk Jika Kz 20 Kr, maka " a" : 4 dan gunakan persamaan 13.22/
)
drainase pipa, sedangkan untuk saluran drainase "u', dihitung sebagai Jika 0,1 Kr ( Kz < 20 Kr , tentukan ,,a,, dari Garnbrar 3.2 dan
berikut: gunakan persamaan /3-19/

u:b+2yr/(S,+t) Jika Kz ( 0,1 Kr, maka "a" : '1, pertimbangkan tanah homogen
/3.231
dan gunakan persamaan /3.2O/"
di mana, b: lebar dasar saluran; y: kedalaman air pada saluran; s:
kemiringan talud (horizontal: vertikal). Aplikasi persamaan Ernst sebagai formula spasing drainase
diberikan dengan 3 contoh yaitu untuk tanah homogen (Do < 114
Untuk pipa drainase yang dipasang pada suatu galian L), untuk tanah 2 lapisan di mana batas lapisan berada di bawah
(trenches) yang diselimuti dengan bahan berpermeabilitas
yang baik, level drainase (Do < 't/4 L) dan untuk tanah dalam (deep soil] (Do
maka nilai u dihitung sebagai berikut: > 1/4 L).
u:b+2(2ro) /3.24/ Contoh 2:
di mana b: lebar trench; ro: jari-jari pipa drainase. Data pada Contoh 1, akan digunakan dengan tambahan dibuat suatu
galian (tench) dengan lebar 0.25 m (lihat Cambar 3.6b):
3.5 APUI(ASI PENSAATIIAAN EN]TST
ro:0.1 m Do:5m
Perhitungan spasing drainase dilakukan dengan bantuan q : 0.002 m/hari h :0.6m
nomograf seperti pada Gambar 3.7 dan 3.8. Tahaptahap perhitungan Kr : 0.8 m/hari
untuk mendapatkan persamaan yang sesuai dilakukan sebagai
Karena tanah homogen, maka persamaan /3.20/ dan cambar 3.g
berikut:
dapat digunakan:
Tahap '!. Pelajari profil tamah
u : 0.25 + 4x0.1 : 0.65 m
Jika tanah homogen atau jika kedalaman rapisan di mana drainase
akan dipasang adalah lebih dari (114) L, maka gunakan persamaan
B.2Al. Apabila lebih kecil dari ('l14) L, lanjutkan tahap 2 dan 3.

i r. i
:"'
Persamaan Drainose Kondisi Aliran Steodt
Teknik Drainase Bawah permukoon +.. 45
t-
jii
Dcngan mengabaikan aliran vertikal, maka: Tahap 1. Asumsikan Do < 114 L
Tahap 2.
L' L 0.002 L2 0.002 L . s
'8KlDr*o'ftK,lnDo=
h=.0.6=o
u
+_ln_
8x0.8x5.30 n x 0.8 0.65 1'?ro'3
hv = Qff =o?=o.or =0.075 m
, -0.8 tJOSI+atx0.03x300 -0.8+6.05 h'=h-hv = 1 .2-O.O7S=1.125 m
2 x 0.03 0.06

L>0, Tahap 3.
Karena maka L:87.5 m. Hasil pengujian ternyata Do<114 L.
Karena KzlKr : 10, tentukan "a"dari Cambar 3.7. DzlDo: 3.0/0.8
Penggunaan nomograf Cambar 3.8 adalah sebagai berikut:
: 3.8 = terbaca a:4;:(KD)n : Kr Dr + Kz Dz : A.2x1.4 + 2
E (KD) : Kr Dr : Kr (Do + 112 h) : 0.8 x 5.30 : 4.2 n'r2lhari x 3.0 : 6.3 m2lhari
h/q : 0.6/0.002 :
300. Hubungkan titik ,KD dan h/q dengan garis 4Dr oDo 4x0.8
fiKr u - nxK,
wr = -|ln
lurus yang memotong kurva untuk nilai "wr" sebagai berikut: ',,, In u = -J |n
7rx0.2 1.35 =1.37harilm
wr= 1 rnaDr- 1 rn 5 =o.g h,=1.125=--9-!-* 1! lnuDt - 0'0t2 +0.01x.r.37L
nKr u nx0.8 0.65 B I(KD)h nKr u 8x6.3
'

(a: 1, Dr: Do:5m) =+terbacapadaarahvertikal +L = 88m atau 0.2 L2 + 1 3.7 L - 1125 : 0, dengan menggunakan rumus ABC
maka didapat L = 48 m.
Contoh 3:
Suatu tanah terdiri dari 2 lapisan yang berbeda. Lapisan atas
Kr : O.2 m/hari dan lapisan bawah Kz : 2 m/hari. Batas kedua
lapisan tersebut berada pada kedalaman 0.5 m di bawah dasar
saluran (Cambar 3.6d), tebal lapisan bawah sampai lapisan kedap Dz
: 3 m. Saluran drainase mempunyai lebar dasar 50 cm, dengan
talud 'l: 1 dan kedalaman air y : 30 cm. Hidrolik head dipasang
padah :1.2 mdenganq: 10mm/hari.
Dari informasi di atas (lihat Cambar 3.6d):
h : 1.2 m Do:0.5+0.3:0.8m
q : 0.01 m/hari Dr : 0.8 + 0.5 x1.2:1.4 m
Kr : 0.2 m/hari Dz:3m Gambar 3.7. Nomograf untuk menentukan faktor geometri na,
v:0.3m u : 0.5 + 2x0.32: 1.35 m sebagai tahanan radial pada persamaan Ernst (van Beers, t 965)

46 Teknik Drainose Bawah Permukaan Persornaan Droinase Kondisi Aliran Steady 47


Contoh 4: Data sepefti pada Contoh 3, kecuali Do : 10 m.

Tahap 1: too
290
2aO
homogen (persamaan 13.2Oh akan digunakan. Hal ini berarti lapisan ?70
kedua, berapa pun tebalnya dan permeabilitasnya tidak berpengaruh
pada aliran ke pipa drainase. Asumsi Do ) 114 L ini harus diuji pada ;';fut*'" s
(lorwlo Effitl
ahir perhitungan.

Tahap 2: 2ro

hv - 0.075; h' : 1.125 m; Persamaanl3.2Oluntuka: 1, Kr Dr : 200


reo
O.2 x 10.6 21 m2lhari, Do 10 m dan u: 1.35 m, r60
t70
menghasilkan:
aa r50
m
lo a5?oraE IStl
0.0112 0.011 10 l.
1.125_ + ln lro
Bx2.1 xxO.2 1.35 a,
r30

l)ari persamaan tersebut didapat L : 24 rn. Dengan dernikian asurnsi *>roo,


' .5 -12-?oo-L,66m
ll
semula Do ) 1/4 L adalah sesuai, dan contoh ini dapat diperlakukan -u-?*Q!--c. ro,
L. 2r f a.66 m
w->3: 90
sebagai tanah homogen" ' i 5-t!-2OOr-L.6Sm
lto-6_rool-L.6a m ao

i.,iilai L tersebut akan diperoleh juga apabila menggunakarr Carnhar 7A

60
"] {}. Karena Do : 0.8 m, maka kondisi Do < 114 L (aliran radial) 50

.l;n Dr + Dz ( 1/4 L (aliran horizontal) keduanya dipenuhi. .o


30
rtl oDrl L . rarltron r& h.O aO F
it-r !'='ry... 20
.t"6 ru(}ffiS&RAF YANG BERI"AKU U&iffiIS l;'"cg to
o

memperhatilcan head loss karena aliran vertikal dan aliran hl:ii;*nt;rl Gambar 3.8. Nomograf untuk menentukan spasing drainase pada
di atas level drainase, maka persamaan B.2A/dapat ditu!is: persamaan Ernst, iika D0 < l 14 L
q L2
h = SKD.*9!tn!n
nK u
karena Dr = Do Persamaan Hooghoudt (persamaan /3.1 6h:

qL'
h-
BKd

48 Teknik Drainase Bawah Permukaon


Persomaon Drainase Kondisi Aliron Steody 49
Dengan menggabungkan kedua persamaan tersebut maka: c.btn$ C:D IN

.Do
A-

I+
8Do, Do
_ln_
nLu
Persamaan untuk kedalaman ekivalen di atas dapat disajikan
dalam bentuk grafik seperti pada Cambar 3.3. Nomograf pada
Gambar 3.3 mempunyai keuntungan bahwa d dapat ditentukan
untuk semua nilai ro atau u, sedangkan Tabel 3.'l hanya berlaku
untuk satu nilai ro saja. Suatu contoh apabila Do/u sama dengan 15, 100
Do : 10 m dan L : 40 m, maka d :3.7 m.
Van Beers menggambarkan spasing drainase untuk tanah homogen G

dengan pengabaian aliran di atas level drainase dan D a

sebagai berikut:

L: Lo-C 13.261

sKDh
di mana, Lo =
q
; C=Dln9
u

Apabila Lo dibandingkan dengan persamaan Hooghoudt 13.161


maka Lo menggambarkan spasing drainase untuk aliran horizontal.
Untuk mempertimbangkan tahanan aliran radial maka dikurangi
dengan C. Hal ini merupakan perbedaan dengan persamaan
Hooghoudt di mana pengurangan D menjadi d (equivalent depth)
digunakan untuk memperhitungkan aliran radial. Untuk menghitung
nilai C, nomograf pada Cambar 3.9 dapat digunakan. Nomograf ini
mempunyai keuntungan karena dapat digunakan untuk menyelesai- 6 6rO .o 60 8()!oo
o
kan persaman tidak-steady dari Clover-Dumm.

Untuk menghitung nilai C, ambil nilai D tertentu pada sumbu Cambar 3.9. Nomograf untuk menghitung nilai C pada persamaan
horizontal bawah. Dari titik tersebut tarik garis vertikal ke atas 12.261, untuk berbagai nilai u
sampai memotong kurva untuk nilai u tertentu, dan baca nilai C pada
sumbu vertikal. ceSgcr

50 Teknik Drainose Bowah Permukoan Persamaan Drainase Kondisi Aliran Steady 51


PERSAMAAN DRAINASE
TIDAK STEADY

(lfl^da suatu daerah di mana recharge (pengisian) bersifat


-
llV periodik (tidak kontinyu) atau dengan intensitas hujan yang
,l tinggi, maka asumsi recharge steady tidak dapat berlaku
lagi. Pada kondisi tersebut persamaan drainase untuk kondisi tidak
steady harus digunakan. Persamaan tidak-steady di mana recharge
sama dengan nol telah diuraikan seperti pada persamaan 12.12/ di
mana untuk satu arah (sumbu x) dapat ditulis sebagai berikut:

KD4= u4 14.11
0x' At
di mana:
KD transmisivity aquifer (m2lhari);
h hidrolik head sebagai fungsi dari x dan t (m);
x jarak horizontal dari titik acuan, misalnya saluran (m);
t waktu (hari);
p ruang pori drainase.
4.7 PRINSIP PERSAIIAAN GI.OUER.DUTiliI Untuk ketinggian air tanah pada titik tengah antar saluran pada
Dumm (1954) menggunakan penyelesaian persamaan /4."11 waktu t, ht : h(1/2 1,0 maka x : 112 L, dimasukan pada persamaan
yang ditentukan oleh clover yang mengasumsikan muka air tanah 14.21 menghasilkan:

awal horizontal pada suatu ketinggian tertentu di atas level drainase.


Penyelesaiannya menerangkan penurunan muka air tanah (yang tidak
h,=1ho i 1"-n2at 14.31
7E n=1,3,5, O
lagi horizontal) sebagai fungsi dari waktu, tempat, spasing drainase
dan sifat-sifat tanah. Muka air tanah awal horizontal dipertimbangkan
sebagai hasil dari kenaikan seketika (instantaneous) akibat dari hujan
atau irigasi, yang juga merupakan pengisian air tanah seketika.
Kemudian Dumm (1960) mengasumsikan muka air awal tidak datar
sima sekali, akan tetapi mempunyai bentuk parabota (pangkat 4)
yang menghasilkan rumus sedikit berbeda.
drainose
Cambar 4."1 di bawah ini merupakan kondisi sebelum dan
sesudah kenaikan muka air tanah secara horizontal. Kondisi awal dan
pembatas di mana persamaan /4.1lharus diselesaikan adalah sebagai
berikut:
r tan {<eolaP
t: 0, h : R/p : ho,0 ( x ( L(initiathorizontal groundwater)
t) 0, h : 0, x : 0, x : L (air pada saluran drainasetetap pada
level drainase)
Ri : pengisian sesaat per unit luas permukaan (m) Gambar 4.1. Kondisi pembatas untuk persamaan Clover-Dumm
ho : ketinggian muka air tanah awal di atas level drainase (m) dengan water table awal horizontal.

Persamaan 14.21 dengan kondisi tersebut di atas ditemukan Nilai-nilai term pada persamaan 14.3/ akan menurun dengan ber-
oleh Carslaw dan Jaeger (1959):
tambahnya nilai n. Jika a ) 0,2, term yang kedua dan seterusnya
h (x,t)- 4 ho 1
i n"-n2crt sin
nI*
14.2/
relatif kecil dan dapat diabaikan sehingga persamaan /4.3/ sekarang
tr n=li,s, L menjadi:

,.
di mana: o -
n'KD
----- (faktor reaksi, hari ') -r
hr
A.
: --6."-ot 14.41
pt 1l

54 Teknik Drainase Bawah Permukaan Persomaan Droinase Tidak Steady 55


Dengan asumsi muka air tanah awal mempunyai bentuk
II.2 APUI(ASI PENSAftIAAN GLOUEN.DUITIITI
parabola maka persamaan /4.4/ berubah menjadi persamaan
/4.5/
(Dumm, 1960): Persamaan Clover-Dumm sering digunakan untuk menghitung
spasing drainase pada daerah irigasi. Untuk itu diperlukan data ka-
ht = 1.16ho e-"t rakteristik tanah K, D dan /, geometri drainase dan kriteria drainase.
/4.s1
Perbedaan antara persamaan /1.4/ dengan r4.5/ hanyarah Dibandingkan dengan persamaan drainase steady-state, persamaan
perubahan faktor bentuk (shape factor) dari 4/n : Clover-Dumm memerlukan kriteria penurunan air tanah dalam
1.27 menjadi
jangka waktu tertentu (hJh, selain dari kriteria elevasi muka air tanah
1.16. Dengan substitusi nirai o="'\? pada persa maan /4.5/ dan dan drscharge. Perhitungan spasing drainase L dari persamaan /4.8/
pf rrremerlukan metoda coba dan ralat, sebab kedalaman ekivalen d : f
selesaikan untuk nilai L, maka:
(L,D,7t) sehingga nilai L tidak dapat diberikan secara eksplisit.
Dengan bantuan Nomograf pada Cambar 3.9 prosedur coba-ralat
/4.6/
'="[T)'''(,n,;,.*) dapat dihindarkan.

Persamaan ini disebut sebagai persamaan Clover_Dumm. Contoh 5:


Air irigasi diberikan setiap '10 hari. Kehilangan air terjadi ka-
Karena persamaan Grover-Dumm tidak memperhitungkan
rena perkolasi ke zone air tanah adalah 25 mm yang merupakan
tahanan aliran radial menuju pipa yang tidak sampai
menembus ke pengisian seketika, Ri : 0.025 m. Dengan porositas efektif p : 0.05
lapisan kedap, maka tebar aquifer D sering diganti dengan
nirai maka pengisian menyebabkan kenaikan muka air tanah sebesar
kedalaman ekivalen od" dari Hooghoudt. sehingga persamaan
menjadi:
/4.2/ h : R/p : 0.5 m. Maksimum tinggi muka air tanah yang diijinkan
adalah 1 m di bawah permukaan tanah. Level drainase dipilih 1.8 m
r'K d
(hari-l)
dari permukaan tanah, sehingga h. : 1.8 - 1.0 : 0.8 m. Muka air
cr =
lil 14.7/
tanah harus diturunkan sebesar Ah 0.5 m, selama 10 hari
dan persam aan lq.6/ menjadi:
berikutnya di mana air irigasi akan diberikan lagi- Hro : ho - Ah :
0.8 - 0.5 : 0.3 m. Jika kedalaman sampai lapisan kedap : 9.5 m
dari permukaan tanah dengan K : 1 m/hari dan jari-jari pipa 10 cm,
,u+)-"' /4.8t
'-="(+)"'[,n, hitung spasing drainase?

Persamaan ini disebut sebagai persamaan Modifikasi Dari inforrnasi di atas kita mendapat data sebagai berikut:
Glover-Dumm.
K : 1.0 m/hari; hro : 0.3 m; D :7.7 m; t : 10 hari; p -- O.O5;
ro = 0.1 m; ho : 0.8 m. Dengan menggunakan persamaan /4-8/:

56 Teknik Drainase Bawah permukaan


Persamaan Drainase Tidok SteadY 57
r0)"'[,n,.r *d* 0.8)-"'
'-"[uJ[""''"h;.J
L= fKdt''1"'1,,n,.., u!g')-"' -"[-o.os
n =,, ['r.0
)( o
os)
= u.aJA meter DKAINASE
Coba 1: BAIIIIATI PEBNII,JKAAN
L : B0 m, dari Cambar3.3, dengan D/u : Dl(nro) : 7.V/(n x 0.1)
:25;D :7.7 m;-+ maka d : 4.4 m. Substitusi L : +t.A{ 4.4 :
BB m ) B0 m, maka L harus diduga lebih besar dari BB m.

Coba 2:
L:100m,dariGambar2.3:d:4.Bm,L:41.Bi4.B:92m< 5.' DRAIilASE LAPAI{GAN
100 m. ladi L harus diduga lebih kecil dari 92 m.
rainase lapang (field drainage) adalah suatu sistem yang
Coba 3: menerima air lebih langsung dari lahan pertanian dan
L :
90 m, dari Gambar 3.3: d : 4.7 m; L : 41.814.7: 90 m. menyalurkannya ke sistem drainase utama yang mem-
Karena L dugaan sama dengan hitungan, maka spasing drainase buang air dari areal lahan pertanian. Sistem drainase utama harus
adalah 90 m. memberikan suatu outlet yang bebas dan dapat diandalkan bagi
pengeluaran air dari drainase lapang. Dalam suatu sistem drainase
Penyelesaian dengan Nomograf pada Cambar 3.9 adalah
bawah-tanah dapat dibedakan tiga kategori drainase yakni lateral,
sebagai berikut:
kolektor, dan drainase utama. Lateral biasa disebut juga drainase
Hitung persamaan 14.6/ untuk Lo, yang menggambarkan aliran
lapang (fietd drains), farm drains atau suction drains berfungsi selain
horizontal untuk tidak-steady:
untuk mengendalikan fluktuasi kedalaman air tanah di lahan per-
xt .t xto)"'[,n tanian juga berfungsi sebagai pengumpul aliran permukaan. Dari
, _ n(
t .o
1.16 99) :116 meter lateral air mengalir ke kolektor yang mengangkutnya ke drainase
\ 0.0s /\ o.3 )
utama.
Tentukan C : D ln (D/u) dari Gambar 3.9 dengan mengambil titik
D :7.7 m pada sumbu bawah. Dengan menarik garis vertikal ke Sistem drainase lapang dapat terdiri dari:

atas memotong kurva u : 7r ro : 0.3 m, dapat dibaca pada sumbu Drainase terbuka dengan Parit
vertikal bahwa C - 25m. Maka: L : Lo-C : 1 1O-25 : 9t m. Drainase mole, yakni lubang bawah-tanah
Drainase pipa, terbuat dari tanah liat, beton, atau plastik yang
(ia616-)
ditanam di bawah tanah.

58 Teknik Drainase Bawah Permukaan


Apabila pipa-pipa lateral berakhir pada parit koiektor, rnaka DBAI}IASE PAN]T
sistem tersebut cjisebut sebagai sistem drainase pipa singular. Apabila
'.,
5.2.1 Prinsip dan Rancangan
kolektor juga terbuat dari pipa maka sistem tersebut disebut sistem Dibandingkan dengan drainase pipa, drainase parit mem-
drainase pipa komposit" Beberapa tipe penyusunan baik drainase punyai beberapa keuntungan dan kerugian antara lain:
pipa maupun drainase parit dapat dilihat pada Cambar 5.1.
Keuntungan:
Selain untuk rnembuang airtanah juga dapat berfungsi untuk
membuang air permukaan
rI
Kemiringan saluran untuk mengalirkan air biasanya lebih kecil
daripada kemiringan yang diperlukan pada drainase pipa'
lr Umumnya untuk parit kemiringannya adalah sekitar 0-01o/o,
ls
sedangkan untuk pipa sekitar 0.1%.
II
ls Memudahkan dalam pengawasan dan pemeliharaan.

@ I I
Kerugian:
Akan terjadi lahan yang tidak dapat diusahakan untuk pertanian
o karena adanya parit
Pertumbuhan gulma dan pengendapan menyebabkan mahalnya
drannage leteral
drainacc kolektor biaya pemeliharaan
Lahan yang terpisah dengan adanya parit-parit, menyebabkan
W??V41*1.^
-tipd Tcrta.ian
-piga Daeil clatnc^rc \a'tc"l sukarnya pengoperasian alat-alat mekanis.
"::-"":- Part cl..aira* kolcktar Umumnya di daerah datar sistem drainase menggunakan pipa
oarit clraimCe aaiuL
sebagai lateral dan parit sebagai kolektor. Sedangkan di daerah ber-
lereng seluruh sistem drainase lapang baik lateral maupun kolektor
A. Sistim drainase pipa singular
B. Sistim drainase pipa komposit terbuat dari pipa (sistem drainase pipa komposit).
C. Sistim drainase saluran terbuka kornposit
Akan tetapi dalam situasi berikut ini biasanya parit lebih sesuai
Gambar 5.1. Beberapa penyusunan sistern drainase pipa dan saluran untuk digunakan sebagai lateral:
terbuka Apabila muka air tanah dapat dikendalikan dengan spasing
lateral yang cukup lebar, sehingga petakan lahan yang terbentuk
cukup luas tidak mengurangi efisiensi pemakaian alat mekanis.

61
60 Teknik Droinase Bawah Permukoon Dr ai nase Bawah Pe rmukaan
Situasi ini kemungkinan dapat terjadi pada tanah dengan singular, spasing parit biasanya antara 200 - 500 m. Elevasi muka air
hantaran hrdrolik tinggr tli parit kolektor harus dipertahankan pada suatu kedalaman di
Apabila drainase harus juga mampu mengangkut air permukaan, bawah outlet dari pipa drainase (lateral).
misalnya pada tanah dengan laju infiltrasi rendah atau di daerah
Dimensi Parit
dengan intensitas hujan yang tinggi
Apabila diinginkan percepatan proses pematangan pada tanah Perhitungan dimensi parit mengikuti rancangan saluran tidak
aluvial, yang baru direklamasi berlapis dengan mengetahui parameter seperti elevasi muka air yang
Apabila hanya diinginkan muka air tanah yang dangkal, misalnya diinginkan, kapasitas debit dan tipe tanah. Kadang-kadang perhitung-
untuk padang rumput atau tanah gambut.l an dimensi parit menghasilkan suatu dimensi yang terlalu kecil
sehingga dari segi konstruksi dan pemeliharaan sulit dikerjakan. Oleh
karena itu biasanya ada suatu dimensi minimum yang ditinjau dari
segi konstruksi dan pemeliharaan masih memungkinkan. Di Belanda
dimensi tersebut seperti pada Gambar 5.3.

Lokasi
Lokasi drainase parit dipengaruhi oleh berbagai faktor, suatu
kolektor sering digunakan juga sebagai pembatas antara pemilikan
lahan. Akan tetapi apabila memungkinkan parit kolektor tersebut
harus ditempatkan pada bagian terendah. Sehingga dengan demikian
drainase bawah tanah dapat berfungsi dengan baik dan penggalian
dilakukan dengan seminimum mungkin. Lebih lanjut parit kolektor
Gambar 5.2. Out/et dari pipa lateral ke saluran kolektor (srstem tersebut juga berfungsi sebagai outlet untuk aliran permukaan yang
drai nase p i pa si ngu I ar) cenderung berakumulasi pada cekungan.

Spasing dan kedalaman


Apabila parit digunakan sebagai lateral, rnaka perhiiungan
spasing dan kedalaman telah diberikan pada bab terdahulu. Ljntuk
ko[ektor, spasing ditentukan oleh ukr-rran Iahan atau panjang mak-
simum pipa drainase. Pada lahan datar dengan sistern pipa drainase

1 Muka air tanah terlalu dalam pada tanah gambut akan menyebabkan kekeringan Gambar 5.3. Penampang parit sebagai kolektor
dan
mudah terbakar

62 Teknik Drainase Bawoh permukoon rmukaon 63


Drainase Bawah Pe
Keterangan: ini berfungsi sebagai suatu pedoman dalam penggalian selanjutnya.
b: lebar dasar 0.5 m; y: kedalaman; elevasi dasar saluran sekitar 0.4 - Apabila bekerja dengan hydraulic excavator penggalian areal
0.5 m di bawah pengeluaran pipa drainase, sehingga total kedalam- tersebut biasanya tidak diperlukan. Dalam hal ini penandaan dengan
an (Do) sekitar 1.40-1.80 m, kemiringan talud (vertikal: horizontal) kapur bubuk dilakukan sepanjang garis Pr Pz Pz dan Qz Qz Qr.
biasanya 'l: 7a untuk tanah liat sedang untuk tanah berpasir 1: 1 atau Metode lainnya adalah dengan merentangkan tali pada puncak patok
1: 1.5.; p: talud (vertikal: horizontal) A sepanjang garis Ar Az Ar (dalam Cambar S.a). Jika "bucket'
menyentuh tali maka profil saluran yang sedang digali sudah benar.
5.2.2 Konstruksi

Penandaan lokasi parit


.
Caris pusat rencana parit ditandai dengan patok-patok di mana
puncak patok menunjukkan elevasi tanggul di atas dasar saluran
(Gambar 5.4). Lebar parit ditunjukkan dengan patok A dan B yang
ditempatkan pada elevasi yang sama dengan C. Jarak antara A dan B
adalah sedemikian rupa sehingga perpanjangan kemiringan talud
memotong puncak tanggul di kedua titik tersebut. Titik p dan e di
mana kemiringan talud dimulai, dapat diukur dari patok A dan B
?, i, J,_
11_
1----1----t
lrli
,

berdasarkan sudut kemiringan talud. Jarak P - Q ini akan bertambah


dengan semakin tingginya elevasi lahan, sehingga pada lahan
bergelombang lebar P-Q akan bervariasi banyak. lrl'
t ;,. d. 1..
Penggalian -'i-- - ?---
Parit dapat digali dengan berbagai metode antara lain:
ltl,
l:ll
lll,
Dengan tenaga manusia
Dengan 'dragline" biasanya digunakan pada saluran utama lil:- -f rlg
Hydraulic excavators, biasanya dilengkapi dengan,,profile -1"'- -
-rcr-
l:1,
bucket" yang mempunyai bentuk sesuai dengan bentuk saluran
yang akan digali.
PqdaPqY13 nrt'rta*9
Iril
I ...rJ *^,, I
Apabila penggalian akan dilakukan secara manual atau dengan
drag,line, suatu penggalian pertama sedalam sekitar 20 cm dibuat
sesuai dengan kemiringan talud sepanjang saluran. penggalian areal Gambar 5.4, Penandaan alignment pada saluran terbuka

64 Teknik Droinase Bawoh Permukoan Drainase Bawoh Permukaan 65


Tanah galian harus dibuang cukup jauh dari saluran yang telah celah dan retakan-retakan yang terbentuk dalarn pembuatan mole
digali yang kemudian digunakan untuk mengisi lahan-lahan yang (Cambar 5.5).
Iebih rendah. Apabila tanah gaiian ditumpuk didekat parit yang telah Umumnya efektifitas drainase rnole ditentukan oleh berbagai
digali maka akan berakibat tanah galian tersebut akan mudah tercuci faktor antara lain:
oleh hujan dan masuk kembali ke dalam parit, berat clari tumpukan
Sifat tanah yang menentukan stabilitas tanah
tanah galian akan menyebabkan runtuhnya talud yang telah dibuat,
pelaksanaan pemeliharaan saluran akan lebih sulit karena alat yang
Kondisi kelembaban tanah selama konstruksi alat dan metode
konstruksi yang digunakan
bergerak di puncak tanggul harus menjangkau dasar saluran lebih
Kecepatan aliran air dalam saluran mole
dalam.
Laju perrgendapan pada mole.
5.1.1. Pemeliharaan Kondisi tanah dan kesesuaian lapang
Pemeliharaan saluran dilakukan terhadap pertumbuhan gulma
Tanah harus mempunyai plastisitas tertentu supaya saluran
dan penumpukan endapan. Culma dan endapan menyebabkan
mole dapat dibentuk dan harus cukup stabil supaya dapat bertahan
aliran air di saluran kolektor menjadi lebih lambat dan kemungkinan
cukup lama. Menurut (Theobald, t963) kandungan Iiat minimum
dapat menyebabkan elevasi muka air berada di atas elevasi outlet
yang diperlukan adalah antara 25n1. - 50%; kandungan pasir tidak
pipa lateral sehingga efektivitas drainase pipa lateral akan berkurang.
Iebih dari 20%. Metode praktis untuk menguji kesesuaian tanah
Pemeliharaan saluran dapat dilakukan secara manual atau dengan
adalah sebagai berikut:
mesin pembabad rumput2.
suatu contoh tanah dibentuk suatu bola dengan diameter sekitar 20
5.3 DNAIilASE IIIOLE cm dan ditempatkan pada suatu wadah berisi air sehingga bola
tanah tersebut terbenam. Apabila sesudah beberapa hari contoh
5.3.1 Prinsip dan Rancangan
tanah tersebut tidak hancur maka hal tersebut merupakan suatu
Mole adalah lubang saluran dalam tanah yang dibuat dengan
indikasi bahwa drainase mole sesuai di daerah tersebut.
suatu alat mole plough tanpa adanya galian. Metode ini umumnya
cocok untuk tanah liat berat dengan konduktivitas lambat. Tujuan Tapografi
utamanya bukan untuk mengendalikan kedalaman air tanah yang Karena mesin pembuat mole ini umumnya hanya dapat ditarik
biasanya sudah cukup dalam, akan tetapi untuk membuang kelebih- sejajar dengan permukaan laharr maka lahan harus mempunyai
an air dari permukaan lahan atau dari lapisan olah yang semula Iereng yang seragam searah dengan lokasi outlet. pada lahan yang
membentuk suatu perched water table. Air mengalir ke mole melalui datar atau topografi bergelombang metode ini biasanya kurang
sesuai.

2 Di Belanda secara manual dulu menggunakan rantai sabit yang ditarik oleh dua orang
masing-masing dari tepi saluran

56 Teknik Drainase Bawah Permukaan Drainase Bawah Permukoan 67


Rancangan
Setiap saluran mole mengangkut air ke suatu saluran terbuka.
Untuk mencegah penyumbatan pada outlet tersebut, biasanya pada 2
atau 3 m dari outlet saluran mole tersebut harus dilengkapi dengan
pipa. Sering kali drainase pipa digunakan sebagai kolektor untuk
mengangkut air dari saluran mole. Pada situasi ini drainase pipa
(kolektor) pertama kali dipasang pada kedalaman sekitar 20 - 30 cm
lebih dalam dari mole. Kemudian suatu galian (trench) diurug
dengan bahan porous (urnumnya kerikil). Air dari saluran mole akan
merembes melalui urugan dan masuk ke pipa kolektor (Cambar 5.6).
Gambar 5.7. Mole plaugh

Beberapa petunjuk dalam rancangan saluran mole adalah


sebagai berikut:
Spasing: untuk menjamin terbentuknya retakan di seluruh areal,
umumnya spasing antara 2 sampai 5 m
Kedalaman: saluran mole harus cukup terlindung dari pengaruh
(I.an .mo le
beban mesin-mesin berat. Semakin dalam mole tersebut semakin
terlindung, tetapi di lain pihak biaya instalasi juga semakin
Gambar 5.5. Drainase mole: retakan yang terbentuk dan traktor mahal. Dalam praktik biasanya kedalaman mole antara 45 cm
penarik mole sampai 60 cm
Cradient atau kerniringan: kemiringan minimum antara 0.5 sam-
pai 1% dan maksimum antara 4 - 7"1o. Karena umumnya mesin
pembuat saluran mole tersebut hanya dapat menarik se.iajar
dengan permukaan lahan, maka kemungkinan tersebut di atas
akan menentukan arah mole sesuai dengan kemiringan lahan
yang ada
Panjang saluran mole: dalam kondisi yang memungkinkan pan-
jang saluran mole dapat mencapai sejauh 200 m.

Gambar 5.6. Cabungan mole dengan pipa drainase.

58 Teknik Droinase Bawah Permukaon Drainose Bawah Permukoan 69


5.3.2 Konstruksi
5.4.2 Spasing dan kedalaman lateral
Mesin
Dasar teori dalam penentuan spasing dan kedalaman lateral
Bagian-bagian umum dari suatu mole plough adalah suatu telah diuraikan dalam Bab terdahulu. secara teoritis semakin dalam
silinder baja berujung tajam dengan diameter antara 5 - 10 cm yang pemasangan pipa, maka semakin lebar spasing antar pipa. Akan
biasanya di bagian belakang dilengkapi dengan suatu expander tetapi dalam praktik ada beberapa pembatas dalam penentuan
dengan diameter sedikit lebih besar dari mole (Cambar 5.6). Mole kedalaman pipa yang dipasang yaitu:
tersebut ditarik oleh suatu penyangga (blade) yang dihubungkan
Elevasi muka air yang dipertahankan pada saluran kolektor.
dengan tenaga penarik (traktor) melalui suatu beam. panjang beam
Terdapatnya lapisan tanah yang kurang sesuai yaitu dapat berupa
biasanya sekitar 3 meter.
lapisan kedap pada kedalaman yang dangkal dari permukaan
Kondisi kerja selama konstruksi tanah
Hal yang penting adalah kondisi kelembaban ranah pada Kedalaman yang dapat dicapai oleh mesin yang tersedia.
waktu konstruksi harus cukup lembab. Apabila terlalu basah, saluran Apabila hantaran hidrolik lapisan tanah yang di bawah jauh
mole terbentuk tanpa adanya celah-celah atau retakan-retakan yang lebih besar dari lapisan di atasnya, sehingga pemasangan pipa
diperlukan. Apabila terlalu kering retakan-retakan sekitar saluran drainase pada lapisan dalam menyebabkan sedikit pengaruhnya
mole akan menyebabkan mole yang terbentuk mudah runtuh terhadap penurunan muka air tanah di atasnya. Hal ini disebab-
kembali. lnformasi yang tepat tentang kelembaban tanah yang paring kan karena sebagian air yang masuk ke dalam pipa dr.ainase
sesuai sukar untuk ditentukan. Hal ini akan didapatkan dengan berasal dari lapisan di bawahnya.
mencobanya di lapangan. Perhitungan spasing pipa berdasarkan nilai hantaran hidrorik
tanah akan menghasilkan spasing yang bervariasi di seluruh arear.
5.4 RANCAI{GAil DRAI]{ASE PIPA
Dalam praktiknya seluruh areal dibagi menjadi beberapa btok de-
5.4.1 Pendahuluan ngan spasing yang sama dan angka-angka spasing hasil perhitungan
Dalam rancangan drainase pipa hal-hal di bawah ini harus dibulatkan ke nilai spasing baku. Biasanya nilai spasing baku adalah
ditentukan: 10 m, 1 5 m, 20 m, 25 m,30 m, 40 m,50 m, dan seterusnya.
Spasing dan kedalaman lateral yang merupakan faktor utama
dalam pengendalian muka air tanah
5.4.3 Diameter dan Gradient (Rancangan Hidrolik)
Diameter dan kemiringan pipa lateral dan kolektor Rancangan hidrolik drainase di bawah tanah bertujuan untuk
Tata letak lateral dan kolektor, harus disesuaikan dengan kondisi menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:
topografi. Berapa luas areal yang dapat didrainasekan oleh suatu pipa de-
ngan diameter tertentu, pada kemiringan tertentu dengan meng-
asumsikan koefisien drainase tertentu pula?

70 Teknik Drainase Bawah Permukaan


Droi nase Bawah Permukaan 71
Berapa diameter pipa untuk rranjang pipa, kemiringan, spasing suatu percobaan. Cambar 5.7 merupakan plotting antara l" derrgan
dan koefisien drainase tertentu? bilangan Reynold pada kertas grafik logaritmik ganda. Bilangan
Reynold didefi nisikan sebagai :
Untuk menjawab pertanyaan tersebut harus dipelajari be-
berapa hal, yakni: vd ls.2l
Re=
Persamaan dasar aliran seragam untuk berbagai tipe pipa
drainase (pipa tanah atau pipa plastik dan lain-lain). di mana, v: viscositas kinematik cairan, untulk air pada suhu 100 C
Persamaan aliran pada situasi tidak seragam (non uniform flow). besarnya v : 1.31 x 10-6 m2ldetik. Untuk pipa halus (pipa tanah liat
Faktor pengaman (safety factor) untuk menanggulangi kemung- dan pipa plastik) telah didapatkan suatu hubungan antara l, dengan
kinan penurunan kapasitas karena sedimentasi. Re sebagai berikut (Wesseling dan Homm a, "1967; Blashyz, 1965 dan
Suatu pipa drainase yang terdiri dari diameter yang bertambah Treude, 1964).
pada arah aliran air.
)" = a Re{'2s ls.3l
Persamaan Aliran Seragam
di mana, a: suatu pengukur perubahan dari suatu garis lurus karena
Untuk aliran penuh dalam pipa persamaan umum adalah adanya ketidaktentuan yang terisolasi (misalnya sambungan pipa,
persamaan dari Darcy-Weisbach:3 lubang-lubang pada pipa). Untuk aliran penuh dalam pipa, debit
dapat dinyatakan:
. z IV2
' x d2g 15.'..1

Di mana:
o=*, ls.4l

z kehilangan hydraulic head (m); Substitusi persamaan /5.2/, /5.3/ dan /5.4lke dalam persamaan /5.1/:

X panjang pipa (m);


d diameter dalam (m);
i-1:26,3x10-a a qr'ts 6-+ls 15.5a/
x
V kecepatan aliran (m/dt); atau
g percepatan gravitasi 1m/dt'?); ls.sbl
Q = 3o 62'71 io's7
]" faktor tahanan. ^a's7
Untuk pipa halus pada kondisi lapang, nilai a : 0.40 (Segeren
Faktor tahanan 1. tergantung pada tipe aliran (laminer atau dan Zuidema, 1966). Untuk pipa plastik bergelombang (corrugated)
turbulen) dan kekasaran dinding (kr) dan harus ditentukan melalui
tidak terdapat hubungan yang langsung antara l, dan R". Wesseling
dan Homma (1967) menyatakan bahwa aliran ini dapat diterangkan
dengan memuaskan oleh rumus Manning:
3 Lihot Mekanika Fluida

Drai nase Bowoh Pe rmukaan 73


72 Ieknik Drainase Bawah Permukoan
V = k- g2t3 itt2 ls.6l

Manning); R: jari-jari hidrolik : y4 d untuk aliran penuh.


Dengan mengubah persamaan 15.61 sesuai dengan format pada
persamaan /5.5/ maka:
.l0.25
i = k,-2 qz 6-s'I l5.7al

atau

Q = 0.312 km d2'67 i0's0 ls.7bl


Persamaan 15.51 dan /5.71 digambarkan secara grafis pada Cambar
5.8. Persamaan aliran seragam dalam pipa dapat dinyatakan dengan
persamaan umum:
Gambar 5.8. Hubungan antara faktor tahanan 0.) dengan bilangan
i= c d-" QP 15.Bal Reyno/d (Re).

atau
Persamaan aliran tidak seragam (non-uniform flow)
Q = c-llF ddl9 iltl ls.Bbl
Suatu pipa drainase menyedot air di seluruh panjang pipa
di mana untuk pipa halus c : 0.001 O7, a :4.745 dan p : tersebut, dengan demikian Q akan bertambah secara bertahap dari Q
1.748, sehingga: : 0 pada sebelah hulu sampai Q : q B L pada outflow. Di mana q:
spesific discharge (m/dt); B: lebar areal lahan yang didrainasekan
Q = 50
oleh pipa tersebut (m) : spasing drainase; L: panjang pipa drainase
d2'741 io's72

sedangkan untuk pipa plastik bergelombang (corrugated): (m).

c : 0.002066, a :5.334 dan 9 : 2, sehingga Tipe aliran ini disebut sebagai aliran tidak seragam (non-
uniform flow). Karena debit aliran bertambah secara bertahap
Q = 22 62'6ot io's
sepanjang arah aliran, maka hydraulic gradient juga bertambah
(Cambar 5.9). Aliran dalam pipa diasumsikan penuh dan diletakkan
horizontal (pada pembahasan selanjutnya akan dibahas untuk pipa
miring).

74 Teknik Drainase Bawah Permukaan Droi nase Bowah Permukaan 75


Laju aliran Qx pada suatu jarak x dari sebelah hulu (Cambar
seragam (Cambar 5.13)" Pada ujung sebelah hilir, gradient dari
kedua aliran tersebut akan sama.
5.9) adalah sama dengan:
Untuk gradient yang sama, debit pada aliran tidak seragam
Q,:qBx 15.9/ adalah ( F + 1)0's * 1 ,75 kali debit pada aliran seragam, atau
Substitusi persamaan 15.91 ke persamaan 15.8a/ memberikan: * = Or57 ls.14l
Q uniform Qnon-uniform

i=+=c
dx\
d-o (qs)P *P /s.'tot Pipa Drainase Miring
Persamaan pada Tabel 5.1 berlaku untuk aliran penuh dalam
dengan menggunakan kondisi:z : O untuk x: O; z : H untuk x : pipa horizontal, hydraulic gradient adalah merupakan juga kurva
L; integrasi persamaan 15.1Ol memberikan: potensiometrik (Gambar 5.10). Apabila pipa drainase diletakan
dengan kemiringan tertentu, situasi aliran tetap tidak berubah bila
H - +. d-" (qBf f.l ls.'t1/
0+1 \ kemiringan tidak lebih dari rata-rata gradient (Cambar 5.14).

dengan memperkenalkan suatu istilah rata-rata hidrolik gradient Prosedur Rancangan


Dalam praktik rancangan, kemiringan pipa pertama kali diduga
=H
t= dengan suatu syarat bahwa pada debit rencana tidak akan terjadi
-L 15.121

tekanan lebih pada sebelah hulu (kemiringan pipa sama dengan rata-
dan mengingat QL : q B L adalah total debit dari pipa tersebut, maka rata hidraulik gradient). Dengan demikian aliran pipa diasumsikan
persamaan 15.11 / dapat diubah menjadi penuh pada seluruh panjang pipa dengan kata lain pipa berada pada
kondisi kapasitas maksimum.
i=l=+.d-"
L 0+1 eLo /5.13a1
Tabel 5.1 merupakan ringkasan aliran penuh dalam pipa.
atau
gL Tabel 5.1. Ringkasan persamaan aliran berlaku untuk
QL = Q =(P+1I/P r-tlF 6a/B irlo ls.13bl
aliran penuh dalam pipa
nilai c, cr dan B untuk pipa halus dan corrugated dapat dimasukkan
ke persamaan 15.131. Secara grafik persamaan tersebut dapat
Persamaan Umum:
digambarkan seperti pada Gambar 5.1'l dan Gambar 5.12.
i= ! I=!= I c.d-oO,F
Apabila dibandingkan antara persamaan aliran tidak seragam x
=c.d-oqF
L B+1 -'
(persamaan 5.13)dengan aliran seragam (persamaan 5.8) maka: Q = c-rlpdo/Pir/P q, = qBL = (B+ t)/F6-ttP6at$ftP
Pada outflow yang sama, rata-rata gradient i
untuk aliran tidak
seragam hanya 1l(fl+1) x 113 dari gradient i untuk aliran

Drai nase Bawah Permukaon 77


76 Teknik Drainase Bawah Permukoan
Aliran seragam (transport) Aliran tak-seragam (dewatering) ,P&ibtLtftutr fiqld dsimr*ao

O sMoorH PrPEs
Pipa Halus:
hydroulic Arodjent
a = 4,75 1 = 9,57 xloa a da'7sqr1'75 ( o/o)
r.oo
i - LX - 26,3 x 1 o-4 a.d'4,75e1'7s Qr = 53,4
^a's7262'71aio's72 o.50

9 = 1,75 QL = 89 6,2'71aio's72

Q : 30
o.20
^-o,57262,71aio,s72
untuk a : O,4O o.10

Q : 50 62'71aio's72 oo5
Pipa Bergelombang:
op2
o = 5,333
i = 3,413 kr-2d-s'::Olz
ts"r,..1 --t ..a ,,.r. ! 'ta...,,r,,--
i = 1o,25 k.-26-s':rqz 20 50 r@ 2OO 5OO 10@ aOOO 5OOO TOOOO2OOOO
Qr = 0,54 krd2'667i0's 73o/o* dirchorge (m3rdoy,
9=2
Qr = 38 6,2'667i0's
Q = 0,312 krd2'66710's @ coneuoarEo PrPEs
hyd.oullc grodicnt
Untuk k,: 70 Q = 22 6,2'667io's lotol

Faktor Pengaman
Pada kenyataannya kemungkinan besar akan terjadi pengurangan
kapasitas drainase pipa sebagai akibat dari pengendapan ataupun
pelurusan yang kurang baik. Dengan demikian suatu faktor
pengaman tertentu harus diambil dalam rancangan. Nilainya akan
sangat tergantung pada kualitas pekerjaan instalasi, dugaan laju
pengendapan dan intensitas pemeliharaan yang direncanakan. Pada
Gambar 5.1'l dan 5.12, dua alternatif diberikan yaitu pengurangan
kapasitas 75olo dan 60%. Pengurangan kapasitas yang lebih rendah
AI untuk pipa hatus; pcr* Wesseling : Q * 50 d?-a{ i05z
(75'1") direkomendasikan untuk diameter pipa yang lebih besar B: untuk pipa gelombang; pers. Manning: Q * 22 de667 ioj
khususnya pada pipa kolektor yang tidak secara langsung mengambil
air dari tanah.
Gambar 5.9. Diagram untuk penentuan kapasitas pipa

78 Teknik Drainase Bawoh Permukaan Drai nase Bowah Permukaan 79


SMOOTH

Cambar 5.10. Kehilangan energi (z-) pada aliran penuh pipa drainase
sebagai {ungsi dari jarak (x) dan kurva potensiometrik yang
dihasilkan

Gambar 5.12. Diagram untuk menentukan kapasitas pipa halus,


dewatering, aliran penuh berdasarkan persaman dari Wesseling:
Gambar S.I X. Foten siametrik yang terbentuk akibat QL = e.A = q.B.L = 89 d2'714i0's72
dari tekanan lebih pada pipa drainase horizontal.

8A 81
Teknik Droinase Bawah Permukaan Droinase Bawah Permukaon
hYdroulic arodient
?XiJio"
CORRU-
GATED

, H*m:.1i]&xs*

Gambar 5.14. Cradien hidrolik pada aliran penuh, pipa


h o r i zo ntal u ntu k al i r an se r agam d an t'ak-se r agam

Gambar 5.15. Kemi ringan pipa drainase Yang berbeda dalam


hubungannya dengan gradient hidraulik
dischorg6 ( m3/doy)
Untuk pipa lateral khususnya dengan diameter yang lebih kecil
reduksi 60o/o direkomendasikan. Masalah-masalah praktis seperti di
Gambar 5.13. Diagram untuk menentukan kapasitas pipa bawah ini dapat diselesaikan dengan bantuan Nomogram yakni:
bergelombang, dewatering, aliran penuh berdasarkan persaman dari
Penentuan diameter pipa yang diperlukan untuk kasus yang
Manning: QL = Q.A = q.B.L = 38 d2'667i0,s diberikan

82 Teknik Droinase Bowah Permukaan 83


Drainase Bawah Permukoan
Penentuan luas areal maksimum yang dapat dilayani oleh pipa Pertanyaan:
drainase dengan diameter tertentu Tentukan panjang maksimum pipa kolektor apabila pipa beton
Pada kondisi yang diberikan dapat ditetukan apakah tekanan akan digunakan dengan diameter dalam 20, 25 dan 30 cm
lebih akan terjadi pada ujung sebelah hulu dan kalau ya sampai (asumsikan diameter yang sama digunakan untuk seluruh pipa)
berapa jauh pengaruhnya?
lawab:
Contoh 6: i: 0.05%; q : 5 mm/hari. Dari Cambar 5.11 Luas areal drainase
Suatu rancangan drainase adalah sebagai berikut: spasing adalah sebagai berikut:
30 m, panjang pipa 200 m, slope 0.10%, koefisien drainase 7
mm/hari. Sebagai faktor pengaman digunakan pengurangan kapasitas
Diameter pipa (cm) 20 25 30

60%.
Luas drainase (ha) 19 3s sB

Pertanyaan: Lebar areal yang didrainasekan oleh kolektor adalah 500 m,


maka panjang maksimum kolektor untuk setiap ukuran diameter pipa
Berapa diameter pipa untuk (a) pipa halus dan (b) pipa plastik
adalah:
corrugated
Diameter pipa (cm) 20 25 30
Panjang maksimum (m) 380 700 1160
Luas areal drainase yang dilayani oleh satu pipa adalah 30 x 200 m2
: 0.6 ha Contoh B:
Untuk pipa halus: dari Cambar 5.11, didapatkan diametdr antara Suatu pipa drainase kolektor terbuat dari beton dengan
5 - 6 cm, diameter terbesar kita pilih yakni 6 cm diameter 25 cm, panjang 700 m dipasang dengan slope 0.05%, lebar
Untuk pipa plastik corrugated: Dari Cambar 5.12, didapatkan areal drainase 500 m
diameter antara 6 - 7 cm, maka dipilih diameter 7 cm. Pertanyaan:
Contoh 7: Asumsikan kapasitas kolektor dirancang pada 75o/o dan koefisien
Suatu sistem drainase pipa komposit dengan tipe gridiron drainase terukur adalah 10 mm/hari. Apakah kemungkinan terjadi
dirancang di suatu lahan. Lateral bergabung dengan kolektor dari dua tekanan-lebih di ujung sebelah hulu kolektor?
sisi. Panjang lateral pada satu iisi gOO m dan pada sisi lainnya 200
fawab:
m. Pipa kolektor dirancang pada slope 0.05%, koefisien drainase 5 : :
Luas areal drainase 7OO x 500 m2
35 ha. Dari Cambar
mm/hari, reduksi kapasitas 75olo.
5.11 didapat i : 0.16o1o, dikurangi dengan 0.05% slope pipa
drainase terdapat kelebihan slope sebesar 0.'l 1%. Tekanan-lebih
adalah: 7OO x 0.11'lo : O.77 m. Kadang-kadang diperlukan untuk

84 Teknik Drainase Bawah Permukaan Droinase Bawah Pe rmukaan 85


mengetahui kapasitas relatif pipa pada berbagai ukuran yang Contoh 10:
berbeda. Beberapa nilai tercantum pada Tabel 5.2.
Jika diasumsikan bahwa pipa kolektor pada contoh B akan
Tabel 5.2. Proporsi kapasitas untuk berbagai diameter pipa dibuat terdiri dari pipa berdiameter 20, 25 dan 30 cm. Pada jarak
(berdasarkan persamaan 4. 5b. ) berapa dari hulu ukuran diameter pipa tersebut berubah. Kondisinya
harus tidak ada tekanan-lebih pada ujung sebelah hulu.
Proporsidiameter 4 5 6 7 8 10
Proporsi kapasitas 1.00 1.83 3.00 4.56 6.s4 12.00 Berdasarkan hasil perhitungan pada Contoh 7, maka besarnya
.)Qz head loss di sepanjang pipa kolektor dapat diplotkan seperti pada
(d,\''",asumsi ikonstan.
Gambar 5.15. Secara kasar komposisi diameter pipa dapat dibuat
a, -(.4l
-
sebagai berikut:
Jika kapasitas suatu ukuran pipa telah ditentukan dari grafik,
maka dengan menggunakan Tabel 5.2, dapat dengan mudah
0- 380 m : diameter PiPa 20 cm
380 - 200 m : diameter PiPa 25 cm
ditentukan kapasitas untuk berbagai diameter.
7OO - 1 160 m : diameter PiPa 30 cm
Contoh 9: Akan tetapi situasi ini akan mengakibatkan head loss akan lebih
20 cm dengan i :
Luas areal drainase untuk pipa diameter besar dari 58 cm (Lihat Cambar 5.'15)
0.05%, q : 5 mm/hari telah ditentukan sebesar i 9 ha. Untuk Head loss 58 cm (1160 x 0,0005 m) akan terjadi apabila
menghitung kapasitas dengan diameter 25 cm dan 30 cm, dapat seluruh pipa berdiameter 30 cm. Karena aliran dalam keadaan
dilihat bahwa perbandingan diameternya adalah 4, 5 dan 6. penuh, maka penggantian pipa dengan diameter yang lebih kecil dari
Berdasarkan Tabel 5.2 luas areal drainase untuk diameter pipa 25 cm
30 cm menyebabkan terjadinya tekanan-lebih di sebelah hulu. Pada
: 1.83 x 19 ha : 35 ha. Untuk pipa berdiameter 30 cm : 3.0 x 19 situasi ini akan terjadi head loss sebesar 96 cm dan ini berarti terjadi
ha : 57 ha. tekanan lebih sebesar 38 cm di sebelah hulu.
Pipa Drainase dengan Diameter Bertambah Dari cambar 5.15 dapat dilihat bahwa hydraulic gradient
Pada praktiknya sudah biasa untuk memulai pipa drainase dari aktual didapat dengan mengkombinasikan kurva potensiometrik dari
sebelah hulu (atas) dengan ukuran diameter yang lebih kecil, beberapa diameter dengan penSSeseran vertikal sejajar dengan
kemudian dirubah dengan diameter yang lebih besar sesudah jarak masing-masing kurva. Dari gambar tersebut jelas bahwa komposisi
tertentu supaya mampu menampung pertambahan debit air yang yang baik didapat apabila kurva potensiometrik tidak memotong rata-
harus diangkut. Hal ini biasanya dipakai pada pipa kolektor. rata gradient (dalam hal ini diambil sama dengan slope pipa)'

Salah satu metode adalah dengan membuat deretan kurva


standar potensiometrik untuk masing-masing diameter dan buat suatu

86 Teknik Drainase Bowoh Permukaon Drai nase Bawoh Pe rmukaan 87


kombinasi pergeseran seperti pada Cambar 5.15. Kita dapat juga air dari pipa lateral masuk ke pipa kolektor. Pola pada sistem kompo-
secara praktis mengikuti prosedur sebagai berikut: sit dapat berbentuk tipe gridiron atau ripe herring-bone (tulang ikan).
Perubahan diameter: Sistemini merupakan pola yang teratur yang cocok untuk lokasi
: yang homogen. Untuk mengeringkan lahan-lahan basah yang
Dari 20 ke 25 cm, pada x 380 m
3/a 285 m
terisolasi dapat dilakukan dengan suatu sistem yang random (acak).
Dari 25 ke 30 cm, pada x 7OO m
3/q 525 m
: Sistem ini biasa disebut sebagai sistem drainase pipa random
Dari 30 ke 35 cm, pada 3/a x 1 160 m 870 m
(Cambar 5.17).

Gambar 5.16. Kehilangan energi (head loss) pada pipa drainase A: Gridiron atau sistem paralel
B: Sistim'Hcrring-bone' (sirip ikan)
dengan beberapa diameter

Maka komposisi pipa sekarang menjadi:


Gambar 5.17. Pola sistem pipa drainase komposit teratur
0 -285m pipa diameter 20 cm
285 - 525 m pipa diameter 25 cm
525 - 870 m pipa diameter 30 cm i --'-'-
B7O - (teoritis 1450) m pipa diameter 35 cm
Pada situasi tersebut seperti terlihat pada Cambar 5.15, rata-
rata gradient 0.05% tidak akan terpotong.

5.4.4 Tata Letak


Tipe dan Pola Sistem Drainase Pipa
Dalam sistem singular masing-masing pipa drainase mem-
Gambar 5.18. Sistem drainase pipa random (acak)
punyai outlet yang masuk ke parit kolektor. Dalam sistem komposit

88 Teknik Droinase Bawah Permukaan Drai nase Bawah Pe rmukaon 89


(apabila ada) dengan demikian kedalaman pipa akan seragam di
Pemilihan Sistem
seluruh areal.
Pemilihan sistem tergantung pada berbagai faktor antara lain:
Dengan sistem pipa komposit, areal yang luas dapat didrainase-
cesr>
kan tanpa adanya saluran terbuka sehingga gangguan terhadap
penggunaan alat-alat mekanis dapat dihindarkan
Sistem singular mempunyai beberapa outlet yang masuk ke
dalam suatu saluran terbuka
Jika dalam sistem komposit terjadi penyumbatan di suatu tempat,
maka hal ini dapat mengakibatkan areal yang terpengeruh akan
. lebih luas daripada sistem singular.
Dalam beberapa hal suatu jaringan saluran terbuka lebih
diinginkan untuk menampung aliran permukaan
Pipa kolektor memerlukan kemiringan yang lebih besar daripada
parit kolektor.
Biaya investasi pipa kolektor umumnya lebih besar dibandingkan
dengan parit kolektor
Secara umum dalam jangka panjang ada kecenderungan sistem
komposit lebih murah dari pada sistem singular.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa


apabila tersedia head yang cukup maka sistem komposit lebih sesuai.
Dengan demikian pada lahan berlereng umumnya digunakan sistem
komposit. Makin besar lerengnya, maka areal yang dapat didrainase-
kan oleh sistem dengan satu outlet akan semakin luas. Pada lahan
datar umumnya sistem singular lebih sesuai.

Lokasi pipa drainase


Apabila arah aliran air tanah dapat diketahui dengan jelas,
maka lateral harus ditempatkan tegak lurus arah aliran tersebut
sehingga mampu menyadap (intercept) aliran secara efektif. Pada
lahan datar atau hampir datar, lateral dipasang arah lereng utama

D r ai nase fuwah Pe r mu koan 91


90 Teknik Drainase Bowah Permukaan
BATilAN MATERIAL
DAN BANGI,JNAN
PADA DKAINASE PIPA

6.1 PIPA DRAINASE

ahan utama yang digunakan adalah tanah liat, beton dan


plastik corrugated berlobang (perporasi) seperti pada
Cambar 6.'1. Kriteria penting dalam pemiliham jenis pipa
yang cocok adalah ketersediaan bahan, ketahanan terhadap beban
mekanik dan bahaya kimia, umur operasi dan biaya. Total biaya
termasuk biaya pembelian, transportasi, penanganan dan pemasang-
an.

6.1.1 Pipa tanah liat


Pipa tanah liat bisanya terbuat dengan panjang sekitar 30 cm,
diameter dalam bervariasi dari 5 -20 cm. Standar ukuran pipa tanah
liat di lnggris adalah 75, 80, 100, 130, 160, dan 200 mm. Tebal
beragam dari 12 sampai 24 mm. Pipa dapat dibuat lurus atau dengan
suatu collar. Air masuk ke dalam pipa melalui celah antar
sambungan pipa.

Pipa tanah liat cukup kuat dan tahan cuaca dan tahan bahan kimia
korosif. Pipa tanah liat lebih ringan daripada pipa beton tapi cukup
regas sehingga harus ditangani hati-hati. Pipa tanah harus dibakar
cukup kering. Maksimum laju serapan air jika dibenamkan dalam air
selama 24 jam harus lebih kecil dari 15 persen berat pipa. Rerata
Kerugiannya adalah koefisien kekasarannya lebih besar se-
berat 1 000 pipa adalah 1 400 kg untuk ukuran 60 mm dan 2 000 kg
hingga diperlukan diameter lebih besar untuk mengalirkan sejumlah
untuk ukuran diameter B0 mm. Pelurusan pipa harus baik, dan celah
air yang sama daripada pipa halus. Pada pipa plastik ini air masuk
maksimum antar pipa tak boleh lebih dari 3 mm.
melalui lubang-lubang kecil di permukaan pipa. Beberapa data
6.1.2 Pipa beton spesifik dari pipa plastik halus dan bergelombang tercantum pada
Tabel 6.1.
Pipa beton sebagai bahan drainase umumnya banyak diguna-
kan di Mesir dan lrak. Pipa beton biasanya digunakan untuk diameter Di Eropa ukuran pipa mengacu ke diameter luar, ukuran
yang lebih besar dari 10 sampai 20 cm, dengan panjang 0.60, 0.90, standar nya 40,50,65,80, 100, 125, 160 dan 200 mm' Amerika
1.20 dan 2.40 m. Pipa berdiameter lebih dari 30 cm biasanya ber- Utara mengacu ke diameter dalam dengan ukuran 1O2, 127, 152,
tulang besi. Penggunaan pipa beton pada tanah asam dan bersulfat 2O3, 254,305, 381 , 457, dan 610 mm. Umumnya diameter dalam
perlu dipertimbangkan akan kemungkinan rusaknya beton karena sekitar 0.9 kali diameter luar. Pipa plastik bergelombang berukuran
asam sulfat (seperti di tanah pasang-surut), sehingga perlu digunakan kurang dari 250 mm biasanya tersedia dalam bentuk gulungan. Pipa
semen khusus tahan sulfat. seperti juga pada pipa tanah liat, disini air berdiameter besar disediakan dalam bentuk panjang 6 meter' Air
masuk melalui celah-celah antar sambungan pipa. masuk ke RiRa bergelombang melalui lubang kecil yang ada di
bagian lembah gelombang. Ukuran lubang antara 0.6 - 2 mm,
6.1.3 Pipa plastik dengan panjang slot sekitar 5 mm. Di Eropa luas perporasi minimal 1
Bahan plastik yang umumnya digunakan untuk pipa drainase 200 mm2 per meter Panjang PiPa.
adalah polyvinyl chlorida (PVC) dan polyethylene (pE). pipa plastik
lebih ringan dibandingkan dengan pipa tanah liat dan beton. pipa
plastik dapat berbentuk pipa halus atau bergelombang (corrugated).
Pipa halus bersifat kaku dengan panjang tidak lebih dari 5 meter,
sedangkan pipa bergelombang bersifat fleksibel (lentur) dan dapat
digulung. Panjang gulungan pipa bergelombang biasanya sekitar 200
meter untuk diameter 5 cm dan 100 m untuk diameter 10 cm.

Dibandingkan dengan pipa halus, pipa bergelombang mem-


punyai beberapa keuntungan antara lain memerlukan bahan plastik
yang lebih sedikit per unit panjang, lebih tahan terhadap tekanan
luar, karena fleksibel maka hanya tipe pipa ini yang dapat digunakan
pada drainase tanpa gali. Gambar 6.1. Berbagai bentuk pipa draina-se p/astik

94 Teknik Drainase Bawah Permukaon 95


Bahan hloterial dan Bangunan pada Drainase Pipa
6.X.4 Perlengkapan pipa lainnya (pipe accessories)
Perlengkapan pipa lainnya disebut dengan pipe fittings seperti
sambungan (couplers), pipa drainase pengecil diameter (reducers),
iunctions, dan penutup ujung (end caps). perlengkapan bangunan
lainnya adalah outlet gravitasi atau outlet berpompa, boks
penyambung (iunction boxes), ruang inspeksi (manholes), jembatan Ittil pie olprpc
Ettml mup+rouplcr [o[sit4{I:xr[ *($mqion
drainase (drain bridges), pipa kaku tak berlubang (non pertorated
rigid pipes), inlet mati (blind inlets), inlet permukaan (surface inlet),
fasilitas drainase terkendali, dan alat penguras pipa.

Penutup ujung (end caps)


Inlarnnl $uI|ffr c{xrplar ($meoti$rr E fipB \ratl *lit
Penutup ujung berfungsi mencegah masuknya partiker tanah di lokasi
hulu (Cambar 6.2).
Gambar 6.3. Penyambung pipa (couplers)
Erd clpr
Pipa drainase pengecil diameter (drainpipe reducer)
Pipa drainase pengecil berfungsi untuk menyambung dua buah pipa
drainase yang berdiameter berbeda (Cambar 6.4).

Drri:plF nducrr

Flat tilc Dnrsblc ptr*tie shc*t

Gambar G.2. Penutup uiung (end caps)

Pipa penyambung (Couplers)


Pipa penyambung (couplers) berfungsi untuk menyambung dua buah
ujung pipa drainase (Gambar 6.3). Gambar 6.4. Pengecil pipa (drainpipe reducer)

Pipe fittings
Berbagai bentuk pipe fittings dapat dilihat pada Cambar 6.5.

96 Teknik Drainase Bawoh Permukoan Bohan hloteriol don Bangunan pada Drainase Pipa 97
-l FICIUSE !
Pipo fiiling! I
Drrh i?idgE
I

Eff.*
+
k'
rEr r&
*
Cambar 6.6. Jembatan pipa drainase (drain bridge)
ffi,:Jmn Pipa kaku melintang ialan (Rigid pipes to cross a road)
[1r,.irr1'.lr irc f ittitrgt Pipa kaku diperlukan jika melintang jalan atau saluran terbuka
(Cambar 6.7)

FEURE 6
U3a ot rigld plp.! to crDsr r rad, r wrtir*Ey or r row olt]lar

w *{ 5-.=-]-r*
( I rfrrtlI.t,rxf,:

Gambar 6.5. Berbagai bentuk pipe fittings pipa drainase Gambar 6.7. Pipa kaku melintang ialan

6.1.5 Bangunan Pelindung


6.1.6 lnlet
lnlet mati (Blind inlet)
lembatan pipa drainase (drain bridge)
Blind inlet berfungsi untuk merembeskan air dari permukaan tanah
Jembatan pipa drainase diperlukan untuk mencegah pipa meleng-
ke pipa drainase di bawahnya (cambar 6.8). Biasanya terbuat dari
kung karena tekanan beban luar pada tanah lunak (Cambar 6.6).,
batu-batuan, kerikil, atau pasir kasar.

Teknik Drainase Bawah Permukaan Bahan lvloterial don Bangunan poda Drainose pipo 99
98
FIGURE 7
Bllnd lnrct
6.1.7 Bangunan Penghubung
Boks penyambung (lunction boxes)
Boks penyambung berfungsi untuk menyambung pipa lateral ke pipa
kolektor, dilengkapi dengan perangkap sedimen (Cambar 6.10).

.* ltrirftnxdrrrfftc lit!

Borto{uleds bor

Bor trilh iolBm


Gambar 6.8. Blind inlet
Hol*s { ?flo mtr
lnlet permukaan (Surface inlets)
lnlet permukaan terbuat dari kisi-kisi besi untuk memasukkan air Itrfr&rtxlod toudm

permukaan ke pipa drainase bawah permukaan, dilengkapi


dengan
perangkap pasir atau kotoran lainnya (Cambar 6.9) ol

FIGT'RE E
st&frcr hh!

**'* . I
curmts!r*t*m-

Gambar 6.10. Boks penyambung

Ruang kontrol (lnspection chambers) atau manholes

Gambar 6.9.lnlet permukaan dengan perangkap sedimen Ruang kontrol biasa dsebut manholes berfungsi untuk pengecekan.
Dimensinya dibuat sedemikan rupa sehingga orang mudah masuk
untuk melakukan pengecekan (Cambar 6.11).

IN Teknik Drainose Bawah Permukaan Bahan Material dan Bangunan pada Droinase Pipa 101
FIGURE 10
lnspccfion cllrmbarr (menholcs)

(t)

Cnllstril

:lgltmDl lrlF

Gambar 6.11. Ruan g kontrol (manholes)

6.1.8 Outlets
Tujuan utama oulet drainase adalah untuk pencegahan erosi pada
tebing saluran. Ujung pipa tak berperporasi harus cukup jauh dari
tebing, membuang air di atas muka air di saluran (sekitar 10-'15 cm).
Diperkuat oleh penyangga agar tidak melengkung. Kadang-kadang
digunakan chute untuk menjaga tebing saluran.

Outlet gravitas (Gravity outlets)


Outlet gravitasi berfungsi untuk mengalirkan air dari pipa lateral ke
kolektor saluran terbuka secara gravitasi (Gambar 6.12).
Gambar 6.L2. Outlet gravitasi
Ruang drainase pompa (drainage pump sump)
Berfungsi untuk menampung air drainase dari pipa kolektor dan 6.1.9 Bangunan Khusus
membuangnya ke outlet dengan menggunakan pompa (Gambar Pengecil lereng (Gradient reducers)
6.1 3).
Berfungsi untuk mengurangi kemiringan pipa dan memperkecil
kecepatan aliran dalam pipa, pada lahan dengan kemiringan yang
besar (Cambar 6.14).

102 Teknik Drainase fuwah Permukoan


Bohon lvlaterial dan Bongunon pada Drainose Pipo 103
Fasilitas penggelontoran pipa GEdi.nt t!du6er3 (efler Eggclsmaon, 1978)

Untuk pemeliharaan sistem drainase bawah-permukaan, diperlukan


pencucian/penggelontoran teratur sistem pipa. Pencucian pipa lateral
pada sistem drainase komposit yang dilengkapi dengan blind iunc-
tions hanya memungkinkan sesudah membuka sambungan tersebut.
Penggunaan fitting khusus memberikan fasilitas pengelontoran 0.$.t m
(flushing) tanpa harus membuka sambungan. Sebuah concrete tile l),{l6m Irr0.J0m rr
n F-"-"*{ lF
dengan steel bars di atas pipa akses mempermudah untuk ditemukan 0.!0 m

dengan menggunakan meta/ detector dari permukaan tanah. 0,50 m

pumP ssmp

Gambar 6.14. Cradient reducers

Accoss plpe ,or cleenlng laterals of a composits dralnago systam (caveraars el ar. 1 gg4)

Soil surlrce
-
l----'---.-
na
Y lunrfuilnllevct
0.5 m
,Concrete
tile

% Plaslir cnp

.b+)

I;ield drain

Gambar 6.13. Drainage pumP sumq


Gambar 6.15. Pipa akses untuk pencucian lateral pada sistem
komposit

1A Teknik Drainose Bawah Permukoan Bahan lvlaterial dan Bongunan pada Drainase Pipo 105
Bangunan Drainase Terkendali dan Irigasi Bawah permukaan
6.2 BAHAil PEilUTUP (COUEn mArEnlAts)

Alat untuk kontrol drainase dapat dipasang pada saluran Bahan penutup diperlukan dengan dua tujuan:
terbuka atau drainase bawah-permukaan. Pipa tak berperporasi Mempermudah aliran air ke pipa drainase (fungsi penghantar air)
dengan panjang 5 fil, mengatur pembuangan air ke atau dari Mencegah masuknya partikel tanah ke dalam pipa (fungsi
bangunan kontrol, digunakan untuk menghindari rembesan sekitar penyaringan)
bangunan. Alat kontrol sederhana dapat digunakan seperti elbow Menyangga pipa dari beban tanah di atasnya
atau plug dengan riser (Gambar 6.'l6a) atau plug with by pass
Bahan penutup dapat digunakan dengan berbagai cara:
(Cambar 6.16b). Bangunan dengan crest board biasa digunakan pada
saluran terbuka. Bangunan yang modern dilengkapi dengan crest Dalam bentuk curah (bulk) disebar merata di atas pipa drainase
board, pelampung, dan sensor muka air elektrik sering digunakan setelah pipa terpasang
(Cambar 6.16c). Pipa drainase yang berfungsi pula sebagai irigasi Dalam bentuk lembaran (sheet) atau tikar (mats) diletakkan
bawah permukaan dipasang tanpa kemiringan. Kontrol otomatis dalam roll pada mesin drainase
diperlukan untuk menjaga elevasi muka air di outlet, yang berfungsi Sebagai lapisan pembungkus atau selubung pada pipa (pre-
sebagai inlet pada irigasi bawah permukaan. enveloped drain pipes).

Sebagai bahan penutup dalam bentuk curah biasanya tanah


Controll6d drainage systemE; (al elbow and plug with riseri (b) pltlg with bypes3 (afier Abdol
Dayem el ar., 1989); (c) eophlsticated structure with c.est board (aftor Cavelaars et a/. ( 1994); gambut, kerikil, jerami, bahan sintetik misalnya polystyrene (Cambar
sllghtly modiled)
6.17). Dalam bentuk roll adalah thin glass fibre sheet. Pipa drainase
yang berfilter (pre-envelope) digunakan untuk pipa plastik baik yang
halus maupun yang corrugated Cambar 6.18).
Clrmhrng rrun:
\r Bahan yang digunakan sebagai pembungkus adalah:
\ fibre glass, nylon tissue atau bahan sintetik lainnya
mats dengan tebal 6-2 cm dari jerami, tanah gambut, sabut
kelapa dan lainnya.
(n ll'tt
)18 Direkomendasikan untuk menempatkan pipa drainase sedemi-
t
($ll$lsr
kian rupa sehingga pipa dikelilingi bahan penutup dengan sempurna.
Dengan cara ini bahan penutup berfungsi sebagai filter, hantaran
hidrolik dan penyangga beban (Cambar 6.15).
Gambar 6.16. Sistem drainase terkendali (contolled
drainage system)

Teknik Drainase Bowoh Permukaan Bahan hlaterial dan Bongunan pada Drainase Pipo 107
106
Tabel 6.1. Data spesifik pipa halus dan bergelombang

Diameter Tebaldinding Berat per


Perporasi
luar (mm) (mm) meter
Pipa Halus
4A 0.80 150 Lubang (25x0.6)
50 0.95 220 mm2, 40 lubang per
70 1.30 440 meter, Total area
inflow 600 mm2/m
90 2.00
pipa
110 2.20
125 2.50

Pipa Bergelombang
60 Diameter bagian 75-80% dari Lubang (l x'l) mm2, Gambar 6.18. Pipa drainase plastik berselimut bahan filter
65 dalam 10-12'1, pipa PVC halus (1x4) mm2, total area
(pre-wrapped e nvel ope)
BO
Iebih kecil dengan inflow antara 1000-
daripada diameter luar 3000 mm2 per meter
100
125
diameter luar yang sama pipa ,o8cQ

Grrrel trvelope around E drain pipc

Gambar 6.17. Penutup kerikil pada pipa drainase

Bahon hlaterial dan Bangunan poda Drainase Pipo 109


108 Teknik Drainase Bowah Permukoan
KONTRUKSI SISTEM
DRAINASE PIPA

7,1 llEfoDE

,"sedur yang biasanya dipakai datan konstruksi


'fp
,l ,.
drainase pipa adalah:
sistem

Menggali trench pada kedalaman dan slope yang diperlukan


Memasang pipa dalam trench, tanpa atau dengan bahan penutup
Mengurug trench dengan tanah galian

Konstruksi dapat menggunakan tenaga manusia secara manual


maupun dengan mesin.

7.2 PE}IA]{DAAI{ LOKASI PIPA

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi pipa ditandai dengan patok


pada kedua ujung (Cambar 7.1). Ujung patok ditempatkan pada
elevasi dengan ketinggian tertentu di atas dasar galian (trench) yang
direncanakan. Hal ini berarti untuk suatu panjang lateral 160 m
dengan kemiringan O.1o/o, maka puncak total sebelah hulu kedua
patok tersebut dipasang patok-patok pembantu (sghiting targets) yang
berfungsi sebagai acuan selama pemasangan pipa.
.o
It--------- g.oofl.rd troa tad r.R t
diteruskan lebih dalam dengan lebar yang lebih sempit (Cambar 2.3).
Peralatan yang biasa dipakai dapat dilihat pada Gambar 7.2.
I ^F{ E d<rt.io
I b<{tq a^a {h$ai
I
I a!
L1r----
I
I
I
[ l,
F-a-------
^-

T
I
o{r*. trlxlo. ,r!rl
I
^.
L-1"---r--*
.,
I
ll

fl\

Cambar 7.2. Beberapa peralatan yang digunakan untuk pemasangan


pipa drainase secara manual

rr o, n9F35
-1- - d*.
:

ig!lot
+ *-fl. =___-.*,,
tA ftiEsril GALI (EXCAVAT1fi{O rUCfltNq
Mesin-mesin yang biasa digunakan untuk drainase terdiri dari
dua tipe yaitu:

-!" Mesin gali kontinyu (continous excavating machine). Penggalian


dilakukan dengan "revolving digging machine" atau rantai
berpisau (Cambar 7.4). Umumnya mesin-mesin ini menggali
pada suatu kedalaman dan kemiringan tertentu dan mempunyai
perlengkapan tambahan untuk pemasangan pipa dan
Gambar 7.1. Penandaan "alignments" dan penyipat datar pengurugan bahan penutup.
Back-acting excavators (Gambar 7.5). Apabila menggunakan alat
7.3 PEftTASANGAN DEilGAN TENAGA T'IANUSIA
ini, maka penyelesaian akhir harus dilakukan dengan tenaga
Calian biasanya dibuat selebar 0.3 - 0.4 m dengan kedalaman manusia. Alat ini cocok untuk tanah berbatu. Biasanya alat ini
0.5 m. Kemudian dengan bermula dari galian ini penggalian dipakai sebagai pengganti apabila harus membuang batu atau

Konstruksi Sfstem Drainase Pipa 113


112 Teknik Drainase Bawah Tanah
penghalang lainnya yang menyebabkan alat yang pertama tidak Kedalaman galian maksimunr: standar 17A --'180 cnr. Behe.apa
dapat bekerja. Juga sering digunakan untuk menggali di mana mesin dapat lebih dalarn lagi sarnpai 2.5 rn.
.100-200
akan dipasang pipa kolektor dengan ukuran besar. Mesin: HP. Bel:rerapa nresirr mefi]pL{nydi tjua rne.in,
untuk gaii 100 tlP dan iintuk mernarik 50 l-'{F
Ilengaturan kedalaman dengan sistem hidrclik ,ir nrar-r.r op(,r;ltor'
r':empertahankan garis pandang sesllai rienga:r kr:d.ilanrar ! yanfi
diirreirrkan melalrri patoL-p"rlok ilenilrdnru :.e i).;t)i"rr,e r{Jf i..
operasi" Perkembangan terb.rrLi r.lilengkapi Cengan sinai' iaser
Eobot tclai 7 '12
- ton
Tekan;rn iair;.ih (grounrJ pre.sslrre) tergantulig l-,.ri,d r;k.ri-"rn rri,i(l:
hr:rkisar antara 0.20 - 0.30 kgcrnz
Kecepatan kerja sampai 1000 rn pipa per jarn
Output netto tergantung pada kedalantan, tipe tanah, kondisi
**g with fong
nCtrOlY bl0de lp0dc clraca, panjang lintasan pipa dan ukuran lahan. Untuk kedalam-
an 1 - 1.2 m pada tanah pantai (marine) dengan kandungan liat
sekitar 25olo, output netto yang wajar antara 300 - 400 m/jair,
sedangkan yang baik adalah sekitar 600 m/jam.

7,5 TRETCHLESS PfiPE DEAiltAof (rPD)


Gambar 7.3. Penggalian suatu trench secara manual
Teknik TPD dikembangkan berdasarkan prinsip drainase mole
sejak tahun 1960. Prinsip kerja TPD dapat dilihat pada Cambar 7.6,
Berikut ini adalah beberapa data teknis tentang mesin gali
di mana mesin menarik pisau atau blade hampir sama sepefti yang
kontinyu yang biasa digunakan dalam proyek drainase di Belanda
digunakan pada mole plough atau sub-soi/er. Pipa plastik bergelom-
dan Eropa.
bang diletakkan di dasar trench melalui atau di belakang blade.
Mesin umumnya bekerja pada tracks. Lebar tracks umumnya Terdapat berbagai tipe b/ade yang berbeda yang menentukan apakah
dapat diatur. Untuk transportasi di jalan lebar tracks biasanya 2.5
tanah akan terdorong ke samping atau terangkat ke atas. Apabila
m, untuk di lapangan maksimum sampai 3.2 - 5.0 m tanah terdorong ke samping kemungkinan akan terjadi pemadatan
Lebar trench: ukuran standar 20 - 25 cm, trench yang lebih lebar yang dapat mengurangi fungsi drainase pipa. Bentuk b/ade yang
sampai 35-40 cm masih memungkinkan dengan mengganti menyebabkan tanah terangkat akan lebih baik.
rantai pisau

Konstruksi Sistem Droinase Hpa 115


114 Teknik Drainase Bawah Tanoh
Beberapa keuntungan dan kerugian TPD adalah:

Keuntungan
Mesin relatif sederhana tanpa adanya gerak putar dalam
penggalian
Traktor dapat digunakan untuk tujuan lainnya di luar drainase
Kecepatan kerja dan output netto lebih tinggi daripada mesin
lainnya. Pada kedalaman 'l ffi,kecepatan kerja sekitar 2.5
km/jam dengan output netto sampai 600 - 700 m/jam

Kerugian:
Diperlukan tenaga tarik yang besar. Makin berpasir tanahnya
maka tenaga yang diperlukan semakin besar
Pemadatan tanah terjadi di sekitar pipa drainase

Gambar 7.5. Back-acting trench excavator

@ rc*rt*tOr**c'*

Gambar 7.4. Mesin penggali kontinyu dan prinsip pengaturan


kedalaman Gambar 7.6. lnstalasi pipa drainase tanpa galian

116 Teknik Droinase Bawah Tanah Konstruksi Sistem Drainase Pipo 117
lnspeksi harus meliputi total output (kontrol kuantitas) dan faktor
teknik (kontrol kualitas). Kedua jenis inspeksi tersebut harus
dikerjakan secara reguler selama pekerjaan berlangsung sehingga
setiap kesalahan yang terjadi dapat dikoreksi secepatnya di lapangan.

C€@'O

Gambar 7.7 Foto Pemasangan pipa drainase

,.6 SUPEnUISI DAl{ l]{SPEt(sl


Selama konstruksi sistem drainase, pekerjaan harus dicek
(inspeksi) dan disupervisi secara teraur. Tujuannya adalah:

Menjamin spesifikasi rancangan dilaksanakan dengan baik


Menanggulangi kondisi tak diharapkan selama instalasi
Mengecek kualitas bangunan dan bahan yang digunakan (pipa,
bahan selimut pipa), termasuk pengecekan lapangan kerusakan
yang terjadi selama transpoftasi dan pemasangan
Menjamin pekerjaan yang baik terutama pada pelurusan
(alignment) arah pipa drainase harus lurus dengan kemiringan
sesuai dengan rancangan, dan sambungan yang baik
Mencek apakah galian (trenches) telah diurug dan dikompaksi
dengan baik
Menilai keperluan pekerjaan tambahan atau modifikasi
konstruksi lapangan

Konstruki Sistem Droinase Pipa 119


118 Teknik Droinase Bawah Tanoh
OPDKASIONAI,
DAN PEMELIHARAAN

etelah selesai konstruksi sistem drainase, penyusunan rencana


operasional dan pemeliharaan harus dibuat untuk menjamin
sistem berfungsi dengan baik. Untuk itu diperlukan
perencanaan yang baik dalam operasi dan pemelliharaan. Dalam
perencanaan tersebut beberapa pertanyaan perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
Kenapa dan kapan pemeliharaan diperlukan? Apa tujuannya?
Berapa sering frekuensinya? Berapa biaya dan keuntungannya?
Siapa yang bertanggung jawab untuk perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pembiayaan?
Bagaimana hal itu dilaksanakan dan oleh siapa: pemerintah,
petani, atau kontraktor?
Bagaimana pembiayaan yang diperlukan? Siapa yang akan
membayar dan bagaimana uang pembiayaan dikumpulkan?

Pemeliharaan secara teknik memerlukan pemeliharaan


drainage base atau level drainage, inspeksi reguler, perbaikan, dan
pernbersihan pipa jika diperlukan. Data yang diperlukan adalah as
built drawing sistem drainase, yakni peta semua komponen seperti
drainase lapangan, kolektor, sambungan, dan bangunan outlet
(Gambar 8.1). Data elevasi titik-titik kolektor (outlet, inflow dan
outflow pada manholes), penampang memanjang saluran, dan titik
referensi pada bangunan utama seperti manholes. Semua data Cek apakah sedimen atau polutan terakumulasi dalam pipa,
tersebu ada pada spesifikasi gambar rancangan, tetapi harus selalu bangunan atau outlet
diperbaharui sebab konstruksi aktual kemungkinan berbeda dengan Cek apakah ada titik basah (wet spots) di lahan, beberapa hari
rancangan. setelah kejadian hujan atau irigasi
Cek kedalaman airtanah dalam lubang auger atau sumur
8.' PEftIAI{TAUAN pengamatan
Ada tiga jenis pengecekan setelah sistem drainase selesai Cek apakah pipa outlet dalam keadaan baik
instalasi: (a) Cek pasca konstrusi (post construction check), (b) Cek
rutin, (c) Cek sewaktu-waktu. Cek pasca konstruksi dilakukan untuk 8.2 PE'IIELIHABAAN
melihat apakah konstruksi telah dilaksanakan sesuai dengan Saluran terbuka
standard, dan apakah pekerjaan tersebut telah diserah-terimakan
Penyebab utama kerusakan pada saluran terbuka adalah akibat
pada kondisi fungsi yang baik.
dari erosi tebing, pengendapan sedimen, gulma dan rembesan.
Cek rutin adalah inspeksi operasional-pemeliharaan sederhana Sebelum musim drainase, saluran harus dibersihkan, gulma dibuang,
untuk rnelihat apakah sistem berfungsi dengan baik, dan untuk dan talud serta tanggul diperbaiki jika diperlukan (Gambar 8.4).
melihat apakah diperlukan perbaikan dan pencucian pipa. Biasanya
Pipa drainase
dilakukan dengan bantuan daftar cek (cheklist) sederhana yang
meliputi: Masalah yang terjadi pada pipa drainase adalah penyumbatan
fisik, penyumbatan organik dan biologi, penggerusan mineral atau
Cek apakah drainase pipa alirannya bebas, khususnya pada
kimiawi, dan penyumbatan pada outlets. Sebelum musim drainase,
periode dimana drainase diperlukan (musim hujan). Kadang-
inspeksi lapang dilakukan di semua outlet dan muka air di manhole"
kadang oLrtet tenggelam (submergence) dalam tenggang waktu
Jika terjadi hambatan, maka mesin penggelontor (flushing machine)
tententu masih diijinkan. Drainage base yang baik adalah sangat
dioperasikan untuk membuang sedimen dalam pipa (Cambar 8.5).
berperanan dalam menentukan apakah drainase berfungsi
dengan baik atau tidak. Jika drainage base tak baik, maka sistim Bangunan
drainase utama haris diperbaiki. Umumnya bangunan drainase mempunyai faktor pengaman
Cek apakah pipa drainase mengalirkan air selama atau sesudah yang lebih tinggi daripada pipa drainase, memerlukan pemeliharaan
hujan terjadi (Cambar 8.3) lebih ringan. Bagian yang harus dicek adalah bagian yang bergerak,
Pantau muka air di drainase lapangan dan kolektor. Muka air pintu. Di daerah pasang-surut atau di sungai dengan beban sedimen
yang tinggi mengindikasikan adanya masalah dalam drainase tinggi, kadang-kadang diperlukan pengerukan lumpur. Tanpa peme-
(Cambar 8.4) liharaan yang baik, sistem drainase tak akan beroperasi dengan baik
dan tak akan ada pertanian berkelanjutan.

122 Teknik Drainase Bawah Permukaan Operosionol don Pemeliharoon 123


ioi 6;Ln w *"'-e., e n* tulq $' "eMf &h d tu *rtuF tdk h 4&d
mIffiU
ihnlsl
I

'---- tlcrMa,! dr.rn


:.riart.1r.1n

iil ,rirpni!.rrrn.
B3rBB1 ri.,zrEi i, [i..r
l9 l :i nr{r' ri..t,d*rrl, rrr 6
" -
'*tibo,'criY

Cambar 8.3. Uii peformansi pipa kolektor dengan membandingkan


Gambar 8.1. Peta menggambarkan as built data untuk operasional
muka air di manhole. A kondisi normal. B ada masalah antara
dan pemeliharaan
manhole 1 dan 2

BEFON€ MANTEilANCE

"*
'!&,'
&!."-:,,'

Gambar 8.4. Pemeliharaan saluran pada awal musim hujan


Gambar 8.2. Outlet pipa drainase menegeluarkan air
sete/ah huian teriadi

124 Teknik Drainase Bawah Permukaon Operasionol dan Pemelihoraan 125


ti,rhrng m|gf*n* ili u!.d to nlirl dpa drdrs

ls€dirq

DAFTAK PUSTAKA

Cavelaars J.C., 1974. Subsurface Drainage Systems. di dalam


Drainage Principles and Applications, vol lV. Design and
Cambar 8.5. Mesin penggelontor digunakan untuk
Management of Drainage Systems. lLRl. The Netherlands
membersihkan pipa
Dieleman P.).; N.A. de Ridder, 1974. Elementary Croundwater
Hydraulics. di dalam Drainage Principles and Applications, vol
l. lntroductory Subjects. lLRl. The Netherlands

Ritzema, H.P; R.A.L. Kselik; Fernando Chanduvi, 1996. Drainage of


lrrigated Lands. lrrigation Water Management Training Manual
No 9. FAO, Rome, ltaly.

Stuyt, L.C.P.M.; W. Dierickx; J. Martinez Beltran, 2005. Materials for


Subsurtace Land Drainage Systems. FAO lrrigation and
Drainage Paper No 60. FAO, Rome, ltaly.

soScQ
Gambar 8.6. Cerusa n dan sedimentas i pada bangunan teriun sete/ah
debit tinggi

,OSC€

126 Teknik Droinose Bawah Permukaan


Lampiran:
PDNGI.JKI,JKAN
HANTAKAN TIIDROLIK

1.1 PENGUKUNAN PADA TIEDIA IEI{UH

antaran hidrolik K merupakan nisbah antara f/ux dengan


gradien hidrolik atau kemiringan (s/ope) dari kurva flux-
gradien hidrolik. Tanah jenuh yang mempunyai struktur
yang stabil atau media porous yang kaku dan jenuh sepefti
sandstone, mempunyai K yang konstan, yaitu sekitar 10-2 - 10-3
cm/det untuk tanah berpasir (sandy soi/) dan sekitar 104 - 108 cm/det
untuk tanah liat (clay soil).

Hantaran hidrolik sangat dipengaruhi oleh struktur dan tekstur.


Hantaran hidrolik akan lebih besar pada tanah yang lebih porous,
retak-retak atau berbentuk agregat. Akan tetapi K tidak hanya
dipengaruhi oleh porositas total, juga terutama oleh ukuran dan
bentuk pori. Sebagai contoh, K pada tanah berpasir yang mempunyai
pori-pori berukuran besar nilair"rya jauh lebih besar dibandingkan
dengan K pada tanah liat yang niempunyai porositas lebih besar.

Pada kenyataannya, K pada berbagai tanah tidaklah konstan,


karena variasi konsentrasi larutan kimia, sifat fisik dan proses biologi.
Hantaran hidrolik tidak hanya merupakan fungsi dari media saja,
tetapi juga tergantung pada viskositas dinamik n (kg. m-1.det-1) dan untuk pengukuran K di bawah'muka air tanah adalah metode Auger
densitas p (kg.mi) dari fluida" Suatu koefisien permeabilitas yang Hole, metode lainnya yang akan diterangkan adalah metode
hanya merupakan sifat dari media saja disebut sebagai permeabilitas piezometer, metode a - h dengan menggunakan percobaan
intrinsic Ki (m') yang mempunyai hubungan dengan hantaran lapangan dan uji pemompaan. Pengukuran hantaran hidrolik jenuh
hidrolik K (m.det-I) sebagai berikut, di lapangan di atas muka air tanah dapat dilakukan dengan metode
infiltrometer, metode tabung ganda (double tube method) atau Auger
K:EK, /1/ Hole terbalik (inversed auger hole method).
n

di mana g (m.det2) adalah percepatan gravitasi. 1"2 PEI{GUTURAN DI TABORATOHUiI


Hantaran hidrolik pada media atau tanah jenuh dapat Skema permeameter metode constant head dan falling head
dilakukan di laboratorium atau di lapangan (in siru). Apabila adalah seperti Cambar 1. Suatu contoh tanah utuh di dalarn silinder
pengukuran hantaran hidrolik dilakukan di laboratorium, maka suatu baja dengan dimensi tertentu (biasanya volume 100 cm3, tinggi 5.1
koreksi perlu dilakukan terhadap densitas dan atau suhu fluida di cm dan diameter 5.0 cm) dijenuhkan terlebih dahulu sebelum
laboratorium yang berbeda dengan di lapangan. Terutama untuk pengukuran dilakukan. Permeameter constant head lebih sesuai
viskositas dinamik yang sangat dipengaruhi oleh suhu. Sebagai untuk tanah yang mempunyai K > 103 cm/det, dan permeameter
contoh viskositas air pada suhu 10" C : l.3l'l x 10-3 dan pada suhu falling head untuk tanah dengan K ( 103 cm/det.
20'C : 1.0 x 10-3 kg. m-l.detl. Jika suhu di lapangan 10'C (Kro :
a. Permeameter Constant Head
pg Kil I ro ) dan di laboratorium 20" C (Kzo : p g Ki/ 11 zo), nilai
K dihitung dengan persamaan /2/ yang berasal dari rumus Darcy:
hantaran hidrolik di lapangan yang dihitung berdasarkan pengukuran
di laboratorium adalah Kro : (qzol qro) Kzo. K= QL /21
AAH
Pengukuran hidrolik dilaboratorium dapat dilakukan dengan
metode constant head atau falling head permeameter, dengan di mana:
menggunakan contoh tanah utuh ataupun tanah terganggu yang a : debit aliran steady (cm3.det-r),
disiapkan menurut standar tertentu. Keuntungan pengukuran K di L : tinggi contoh tanah (cm),
laboratorium antara lain adalah prosedurnya sederhana sehingga A : luas penampang contoh (cm2) dan
kondisi pembatas aliran dapat dikendalikan. AH : perbedaan head (cm).

Hantaran hidrolik lebih baik diukur dengan suatu percobaan di b. Permeameter Falling Head
lapangan, metode lapangan mempunyai keuntungan bahwa hantaran Dari rumus Darcy dan rumus kontinyuitas didapat:
hidrolik diukur pada situasi lapangan dan berlaku untuk suatu
volume tanah yang relatif besar. Metode lapangan yang populer o=-adAH-KAAH
'dtL l2/

130 Teknik Drainase fuwoh Permukaan Penguku ron H antaran Hi d r o li k 131


?
Kdt=- uL daH l3l percobaan dengan menggr-lnakan head permeameter lebih baik
AAH jika dilakukan sedemikian rupa dengan aliran air ke arah atas untuk
di mana a adalah luas penampang tabung pengamatan (cm2). memungkinkan keluarnya udara dari contoh tanah.

1.3 PEI{GUI(URA1{ DI LAPAI{GA]{

1.3.1 Metode Auger Hole


Prinsip:
Metode auger hole dapat digunakan untuk mengukur hantaran
hidrolik tanah di tempat (in sftu) pada lapisan tanah di bawah muka
air tanah. suatu lubang dibuat dengan bor (auger) sampai suatu
kedalaman tertentu di bawah muka air tanah. Apabila air tanah
dalam lubang sudah berada dalam keadaan setimbang dengan air
tanah sekitarnya, maka sebagian air tanah tersebut dibuang keluar
a. cpaatcnt hcad b. taulng hrad dengan menggunakan bailer. Air tanah di sekitarnya akan mulai
merembes memasuki lubang sehingga kecepatan naik muka air
Gambar L1.1. Permeameter dalam lubang dapat diukur. Hantaran hidrolik kemuilian dihitung
dengan suatu rumus atau grafik yang menggambarkan hubungan'
Dengan mengintegrasikan persamaan l3luntuk A H : A Hr pada timbal balik antara laju kenaikan muka air, kondisi air tanah dan
t : tr danAH : AHzpadat : tz : geometri lubang. Metode ini mengukur nilai rata-rata hantaran
hidrolik kotom tanah pada radius + 30 cm kedalaman dari muka air
K (t. - t.)t' =-
\z 3!^Tq = "'L ln
A'-t
l4l tanah sampai ke + 20 cm dari dasar lubang, atau sampai pada suatu
Aail AH A Al-1,
tapisan yang relatif lebih kedap jika lapisan tersebut berada pada
sekitar 20 cm dari dasar lubang.

^-Er-
V^u"(^lo*)
-
\ / z,/
lsl Seperangkat perlengkapan untuk pengukuran dengan metode
ini adalah suatu bailer, pelampung dilengkapi dengan pita ukur,

atau tiang penyangga (standard), stop watch dan bor (auger)' Lubang bor
dibuat hati-hati sehingga tanah terganggu seminimum mungkin.
2.30 ar^r(oYo,t) Kedalaman lubang tergantung pada ketebalan dan urutan lapisan
K- /61
tanah serta kedalaman di mana hantaran hidroliknya ingin diketahui.
A(t, -t,)

t32 Teknik Drainose Bawah Permukaan Pengukuran Hantaran Hidroli k 133


Apabila muka air tanah dalam lubang sudah seimbang dengan Ah : h'(t,) - h'(tn) : h(t,) - h(t") :
kenaikan muka air tanah dalam
air tanah sekitarnya, maka /eve/ tersebut dicatat. Air dalam lubang lubang selama waktu pengukuran
kemudian dibuang keluar sampai batas tertentu sehingga penurunan- h: h(tr) - 1l2h : head rata-rata selama pengukuran
nya sekitar 20 - 40 cm (pada Cambar 2, h(t,) : 20 -40 cm). S : kedalaman lapisan kedap dari dasar lubang
R : jari-jari lubang auger
Pengukuran kenaikan muka air harus dimulai begitu selesai
pemompaan. Fencatatan dapat dilakukan baik selama waktu pada
kenaikan muka air yang tetap maupun kenaikan muka air pada
selang waktu yang tetap. Selang waktu pencatatan muka air biasanya
antara 5 - 30 detik tergantung pada hantaran hidrolik tanah dan
berkaitan dengan kenaikan muka air tanah sekitar 1 cm. Sebagai
pegangan kasar (rule af thumb) adalah nilai laju kenaikan muka air
dalam satuan mm/detik dalam lubang dengan diameter B cm sampai
kedalaman 70 cm di bawah muka air tanah, mendekati nilai hantaran
hidrolik tanah tersebut dalam satuan m/hari.

Pengukuran harus diselesaikan sebelum 25olo dari volume air


yang dibuang (dipompa) telah digantikan kembali oleh air tanah yang
merembes ke dalam lubang. Setelah kondisi tersebut akan terbentuk
funnel shaped water table sekeliling bagian atas lubang. Hal tersebut
menaikkan tahanan aliran ke dalam lubang di mana pengaruh ter-

Gambar L1.2. Metode Auger Hole sebut dalam nomograph untuk metode auger hole maupun dalam
rumus tidak diperhitungkan. Sebagai akibatnya harus diuji bahwa h
Keterangan notasi pada Cambar 2. adalah sebagai berikut: < 1/4 h(tr).
D' : kedalaman lubang auger di bawah level standard Perhitungan untuk satu lapisan tanah
W' : kedalaman muka air tanah semula dari leve/ standard Ernst (1950), menemukan hubungan antara hantaran hidrolik
H : (D'-W'): kedalaman lubang auger dari muka air tanah semula.
tanah dengan aliran rembesan air ke dalam lubang tergantung pada
h'(tr), h'(t") : kedalaman air tanah di bawah standard pada waktu
kondisi-kondisi pembatas. Hubungan tersebut dapat dinyatakan
pertama pencatatan (tr) setelah selesai pemompaan
sebagai;
dan setelah beberapa kali pencatatan (tn). Biasanya
minimal dilakukan lima kali pencatatan

134 Teknik Drainase Bawah Permukaan Pengukuran Hantaran Hidrolik 135


r
&

K =CS
At
/71
E
'fr

di mana:
K: hantaran hidrolik (m.h-')
C: faktor geometri f (h, H, r,S) lihat gambar 3, 4 dan 5
Ah/Ar : laju kenaikan muka air dalam lubang (cm.derr).

t Gambar Ll.4. Nomograf untuk penentuan faktor C dengan metode


Auger Hole untuk 5 : 0 (Ernst, 1950)
ill

il
Gambar L1.3. Nomograf untuk penentuan faktor C dengan metode il
Auger Hole untuk S > I 12 H (Ernst, 1950).
il
Pada Gambar3 nilai C diberikan sebagai fungsi dari h/r dan
H/r untuk S > 112 H, sedangkan pada Cambar 4 untuk S : 0. Kedua il Cambar 11.5. Contoh pengukuran dan perhitungan dengan metode
nomograf tersebut berlaku untuk r : 4 cm. Ii Auger Hole

136 Teknik Drainase Bawah Permukaon Pengukuran Hontoran Hidrolik 137

il
il-
Contoh:
Suatu hasil pengamatan dapat dilihat pada Cambar 5. Setelah No: Tangg;il :

pengukuran selesai keterandalan data harus diuji. Nilai h untuk Lokasi : Teknisi :

masing-masing pengukuran dihitung untuk melihat apakah konsisten D':240 cmr:4r:m


atau tidak. Jika nilai h menurun secara teratur, maka pencatatan harus W' : 114 cm S >112 H
dirata-ratakan sampai h :
1/4 h(t,), atau pada contoh tersebut sampai H : D'-W' : 126 cm

h :7.8 cm. Padacontoh tersebut kondisi di atas dipenuhi, maka K


:
i ti h'(ti) Ah At to - tr 50 detik :
:
(detik) (cm) (cm) Ah h'(tr) - h'(to) : 5.6 cm
dapat dihitung.

Perhitungan untuk 2 lapisan tanah 1 o 145.2 - h(tr) : h'(rr) - w' : 145.2 - 114 : 31.2 cm
Jika profil tanah terdiri dari 2 lapisan dengan K yang berbeda 2 10 144.O 1 .2
yakni Kr untuk lapisan atas dan K: untuk lapisan bawah. Kedua nilai 3 20 142.8 1.2 cekAh < 1/4 h(tr) (5.6 < 7.8)
K tersebut dapat ditentukan apabila muka air tanah berada pada 4 30 141 .7 1 .1

lapisan atas. Dua kali pengukuran secara berurutan dilakukan pada 5 40 140.6 1.1 h : h(tr) - 1/2 Lh : 31.2 - 2.8 : 28.4
satu lubang auger, di
mana pengukuran kedua dilakukan setelah 6 50 139.6 1.1

lubang pertama diperdalam. Ah : s.6 5.6 Hlr : 31.5; h/r : 71 -> C : 6.0 (dari Cambar 4.3)
Suatu lubang bor sampai paling tidak 40 cm di bawah muka air Ah/At : s.6ls.O : 0.11K: CAh/At: 6.0 x 0.'11 : 0.66 m/h'
tanah, tetapi tidak boleh menembus lebih dalam dari 20 cm di atas
lapisan bawah. Lubang tersebut diperdalam minimum menembus 50
cm pada lapisan kedua.

Pengukuran pada lubang yang dangkal memberikan nilai Kr


dengan cara yang sama seperti pada profil homogen, yaitu:
) {ocr,t
|11
*,=ar(* l8l *1Vzar'*
(*.-rt"; )v ta€+^
di mana Cr - f( f,1, H,, r, Sr ) 1t2 fi)

t
Gambar Ll.6. Metode auger hole untuk dua lapisan tanah

,:

138 Teknik Droinose Bawoh Permukaan


*= Pengukuran Hantaron Hidrolik 139

*
rl;-

Dengan demikian
(Ah/40 : 0.16 Hlr : 17.5\/r :7.5
Hr:70cm Cr : 9.4 (Cambar 3) co (ah/At), -Kl
hr :30cm Kr : Cr (Ah/AOr :9.4x0.16 : 1.5 m/hari K2 lel
Sr > 1/2H colc2 - Kl
r:4cm
Sebagai contoh data pengukuran dapat dilihat pada Cambar 6.

(Ah/AOz : 0.26 Hlr :37.5 Cz : 3.9 (Cambar 3) Diskusi:


Hz : 150 cm Keragaman hasil pengukuran dengan metode ini lebih kecil
h/r: 10 daripada hasil laboratorium. Hal ini disebabkan pada pengukuran di
6l: +ocm Ho : 100 cm Hlr : 25 lapangan contoh tubuh tanah lebih besar. Kesalahan pengukuran
Sz> 1/2H hz:40cmh/r:10 biasanya dalam selang 10 - 20%.
Sr:0 C. : 6.2 (Cambar 4) Pada tanah stabil dengan hantaran hidrolik rendah biasanya
c.(Ah/At)2 6.3x0.26-1.5 diperlukan pembuatan lubang bor sampai 1 m atau lebih di bawah
K. _ -Kr _
' Co lC2-1 (6.313.e\ -1 =0.22mlhari muka air tanah, dan membuang air sekitar B0 cm untuk men-
dapatkan laju kenaikan yang dapat terukur. Pada tanah liat berat
Laju kenaikan muka air pada lubang yang lebih dalam diperh- biasanya terjadi kerusakan struktur di sekeliling dinding lubang bor.
tungkan sebagai akibat dari 2 komponen (Cambar 6), yakni: Oleh karena itu diperlukan pengurasan air tanah beberapa kali
a. inflow dari lapisan atas dengan Kr saja, sedangkan lapisan bawah sebelum pengukuran dimulai. Pengukuran ulangan biasanya
dianggap kedap memperlihatkan nilai K yang lebih baik.
b. inflow dari lapisan bawah yang dipertimbangkan terdiri dari Pada tanah yang tidak stabil atau tanah dengan hantaran
inflow seluruh profil deng?fl Kz, dikurangi dengan inflow dari
hidrolik tinggi, lubang auger lebih dalam dari 40 cm atau pemompa-
lapisan atas juga dengan Kz (dengan mempertimbangkan lapisan
an lebih besar dari 20 cm biasanya menghasilkan laju kenaikan muka
bawah sebagai lapisan kedap).
air yang terlalu cepat sehingga sukar diukur. Untuk mencegah
Dengan demikian ; ( Ah/At)z : KrlCo + KzlCz - KzlC" runtuhan dinding lubang biasanya dipasang suatu saringan (ltilter).

di mana: Apabila tidak yakin dengan hantaran hidrolik pada lapisan


G f( hz, Ho, r, Sr :
0 ) Cambar 4 tanah di bawah dasar lubang, maka gunakan Cambar 3 (S > 112 H),
Cz f(ht,Hz, r, Sz) 1/2Hz) Cambar 3. dengan demikian nilai K lebih konservatif.

140 Teknik Drainase Bawah Permukaon Pengukuran Hantaran Hi drolik 141


1.3.2 Metode Piezometer
Prinsip
Metode ini hampir sarna dengan metode auger hole, kecuali
sebuah tabung dimasukan ke dalam lubang sehingga terdapat suatu
ruang kecil (cavity) pada dasar lubang. Metode ini biasanya juga
disebut pipe cavity method.

Suatu lubang dibuat dengan bor auger sampai pada suatu


kedalaman di bawah muka air tanah di mana hantaran hidrolik akan
diukur. Sebuah pipa dengan diameter yang tepat sama dengan
lubang dimasukkan sehingga terdapat ruang bebas (cavity) di bagian
dasar lubang. Sesudah muka air dalam lubang seimbang dengan
muka air tanah sekitarnya, maka air dalam lubang dipompa ke luar.
Air akan bergerak masuk ke dalam lubang melalui ruang kosong
(cavity) tersebut, sehingga muka air tanah dalam lubang akan naik.
Gambar L1.7. Perangkat alat untuk pengukuran hantaran hidrotik
Kenaikan muka air dihitung dan K dihitung dengan suatu rumus yang
metode Auger Hole
menerangkan hubungan antara laju kenaikan muka air, kondisi aliran
Tabel 11.1. Nilai kisaran hantaran hidrolik berbagaitekstur tanah dan nilai K tanah.

Perhitungan
Hantaran hidrolik
Tektur tanah Hantaran hidrolik dihitung dengan rumus (Luthin dan Kirkham,
(m/hari)
Liat padat (no cracks, pores) 1949),
< 0.002
Liat berlempung (CL), Liat (C) o.oo2 - 0.2
Lempung (L), Liat berlempung (CL), liat (struktur baik) 0.5 - 0.2
K It" .lnh(t')
=c(ti-tr) /4.10/
h(tr)
Lempung berpasir (SL), pasir halus (fine sand) 1-3
Pasir medium 1-5 di mana K :
hantaran hidrolik (cm.derl); rp : radius dalam pipa
Pasir kasar
(cm); h(tr), h(t,) : kedalaman muka air (cm) dalam pipa di bawah
10 - 50
Kerikil (gravel) level keseimbangan pada waktu tr; ti - tr : selang waktu pengukuran
100 - 1000
(detik); C : faktor geometri f (H,rc,l,S). Rumus di atas serupa dengan
rumus yang digunakan pada metode falling head di laboratorium.
Nilai faktor geometri C dapat dilihat pada Cambar 9.

142 Teknik Drainase Bawah Permukaon


Pe ngu ku ran Honta ran Hi d roli k 143
Contoh perhitungan kosong. Seperti pada metode auger ho/e, pada metode ini diperlukan
Suatu piezometer dengan .iari-jari dalam 5 cm dimasukan ke pengurasan pada tanah liat berat, sebelum pengukuran dimulai.
dalam tanah sampai 1 m di bawah muka air tanah. Di bawah ujung
Metode ini sering digunakan sebagai metode pengganti jika
piezometer terdapat suatu ruang kosong dengan dalam 25 cm dan
dengan metode auger laju kenaikan air terlalu cepat sehingga sukar
jari-jari 5 cm. Setelah keseimbangan antara muka air dalam tabung
dicatat. Dalam bentuk tabel, Gambar 9 dapat disajikan seperti pada
dengan sekitarnya, maka dilakukan pemompaan. Hasil pengukuran
Tabel 23-2 (Schlifgarde, Drainage for Agricultural Land, halaman
laju kenaikan muka air dalam tabung adalah sebagai berikut:
622) walaupun dengan notasi yang agak berlainan.

I ti(detik) h(ti) (cm)

'l
0 70
2 20 65 3.70 10r
3 40 60 3.85 10r
4 60 56 3.7210-3
5 80 52 3.71 10-3

ln{h(t,)/h(t,)}
*rr,o dihitung untuk menguji konsistensi urutan data.
ti -t,
Pada data di atas nilai tersebut cukup konsisten dengan nilai 3.71 x
10-3. Faktor C ditentukan dari Cambar 8 dengan nilai-nilai llrc : 5
dan H/rc : 20, maka C : 100. K dihitung dengan menggunakan
persamaan ll1l dengan memakai konversi satuan ke m/hari
berdasarkan angka pengali 864.
t

K-
B64nrr2
ln
h(t,)=2.5
m/hari
ffi
c (ti-tl) h(tr)
Gambar 11.8. Metode Piezometer
Diskusi:
Metode piezorneter sangat sesuai untuk menentukan hantaran
hidrolik pada setiap lapisan tanah secara individual atau lapisan-
lapisan pada kedalarnan yang cukup besar. Pada tanah yang tidak
stabil diperlukan suatu cara untuk mencegah runtuhnya ruang

144 Teknik Drainase Bowah Permukaan Pengukuran Hantaran Hidroli k 145


Menghasilkan

dh
/rr /141
h+
fr
integrasi persamaan /14/ untuk h : h, pada t :trdanh:h,padat
: tn memberikan (ln : 2.3 log),

_2.3 -log(h, +112r)-log(h" +1/2r)


.!
: 1.15 rtan o l15l
5
:{
.:!
2 tn -t1
*
q&

Tangens o didapat dari plotting (h + 0.5 r) dan t pada kertas grafik


*
5
serni logaritmik (lihat Cambar 10).
tt
Gambar LI.9. Nomograf untuk penentuan faktor C pada metode J:

,{ qP;T.r-oI-l']ls
Piezometer (Smiles and Youngs, 1965) I tl hi hl hl*r/l
*
0 12 18 t0
1.3.3 Metode Auger Hole Terbalik (inversed auger hole) t
$ 90 ,l 2t 2t
*fr
100 18 .22 i4
?00 8l l.t ,l
Metode ini digunakan untuk mengukur hantaran hidrolik di *
$
L(l(, ,t4 t0 l8
,1 60O 86 l4 ta
lapang pada lapisan tanah di atas muka air tanah. Suatu lubang dibor *0.1 88 t? l4
dan diisi dengan air, kemudian laju penurunan muka air dalam
t 200 90 l0 t2

lubang dicatat. Jika h adalah tinggi muka air di atas dasar lubang, ."116 &!1 r o.ooo2t
1600
permukaan basah dapat ditulis sebagai:
k . r.lt x a x 0,0O0?l
. O.0Ol cu.det-l
A:2 rtrh + mr2 /11/ . 0.8j r.tr-I
Dalam hal ini diasumsikan bahwa selama percobaan gradient D'.lO0cn:r-4ca
hidrolik sama dengan satu (V H : l). Dengan demikian gaya matrik ::l
diabaikan, akibatnya pengukuran hanya dimulai sesudah tanah
sekitar lubang dibasahi seluruhnya. Dengan demikian,
Gambar 11.10. Metode auger terbalik (inversed auger hole)
Q:KA:2 nrK(h +Yzr) l12l
digabung dengan persamaan kontinyuitas, ,oSca

a:-nt'dh/dt l"t3/

146 Teknik Drainose Bawoh Permukoan Pe ngu ku ran Hontaron Hi d roli k 147
Lampiran:
LATITIAN SOAL

i
'i
;::
$
,&
.j
il
!{'
1. Terangkan dengan singkat dan jelas arti dari beberapa istilah di
bawah ini dalam kaitannya dengan drainase:
.{ 1. modulus drainase 9. drainase "mole"
f
$
t 2. lapisan kedap 10. perched water table
3. equivalent depth 1 1. trenchless pipe drainage

4. faktor geometri 12. tekanan pori


5. tahanan aliran radial '13. effective stress

6. porositas efektif 14. subsidence


7. Ievel drainase 15. metoda rasional
8. hantaran hidrolik

2. Terangkan perbedaan prinsip sistem drainase permukaan dan


bawah permukaan?
3. Apa tujuan drainase bawah-permukaan?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem drainase singular dan
komposit?
5. Terangkan konsep Drainase Terkendali. Bagaimana perubahan
konsep lama drainase ke konsep yang baru?
6. Terangkan kosep Pembangunan Berkelanjutan (sustainable
development) dan bagaimana kaitannya dengan kebijakan
nasional pada negara sedang berkembang seperti lndonesia?
7. Terangkan analisis pengaruh drainase terhadap pertanian?
8. Apa yang dimaksud dengan hr.rbungan scsia!-politik oada di- 17. Terangkan apa yang dimaksud dengan :

agram Cambar 1.2 (Diagram pengaruh drainase pada pertanian a. Aliran transien
dan ev al uasi sosia/-ek onom) b. Cradient hidrolika
9" Berikan beberapa contoh peubah keteknikan dalam sistem
c. Drainase
drainase? d. Koefisien drainase
&
10. Terangkan bahwa drainase lahan pertanian adalah merupakan e. TeoriDupuit-Forcheimer
interdisiplin berbagai ilmu. llmu-ilmu apa saja yang berkaitan 18. a. Terangkan persamaan penentuan jarak saluran untuk sistim
dengan drainase lahan pertanian? drainase bawah permukaan menurut Donan (persamaan
'!1. Unsur-unsur apa
saja yang termasuk dalan-r kelornpok Fisika elips). Carnbar dan sebutkan parameter yang terlibat?
Tanah yang berkaitan dengan drainase lalran pertanian? b. Apa persyaratan penggunaan persamaan tersebut
12. Unsur-unsur apa saja yang termasuk dalam kelompok Kimia c. Terangkan persamaan modifikasi Hooghoudt dan sebutkan
Tanah yang berkaitan dengan drainase lahan pertanian? gunanya.
13. Apa yang dimaksud dengan Pengelolaan Air yang baik dalam 19. Dalam rancangan drainase (permukaan ataupun bawah
pengembangan lahan untuk pertanian? Bagaimana seharusnya permukaan) ketersediaan ooutletu merupakan hal yang sangat
pengelolaan air dalam pengembangan lahan gambut berkelan- penting. Terangkan faktor-faktor apa saja yang perlu dikaji dari
jutan di lndonesia? suatu kondisi outlet tertentu?
't4. .lelaskan prinsip pokok yang dilanggar dalam kasus Pengem-
20. Sebagai hasil akhir dari suatu survey drainase tingkat
bangan Lahan Cambut Sejuta Hekktar di Kalteng pada tahun "reconnaissance" adalah Laporan Akhir. Jelaskan hal-hal apa saja
199711998, yang sekarang ini menjadi proyek Sejuta Masalah? yang harus tertulis pada Laporan Akhir tersebut
15" Suatu masalah al<tual di daerah perkotaan dekat pantai adalah 21. Terangkan apa kegunaan eksplorasi bawah tanah (lebih dari 1.2
adanya penurunan tanah (subsidence) dan intrusi (penerobosan) m) dalam suatu survey drainase bawah-permukaan
air asin ke daratan, akibat dari eksplorasi air tanah yang ber- 22. Terangkan sistem drainase tradisional pasang-surut orang Bugis
Iebihan baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk industri. di daerah Pulau Kijang, Provinsi Riau.
Terangkan dengan singkat dan jelas secara teoritis kenapa eks- 23. Bagaimana prinsip kerja pintu air tradisional orang Bugis
plorasi air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah (blombong) di daerah pasang-surut Pulau Kijang, Riau.
tersebut di atas. Bagaimana menurut saudara usaha-usaha untuk 24. Sebutkan tiga tingkatan kematangan tanah gambut dan terangkan
menanggulangi masalah tersebut? ciri-ciri fisiknya.
16. Suatu persamaan drainase untuk kondisi'unsteady-state' adalah 25. Uraikan tipologi lahan di daerah pasang-surut berdasarkan hidro-
persamaan dari Clover-Dumm. Uraikan kriteria agronomis apa-
topografi dan hubungannya dengan kesesuaian lahan.
kah yang diperlukan untuk menggunakan persamaan tersebut?

150 Teknik Drainase Bawah Permukoan Lotihon Soal 151


40. Apa peranan Operasional dan Pemeliharaan daiam suatu sistem
26. I-erangkan sistem drainase daerah pasang-surut untuk perkebun-
drainase. Bagaimana kaitannya dengan pertanian berkelanjutan
an kelapa yarig dikembangkan oleh PT Pulau Sambu Crup di
(sustainable agricu lture)?
Riau.
41. Apa yang dimaksud dengan Drainage Base atau Drainage Level
27. Uraikan perbedaan pokok rancangan saluran untuk irigasi dan
dan bagairnana peranannya dalam kegiatan Operasional dan
untuk drainase (jelaskan alasannya)?
Pemeliharaan?.
28. Suatu indikasi adanya kelebihan air (drainase jelek) adalah daun
42. Hal-hal apa saja yang diperlukan dalam suatu daftar cek (chek
tanaman yang berwarna pucat menguning. Terangkan kenapa
list) pemantauan kenerja sistem drainase bawah-permukaan?
hal tersebut terjadi? dan apa dampaknya terhadap produksi
43. Hal-hal apa saja yang diperlukan dalam suatu kegiatan
tanaman?
Pemel i haraan si stem d rai nase bawah-perm u kaan ?
29. Uraikan proses terbentuknya pyrite (cat clay) di lahan pasang
44. Terangkan prinsip kerja mesin penggelontor pipa (flushing
surut dan apa pengaruhnya terhadap tanaman?
machine) dalam kegiatan pemeliharaan sistem drainase bawah-
30. Terangkan beberapa kemungkinan,usaha reklamasi tanah sulfat
permukaan?
masam di daerah pasang-surut?
45. Apa artinya ungkapan bahwa tanpa pemeiiharaan infrastruktur
3'l Terangkan prinsip kerja mesin tanpa galian (Trenchless pipe
.

keairan yang baik, tak akan ada pertanian berkelanjutan?


Drainage Machine). Apa keuntungan dan kerugiannva
32 1-erangkan prinsip kerja mesin penggali kontinyu dan pengatur
46. Metoda Auger hole digunakan untuk menentukan hantaran hi-
kedalaman galian dengan teknik laser?
drolik jenuh (Ks) suatu tanah. Muka air tanah awal sebelum per-
cobaan diambil sebagai reference level. Jari-jari lubang bor 4 crr
33. Bahan material apa yang digunakan dalam drainase bawah-
permukaan? dan dasar lubang pada kedalaman 60 cm dari reference level.
Lapisan kedap terdapat pada kedalaman 6 m di bawah permuka-
34" Perlengkapan (accessories) pipa apa saja yang digunakan dalam
an tanah. Pada waktu t : 0, sejumlah 37 cm air telah dibuang ke
drainase pipa bawah-permukaan ?

35. Terangkan beberapa bangunan pelindung dalam drainase pipa


luar. Nilai-nilai berikut ini adalah muka air yang diamati setiap
bawah-permukaan?
16 detik: 37.0, 34.7, 33.4, 32.1, 30.8, 29.6, 28.3, 27.1, 26.3,
36. Terangkan beberapa bangunan penghubung dalam drainase pipa 26.0, dan 25.6 cm.
bawah-permukaan? Hitung hantaran hidrolik (Ks) pada tanah tersebut?
37. Apa fungsi bahan penutup (cover material) dalarn drainase pipa 47. Pada suatu areal pertanian seluas 90 ha (lihat gambar), air irigasi
bawah-permukaan? diberikan setiap 6 hari dengan efisiensi pemberian air 65olo.
38. Apa tujuan supervisi dan inspeksi dalam proses konstruksi sistem Kebutuhan air irigasi di petak sawah sebesar 7 mm/hari.
drai nase bawah-perm ukaan ? Dianggap bahwa B0% kelebihan air irigasi yang diberikan akan
39. Dalam perencanaan Operasional dan Pemeliharaan, hal apa saja mengalir sebagai perkolasi menuju ke muka airtanah, dan harus
yang harus rnenjadi perhatian utama? dapat dibuang (drainase) selama 5 hari sebelum waktu

Lotihan Soal 153


152 Teknik Drainose Bawah Permukaon
pemberian air irigasi berikutnya. Maksimum tinggi rnuka air Ditanyakan:
tanah yang diijinkan adalah 1 m dari permukaan tanah. Level a. Hitung diameter pipa yang saudara pilih?
drainase dipilih 1.8 m dari permukaan tanah. Kedalaman lapisan b. Lakukan pengujian apakah panjang maksimum pipa lateral
kedap adalah 10 m dengan konduktivitas hidrolik 2 mm/hari dan pada rancangan ini masih dapat dipenuhi oleh diameter pipa
porositas efektif 0.05. tersebut? (kemiringan pipa lateral sesuai dengan kemiringan
a. Apabila tidak ada penambahan air pada air tanah selain lahan)
kelebihan air irigasi, dan u : O.2 m, tentukan spasing C. Parit kolektor dirancang sesuai dengan kemiringan lahan
drainase yang sesuai dengan sistim tersebut? yang tersedia. Tentukan dimensi parit pada titik A? (dimensi
b. Gambar/desain tata letak (lay out) sistim drainase pipa parit kolektor dibuat seragam dengan kapasitas maksimum)
komposit untuk areal tersebut? d. Evaluasi berapa elevasi muka air maksimum di sungai
c. Apabila sebagai kolektor digunakan pipa beton dengan supaya sistim drainase tersebut dapat berjalan dengan baik?
diameter yang tersedia 10, 15,20,25 dan 30 cm, tentukan e. Apabila elevasi muka air di sungai + 91.0 m. Kemungkinan
panjang pipa untuk malirrg-masing jenis apabila akan apakah yang perlu dirubah dalam rancangan tersebut,
dirancang suatu sistim drainase pipa (kolektor) dengan supaya sistim drainase dapat ber.ialan dengan baik? (Uraikan
diameter bertambah, faktor keamanan 75"1o, i : O.2o/o. jawaban saudara secara sistimatis)
d. Apabila nilai MAD (moisture allowable deficit) tanah pada f. Adakah kemungkinan untuk mengganti dengan diameter
areal tersebut adalah 50% dan total air tersedia 120 mm/m, pipa yang lebih kecil dari perhitungan pada a). Kalau ada
tentukan interval irigasi dan koefisien drainase yang tepat diameter berapa yang saudara pilih? (cek dengan spasing
untuk sistim tersebut (kedalaman akar : 1 m). lateral yang sudah ditentukan)
48. Untuk rancangan drainase bawah permukaan suatu lahan per- g. Adakah kemungkinan untuk mengganti jenis pipa dengan
tanian akan digunakan pipa drainase tanah liat (Lihat Cambar). pipa plastik lrergelombang dengan diameter yang sama
Pipa tersebut akan ditempatkan pada kedalaman 2.0 m dari seperti pada perhitungan a) ? (Uraikan jawaban saudara
permukaan tanah. Lapisan kedap di daerah tersebut dijumpai secara sistimatis)
pada kedalaman 5.0 m dari permukaan tanah. Konduktivitas
hidrolik tanah K : 4.0 m/hari. Rata-rata kedalaman air tanah
akan dipertahankan 1.0 m di bawah permukaan tanah. Koefisien
drainase di daerah tersebut 10 mm/hari. Tata-letak pipa raterar
dan parit kolektor seperti pada gambar di bawah ini. Jarak antar
lateral (spacing) 100 m. Diameter pipa yang tersedia di
pasaran adalah 50, 100, 15O,200,250 dan 300 mm.

154 Lotihan Soal 155


Teknik Drainase Bawah Permukoan
50. Untuk drainase suatu lahan pertanian dengan menggunakan drai-
nase bawah-permukaan, akan digunakan pipa drainase yang ter-
buat dari tanah liat. Pipa tersebut ditempatkan pada kedalaman
1.5 m dari permukaan tanah. Lapisan kedap dijumpai pada
kedalaman 7 m. Nilai konduktifitas hidrolik K : 0.8 m/hari.
Koefisien drainase di daerah tersebut sebesar 10 mm/hari, dan
rata-rata kedalaman air tanah yang akan dipertahankan adalah 1
m di bawah permukaan tanah. Pipa lateral dirancang dengan
1600 yr\
kemiringan 0.1% ,dengan menggunakan faktor pengaman 60%.
Ditanyakan:
a) Apabila diameter pipa yang akan dipasang adalah 10 cm,
berapa maksimum panjang lateral yang diperkenankan?
b) Apabila diameter pipa yang akan dipasang 20 cm, berapa
panjang maksimum lateral yang diperkenankan?

Penyelesaian:

Ska.lq :i, I t20aoo 1 an7,t*r^ pipa tanah liat


tba*aa areaL _lt I i I
d3 : 1.5 m
parit
D1 :7m
, kol<),<to,
4> , p;pa- La.tea-l
',Xat is kantorer ll-*"s-l,sf*_) K: 0.8 m/hari
I
R Y^*; q: :
j
I
10 mm/hari 0.010
49. Pada suatu daerah pertanian dengan koefisien drainase 12 l,-gr- L.l.+ m/hari
mm/hari akan dipertahankan maksimum muka air tanah di d't :1m
tengah antar parit drainase sebesar 0.8 m di bawah permukaan i

kemiringan pipa 0.'l%


tanah. Dasar parit berada 2 m di bawah permukaan tanah l
FK: 60%
dengan kedalaman air pada parit 0.2 m, lebar dasar parit 0.2 m
dengan kemiringan talud 1 : 1. profil tanah terdiri dari 2 rapisan, :Keteiangin .i:irr,;::l
DATA

ketebalan lapisan atas 2.4 m dengan konduktifitas hidrolik 0.5 .larak mat ke level drainage di tengah (m) h :d3-d1 0.5 0.5

m/hari, sedangkan lapisan bawah mempunyai ketebalan 2.4 m larak mat dari permukaan tanah di tengah dl : 1
(m)
dengan konduktivitas hidrolik 1.5 m/hari. Berapa jarak antar parit Kedalaman saluran (m) d3: t.5 1.5
lateral ?
Jarak ma di saluran dari perm.tanah (m) dl+h :

156 Teknik Drainase Bawoh Permukaan Latihan Soal 157


Keterangan DATA 51. Dalam perencanaan saluran drainase lapangan di perkebunan
Lebar saluran (m) b: kelapa sawit PT Puri Hijau Lestari (Kumpeh, prov. Jambi) di
talud lahan gambut, diketahui data sebagai berikut: (a) kedalaman
kedalaman air di saluran (m) d2:
airtanah yang diinginkan di bagian tengah dari permukaan tanah
ro:
jari-jari pipa (cm)
dl :
10 5

0.3r
0,7 m; (b) level drainase atau kedalaman muka air di
Perimeter basah parit drainase (m) 0.1 6

q= 0.01 0.01
saluran lapangan dari permukaan tanah d4 1,2 m; (c)
Modul us drainage (m/hari)
Konduktivitas hidrolik (m/hari) K: 0.8 o.8 kedalaman saluran drainase lapangan dari permukaan tanah d3
Kedalaman lapisan kedap (m) Dl : 7 7
: 1,5 m; (d) lebar bawah saluran drainase latau b : 1 m; (e)
larak dari level drain ke lapisan kedap (m) H:D:D1-d3: 5.5 5.5 kedalaman lapisan kedap dari permukaan tanah Dl :6,2 m; (0
Nomograf Hooghoudt: Cambar 3.5 Hantaran hidrolik tanah K : 4 m/hari. Modulus drainase q : 50
H/h 11 11 mm/hari. Pertanyaan: (a) Gambarkan skhema rancangan saluran
h/u : 1.590909 3.181818
drainase, (b) Berapa jarak antar saluran yang saudara rancang?
Wq: 80 80

Dari nomograf didapat Gambar 3.4/3.5 Uh: 55 4B Penyelesaian:


Iarak spasing (m) L= 27.5 24

t= 28 24

Nomograf Luas areal pipa halus:


Slope pipa (%) 0.1 0. 1

FK (Y") 60 60

Diameter pipa (cm) 20 10

q (mm/hari) 10 10 1
d2lry"l.$asnlp- - --l
Dari Nomograf Cbr 4.11
Areal (ha) 12 2

Spasing L (rn) 28 24

Maksimurn panjang pipa (m) - A/L 4,286 833

Untuk diameter pipa 10 cm, maka luas areal layanan 2 ha,


spasing L:24 m, sehinSSa maksimum panjang lateral 833 m
b. Untuk diameter pipa 20 cm, maka luas areal layanan 12 ha,
spasing L-28 m, sehingga maksimum panjang lateral Cambar Skhematisasi drainase bawah permukaan deng.rrr
saluran terbuka
4.286 m

158 Teknik Drainase Bowah Permukoan Latihon Sool 159


r-
PT PHL

Keterangan DATA PROFIL SINGKAT


Jarak mat ke level drainage di tengah (m) h: 0.5
CREATA - LPPM
Jarak mat dari permukaan tanah di tengah (m) dr: o.7
Kedalaman saluran (m) d3: 1.5 ,NST'TU T PERTAN IAN BOGOR
Jarak ma di saluran dari perm.tanah (m) dl+h: 1.2

Lebar saluran (m) b: 1

talud 0

kedalaman air di saluran (m) d2: 0.3

Perimeter basah parit drainase (m) U: 1.6

Modulus drainage (m/hari) q: 0.050


Konduktivitas hidrol ik (m/hari) K: 4.O

Jarak dari level drain ke lapisan kedap (m) H: 5.0 l,

Nomograf Hooghoudt: Gambar 3.4/3.5


;
H/h 10.0 t

h/u : 0.3 {

Wq: 80.0
Dari nomograf didapat Uh: 70.o

Jarak spasing (m) L- 35.0

eesgcr

IATAN BELAI(AT{G
Pada tahun 1986, Fakultas Teknologi Pertanian lpB
menerima bantuan hibah dari Pemerintah Jepang melalui Japan
lnternational Cooperation Agency (JICA) untuk membangun fasilitas
pendidikan. Bantuan tersebut kemudian dilanjutkan dengan proyek
Kerjasama Teknik selama lima tahun (19S8-1993) antara Direktorat
'Iinggi (DlKTl) dan
Jenderal Pendidikan JICA dengan narqa rhe Aca-
demic Developnient a{ Craduate Program at the Faculty of Agri-

160 Teknik Drainase Bawah Permukaan


T
cu ltu ral Engi neeri ng
and T ech nology (AD AEn P roiect-lT A-9(a)- 1 3 2,
ffiBEIAIAIIT
yang bertuiuan meningkatkan kemampuan akademik dari Program
Kegiatan CREATA ditujukan untuk turut berkontribusi dalam
Pascasarjana di bidang Keteknikan Pertanian. Untuk melaniutkan
pembangunan nasional, melalui kegiatan penelitian, training,
berbagai program yang telah dirintis melalui kegiatan Proyek ADAET
seminar, dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kompetensi
tersebut, maka pada tahun 1994 didirikanlah CREATA sebagai salah
clan mandatnya, antara lain adalah:
satu pusat penelitian di bawah Lembaga Penelitian dan Pemberdaya-
an Masyarakat - lPB. Pada tahun 1996 CREATA menerima hibah 1. Penelitian kajian sumber-sumber bio-energi dan pengembangan
dari Proyek URCE (University Research for Craduate Education), teknologi energi terbarukan, infrastruktur pertanian, pe-nge-
DlKTl, untuk peningkatan kompetensi para dosen dalam kemampu- lolaan air', teknologi pascapanen hasil pertanian dan serat, dan
an yang berkaitan dengan pengaiaran dan penelitian pada tingkat lain-lain.
pascasarjana di Program Studi llmu Keteknikan Pertanian. 2. Pelatihan dan magang, baik tingkat nasional, regional mau-pun
internasional. CREATA selama 6 tahun menyelengarakan trai-
UlSlr ning bagi '13 negara Afrika untuk bidang Teknik Pertanian dan
Menjadi pusat terkemuka dalam pengembangan dan pene- bagi negara CLMV untuk bidang Teknologi Energi Terbarukan.
rapan ilmu teknik untuk menciptakan teknologi tepat guna bagi 3. Pemberdayaan masyarakat melalui introduksi teknologi yang
pembangunan pertanian tropika berkelanjutan, baik di tingkat on- dikembangkan CREATA, seperti alat pengering surya, alat
farm, maupun off-farm. pendingin nokturnal, dan lain-lain.
4. Seminar-seminar yang berkaitan dengan isu yang urgen.
lllSl: Dalam melaksanakan kegiatannya CREATA bermitra dengan berbagai
Mengembangkan teknologi tepat guna untuk menciptakan pihal<: Pemerintah (Pusat dan Daerah), Swasta/lndustri, LSM,
sistem produksi optimum berbasis ilmu teknik, sesuai dengan kondisi Lembaga Penelitian, dan Lembaga-lembaga lnternasional seperti
pertanian pedesaan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan JICA, JACEF, NAM Center, ISESCO, dan lain-lain.
membantu pembangunan industri pertanian yang berkelanjutan
melalui aktifitas penelitian dasar dan terapan. cQS16)

TIIA]IDATI
1. Pengembangan infrastruktur pertanian dan pedesaan,
2. Pengembangan sistem produksi optimum,
3. Pengembangan teknologi inovatif dan
4. Pengembangan sistem informasi mekanisasi pertanian.

162 Teknik Drainase Bawah Permukaan Profil Singkat Creata - LPPM lnstitut Pertanian Bogor 163
il

TENTANG PENIJLIS

Dedi Kusnadi Kalsim, lahir pada tanggal 16 April


1950 di Tanjungsari, Kab. Sumedang. pendidikan
Sekolah Rakyar dan SMp Negeri di Tanjungsari,
SMA Negeri di Carut. penulis meneruskan
pendidikan di Institut pertanian Bogor (lpB), Dsp.
Mekanisasi Pertanian, Jur. Teknik Tanah dan Air.
Mendapatkan gelar Insinyur pada tahun 1975,
menjadi staf pengajar di lpB sejak tahun itu.
l-ahun 1978-198o menyelesaikan studi di Asian rnstitute of
Technology (AlT), Bangkok (Thailand), Division of Water Resources
Engineering;. bidang" studi lrrigation Engineering, mendapat gelar
Master of Enginc,ering (M.Eng)" Kemudian tahun lgBT_1gBB
rnenyelesaikan post graduate study di lnternational Institute
for
Hydraulic ancl Environmental Engineering (lHE), Delft, Belanda,
International Course in Hydraulic Engineering, bidang studi
Land and
water Dervelo6:ment. Mendapat gerar Diproma in Hydrauric
Engineering (Dip.HE, w,ith distinction). Tahun 1995 selama
empat
bulan studi di Hokkaicio LJniversity, Jepang, sebagai invitecr
t
researcher JICA dalam bidang Fengembangan Lahan Cambut di
Hokkaido.

Mata kuliah dan Praktikum yang diasuh di Dep. Teknik Pertanian,


Fak. Teknologi Pertanian IPB adalah Hubungan Tanah-Air dan
Tanaman, Hidrologi Teknik, Teknik lrigasi dan Drainase, Rancangan
lrigasi Gravitasi dan Drainase. Dua buah buku yang diterbitkan oleh
Craha llmu, yakni Fisika Lengas Tanah, dan Teknik lrigasi Bawah
Permukaan.

Pengalaman profesional penulis di bidang penelitian dan proyek


Fengembangan Lahan dan Air di berbagai daerah di lndonesia,
dituangkan dalam beberapa tulisan antara lain: Model Sistem Penge-
lolaan Air untuk Pengembangan [,ahan Cambut Berwawasan Ling-
kungan, Konservasi Tanah dan Air Terpadu (KTAT) pada Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai di Wilayah Sungai Seputih-Sekampung (Lam-
pung), Program Terpadu lmplementasi Budidaya Padi SRI (System of
Rfce /ntensification) di Daerah lrigasi dalam Usaha Peningkatan
Ketahanan Pangan Nasional, Rancangan Partisipatif Perbaikan Sistem
Tata Air Mikro di Lamunti (Kalteng).

gclScue

166 Teknik Drainase Bowah Permukaan

Anda mungkin juga menyukai